TINJAUAN YURIDIS PENGGUNAAN DANA JAMINAN DALAM TRANSAKSI DI BURSA BERJANGKA DIHUBUNGKAN DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NASABAH.

TINJAUAN YURIDIS PENGGUNAAN DANA JAMINAN DALAM TRANSAKSI
DI BURSA BERJANGKA DIHUBUNGKAN DENGAN PERLINDUNGAN
HUKUM TERHADAP NASABAH
ELIZABETH DELFIA P S
110110110117
ABSTRAK
PT RCF telah mengambil dari rekening terpisah dana nasabah tanpa
adanya perintah tertulis dari nasabah. Perbuatan PT RCF selaku pialang telah
melanggar Pasal 51 ayat (3) UU Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah
diubah UU Nomor 10 Tahun 2011. Hal ini tentunya merugikan nasabah dan
memberikan hak kepada nasabah untuk menuntut ganti rugi kepada PT RCF.
Sumber dana untuk ganti rugi nasabah PT RCF diambil dari dana jaminan
kliring. Dana jaminan kliring atau dikenal dengan dana jaminan merupakan
dana yang ditarik dari Pialang Berjangka sebelum menjadi anggota Lembaga
Kliring Berjangka untuk menjamin pelunasan kewajiban keuangan pialang
kepada lembaga kliring selama menjadi anggota kliring. Dana jaminan
dipergunakan sebagai ganti rugi dana nasabah terhadap adanya tindakan
wanprestasi. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis
mengenai penggunaan dana jaminan di transaksi di Bursa Berjangka
dihubungkan dengan perlindungan terhadap nasabah serta untuk mengetahui
dan menganalisis tanggung jawab Pialang Berjangka terhadap nasabah dalam

hal penjaminan yang tidak optimal dihubungkan dengan perlindungan hukum
terhadap nasabah.
Metode penelitian yang digunakan adalah melalui pendekatan yuridis
normatif dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis. Penelitian ini dilakukan
dengan dua tahap yaitu penelitian kepustakaan dengan cara meneliti data
sekunder berupa peraturan perundang-undangan, literatur, serta bahan lain
yang berkaitan dengan materi penelitian, dan penelitian lapangan untuk
memperoleh data primer sebagai pendukung data sekunder, kemudian
dianalisis analisis kualitatif dan hasilnya dipaparkan secara deskriptif.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
penggunaan dana jaminan dalam transaksi di Bursa Berjangka belum
memberikan perlindungan yang optimal terhadap nasabah karena dana jaminan
hanya diberikan apabila Pialang Berjangka melakukan wanprestasi dan tidak
diberikan ketika ada perbuatan melawan hukum, serta tanggung jawab Pialang
Berjangka terhadap nasabah dalam hal penjaminan yang tidak optimal tetap
dapat dimintakan dalam hal perbuatan melawan hukum karena nasabah,
berdasarkan Pasal 61 dan 78 UU 32 Tahun 1997dapat menuntut Pialang
Berjangka melalui mekanisme yang disediakan oleh perundang-undangan.

iv


JURIDICAL REVIEW OVER USES OF SECURITY DEPOSIT IN FUTURES
EXCHANGEASSOCIATED WITH LEGAL PROTECTION FOR INVESTOR

Elizabeth Delfia
110110110117

Abstract

PT RCF had been taken investors’ fund from segregated account without
any written order from investor. PT RCF’s action as broker has been violated
Section 51 of article (3) of the Law of Futures Trading. This violation harm
investors and give a right to demand compensation to PT RCF. Source of funds
to compensate investor of PT RCF was taken from Security Deposit. Security
deposit is fund that taken from broker before it became a member of clearing
house. The purpose of security deposit is to guarantee fulfillment of broker’s
obligations to clearing house. Meanwhile, in PT RCF case, it can be used to
compensate investor from broker’s tort. The purpose of this research is to find
out and anlyze about uses of security deposit in futures exchange associated
with legal protection to investor, and to find out and analyze broker’s

responsibility to investor in case the guarentee not optimal associated with legal
protection to investor.
The method used is through normative juridical approach to the
specification of descriptive analytical research. This research was done in two
stages, the research literature by examining secondary data in the form of
legislation, literature, and other materials related to research materials, and field
research as supporting secondary data through interviews, by which the data is
analyzed based on qualitative analysis and the result is presented descriptively.
From this study it can be concluded that the implementation of the use of
the guarantee fund in the transaction on the Futures Exchange yet provide
optimal protection to investors because of the guarantee fund is only granted if
the Broker in default and are not given when there is a tort, and the
responsibilities of Brokers to investors, if the guarantee is not optimal, may be
requested by investor, based on Articles 61 and 78 UU Nomor 32 Tahun 1997,
by demanded Broker through the mechanisms provided by law.

v