Karakteristik Pertumbuhan Vegetatif, Kandungan Sterol dan Klorofil dari Beberapa Aksesi Tanaman Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Taksonomi tanaman bangun-bangun menurut Pandey (2007) :
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Angiospermae

Sub Divisio

: Spermatophyta

Class

: Dicotyledoneae

Ordo


: Lamiales

Family

: Lamiaceae

Genus

: Plectranthus

Spesies

: Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng

Sinonim

: Coleus amboinicus Lour. atau Coleus aromaticus Benth.

Tanaman ini berakar tunggang dan berwarna putih kotor. Akar juga dapat
tumbuh dari ruas-ruas tanaman yang menyentuh tanah. Akarnya berkembang baik

pada tanah yang gembur dan subur. Batangnya berbentuk persegi, berkayu lunak,
beruas-ruas yang dapat menempel di tanah, mudah tumbuh, dan mudah patah.
Penampang batang berdiameternya ±15 mm, tengah ±10 mm, dan ujung ±5 mm.
Batang yang masih muda berbulu kasar. Percabangan tanaman ini simpodial, dan
berwarna hijau pucat (Ramachadran, 1997).
Daunnya tunggal, mudah patah, bulat telur, tepi beringgit, ujung dan
pangkal membulat, berbulu, panjang 6,5 - 7 cm, lebar 5,5 - 6,5 cm, panjang
tangkai 2,4 - 3 cm berwarna hijau atau keunguan, pertulangan menyirip dan
berwarna hijau muda (Prakash et al., 2012).

Universitas Sumatera Utara

Tanaman ini memiliki bunga majemuk, bentuk tandan, bebulu halus,
kelopak berbentuk mangkok dan setelah mekar pecah menjadi lima. Putik
panjangnya ± 17 mm, kepala putik berwarna coklat, benang sarinya empat, kepala
sarinya berwarna kuning, dan mahkotanya berbentuk mangkok yang berwarna
keunguan (Ramachadran, 1997).
Bangun-bangun tumbuh dengan baik pada daerah bercurah hujan tinggi
dan sedang antara 800-1200 mm/tahun. Tanaman ini sangat membutuhkan sinar
matahari yang banyak untuk pertumbuhannya, serta mampu hidup pada

ketinggian ± 100 m diatas permukaan laut hingga ± 1200 m di atas permukaan
laut (Prakash et al., 2012).

Gambar 1. (A) Tajuk dan (B) Bunga Tanaman Bangun-Bangun
Sterol
Menurut Vasquez et al., (2000), senyawa lactogogue terdiri dari beberapa
komponen yang apabila bekerja bersama-sama dalam tubuh akan memacu
produksi air susu ibu (ASI), meningkatkan fungsi pencernaan dan meningkatkan

Universitas Sumatera Utara

pertumbuhan bobot badan. Beberapa senyawa tersebut adalah: 3,4-dimethyl-2oxocyclopent-3-enylacetic acid, monomethyl succinate, phenylmalonic acid,
cyclopentanol, 2-methyl acetate methylpyro, glutamate, senyawa sterol, steroid,
asam lemak, dan asam organik. Dengan adanya komponen tersebut dalam
bangun-bangun sehingga merangsang hormon yang terdapat dalam tubuh untuk
memproduksi susu yang banyak sehingga kebutuhan anak dapat tercukupi.
Menurut Pullaiah (2006), daun tanaman bangun-bangun mengandung
butylaniside, -caryophyllene, carvacrol, 1-8-cineole, p-cymene, ethylsalicylate,
eugenol, limonene, myrcene, and -pinenes, -selenene, terpinene, terpinen-4-ol,
thymol, verbenone (minyak atsiri), apigenin, chrysoeriol, 5,4-dihydroxy-6,7dimethoxy-flavone (cirsimaritin), eriodictyol, 6-methoxy-genkawanin, luteolin,

quercetin, salvigenin, taxifolin, oxaloacetic acid, crategolic, euscaphic, 2-3dihydro-olean-12-en-28-oic, pomolic, oleanolic, tormentic, 2α,3 α,19 α,23 αtetrahydroxyurs-12-en-28-oic, ursolic acids, β-sitosterol-d-glucoside.
Bahan alam, termasuk terpenoid, dari dahulu telah dipakai di dalam bidang
farmasi, pertanian, dan pemakaian komersil lain, seperti pengobatan kanker.
Terpen dengan berat molekul kecil selalu digunakan untuk parfum dan pemberi
rasa. Steroid dianggap berasal dari terpenoid, karena pada jalur biosintesisnya,
steroid diturunkan dari squalene, yang juga merupakan senyawa pembentuk
triterpene. Selama tiga dekade terakhir β-sitosterol telah diketahui dapat
mengurangi kadar kolesterol. Struktur β-sitosterol mempunyai kemiripan dengan
kolesterol, sehingga dapat memblokir penyerapan kolesterol dengan cara
penghambatan kompetitif. Meskipun β-sitosterol tidak diserap dengan baik oleh
tubuh (5-10%), bila dikonsumsi dengan kolesterol secara efektif memblokir

