Nama Lisiyana Aris Pratama Kelas XII TIP
Nama : Lisiyana Aris Pratama
Kelas
: XII TIPTL 2
Absen
: 23
Permasalahan Kebangsaan Pada
Era Reformasi
Reformasi bukan akhir dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Reformasi
merupakan penyelesaian dan jalan yang diambil pasca orde baru yang dipimpin
oleh Soeharto. Reformasi dengan berbagai agenda dan rencana pelaksanaanya
tidak kemudian berjalan tanpa hambatan. Keadaan politik, sosial, dan ekonomi
pasca orde baru masih mengalami kepincangan dan mengganggu sinergisme
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemerintah, LSM, dan masyarakat masih
harus bekerja lebih keras lagi demi mencapai tuntutan reformasi yang
digaungkan pada tahun 1998. Masih perlu dilakukan upaya perbaikan
diberbagai bidang guna penyelenggarakan tata negara yang stabil dan
mementingkan hajat masyarakat Indonesia.
Ada berbagai permasalahan yang timbul pada masa reformasi. Baik di bidang
ekonomi, politik, sosial, agama, dan budaya terjadi konflik dan perlu segera
dilakukan upaya penyelesaian. Salah satu permasalahan bangsa yang timbul
pada masa reformasi adalah masalah disintegrasi. Indonesia sebagai negara
multikultural memiliki peluang lebih besar dalam masalah disintegrasi bangsa.
Hal ini karena banyaknya perbedaan satu sama lain dan kurangnya kesadaran
akan persatuan dan kesatuan. Pada masa Orde baru, pemerintahan terpusat pada
satu titik, yaituk pemerintahan pusat. Adapun pemerintahan pusat memiliki
fungsi menjalankan pemerintahan secara keseluruhan dan menyalurkan pada
tingkat yang berada di bawahnya. Namun, pada masa reformasi pemerintahan
beralih pada sistem desentralisasi, dimana setiap wilayah (provinsi) berhak
mengatur kehidupannya. Hal ini dengan catatan tetap berpegang teguh dengan
peraturan yang telah ditetapkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Disintegrasi merupakan bagian dari konflik internal yang dapat mengancam
sebagian besar negara-negara tidak demokratis dan sedang berkembang dalam
presentase sebesar 69,9%. Fenomena konflik internal juga mewarnai kehidupan
politik bangsa Indonesia. Cukup banyak akademisi yang berupaya untuk
menjelaskan fenomena kekerasan atau konflik yang terjadi di konteks ruang dan
waktu yang spesifik. Konflik-konflik internal yang terjadi di berbagai negara
bukan tanpa penyelesaian, namun konflik tersebut cenderung tidak
menghasilkan suatu resolusi (73, 5%) dan cenderung menyebabkan keruntuhan
suatu rezim politik (51, 2%).
Ada beberapa contoh konflik internal yang terjadi di Indonesia pada masa
reformasi. Konflik ini memiliki kecenderungan terkait disintegrasi baik suku
maupun wilayah yang merasa kurang diperhatikan oleh pemerintah. Adapun
contoh konflik yang terjadi antara lain:
1. Gerakan separatisme yang terjadi di Aceh
2. Perjuangan otonomi Papua dan gerakan separatism
3. Konflik komunal di Maluku
4. Disintegrasi Timor Leste dan berbagai persoalan yang belum tuntas
5. Dan beberapa konflik lokal yang terjadi di Indonesia
Kelas
: XII TIPTL 2
Absen
: 23
Permasalahan Kebangsaan Pada
Era Reformasi
Reformasi bukan akhir dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Reformasi
merupakan penyelesaian dan jalan yang diambil pasca orde baru yang dipimpin
oleh Soeharto. Reformasi dengan berbagai agenda dan rencana pelaksanaanya
tidak kemudian berjalan tanpa hambatan. Keadaan politik, sosial, dan ekonomi
pasca orde baru masih mengalami kepincangan dan mengganggu sinergisme
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemerintah, LSM, dan masyarakat masih
harus bekerja lebih keras lagi demi mencapai tuntutan reformasi yang
digaungkan pada tahun 1998. Masih perlu dilakukan upaya perbaikan
diberbagai bidang guna penyelenggarakan tata negara yang stabil dan
mementingkan hajat masyarakat Indonesia.
Ada berbagai permasalahan yang timbul pada masa reformasi. Baik di bidang
ekonomi, politik, sosial, agama, dan budaya terjadi konflik dan perlu segera
dilakukan upaya penyelesaian. Salah satu permasalahan bangsa yang timbul
pada masa reformasi adalah masalah disintegrasi. Indonesia sebagai negara
multikultural memiliki peluang lebih besar dalam masalah disintegrasi bangsa.
Hal ini karena banyaknya perbedaan satu sama lain dan kurangnya kesadaran
akan persatuan dan kesatuan. Pada masa Orde baru, pemerintahan terpusat pada
satu titik, yaituk pemerintahan pusat. Adapun pemerintahan pusat memiliki
fungsi menjalankan pemerintahan secara keseluruhan dan menyalurkan pada
tingkat yang berada di bawahnya. Namun, pada masa reformasi pemerintahan
beralih pada sistem desentralisasi, dimana setiap wilayah (provinsi) berhak
mengatur kehidupannya. Hal ini dengan catatan tetap berpegang teguh dengan
peraturan yang telah ditetapkan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Disintegrasi merupakan bagian dari konflik internal yang dapat mengancam
sebagian besar negara-negara tidak demokratis dan sedang berkembang dalam
presentase sebesar 69,9%. Fenomena konflik internal juga mewarnai kehidupan
politik bangsa Indonesia. Cukup banyak akademisi yang berupaya untuk
menjelaskan fenomena kekerasan atau konflik yang terjadi di konteks ruang dan
waktu yang spesifik. Konflik-konflik internal yang terjadi di berbagai negara
bukan tanpa penyelesaian, namun konflik tersebut cenderung tidak
menghasilkan suatu resolusi (73, 5%) dan cenderung menyebabkan keruntuhan
suatu rezim politik (51, 2%).
Ada beberapa contoh konflik internal yang terjadi di Indonesia pada masa
reformasi. Konflik ini memiliki kecenderungan terkait disintegrasi baik suku
maupun wilayah yang merasa kurang diperhatikan oleh pemerintah. Adapun
contoh konflik yang terjadi antara lain:
1. Gerakan separatisme yang terjadi di Aceh
2. Perjuangan otonomi Papua dan gerakan separatism
3. Konflik komunal di Maluku
4. Disintegrasi Timor Leste dan berbagai persoalan yang belum tuntas
5. Dan beberapa konflik lokal yang terjadi di Indonesia