STRATEGI MENGELOLA INVESTASI PORTOFOLIO (1)
STRATEGI MENGELOLA INVESTASI PORTOFOLIO
DI BURSA EFEK INDONESIA
Sunarso
Abstract
This research is aimed to find out a new strategy in managing risks
for investors in the Indonesian Capital Market. The existing strategy no more
suitable for emerging market because everything has changed extreemly. That
is why this research is held. Invesment can be said as the sacrefice of today
consumtion to to rise capital gain in the future. There are many form of
investment instruments, one of them is to buy stock in the capital market.
Invesment in the form of a set of stocks is called portfolio investment. To get
optimum return in the portfolio invesment an effective stragegy must be
implemented. By implementing the strategy investor can manage risk to avoid
excessive loss in their investment.
The methood in this research is
experimental reseach. The experiment deleberated by testing the strategy in
real investing for three months form Januari 2016 to March 2016. During the
periode stocks that are meet the criteria acoording to the new strategy are
bought and kept until the end of the periode. At the end of the experiment, the
return of the investmen was calculated. The result of the calculation was
presented on the data analysys.
Key words: Investment Strategy, capital market, portfolio invesment.
PENDAHULUAN
Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi sekarang untuk
mendapatkan nilai tambah ekonomi di masa mendatang. Secara umum dikenal
dua jenis investasi yaitu investasi langsung dan tidak langsung. Investasi langsung
1
adalah investasi dalam bentuk harta benda fisik seperti tanah, emas dan aktiva
berujud lain yang harganya diharapkan naik di masa mendatang. Investasi tidak
langsung adalah investasi dalam bentuk aset finansial.
Aset finansial dapat berupa saham,obligasi, reksa dana, SUN dan lain
sebagainya. Saham sebagai salah satu bentuk investasi tidak langsung merupakan
satu pilihan investasi yang memiliki potensi imbal hasil tinggi. Namun demikian
potensi resiko yang bisa dialami pemodal juga besar.
Guna mengurangi resiko diperlukan strategi yang dapat degan mudah
diterapkan oleh investor, terutama investor pemula. Selama ini resiko sering
dianggap sebuah hal yang menakutkan investor, sehingga investor cenderung
memilih saham yang harganya relatif stabil. Perubahan di bidang politik,
ekonomi, moneter, kebijakan pemerintah, baik perubahan itu di luar negeri
maupun di dalam negeri akan mempengaruhi harga saham, sehinga investor harus
perlu mencermatinya.
Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal penyusunan portofolio
merupakan salah satu strategi yang tepat karena dapat memperkecil resiko yang
mungkin dialami investor. Sebelum menyusun portofolio investor perlu
menganalisis secara fundamental dan teknikal. Hasil analisis ini dapat dijadikan
dasar dalam membuat keputusan investasi. Walaupun demikian bagaimanapun
cermatnya investor membuat keputusan investasi tidak bisa luput dari potensi
resiko yang mungkin akan dialami.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah menemukan
strategi yang efektif dalam yang
dapat memperkecil resiko sekaligus dapat
memaksimalkan resiko dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
2
KAJIAN TEORI
1. Strategi Investasi
Strategi
investasi merupakan langkah teknis dan sistematis dalam
Investasi yaitu menempatkan dana dengan harapan memperoleh keuntungan dan
terhindar dari resiko kerugugian. Untuk menghindari resiko investor sebaiknya
memilihnsaham yang paling mendekati aset bebas resiko, (Fahmi: 2014).
Dari pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa dalam berinvestasi
sedapat mungkin menghindari resiko. Namun demikian dalam investasi saham
resiko berbanding lurus dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Artinya
semakin kecil besar resiko yang mungkin timbul semakin besar pula potensi
imbah hasil yang diharapkan. Demikian sebaliknya, (Saleh: 2010).
2.
Imbal Hasil Investasi
Secara matematika untuk menghitung realisasi keuntungan
adalah sebagai berikut:
Ri =
Pt - P(t - 1) Dt
P (t - 1)
Dimana :
Ri
= Keuntungan (return) realisasi
Pt
= Harga investasi sekarang
Pt-1
= Harga investasi tahun lalu
Dt
= Deviden periode sekarang
Pada saat memutuskan investasi
investor memiliki harapan untuk
memperoleh keuntungan (expected return). Harapan ini dapat dihitung
berdasarkan probabilitas hasil yang mungkin diperoleh.
Untuk menghitung tingkat keuntungan yang diahrapkan dapat dihitung dengan rumus:
m
E(Ri) =
Pij . Rij
j 1
3
Apa bila probabilitasnya tidak diabaikan, maka dapat digunakan rumus:
N
R ij
E (Ri) =
i 1
N
dimana:
E(Ri)
= Expected return pada periode i
Rij
= Keuntungan (return) investasi i
M
= Banyaknya peristiwa yang mungkin terjadi
Jika investor memiliki potensi keuntungan (imbal hasil positif) sebaiknya
direalisasikan sebelum berbalik jadi rugi potensial.
3. Resiko (risk) Investasi
Resiko investasi dengan tingkat keuntungan investasi ibarat koin dengan
dua sisi. Satu sisi
resiko (risk) dan sisi lain imbal hasil yang diharapkan
( Expected Return). Resiko investasi dapat diukur dengan menghitung varians dan
deviasi standar.
a. Variance ( 2)
2
i
m
P ij ( Rij E ( Ri ))
2
i 1
Apabila probabilitas di abaikan, maka perhitungannya dihitung dengan rumus:
i 2 =
m
i 1
( Rij
E ( Ri ))
N
2
Dimana:
i 2
= Variance return investasi
Rij
= Keuntungan saham i yang diterima pada periode ke-3
E(Ri)
= Tingkat keuntungan yang diahrapkan dari saham i
N
= Periode.
4
b. Deviasi Standar
Pengukuran standar deviasi dinyatakan sebagai berikut :
i
=
Var (Ri )
Dimana:
i
= Standar deviasi saham i
Var(Ri)
= Variance tingkat pengembalian saham i
4.
Portofolio
Portofolio merupakan himpunan atau set saham-saham yang dibeli investor.
Jadi portofolio meerupakan kombinasi dari berbagai jenis saham yang dipilih
investor (Bodie: 2006). Tujuan pembentukan bentukan resiko adalah untuk
menyebar resiko sehingga sehingga risiko investasi dapat turunkan.
Sebaiknya investor melakukan evaluasi
portofolio yang dibentuk secara
berkala, baik potensit keuntungan maupun potensi tingkat resiko yang
yang
diderita. Hal ini untuk bahan pengambilan keputusan investasi selanjutnya.
