PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING DENGAN KOOPERATIF TIPE STAD MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING DENGAN
KOOPERATIF TIPE STAD MATERI KELARUTAN
DAN HASIL KALI KELARUTAN

Oleh :
Fatimah Khaerani Siregar
NIM 4111531001
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

iv


KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohim, Alhamdulillah puji dan syukur yang sangat
mendalam penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’la atas segala nikmat,
karunia dan rahmat-Nya. Karena berkat-Nya, penulis diberi kelancaran, kesabaran
dan kemudahan selama proses pembuatan dan penulisan skripsi. Sehingga
didalamnya banyak sekali penulis menemukan inspirasi, pengetahuan baru dan
hikmah yang besar dan menyadarkan penulis untuk selalu memiliki keinginan
untuk belajar dan berusaha memperbaiki diri. Skripsi ini berjudul “ Perbedaan
Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Inquiry
Terbimbing dengan Kooperatif Tipe STAD Materi Kelarutan dan Hasil Kali
Kelarutan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (FMIPA
UNIMED).
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Drs. Jasmidi, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada

Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si, Ibu Dra. Hafni


Indriati Nasution, M.Si, dan Bapak Dr. Ayi Darmana, M.Si, selaku dosen penguji
yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran dalam penyusunan
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Murniaty
Simorangkir, M.S, selaku Dosen Pembimbing Akademik dan seluruh Dosen
beserta staff

pegawai Jurusan Kimia dan staff

pegawai fakultas FMIPA

UNIMED. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.K. Lumbantoruan,
MPd, selaku Kepala SMAN 11 Medan dan Ibu Dra. Zubaidah selaku PKS 1 yang
telah memberikan izin penelitian, dan juga kepada Ibu H Dra. Jamaliyah selaku
guru Kimia Kelas XI di SMAN 11 Medan yang telah membantu peneliti dalam
melaksanakan penelitian di sekolah tersebut serta Bapak dan Ibu Guru di SMAN
11 Medan yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.
Rasa syukur penulis ucapkan sekali lagi kepada Allah Subhanahu
Wata’ala atas segala kasih sayang dan cinta-Nya kepada penulis, karena telah


v

diberikan sosok yang sangat luar biasa, sosok yang sangat kuat, penyabar, dan
selalu mendukung pendidikan penulis Ayahanda Hakimuddin Siregar, M.Si
sekaligus sebagai pengganti ibu yang telah banyak sekali mengorbankan seluruh
hidupnya hanya untuk bisa menyekolahkan penulis dan tidak pernah lelah selalu
memanjatkan do’a demi selesainya studi penulis. Terima kasih banyak ayah. Dan
kepada sosok yang sangat dirindukan, Ibunda Almh. Rosmalan Hrp, yang telah
mencucurkan segala keringat dan tidak pernah lelah memanjatkan do’a semasa
hidup beliau. Abangku Kaspul, Alwi dan Hanafi serta abang raju terima kasih
atas semua do’a, kasih sayang dan nasehatnya yang tidak pernah saya lupakan.
Terima kasih juga buat adekku tersayang Ilham, Fadhel dan Hikmah kehadiran
kalian telah menjadi penyemangat untuk penulis selama ini. Terima kasih juga
disampaikan kepada Ust. Suhaili sekaligus motivator saya semasa hidup di Darul
Mursyid, ungkapan mimpi “lulus dari unversitas negeri medan melanjutkan studi
luar negeri” yang saya ucapkan di depan beliau dan teman-teman XI-IPA 1 akan
saya wujudkan dengan ridho Allah Subhanaahu Wata’ala. Terima kasih juga
disampaikan kepada

sahabatku Nurhayani, Aminah dan Khairani Hrp, serta


teman-teman seperjuanganku Rahmadani, dan Devi Hts juga teman-teman sekelas
di Pendidikan Kimia ekstensi 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu. Terima kasih juga disampaikan kepada seluruh keluarga yang selalu
mendukung dan mendoakan penulis.
Tidak ada yang sempurna di dunia terutama untuk kesempurnaan skripsi
ini. Karena itu saran dan kritik sangatlah penulis harapkan yang bersifat
membangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis ucapkan semoga
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Juni 2015
Penulis,

