Deskripsi tingkat perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan implikasinya terhadap usulan topik bimbingan pribadi-sosial.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI
SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
USULAN TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL
oleh
Eunike Prasetyaning Jati
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat perilaku agresif
siswa kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta dan mengidentifikasi butirbutir item perilaku agresif yang terindikasi sebagai dasar penyusunan usulan topik
bimbingan pribadi-sosial.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta tahun
ajaran 2014/2015 yang berjumlah 75 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah Kuesioner Tingkat Perilaku Agresif Siswa sebanyak 80 item. Kuesioner
disusun berdasarkan aspek-aspek Perilaku Agresif yaitu agresif verbal dan agresif
non-verbal. Tingkat reliabilitas kuesioner sebesar 0,904.Teknik analisis data yang
digunakan adalah perhitungan persentase dengan pendistribusian berdasarkan
kriteria yang terdiri dari lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah
dan rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tingkat perilaku agresif siswa
kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta adalah 18 siswa (22,5%) masuk
dalam kategori sangat tinggi, 1 siswa (1,25%) masuk dalam kategori tinggi, 12
siswa (15%) dalam kategori sedang, 39 siswa (48,75%) dalam kategori rendah,
dan 10 siswa (12,5%) masuk dalam kategori sangat rendah. (2) Berdasarkan
analisis terhadap capaian skor butir-butir kuesioner perilaku agresif, diperoleh 3
butir item yang masuk ke dalam kategori tinggi, dan dijadikan sebagai dasar
untuk menyusun usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
DESCRIPTION OF AGGRESSIVE BEHAVIOR AMONG STUDENTS ON
THE ELEVENTH GRADE AT SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA
IN 2014/2015 ACADEMIC YEAR AND ITS IMPLICATIONS TO THE
SUGGESTED TOPICS OF PERSONAL-SOCIAL GUIDANCE
Eunike Prasetyaning Jati
Universitas Sanata Dharma
2015
The goal of this research is to describe the grade of aggressive behavior
among students on the eleventh grade at SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta
and to identify the points of itself as a basis of preparation of the personal
guidance social topics.
The kind of this research is a descriptive study uses survey method. The
subject is the eleventh grade at SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta consisting
of 75 students. The instrument in this research is the grade of aggressive behavior
questionnaire consists of 80 items. The questionnaire is arranged based on
aggressive behavior aspects that is verbal aggressive and non-verbal aggressive.
The amount of the grade of reliability questionnaire is 0,904. The technique of
data analysis is percentage calculation with its distribution based on the criteria
which is consist of five categories that is very high, high, medium, low, and very
low.
The result shows that (1) the grade of aggressive behavior among students
on the eleventh grade at SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta is 18 students
(22,5%) include to the very high category, 1 student (1,25%) includes to the high
category, 12 students (15%) are in the medium category, 39 students (48,75%)
include to the low category, and 10 students (12,5%) include to the very low
category. (2) Based on the analysis of the aggressive behavior points score
performance, obtained 3 items point which include to the high category, and it is
as a base to arrange the suggestion topics of personal-social guidance.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI
SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK
BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Eunike Prasetyaning Jati
091114045
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI
SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK
BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Eunike Prasetyaning Jati
091114045
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
Bersyukurlah dan berbahagialah setiap kali kita mendengar keberhasilan orang lain.
Sekecil apapun…Sebesar apapun…
-Anonim-
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
♥ Tuhan Yesus Kristus
♥ Universitas Sanata Dharma
♥ Program Studi Bimbingan dan Konseling
♥ Keluargaku terkasih
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Januari 2015
Penulis
Eunike Prasetyaning Jati
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Eunike Prasetyaning Jati
NIM
: 091114045
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI SMK
MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK BIMBINGAN PRIBADI –
SOSIAL
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam
bentuk
media
lain,
mengelolanya
dalam
bentuk
pangkalan
data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet dan media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 9 Januari 2015
Yang menyatakan
Eunike Prasetyaning Jati
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI
SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
USULAN TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL
Eunike Prasetyaning Jati
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat perilaku agresif siswa
kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta dan mengidentifikasi butir-butir item
perilaku agresif yang terindikasi sebagai dasar penyusunan usulan topik bimbingan
pribadi-sosial.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta tahun ajaran
2014/2015 yang berjumlah 75 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
Kuesioner Tingkat Perilaku Agresif Siswa sebanyak 80 item. Kuesioner disusun
berdasarkan aspek-aspek Perilaku Agresif yaitu agresif verbal dan agresif non-verbal.
Tingkat reliabilitas kuesioner sebesar 0,904.Teknik analisis data yang digunakan
adalah perhitungan persentase dengan pendistribusian berdasarkan kriteria yang
terdiri dari lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tingkat perilaku agresif siswa kelas
XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta adalah 18 siswa (22,5%) masuk dalam
kategori sangat tinggi, 1 siswa (1,25%) masuk dalam kategori tinggi, 12 siswa (15%)
dalam kategori sedang, 39 siswa (48,75%) dalam kategori rendah, dan 10 siswa
(12,5%) masuk dalam kategori sangat rendah. (2) Berdasarkan analisis terhadap
capaian skor butir-butir kuesioner perilaku agresif, diperoleh 3 butir item yang
masuk ke dalam kategori tinggi, dan dijadikan sebagai dasar untuk menyusun usulan
topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
DESCRIPTION OF AGGRESSIVE BEHAVIOR AMONG STUDENTS ON
THE ELEVENTH GRADE AT SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA IN
2014/2015 ACADEMIC YEAR AND ITS IMPLICATIONS TO THE
SUGGESTED TOPICS OF PERSONAL-SOCIAL GUIDANCE
Eunike Prasetyaning Jati
Universitas Sanata Dharma
2015
The goal of this research is to describe the grade of aggressive behavior
among students on the eleventh grade at SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta and
to identify the points of itself as a basis of preparation of the personal guidance social
topics.
The kind of this research is a descriptive study uses survey method. The
subject is the eleventh grade at SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta consisting of
75 students. The instrument in this research is the grade of aggressive behavior
questionnaire consists of 80 items. The questionnaire is arranged based on aggressive
behavior aspects that is verbal aggressive and non-verbal aggressive. The amount of
the grade of reliability questionnaire is 0,904. The technique of data analysis is
percentage calculation with its distribution based on the criteria which is consist of
five categories that is very high, high, medium, low, and very low.
The result shows that (1) the grade of aggressive behavior among students on
the eleventh grade at SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta is 18 students (22,5%)
include to the very high category, 1 student (1,25%) includes to the high category, 12
students (15%) are in the medium category, 39 students (48,75%) include to the low
category, and 10 students (12,5%) include to the very low category. (2) Based on the
analysis of the aggressive behavior points score performance, obtained 3 items point
which include to the high category, and it is as a base to arrange the suggestion topics
of personal-social guidance.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah
dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program
Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik berkat bantuan, bimbingan,
dukungan dan doa dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis secara khusus
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telang memberikan dukungan
kepada penulis.
2. J. Donal Sinaga, M.Pd yang bersedia meluangkan waktu untuk penulis, serta
dengan
tulus
dan
sabar
membimbing,
membantu,
mengarahkan
dan
mendampingi penulis selama proses penulisan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan pengetahuan selama proses perkuliahan,
pengalaman dan dukungan kepada penulis.
4. Bapak
S t.
Priyatmoko
yang
dengan
menyelesaikan administrasi.
ix
tulus
membantu
penulis
dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5. Seluruh siswa kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta yang telah
bersedia meluangkan waktu dan menjadi responden.
6. Keluargaku terkasih: Bapak Satriyo Teguh Sanyoto, Ibu Sunarningsih dan adik
Sitoresmi Kriswardani yang dengan tulus memberikan perhatian, dukungan,
kasih sayang, do’a dan biaya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Sahabat-sahabatku: Ayu, Iyem, Lesli, Ninda dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan, perhatian dan bantuan kepada penulis.
8. Teman-teman BK angkatan 2009 yang telah berbagi pengalaman, baik suka
maupun duka.
9. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
dapat menjadi sumbangan pengetahuan khususnya di bidang Bimbingan dan
Konseling.
Yogyakarta, 8 Januari 2015
Penulis
Eunike Prasetyaning Jati
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………..
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………...
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………………
vi
ABSTRAK…………………………………………………………………..
vii
ABSTRACT…………………………………………………………………………
viii
KATA PENGANTAR………………………………………………………
ix
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..
x iv
DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………
xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..
x vi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..
1
A. Latar Belakang………………………………………………………
1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………...
3
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 4
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………...
4
E. Definisi Operasional…………………………………………………. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………..
7
A. Perilaku Agresif……………………………………………………...
7
1. Pengertian Perilaku Agresif…………………………………….
7
2. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif………………………...............
8
3. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Agresif……….………………
10
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a. Frustasi………………………………….........................
10
b. Pembelajaran Sosial dan Hadiah…………………………...
10
c. Pengaruh Kelompok………………………………………..
11
d. Pengaruh Lingkungan Fisik………………………………..
11
4. Dampak Perilaku Agresif……………………………………….
11
a. Bagi Pelaku…………………………………………………
11
b. Bagi Korban………………………………………………...
12
5. Cara Mengatasi Perilaku Agresif……………………………….
12
6. Teori Agresif……………………………………………………
14
a. Teori Bawaan……………………………………………….
14
b. Teori Lingkungan……………………………………………
15
c. Teori Kognitif……………………………………………….
16
B. Remaja……………………………………………………………….
16
1. Definisi Remaja…………………………………………………
16
2. Ciri-ciri Masa Remaja…………………………………………...
17
3. Tugas Perkembangan Remaja…………………………………...
19
C. Hakekat Bimbingan…………………………………………………..
20
1. Pengertian Bimbingan…………………………………………... 20
2. Tujuan Bimbingan………………………………………………
22
3. Bimbingan Pribadi-Sosial……………………………………….
22
4. Macam Fungsi Bimbingan………………………………………
23
5. Fungsi Bimbingan yang dapat Mengurangi Perilaku Agresif…..
24
6. Hubungan Bimbingan Pribadi-Sosial dan Perilaku Agresif….....
24
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………... 26
A. Jenis Penelitian……………………………………………………….
26
B. Subjek Penelitian……………………………………………………..
26
C. Tempat Penelitian……………………………………………………. 27
x ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
D. Instrumen Penelitian…………………………………………………. 27
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen…………………………………
29
1. Validitas………………………………………………………….
29
2. Reliabilitas………………………………………………………..
32
F. Prosedur Pengumpulan Data…………………………………………
35
G. Teknik Analisis Data…………………………………………………
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………
40
A. Hasil………………………………………………………………….
40
1. Tingkat Perilaku Agresif Siswa………………………………….
40
2. Analisis Butir-butir Instrumen Perilaku Agresif…………………
42
3. Analisis Per-aspek Perilaku Agresif……………………………... 44
B. Pembahasan………………………………………………………….
45
C. Usulan Topik-topik Bimbingan……………………………………… 50
BAB V PENUTUP…………………………………………………………...