Keputusan investasi tersebut menyangkut tindakan apa yang akan diambil
pada masa akan datang yang penuh ketidak ketidakpastian.
5.
Beta
Beta merupakan merupakan alat ukur tingkat fluktuasi saham yang sangat
populer. Prinsip perhitungan Beta suatu saham adalah dengan membandingkan
arah harga saham dengan arah pasar. Pada umumnya gerakan suatu saham searah
dengan arah indeks harga saham gabungan (IHSG). Jadi Beta saham mengukur
volatilitas return saham tersebut dengan return pasar. Beta portofolio mengukur
volatilitas return portofolio yang dibentuk dengan return. Beta dapat dianggap
5
merupakan pengukur risiko yang sistematis dari suatu saham terhadap risiko pasar
(Jogiyanto, 2000).
6. Resiko Berinvestasi di Pasar Saham
Berinvestasi di Pasar Saham merupakan investasi tidak langsung
karena dana yang di investasikan di Pasar Saham tidak secara
langsung diinvestasikan di sektor produksi, namun dana tersebut
diinvestasikan oleh emiten atau perusahaan yang sahamnya dibeli oleh
investor pada pasar perdana. Selanjutnya transaksi jual-beli dilakukan
antar investor di pasar sekunder. Pada pasar sekunder terjadi tarik ulur
antara minat jual dan minat beli. Di sini sebenarnya perubahan harga
dapat diprediksi dari besarnya minat jual dan minat beli. Jika minat jual
lebih kuat maka harga akan turun, sebaliknya jika minat beli lebih kuat
harga akan naik. Permasalahannya adalah kekuatan jual dan kekuatan
beli tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental dan
teknikal saja, tetapi sanat dipengaruhi oleh factor psikologis. Bahkan
lebih parahnya kekuatan beli dan jual kadang-kadang kamuflase
sehingga sering menjebak investor, terutama investor ritel. Hal ini bisa
mengakibatkan harga turun secara tiba-tiba tanpa ada alas an yang
jelas.
Inilah resiko yang sulit dikelola. Kejelian investor dalam
mengelola resiko investasi merupakan kunci sukses berinvestasi di
pasar saham.
1. Resiko Delusi
Emiten sering melakukan penambahan saham di pasar atau right
issue.Jika investor tidak mengambil bagian maka porsi kepemilikannya
akan berkurang.
2. Resiko Riverst Stock Split
Riverst Stock Split adalah kebalikan dari stock split. Jika pada stock
split jumlah lembar saham menjadi lebih banyak, karena nominalnya
dipecah, maka pada riverst stock split terjadi penggabungan nominal
saham, sehingga jumlah saham menjadilebih sedikit.
3. Resiko Delisting
4. Resiko Likuidasi
Resiko likuidasi adalah resiko yang terjadi akibat dilikuidasinya.
6
Dari keenam resiko tersebut, hanya resiko pertama yang bisa dikelola
oleh investor. Jika terjadi resiko ke dua hingga ke enam maka investor
tidak bisa berbuat apa-apa, untuk itu investor harus mengantisipasi
terjadinya resiko ke dua hingga ke enam.
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental yaitu
dilakukan dengan menguji hasil investasi berdasarkan strategi investasi yang
digunakan dalam penelitian ini dengan dengan kinerja pasar.
B.
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah emiten yang sahamnya terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sampel adalah saham yang memenuhi kriteria
pada strategi yang digunakan dalam penelian ini. Pada teknik pengambilan sampel
ini penelitian menggunakan metode nonprobabilitas atau purposive sampling.
Sampel penelitian adalah perusahaan yang memenuhi kriterian sampel tertentu
sesuai dengan pertimbangan yang dikehendaki peneliti. Kriteria saham yang
diambil dalam sampel adalah yang memiliki jangkauan lebih dari dua kali, yaitu
harga tertinggi paling sedikit dua kali harga terendah.
C.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter, berupa
rekaman transaksi yang tersimpan di broker yang menjadi mitra peneliti. Rekaman
transaksi ini adalah data otentik yang hanya bisa diakses dengan menggunakan
PIN dan Pasword, pemegang rekening efek. Ketepatan data transaksi ini 100%
karena setiap transaksi langsung terekam di data base.
7
D.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengakses menu historical
transaction yang dapat didapat secara seketika dan secara update dari transaksi
awal penelitian awal anuari 2016 sampai dengan transaksi terakhir yaitu pada
akhir Maret 2016.
E.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini sangat sederhana
dengan
mendata saham-saham yang dibeli sesuai dengan kriteria strategi investasi pada
masa eksperimen yaitu dengan mengunakan metode indeks tunggal. Langkahlangkah yang digunakan dalam analisis data ini adalah dengan mentranskipsi
rekaman transaksi pembelian selama periode eksperimen yaitu mulai awal Januari
2016 sampai dengan akhir Maret 2016. Setelah itu harga pembelian dibandingkan
dengan harga terakhir. Berdasarkan selisih harga beli dan harga jual dapat dihitung
imbal hasil investasi.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Strategi
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi PRABOWO,
merupakan akronim dari Price Research And Buy On Weakness Only atau riset
harga dan beli hanya pada saat harga melemah.
1. Penelitian Harga
Riset harga dilakukan selama lima tahun terakhir. Data harga diambil dari
data simulator pada menu mini chart dan dikonversi ke worksheet. Setelah data
masuk dalam worksheet data disort dari harga terendah ke harga tertinggi
8
tertinggi. Saham yang dipilih adalah saham yang memiliki grafik curam dengan
tingkat kecuraman grafik jangka panjang (lima tahun terakhir) mendekati 45o
2. Prosedur Pembelian
Pembelian saham hanya dilakukan pada saat harga melemah, yaitu saat
berada dalam lembah atau titik bawah. Setelah itu investor tinggal menunggu
harga naik.
