TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER STUDI KASUS P

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER
STUDI KASUS PENGARUH MEDIA MASSA TERHADAP
AUDIENS
“ORANG TUA DI RUSIA PROTES TAYANGAN DEATH NOTE”

Disusun Oleh :
Sarah Novita Diah (2016041078)
FAKULTAS HUMANIORA DAN BISNIS
PRODI ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

BAB I

PENDAHULUAN
Selain tayangan sinetron yang menyebabkan kematian beberapa anak di Indonesia,
ternyata kejadian serupa juga terjadi di beberapa wilayah di dunia. Salah satu nya adalah
kematian anak di Rusia yg diduga di sebabkan oleh tayangan anime asal jepang yang berjudul
Death Note. Menurut situs japan today, serial dengan tokoh utama mahasiswa bernama Light
Yamagi ini telah menginspirasi bunuh diri remaja putri Rusia berusia 15 tahun. Pada 20
Februari 2013, seorang diri memutuskan bunuh diri dengan meloncat dari lantai 13 apartemen
nya. Sebuah catatan ditemukan di kamar pribadinya. Isinya "Aku tidak bisa hidup lagi." Masih

dalam kamar tersebut, ditemukan pula empat serial komik Death Note. Selain dalam bentuk
komik ternyata Death Note juga terdapat dalam bentuk tayangan serial di beberapa situs dan
stasiun TV, anak-anak bebas menonton tayangan tersebut di saluran televisi kabel.
Belum selesai polisi mengusut kasus kematian gadis tersebut dan hubungannya dengan
serial anime tersebut, para orang tua di daerah setempat memulai kampanye pelarangan komik
dan anime ini. Bahkan para orang tua mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Rusia
Vladimir Putin.
Kasus serupa juga terjadi di beberapa negara lainnya. Di belgia kelompok yang terjaring
kasus pembunuhan memberikan notes kepada korbannya sebelum melakukan pembunuhan
serupa seperti yang di tayangkan di anime dan komik. Di China dan Amerika beberapa
mahasiswa memberikan note kematian kepada teman-teman yang mereka tidak sukai seperti
tayangan yang ada di anime. Walaupun niat mereka hanyalah untuk menjahili temannya, tetapi
beberapa temannya merasa ketakutan dan sedikit mengalami gangguan stress.
Jika dipikirkan bagaimana bisa seorang anak berusia 15 tahun memiliki pemikiran untuk
mengakhiri hidupnya dengan terjun dari lantai apartement 13 lantai. Selain itu sang anak
bahkan sempat meninggalkan note kematian serupa dengan adegan yang berada di anime dan
komik Death Note. Ada kemungkinan besar anak tersebut memang meniru adegan yang berada
di anime dan komik tersebut. Dalam komik dan anime Death Note tersebut memang berunsur
kekearasan dan pembunuhan. Anime dan komik tersebut menceritakan seseorang yang dapat
membunuh orang lain hanya dengan menuliskan nama dan cara kematian orang yang ia tidak

sukai tersebut. Cerita Death Note sendiri berhubungan dengan bagaimana seseorang
berhubungan dengan dewa kematian, dan bagaimana seseorang membuat cerita kematian
orang lain. Namun enatah apa penyebab lain yang menyebabkan sang anak memilih untuk
mengakhri hidupnya.

Informasi mengenai apapun di jaman sekarang ini memang sulit untuk di pilah dan
dipilih kuantitasnya. Di negara rusia sendiri sebetulnya tidak menanyangkan secara langsung
anime Death Note di saluran televisinya. Hanya saja rupanya sang anak bisa mengakses
informasi tentang tayangan anime tersebut melalui siaran tv kabel yang mencakup ke banyak
stasiun TV. Anak-anak yang sedang berada di tahap menuju keremajaan memang harus sangat
kritis dalam menerima informasi. Seharunya pula orang tua dapat memberikan pengaraha
terhadap tayangan-tayangan yang dapat berpengaruh terhadap psikologis anak.
Selain itu bagaimana cara pihak pendidik dan orang tua memberikan informasi kepada
anak-anak mereka mengenai cara penyelesaian masalah mereka dengan cara yang baik.
Dalam kasus-kasus yang terjadi seperti dalam adegan anima dan komik Death Note itu, ada
kemungkinan anak-anak tersebut memiliki masalah di dalam kehidupan sosial mereka. Hanya
saja mereka tidak mengetahui bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah tersebut. Saat
mereka menonton tayangan anime tersebut, kemungkinan besar mereka mengikuti bagaimana
cara si tokoh utama dalam meyelesaikan setiap masalah di dalam cerita tersebut. anak-anak
mudah sekali terinspirasi dan terprofokasi akan suatu hal yang kurang mereka ketahui tentang