52
A. Kesimpulan…………………………………………………………..
52
B. Saran…………………………………………………………………
52
1. Guru Pembimbing………………………………………………...
53
2. Orangtua Siswa…………………………………………………… 53
3. Peneliti Lain………………………………………………………
53
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
55
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Subjek Penelitian………………………………………………….
27
Tabel 2 : Skoring/Penilaian Kuesioner Perilaku Agresif…………………… 28
Tabel 3 : Kisi-kisi Instrumen Perilaku Agresif Sebelum Uji Coba…………
29
Tabel 4 : Kisi-kisi Instrumen Perilaku Agresif Stelah Uji Coba……………
31
Tabel 5 : Kriteria Guilford…………………………………………………..
33
Tabel 6 : Jumlah Item-item yang Valid dan Tidak Valid…………………...
34
Tabel 7 : Norma Kategorisasi Subjek Penelitian…………...……………….
37
Tabel 8 : Kategori Tingkat Perilaku Agresif ……………………………….. 38
Tabel 9 : Kategori Skor Item………………………………………………..
39
Tabel 10 : Tingkat Perilaku Agresif………………………………………… 40
Tabel 11 : Kategori Item Perilaku Agresif………………………………….. 42
Tabel 12 : Prosentase Per-aspek Perilaku Agresif…………………………
44
Tabel 13 : Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Tinggi….
50
Tabel 14 : Usulan Topik-topik Bimbingan………………………………….
52
x iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Gambar 1. Diagram Tingkat Perilaku Agresif Siswa Kelas XI SMK
41
Marsudi Luhur Yogyakarta……………………………………..
Gambar 2. Diagram Item Tingkat Perilaku Agresif Siswa Kelas XI SMK
43
Marsudi Luhur Yogyakarta……………………………………..
Gambar 3. Diagram Analisis Per-aspek Perilaku Agresif Siswa Kelas XI
SMK Marsudi Luhur Yogyakarta………………………………
xv
45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Instrumen Perilaku Agresif…………………………………..
57
Lampiran 2 : Tabulasi Data Penelitian……………………………………… 59
Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas…………………………... 65
Lampiran 4 : Surat Perijinan Penelitian……………………………………..
xvi
68
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab I diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku agresif dewasa ini dapat terlihat di lingkungan sekitar kita.
Dimanapun kita berada, pasti terlihat adanya perilaku agresif. Perilaku agresif dapat
dilakukan oleh siapa saja, tidak terkecuali siswa SMK yang notabene sedang
memasuki masa transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal. Perjalanan masa
SMK terkadang siswa menemui permasalahan yang rumit, sehingga dalam
menyelesaikan masalah siswa tidak berpikir panjang dan cenderung menyelesaikan
masalah dengan perilaku agresif. Contoh konkrit masalah yang sering dihadapai oleh
siswa adalah tawuran antar siswa. Tawuran adalah contoh perilaku agresif yang
ekstrim apabila dibandingkan dengan mengumpat atau mengabaikan perkataan orang
lain.
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri dan pembentukan kepribadian.
Masa dimana seorang anak mengalami berbagai pergolakan yang diwarnai oleh
konflik dan perubahan suasana hati. Pikiran, perasaan serta tindakan para remaja yang
sering kali berubah dapat menimbulkan permasalahan dalam dirinya dan
lingkungannya. Pada saat-saat tertentu, remaja dapat bersikap tidak menyenangkan
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
terhadap teman-temannya, namun disaat yang lain, remaja juga dapat bersikap sangat
baik terhadap teman-temannya, terkadang juga remaja membutuhkan privasi, dan
beberapa saat kemudian dapat berubah lagi sesuai dengan pikiran dan perasaan yang
dirasakannya.
Bentuk perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja ada bermacam-macam,
seperti kekerasan verbal, kekerasan fisik, maupun kekerasan psikis. Kekerasan verbal
adalah kekerasan yang dilakukan menggunakan kemampuan verbal manusia, seperti
mencaci maki dan mencemooh. Kekerasan fisik merupakan kekerasan yang
dilakukan dengan menggunakan kekuatan fisik atau tubuh manusia, seperti memukul.
Sedangkan kekerasan psikis adalah kekerasan yang dilakukan dengan adanya unsur
paksaan (mental), seperti memeras. Ketiga bentuk perilaku agresif tersebut jika
dilihat dari segi akibat tentunya tidak dapat diremehkan, karena berdampak bukan
hanya pada fisik (tubuh) tetapi juga berdampak sampai dengan psikis (mental) remaja
yang melakukan perilaku agresif.
Bertolak dari hal-hal di atas, peneliti tertarik untuk memfokuskan penelitian
pada remaja. Peneliti memilih siswa SMK sebagai subyek penelitian karena remaja
usia ini memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku agresif. G. Stanley Hall
menyebutkan masa remaja sebagai masa yang penuh dengan topan dan tekanan,
artinya remaja sebagai masa goncangan yang ditandai dengan konflik dan perubahan
suasana hati (Santrock, 2003: 10-11). Selanjutnya, hasil penelitian ini akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
dipergunakan sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan klasikal yang
sesuai dengan tingkat perilaku agresif yang terlihat pada siswa.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi sekolah, khususnya
guru BK dalam hal perilaku agresif, dampak dari perilaku agresif, serta pencegahan
dan penanganan perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta
dengan usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang sesuai dengan butir-butir
item dalam kuesioner sehubungan dengan perilaku agresif untuk dapat mencegah dan
menangani perilaku agresif siswa.
B. Rumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang masalah, dirumuskanlah masalah yang akan
diteliti sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi tingkat perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015?
2. Item-item instrumen mana saja yang teridentifikasi tinggi sebagai dasar
penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, dirumuskanlah tujuan penelitian ini, yaitu:
1. Mendeskripsikan tingkat perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
2. Mengidentifikasi item-item instrumen perilaku agresif yang tinggi pada siswa
kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan
kemudian digunakan sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan
pribadi-sosial.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini adalah mampu memberikan sumbangsih dalam
memberikan topik bimbingan pribadi-sosial, yang berguna sebagai untuk
membantu siswa memenuhi tugas perkembangannya. Selain itu penelitian ini
juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang besar untuk teori
perilaku agresif sehingga dapat digunakan lebih tepat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa diharapkan dapat mengetahui tingkat perilaku agresif bagi
dirinya sendiri.
b. Bagi Guru BK
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi guru
BK dan menjadi masukan dalam mencegah serta menangani perilaku
agresif siswa.
c. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menilai diri sendiri dalam berperilaku agresif dan
dapat mencegah serta menangani perilaku asertifnya sendiri.
d. Bagi Pembaca
Pembaca dapat menambah wawasan mengenai perilaku agresif
dan dapat memperoleh inspirasi dari penelitian ini.
E. Definisi Operasional
1. Perilaku agresif adalah tindakan yang bersifat kekerasan yang dilakukan oleh
manusia terhadap sesamanya yang dapat membahayakan, menyakiti, atau
mencederai orang lain seperti cedera fisik (pemaksaan, intimidasi,
pengucilan atau pengasingan sosial) atau cedera non-fisik (melalui kata-kata
tajam yang menyakitkan). Berikut adalah bentuk-bentuk agresifitas, yaitu:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
(a) Agresif fisik aktif langsung: memukul, mendorong, berkelahi,
menendang, dan menampar, (b) agresif verbal aktif langsung: menghina,
memaki, marah, dan mengumpat.
2. Siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014
adalah semua anak didik yang terdaftar sebagai siswa kelas XI SMK
Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dan berjumlah 75 siswa.
3. Bimbingan pribadi-sosial merupakan upaya layaan yang diberikan kepada
siswa agar mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialaminya,
baik yang bersifat pribadi maupun sosial, sehingga mampu membina
hubungan social yang harmonis di lingkungannya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini diuraikan mengenai deskripsi perilaku agresif, definisi remaja,
dan hakekat bimbingan.
A. Perilaku Agresif
1. Pengertian Perilaku Agresif
Perilaku agresif merupakan kecenderungan manusia untuk melakukan agresi.
Agresif adalah kata sifat dari agresi. Menurut Robert Baron (Koeswara, 1988: 5)
agresif adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau
mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku
tersebut.
Senada dengan definisi di atas, Anantasari (2006: 90-91) menjelaskan bahwa
ada beberapa ciri perilaku agresif yang perlu diperhatikan. Ciri perilaku agresif
tersebut ada tiga hal yaitu menyakiti diri sendiri, orang lain atau obyek pengganti.
Pertama, bahaya kesakitan yang ditimbulkan dapat berupa kesakitan fisik dan
kesakitan psikis. Kedua, tidak diinginkan oleh orang yang menjadi sasarannya.
Terakhir, sering kali merupakan perilaku yang melanggar norma sosial. Poin yang
perlu disoroti dari ketiga ciri perilaku agresif yang dikemukakan tersebut adalah
bahwa perilaku menyakiti atau mengganggu orang lain sering bersamaan dengan
pelanggaran norma sosial di lingkungan masyarakat. Hal ini dikarenakan bentuk
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
perilaku agresif yang muncul sering menimbulkan keresahan bagi lingkungan sekitar,
sehingga dalam hal ini pelanggaran norma sosial dapat dijadikan objektifikasi suatu
perilaku dikatakan agresif.
Menurut Bruno (Pristiwaluyo, 2005: 34) memperluas bentuk perilaku
dikatakan agresif atau tidak, yaitu “perilaku agresif timbul bila suatu organisme
menyerang organisme atau benda lainnya secara fisik atau verbal dengan nada
bermusuhan”. Dalam hal ini perilaku yang menyakiti orang lain secara verbal, seperti
mencemooh, mengumpat ataupun berteriak dengan penuh emosi itu baik kepada
makhluk hidup ataupun benda lainnya, maka perilaku tersebut dapat dikatakan
sebagai perilaku agresif.