B. Data Hasil Penelitian
Berdasarkan riset harga (Price Analysis) maka dilakukan pembelian terhadap
saham-saham sebagai berikut:
Acnt
Done
Date
201603
No
02500
Code
Cmd
Mkt
29
201603
5
02500
DGIK
HOTL-
Buy
RG
71
25200 1,791,882.00
Rp
24
201603
5
02500
W
Buy
RG
17
90000 1,532,294.00
Rp
08
201603
5
02500
DGIK
Buy
RG
71
20500 1,457,682.00
Rp
02
201602
5
02500
BIPP-W
Buy
RG
9
05
201602
5
02500
BIPP-W
Buy
RG
9
02
201601
5
02500
BIPP-W
Buy
RG
10
40500 405,606.00
Rp
25
201601
5
02500
KARW
Buy
RG
90
19700 1,775,659.00
Rp
25
201601
5
02500
DSFI
NRCA-
Buy
RG
93
16900 1,574,057.00
Rp
22
5
W
Buy
RG
18
9
Price
Done Qty
Amount
Rp
100 901.00
Rp
121700 1,096,942.00
Rp
100 1,802.00
201601
02500
Rp
22
201601
5
02500
INAF
NRCA-
Buy
RG
253
7000 1,773,656.00
Rp
21
201601
5
02500
W
NRCA-
Buy
RG
25
82800 2,073,103.00
Rp
21
201601
5
02500
W
NRCA-
Buy
RG
24
5600 134,601.00
Rp
21
201601
5
02500
W
Buy
RG
18
111100 2,002,799.00
Rp
21
201601
5
02500
ARTO
Buy
RG
130
16100 2,096,139.00
Rp
21
201601
5
02500
ADMG
Buy
RG
94
500 47,069.00
Rp
21
201601
5
02500
ADMG
Buy
RG
92
21100 1,944,110.00
Rp
20
201601
5
02500
PYFA
NRCA-
Buy
RG
121
19700 2,387,275.00
Rp
20
201601
5
02500
W
Buy
RG
25
104000 2,603,900.00
Rp
19
201601
5
02500
VICO-W
NRCA-
Buy
RG
5
19
201601
5
02500
W
Buy
RG
34
117400 3,997,586.00
Rp
19
201601
5
02500
GOLL-W
Buy
RG
15
7500 112,668.00
Rp
18
201601
5
02500
GOLL-W
Buy
RG
17
100 1,702.00
Rp
18
201601
5
02500
GOLL-W
Buy
RG
16
54600 874,910.00
Rp
18
201601
5
02500
GOLL
Buy
RG
78
100 7,810.00
Rp
18
201601
5
02500
BABP-W
Buy
RG
12
6300 75,712.00
Rp
18
201601
5
02500
ARTO
Buy
RG
163
7200 1,175,360.00
Rp
18
201601
5
02500
ARTO
Buy
RG
162
15700 2,547,214.00
Rp
15
201601
5
02500
TAXI
NRCA-
Buy
Buy
RG
RG
84
40
47800 4,021,222.00
31600 Rp
10
24100 120,679.00
Rp
15
201601
5
02500
W
NRCA-
1,265,895.00
Rp
14
201601
5
02500
W
NRCA-
Buy
RG
38
95900 3,649,665.00
Rp
13
201601
5
02500
W
Buy
RG
49
91500 4,490,224.00
Rp
13
201601
5
02500
NIRO
Buy
RG
103
44100 4,549,113.00
Rp
13
201601
5
02500
META
Buy
RG
79
12
201601
5
02500
TAXI
Buy
RG
98
12
201601
5
02500
ARTO
Buy
RG
180
9800 1,766,645.00
Rp
12
201601
5
02500
ARTO
Buy
RG
177
20600 3,651,666.00
Rp
11
201601
5
02500
TAXI
NRCA-
Buy
RG
102
58100 5,935,088.00
Rp
11
201601
5
02500
W
NRCA-
Buy
RG
44
132500 5,838,745.00
Rp
11
201601
5
02500
W
NRCA-
Buy
RG
43
13800 594,288.00
Rp
07
201601
5
02500
W
Buy
RG
40
139400 5,584,363.00
Rp
07
201601
5
02500
META
Buy
RG
77
200000 15,423,100.00
Rp
05
201601
5
02500
WTON
Buy
RG
850
16000 13,620,400.00
Rp
05
5
META
Buy
RG
79
179900 14,233,417.00
11
155200 12,279,191.00
Rp
100 9,814.00
Rp
C. Perhitungan Imbal Hasil
Dari transaksi yang didasarkan pada riset harga diperoleh hasil perhitungan
sebagai berikut:
Curre
Cm
Done
Done
nt
Date
201603
Code
d
Price
Qty
Amount
Rp
Price
Amount
Rp
Net Profit
Rp
29
201603
DGIK
Buy
71
25200
1,791,882.00
Rp
65
1,638,000.00
Rp
(153,882.00)
Rp
24
201603
HOTL-W
Buy
17
90000
1,532,294.00
Rp
20
1,800,000.00
Rp
267,706.00
Rp
08
201603
DGIK
Buy
71
20500
1,457,682.00
Rp
65
1,332,500.00
Rp
(125,182.00)
Rp
02
201602
BIPP-W
Buy
9
100
12170
901.00
Rp
12
1,200.00
Rp
299.00
Rp
05
201602
BIPP-W
Buy
9
0
1,096,942.00
Rp
12
1,460,400.00
Rp
363,458.00
Rp
02
201601
BIPP-W
Buy
10
40500
405,606.00
Rp
12
486,000.00
Rp
80,394.00
Rp
25
201601
KARW
Buy
90
19700
1,775,659.00
Rp
79
1,556,300.00
Rp
(219,359.00)
Rp
25
201601
DSFI
Buy
93
16900
1,574,057.00
Rp
129
2,180,100.00
Rp
606,043.00
Rp
22
201601
NRCA-W
Buy
18
100
1,802.00
Rp
35
3,500.00
Rp
1,698.00
Rp
22
201601
INAF
Buy
253
7000
1,773,656.00
Rp
780
5,460,000.00
Rp
3,686,344.00
Rp
21
201601
NRCA-W
Buy
25
82800
2,073,103.00
Rp
35
2,898,000.00
Rp
824,897.00
Rp
21
201601
NRCA-W
Buy
24
5600
11110
134,601.00
Rp
35
196,000.00
Rp
61,399.00
Rp
21
201601
NRCA-W
Buy
18
0
2,002,799.00
Rp
35
3,888,500.00
Rp
1,885,701.00
Rp
21
201601
ARTO
Buy
130
16100
2,096,139.00
Rp
137
2,205,700.00
Rp
109,561.00
Rp
21
201601
ADMG
ADMG
Buy
Buy
94
92
500
21100
47,069.00
Rp
104
104
52,000.00
Rp
4,931.00
Rp
12
21
201601
1,944,110.00
Rp
2,194,400.00
Rp
250,290.00
Rp
20
201601
PYFA
Buy
121
19700
10400
2,387,275.00
Rp
119
2,344,300.00
Rp
(42,975.00)
Rp
20
201601
NRCA-W
Buy
25
0
2,603,900.00
Rp
35
3,640,000.00
Rp
1,036,100.00
Rp
19
201601
VICO-W
Buy
5
24100
11740
120,679.00
Rp
4
96,400.00
Rp
(24,279.00)
Rp
19
201601
NRCA-W
Buy
34
0
3,997,586.00
Rp
35
4,109,000.00
Rp
111,414.00
Rp
19
201601
GOLL-W
Buy
15
7500
112,668.00
Rp
22
165,000.00
Rp
52,332.00
Rp
18
201601
GOLL-W
Buy
17
100
1,702.00
Rp
22
2,200.00
Rp
498.00
Rp
18
201601
GOLL-W
Buy
16
54600
874,910.00
Rp
22
1,201,200.00
Rp
326,290.00
Rp
18
201601
GOLL
Buy
78
100
7,810.00
Rp
135
13,500.00
Rp
5,690.00
Rp
18
201601
BABP-W
Buy
12
6300
75,712.00
