PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED INDIVIDUALIZATION DENGAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED
INDIVIDUALIZATION DENGAN TWO STAY TWO
STRAY PADA MATERI KELARUTAN
DAN HASIL KELARUTAN
Oleh:
Judika Sereana Damayanti Lumbantobing
NIM 4123131050
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED
INDIVIDUALIZATION DENGAN TWO STAY TWO
STRAY PADA MATERI KELARUTAN
DAN HASIL KALI KELARUTAN
Judika Sereana Damayanti Lumbantobing (NIM 4123131050)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya hasil belajar
siswa pada materi kimia. Siswa masih merasa sulit mengerti tentang kimia karena
pembelajaran masih berpusat pada guru. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif yang dapat membuat siswa aktif. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui perbedaan dan mendeskripsikan hasil belajar kimia siswa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization
dengan Two Stay Two Stray pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 14
Medan T.A 2015/2016, sebanyak 6 kelas. Sampel diambil dengan 2 tahap, yaitu:
sampel kelas diambil 2 kelas secara teknik sampling sederhana, selanjutnya
sampel siswa diambil secara purposif 22 orang siswa dari setiap kelas yang relatif
homogen statusnya. Instrumen yang digunakan adalah tes dalam bentuk pilihan
berganda sebanyak 16 soal. Kelas eksperimen 1 diberikan perlakuan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Team Assited Individualization dan
kelas eksperimen 2 menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray. Uji
hipotesis menggunakan uji-t dua pihak pada taraf α = 0,05. Dari hasil penelitian,
untuk kelas ekperimen 1 diperoleh rata-rata pre-test sebesar 39,45 ± 6,522 dan
post-test 77,64 ± 10,608 sedangkan kelas eksperimen 2 diperoleh rata-rata pre-test
37,73 ± 6,518 dan post-test 70,5 ± 10,918. Berdasarkan hasil analisis uji t,
diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,204 > 2,018. Maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis diterima yaitu ada perbedaan hasil belajar kimia siswa dan model
pembelajaran kooperatif yang lebih baik adalah tipe Team
Assited
Individualization.
Kata kunci: model pembelajaran, team assited individualization, two stay two
stray, hasil belajar kimia siswa
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Tri Tunggal Bapa,
Anak Yesus Kristus dan Roh Kudus atas berkat dan karunia yang dilimpahkan
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assited Individualization Dengan Two
Stay Two Stray Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan”, disusun untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal pembuatan
judul sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si,
dan Bapak Dr. Saronom Silaban, M.Pd, sebagai dosen penguji yang telah
memberikan saran, komentar serta perbaikan sampai dengan selesainya skripsi ini.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si selaku dosen
pembimbing akademik penulis dan seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Ucapan
terima kasih juga kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata
Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas XI IPA SMA Negeri 14 Medan yang telah
banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak saya Ir.
Tardas Lumbantobing yang sudah ada di surga dan Mama Pininta Panggabean
yang luar biasa. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kakak saya
Jessica Ruth Berliana Lumbantobing, S.ST yang selalu memberikan motivasi dan
nasihat dan juga untuk adek saya Josianna Widya Permata Lumbantobing yang
selalu memberi semangat. Terimakasih juga buat seluruh keluarga besarku
terkhusus buat Oppungku (Op.Jessica) yang ada di Lampung, terimakasih untuk
seluruh bantuan, semangat dan semuanya yang tidak ternilai harganya.
