Evolusi Studi Perkembangan Manusia doc

1

Evolusi Studi Perkembangan Manusia

OLEH : jamri dafrizal,S.Ag.S.S,M.Hum
(PENCINTA PSIKOLOGI BELAJARA DAN PERKEMBANGAN )

Semenjak dalam kandungan, manusia mulai menjalani proses perkembangan.
Disiplin ilmu perkembangan manusia adalah studi ilmiah tentang proses tersebut.
Para pakar studi perkembangan tertarik melihat perubahan yang terjadi
sepanjang hidup manusia dan juga memahami karakteristik yang eenderung
stabil.
Studi formal perkembangan manusia adalah bidang baru riset ilmiah.
Sejak awal abad sembilan belas ketika ltard mempelajari Vietor, usaha untuk
memahami perkembangan anak meningkat seeara bertahap hingga meneakup
seluruh rentang kehidupan.
Pendekatan Awal
Perintis awal studi ilmiah perkembangan manusia adalah baby biographies, sebuah
jurnal yang meneatat perkembangan awal anak. Salah satu edisi pertamanya
yang dipublikasikan pada 1787 di Jerman, memuat observasi Dietrieh Tiedmann
(1897/1787) terhadap perilaku sensorik, motorik, bahasa, dan kognitif pada 2 1/2

tahun pertama. Keeenderungan spekulatif yang tipikal pada pengamatan seperti
itu salah satunya dilakukan oleh Tiedman. Setelah memerhatikan bahwa ternyata
si bayi lebih tertarik untuk memasukkan kain basah yang diletakkan di sekitar
sesuatu yang manis ketimbang jari pengasuhnya ke dalam mulut, ia membuat
kesimpulan yang keliru, yakni tindakan tersebut dianggap sebagai "tidak
instingtif, tetapi dipelajari" (Murehison dan Langer, 1927, him. 206).
Adalah Charles Darwin, pencetus teori evolusi, yang pertama kali melihat bahwa
prilaku bayi adalah sebuah proses perkembangan. Pada 1877, Darwin
memublikasikan catatannya rentang perkembangan sensoris, kognitif, dan emosi
anaknya Doddy di dua belas bulan pertama kehidupannya. ]urnal Darwin membuat
"baby biographies"mendapat pengakuan ilrniah: tereatat lebih dari tiga puluh jurnal
diterbitkan selama tiga dekade setelah itu (Dennis, 1936).
Pada akhir abad kesembilan belas, terdapat beberapa tren di dunia barat yang membuka
jalan bagi studi perkembangan manusia seeara ilmiah. Para pakar telah membuka misteri
kehamilan dan (sebagaimana dalam kasus anak dari Aveyron) relativitas pentingnya
peran "faktor keturunan" dan "Iingkungan" (karakter bawaan dan pengaruh pengalaman).
Penemuan kuman dan imunisasi memungkinkan semakin banyak bayi yang bertahan
hidup. Hukum yang melindungi anak-anak dari waktu kerja yang terlalu lama
rnemungkinkan mereka untuk menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah. Orang tua
dan pendidikan juga menjadi lebih manaruh perhatian terhadap pengenalan dan

pemenuhan kebutuhan perkembangan anak. Eabang ilmu psikologi yang baru ini juga
mengajarkan bahwa seseorang dapal mengilhmai dirinya sendiri dengan mempelajari apa
yang memengaruhi mereka ketika keeil. Akan tetapi, disiplin baru ini tetap saja harus
berjuang keras. Eontohnya saja, masa remaja tidak dianggap sebagai periode
perkelllbangan tersendiri hingga awal abad dua puluh, yaitu ketika G. Stanley
Hall~seorang perintis studi ten tang anak~memublikasikan sebuah huku populer
(walaupun tidak ilmiah) berjudul Adoleseenee (1904/ 1916).
Hall juga merupakan salah seorang psikolog yang tertarik kepada studi lentang masa
lanjut usia (lansia). Pada 1922, di usianya yang ke-78, ia menerbitkan Seneseenee: The