Rp
13
81,900.00
Rp
6,188.00
Rp
18
201601
ARTO
Buy
163
7200
1,175,360.00
Rp
137
986,400.00
Rp
(188,960.00)
Rp
18
201601
ARTO
Buy
162
15700
2,547,214.00
Rp
137
2,150,900.00
Rp
(396,314.00)
Rp
15
201601
TAXI
Buy
84
47800
4,021,222.00
Rp
220
10,516,000.00
Rp
6,494,778.00
Rp
15
201601
NRCA-W
Buy
40
31600
1,265,895.00
Rp
35
1,106,000.00
Rp
(159,895.00)
Rp
14
201601
NRCA-W
Buy
38
95900
3,649,665.00
Rp
35
3,356,500.00
Rp
(293,165.00)
Rp
13
201601
NRCA-W
Buy
49
91500
4,490,224.00
Rp
35
3,202,500.00
Rp
(1,287,724.00)
Rp
13
201601
NIRO
Buy
103
44100
15520
4,549,113.00
Rp
100
4,410,000.00
Rp
(139,113.00)
Rp
13
201601
META
Buy
79
0
12,279,191.00
Rp
120
18,624,000.00
Rp
6,344,809.00
Rp
12
201601
TAXI
Buy
98
100
9,814.00
Rp
220
22,000.00
Rp
12,186.00
Rp
12
201601
ARTO
Buy
180
9800
1,766,645.00
Rp
137
1,342,600.00
Rp
(424,045.00)
Rp
12
201601
ARTO
Buy
177
20600
3,651,666.00
Rp
137
2,822,200.00
Rp
(829,466.00)
Rp
11
TAXI
Buy
102
58100
5,935,088.00
220
12,782,000.00
6,846,912.00
13
201601
13250
Rp
Rp
Rp
11
201601
NRCA-W
Buy
44
0
5,838,745.00
Rp
35
4,637,500.00
Rp
(1,201,245.00)
Rp
11
201601
NRCA-W
Buy
43
13800
13940
594,288.00
Rp
35
483,000.00
Rp
(111,288.00)
Rp
07
201601
NRCA-W
Buy
40
0
20000
5,584,363.00
Rp
35
4,879,000.00
Rp
(705,363.00)
Rp
07
201601
META
Buy
77
0
15,423,100.00
Rp
120
24,000,000.00
Rp
8,576,900.00
Rp
05
201601
WTON
Buy
850
16000
17990
13,620,400.00
Rp
960
15,360,000.00
Rp
1,739,600.00
Rp
05
META
Buy
79
0
14,233,417.00
Rp
120
21,588,000.00
7,354,583.00
130,525,954.0
0
Rp
171,274,700.00
Percentage 3
Rp
40,748,746.00
31%
mth
Persentage 1
mth
10,33%
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa imbal hasil selama tiga bulan
sebesar 31% atau rata-rata mencapai 10% perbula. Hasil ini tergolong excess
return yaitu hasil yang jauh lebih besar di atas imbal hasir pasar.
D. Komparasi Hasil Penelitian dengan Kinerja IHSG
Hasil investasi rata-rata 10% perbulan Kinerja IHSG dalam kurun waktu
Januari 2016 hingga Maret 2016 tumbuh 319,45 dari 4.525,92 menjadi 4.845,37
atau 7% selama 3 bulan atau rata-rata 2,35% per bulan.Kinerja ini. Walaupu
kinerja IHSG termasuk cemerlang dan jauh diatas tingkat suku bunga deposito,
tetapi strategi “Price Analysis And Buy On Weakness Only jauh melampauinya.
14
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan urian di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Secara umum resiko Investasi berbanding lurus dengan imbal hasil. Jadi
2. semakin tinggi imbal hasil yang diharapkan semakin beresiko.
3. Guna Mengelola resiko dan diperlukan penyusunan portofolio yang
efesien, yaitu sekumpulan saham yang mendekati resiko pasar.
4. Penerapan strategi investasi, “ Price Analisys And Buy On Weakness
Only” (PRABOWO), memberi hasil yang lebih tinggi daripada kineja
IHSG rendah yaitu 10% perbulan. IHSG dalam kurun waktu bulan Januari
2016 s/d Maret 2016 sebesar 319,45 dari 4.525,92 menjadi 4.845,37 atau
7% selama 3 bulan atau rata-rata 2,35% per bulan.
15
5. Saran kepada para pembaca yang berminat melakukan investasi di pasar
modal sebaiknya mempelajari berbagai strategi investasi yang lain dari
sumber referensi yang relevan dan up-date.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamarudin. 2004, Dasar-Dasar Manajemen Investasi Dan Portfolio,
Rineka Cipta , Jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta. PT. Rineka Cipta,
Bursa Efek Indonesia, http:/www.idx.co.id
Dalimuthe, Zuliani dan Budi Wibowo. 2006. Investasi. Jakarta. Salemba Empat.
Fakhrudin, M dan M Sopian Hadianto. 2001, Perangkat dan Model Analisis
Investasi di Pasar Modal; Buku 1. Jakarta. Gramedia
Halim, Abdul. 2002. Analisis Investasi, salemba Empat. Jakarta.
16
Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas.
Jakarta. UPP AMP YKPN.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis; edisi
kedua. Yogyakarta. BPFE Yogjakarta.
Indriastuti, Dorothea. R. 2001. Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental
terhadap Beta Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Perpektif Vol.6. No.1
Juni: 11-25
Jogianto. 2000. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, edisi kedua BPFE.
Jogjakarta.
Mustain. 2007. Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal (studi pada
saham yang tercatat di Indeks LQ-45). Disertasi tidak diterbitkan.
Malang. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.
Rodoni, Ahmad dan Othman Yong. 2002. Analisis Investasi Dan Teori Portofolio.
Jakarta. PT. Interpratama Offset
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. CV. Alfabeta
Sumariyah, 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Jogjakarta. UPP AMP
YKPN
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio.