Dari beberapa pendapat mengenai perilaku agresif di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa perilaku agresif merupakan tingkah laku, perilaku menyerang atau
menyakiti baik terhadap makhluk hidup ataupun benda mati, perasaan kekecewaan
dan bentuk dari pertahanan diri. Perilaku agresif juga secara umum merupakan
penyimpangan norma sosial yang berlaku di sekitar dan berpotensi menimbulkan
ketakukan tersendiri bagi objek yang dikenai perlakuan. Akibatnya akan
memunculkan dampak yang negatif baik fisik maupun psikis.
2. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif
Moore dan Fine (Koeswara, 1988) membagi perilaku agresif dalam dua
bentuk yaitu secara fisik dan secara verbal, yaitu:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
a) Agresivitas verbal yaitu agresif yang dilakukan dengan cara menyerang secara
verbal seperti mengejek, membentak, menghina, dan lain-lainnya.
b) Agresivitas fisik yaitu agresif yang dilakukan dengan menggunakan
kemampuan fisik seperti menendang, menggigit, mencubit, melempar dan
lain-lainnya.
Senada dengan penjelasan diatas, Morgan, King, Weisz, & Schopler (1986)
merumuskan bentuk-bentuk agresivitas yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Bentuk-bentuk Agresi
a. Fisik, aktif, langsung
b. Fisik, aktif, tidak langsung
c. Fisik, pasif, langsung
d. Fisik, pasif, tidak langsung
e. Verbal, aktif, langsung
f. Verbal, aktif, tidak langsung
g. Verbal, pasif, langsung
h. Verbal, pasif, tidak langsung
Contoh
Menikam, memukul, atau menembak
orang lain.
Membuat perangkat untuk orang lain,
menyewa seorang pembunuh untuk
membunuh.
Secara fisik mencegah orang lain
memperoleh tujuan yang diinginkan atau
memunculkan tindakan yang diinginkan
(misalnya:
aksi
duduk
dalam
demonstrasi).
Menolak melakukan tugas-tugas yang
seharusnya
(misalnya:
menolak
berpindah ketika melakukan aksi duduk).
Menghina orang lain.
Menyebarkan gossip atau rumors yang
jahat tentang orang lain.
Menolak berbicara ke orang lain,
menolak menjawab pertanyaan, dll.
Tidak mau membuat komentar verbal
(misalnya: menolak berbicara ke orang
lain yang menyerang dirinya bila dia
tidak dikritik secara tidak adil).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
3. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Agresif
Perilaku agresif pada umumnya dipahami sebagai perilaku yang
dimaksudkan untuk melukai orang lain. Perilaku ini termasuk salah satu perilaku
yang tidak dapat diterima oleh lingkungan sosial. Menurut Anantasari (2006: 92).
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku agresif tersebut
antara lain oleh hal-hal berikut ini:
a. Frustrasi
Secara umum, frustasi pada individu akan muncul ketika banyak
harapan tidak terpenuhi. Frustasi ternyata berkaitan dengan agresif. Sebuah
teori mengatakan bahwa agresif selalu merupakan konsekuensi dari frustasi,
dan frustasi selalu menimbulkan agresif. Oleh karenanya, situasi menekan dan
tanpa harapan yang dialami anak sangat mungkin memicu terjadinya perilaku
agresif.
b. Pembelajaran Sosial dan Hadiah
Munculnya agresif juga diungkap oleh Bandura (1986 : 29) lewat teori
belajar sosialnya. Teori ini mengungkapkan bahwa manusia belajar agresif
dengan melihat model yang diidolakan, seorang anak akan menganggap
dirinya mendapat hadiah atau menjadi hebat seperti tokoh yang diidolakan.
Selain meniru para model, perilaku agresif juga dapat muncul karena seorang
anak mendapat hadiah. Misalnya saja seorang anak menjadikan perilaku
agresif sebagai mekanisme yang akan selalu ia lakukan ketika lingkungan atau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
orang tuanya selalu memberikan apa yang diinginkan anak ketika melakukan
perilaku tersebut.
c. Pengaruh Kelompok
Penyebab agresifitas berkaitan juga dengan pengaruh kelompok.
Ketika seorang anak masuk dalam kelompok, ada kecenderungan untuk
menaati peraturan yang dimiliki kelompok. Ketaatan ini akan diperjuangkan
karena akan menimbulkan penerimaan, penghargaan, bahkan pengakuan dari
kelompok. Ketaatan ini pada akhirnya juga muncul ketika anak dituntut untuk
melakukan perilaku agresif.
d. Pengaruh Lingkungan Fisik
Pengaruh lingkungan fisik yang buruk dalam banyak hal dapat
menjadi faktor pemicu munculnya agresif. Misalnya saja lingkungan yang
sangat bising dan panas dapat mendorong orang bertindak dengan cara-cara
yang keras.
4. Dampak Perilaku Agresif
a. Bagi Pelaku
Seseorang yang melakukan perilaku agresif tentunya akan memiliki dampak
terhadap dirinya serta lingkungan sekitarnya. Akibat yang didapatkan adalah
dijauhi atau diabaikan oleh orang lain dan dikucilkan oleh masyarakat.
Bahkan apabila pelaku agresif sudah melakukan tindakan kearah kriminal,
maka dapat dipastikan bahwa pelaku akan mendapat hukuman dengan cara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
ditahan atau dipenjara. Apabila korban dari pelaku tindakan agresif membalas,
pelaku juga dapat terluka, baik secara fisik atu psikis (Nugraheni, 2004: 44).
b. Bagi Korban
Dampak perilaku agresif bagi korban menurut Anantasari (2006: 67), yaitu:
1) Perasaan tidak berdaya.
2) Perasaan marah setelah menjadi korban perilaku agresif.
3) Perasaan bahwa diri sendiri memiliki kerusakan permanen.
4) Ketidakmampuan mempercayai orang lain dan ketidakmampuan menjalin
relasi dekat dengan orang lain.
5) Keterpakuan pada pikiran tentang tidakan agresif atau kriminal.
6) Hilangnya keyakinan bahwa dunia bisa berada dalam tatanan yang adil.
5. Cara Mengatasi Perilaku Agresif
Anantasari (2006: 48) mengutamakan cara mengatasi perilaku agresif
adalah dengan memberi empati, dorong anak untuk dapat mencurahkan
perasaannya, tanggapi dengan bijak, jangan terlalu melindungi, tumbuhkan rasa
percaya diri dan kembangkan kemampuannya, lakukan pengamatan, dan
diskusikan dengan guru.
a. Beri empati: mendorong anak untuk mencurahkan perasaannya, menjadi
pendengar yang baik berarti mendengarkan secara aktif tidak hanya
mendengarkan apa yang diucapkan, tetapi juga memperhatikan bahasa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
tubuhnya. Yang penting adalah usahakan untuk menunjukkan rasa empati
dapat memahami perasaan atau situasi yang dihadapi anak.
b. Tanggapi secara bijak: tanggapan yang bijaksana, penuh empati, dan jauh dari
kesan menginterogasi akan mendorong anak untuk lebih terbuka. Jangan
terburu-buru ketika memberikan tanggapan atau saran, apalagi sampai
memarahinya.
c. Jangan terlalu melindungi: ajarkan anak untuk dapat meyelesaikan
masalahnya sendiri. sikap terlalu melindungi akan membuat anak selalu
bergantung dan kurang mengembangkan kemampuan untuk bersikap yang
tepat jika terjadi kejadian serupa. Berikan pertanyaan-pertanyaan yang
membimbing dan alternatif tindakan yang dapat diambilnya, misalnya dengan
mengatakan, “menurutmu, sebenarnya kamu bisa berbuat apa?”.
d. Tumbuhkan percaya diri dan kembangkan kemampuannya: anak yang sering
menjadi korban agresifitas biasanya kurang mmepunyai kepercayaan diri. Ia
merasa inferior dibandingkan dengan seorang aggressor, sehingga mereka
merasa tidak berdaya menghadapinya. Tunjukkan kepada anak bahwa setiap
orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
e. Lakukan pengamatan: amati setiap perkembangan yang terjadi, tidak perlu
terlibat langsung tapi perhatikan bagaimana anak berinteraksi dengan teman
sebayanya. Sediakan diri menjadi teman untuk mengadu dan mendapatkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
rasa aman untuk mendorongnya dan ajak anak untuk mengevaluasi keadaan
dirinya.
f. Diskusikan dengan guru: ada baiknya dari permasalahan yang dihadapi anak
dapat didiskusikan kepada guru atau wali kelasnya apabila kejadian terjadi di
sekolah.
6. Teori Agresif
Teori tentang agresif terbagi menjadi beberapa kelompok (Sarwono, 2002)
yaitu:
a. Teori Bawaan.
Teori bawaan atau bakat adalah teori yang berlandaskan bakat atau
sifat-sifat dari dalam diri manusia sendiri. Bukti yang mengatakan bahwa teori
bawaan termasuk dalam teori agresif adalah teori Psikoanalisa atau teori
naluri.
Freud dalam teori Psikoanalisis klasiknya mengemukakan bahwa
agresi adalah salah satu dari dua naluri dasar manusia. Naluri agresif atau
tanatos ini merupakan pasangan dari naluri seksual atau eros. Naluri seks
berfungsi untuk melanjutkan keturunan sedangan naluri agresif berfungsi
untuk mempertahankan jenis. Kedua naluri tersebut berada pada alam
ketidaksadaran, khususnya dalam kepribadian yang disebut Id yang pada
prinsipnya ingin agar kemauannya dituruti (prinsip kesenangan atau Pleasure
Principle) dan terletak pada bagian lain dari kepribadian yang dinamakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
Super Ego yang mewakili norma-norma yang ada dalam masyarakat dan Ego
yang berhadapan dengan kenyataan. Contohnya, sepasang kekasih berusia
remaja yang sedang dimabuk asmara dan tidak mampu mengendalikan hasrat
untuk saling memiliki, pada umumnya akan melakukan segala hal yang
diinginkan pasangannya agar dapat memiliki pasangannya tersebut seutuhnya.
Hal ini secara tidak langsung dilakukan dalam ketidaksadaran individu dalam
melakukan hal tersebut, dan dilakukan untuk menuruti kemauannya seperti
yang sudah dipaparkan diatas yang dalam kepribadian disebut Id.
b. Teori Lingkungan.