Universitas Sumatera Utara

penyerapan kolesterol, yang mengakibatkan menurunkan kadar kolesterol serum
(Tisnadjaja et al., 2006).
Kehadiran beta-sitosterol di dalam hati akan mempercepat rusaknya enzim
spesifik yang dibutuhkan hati untuk memproduksi kolesterol, atau secara tidak
langsung menghambat pembentukan kolesterol di hati. Beta-sitosterol memiliki
struktur kimia yang hampir sama dengan kolesterol sehingga bisa menghambat

absorpsi kolesterol oleh darah. Kolesterol yang tidak terabsorpsi oleh darah
tersebut kemudian akan terekskresikan keluar tubuh. Pada awalnya, senyawa
sterol diketahui sebagai subtansi dari binatang baik sebagai hormon sex, asam
empedu atau lainnya. Baru belakangan senyawa-senyawa ini terdeteksi pada
jaringan tanaman. Tiga macam senyawa yang biasa disebut sebagai ”fitosterol”
yaitu sitosterol (lebih dikenal sebagai beta-sitosterol), stigmasterol dan
campesterol terbukti bisa ditemukan pada beberapa jenis tanaman tinggi.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa fitosterol mampu mengurangi
kadar kolesterol total dan LDL kolesterol di dalam darah. Beberapa jenis senyawa
sterol tertentu seperti ergosterol, dapat ditemukan pada tanaman tingkat rendah
seperti khamir dan jamur (Harborne, 1998).
Sejarah penemuan steroid bermula dari penelitian terhadap sterol (steroid
alkohol) dan dilanjutkan dengan asam empedu. Pada waktu itu belum dimengerti
kegunaan penelitian ini sampai akhirnya diketahui bahwa kebanyakan hormon dan
beberapa vitamin berintikan kerangka steroid (Robinson, 1995). Contoh
stigmasterol merupakan materi pemula untuk sintesis hormon estrogen melalui
koversi terlebih dahulu menjadi androstadienedion dan estron. Estrogen adalah
hormon pada wanita yang mempengaruhi pertumbuhan dan sirkulasi darah dari

Universitas Sumatera Utara


uterus, vagina dan kelenjer air susu. Karena itu estrogen kemudian digunakan
bersama

dengan

gestagen

sebagai

kombinasi

agen

kontrasepsi

(Elvers et al., 1989).
Klasifikasi steroid dapat dikelompokkan menjadi sterol, sterolin, saponin
(sapogenin), glikosida jantung dan asam empedu. Sterol alam selalu mempunyai
gugus hidroksi pada posisi C3 pada cincin A dan rantai samping C17 serta

kadang-kadang berikatan rangkap pada posisi 5-6, contoh : stigmasterol,
β-sitosterol, dan lain-lain. Steroid mempunyai kerangka dasar siklopentano
perhidro fenantren. Ditinjau dari segi struktur molekul perbedaan antara kelompok
steroid ini ditentukan oleh jenis substituen R pada C17, C13 dan C10 yang terikat
pada kerangka dasar karbon. Perbedaan antara senyawa satu dengan yang lain dari
suatu kelompok tertentu ditentukan oleh panjang rantai karbon R pada C17, gugus
fungsi yang terdapat pada substituen R pada ketiga C serta jumlah posisi gugus
fungsi oksigen dan ikatan rangkap (Manitto, 1980).
Klorofil
Adapun jenis – jenis senyawa zat warna alam yang terkandung dalam
tumbuhan adalah klorofil (hijau) pada daun; karoten (kuning oranye) pada umbi
dan daun; likopene (merah) pada bunga dan buah; flavon (kuning) pada bunga,
akar dan kayu; antosianin (kuning kemerahan, merah lembayung) pada buah dan
bunga; betalain (kuning merah) menyerupai antosianin atau flavonoid pada beet
merah; xanton (kuning) pada buah (Kurniawan et al., 2010).
Senyawa aktif yang terdapat di dalam suatu tumbuhan disebut sebagai
metabolit sekunder. Metabolit sekunder tersebut sangat menentukan khasiat