Yogyakarta. BPFE Yogjakarta
17
DI BURSA EFEK INDONESIA
Sunarso
Abstract
This research is aimed to find out a new strategy in managing risks
for investors in the Indonesian Capital Market. The existing strategy no more
suitable for emerging market because everything has changed extreemly. That
is why this research is held. Invesment can be said as the sacrefice of today
consumtion to to rise capital gain in the future. There are many form of
investment instruments, one of them is to buy stock in the capital market.
Invesment in the form of a set of stocks is called portfolio investment. To get
optimum return in the portfolio invesment an effective stragegy must be
implemented. By implementing the strategy investor can manage risk to avoid
excessive loss in their investment.
The methood in this research is
experimental reseach. The experiment deleberated by testing the strategy in
real investing for three months form Januari 2016 to March 2016. During the
periode stocks that are meet the criteria acoording to the new strategy are
bought and kept until the end of the periode. At the end of the experiment, the
return of the investmen was calculated. The result of the calculation was
presented on the data analysys.
Key words: Investment Strategy, capital market, portfolio invesment.
PENDAHULUAN
Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi sekarang untuk
mendapatkan nilai tambah ekonomi di masa mendatang. Secara umum dikenal
dua jenis investasi yaitu investasi langsung dan tidak langsung. Investasi langsung
1
adalah investasi dalam bentuk harta benda fisik seperti tanah, emas dan aktiva
berujud lain yang harganya diharapkan naik di masa mendatang. Investasi tidak
langsung adalah investasi dalam bentuk aset finansial.
Aset finansial dapat berupa saham,obligasi, reksa dana, SUN dan lain
sebagainya. Saham sebagai salah satu bentuk investasi tidak langsung merupakan
satu pilihan investasi yang memiliki potensi imbal hasil tinggi. Namun demikian
potensi resiko yang bisa dialami pemodal juga besar.
Guna mengurangi resiko diperlukan strategi yang dapat degan mudah
diterapkan oleh investor, terutama investor pemula. Selama ini resiko sering
dianggap sebuah hal yang menakutkan investor, sehingga investor cenderung
memilih saham yang harganya relatif stabil. Perubahan di bidang politik,
ekonomi, moneter, kebijakan pemerintah, baik perubahan itu di luar negeri
maupun di dalam negeri akan mempengaruhi harga saham, sehinga investor harus
perlu mencermatinya.
Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal penyusunan portofolio
merupakan salah satu strategi yang tepat karena dapat memperkecil resiko yang
mungkin dialami investor. Sebelum menyusun portofolio investor perlu
menganalisis secara fundamental dan teknikal. Hasil analisis ini dapat dijadikan
dasar dalam membuat keputusan investasi. Walaupun demikian bagaimanapun
cermatnya investor membuat keputusan investasi tidak bisa luput dari potensi
resiko yang mungkin akan dialami.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah menemukan
strategi yang efektif dalam yang
dapat memperkecil resiko sekaligus dapat
memaksimalkan resiko dalam berinvestasi saham di Bursa Efek Indonesia.
2
KAJIAN TEORI
1. Strategi Investasi
Strategi
investasi merupakan langkah teknis dan sistematis dalam
Investasi yaitu menempatkan dana dengan harapan memperoleh keuntungan dan
terhindar dari resiko kerugugian. Untuk menghindari resiko investor sebaiknya
memilihnsaham yang paling mendekati aset bebas resiko, (Fahmi: 2014).
Dari pengertian diatas dapat dinyatakan bahwa dalam berinvestasi
sedapat mungkin menghindari resiko. Namun demikian dalam investasi saham
resiko berbanding lurus dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Artinya
semakin kecil besar resiko yang mungkin timbul semakin besar pula potensi
imbah hasil yang diharapkan. Demikian sebaliknya, (Saleh: 2010).
2.
Imbal Hasil Investasi
Secara matematika untuk menghitung realisasi keuntungan
adalah sebagai berikut:
Ri =
Pt - P(t - 1) Dt
P (t - 1)
Dimana :
Ri
= Keuntungan (return) realisasi
Pt
= Harga investasi sekarang
Pt-1
= Harga investasi tahun lalu
Dt
= Deviden periode sekarang
Pada saat memutuskan investasi
investor memiliki harapan untuk
memperoleh keuntungan (expected return). Harapan ini dapat dihitung
berdasarkan probabilitas hasil yang mungkin diperoleh.
Untuk menghitung tingkat keuntungan yang diahrapkan dapat dihitung dengan rumus:
m
E(Ri) =
Pij . Rij
j 1
3
Apa bila probabilitasnya tidak diabaikan, maka dapat digunakan rumus:
N
R ij
E (Ri) =
i 1
N
dimana:
E(Ri)
= Expected return pada periode i
Rij
= Keuntungan (return) investasi i
M
= Banyaknya peristiwa yang mungkin terjadi
Jika investor memiliki potensi keuntungan (imbal hasil positif) sebaiknya
direalisasikan sebelum berbalik jadi rugi potensial.
3. Resiko (risk) Investasi
Resiko investasi dengan tingkat keuntungan investasi ibarat koin dengan
dua sisi. Satu sisi
resiko (risk) dan sisi lain imbal hasil yang diharapkan
( Expected Return). Resiko investasi dapat diukur dengan menghitung varians dan
deviasi standar.
a. Variance ( 2)
2
i
m
P ij ( Rij E ( Ri ))
2
i 1
Apabila probabilitas di abaikan, maka perhitungannya dihitung dengan rumus:
i 2 =
m
i 1
( Rij
E ( Ri ))
N
2
Dimana:
i 2
= Variance return investasi
Rij
= Keuntungan saham i yang diterima pada periode ke-3
E(Ri)
= Tingkat keuntungan yang diahrapkan dari saham i
N
= Periode.
4
b. Deviasi Standar
Pengukuran standar deviasi dinyatakan sebagai berikut :
i
=
Var (Ri )
Dimana:
i
= Standar deviasi saham i
Var(Ri)
= Variance tingkat pengembalian saham i
4.
Portofolio
Portofolio merupakan himpunan atau set saham-saham yang dibeli investor.
Jadi portofolio meerupakan kombinasi dari berbagai jenis saham yang dipilih
investor (Bodie: 2006). Tujuan pembentukan bentukan resiko adalah untuk
menyebar resiko sehingga sehingga risiko investasi dapat turunkan.
Sebaiknya investor melakukan evaluasi
portofolio yang dibentuk secara
berkala, baik potensit keuntungan maupun potensi tingkat resiko yang
yang
diderita. Hal ini untuk bahan pengambilan keputusan investasi selanjutnya.