Fatimah Khaerani Siregar
NIM.4111531001

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING DENGAN
KOOPERATIF TIPE STAD MATERI KELARUTAN

DAN HASIL KALI KELARUTAN
Fatimah Khaerani Siregar (4111531001)
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan aktivitas
yang diajarkan menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing dengan
hasil belajar dan aktivitas yang diajarkan menggunakan kooperatif tipe STAD
materi kelarutan dan Ksp. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XIIPA SMAN 11 Medan. Sampel penelitian ini yaitu kelas eksperimen I diajar
menggunakan pembelajaran inquiry terbimbing dan kelas eksperimen II diajar
menggunakan kooperatif tipe STAD. Hasil belajar dikumpulkan menggunakan
metode test dan data aktivitas dikumpulkan menggunakan metode nontes. Data
dianalisis menggunakan Microsoft office excel-2007. Data hasil belajar diuji
normalitas dan homogenitasnya, kedua sampel homogen dan berdistribusi normal.
Data hasil belajar menunjukkan pada kelas eksperimen I dan eksperimen II
berturut-turut dengan rataan 80,00 dan 74,50. Aktivitas siswa menunjukkan pada
kelas eksperimen I dan eksperimen II berturut-turut dengan rataan 83,78 dan
78,89. Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada perbedaan hasil belajar yang diajar
menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing dengan menggunakan
kooperatif tipe STAD (rhitung 2,582 < rtabel 2,0021) dan (2) ada perbedaan aktivitas
yang diajar menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing dengan

menggunakan kooperatif tipe STAD (rhitung 2,106 < rtabel 2,0021).

vi

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi

viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN

1

1.1. Latar Belakang
1.2. Ruang Lingkup
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional

1
4
5
5

5
6
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Hakikat Belajar Kimia
2.1.3. Hasil Belajar
2.1.4. Aktivitas Belajar
2.1.5. Manfaat Aktivitas dalam Pembelajaran
2.1.6. Model Pembelajaran
2.1.7. Model Pembelajaran Inquiry
2.1.7.1. Konsep Dasar Inquiry
2.1.7.2. Pengertian Model Inquiry
2.1.7.3. Karakteristik Pembelajaran Inquiry
2.1.7.4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inquiry
2.1.7.5. Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing
2.1.7.6. Tahap Pelaksanaan Model Inquiry Terbimbing
2.1.8. Model Pembelajaran Kooperatif

2.1.8.1. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.8.2. Aplikasi Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.8.3. Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.8.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2.1.9. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
2.2. Kerangka Berfikir
2.3. Hipotesis Penelitian

8
8
8
9
12
14
14
15
16
16
17
18

19
20
20
22
23
23
24
25
26
29
30

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel

32
32
32


vii

3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Bebas
3.3.2. Variabel Terikat
3.3.3. Variabel Kontrol
3.4. Instrumen Penelitian
3.4.1. Instrumen Tes
3.4.2. Instrumen NonTes
3.5. Standarisasi Instrumen Penelitian
3.5.1. Validitas Tes (Item)
3.5.2. Reliabilitas Tes
3.5.3. Taraf Kesukaran Soal
3.5.4. Uji Daya Beda
3.5.5. Distruktor
3.6. Jenis dan Desain Penelitian
3.6.1. Jenis Penelitian
3.6.2. Desain Penelitian
3.7. Prosedur Penelitian
3.8. Teknik Analisis Data
3.8.1. Uji Normalitas
3.8.2. Uji Homogenitas
3.8.3. Uji Hipotesis
3.8.4. Data Hasil Belajar
3.8.5. Data Aktivitas Belajar Siswa
3.8.6. Persen (%) Peningkatan Hasil Belajar

