KARYA ILMIAH pengembangan pendidikan kar

KARYA ILMIAH
“PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA”
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Profesi Kependidkan
Dosen Pengampu: Prof.Slameto

Disusun oleh:
Erindra Eka Yoanda (202014044)
Widya Astuti (202014096)
Dias Mozarita M (132014005)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan karya ilmiah sederhana yang berjudul “Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa”. Dan kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesainya tugas karya ilmiah ini. Mudah-mudahan karya ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kelompok kami pada khususnya. Harapan

kami apabila ada kurang lebihnya kami mohon saran dan kritiknya karena masih dalam taraf
belajar.

Salatiga, Juli 2016
Penyusun,

Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Persoalan budaya dan karakter bangsa kini menjadi sorotan tajam masyarakat, baik itu melalui
media cetak, wawancara, dialog dan lain sebagainya. Persoalan yang muncul di masyarakat
seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan yang terjadi dimana-mana, sirkulasi
ekonomi yang terhambat serta dunia politik yang menuai pro dan kontra menjadi salah satu topik
yang hangat di masyarakat. Berbagai alternatif penyelesaian masalah ini telah dilakukan seperti
peraturan, undang-undang, penerapan hukum yang lebih kuat.
Kepedulian masyarakat terhadap pendidikan budaya dan karakter bangsa juga telah menjadi
perhatian pemerintah. Pemerintah telah mengembangkan pendidikan budaya dan karakter bangsa
ini melalui Departemen Pendidikan Nasional. Karena itulah kami tertarik menjadikan topik ini
sebagai bahasan karya ilmiah sederhana yang akan kami tulis.
1.2 Identifikasi Masalah

1.2.1 Peristiwa apa sajakah yang kini marak terjadi sebagai bentuk penyimpangan dari karakter
bangsa ?
1.2.2 Apa sebab-sebab terjadinya penyimpangan karakter tersebut ?
1.2.3 Dampak apa saja yang ditimbulkan akibat penyimpangan karakter ini ?
1.2.4 Bagaiman upaya mengurangi atau bahkan menghilangkan penyimpangan karakter
tersebut?
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Bagaimana pengaruh penyimpangan karakter ini pada prestasi siswa ?
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Mengembangkan kebiasaan dan perilaku anak bangsa yang terpuji dan sejalan dengan
karakter bangsa Indonesia.
1.4.2 Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab kepada anak bangsa sebagai
generasi penerus bangsa.
1.4.3 Mengembangkan sikap mandiri, disiplin, jujur, kreatif dan berwawasan kebangsaan
1.5 Metode Penelitian
1.5.1 Mengamati kondisi di lapangan
1.5.2 Membaca buku pendukung

Bab II
Pembahasan

2.1 Contoh-contoh Perilaku Penurunan Moral
Ada beberapa peristiwa yang tergolong penyimpangan karakter di negeri ini. Contoh kecil saja,
di zaman yang sudah modern ini banyak orang yang lupa beretika, lupa menjaga sopan santun,
tak mau saling tolong menolong, tak bertanggung jawab, tidak tahu batas-batas pergaulan dan
masih banyak lagi. Hal sekecil itu saja sudah tak terkendali, apalagi hal yang besar.
Realitanya, banyak makelar kasus, penggelapan pajak, korupsi, kejahatan yang dilakukan oleh
oknum-oknum tak bertanggung jawab dan yang amat sangat memprihatinkan adalah perilaku
remaja Indonesia yang masih berada di usia sekolah. Menurut survey, pada tahun 2008 yang
dilakukan di 33 provinsi di Indonesia sekitar 18.000 penduduk Indonesia terjangkit penyakit HIV
dan AIDS, 63% remaja melakukan hubungan seksual di luar nikah, 21% diantaranya melakukan
aborsi dan sekitar 3,2 juta penduduk Indonesia adalah pemakai narkoba dan 1,1 juta diantaranya
adalah pelajar tingkat SMP hingga mahasiswa. Keadaan inilah yang membuat keadaan negeri ini
semakin buruk.
2.2 Sebab-sebab Penurunan Moral
Orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak sekaligus orang pertama yang
memberikan kasih sayang, bahkan ketika anak itu masih ada dalam kandungan. Contohnya saja
seorang ayah mengumandangkan adzan dengan lirih di telinga sang anak ketika ia baru saja
dilahirkan, itulah bekal awal untuk mengawali hidup dengan kebaikan. Sedangkan, ketika sang
anak hendak tidur, ibulah yang menenangkan atau membacakan dongeng untuknya. Tidak hanya
itu, ayah dan ibu juga mengajari putra putrinya berjalan, berbicara dan mulai berkomunikasi