Inti dari teori lingkungan adalah perilaku agresif merupakan reaksi terhadap
peristiwa atau stimulus yang terjadi di lingkungan.
1) Teori Frustrasi-Agresi Klasik yaitu: agresi dipicu oleh frustrasi. Frustrasi
artinya adalah hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan. Berdasarkan
teori tersebut, agresif merupakan pelampiasan dari perasaan frustrasi.
2) Teori Frustrasi-Agresi Baru yaitu: frustrasi menimbulkan kemarahan dan
emosi, kondisi marah tersebut memicu agresif. Marah timbul jika sumber
frustrasi dinilai mempunyai alternatif perilaku lain daripada yang
menimbulkan frustrasi itu.
3) Teori Belajar-Sosial, yaitu lebih memperhatikan faktor tarikan dari luar.
Bandura (1986) menekankan pernyataan bahwa perilaku agresif,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
perbuatan yang berbahaya, perbuatan yang tidak pasti dapat dikatakan
sebagai hasil bentuk dari pelajaran perilaku sosial.
c. Teori Kognitif.
Monks (1989) Kognisi adalah pengertian yang luas mengenai berpikir
dan mengamati, jadi tingkah laku-tingkah laku yang mengakibatkan orang
memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan
pengetahuan.
B. Remaja
1. Definisi Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere (kata
bendanya adolescentia yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.
Istilah adolescence, seperti diungkapkan saat ini mampunyai arti yang lebih luas
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Masa remaja secara
psikologis adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa,
usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua,
melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam
masalah hak (Hurlock,1999).
Masa remaja secara umum dibagi menjadi dua bagian yaitu awal masa
remaja dan akhir masa remaja. Awal masa remaja berusia sekitar tiga belas tahun
sampai enam belas tahun atau tuju belas tahun, dan akhir masa remaja berusia
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
sekitar enam belas tahun atau tujuh belas tahun sampai dengan delapan belas
tahun, yaitu usia kematangan secara sosial (Hurlock,1999).
Papalia (2004) memberikan definisi remaja sebagai masa peralihan dari
anak-anak ke masa dewasa yang diawali dengan masa puber, yaitu proses
perubahan fisik yang ditandai dengan kematangan seksual, kognisi dan
psikososial yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Monks (Haditono, 2002) membagi masa remaja atas beberapa fase, yaitu:
a. Remaja awal (usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun)
b. Remaja madya (usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun)
c. Remaja akhir (usia 18 tahun sampai dengan 21 tahun)
2. Ciri-ciri Masa Remaja
Menurut Monks (Haditono, 2002), pada setiap tahapan perkembangan
terdapat karakteristik perkembangan yang berbeda dalam hal perkembangan
emosi remaja, yaitu:
a. Remaja Awal (12-15 tahun)
Selama masa ini perkembangan fisik remaja yang semakin tampak
adalah perubahan fungsi alat kelamin. Perubahan tersebut membuat remaja
seringkali mengalami kesukaran dalam penyesuaian diri. Akibatnya tidak
jarang remaja cenderung menyendiri sehingga merasa terasing, kurang
perhatian dari orang lain atau bahkan merasa bahwa tidak ada orang yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
peduli. kontrol terhadap diri remaja bertambah sulit dan remaja cepat marah
dengan cara-cara yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia sekitarnya.
b. Remaja Madya (15-18 tahun)
Pada masa ini, remaja seringkali menunjukkan adanya kontradiksi
dengan nilai-nilai moral yang remaja ketahui, tidak jarang remaja mulai
meragukan tentang apa yang disebut baik dan buruk sehingga remaja
seringkali ingin membentuk nilai-nilai yang mereka anggap benar, baik dan
pantas
untuk
mereka.
Berkurangnya
pengendalian
terhadap
emosi
menyebabkan remaja sulit mengontrol perilaku dalam kehidupan sehariharinya.
c. Remaja Akhir (18-21 tahun)
Selama masa ini, remaja mulai memandang dirinya sebagai orang
dewasa dan menunjukkan pemikiran, sikap, perilaku yang semaki dewasa.
oleh sebab itu, orang dewasa dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan
yang selayaknya kepada mereka. Interaksi dengan orangtua yang menjadi
lebih bagus dan lancar karena mereka sudah memiliki kebebasan penuh dan
emosinya pun mulai stabil. pilihan arah hidup mulai menjadi jelas dan mulai
mampu mengambil pilihan dan keputusan tentang arah hidupnya secara lebih
bijaksana meskipun belum bisa secara penuh. Remaja juga mulai memimilih
cara-cara hidup yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap diri remaja
sendiri, orangtua dan masyarakat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
3. Tugas Perkembangan Remaja
Tugas-tugas
perkembangan
masa
remaja
yang
penting
akan
menggambarkan seberapa jauh perubahan yang dilakukan dan masalah yang
timbul dari perubahan itu sendiri. Hurlock (1999) menyatakan terdapat sepuluh
tugas perkembangan yang harus dilalui seorang remaja, yaitu:
a. Mencapai hubungan baru dan lebih matang.
b. Mencapai peran jenis kelamin sebagai laki-laki ataupun perempuan.
c. Menerima keadaan jasmaninya dan menggunakan jasmaninya secara efektif.
d. Mencapai kemandirian secara emosional dari ketergantungan pada orangtua
dan dewasa lainnya.
e. Mencapai keyakinan akan kemandirian secara ekonomi pada masa
mendatang.
f. Memilih dan mempersiapkan diri untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu.
g. Menyiapkan diri untuk perkawinan dan berkeluarga.
h. Mengembangkan keterampilan dan konsep intelektual sebagai warga
masyarakat.
i. Menginginkan dan melakukan tindakan-tindakan
yang secara sosial
bertanggungjawab.
j. Memilih seperangkat sistem tata nilai dan tata karma yang menuntun
perilakunya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan
masa remaja yaitu memilih seperangkat sistem tata nilai dan tata karma yang
menuntun perilaku remaja, dan dimana pada masa tersebut remaja harus
menyesuaikan diri dengan tugas perkembangan yang dialuinya yaitu remaja harus
memiliki tata karma yang sesuai dengan norma atau aturan yang benar yang
menjadikan remaja menjadi individu dengan perilaku yang tidak menyimpang,
karena pada masa remaja emosinya masih labil sehingga dapat memicu perilaku
agresif.
C. Hakekat Bimbingan
1. Pengertian Bimbingan
Winkel (2004:27) mengemukakan bahwa kata Bimbingan atau Guidance
berasal dari Bahasa Inggris yang dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan
sebagai berikut: memberikan jalan (showing the way); memimpin (leading);
menuntun (conducting); memberikan petunjuk (giving instruction); mengatur
(regulating); mengarahkan (governing); memberikan nasihat (giving advice).
Kalau istilah Bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang selaras dengan
arti-arti yang disebutkan di atas, akan muncul dua pengertian yang mendasar,
yaitu :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
(a) Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yan dapat digunakan
untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan sesuatu sambil
memberikan nasihat.
(b) Mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. tujuan itu mungkin hanya
diketahui oleh pihak yang mengarahkan; mungin perlu diketahui oleh kedua
belah pihak.
Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:99), bimbingan adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang
yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Winkel (2004:27)
mendefenisikan bimbingan: (1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan
pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri, (2) suatu cara
untuk
memberikan
bantuan
kepada
individu
untuk
memahami
dan
mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki
untuk perkembangan pribadinya, (3) sejenis pelayanan kepada individu-individu
agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan
menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri
dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup, (4) suatu
proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri
dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan
konsep dirinya dan tuntutan lingkungan.
2. Tujuan Bimbingan
Winkel & Sri Hastuti (2004: 32) mengemukakan bahwa bimbingan
mempunyai tujuan supaya orang yang dilayani menjadi mampu mengatur
kehidupannya sendiri, memiliki pandangannya sendiri, dan berani menanggung
sendiri akibat dan konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pelayanan bimbingan
dikatakan mencapai tujuan intermediar apabila seseorang ternyata mampu
mengatur kehidupannya sendiri dalam suatu hal yang pada saat itu penting.
Pencapaian tujuan intermediar akan semakin memungkinkan, bahwa orang yang
dibimbing itu akan semakin mengembangkan kemampuan untuk mengatur
kehidupannya sendiri.
3. Bimbingan Pribadi-Sosial
Winkel berpendapat bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan
dalam menghadapi keadaan batin dan mengatasi pergumulan-pergumulan dalam
hati serta dalam mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan
jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual, dan sebagainya; serta
bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai
lingkungan (pergaulan sosial).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
4. Macam Fungsi Bimbingan
Winkel & Sri Hastuti (2004: 66-67) menyebutkan bahwa ada 3 fungsi
bimbingan, yaitu :
a) Fungsi Penyaluran
Fungsi bimbingan dalam membantu siswa mendapatkan program studi
yang sesuai baginya dalam rangka kurikulum pengajaran yang disediakan di
sekolah. Siswa akan dibantu untuk memilih di antara alternatif yang tersedia.