32
32
32
32
32
33
33
33
33
34
34
34
35
36
36
37
37
37
38
40
40
41
41
42
42
43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.1.1.1. Hasil Belajar siswa
4.1.1.2. Aktivitas Siswa
4.1.1.3. Analisis Data Hasil Penelitian
4.1.1.4 Uji Normalitas
4.1.1.5 Uji Homogenitas
4.1.2. Pengujian Hipotesis
4.1.2.1. Hipotesis Pertama
4.1.2.1. Hipotesis Kedua
4.1.3. Hubungan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa
4.1.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar
4.2. Pembahasan dan Hasil Penelitian

44
44
44
44
45
46
46
47
48
48
49
50
50
51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

55
55
55

DAFTAR PUSTAKA

56

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian
Tabel 3.2. Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas
Tabel 4.1. Hasil Aktivitas Siswa
Tabel 4.2. Hasil Perolehan Rata-Rata Pretes dan Postes
Tabel 4.3. Uji Normalitas Data Pretes, Postes, dan Gain
Tabel 4.4. Uji Homogenitas Sampel
Tabel 4.5. Hasil Uji Hipotesis I
Tabel 4.6. Hasil Uji Hipotesis II
Tabel 4.7. Persen Peningkatan Hasil Belajar

24
38
40
45
46
47
48
48
49
50

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Desain Penelitian
Gambar 4.1. Grafik Hasil Belajar Kimia Siswa
Gambar 4.2. Grafik Frekuensi AktivitasBelajar Siswa
Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Rata-Rata Nilai Aktivitas dengan
Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
Gambar 4.4. Grafik Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar (Gain) Siswa

39
44
45
50
51

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Lampiran 26
Lampiran 27
Lampiran 28
Lampiran 29
Lampiran 30
Lampiran 31
Lampiran 32
Lampiran 33
Lampiran 34
Lampiran 35
Lampiran 36
Lampiran 37
Lampiran 38

Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Divalidkan
Instrumen Tes Penelitian Sebelum Divalidkan
Kisi-Kisi Instrumen Tes Sesudah Divalidkan
Instrumen Tes Penelitian Sesudah Divalidkan
Kisi-Kisi Instrumen Non Tes
Lembar Observasi Aktivitas Kelas Eksperimen I dan II
Kriteria Penilaian Lembar Observasi Aktivitas
LKS Kelas Eksperimen I dan II
Kunci Jawaban LKS Kelas Eksperimen I dan II
Perhitungan Validitas Soal
Perhitungan Reliabilitas Soal
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Perhitungan Daya Beda Tiap Soal
Distruktor
Tabel Validitas
Tabel Reliabilitas
Tabel Daya Pembeda Soal
Tabel Tingkat Kesukaran
Tabel Distruktor
Kesimpulan Instrument Tes
Hasil Pretest dan Postest
Perhitungan, Rata-rata Standar Deviasi dan Varians
Uji Normalitas Data
Uji Homogenitas Data
Data peningkatan Hasil belajar
Uji Normalitas Data Gain Test
Uji Homogenitas Data Gain Tes
Uji Hipotesis
Persentase Peningkatan Hasil Belajar
Lembar Hasil Penilaian Observasi Aktivitas Siswa
Tabel r-Product Moment
Tabel Chi Kuadrat
Tabel Distribusi t
Tabel Distribusi F
Jadwal Kegiatan Penelitian
Dokumentasi Penelitian

59
62
83
85
91
92
96
97
98
99
106
110
112
113
114
116
117
118
119
120
121
123
124
126
128
131
132
134
136
137
139
140
144
145
146
147
148
150