Keputusan investasi tersebut menyangkut tindakan apa yang akan diambil
pada masa akan datang yang penuh ketidak ketidakpastian.
5.
Beta
Beta merupakan merupakan alat ukur tingkat fluktuasi saham yang sangat
populer. Prinsip perhitungan Beta suatu saham adalah dengan membandingkan
arah harga saham dengan arah pasar. Pada umumnya gerakan suatu saham searah
dengan arah indeks harga saham gabungan (IHSG). Jadi Beta saham mengukur
volatilitas return saham tersebut dengan return pasar. Beta portofolio mengukur
volatilitas return portofolio yang dibentuk dengan return. Beta dapat dianggap
5
merupakan pengukur risiko yang sistematis dari suatu saham terhadap risiko pasar
(Jogiyanto, 2000).
6. Resiko Berinvestasi di Pasar Saham
Berinvestasi di Pasar Saham merupakan investasi tidak langsung
karena dana yang di investasikan di Pasar Saham tidak secara
langsung diinvestasikan di sektor produksi, namun dana tersebut
diinvestasikan oleh emiten atau perusahaan yang sahamnya dibeli oleh
investor pada pasar perdana. Selanjutnya transaksi jual-beli dilakukan
antar investor di pasar sekunder. Pada pasar sekunder terjadi tarik ulur
antara minat jual dan minat beli. Di sini sebenarnya perubahan harga
dapat diprediksi dari besarnya minat jual dan minat beli. Jika minat jual
lebih kuat maka harga akan turun, sebaliknya jika minat beli lebih kuat
harga akan naik. Permasalahannya adalah kekuatan jual dan kekuatan
beli tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental dan
teknikal saja, tetapi sanat dipengaruhi oleh factor psikologis. Bahkan
lebih parahnya kekuatan beli dan jual kadang-kadang kamuflase
sehingga sering menjebak investor, terutama investor ritel. Hal ini bisa
mengakibatkan harga turun secara tiba-tiba tanpa ada alas an yang
jelas.
Inilah resiko yang sulit dikelola. Kejelian investor dalam
mengelola resiko investasi merupakan kunci sukses berinvestasi di
pasar saham.
1. Resiko Delusi
Emiten sering melakukan penambahan saham di pasar atau right
issue.Jika investor tidak mengambil bagian maka porsi kepemilikannya
akan berkurang.
2. Resiko Riverst Stock Split
Riverst Stock Split adalah kebalikan dari stock split. Jika pada stock
split jumlah lembar saham menjadi lebih banyak, karena nominalnya
dipecah, maka pada riverst stock split terjadi penggabungan nominal
saham, sehingga jumlah saham menjadilebih sedikit.
3. Resiko Delisting
4. Resiko Likuidasi
Resiko likuidasi adalah resiko yang terjadi akibat dilikuidasinya.
6
Dari keenam resiko tersebut, hanya resiko pertama yang bisa dikelola
oleh investor. Jika terjadi resiko ke dua hingga ke enam maka investor
tidak bisa berbuat apa-apa, untuk itu investor harus mengantisipasi
terjadinya resiko ke dua hingga ke enam.
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental yaitu
dilakukan dengan menguji hasil investasi berdasarkan strategi investasi yang
digunakan dalam penelitian ini dengan dengan kinerja pasar.
B.
Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah emiten yang sahamnya terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sampel adalah saham yang memenuhi kriteria
pada strategi yang digunakan dalam penelian ini. Pada teknik pengambilan sampel
ini penelitian menggunakan metode nonprobabilitas atau purposive sampling.
Sampel penelitian adalah perusahaan yang memenuhi kriterian sampel tertentu
sesuai dengan pertimbangan yang dikehendaki peneliti. Kriteria saham yang
diambil dalam sampel adalah yang memiliki jangkauan lebih dari dua kali, yaitu
harga tertinggi paling sedikit dua kali harga terendah.
C.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter, berupa
rekaman transaksi yang tersimpan di broker yang menjadi mitra peneliti. Rekaman
transaksi ini adalah data otentik yang hanya bisa diakses dengan menggunakan
PIN dan Pasword, pemegang rekening efek. Ketepatan data transaksi ini 100%
karena setiap transaksi langsung terekam di data base.
7
D.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengakses menu historical
transaction yang dapat didapat secara seketika dan secara update dari transaksi
awal penelitian awal anuari 2016 sampai dengan transaksi terakhir yaitu pada
akhir Maret 2016.
E.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini sangat sederhana
dengan
mendata saham-saham yang dibeli sesuai dengan kriteria strategi investasi pada
masa eksperimen yaitu dengan mengunakan metode indeks tunggal. Langkahlangkah yang digunakan dalam analisis data ini adalah dengan mentranskipsi
rekaman transaksi pembelian selama periode eksperimen yaitu mulai awal Januari
2016 sampai dengan akhir Maret 2016. Setelah itu harga pembelian dibandingkan
dengan harga terakhir. Berdasarkan selisih harga beli dan harga jual dapat dihitung
imbal hasil investasi.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Strategi
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi PRABOWO,
merupakan akronim dari Price Research And Buy On Weakness Only atau riset
harga dan beli hanya pada saat harga melemah.
1. Penelitian Harga
Riset harga dilakukan selama lima tahun terakhir. Data harga diambil dari
data simulator pada menu mini chart dan dikonversi ke worksheet. Setelah data
masuk dalam worksheet data disort dari harga terendah ke harga tertinggi
8
tertinggi. Saham yang dipilih adalah saham yang memiliki grafik curam dengan
tingkat kecuraman grafik jangka panjang (lima tahun terakhir) mendekati 45o
2. Prosedur Pembelian
Pembelian saham hanya dilakukan pada saat harga melemah, yaitu saat
berada dalam lembah atau titik bawah. Setelah itu investor tinggal menunggu
harga naik.