2
Last Half of Life. Enam tahun kemudian, Universitas Stanford untuk pertama kali membuka
sebuah unit riset ilmiah ulama yang diperuntukkan bagi studi lansia. Walaupun demikian,
studi lersehul baru "mekar" pad a generasi setelahnya. Sejak akhir 1930, sejumlah studi
jangka panjang seperti yang dilakukan oleh K. Warner Sehaie, George Vaillal1t, Daniel
Levinson, dan Ravenna Helson menekankan pada perkembangan intelektual dan
kepribadian pada masa dewasa dan dewasa akhir.
Mempelajari Rentang Kehidupan
Sekarang
sebagian besar pakar perkembangan menyadari bahwa perkembangan

berlangsung seumur hidup. Konsep proses perkembangan seumur hidup yang dapat
dipelajari seeara ilmiah inilah yang dinamakan perkembangan selama rentang kehidupan
(life-span development). Studi rentang kehidupan di Amerika Serikat tumbuh dari
penelitian yang diraneang untuk memantau perkembangan manusia mulai dari : anakanak hingga masa dewasa. Stanford Studies of Gifted Ehildren (dimulai pada 1921 di
bawah arahan Lewis M. Terman) melaeak pertumbuhan orang-orang (yang sekarang
sudah memasuki usia lanjut) yang diidentitikasikan memiliki keeerdasan yang tidak biasa
di masa kanak-kanak. Penelitian besar lainnya dirnulai pada 1930-The Fels Researeh
Institute Study, The Barkeley Growth and Guidanee Studies, dan The Oakland
(Adoleseent) Growth Studies-telah memberikan banyak informasi kepada kita
tentang perkembangan manusia dalam jangka waktu yang panjang.
Karena manusia adalah makhluk yang kompleks, maka studi ten tang rentang
kehidupan merupakan studi interdisipliner, bersumber dari banyak disiplin atau area
keilmuan lain. Termasuk di dalamnya: psikologi, psikiatri, sosiologi, antropologi,
biologi, genetik (studi tentang karakter warisan), ilmu keluarga (studi tentang
proses keluarga), pendidikan, sejarah, filsafat, dan medis. Tulisan ini melaporkan
hasil riset masing-masing disiplin keilmuan tersebut, baik yang lama maupun
yang baru.
IImu Perkembangan Manusia Saat ini: Sebuah Pengantar
Ketika bidang perkembangan manusia menjadi sebuah disiplin ilmiah maka
tujuannya pun berkembang meneakup deskripsi, penjelasan, prediksi, dan modifikasi

perilaku. Keempat tujuan ini bekerja beriringan sebagaimana yang dapat kita lihat
pada perkembangan bahasa. Misalnya, untuk mendeskripsikan kapan anak normal
mengueapkan kata pertama mereka dan seberapa banyak kosakata yang mereka
kuasai pada umur tertentu, para pakar perkembangan manusia mengobservasi
sejumlah kelompok anak-anak dan menetapkan norma, atau standar perilaku
mereka untuk berbagai umur. Kemudian, mereka meneoba menjelaskan apa yang
menyebabkan at au memengaruhi perilaku yang diobservasi tersebutmisalnya,
bagaimana anak-anak menerima dan belajar menggunakan bahasa, dan
mengapa anak-anak seperti Vietor (yang kehilangan kesempatan untuk mengenal
bahasa di awal kehidupannya) tidak bisa belajar untuk berbieara. Pengetahuan
akan hal tersebut membuat mereka dapat memprediksi perilaku di masa
mendatang dari kemampuan berbahasa di umur tertentu. contohnya, anak-anak
dengan keterlambatan perkembangan bahasa akan merasa sulit untuk berbicara.
Akhirnya, pemahaman tentang bagaimana bahasa berkembang mungkin dapat
digunakan untuk memodifikasi perilaku,
Studi ilmiah perkembangan manusia merupakan usaha yang terus berkembang.
Pertanyaan yang dari jawabannya oleh para pakar perkembangan manusia,