baik atau bukurknya hal tersebut. karena kesukaan mereka terhadap anima atau tayangan
tersebut membuat mereka terinspirasi untuk melakukan hal serupa seperti yang terdapat dalam
tayangan tersebut.
Hal-hal seperti ini lah yang perlu di waspadai, ketika informasi dari media massa yang
bak banjir bandang sungai yang tak henti-henti nya mengalir. Selain infromasi di media massa
yang mengalir tanpa henti, untuk ukuran orang dewasa pun belum tentu sepenuhnya mampu
menyaring informasi yang di dapat dari media massa. Bayangkan saja jika informasi tersebut di
dapatkan oleh anak-anak yang masih dibawah umur dan masih kurang pemahaman tentang
pemilihan informasi yang baik dan benar. ketika informasi tersebut sampai kepada anak-anak
dan menjadi hal kesukaan mereka, sebagai orang tua dan orang dewasa memiliki peran
sebagai pengarah tentang informasi tersebut. Peran orang tua dalam mengetahui
permasalahan apa saja yang anak nya hadapi juga sangatlah penting.
Sangat di sayangkan pula, bahwa kejadian serupa seperti yang terjadi di Rusia juga
terjadi di beberapa negara di dunia. Bahkan anime ini menginspirasi pelaku pembunuhan dalam
menjalankan aksinya untuk membunuh korbannya. Jika dilihat, tidak sepenuhnya isi konten dari
tayangan anime tersebut berisikan hal-hal negatif. Jika audiens dapat memilah informasi yang
di dapat dari anime tersebut dengan baik, maka hal-hal yang tidak diinginkan tidak akan terjadi.
Sebagai penerima informasi melalui media apapun kita perlu bersikap kritis menanggapi segala
informasi yang kita dapat, agar mendapatkan sisi positif dari informasi yang kita dapatkan.


BAB II
PEMBAHASAN
Kasus kematian akibat media massa yang telah kita bahas di pendahulun tadi berkaitan
dengan beberapa teori dalam komunikasi massa. Teori Uses and Gratification yang di
kemukakan oleh Elihu Katz mengatakan beberapa point. Pertama, khalayak aktif menggunakan
media untuk memenuhi kebutuhannya. Jika dikaitkan dengan kasus yang sedang kita bahas
saat ini, menjelaskan bagaimana sang anak menjadi pengguna aktif media massa tersebut.
sang anak aktif menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhannya demi memecahkan
masalahnya. Terlihat dari bagaimana selain bagaimana ia melihat tayangan anime ia juga
membeli beberapa komik mengenai tayangan yang sama. Keinginannya untuk memenuhi
kebutuhannya akan informasi mengenai tayangan tersebut selain dengan menonton tayangan
tersebut ia juga membeli seri lain dari acara tersebut berupa komik.
Kedua, khalayak menggunakan media-media tertentu dan memberikan kepuasan
baginya. Kaitannya dalam kasus yang sedang kita bahas. Sesaat setelah korban melakukan
aksi bunuh diri di lokasi kejadian polisi menemukan catatan bertuliskan “Aku tidak bisa hidup
lagi” dan beberapa seri komik Death Note. Hal ini merujuk kepada kepuasan yang sang anak
dapat untuk menyelesaikan masalahnya dengan cara mengakhiri hidupnya. Kemungkinan
besar sang anak memang mengikuti beberapa adegan yang serupa dengan adegan-adegan di
dalam cerita Death Note. Ketiga, media massa memberikan efek afektif pada khalayak. Dalam
kasus kematian anak dalam kasus yang kita bahas saat ini, kemungkinan besar adalaah