Universitas Sumatera Utara


tumbuhan obat yang banyak dipengaruhi oleh habitat, lokasi tumbuh, perlakuan
pra dan pasca panen (Rahardjo et al., 2000).
Tanaman ini mengandung fenolik, terpenoid, nitrogen, vitamin, dan
metabolit

sekunder

yang

berfungsi

sebagai

antioksidan,

anti

mikroba,

anti-inflamasi, anti tumor, anti mutagen, anti kanker, dan diuretik. Kandungan

nutrisi daun bangun-bangun menurut Sahay et al., (2011) adalah sebagai berikut:
Komponen
Protein
Vitamin
asam askorbat
tiamin
mineral
kalsium
kalium
magnesium
zat besi
serat total
oksalat
klorofil-a
klorofil-b
xanthofil
α- karoten
β- karoten
Klorofil


yang

Kandungan (% )
0,6
0,003
0,00008
0,158
0,138
0,088
0,262
1,87
0,02
0,44 ± 0,13
0,29 ± 0,10
0.356mg / g berat kering
0.157mg / g berat kering
0.0035mg / g berat kering
diekstrak

dari


daun

alfalfa

berfungsi

sebagai

anti peradangan, anti bakteri, anti parasit, dan antioksidan (Rahmayanti dan
Sitanggang, 2006). Menurut Yoga et al., (2007), daun kacapiring (Gardenia
jasminoides Ellis) mengandung komponen bioaktif seperti klorofil dan fenol total
yang dapat dijadikan sebagai sumber antioksidan alami. Ekstrak daun dan gel
dengan pelarut semi polar memiliki kemampuan dalam mereduksi senyawa
radikal bebas sehingga dapat diaplikasikan untuk produk industri obat-obatan.
Klorofil berbentuk butir-butir hijau yang tedapat didalam koroplas. Pada
umumnya kloroplas berbentuk oval, yang terdiri dari bahan dasar yang disebut

Universitas Sumatera Utara

stroma, sedangkan butir-butir yang terkandung didalam stroma disebut grana.
Pada tanaman terdapat 2 macam klorofil, yaitu klorofil a dan klorofil b. Klorofil a
merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan
autotrof. Klorofil b terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan tumbuhan
darat. Klorofil itu fluoresen, artinya dapat menerima sinar dan mengembalikannya
dalam bentuk gelombang yang berlainan. Akibat adanya klorofil, tumbuhan dapat
menyusun makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari. Klorofil a
terlihat berwarna hijau-tua, tetapi jika sinar direfleksikan, akan menampakan
warna merah. Klorofil b terlihat berwarna merah-cokelat. Klorofil banyak
menyerap sinar merah dan nila (Dwijoseputro, 1980).
Turunan klorofil yang umumnya terdapat pada tanaman adalah klorofil a
dan klorofil b. Jumlah masing-masing jenis klorofil tersebut pada tanaman
berbeda-beda, tetapi umumnya klorofil a lebih banyak daripada klorofil b, dengan
rasio 3:1. Kemampuan aktivitas biologis klorofil dapat digunakan sebagai sumber
antioksidan. Klorofil alami bersifat lipofilik (larut lemak), karena gugus fitolnya.
Gugus fitol yang mengalami hidrolisis oleh asam atau enzim klorofilase
menyebabkan perubahan klorofil menjadi turunannya yang larut air (klorofilid dan
klorofilin) (Yoga et al., 2007).
Klorofil atau yang biasa dikenal dengan zat hijau daun, sama seperti
namanya, merupakan kandungan yang menyebabkan warna hijau pada tanaman.
Klorofil ini akan menyerap energi dari matahari untuk memfasilitasi
berlangsungnya proses fotosintesis pada tumbuhan. Klorofil ini sama seperti darah
pada manusia. Zat ini sangat berperan dalam fungsi metabolisme seperti
pertumbuhan dan respirasi tumbuhan. Komposisi kimia klorofil hampir sama

Universitas Sumatera Utara

dengan komposisi darah manusia. Bedanya, atom sentral klorofil adalah
magnesium sedang atom sentral hemoglobin manusia adalah besi. Banyak
penelitian yang telah menemukan manfaat klorofil bagi kesehatan manusia.
Klorofil mengandung antioksidan, anti peradangan dan zat yang bersifat
menyembuhkan luka (Lestari, 2009).

Universitas Sumatera Utara