dengan orang lain. Dengan begitulah, orang tua memberi bekal utama dalam megendalikan
anaknya untuk menjadi anak yang baik.
Namun, kenyataannya ada orang tua yang belum mengerti bagaimana cara mengasuh anak
dengan penuh cinta dan kasih sayang. Buktinya, ada saja orang tua yang menitipkan anaknya
kepada babby sitter atau pembantu rumah tangga. Sehingga, anak tersebut mendapatkan
pendampingan tumbuh dan berkembang bukan dari orang tua yang sudah berkeahlian mengurus
anak dan tidak pula orang tua itu menjadi pendamping terindah ketika anaknya tumbuh. Ada saja
alasan yang dijadikan para orang tua untuk memutuskan menitipkan anak kepada babby sitter.
Salah satu alasan andalannya adalah karena harus mencari nafkah untuk membiayai anak itu,
padatnya jam kerja dan lain sebagainya. Seharusnya tidak begitu. Boleh saja bekerja, tanpa
melupakan tugas utama sebagai orang tua.

Ada pepatah bilang, bahwa “segala sesuatu yang ditangani oleh orang yang bukan ahlinya,
tunggulah saat kehancurannya.” Berarti harusnya para orang tua harus memiliki kemampuan
dalam hal mengurus anak.
Tidak hanya itu, bentuk perlakuan yang diterima anak dari orang tua dan lingkungan,
menentukan kualitas kepribadian seorang individu. Seseorang yang memiliki kepribadian lemah
karena ia kurang mendapat perhatian penuh dari orang tua, kurang rasa aman, sering dimanjakan.
Sebaliknya, seseorang yang memiliki kepribadian yang kuat karena ia telah mendapat perhatian
penuh dari orang tua, kehangatan jiwa dan pemberian pengalaman hidup dari orang tuanya.

Peran kedua sebagai seseorang yang mengembangkan karakter anak adalah guru. Sebagai
seorang guru, hendaknya memiliki kemampuan dalam mendidik siswanya terutama sering-sering
mengecek siswanya. Tidak hanya sekedar menghabiskan bab-bab pada buku pelajaran, sekedar
menyampaikan informasi atau mengejar target kurikulum.
 Menurut pengakuan salah satu siswa, ada saja penyakit guru yang dapat mempengaruhi proses
belajar mengajar di kelas, diantaranya :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tidak punya selera mengajar
Kurang memperkaya materi (lemah sumber)
Kurang disiplin
Asal masuk kelas
Tidak bisa komputer

Kurang terampil
Asal sampaikan materi, urutan tidak akurat
Di kelas diremehkan anak

Hal yang seperti inilah yang bisa menjadi salah satu penghambatnya.
Peran ketiga adalah masyarakat atau tempat anak itu tinggal atau bermain atau bergaul. Anak
bisa terkontaminasi kebiasaan yang buruk akibat pengaruh luar. Sehingga, sedini mungkin orang
tua harus bisa menjaga anak-anaknya dari pengaruh luar yang negatif.
2.3 Dampak Penurunan Moral
2.3.1 Banyak anak berperilaku anarkis
2.3.2 Banyak anak tidak memiliki sikap yang santun terhadap orang lain
2.3.3 Tidak mau tolong menolong dengan sesama
2.3.4 Tidak menghargai sesuatu