Misalnya, memilih kegiatan ekstrakurikuler yang cocok baginya selama
menjadi peserta didik di sekolah yang bersangkutan, menentukan program studi
lanjutan yang sesuai setelah tamat dan merencanakan bidang pekerjaan yang
cocok baginya di masa mendatang.
b) Fungsi Penyesuaian
Fungsi
bimbingan
dalam
membantu
siswa
menemukan
cara
menempatkan diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang
dihadapi. Misalnya, siswa harus dibantu untuk bergaul secara memuaskan
dengan
menentukan
sikap
ditengah-tengah
kehidupan
keluarganya
(adjustment).
c) Fungsi Pengadaptasian
Fungsi bimbingan sebagai narasumber bagi tenaga-tenaga pendidik
yang lain di sekolah, khususnya pimpina
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI
SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
USULAN TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL
oleh
Eunike Prasetyaning Jati
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat perilaku agresif
siswa kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta dan mengidentifikasi butirbutir item perilaku agresif yang terindikasi sebagai dasar penyusunan usulan topik
bimbingan pribadi-sosial.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta tahun
ajaran 2014/2015 yang berjumlah 75 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah Kuesioner Tingkat Perilaku Agresif Siswa sebanyak 80 item. Kuesioner
disusun berdasarkan aspek-aspek Perilaku Agresif yaitu agresif verbal dan agresif
non-verbal. Tingkat reliabilitas kuesioner sebesar 0,904.Teknik analisis data yang
digunakan adalah perhitungan persentase dengan pendistribusian berdasarkan
kriteria yang terdiri dari lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah
dan rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tingkat perilaku agresif siswa
kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta adalah 18 siswa (22,5%) masuk
dalam kategori sangat tinggi, 1 siswa (1,25%) masuk dalam kategori tinggi, 12
siswa (15%) dalam kategori sedang, 39 siswa (48,75%) dalam kategori rendah,
dan 10 siswa (12,5%) masuk dalam kategori sangat rendah. (2) Berdasarkan
analisis terhadap capaian skor butir-butir kuesioner perilaku agresif, diperoleh 3
butir item yang masuk ke dalam kategori tinggi, dan dijadikan sebagai dasar
untuk menyusun usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
DESCRIPTION OF AGGRESSIVE BEHAVIOR AMONG STUDENTS ON
THE ELEVENTH GRADE AT SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA
IN 2014/2015 ACADEMIC YEAR AND ITS IMPLICATIONS TO THE
SUGGESTED TOPICS OF PERSONAL-SOCIAL GUIDANCE
Eunike Prasetyaning Jati
Universitas Sanata Dharma
2015
The goal of this research is to describe the grade of aggressive behavior
among students on the eleventh grade at SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta
and to identify the points of itself as a basis of preparation of the personal
guidance social topics.
The kind of this research is a descriptive study uses survey method. The
subject is the eleventh grade at SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta consisting
of 75 students. The instrument in this research is the grade of aggressive behavior
questionnaire consists of 80 items. The questionnaire is arranged based on
aggressive behavior aspects that is verbal aggressive and non-verbal aggressive.
The amount of the grade of reliability questionnaire is 0,904. The technique of
data analysis is percentage calculation with its distribution based on the criteria
which is consist of five categories that is very high, high, medium, low, and very
low.
The result shows that (1) the grade of aggressive behavior among students
on the eleventh grade at SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta is 18 students
(22,5%) include to the very high category, 1 student (1,25%) includes to the high
category, 12 students (15%) are in the medium category, 39 students (48,75%)
include to the low category, and 10 students (12,5%) include to the very low
category. (2) Based on the analysis of the aggressive behavior points score
performance, obtained 3 items point which include to the high category, and it is
as a base to arrange the suggestion topics of personal-social guidance.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI
SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK
BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Eunike Prasetyaning Jati
091114045
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI
SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK
BIMBINGAN PRIBADI – SOSIAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Eunike Prasetyaning Jati
091114045
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
Bersyukurlah dan berbahagialah setiap kali kita mendengar keberhasilan orang lain.
Sekecil apapun…Sebesar apapun…
-Anonim-
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
♥ Tuhan Yesus Kristus
♥ Universitas Sanata Dharma
♥ Program Studi Bimbingan dan Konseling
♥ Keluargaku terkasih
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 8 Januari 2015
Penulis
Eunike Prasetyaning Jati
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Eunike Prasetyaning Jati
NIM
: 091114045
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI SMK
MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 DAN
IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK BIMBINGAN PRIBADI –
SOSIAL
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam
bentuk
media
lain,
mengelolanya
dalam
bentuk
pangkalan
data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet dan media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 9 Januari 2015
Yang menyatakan
Eunike Prasetyaning Jati
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
DESKRIPSI TINGKAT PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS XI
SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP
USULAN TOPIK BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL
Eunike Prasetyaning Jati
Universitas Sanata Dharma
2015
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat perilaku agresif siswa
kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta dan mengidentifikasi butir-butir item
perilaku agresif yang terindikasi sebagai dasar penyusunan usulan topik bimbingan
pribadi-sosial.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek
penelitian adalah siswa kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta tahun ajaran
2014/2015 yang berjumlah 75 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
Kuesioner Tingkat Perilaku Agresif Siswa sebanyak 80 item. Kuesioner disusun
berdasarkan aspek-aspek Perilaku Agresif yaitu agresif verbal dan agresif non-verbal.
Tingkat reliabilitas kuesioner sebesar 0,904.Teknik analisis data yang digunakan
adalah perhitungan persentase dengan pendistribusian berdasarkan kriteria yang
terdiri dari lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Tingkat perilaku agresif siswa kelas
XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta adalah 18 siswa (22,5%) masuk dalam
kategori sangat tinggi, 1 siswa (1,25%) masuk dalam kategori tinggi, 12 siswa (15%)
dalam kategori sedang, 39 siswa (48,75%) dalam kategori rendah, dan 10 siswa
(12,5%) masuk dalam kategori sangat rendah. (2) Berdasarkan analisis terhadap
capaian skor butir-butir kuesioner perilaku agresif, diperoleh 3 butir item yang
masuk ke dalam kategori tinggi, dan dijadikan sebagai dasar untuk menyusun usulan
topik-topik bimbingan pribadi-sosial.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
DESCRIPTION OF AGGRESSIVE BEHAVIOR AMONG STUDENTS ON
THE ELEVENTH GRADE AT SMK MARSUDI LUHUR YOGYAKARTA IN
2014/2015 ACADEMIC YEAR AND ITS IMPLICATIONS TO THE
SUGGESTED TOPICS OF PERSONAL-SOCIAL GUIDANCE
Eunike Prasetyaning Jati
Universitas Sanata Dharma
2015
The goal of this research is to describe the grade of aggressive behavior
among students on the eleventh grade at SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta and
to identify the points of itself as a basis of preparation of the personal guidance social
topics.
The kind of this research is a descriptive study uses survey method. The
subject is the eleventh grade at SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta consisting of
75 students. The instrument in this research is the grade of aggressive behavior
questionnaire consists of 80 items. The questionnaire is arranged based on aggressive
behavior aspects that is verbal aggressive and non-verbal aggressive. The amount of
the grade of reliability questionnaire is 0,904. The technique of data analysis is
percentage calculation with its distribution based on the criteria which is consist of
five categories that is very high, high, medium, low, and very low.
The result shows that (1) the grade of aggressive behavior among students on
the eleventh grade at SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta is 18 students (22,5%)
include to the very high category, 1 student (1,25%) includes to the high category, 12
students (15%) are in the medium category, 39 students (48,75%) include to the low
category, and 10 students (12,5%) include to the very low category. (2) Based on the
analysis of the aggressive behavior points score performance, obtained 3 items point
which include to the high category, and it is as a base to arrange the suggestion topics
of personal-social guidance.
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugerah
dan karunia yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program
Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini terselesaikan dengan baik berkat bantuan, bimbingan,
dukungan dan doa dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis secara khusus
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si selaku ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telang memberikan dukungan
kepada penulis.
2. J. Donal Sinaga, M.Pd yang bersedia meluangkan waktu untuk penulis, serta
dengan
tulus
dan
sabar
membimbing,
membantu,
mengarahkan
dan
mendampingi penulis selama proses penulisan skripsi ini.
3. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan pengetahuan selama proses perkuliahan,
pengalaman dan dukungan kepada penulis.
4. Bapak
S t.
Priyatmoko
yang
dengan
menyelesaikan administrasi.
ix
tulus
membantu
penulis
dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5. Seluruh siswa kelas XI SMK MARSUDI LUHUR Yogyakarta yang telah
bersedia meluangkan waktu dan menjadi responden.
6. Keluargaku terkasih: Bapak Satriyo Teguh Sanyoto, Ibu Sunarningsih dan adik
Sitoresmi Kriswardani yang dengan tulus memberikan perhatian, dukungan,
kasih sayang, do’a dan biaya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Sahabat-sahabatku: Ayu, Iyem, Lesli, Ninda dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan, perhatian dan bantuan kepada penulis.
8. Teman-teman BK angkatan 2009 yang telah berbagi pengalaman, baik suka
maupun duka.
9. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
dapat menjadi sumbangan pengetahuan khususnya di bidang Bimbingan dan
Konseling.
Yogyakarta, 8 Januari 2015
Penulis
Eunike Prasetyaning Jati
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………..
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….
ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………
iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………...
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS…………………………
vi
ABSTRAK…………………………………………………………………..
vii
ABSTRACT…………………………………………………………………………
viii
KATA PENGANTAR………………………………………………………
ix
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
xi
DAFTAR TABEL…………………………………………………………..
x iv
DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………
xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..
x vi
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..
1
A. Latar Belakang………………………………………………………
1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………...
3
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 4
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………...
4
E. Definisi Operasional…………………………………………………. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………………..
7
A. Perilaku Agresif……………………………………………………...
7
1. Pengertian Perilaku Agresif…………………………………….
7
2. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif………………………...............
8
3. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Agresif……….………………
10
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a. Frustasi………………………………….........................
10
b. Pembelajaran Sosial dan Hadiah…………………………...
10
c. Pengaruh Kelompok………………………………………..
11
d. Pengaruh Lingkungan Fisik………………………………..
11
4. Dampak Perilaku Agresif……………………………………….
11
a. Bagi Pelaku…………………………………………………
11
b. Bagi Korban………………………………………………...
12
5. Cara Mengatasi Perilaku Agresif……………………………….
12
6. Teori Agresif……………………………………………………
14
a. Teori Bawaan……………………………………………….
14
b. Teori Lingkungan……………………………………………
15
c. Teori Kognitif……………………………………………….
16
B. Remaja……………………………………………………………….
16
1. Definisi Remaja…………………………………………………
16
2. Ciri-ciri Masa Remaja…………………………………………...
17
3. Tugas Perkembangan Remaja…………………………………...
19
C. Hakekat Bimbingan…………………………………………………..
20
1. Pengertian Bimbingan…………………………………………... 20
2. Tujuan Bimbingan………………………………………………
22
3. Bimbingan Pribadi-Sosial……………………………………….
22
4. Macam Fungsi Bimbingan………………………………………
23
5. Fungsi Bimbingan yang dapat Mengurangi Perilaku Agresif…..
24
6. Hubungan Bimbingan Pribadi-Sosial dan Perilaku Agresif….....
24
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………... 26
A. Jenis Penelitian……………………………………………………….
26
B. Subjek Penelitian……………………………………………………..
26
C. Tempat Penelitian……………………………………………………. 27
x ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
D. Instrumen Penelitian…………………………………………………. 27
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen…………………………………
29
1. Validitas………………………………………………………….
29
2. Reliabilitas………………………………………………………..
32
F. Prosedur Pengumpulan Data…………………………………………
35
G. Teknik Analisis Data…………………………………………………
36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………………
40
A. Hasil………………………………………………………………….
40
1. Tingkat Perilaku Agresif Siswa………………………………….
40
2. Analisis Butir-butir Instrumen Perilaku Agresif…………………
42
3. Analisis Per-aspek Perilaku Agresif……………………………... 44
B. Pembahasan………………………………………………………….
45
C. Usulan Topik-topik Bimbingan……………………………………… 50
BAB V PENUTUP…………………………………………………………...