3
metode yang digunakan, dan penjelasan yang mereka sampaikan berbeda

dengan pertanyaan, metode, dan penjelasan yang ada dua puluh lima tahun
yang lalu. Perubahan-perubahan ini mencerminkan kemajuan dalam
pemahaman, seiring dengan munculnya penelitian demi penelitian yang
didasarkan atau memberikan tantangan terhadap penelitian sebelumnya.
Perubahan terse but juga merefleksikan kemajuan teknologi dan perubahan
dalam sikap kultural.
Instrumen sensitif yang mengukur gerakan mata, tekanan darah, detakan jantung,
tegangan otot dan yang semisal mengungkapkan hubungan yang menarik antara fungsi
biologis, perhatian visual bayi, dan keeerdasan anak-anak. Kamera, video-eassete reeorder,
dan komputer memungkinkan para peneliti untuk memindai (to sean) ekspresi wajah bayi
untuk mendapatkan tanda awal dari emosi dan untuk menganalisis bagaimana ibu dan
anak berkomunikasi. Kemajuan dalam neuroseienee dan brain imaging (pemindaian otak)
pada saat ini memungkinkan kita memeeahkan misteri temperamen, menandai sumber
pemikiran logis, dan membandingkan otak yang menua seeara normal dan otak orang
yang terkena demensia.
Makin banyak temuan riset yang memiliki aplikasi langsung kepada pengasuhan anak,
pendidikan, kesehatan, dan kebijakan sosial. Eontohnya, mempelajari memori di masa
anak-anak membantu menentukan bobot yang dapat diberikan pada kesaksian anakanak di pengadilan. Pengidentifikasian faktor yang meningkatkan risiko perilaku antisosial
memberikan eara untuk meneegah hal tersebut terjadi. Pemahaman bagaimana anakanak berpikir tentang kematian memungkinkan para profesional membantu anak-anak
untuk menghadapi kesedihan. Pemahaman terhadap perkembangan usia dewasa juga

memiliki implikasi praktis. Pemahaman tersebut dapat membantu orang menghadapi
transisi kehidupan, misalnya seorang wanita yang kembali bekerja setelah
perkawinannya bubar, seseorang yang membuat perubahan karier atau akan
mengundurkan diri dari pekerjaannya, janda atau duda yang menghadapi kehilangan,
atau seseorang yang berhadapan dengan penyakit kronis.
Proses Perkembangan: Perubahan dan Kestabilan
Para pakar perkembangan tertarik kepada dua jenis perubahan perkembangan:
kuantitatlf dan kualitatif. Perubahan kuantitatif adalah perubahan dalam angka atau
jumlah, seperti tinggi, berat, kosakata, perilaku agresif, atau frekuensi komunikasi.
Perubahan kualitatif adalah perubahan dalam jenis, struktur, atau organisasi. Perubahan
tersebut ditandai oleh kemuneulan fenomena baru yang tidak mudah diantisipasi dari
keadaan fungsional yang ada lebih dahulu, seperti perubahan dari embrio ke bayi, atau
dari anak-anak yang tidak dapat berbieara kepada sosok yang mengerti kata-kata dan
dapat berkomunikasi seeara verbal.
Para pakar perkembangan juga menaruh perhatian pada stabilitas (yang mendasari
gejala), atau dalam hal ini, keajekan (eonstaney) kepribadian dan perilaku. Eontohnya, 1015% anak-anak seeara ajek memiliki sifat malu, dan 10-15% lainnya sangat berani.
Walaupun berbagai pengaruh dapat memodifikasi sifat ini, akan tetapi kedua sifat ini,
akan tetapi kedua sifat tersebut memiliki keeenderungan, sampai batas tertentu, untuk
menetap terutama dalam diri anak yang sangat pemalu atau sangat pemberani. Dimensi
kepribadian yang luas seperti ketaatan pada hati nurani dan keterbukaan terhadap hal

baru, tampaknya berproses menjadi stabil sebelum atau selama
usia dewasa awal
Karakteristik mana yang paling kuat bertahan? Karakteristik mana yang