tayangan tersebut memberikan dampak afektif yang sangat besar terhadap si anak. Emosi yang
terpendam akibat masalah yang menimpanya, di tambah dengan dukungan emosi dari
tayangan tersebut menimbulkan dampak afektif yang besar terhadap sang anak. Biasanya yang
terjadi di awal adalah efek kognitif dan afektif yang tercemar menyebabkan terjadinya dampak
Behavioral/konatif.
Jika dilihat ada beberapa bagian dari effek media massa yaitu Kognitif, Afektif,
Behavioral/Konatif. Efek kognitif yaitu adalah efek perubahan pada apa yang diketahui,
dipahami, atau dipersepsi khalayak. Berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan,
kepercayaan atau informasi. Dalam kasus ini adalah dimana ia mendapatkan informasi
berbagai cara teragis kematian yang dapat terjadi, bagaimana cara menjebak orang lain,
bagaimana cara membunuh orang lain dan bagaimana cara melepaskan rasa sakit dalam diri
dengan cara bunuh diri. Hal ini juga mengubah kognitif anak dalam berfikir mengenai

kepercayaan akan arti bunuh diri dan kematian. Didalam Death Note sendiri memang terusmenerus menjelaskan tentang kematian, kehidupan setelah kematian, dan bunuh diri.
Informasi-informasi seperti ini yang di dapat oleh anak tersebutlah yang membuat sang anak
memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari apartemen13 lantai.
Jika dipikir secara logika untuk ukuran pemikiran anak berumur 15 tahun mungkin
mendukung untuk informasi mengenai bunuh diri, hanya saja untuk memutuskan melompat dari
ketinggian 13 lantai sangatlah aneh rasanya jika ia tidak mendapatkan informasi dari media lain.
Setelah ia mendapatkan informasi dari media yang menyebabkan efek kognitifnya, maka selain

efek kognitif tersebut sangat memungkinkan jika sang anak menerima efek afektif dari media
tersebut.
Efek afektif adalah perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci
khalayak; berhubungan dengan emosi, sikap, atau nilai. Dalam tayangan anime Death Note,
beberapa adegannya terdapat orang-orang yang depresi sebelum kematiannya dan beberapa
orang yang sters akibat terror pembunuhan. Perasaan dalam tayangan ini bisa saja berdampak
kepada sang anak, memicu perasaan sang anak. Kemungkinan besar selama sang anak
menonton tayangan dan membaca komik-komik tersebut ada perubahan terhadap sikapnya
dalam kehidupan sehati-hari. jika orang tua si anak peka terhadap perubahan emosi dan sikap
si anak, ada kemungkinan untuk mencegah terjadinya efek berkelanjutan yang lebih
membahayakan. Tetapi dalam kasus ini sang anak sampai kepada tahap meregang nyawa atau
meninggal dunia. Itu artinya ada efek kognitif dan afektif yang sudah terjadi, yang akhirnya
membawa kepada efek yang sampai kepada tahap Behavioral.
Efek Bihavioral/konatif itu sendiri adalah merujuk pada perilaku nyata yang dapat
diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku. Jika sang anak
sampai kepada tahap ini maka seharusnya orang tua dapat menyadari perubahan pola
tindakan, kegiatan atau kebiasaan sang anak. Tayangan yang anak tonton adalah tayangan
yang berbau kekerasan, intimidasi, dan pembunuhan, sangat memungkinkan merubah sikap
sang anak dalam kehidupan sehari-harinya. Tapi bagaimana peran orang tua dalam
memperhatikan dan mengasuh anaknyapun sangat di pertanyakan. Karena kejadian seperti ini

sampai merenggut nyawa sang anak. Di beberapa kasus lainnya seperti Amerika tidak sampai
merujuk kepada kematian. Hanya saja efek Behavioralnya pun sangat terlihat dari pola tindakan
sang anak yang meneror beberapa teman-temannya. Untungnya hal tersebut bisa cepat di atasi
tanpa adanya korban jiwa.

Efek kehadiran media massa sangatlah dapat dirasakan oleh banyak orang di kalangan
apapun. Dalam kasus yang sedang kita bahas ada kemungkinan besar bahwa tayangan yang
di tonton sang anak memberikan penyaluran atau penghilang perasaan tertentu untuk si anak,
walaupun akhirnya berdampak sangat buruk. Ada beberapa tahapan efek adegan kekerasan
dalam tayangan di televisi maupun di media lainnya. Pertama, penonton mempelajari metode
agresi setelah melihat contoh. Tentu saja dalam kaitannya dengan kasus, sang anak pasti
mempelajari metode bunuh diri tersebut. sangat kecil kemungkinan anak tersebut tidak
mendapatkan informasi dari manapun.
Kedua, kemampuan penonton untuk mengendalikan dirinya berkurang. Dalam kasus ini
mungkin saja efek afektif lah yang menyebabkan sang anak tidak dapat mengendalikan dirinya
dalam menghadapi emosi yang meluap-luap. Kontrol sang anak terhadap dirinya semakin
menurun dan membuat sang anak susah untuk berfikir secara logis mengenai suatu hal. Ketiga,
mereka tidak lagi tersentuh oleh orang yang menjadi korban (kehilangan sensitivitas). Selain
kehilangan sensitivitas terhadap orang lain, bahkan audiens bisa saja kehilangan sensitivitas
terhadap dirinya sendiri. Seseorang yang melakukan aksi bunuh diri tentu sudah tidak