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dan ekonomi suatu
negara saat ini adalah dengan lebih meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan
memegang peranan penting dalam mempersiapkan generasi yang berkualitas.
Dimana pendidikan mempunyai misi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan
untuk mensejahterahkan rakyat. Era globalisasi ini, persaingan yang ketat dan
semua pihak ingin berkompetisi untuk memajukan negaranya terutama dalam
bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi

mengharuskan setiap insan

mendalami ilmu pengetahuan. Negara yang memiliki pendidikan yang lemah akan
kesulitan bertahan ketika bersaing dengan negara-negara internasional dalam
bidang tertentu,

yang akan

berakibat pada kerugian misalnya

dalam

perekonomian, industri, teknologi dan budaya suatu negara. Oleh karena itu,
semua pihak baik pemerintah ataupun instansi lain berupaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan guna membangun bangsa.
Trianto (2009) pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di
masa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta
didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan
problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi
nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Akan tetapi, masalah pokok
yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia saat ini adalah masalah yang
berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah.
Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat dari capaian daya serap siswa
terhadap materi pelajaran, yang disebabkan oleh banyak faktor salah satunya
adalah rendahnya kualitas proses pembelajaran di sekolah (Harsanto, 2007).
Menurut Harry dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (2007)
mengatakan dewasa ini banyak kritikan terhadap proses dan hasil pembelajaran
kimia di sekolah menengah atas. Sejumlah kritik terarah pada kegiatan belajar
mengajar yang sangat berpusat pada guru sehingga pembelajaran nampak sebagai
ceramah, yang didalamnya pengetahuan kimia ditransmisikan dari guru tanpa

2

menstimulasi peserta didik untuk berfikir/bernalar. Sementara itu karakter kimia
sebagai “experimental science” tidak tampak dalam kegiatan belajar kimia, sebab
pada umumnya sangat jarang peserta didik distimulasi untuk melakukan observasi
terhadap fenomena kimia, apalagi merancang kegiatan eksperimen untuk
memecahkan permasalahan.
Metode yang berpusat pada guru juga terlihat pada saat pengalaman PPL
MAN 50. siswa terlihat sulit untuk berperan aktif dan kreatif dalam pembelajaran,
karena proses belajar mengajar yang tidak menarik dan kurang bermakna
sehingga siswa cenderung jenuh dan bosan. Siswa juga masih banyak ditemukan
malas belajar, siswa yang tidak menyenangi mata pelajaran merasa bahwa
pelajaran tidak begitu penting untuk dipelajari dan tugas di sekolah dijadikan
beban hasil belajar hanya untuk naik kelas dan lulus dari sekolah. Semua itu
merupakan gambaran dari aktivitas belajar siswa rendah. Hal itu berpengaruh
besar terhadap prestasi belajar rendah.
Mata pelajaran kimia termasuk dalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam yang secara spesifik diberikan kepada siswa SMA/ MA. Mata
pelajaran kimia memiliki karakteristik sebagian besar konsepnya bersifat abstrak
dan merupakan ilmu untuk memecahkan masalah serta mendeskripsikan fakta dan
peristiwa (Kean, 1985). Salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran
kimia adalah siswa mampu menguasai konsep-konsep kimia yang telah
dipelajarinya, kemudian siswa diharapkan mampu mengaitkan konsep-konsep
yang telah dipelajarinya dengan materi yang sedang dipelajarinya. Salah satu
materi dalam pembelajaran kimia bersifat abstrak dan berurutan adalah materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran yang dapat melibatkan
aktivitas siswa untuk berpikir dan mengembangkan pengetahuan, memberikan
dukungan serta kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan ide-idenya. Hal
tersebut sesuai pepatah mengatakan dalam bahasa asing “ tell me and i forget
show me and i remember involve me and i understand”. Siswa akan lebih
mengerti jika siswa terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran

3

berpusat pada siswa dan reflektif dan dengan melibatkan siswa akan
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa selama proses belajar-mengajar.
Model pembelajaran inquiry terbimbing merupakan model pemprosesan
informasi yang melibatkan seluruh kemampuan siswa secara kooperatif dalam
suatu rangkaian kegiatan untuk mencari, menyelidiki secara sistematis, kritis,
logis dan analitis dan saling membantu dengan teman yang lain sehingga
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Model pembelajaran inquiry
terbimbing membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan
tanggung jawab dalam kelompok.
Model pembelajaran student team achievement division (STAD)
merupakan model pembelajaran dalam pembelajaran mengajak siswa untuk
belajar secara berkelompok dengan anggota kelompok yang berasal dari siswa
yang heterogen. Dengan kerja kelompok, seorang siswa juga dapat belajar dari
siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum
disampaikan di depan kelas.
Kedua model pembelajaran ini mampu meningkatkan hasil belajar dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran. Siswa dituntut untuk berpikir aktif,
mengembangkan pengetahuan, memberikan dukungan serta kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan ide-idenya.
Hal ini juga dibuktikan dari hasil penelitian yang terkait dengan model
pembelajaran inquiry terbimbing. Menurut hasil penelitian oleh Septiana (2013)
peningkatan hasil belajar siswa dibuktikan dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa hasil belajar kognitif siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
inquiry terbimbing (dengan skor rata-rata 90,14) lebih baik dibandingkan dengan
siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran ceramah-praktikum (dengan
skor rata-rata 88,47). Dan penelitian dari Utami, berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan model
inquiry terbimbing yang berlangsung di kelas XI IPA 5 SMAN 8 Malang pada
materi kelarutan dan hasil kali kelarutan memiliki rata-rata keterlaksanaan sebesar
97% dan termasuk dalam kategori sangat baik. Selanjutnya dari penelitian
Warman (2012) juga membuktikan bahwa implemetasi inquiry terbimbing pada

4

materi kelarutan dan hasil kali kelarutan mengalami peningkatan 48,2%
sedangkan pada pembelajaran konvensional sebesar 40,0%.
Beberapa hasil penelitian yang memberi pengaruh positif pada proses
pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD pernah diteliti oleh Fitri
(2013), hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD materi hidrolisis garam dengan
ketuntasan 90% . Penelitian Silalahi (2012) diperoleh hasil penelitian berdasarkan
data gain ternormalisasi, besar peningkatan hasil belajar yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 71% dan peningkatan hasil
belajar yang menggunakan konvensional adalah 48%. Selanjutnya penelitian yang
dilakukan Citra (2012) menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar pada kelas
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar
43,92% sedangkan pada kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran
konvensional adalah 35,79%.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu
penelitian dengan melihat perbedaan hasil belajar dan aktivitas siswa dari dua
model pembelajaran yaitu model pembelajaran inquiry terbimbing dan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Adapun judul penelitian ini adalah
“Perbedaan Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Inquiry Terbimbing dengan Kooperatif Tipe STAD Materi
Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”.
1.2. Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi
ruang lingkup dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inquiry terbimbing
dan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division
(STAD) serta perbedaannya terhadap hasil belajar kimia dan aktivitas belajar
siswa. Hasil belajar yang di ukur pada penelitian ini berupa hasil belajar dari
aspek kognitif.

5

1.3. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan-cakupan masalah yang teridentifikasi waktu dan
kemampuan yang dimiliki peneliti, oleh karena itu perlu dilakukan pembatasan
masalah agar masalah yang diteliti lebih terarah, penelitian ini dibatasi hanya
tentang penerapan model pembelajaran inquiry terbimbing dengan model
pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division (STAD) serta
perbedaan hasil belajar dan aktivitas belajar kimia siswa yang diperoleh siswa
setelah menggunakan masing-masing model pembelajaran tersebut pada pokok
bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka yang
menjadi rumusan masalah adalah:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran inquiry

terbimbing dengan hasil

belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe student team achievement division (STAD) pada pokok
bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan ?
2. Apakah ada perbedaan aktivitas belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran inquiry terbimbing dengan aktivitas
belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe student team achievement division (STAD) pada pokok
bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan ?
1.5. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan pembelajaran inquiry terbimbing dengan hasil belajar kimia
siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
student team achievement division (STAD) pada pokok bahasan kelarutan
dan hasil kali kelarutan.

6

2. Untuk mengetahui perbedaan aktivitas belajar kimia siswa yang
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran inquiry

terbimbing

dengan aktivitas belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division
(STAD) pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan.
1.6. Manfaat Penelitian


Bagi guru
Sebagai

bahan

masukan

sekaligus

informasi

mengenai

model

pembelajaran inquiry terbimbing dan kooperatif tipe student team achievement
division (STAD) dalam pengajaran kimia dan menjadikannya sebagai salah
satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar.