4
eenderung berubah, dan mengapa? Kedua pertanyaan ini adalah pertanyaan
dasar yang dieoba untuk dijawab oleh studi perkembangan manusia. Kedua
pertanyaan tersebut yang akan terus kita ulang sepanjang buku ini.
Ranah Perkembangan
Stabilitas dan perubahan juga terjadi pada berbagai ranah, atau dimensi, diri. Para
pakar perkembangan seeara terpisah membiearakan perkembangan fisik,
perkembangan kognitiJ, dan perkembangan psikososial. Walaupun sebenarnya semua
domain ini saling terkait satu dengan yang lain. Sepanjang hidup, tiap
ranah/domain memengaruhi ranah lainnya dan memiliki nilai penting yang sarna.
Pertumbuhnan tubuh dan otak, kapasitas sensoris, keterampilan motorik, dan
kesehatan merupakan bagian dari perkembangan fisik dan dapat memengaruhi
domain perkembangan lainnya. Eontoh, seorang anak yang sering mengalami
infeksi telinga akan lebih lambat mengembangkan kemampuan berbahasanya
ketimbang anak yang sehar. Selama masa pubertas, perubahan fisik dan
hormonal yang dramatis akan memengaruhi pemahaman tentang diri (sense oj self).

Pada individu di masa dewasa akhir, perubahan fisik pada otak dapat mengarah
kepada kemllnduran intelektual dan kepribadian.
Perubahan dan stabilitas dalam kemampuan mental, perhatian, ingatan, bahasa,
pemikiran, logika, dan kreativitas membentllk perkembangan kognitif. Kemajuan
kognitif sangat berkaitan erat dengan pertumbllhan fisik dan emosional.
Kemampuan berbieara bergantung kepada perkembang an mulut dan otak.
Seorang anak yang memiliki kesulitan dalam mengekspresikan diri dengan kata
bisa jadi menimbulkan reaksi negatif dari yang lain, memengaruhi popularitas dan
harga dirinya.
Perubahan dan stabilitas dalam emosi, kepribadian, dan hubungan sosial akan
membentuk perkembangan psikososial, yang dapat lllemengaruhi fungsi kognitif
dan fisiko Keeemilsan menghadapi ujian misalnya, dapat berakibat pada
penurunan prestasi. Dukungan so sial dapat menolong seseorang untuk
menghadapi potensi erek negatif stres terhadap kesehatan fisik dan mental.
Sebagaimana yang akan kami laporkan para periset bahkan menemukan adanya
hubungan antara kepribadian dan umur. Sebaliknya, kapasitas kognitif dan fisik
memberikan kontribusi besar kepada kepereayaan diri, dapat memengaruhi
penerimaan sosial, dan pilihan pekerjaan.
Walaupun kita memilah-milah perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial, akan
tetapi seseorang lebih dari sekadar sekumpllian elemenelemen yang terpisah satu

dengan yang lain. Perkembangan adalah sebuah proses padu. Dan melalui teks
ini, kami akan berusaha menghubungkan tiga domain utama dalam
perkembangan.
Konsep pemilahan renlang kehidupan dalJm periode adalah sebuah konstruksi sosial:
sebuah ide y;:mg berkellaan dengan hakikal realilas yang diterima seeara luas oleh
masyarakat pada waktu tertentu, didasari oleh persepsi alau asumsi koleklif. Dalam
realilas, hari menjadi tahun tanpa aeb garis demarkasi keeuali yang dipaksakall oleh
rnanusia. Tidak lerdapal pula saat yang ditentukan seeara objektif berkenaan dengan
bpan seorang anak menjadi dewasa, atau seorang muda menjadi tua.
Konsep childhood (masa kanak-kanak) dapat dianggap sebagai konstruksi sosial.
Beberapa bukti kontroversial menyatakan bahwa pada awalnya dnak-anak diperlakukan

5
lebih sebagai seorang "dewasa keeil"(small adult) (Iries, 1962; Elkind, 1986; Polloek, 1983).
Bahkan saat ini, buruh anak-anak di beberapa negara berkern bang mengerjakan
pekerjaan yang sama bent dengan rentang waktu yang sama panjang dengan buruh
yang lebih tua dari mereka.
Sebagaimana yang telah kita ungkapkan, dalam masyarakat industri, konsep masa
remaja (adollescence) sebagai sebuah periode perkembangan adalah sesuatu yang baru
dalam masyarakat industrial, sepeni Indian Chippewa, hal semacam itu tidak ada:

seorang anak pada saat pubertas telah menjadi apa yang dapat kita katakan dewasa
dan tetap dalam status itu sampai ia menjadi kakek/nenek. Hal yang sama terdapat
masyarakat lain seperti Gusii dari Kenya yang tidak memiliki konsep usia setengah baya.
Dalam tulisan ini, kita mengikuti rangkaian delapan periode yang secara umum diterima
dalam masyarakat industrial di Barat. Setelah mendeskripsikan perubahan krusial yang
terjadi pada periode pertama yaitu sebelum lahir, kita akan melacak ketiga ranah
perkembangan mulai dari bayi, Todlerhood (batita - bawah tiga tahun), early ehildhood (masa
kanak-kanak awal), midle childhood (masa kJnak-kanak penengahan), adoleseenee (remaja),
young adulthood (dewasa awal), midle adulthood (mas a dewasa pertengahan), dan late adulthood (masa
dewasa akhir) Demi efisiensi ruang, kami menaruh perkembangan fisik dan kognitif tiap periode
setelah masa bayi dan batita (masa di mana perkembangan fisik dan kognitif sangat pesat)
Perbedaan individual terdapat dalam cara individu menangani karakteristik paristiwa dan isu dalam
setiap periode. Seorang batita mungkin dilatih untuk menggunakan toilet pada umur 18 bulan
sedangkan yang lainnya belum dilatih hingga umur 3 tahun. Seorang dewasa mungkin saja sangat
antusias mengantisipasi pensiun sedangkan yang lain sangat mengkhawatirkannya. Walaupun
demikian, para pakar perkembangan manusia menyatakan bahwa agar perkembangan normal dapat
terjadi, beberapa perkembangan dasar harus dicapai dan beberapa tugas perkembangan harus dikuasai
pada setiap peri ode.
Bayi misalnya tergantung kepada orang dewasa untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka terhadap
sandang, pangan, papan, kontak dengan manusia, dan juga afeksi. Mereka membentuk ikatan batin

dengan pengasuhnya yang juga membentuk hal yang sarna dengannya. Seiring perkembangan
kemampuan berbicara dan bergerak sendiri, batita (toddler) menjadi lebih mandiri; mereka butuh
menyatakan otonomi mereka, namun di sisi lain mereka juga butuh orang tua untuk memantau hasrat
hati mereka. Pada masa kanak-kanak awal (early childhood), anak-anak mengembangkan kontrol diri
lebih kuat dan ketertarikan yang lebih besar kepada anak lain. Kontrol terhadap perilaku secara
bertahap bergesar dari orang tua kepada si anak sendiri pada masa anak-anak pene ngahan(midle
childhood), saat nilai penting kelompok kawan sebaya menjadi lebih tinggi. Tugas utama seorang dewasa
adalah mencari identitas personal, seksual, maupun karier. Seiring dengan matangnya fisik seorang
dewasa, mereka terkadang akan berhadapan dengan konflik kepentingan dan emosi saat
mempersiapkan diri untuk memisahkan diri dari orang tua.
Perkembangan tugas usia dewasa awal mencakup membangun independensi gaya hid up, pekerjaan
dan-biasanya-keluarga. Selama mas a dewasa pertengahan, banyak orang yang berurusan dengan
masalah kemunduran kapabilitas fisiko Pada saat yang sarna, ban yak mereka yang berada di usia
dewasa pertengahan akan rnenemukan antusiasme dan tantangan dalam perubahan hidup-mendapatkan
karier baru dan anakanaknya yang makin dewasa-walaupun ada pula yang rnesti berhadapan dengan
kebutuhan untuk disayang sebagai orang tua. Pada mas a dewasa akhir, orang-orang akan berhadapan
dengan kehilangan kemampuankernarnpuan fisik, orang-orang yang mereka cintai, dan rnernpersiapkan
diri untuk rneninggal. Apabila pada saat itu mereka pensiun, maka mereka akan berhadapan dengan
kehilangan hubungan sosial berbasis pekerjaan, narnun mungkin akan mendapatkan peningkatan
kenikrnatan persahabatan, keluarga, dan pekerjaan sukarela serta kesempatan untuk mengeksplorasi
ketertarikan yang terabaikan sebelurnnya. Banyak orang tua menjadi lebih restropektif dan mulai