52
A. Kesimpulan…………………………………………………………..
52
B. Saran…………………………………………………………………
52
1. Guru Pembimbing………………………………………………...
53
2. Orangtua Siswa…………………………………………………… 53
3. Peneliti Lain………………………………………………………
53
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….
55
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Subjek Penelitian………………………………………………….
27
Tabel 2 : Skoring/Penilaian Kuesioner Perilaku Agresif…………………… 28
Tabel 3 : Kisi-kisi Instrumen Perilaku Agresif Sebelum Uji Coba…………
29
Tabel 4 : Kisi-kisi Instrumen Perilaku Agresif Stelah Uji Coba……………
31
Tabel 5 : Kriteria Guilford…………………………………………………..
33
Tabel 6 : Jumlah Item-item yang Valid dan Tidak Valid…………………...
34
Tabel 7 : Norma Kategorisasi Subjek Penelitian…………...……………….
37
Tabel 8 : Kategori Tingkat Perilaku Agresif ……………………………….. 38
Tabel 9 : Kategori Skor Item………………………………………………..
39
Tabel 10 : Tingkat Perilaku Agresif………………………………………… 40
Tabel 11 : Kategori Item Perilaku Agresif………………………………….. 42
Tabel 12 : Prosentase Per-aspek Perilaku Agresif…………………………
44
Tabel 13 : Item-item Pernyataan yang Tergolong dalam Kategori Tinggi….
50
Tabel 14 : Usulan Topik-topik Bimbingan………………………………….
52
x iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Gambar 1. Diagram Tingkat Perilaku Agresif Siswa Kelas XI SMK
41
Marsudi Luhur Yogyakarta……………………………………..
Gambar 2. Diagram Item Tingkat Perilaku Agresif Siswa Kelas XI SMK
43
Marsudi Luhur Yogyakarta……………………………………..
Gambar 3. Diagram Analisis Per-aspek Perilaku Agresif Siswa Kelas XI
SMK Marsudi Luhur Yogyakarta………………………………
xv
45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Instrumen Perilaku Agresif…………………………………..
57
Lampiran 2 : Tabulasi Data Penelitian……………………………………… 59
Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas…………………………... 65
Lampiran 4 : Surat Perijinan Penelitian……………………………………..
xvi
68
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab I diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku agresif dewasa ini dapat terlihat di lingkungan sekitar kita.
Dimanapun kita berada, pasti terlihat adanya perilaku agresif. Perilaku agresif dapat
dilakukan oleh siapa saja, tidak terkecuali siswa SMK yang notabene sedang
memasuki masa transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal. Perjalanan masa
SMK terkadang siswa menemui permasalahan yang rumit, sehingga dalam
menyelesaikan masalah siswa tidak berpikir panjang dan cenderung menyelesaikan
masalah dengan perilaku agresif. Contoh konkrit masalah yang sering dihadapai oleh
siswa adalah tawuran antar siswa. Tawuran adalah contoh perilaku agresif yang
ekstrim apabila dibandingkan dengan mengumpat atau mengabaikan perkataan orang
lain.
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri dan pembentukan kepribadian.
Masa dimana seorang anak mengalami berbagai pergolakan yang diwarnai oleh
konflik dan perubahan suasana hati. Pikiran, perasaan serta tindakan para remaja yang
sering kali berubah dapat menimbulkan permasalahan dalam dirinya dan
lingkungannya. Pada saat-saat tertentu, remaja dapat bersikap tidak menyenangkan
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
terhadap teman-temannya, namun disaat yang lain, remaja juga dapat bersikap sangat
baik terhadap teman-temannya, terkadang juga remaja membutuhkan privasi, dan
beberapa saat kemudian dapat berubah lagi sesuai dengan pikiran dan perasaan yang
dirasakannya.
Bentuk perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja ada bermacam-macam,
seperti kekerasan verbal, kekerasan fisik, maupun kekerasan psikis. Kekerasan verbal
adalah kekerasan yang dilakukan menggunakan kemampuan verbal manusia, seperti
mencaci maki dan mencemooh. Kekerasan fisik merupakan kekerasan yang
dilakukan dengan menggunakan kekuatan fisik atau tubuh manusia, seperti memukul.
Sedangkan kekerasan psikis adalah kekerasan yang dilakukan dengan adanya unsur
paksaan (mental), seperti memeras. Ketiga bentuk perilaku agresif tersebut jika
dilihat dari segi akibat tentunya tidak dapat diremehkan, karena berdampak bukan
hanya pada fisik (tubuh) tetapi juga berdampak sampai dengan psikis (mental) remaja
yang melakukan perilaku agresif.
Bertolak dari hal-hal di atas, peneliti tertarik untuk memfokuskan penelitian
pada remaja. Peneliti memilih siswa SMK sebagai subyek penelitian karena remaja
usia ini memiliki kecenderungan untuk melakukan perilaku agresif. G. Stanley Hall
menyebutkan masa remaja sebagai masa yang penuh dengan topan dan tekanan,
artinya remaja sebagai masa goncangan yang ditandai dengan konflik dan perubahan
suasana hati (Santrock, 2003: 10-11). Selanjutnya, hasil penelitian ini akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
dipergunakan sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan klasikal yang
sesuai dengan tingkat perilaku agresif yang terlihat pada siswa.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi sekolah, khususnya
guru BK dalam hal perilaku agresif, dampak dari perilaku agresif, serta pencegahan
dan penanganan perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta
dengan usulan topik-topik bimbingan pribadi-sosial yang sesuai dengan butir-butir
item dalam kuesioner sehubungan dengan perilaku agresif untuk dapat mencegah dan
menangani perilaku agresif siswa.
B. Rumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang masalah, dirumuskanlah masalah yang akan
diteliti sebagai berikut:
1. Seberapa tinggi tingkat perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015?
2. Item-item instrumen mana saja yang teridentifikasi tinggi sebagai dasar
penyusunan topik-topik bimbingan pribadi-sosial?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, dirumuskanlah tujuan penelitian ini, yaitu:
1. Mendeskripsikan tingkat perilaku agresif siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur
Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015.
2. Mengidentifikasi item-item instrumen perilaku agresif yang tinggi pada siswa
kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2014/2015 dan
kemudian digunakan sebagai dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan
pribadi-sosial.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat penelitian ini adalah mampu memberikan sumbangsih dalam
memberikan topik bimbingan pribadi-sosial, yang berguna sebagai untuk
membantu siswa memenuhi tugas perkembangannya. Selain itu penelitian ini
juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang besar untuk teori
perilaku agresif sehingga dapat digunakan lebih tepat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Siswa diharapkan dapat mengetahui tingkat perilaku agresif bagi
dirinya sendiri.
b. Bagi Guru BK
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi guru
BK dan menjadi masukan dalam mencegah serta menangani perilaku
agresif siswa.
c. Bagi Peneliti
Peneliti dapat menilai diri sendiri dalam berperilaku agresif dan
dapat mencegah serta menangani perilaku asertifnya sendiri.
d. Bagi Pembaca
Pembaca dapat menambah wawasan mengenai perilaku agresif
dan dapat memperoleh inspirasi dari penelitian ini.
E. Definisi Operasional
1. Perilaku agresif adalah tindakan yang bersifat kekerasan yang dilakukan oleh
manusia terhadap sesamanya yang dapat membahayakan, menyakiti, atau
mencederai orang lain seperti cedera fisik (pemaksaan, intimidasi,
pengucilan atau pengasingan sosial) atau cedera non-fisik (melalui kata-kata
tajam yang menyakitkan). Berikut adalah bentuk-bentuk agresifitas, yaitu:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
(a) Agresif fisik aktif langsung: memukul, mendorong, berkelahi,
menendang, dan menampar, (b) agresif verbal aktif langsung: menghina,
memaki, marah, dan mengumpat.
2. Siswa kelas XI SMK Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014
adalah semua anak didik yang terdaftar sebagai siswa kelas XI SMK
Marsudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dan berjumlah 75 siswa.
3. Bimbingan pribadi-sosial merupakan upaya layaan yang diberikan kepada
siswa agar mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialaminya,
baik yang bersifat pribadi maupun sosial, sehingga mampu membina
hubungan social yang harmonis di lingkungannya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini diuraikan mengenai deskripsi perilaku agresif, definisi remaja,
dan hakekat bimbingan.
A. Perilaku Agresif
1. Pengertian Perilaku Agresif
Perilaku agresif merupakan kecenderungan manusia untuk melakukan agresi.
Agresif adalah kata sifat dari agresi. Menurut Robert Baron (Koeswara, 1988: 5)
agresif adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau
mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku
tersebut.
Senada dengan definisi di atas, Anantasari (2006: 90-91) menjelaskan bahwa
ada beberapa ciri perilaku agresif yang perlu diperhatikan. Ciri perilaku agresif
tersebut ada tiga hal yaitu menyakiti diri sendiri, orang lain atau obyek pengganti.
Pertama, bahaya kesakitan yang ditimbulkan dapat berupa kesakitan fisik dan
kesakitan psikis. Kedua, tidak diinginkan oleh orang yang menjadi sasarannya.
Terakhir, sering kali merupakan perilaku yang melanggar norma sosial. Poin yang
perlu disoroti dari ketiga ciri perilaku agresif yang dikemukakan tersebut adalah
bahwa perilaku menyakiti atau mengganggu orang lain sering bersamaan dengan
pelanggaran norma sosial di lingkungan masyarakat. Hal ini dikarenakan bentuk
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
perilaku agresif yang muncul sering menimbulkan keresahan bagi lingkungan sekitar,
sehingga dalam hal ini pelanggaran norma sosial dapat dijadikan objektifikasi suatu
perilaku dikatakan agresif.