Bagi siswa
Memperoleh pengalaman langsung dalam belajar, sehingga proses belajar

mengajar lebih menarik dalam pokok kelarutan dan hasil kali kelarutan
sehingga menambah minat belajar siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar
kimia siswa.


Bagi sekolah
Sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan pengajaran serta

referensi untuk bahan pertimbangan agar penggunaan model pembelajaran
dapat diterapkan disekolah.


Bagi pemerintah
Sebagai sumbangan pemikiran dalam perbaikan proses pembelajaran

serta referensi kualitas hasil belajar kimia siswa sekolah menengah atas
(SMA).
1.7. Defenisi Operasional
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian ini, maka agar penelitian
dapat lebih terfokus perlu dilakukan pendefinisian beberapa istilah, yaitu ;
1. Model pembelajaran inquiry terbimbing adalah model pembelajaran suatu
proses dalam memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan
observasi dan eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah

7

terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan bertanya dan mencari tahu.
Pada pembelajaran inkuiri terbimbing guru hanya menyediakan bahan-bahan
dan masalah untuk diselidiki atau ditelaah oleh siswa, kemudian siswa
menyusun prosedur mereka sendiri untuk memecahkan masalah tersebut
2. Model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division
(STAD) adalah model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan
kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab
kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan menurut tingkat
prestasi, jenis kelamin, suku dan berangotakan 4-5 orang dalam satu
kelompok.
3. Hasil belajar merupakan kemampuan kognitif siswa yang diperoleh dalam
bentuk skor setelah proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar diukur
melalui pre-test dan post-test.
4. Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan dengan percaya diri oleh siswa
disebabkan keingintahuan dan kegiatan belajar menarik. Aktivitas artinya
kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatankegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas.
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu
indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

55

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang diperoleh dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut ;
1. Ada perbedaan hasil belajar kimia yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran inquiry terbimbing dengan hasil belajar kimia yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp) di SMA N 11 Medan sebesar 3%.
2. Ada perbedaan aktivitas belajar yang diajarkan menggunakan model
pembelajaran inquiry terbimbing dengan aktivitas belajar yang diajarkan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi
kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp) di SMA N 11 Medan sebesar 5%.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disarankan
beberapa hal sebagai berikut; (1) sebagai tenaga pendidik seharusnya memberikan
model pembelajaran yang varian guna merangsang siswa untuk belajar dan
meningkatkan motivasi siswa yang akan berdampak positif terhadap hasil belajar
siswa. (2) dalam menerapkan model pembelajaran inquiry terbimbing, pendidik
atau mahasiswa dan calon guru terlebih dahulu memiliki persiapan yang matang
sebelum pembelajaran

dan mampu mengefisiensi waktu ketika proses

pembelajaran sedang berlangsung. (3) perlunya untuk pendidik ataupun calon
guru dengan memanfaatkan kondisi lingkungan sekitar sebagai objek studi untuk
siswa.

56

DAFTAR PUSTAKA
Anastria, E., (2013), Panduan Lengkap Praktikum Kimia Sma Kelas X, XI Dan
XII, Pustaka Widyatama, Yogyakarta.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), Jakarta:
Bumi Aksara
Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Pt.Rineka
Cipta.
Citra, S., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam
Pemecahan Masalah Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa, Skripsi, FMIPA Universitas
Negeri Medan, Medan.
Crawford, B.A., ( 2007), Learning To Teach Science As Inquiry In The Rough
And Tumble Of Practice, Journal Of Research In Science Teaching, Vol
.44, No.4: 618-619.
Colburn, A., ( 2000), An Inquiry Primer, Science Scope, California.
Dimyati dan Mudjiono., (2002), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Fitri, A dkk., (2013), Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD untuk
Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Hidrolisis Garam untuk Siswa
Kelas XI IPA Semester 2 SMA N 9 Malang Tahun Ajaran 2012/2013,
Jurnal pendidikan, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang,
Malang.
Hamalik, O., (1994), Kurikulum Dan Pembelajaran,Bumi Aksara,Jakarta.
Hamalik, O., (2003), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Hamdani, (2010), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung.
Harsanto,R., (2007), Pengelolaan kelas yang dinamis, Kanisius, Yogyakarta.
Kean, E dan Middlecamp, C., (1985), Panduan Belajar Kimia Dasar, Penerbit
Gramedia, Jakarta.
Lubis, K., (2007), Efektivitas pembelajaran Kontruktivisme dengan Animasi dan
Analogi serta Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa, Thesis,
FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.