memikirkan apa yang ia rasakan ketika ia melakukan aksi bunuh diri dan apa dampaknya. Hal
itu merupakan bukti bahwa ia tidak tersentuh lagi oleh sensitivitas terhadap dirinya sendiri.
Efek dari media massa sangatkal besar, mau bagi banyak orang ataupun pribadi. Dari berbagai
teori-teori yang telah di sebutkan tadi, semuanya memiliki berbagai kesamaan. Kesamaan
dalam teori-teori tersebut adalah bahwa media massa memberikan efek terhadap diri kita
sepenuhnya melalui Kognitif, Afektif, dan Behavioral. Selain itu ada pula efek media massa
menurut McQuail :


Bila terjadi efek media, maka efek tersebut bisa merupakan peneguhan dari sikap dan
pendapat yang ada



Makin besar monopoli komunikasi massa, makin besar kemungkinan adanya perubahan
pendapat



Persoalan yang dianggap penting oleh khalayak akan mempengaruhi kemungkinan

adanya pengaruh media massa



Pemilihan dan penafsiran isi media oleh khalayak dipengaruhi pendapat atau
kepentingan tertentu



Hubungan interpersonal pada khalayak mengantarai arus isi komunikasi, membatasi
dan menentukan efek yang terjadi

Beberapa teori juga menjelaskan mengenai efek media massa terhadap khalayak umum.
Seperti teori Agenda setting oleh Maxwell E. McComb&Donald L. Shaw. Yaitu :


Media massa mempengaruhi persepsi khalayak mengenai berbagai hal yang dianggap
penting




Bila media massa selalu memuat nama seseorang/ sebuah peristiwa tertentu maka
orang atau peristiwa tersebut akan dianggap penting oleh audiens/khalayak



Media massa memberikan efek kognitif pada khalayak/audiens

BAB III
PENUTUPAN
Setelah menjelaskan dan mengaitkan kasus yang kita bahas ini kita dapat
menyimpulkan bahwa media massa saat ini berperan begitu besar terhadap kehidupan kita
sehari-hari. Di jaman yang modern seperti sangat sulit untuk memilah-milah informasi,
walaupun sulit kita harus dapat melakukannya untuk kebaikan kita dan orang lain pula. Jika kita
mengetahui banyak tentang informasi mengenai efek media massa dan kenapa kita harus
menghindarinya, mungkin kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari.\
Poin-poin dari hasil diskusi mengenai kasus ini dapatlah kita ambil sebagai informasi
bagi kita dalam menerima informasi di media massa. Kita sangat perlu untuk memilih-milih
informasi yang baik dan apa dampaknya dalam kehidupan kita. Dari teori-teori yang telah di
bahas kita dapat melihat bagaimana media massa mempengaruhi aspek kognitif, afektif, dan