6
mencari makna hidup.
Hal-hal yang Memengaruhi Perkembangan
Para siswa studi perkembangan manusia memiliki minat terhadap proses universal perkembangan. Di
lain pihak mereka juga ingin mengetahui perbedaan individual baik dalam segi pengaruhnya terhadap
perkembangan maupun hasilnya. Orang-orang berbeda dalam jenis kclamin, tinggi, berat, dan bentuk
tubuh; dalam faktor inheren seperti keschatan dan energi; dalam tingkat kecerdasan, dalam karakter
personal dan rcaksi emosional. Konteks kehidupan dan gaya hidCreated by perpusup mereka juga
dibcdakan dalam: rumah, komunitas, dan masyarakat tempat mereka tinggal, hubungan dengan sesama
yang mereka miliki, jenis sekolah yang ll1crcka masuki (atau apakah mereka pernah sekolah atau
tidak), dan bagaimana mereka menghabiskan waktu senggang.
Mcngapa seseorang dapat berbeda dengan yang lain? ]awabannya adalah bucna perkembangan
merupakan sesuatu yang kompleks dan bcrbagai faktor yang memengaruhinya pun tidak dapat diukur
dengan akurat (atau bahkan disibak). Dengan kata lain, para pakar tidak dapat diberikan jawaban
lengkap terhadap pertanyaan tersebut. Walaupun dell1ikian, mercka telah belajar banyak tentang apa
yang dibutuhkan seseorang llntuk dapat berkembang secara normal. Bagaimana mereka hereaksi
terhadap berbagai pengaruh atas dan dalam diri mereka, serta bagaimana mereka dapat
mengembangkan potensi mereka dengan sempllrna.
Keturunan, lingkungan, dan Kematangan
Bcbcrapa pengaruh at as perkembangan berakar dari hereditas: kualitas gcnetik yang diwarisi dari
orang tua biologis saat pembuahan. Pengaruh lain banyak berasal dari lingkungan dalam dan luar:
dunia di luar diri yang dimulai dari dalam kandungan, dan pembelajaran yang didapat dari
pengalaman. Perbedaan individual akan semakin besar seiring dengan bcrrambahnya umur seseorang.
Banyak perubahan mendasar dalam mas a bayi dan anak-awal yang tampaknya berhubungan langsung
dengan kematangan tubuh dan otak, yaitu terbukanya tahapan alamiah perubahan fisik dan pol a
perilaku, termasuk di dalamnya kesiapan untuk menguasai sarli kcmampllan baru seperti berbicara dan
berjalan. Seiring tumbuhnya seorang anak menjadi remaja kemudian dewasa, perbedaan dalam
karakter bawaan dan pengalaman hidup akan berperan lebih besar.
Bahkan dalam proses-proses yang semua manusia akan mengalaminya, keragaman juga terjadi dalam
kecepatan dan saat bergulirnya perkemhangan. Melalui tulisan ini, kita akan membicarakan tonggaktonggak (milestone) perkembangan: usia rata-rata terjadinya sebuah peristiwa tertentu, seperti kata
pertama, langkah pertama, menstruasi atau "mimpi basah" pertama, perkembangan pemikiran logis,
dan menopause. Tapi semua usia tersebut hanya bersifat rata-rata. Hanya ketika penyimpangan dari nilai
ratarata tersebut sudah mencapai tingkat ekstrem saja, baru kita dapat menganggapnya sebagai
pengecualian dalam pertumbuhan, baik yang bersifat luar biasa pesat atau terlambat.
Dalam usaha memahami kemiripan dan perbedaan, kita harus melihat karakter turunan (inherited) yang
memberi awal yang spesial bagi tiap orang. Kita juga harus mempertimbangkan banyak lingkungan, atau
faktor eksperimental yang memengaruhi orang, terutama seperti keluarga, tetangga, status
sosioekonomis, etnik, dan kultur. Kita juga perlu melihat beragam faktor yang memengaruhi sebagian
besar orang di suatu masa dalam sejarah, dan berbagai pengaruh yang hanya berkenaan dengan orangorang tertentu saja. Akhirnya, kita harus melihat juga pada bagaimana waktu terjadinya sesuatu (dalam
rentang kehidupan) dapat memengaruhi dampak dari faktor-faktor pengaruh tertentu.

7

Created by jamridafrizal