Menurut Bruno (Pristiwaluyo, 2005: 34) memperluas bentuk perilaku
dikatakan agresif atau tidak, yaitu “perilaku agresif timbul bila suatu organisme
menyerang organisme atau benda lainnya secara fisik atau verbal dengan nada
bermusuhan”. Dalam hal ini perilaku yang menyakiti orang lain secara verbal, seperti
mencemooh, mengumpat ataupun berteriak dengan penuh emosi itu baik kepada
makhluk hidup ataupun benda lainnya, maka perilaku tersebut dapat dikatakan
sebagai perilaku agresif.
Dari beberapa pendapat mengenai perilaku agresif di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa perilaku agresif merupakan tingkah laku, perilaku menyerang atau
menyakiti baik terhadap makhluk hidup ataupun benda mati, perasaan kekecewaan
dan bentuk dari pertahanan diri. Perilaku agresif juga secara umum merupakan
penyimpangan norma sosial yang berlaku di sekitar dan berpotensi menimbulkan
ketakukan tersendiri bagi objek yang dikenai perlakuan. Akibatnya akan
memunculkan dampak yang negatif baik fisik maupun psikis.
2. Bentuk-bentuk Perilaku Agresif
Moore dan Fine (Koeswara, 1988) membagi perilaku agresif dalam dua
bentuk yaitu secara fisik dan secara verbal, yaitu:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
a) Agresivitas verbal yaitu agresif yang dilakukan dengan cara menyerang secara
verbal seperti mengejek, membentak, menghina, dan lain-lainnya.
b) Agresivitas fisik yaitu agresif yang dilakukan dengan menggunakan
kemampuan fisik seperti menendang, menggigit, mencubit, melempar dan
lain-lainnya.
Senada dengan penjelasan diatas, Morgan, King, Weisz, & Schopler (1986)
merumuskan bentuk-bentuk agresivitas yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Bentuk-bentuk Agresi
a. Fisik, aktif, langsung
b. Fisik, aktif, tidak langsung
c. Fisik, pasif, langsung
d. Fisik, pasif, tidak langsung
e. Verbal, aktif, langsung
f. Verbal, aktif, tidak langsung
g. Verbal, pasif, langsung
h. Verbal, pasif, tidak langsung
Contoh
Menikam, memukul, atau menembak
orang lain.
Membuat perangkat untuk orang lain,
menyewa seorang pembunuh untuk
membunuh.
Secara fisik mencegah orang lain
memperoleh tujuan yang diinginkan atau
memunculkan tindakan yang diinginkan
(misalnya:
aksi
duduk
dalam
demonstrasi).
Menolak melakukan tugas-tugas yang
seharusnya
(misalnya:
menolak
berpindah ketika melakukan aksi duduk).
Menghina orang lain.
Menyebarkan gossip atau rumors yang
jahat tentang orang lain.
Menolak berbicara ke orang lain,
menolak menjawab pertanyaan, dll.
Tidak mau membuat komentar verbal
(misalnya: menolak berbicara ke orang
lain yang menyerang dirinya bila dia
tidak dikritik secara tidak adil).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
3. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Agresif
Perilaku agresif pada umumnya dipahami sebagai perilaku yang
dimaksudkan untuk melukai orang lain. Perilaku ini termasuk salah satu perilaku
yang tidak dapat diterima oleh lingkungan sosial. Menurut Anantasari (2006: 92).
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku agresif tersebut
antara lain oleh hal-hal berikut ini:
a. Frustrasi
Secara umum, frustasi pada individu akan muncul ketika banyak
harapan tidak terpenuhi. Frustasi ternyata berkaitan dengan agresif. Sebuah
teori mengatakan bahwa agresif selalu merupakan konsekuensi dari frustasi,
dan frustasi selalu menimbulkan agresif. Oleh karenanya, situasi menekan dan
tanpa harapan yang dialami anak sangat mungkin memicu terjadinya perilaku
agresif.
b. Pembelajaran Sosial dan Hadiah
Munculnya agresif juga diungkap oleh Bandura (1986 : 29) lewat teori
belajar sosialnya. Teori ini mengungkapkan bahwa manusia belajar agresif
dengan melihat model yang diidolakan, seorang anak akan menganggap
dirinya mendapat hadiah atau menjadi hebat seperti tokoh yang diidolakan.
Selain meniru para model, perilaku agresif juga dapat muncul karena seorang
anak mendapat hadiah. Misalnya saja seorang anak menjadikan perilaku
agresif sebagai mekanisme yang akan selalu ia lakukan ketika lingkungan atau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
orang tuanya selalu memberikan apa yang diinginkan anak ketika melakukan
perilaku tersebut.
c. Pengaruh Kelompok
Penyebab agresifitas berkaitan juga dengan pengaruh kelompok.
Ketika seorang anak masuk dalam kelompok, ada kecenderungan untuk
menaati peraturan yang dimiliki kelompok. Ketaatan ini akan diperjuangkan
karena akan menimbulkan penerimaan, penghargaan, bahkan pengakuan dari
kelompok. Ketaatan ini pada akhirnya juga muncul ketika anak dituntut untuk
melakukan perilaku agresif.
d. Pengaruh Lingkungan Fisik
Pengaruh lingkungan fisik yang buruk dalam banyak hal dapat
menjadi faktor pemicu munculnya agresif. Misalnya saja lingkungan yang
sangat bising dan panas dapat mendorong orang bertindak dengan cara-cara
yang keras.
4. Dampak Perilaku Agresif
a. Bagi Pelaku
Seseorang yang melakukan perilaku agresif tentunya akan memiliki dampak
terhadap dirinya serta lingkungan sekitarnya. Akibat yang didapatkan adalah
dijauhi atau diabaikan oleh orang lain dan dikucilkan oleh masyarakat.
Bahkan apabila pelaku agresif sudah melakukan tindakan kearah kriminal,
maka dapat dipastikan bahwa pelaku akan mendapat hukuman dengan cara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
ditahan atau dipenjara. Apabila korban dari pelaku tindakan agresif membalas,
pelaku juga dapat terluka, baik secara fisik atu psikis (Nugraheni, 2004: 44).
b. Bagi Korban
Dampak perilaku agresif bagi korban menurut Anantasari (2006: 67), yaitu:
1) Perasaan tidak berdaya.
2) Perasaan marah setelah menjadi korban perilaku agresif.
3) Perasaan bahwa diri sendiri memiliki kerusakan permanen.
4) Ketidakmampuan mempercayai orang lain dan ketidakmampuan menjalin
relasi dekat dengan orang lain.
5) Keterpakuan pada pikiran tentang tidakan agresif atau kriminal.
6) Hilangnya keyakinan bahwa dunia bisa berada dalam tatanan yang adil.
5. Cara Mengatasi Perilaku Agresif
Anantasari (2006: 48) mengutamakan cara mengatasi perilaku agresif
adalah dengan memberi empati, dorong anak untuk dapat mencurahkan
perasaannya, tanggapi dengan bijak, jangan terlalu melindungi, tumbuhkan rasa
percaya diri dan kembangkan kemampuannya, lakukan pengamatan, dan
diskusikan dengan guru.
a. Beri empati: mendorong anak untuk mencurahkan perasaannya, menjadi
pendengar yang baik berarti mendengarkan secara aktif tidak hanya
mendengarkan apa yang diucapkan, tetapi juga memperhatikan bahasa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
tubuhnya. Yang penting adalah usahakan untuk menunjukkan rasa empati
dapat memahami perasaan atau situasi yang dihadapi anak.
b. Tanggapi secara bijak: tanggapan yang bijaksana, penuh empati, dan jauh dari
kesan menginterogasi akan mendorong anak untuk lebih terbuka. Jangan
terburu-buru ketika memberikan tanggapan atau saran, apalagi sampai
memarahinya.
c. Jangan terlalu melindungi: ajarkan anak untuk dapat meyelesaikan
masalahnya sendiri. sikap terlalu melindungi akan membuat anak selalu
bergantung dan kurang mengembangkan kemampuan untuk bersikap yang
tepat jika terjadi kejadian serupa. Berikan pertanyaan-pertanyaan yang
membimbing dan alternatif tindakan yang dapat diambilnya, misalnya dengan
mengatakan, “menurutmu, sebenarnya kamu bisa berbuat apa?”.
d. Tumbuhkan percaya diri dan kembangkan kemampuannya: anak yang sering
menjadi korban agresifitas biasanya kurang mmepunyai kepercayaan diri. Ia
merasa inferior dibandingkan dengan seorang aggressor, sehingga mereka
merasa tidak berdaya menghadapinya. Tunjukkan kepada anak bahwa setiap
orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
e. Lakukan pengamatan: amati setiap perkembangan yang terjadi, tidak perlu
terlibat langsung tapi perhatikan bagaimana anak berinteraksi dengan teman
sebayanya. Sediakan diri menjadi teman untuk mengadu dan mendapatkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
rasa aman untuk mendorongnya dan ajak anak untuk mengevaluasi keadaan
dirinya.
f. Diskusikan dengan guru: ada baiknya dari permasalahan yang dihadapi anak
dapat didiskusikan kepada guru atau wali kelasnya apabila kejadian terjadi di
sekolah.
6. Teori Agresif
Teori tentang agresif terbagi menjadi beberapa kelompok (Sarwono, 2002)
yaitu:
a. Teori Bawaan.
Teori bawaan atau bakat adalah teori yang berlandaskan bakat atau
sifat-sifat dari dalam diri manusia sendiri. Bukti yang mengatakan bahwa teori
bawaan termasuk dalam teori agresif adalah teori Psikoanalisa atau teori
naluri.
Freud dalam teori Psikoanalisis klasiknya mengemukakan bahwa
agresi adalah salah satu dari dua naluri dasar manusia. Naluri agresif atau
tanatos ini merupakan pasangan dari naluri seksual atau eros. Naluri seks
berfungsi untuk melanjutkan keturunan sedangan naluri agresif berfungsi
untuk mempertahankan jenis. Kedua naluri tersebut berada pada alam
ketidaksadaran, khususnya dalam kepribadian yang disebut Id yang pada
prinsipnya ingin agar kemauannya dituruti (prinsip kesenangan atau Pleasure
Principle) dan terletak pada bagian lain dari kepribadian yang dinamakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
Super Ego yang mewakili norma-norma yang ada dalam masyarakat dan Ego
yang berhadapan dengan kenyataan. Contohnya, sepasang kekasih berusia
remaja yang sedang dimabuk asmara dan tidak mampu mengendalikan hasrat
untuk saling memiliki, pada umumnya akan melakukan segala hal yang
diinginkan pasangannya agar dapat memiliki pasangannya tersebut seutuhnya.