B. Data Hasil Penelitian
Berdasarkan riset harga (Price Analysis) maka dilakukan pembelian terhadap
saham-saham sebagai berikut:
Acnt
Done
Date
201603
No
02500
Code
Cmd
Mkt
29
201603
5
02500
DGIK
HOTL-
Buy
RG
71
25200 1,791,882.00
Rp
24
201603
5
02500
W
Buy
RG
17
90000 1,532,294.00
Rp
08
201603
5
02500
DGIK
Buy
RG
71
20500 1,457,682.00
Rp
02
201602
5
02500
BIPP-W
Buy
RG
9
05
201602
5
02500
BIPP-W
Buy
RG
9
02
201601
5
02500
BIPP-W
Buy
RG
10
40500 405,606.00
Rp
25
201601
5
02500
KARW
Buy
RG
90
19700 1,775,659.00
Rp
25
201601
5
02500
DSFI
NRCA-
Buy
RG
93
16900 1,574,057.00
Rp
22
5
W
Buy
RG
18
9
Price
Done Qty
Amount
Rp
100 901.00
Rp
121700 1,096,942.00
Rp
100 1,802.00
201601
02500
Rp
22
201601
5
02500
INAF
NRCA-
Buy
RG
253
7000 1,773,656.00
Rp
21
201601
5
02500
W
NRCA-
Buy
RG
25
82800 2,073,103.00
Rp
21
201601
5
02500
W
NRCA-
Buy
RG
24
5600 134,601.00
Rp
21
201601
5
02500
W
Buy
RG
18
111100 2,002,799.00
Rp
21
201601
5
02500
ARTO
Buy
RG
130
16100 2,096,139.00
Rp
21
201601
5
02500
ADMG
Buy
RG
94
500 47,069.00
Rp
21
201601
5
02500
ADMG
Buy
RG
92
21100 1,944,110.00
Rp
20
201601
5
02500
PYFA
NRCA-
Buy
RG
121
19700 2,387,275.00
Rp
20
201601
5
02500
W
Buy
RG
25
104000 2,603,900.00
Rp
19
201601
5
02500
VICO-W
NRCA-
Buy
RG
5
19
201601
5
02500
W
Buy
RG
34
117400 3,997,586.00
Rp
19
201601
5
02500
GOLL-W
Buy
RG
15
7500 112,668.00
Rp
18
201601
5
02500
GOLL-W
Buy
RG
17
100 1,702.00
Rp
18
201601
5
02500
GOLL-W
Buy
RG
16
54600 874,910.00
Rp
18
201601
5
02500
GOLL
Buy
RG
78
100 7,810.00
Rp
18
201601
5
02500
BABP-W
Buy
RG
12
6300 75,712.00
Rp
18
201601
5
02500
ARTO
Buy
RG
163
7200 1,175,360.00
Rp
18
201601
5
02500
ARTO
Buy
RG
162
15700 2,547,214.00
Rp
15
201601
5
02500
TAXI
NRCA-
Buy
Buy
RG
RG
84
40
47800 4,021,222.00
31600 Rp
10
24100 120,679.00
Rp
15
201601
5
02500
W
NRCA-
1,265,895.00
Rp
14
201601
5
02500
W
NRCA-
Buy
RG
38
95900 3,649,665.00
Rp
13
201601
5
02500
W
Buy
RG
49
91500 4,490,224.00
Rp
13
201601
5
02500
NIRO
Buy
RG
103
44100 4,549,113.00
Rp
13
201601
5
02500
META
Buy
RG
79
12
201601
5
02500
TAXI
Buy
RG
98
12
201601
5
02500
ARTO
Buy
RG
180
9800 1,766,645.00
Rp
12
201601
5
02500
ARTO
Buy
RG
177
20600 3,651,666.00
Rp
11
201601
5
02500
TAXI
NRCA-
Buy
RG
102
58100 5,935,088.00
Rp
11
201601
5
02500
W
NRCA-
Buy
RG
44
132500 5,838,745.00
Rp
11
201601
5
02500
W
NRCA-
Buy
RG
43
13800 594,288.00
Rp
07
201601
5
02500
W
Buy
RG
40
139400 5,584,363.00
Rp
07
201601
5
02500
META
Buy
RG
77
200000 15,423,100.00
Rp
05
201601
5
02500
WTON
Buy
RG
850
16000 13,620,400.00
Rp
05
5
META
Buy
RG
79
179900 14,233,417.00
11
155200 12,279,191.00
Rp
100 9,814.00
Rp
C. Perhitungan Imbal Hasil
Dari transaksi yang didasarkan pada riset harga diperoleh hasil perhitungan
sebagai berikut:
Curre
Cm
Done
Done
nt
Date
201603
Code
d
Price
Qty
Amount
Rp
Price
Amount
Rp
Net Profit
Rp
29
201603
DGIK
Buy
71
25200
1,791,882.00
Rp
65
1,638,000.00
Rp
(153,882.00)
Rp
24
201603
HOTL-W
Buy
17
90000
1,532,294.00
Rp
20
1,800,000.00
Rp
267,706.00
Rp
08
201603
DGIK
Buy
71
20500
1,457,682.00
Rp
65
1,332,500.00
Rp
(125,182.00)
Rp
02
201602
BIPP-W
Buy
9
100
12170
901.00
Rp
12
1,200.00
Rp
299.00
Rp
05
201602
BIPP-W
Buy
9
0
1,096,942.00
Rp
12
1,460,400.00
Rp
363,458.00
Rp
02
201601
BIPP-W
Buy
10
40500
405,606.00
Rp
12
486,000.00
Rp
80,394.00
Rp
25
201601
KARW
Buy
90
19700
1,775,659.00
Rp
79
1,556,300.00
Rp
(219,359.00)
Rp
25
201601
DSFI
Buy
93
16900
1,574,057.00
Rp
129
2,180,100.00
Rp
606,043.00
Rp
22
201601
NRCA-W
Buy
18
100
1,802.00
Rp
35
3,500.00
Rp
1,698.00
Rp
22
201601
INAF
Buy
253
7000
1,773,656.00
Rp
780
5,460,000.00
Rp
3,686,344.00
Rp
21
201601
NRCA-W
Buy
25
82800
2,073,103.00
Rp
35
2,898,000.00
Rp
824,897.00
Rp
21
201601
NRCA-W
Buy
24
5600
11110
134,601.00
Rp
35
196,000.00
Rp
61,399.00
Rp
21
201601
NRCA-W
Buy
18
0
2,002,799.00
Rp
35
3,888,500.00
Rp
1,885,701.00
Rp
21
201601
ARTO
Buy
130
16100
2,096,139.00
Rp
137
2,205,700.00
Rp
109,561.00
Rp
21
201601
ADMG
ADMG
Buy
Buy
94
92
500
21100
47,069.00
Rp
104
104
52,000.00
Rp
4,931.00
Rp
12
21
201601
1,944,110.00
Rp
2,194,400.00
Rp
250,290.00
Rp
20
201601
PYFA
Buy
121
19700
10400
2,387,275.00
Rp
119
2,344,300.00
Rp
(42,975.00)
Rp
20
201601
NRCA-W
Buy
25
0
2,603,900.00
Rp
35
3,640,000.00
Rp
1,036,100.00
Rp
19
201601
VICO-W
Buy
5
24100
11740
120,679.00
Rp
4
96,400.00
Rp
(24,279.00)
Rp
19
201601
NRCA-W
Buy
34
0
3,997,586.00
Rp
35
4,109,000.00
Rp
111,414.00
Rp
19
201601
GOLL-W
Buy
15
7500
112,668.00
Rp
22
165,000.00
Rp
52,332.00
Rp
18
201601
GOLL-W
Buy
17
100
1,702.00
Rp
22
2,200.00
Rp
498.00
Rp
18
201601
GOLL-W
Buy
16
54600
874,910.00
Rp
22
1,201,200.00
Rp
326,290.00
Rp
18
201601
GOLL
Buy
78
100
7,810.00
Rp
135
13,500.00
Rp
5,690.00
Rp
18
201601
BABP-W
Buy
12
6300
75,712.00
Rp
13
81,900.00