behavioral kita. Jika informasi itu baik mungkin akan membantu kognitif kita dalam kehidupan
sehari-hari,namun akan berbeda jika informasi tersebut buruk maka jangan sampai
mempengaruhi kognitif kita. Informasi juga dapat mempengaruhi perasaan kita atau berefek
afektif pada diri kita. Dalam menerima informasi alangkah baiknya tidak menggunakan faktor
afektif atau perasaan dan emosi. Cukup dengan mengolah informasi melalui kognitif kita,
karena jika melibatkan afektif kita atau perasaan dan emosi kita cendrung akan memperumit
informasi yang kita dapar.
Memang setelah kita menerima informasi dan mempengaruhi kognitif kita sangat
mungkin pula akan mempengaruhi afektif kita. Maka dari itu, sebelumnya kita harus memilah
terlebih dahulu informasi yang mungkin akan mempengaruhi kognitif kita. Untuk menuju sampai
ketahap efek Bihavioral biasanya akan melalui tahap efek kognitif dan afektif terlebuh dahulu
hingga menuju ke Behavioral. Jika informasi yang kita dapat adalah informasi yang positif
sangatlah baik jika bisa sampai mencapai ke efek Behavioral. Namun, akan sangat berbahaya
jika informasi yang kita dapat adalah informasi yang bersifat negatif. jika sampai ke tahap
Behavioral akan membutuhkan upaya yang cukup sulit untuk menanggulangi kemungkinankemungkinan buruk. Tetapi alangkah lebih baik jika terus berusaha untuk menjauhkan informasi
yang buruk tersebut.
Tetapi kita juga tidak perlu terlalu berpersepsi negatif terhadap media massa. Pasalnya
media massa tidak selalu membawa dampak buruk. Media massa juga membawa dampak
yang baik bagi kehidupan banyak orang dan juga banya memberikan informasi yang bermutu.

BAB IV
LAMPIRAN
Orang Tua di Rusia Protes 'Death Note'
Selasa, 30 April 2013 | 04:01 WIB

Komik "Death Note". Japantimes.co.jp
TEMPO.CO, Tokyo-Anime, film dan segala bentuk cetakan serial "Death Note" mendapatkan
protes dari sejumlah orang tua di kawasan Ural, Rusia. "Death Note" adalah manga karya
Tsugumi Ohba dan seniman Takeshi Obata yang berkisah tentang daftar kematian seseorang
yang dituangkan dalam sebuah catatan ajain.
Menurut situs japantoday, serial dengan tokoh utama mahasiswa bernama Light Yamagi ini
telah menginspirasi bunuh diri remaja putri Rusia berusia 15 tahun. Pada 20 Februari 2013,
seorang dara memutuskan bunuh diri dengan meloncat dari lantai 13 apartemennya.
Sebuah catatan ditemukan di kamar pribadinya. Isinya "Aku tidak bisa hidup lagi." Masih dalam
kamar tersebut, ditemukan pula empat serial komik Death Note yang mengisahkan buku ajaib
Yamagi yang memiliki kekuatan untuk membunuh orang hanya dengan menuliskan nama
korban di buku tersebut.
Polisi masih mengusut dugaan hubungan kisah Death Note dangan kematian gadis yang
berasal dari Yekaterinburg, Rusia. Meski penyelidikan belum tuntas, para orang tua di daerah
setempat memulai kampanye pelarangan komik ini.
Mereka menyatakan bahwa isi komik bisa mempengaruhi pikiran anak dan menimbulkan
keinginan bunuh diri di dalam otak anak-anak. Untuk melarang total, para orang tua ini
mengirimkan surat terbuka ke Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kasus pengaruh "Death Note" ini bukanlah kali pertama. Sebelumnya di Belgia, sebuah
kelompok yang terlibat dalam tiga pembunuhan meninggalkan sebuah catatan yang terinspirasi
dari manga ini. Di Amerika, komik ini juga mempengaruhi sejumlah siswa untuk membuat daftar
teman-teman yang ingin mereka ganggu. Tren yang mirip juga terjadi di Cina, yang membuat
serial ini dilarang di sejumlah negara.

DAFTAR PUSTAKA


https://m.tempo.co/read/news/2013/04/30/117476723/orang-tua-di-rusia-protesdeath-note



http://ocw.upj.ac.id/homes/mk/10/414/ilmu-komunikasi/komunikasi-dan-perilakumanusia.html

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MIKROKONTROLER ATMEGA 8535 STUDI KASUS PENGONTROL SUHU ALIRAN AIR DALAM PIPA DENGAN METODE KONTROL FUZZY LOGIK

28 240 1

STUDI ANALISA PERHITUNGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA GEDUNG KULIAH STIKES SURYA MITRA HUSADA KEDIRI JAWA TIMUR

24 197 1

PENGARUH PERUBAHAN PERUNTUKAN LAHAN TERHADAP KINERJA SALURAN DRAINASE DI SUB DASAMPRONG (STUDY KASUS DI KECAMATAN KEDUNG KANDANG)

7 130 1

STUDI KANDUNGAN BORAKS DALAM BAKSO DAGING SAPI DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BANGIL – PASURUAN

15 183 17

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

STUDI PENGGUNAAN ANTITOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TOKSOPLASMOSIS SEREBRAL (Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

13 158 25

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20