T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Kecerdasan Emosi dengan Perilaku Asertif Mahasiswa Program Studi Bimbingan Konseling Angkatan 2014 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga T1 BAB V
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa ada
hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan perilaku asertif
dengan rxy = 0.848 dan p = 0,000 < 0,01 yang artinya semakin tinggi kecerdasan
emosi semakin tinggi perilaku asertif.
5.2 Saran
5.2.1 Saran bagi Mahasiswa
Mahasiswa perlu meningkatkan kecerdasan emosi dan perilaku
asertif dengan cara menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan,
kemurungan, atau ketersinggungan dan bangkit dari perasaan yang
menekan, dan perilaku asertif dengan cara, mengungkapkan perasaan
positif, meminta kebaikan hati seseorang untuk mengubah perilakunya,
mengungkapkan perasaan suka, cinta, sayang kepada orang yang
disenangi, mempertahankan hak, menolak permintaan, mengungkapkan
pendapat, mengungkapkan ketidaksenangan, mengungkapkan kemarahan.
5.2.2 Saran bagi Dosen Progdi Bimbingan dan Konseling
Dosen perlu memberikan materi tentang kecerdasan emosi,
perilaku asertif agar mahasiswa bisa mengontrol emosi, bersikap positif,
mengendalikan dan mengontrol perilaku asertif atau perasaan positif yang
ada dalam diri mahasiswa yaitu dengan cara mengadakan seminar tentang
kecerdasan emosi dan perilaku asertif.
40
5.2.3. Saran bagi Progdi Bimbingan dan Konseling
Hasil penelitian ditemukan kecerdasan emosi pada kategori sangat
tinggi dan perilaku asertif pada kategori sangat tinggi. Diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan Dosen Bimbingan dan Konseling
dalam membuat program-program untuk meningkatkan kecerdasan emosi
dan perilaku asertif, melalui program yang berkaitan dengan kecerdasan
emosi dan perilaku asertif, sehingga dapat dilakukan tindak lanjut seperti
bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
5.2.4. Saran bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan penelitian ini, saran untuk peneliti selanjutnya,
apabila akan melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan kecerdasan
emosi dan perilaku asertif, bisa dengan menambah variabel-variabel yang
berbeda atau bisa dengan memanfaatkan layanan bimbingan konseling
untuk mengendalikan perilaku asertif mahasiswa atau untuk meningkatkan
kecerdasan emosi mahasiswa. Misalnya dengan menggunakan layanan
konseling kelompok, bimbingan kelompok, layanan informasi dan
konseling individu.
41
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa ada
hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan perilaku asertif
dengan rxy = 0.848 dan p = 0,000 < 0,01 yang artinya semakin tinggi kecerdasan
emosi semakin tinggi perilaku asertif.
5.2 Saran
5.2.1 Saran bagi Mahasiswa
Mahasiswa perlu meningkatkan kecerdasan emosi dan perilaku
asertif dengan cara menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan,
kemurungan, atau ketersinggungan dan bangkit dari perasaan yang
menekan, dan perilaku asertif dengan cara, mengungkapkan perasaan
positif, meminta kebaikan hati seseorang untuk mengubah perilakunya,
mengungkapkan perasaan suka, cinta, sayang kepada orang yang
disenangi, mempertahankan hak, menolak permintaan, mengungkapkan
pendapat, mengungkapkan ketidaksenangan, mengungkapkan kemarahan.
5.2.2 Saran bagi Dosen Progdi Bimbingan dan Konseling
Dosen perlu memberikan materi tentang kecerdasan emosi,
perilaku asertif agar mahasiswa bisa mengontrol emosi, bersikap positif,
mengendalikan dan mengontrol perilaku asertif atau perasaan positif yang
ada dalam diri mahasiswa yaitu dengan cara mengadakan seminar tentang
kecerdasan emosi dan perilaku asertif.
40
5.2.3. Saran bagi Progdi Bimbingan dan Konseling
Hasil penelitian ditemukan kecerdasan emosi pada kategori sangat
tinggi dan perilaku asertif pada kategori sangat tinggi. Diharapkan dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan Dosen Bimbingan dan Konseling
dalam membuat program-program untuk meningkatkan kecerdasan emosi
dan perilaku asertif, melalui program yang berkaitan dengan kecerdasan
emosi dan perilaku asertif, sehingga dapat dilakukan tindak lanjut seperti
bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
5.2.4. Saran bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan penelitian ini, saran untuk peneliti selanjutnya,
apabila akan melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan kecerdasan
emosi dan perilaku asertif, bisa dengan menambah variabel-variabel yang
berbeda atau bisa dengan memanfaatkan layanan bimbingan konseling
untuk mengendalikan perilaku asertif mahasiswa atau untuk meningkatkan
kecerdasan emosi mahasiswa. Misalnya dengan menggunakan layanan
konseling kelompok, bimbingan kelompok, layanan informasi dan
konseling individu.
41