Hal ini secara tidak langsung dilakukan dalam ketidaksadaran individu dalam
melakukan hal tersebut, dan dilakukan untuk menuruti kemauannya seperti
yang sudah dipaparkan diatas yang dalam kepribadian disebut Id.
b. Teori Lingkungan.
Inti dari teori lingkungan adalah perilaku agresif merupakan reaksi terhadap
peristiwa atau stimulus yang terjadi di lingkungan.
1) Teori Frustrasi-Agresi Klasik yaitu: agresi dipicu oleh frustrasi. Frustrasi
artinya adalah hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan. Berdasarkan
teori tersebut, agresif merupakan pelampiasan dari perasaan frustrasi.
2) Teori Frustrasi-Agresi Baru yaitu: frustrasi menimbulkan kemarahan dan
emosi, kondisi marah tersebut memicu agresif. Marah timbul jika sumber
frustrasi dinilai mempunyai alternatif perilaku lain daripada yang
menimbulkan frustrasi itu.
3) Teori Belajar-Sosial, yaitu lebih memperhatikan faktor tarikan dari luar.
Bandura (1986) menekankan pernyataan bahwa perilaku agresif,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
perbuatan yang berbahaya, perbuatan yang tidak pasti dapat dikatakan
sebagai hasil bentuk dari pelajaran perilaku sosial.
c. Teori Kognitif.
Monks (1989) Kognisi adalah pengertian yang luas mengenai berpikir
dan mengamati, jadi tingkah laku-tingkah laku yang mengakibatkan orang
memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk menggunakan
pengetahuan.
B. Remaja
1. Definisi Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere (kata
bendanya adolescentia yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”.
Istilah adolescence, seperti diungkapkan saat ini mampunyai arti yang lebih luas
mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Masa remaja secara
psikologis adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa,
usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua,
melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam
masalah hak (Hurlock,1999).
Masa remaja secara umum dibagi menjadi dua bagian yaitu awal masa
remaja dan akhir masa remaja. Awal masa remaja berusia sekitar tiga belas tahun
sampai enam belas tahun atau tuju belas tahun, dan akhir masa remaja berusia
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
sekitar enam belas tahun atau tujuh belas tahun sampai dengan delapan belas
tahun, yaitu usia kematangan secara sosial (Hurlock,1999).
Papalia (2004) memberikan definisi remaja sebagai masa peralihan dari
anak-anak ke masa dewasa yang diawali dengan masa puber, yaitu proses
perubahan fisik yang ditandai dengan kematangan seksual, kognisi dan
psikososial yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Monks (Haditono, 2002) membagi masa remaja atas beberapa fase, yaitu:
a. Remaja awal (usia 12 tahun sampai dengan 15 tahun)
b. Remaja madya (usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun)
c. Remaja akhir (usia 18 tahun sampai dengan 21 tahun)
2. Ciri-ciri Masa Remaja
Menurut Monks (Haditono, 2002), pada setiap tahapan perkembangan
terdapat karakteristik perkembangan yang berbeda dalam hal perkembangan
emosi remaja, yaitu:
a. Remaja Awal (12-15 tahun)
Selama masa ini perkembangan fisik remaja yang semakin tampak
adalah perubahan fungsi alat kelamin. Perubahan tersebut membuat remaja
seringkali mengalami kesukaran dalam penyesuaian diri. Akibatnya tidak
jarang remaja cenderung menyendiri sehingga merasa terasing, kurang
perhatian dari orang lain atau bahkan merasa bahwa tidak ada orang yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
peduli. kontrol terhadap diri remaja bertambah sulit dan remaja cepat marah
dengan cara-cara yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia sekitarnya.
b. Remaja Madya (15-18 tahun)
Pada masa ini, remaja seringkali menunjukkan adanya kontradiksi
dengan nilai-nilai moral yang remaja ketahui, tidak jarang remaja mulai
meragukan tentang apa yang disebut baik dan buruk sehingga remaja
seringkali ingin membentuk nilai-nilai yang mereka anggap benar, baik dan
pantas
untuk
mereka.
Berkurangnya
pengendalian
terhadap
emosi
menyebabkan remaja sulit mengontrol perilaku dalam kehidupan sehariharinya.
c. Remaja Akhir (18-21 tahun)
Selama masa ini, remaja mulai memandang dirinya sebagai orang
dewasa dan menunjukkan pemikiran, sikap, perilaku yang semaki dewasa.
oleh sebab itu, orang dewasa dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan
yang selayaknya kepada mereka. Interaksi dengan orangtua yang menjadi
lebih bagus dan lancar karena mereka sudah memiliki kebebasan penuh dan
emosinya pun mulai stabil. pilihan arah hidup mulai menjadi jelas dan mulai
mampu mengambil pilihan dan keputusan tentang arah hidupnya secara lebih
bijaksana meskipun belum bisa secara penuh. Remaja juga mulai memimilih
cara-cara hidup yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap diri remaja
sendiri, orangtua dan masyarakat.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
3. Tugas Perkembangan Remaja
Tugas-tugas
perkembangan
masa
remaja
yang
penting
akan
menggambarkan seberapa jauh perubahan yang dilakukan dan masalah yang
timbul dari perubahan itu sendiri. Hurlock (1999) menyatakan terdapat sepuluh
tugas perkembangan yang harus dilalui seorang remaja, yaitu:
a. Mencapai hubungan baru dan lebih matang.
b. Mencapai peran jenis kelamin sebagai laki-laki ataupun perempuan.
c. Menerima keadaan jasmaninya dan menggunakan jasmaninya secara efektif.
d. Mencapai kemandirian secara emosional dari ketergantungan pada orangtua
dan dewasa lainnya.
e. Mencapai keyakinan akan kemandirian secara ekonomi pada masa
mendatang.
f. Memilih dan mempersiapkan diri untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu.
g. Menyiapkan diri untuk perkawinan dan berkeluarga.
h. Mengembangkan keterampilan dan konsep intelektual sebagai warga
masyarakat.
i. Menginginkan dan melakukan tindakan-tindakan
yang secara sosial
bertanggungjawab.
j. Memilih seperangkat sistem tata nilai dan tata karma yang menuntun
perilakunya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan
masa remaja yaitu memilih seperangkat sistem tata nilai dan tata karma yang
menuntun perilaku remaja, dan dimana pada masa tersebut remaja harus
menyesuaikan diri dengan tugas perkembangan yang dialuinya yaitu remaja harus
memiliki tata karma yang sesuai dengan norma atau aturan yang benar yang
menjadikan remaja menjadi individu dengan perilaku yang tidak menyimpang,
karena pada masa remaja emosinya masih labil sehingga dapat memicu perilaku
agresif.
C. Hakekat Bimbingan
1. Pengertian Bimbingan
Winkel (2004:27) mengemukakan bahwa kata Bimbingan atau Guidance
berasal dari Bahasa Inggris yang dikaitkan dengan kata asal guide, yang diartikan
sebagai berikut: memberikan jalan (showing the way); memimpin (leading);
menuntun (conducting); memberikan petunjuk (giving instruction); mengatur
(regulating); mengarahkan (governing); memberikan nasihat (giving advice).
Kalau istilah Bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang selaras dengan
arti-arti yang disebutkan di atas, akan muncul dua pengertian yang mendasar,
yaitu :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
(a) Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yan dapat digunakan
untuk mengambil suatu keputusan, atau memberitahukan sesuatu sambil
memberikan nasihat.
(b) Mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. tujuan itu mungkin hanya
diketahui oleh pihak yang mengarahkan; mungin perlu diketahui oleh kedua
belah pihak.
Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:99), bimbingan adalah proses
pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorang atau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa agar orang
yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat
dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku. Winkel (2004:27)
mendefenisikan bimbingan: (1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan
pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri, (2) suatu cara
untuk
memberikan
bantuan
kepada
individu
untuk
memahami
dan
mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki
untuk perkembangan pribadinya, (3) sejenis pelayanan kepada individu-individu
agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan
menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri
dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup, (4) suatu
proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri
dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan
konsep dirinya dan tuntutan lingkungan.
2. Tujuan Bimbingan
Winkel & Sri Hastuti (2004: 32) mengemukakan bahwa bimbingan
mempunyai tujuan supaya orang yang dilayani menjadi mampu mengatur
kehidupannya sendiri, memiliki pandangannya sendiri, dan berani menanggung
sendiri akibat dan konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pelayanan bimbingan
dikatakan mencapai tujuan intermediar apabila seseorang ternyata mampu
mengatur kehidupannya sendiri dalam suatu hal yang pada saat itu penting.
Pencapaian tujuan intermediar akan semakin memungkinkan, bahwa orang yang
dibimbing itu akan semakin mengembangkan kemampuan untuk mengatur
kehidupannya sendiri.
3. Bimbingan Pribadi-Sosial
Winkel berpendapat bahwa bimbingan pribadi-sosial adalah bimbingan
dalam menghadapi keadaan batin dan mengatasi pergumulan-pergumulan dalam
hati serta dalam mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian, perawatan
jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual, dan sebagainya; serta
bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai
lingkungan (pergaulan sosial).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
4. Macam Fungsi Bimbingan
Winkel & Sri Hastuti (2004: 66-67) menyebutkan bahwa ada 3 fungsi
bimbingan, yaitu :
a) Fungsi Penyaluran
Fungsi bimbingan dalam membantu siswa mendapatkan program studi
yang sesuai baginya dalam rangka kurikulum pengajaran yang disediakan di
sekolah. Siswa akan dibantu untuk memilih di antara alternatif yang tersedia.
Misalnya, memilih kegiatan ekstrakurikuler yang cocok baginya selama
menjadi peserta didik di sekolah yang bersangkutan, menentukan program studi
lanjutan yang sesuai setelah tamat dan merencanakan bidang pekerjaan yang
cocok baginya di masa mendatang.
b) Fungsi Penyesuaian
Fungsi
bimbingan
dalam
membantu
siswa
menemukan
cara
menempatkan diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang
dihadapi. Misalnya, siswa harus dibantu untuk bergaul secara memuaskan
dengan
menentukan
sikap
ditengah-tengah
kehidupan
keluarganya
(adjustment).
c) Fungsi Pengadaptasian
Fungsi bimbingan sebagai narasumber bagi tenaga-tenaga pendidik
yang lain di sekolah, khususnya pimpina