2.3.5 Banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan anak terhadap orang tuanya
2.3.6 Perubahan gaya hidup, mulai dari nilai-nilai agama, social dan budaya
2.3.7 Jati diri bangsa Indonesia luntur
2.4 Upaya Meminimalisir Penurunan Moral
a) Bagi pra orang tua, sebaiknya mulai sekarang belajar bagaimana mengasuh anak yang
baik dan benar dengan cara mengikuti parenting education

b) Lebih memperhatikan anak dan mendampingi anak dalam situasi apapun
c) Mengutamakan waktu bersama dengan keluarga walaupun jam kerja padat
d) Bagi para guru, sebaiknya mulai menerapkan proses pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan serta membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam suatu mata
pelajaran.
e) Guru yang menjadi contoh dan panutan di sekolah juga harus dapat memberi contoh yang
baik kepada murid-muridnya, seperti berpakaian rapi, berkata sopan, disiplin, perhatian
kepada murid dan menjaga kebersihan.
f) Melakukan kegiatan-kegiatan rutin di sekolah, seperti setiap hari senin melakukan upacar
bendera, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru atau
teman
g) Mengkoreksi perbuatan yang kurang baik secara spontan, misalnya menegur ketika siswa
berteriak-teriak ketika proses pembelajaran berlangsung
h) Memuji perbuatan tepuji, misalnya memperoleh nilai tinggi, membantu teman atu bahkan
memperoleh prestasi dibidang seni atau olahraga
i) Sekolah sebaiknya mendukung program pendidikan budaya ddan karakter bangsa dalam
perwujudan misalnya toilet sekolah yang bersih, bak sampah terletak di berbagai tempat
dan kondisi sekolah yang bersih
j) Kita sendiri sebagai pelajar, hendaknya dapat menyaring hal-hal yang baik menurut kita
dan hal-hal yang buruk bagi kita

2.5 Pengaruh Penurunan Moral Terhadap Prestasi Belajar
Sebuah penelitian yang sangat mengejutkan yang menyangkut kecerdasan seseorang dalam
meraih kesuksesan pernah dikemukakan oleh pakar kelas dunia, Daniel Goleman yang
menyatakan bahwa “80% kesuksesan seseorang ditentukan oleh kecerdasan emosinya (emotional
quotient=eq), sedangkan 20% ditentukan oleh IQnya.” Disinilah pembentukan karakter itu sangat
berperan untuk meraih kesuksesan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter dapat
dijadikan obat agar terjadi peningkatan prestasi akademik pada siswa.

Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari berbagai uraian yang panjang lebar diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
 Di negeri ini sudah jelas terjadi penurunan moral yang cukup memprihatinkan, sehingga


seluruh lapisan masyarakat harus bertindak lebih lanjut atas hal ini
Pendidikan budaya dan karakter bangsa ini sangat berpengaruh pada prestasi siswa dan




akhlak setiap individu
Orang tua dan guru merupakan orang pertama yang member bekal kepada anak-anak





bangsa tentang pendidikan karakter sebelum anak tersebut terjun di masyarakat
Perilaku anak tergantung dari pemberian contoh oleh orang tua terutama dan gurunya
Keadaan lingkungan juga berpengaruh terhadap tumbuh kembang seorang anak bangsa
Pengaruh yang mendasar akibat penurunan moral adalah pesatnya globalisasi

3.2 Saran
Ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan untuk kelanjutan penulisan karya ilmiah ini,
diantaranya :
1. Semoga dengan adanya karya ilmiah sederhana yang kami tulis ini dapat memperkaya
pendapat pembaca untuk mengembangkan pendidikan karakter pada anak
2. Dapat dijadikan referensi tentang pendidikan karakter pada anak

Daftar Pustaka

Fadjaray, Suhadi. 2012. Character Building Strategies Bercocok Tanam Karakter di Kebun
Sanubari Anak. Jakarta: Rahmat Media Press (RAHMA PRESS).
About these ads