Rp
6,188.00
Rp
18
201601
ARTO
Buy
163
7200
1,175,360.00
Rp
137
986,400.00
Rp
(188,960.00)
Rp
18
201601
ARTO
Buy
162
15700
2,547,214.00
Rp
137
2,150,900.00
Rp
(396,314.00)
Rp
15
201601
TAXI
Buy
84
47800
4,021,222.00
Rp
220
10,516,000.00
Rp
6,494,778.00
Rp
15
201601
NRCA-W
Buy
40
31600
1,265,895.00
Rp
35
1,106,000.00
Rp
(159,895.00)
Rp
14
201601
NRCA-W
Buy
38
95900
3,649,665.00
Rp
35
3,356,500.00
Rp
(293,165.00)
Rp
13
201601
NRCA-W
Buy
49
91500
4,490,224.00
Rp
35
3,202,500.00
Rp
(1,287,724.00)
Rp
13
201601
NIRO
Buy
103
44100
15520
4,549,113.00
Rp
100
4,410,000.00
Rp
(139,113.00)
Rp
13
201601
META
Buy
79
0
12,279,191.00
Rp
120
18,624,000.00
Rp
6,344,809.00
Rp
12
201601
TAXI
Buy
98
100
9,814.00
Rp
220
22,000.00
Rp
12,186.00
Rp
12
201601
ARTO
Buy
180
9800
1,766,645.00
Rp
137
1,342,600.00
Rp
(424,045.00)
Rp
12
201601
ARTO
Buy
177
20600
3,651,666.00
Rp
137
2,822,200.00
Rp
(829,466.00)
Rp
11
TAXI
Buy
102
58100
5,935,088.00
220
12,782,000.00
6,846,912.00
13
201601
13250
Rp
Rp
Rp
11
201601
NRCA-W
Buy
44
0
5,838,745.00
Rp
35
4,637,500.00
Rp
(1,201,245.00)
Rp
11
201601
NRCA-W
Buy
43
13800
13940
594,288.00
Rp
35
483,000.00
Rp
(111,288.00)
Rp
07
201601
NRCA-W
Buy
40
0
20000
5,584,363.00
Rp
35
4,879,000.00
Rp
(705,363.00)
Rp
07
201601
META
Buy
77
0
15,423,100.00
Rp
120
24,000,000.00
Rp
8,576,900.00
Rp
05
201601
WTON
Buy
850
16000
17990
13,620,400.00
Rp
960
15,360,000.00
Rp
1,739,600.00
Rp
05
META
Buy
79
0
14,233,417.00
Rp
120
21,588,000.00
7,354,583.00
130,525,954.0
0
Rp
171,274,700.00
Percentage 3
Rp
40,748,746.00
31%
mth
Persentage 1
mth
10,33%
Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa imbal hasil selama tiga bulan
sebesar 31% atau rata-rata mencapai 10% perbula. Hasil ini tergolong excess
return yaitu hasil yang jauh lebih besar di atas imbal hasir pasar.
D. Komparasi Hasil Penelitian dengan Kinerja IHSG
Hasil investasi rata-rata 10% perbulan Kinerja IHSG dalam kurun waktu
Januari 2016 hingga Maret 2016 tumbuh 319,45 dari 4.525,92 menjadi 4.845,37
atau 7% selama 3 bulan atau rata-rata 2,35% per bulan.Kinerja ini. Walaupu
kinerja IHSG termasuk cemerlang dan jauh diatas tingkat suku bunga deposito,
tetapi strategi “Price Analysis And Buy On Weakness Only jauh melampauinya.
14
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan urian di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Secara umum resiko Investasi berbanding lurus dengan imbal hasil. Jadi
2. semakin tinggi imbal hasil yang diharapkan semakin beresiko.
3. Guna Mengelola resiko dan diperlukan penyusunan portofolio yang
efesien, yaitu sekumpulan saham yang mendekati resiko pasar.
4. Penerapan strategi investasi, “ Price Analisys And Buy On Weakness
Only” (PRABOWO), memberi hasil yang lebih tinggi daripada kineja
IHSG rendah yaitu 10% perbulan. IHSG dalam kurun waktu bulan Januari
2016 s/d Maret 2016 sebesar 319,45 dari 4.525,92 menjadi 4.845,37 atau
7% selama 3 bulan atau rata-rata 2,35% per bulan.
15
5. Saran kepada para pembaca yang berminat melakukan investasi di pasar
modal sebaiknya mempelajari berbagai strategi investasi yang lain dari
sumber referensi yang relevan dan up-date.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamarudin. 2004, Dasar-Dasar Manajemen Investasi Dan Portfolio,
Rineka Cipta , Jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta. PT. Rineka Cipta,
Bursa Efek Indonesia, http:/www.idx.co.id
Dalimuthe, Zuliani dan Budi Wibowo. 2006. Investasi. Jakarta. Salemba Empat.
Fakhrudin, M dan M Sopian Hadianto. 2001, Perangkat dan Model Analisis
Investasi di Pasar Modal; Buku 1. Jakarta. Gramedia
Halim, Abdul. 2002. Analisis Investasi, salemba Empat. Jakarta.
16
Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas.
Jakarta. UPP AMP YKPN.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis; edisi
kedua. Yogyakarta. BPFE Yogjakarta.
Indriastuti, Dorothea. R. 2001. Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental
terhadap Beta Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Perpektif Vol.6. No.1
Juni: 11-25
Jogianto. 2000. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, edisi kedua BPFE.
Jogjakarta.
Mustain. 2007. Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal (studi pada
saham yang tercatat di Indeks LQ-45). Disertasi tidak diterbitkan.
Malang. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.
Rodoni, Ahmad dan Othman Yong. 2002. Analisis Investasi Dan Teori Portofolio.
Jakarta. PT. Interpratama Offset
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. CV. Alfabeta
Sumariyah, 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Jogjakarta. UPP AMP
YKPN
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio.
Yogyakarta. BPFE Yogjakarta
17