57

Mentari, L., Nyoman, S., Subagia, W., (2014), Analisis Miskonsepsi Siswa SMA
Pada Pembelajaran Kimia Untuk Materi Larutan Penyangga, e-Journal
Kimia Visvitalis, Universitas Pendidikan Ganesha Indonesia Vol. 2 No. 1,
Singaraja.
Mudyahardjo,. (2001), Pengantar Pendidikan, Kharisma Putra Utama, Jakarta.
Naufal, I.S Maswan, A Guided InquirY Learnig Approach In Web Environment
Teory And Application.
Roestiyah, (1994), Masalah Pengajaran Sebagai Suatu System, Rineka
Cipta,Jakarta.
Roestiyah, (2001), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,Jakarta.
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media, Jakarta.
Septiana,H.R., Dkk, (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Larutan Elektrolit dan Larutan Non
Elektrolit Kelas X SMA Negeri 2 Malang, Jurnal Pendidikan Kimia,
FMIPA Universitas Negeri Malang.
Silalahi, S., (2012), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Pokok
Bahasan Larutan Asam Basa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kimia
Siswa di SMA SWASTA PGRI 12 MEDAN T.A 2011/2012, Skripsi, FMIPA
Universitas Negeri Medan, Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian, FMIPA,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, FMIPA, Universitas
Negeri Medan, Medan.
Sofyan, A. dkk., (2006), Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, UIN
Jakarta Press, Jakarta.
Sutikno, S., ( 2013), Belajar dan Pembelajaran, Holistica, Lombok.
Suyanti, Retno D., (2010), Strategi Pembelajaran Kimia, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Suyanto & Asep J., (2013), Menjadi Guru Professional, Penerbit Erlangga
,Jakarta.

58

Syariful, B & Aswan Z., (2013), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Tarigan,S., (2012), Metode Penelitian, FMIPA, Universitas Negeri Medan,
Medan.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, (2007), Ilmu Dan Aplikasi
Pendidikan, Pt Imperial Bhkati Utama, Bandung.
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Kencana,
Jakarta.
Utami dkk, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Terhadap Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Siswa pada
Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan, :
https://ajmainchemistry.files.wordpress.com/2014/03/modul-ksp.pdf
(diakses 01 februari 2015)
Zulfiani Dkk, ( 2009), Strategi Pembelajaran Sains, Lembaga Penelitian Uin
Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Warman, kartika., (2012), Pengembangan Berfikir Kritis terhadap Hasil Belajar
Melalui Implementasi Inkuiri Terbimbing pada Pembelajaran Kelarutan
dan Hasil Kali Kelarutan, Skripsi, FMIPA, Universitas Negeri Medan,
Medan.
Yusnita, Eli., (2014), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dan Tipe Student
Teams Achievement Division pada Materi Pokok Hidrokarbon, Skripsi,
FMIPA, Universitas Negeri Medan, Medan.

Dokumen yang terkait

Analisis Keterampilan Memprediksi dan Mengkomunikasikan Pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

0 7 52

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARANNHT DAN JIGSAW DILENGKAPI LKS.

1 4 22

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED INDIVIDUALIZATION DENGAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 5 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 2 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA DAN KEMAMPUAN MATEMATIK TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 3 32

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

1 2 28

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM PEMECAHAN MASALAH KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA.

0 1 22

PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TDM-POE.

0 1 35

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

0 1 1