v
Terimakasih juga kepada kakak PKK saya kak Meyta Ginting dan kak Febriana
Sinaga dan KTB saya “Christabel” (Mariana, Setia dan Shintauli), pengurus dan
tim di UKMKP UP-FMIPA, teman satu pembimbing skripsi (Devi, Nirya, Suri,
Irma dan Khaidir) dan untuk seluruh teman kelas Kimia DIK C 2012 terkhusus
Helen, Meliana, Yohana, Nobelia, Ita, Nelli, Novia, Nanda, Kak Saema, Helmi,
Intan, Yoana, Sri, Mei, Marta, dan Neni yang telah memberikan semangat dan
doa.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini. Kiranya isi skripsi
saya ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2016
Penulis,
Judika Sereana Damayanti Lumbantobing
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
Daftar Singkatan
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
3
1.3. Batasan Masalah
3
1.4. Rumusan Masalah
4
1.5. Tujuan Penelitian
4
1.6. Manfaat Penelitian
4
1.7. Defenisi Operasional
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1. Kerangka Teoritis
6
2.1.1. Belajar dan Teori-Teori Belajar
6
2.1.2. Hasil Belajar
9
2.1.3. Teknik Penilaian Hasil Belajar
11
2.1.4. Alat Penilaian Hasil Belajar
12
2.1.5. Model Pembelajaran
12
2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif
13
2.1.6.1. Model Pembelajaran Team Assited Individualization
15
2.1.6.2. Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
17
vii
2.1.7. Strategi Pembelajaran
19
2.1.8. Media Pembelajaran
19
2.1.8.1. Media Power Point
20
2.1.9. Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
20
2.1.9.1. Kelarutan
21
2.1.9.2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan
22
2.1.9.3. Hubungan Kelarutan dan Hasil Kali Kelaruatan
22
2.1.9.4. Pengaruh Ion Senama Terhadap Kelarutan
23
2.1.9.5. Pengaruh pH Terhadap Kelarutan
23
2.1.9.6. Reaksi Pengendapan
24
2.2. Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis
24
BAB III METODE PENELITIAN
26
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
26
3.2. Populasi dan Sampel
26
3.3. Variabel Penelitian
26
3.4. Rancangan Penelitian
27
3.5. Instrumen Penelitian
28
3.5.1. Validitas Tes
30
3.5.2. Reliabilitas Tes
30
3.5.3. Taraf Kesukaran
31
3.5.4. Daya Pembeda
31
3.5.5. Distruktor
32
3.6. Teknik Pengumpulan Data
33
3.7. Teknik Analisis Data
35
3.7.1. Uji Normalitas
35
3.7.2. Uji Homogenitas
35
3.7.3. Uji Hipotesis
35
3.7.4. Peningkatan Hasil Belajar
36
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
37
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
37
4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian
37
4.1.1.1. Validitas Instrumen Tes
37
4.1.1.2. Reliabilitas Instrumen Tes
37
4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
37
4.1.1.4. Daya Pembeda Instrumen Tes
38
4.1.1.5. Distruktor Instrumen Tes
38
4.1.2. Data Pre test dan Post test Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2
38
4.1.3. Uji Persyaratan Analisis Data
39
4.1.3.1. Uji Normalitas
39
4.1.3.2. Uji Homogenitas
39
4.1.3.3. Uji Hipotesis
40
4.1.3.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar
40
4.1.4. Pembahasan
41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
44
5.1. Kesimpulan
44
5.2. Saran
44
DAFTAR PUSTAKA
45
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Paradigma Penelitian
27
Gambar 3.2. Skema Alur Penelitian
34
Gambar 4.1. Hasil Perolehan Rata-rata Pre test dan Post test
39
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Halaman
15
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian
27
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Tes
28
Tabel 4.1. Hasil Belajar Kimia Siswa
38
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas
39
Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas
40
Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis
40
Tabel 4.5. Persentase Peningkatan Hasil Belajar
40
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus
48
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
50
Lampiran 3 Kisi-Kisi Intrumen Tes Sebelum Divalidasi
66
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Sesudah Divalidasi
78
Lampiran 5 Instrumen Tes Sebelum Divalidasi
83
Lampiran 6 Instrumen Tes Sesudah Divalidasi
91
Lampiran 7 Penyelesaian Instrumen Tes
94
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa
101
Lampiran 9 Pembahasan Lembar Kerja Siswa
107
Lampiran 10 Power Point
112
Lampiran 11 Tabel Validitas Instrumen Tes
118
Lampiran 12 Perhitungan Validitas Instrumen Tes
119
Lampiran 13 Tabel Reliabilitas Instrumen Tes
121
Lampiran 14 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes
122
Lampiran 15 Tabel Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
123
Lampiran 16 Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
124
Lampiran 17 Tabel Daya Pembeda Instrumen Tes
125
Lampiran 18 Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Tes
126
Lampiran 19 Perhitungan Distruktor Instrumen Tes
127
xii
Lampiran 20 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 Dan Eksperimen 2
129
Lampiran 21 Uji Normalitas Data
130
Lampiran 22 Uji Homogenitas Data
133
Lampiran 23 Uji Hipotesis
138
Lampiran 24 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar
140
Lampiran 25 Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment
143
Lampiran 26 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (χ2)
144
Lampiran 27 Tabel Nilai-Nilai Kritis Distributif F
145
Lampiran 28 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t
148
Lampiran 29 Dokumentasi Penelitian
150
xiii
DAFTAR SINGKATAN
KKM
= Kriteria Ketuntasan Minimum
Ksp
= Solubility Product Constant
LKS
= Lembar Kerja Siswa
LT
= Learning Together
STAD
= Student Team Achievement Division
TAI
= Team Assited Individualization
TPSq
= Think Pair Square
TSTS
= Two Stay Two Stray
PAN
= Penilaian Acuan Norma
PAP
= Penilaian Acuan Patokan
xiii
DAFTAR SINGKATAN
KKM
= Kriteria Ketuntasan Minimum
Ksp
= Solubility Product Constant
LKS
= Lembar Kerja Siswa
LT
= Learning Together
STAD
= Student Team Achievement Division
TAI
= Team Assited Individualization
TPSq
= Think Pair Square
TSTS
= Two Stay Two Stray
PAN
= Penilaian Acuan Norma
PAP
= Penilaian Acuan Patokan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Kimia merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa Sekolah Menengah
Atas (SMA) untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu kimia memiliki
karakteristik sebagai konsep dan perhitungan (Setiawan dkk., 2015). Kimia adalah
salah satu cabang ilmu pengetahuan yang penting dan banyak diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini tentunya akan memudahkan siswa dalam
mempelajari kimia namun, sering kali siswa mengalami kesulitan, karena banyak
memuat konsep serta perhitungan (Shillaque dkk., 2015).
Pelajaran kimia dianggap sulit disebabkan oleh proses pembelajaran kimia
yang cenderung kurang menarik atau membosankan dan kurangnya variasi model
pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar. Selain itu, pembelajaran secara
umum berpusat pada guru sehingga peran guru dalam proses belajar mengajar
lebih besar dibandingkan peran siswa di dalam kelas. Berdasarkan observasi
peneliti ke SMA Negeri 14 Medan dengan mewawancarai salah satu guru kimia
kelas XI diperoleh informasi bahwa SMA Negeri 14 Medan memiliki nilai
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 75 untuk mata pelajaran kimia. Namun,
dalam ulangan harian masih ada nilai siswa yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum, karena siswa masih merasa sulit untuk mengerti tentang
kimia dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Materi kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan salah satu materi
dalam kimia yang memuat konsep serta hitungan. Materi ini sering kali membuat
siswa merasa kesulitan dalam penyelesaian soal-soal yang membutuhkan banyak
pemahaman konsep serta perhitungan. Untuk itu diperlukan pembelajaran yang
terpusat pada siswa agar pembelajaran menjadi efektif. Efektif merujuk pada
sesuatu yang mampu memberikan dorongan atau bantuan dalam mencapai suatu
tujuan. Sedangkan pengertian efektif dalam pembelajaran adalah penggunaan
metode pembelajaran yang dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai yaitu
Kriteria Ketuntasan Minimum (Ariffuddin dkk., 2014).
2
Guru perlu menciptakan suasana belajar
yang menarik
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menuntut
semua siswa aktif dalam belajar dan harus selalu memperhatikan teman
kelompoknya untuk berkompetisi dengan kelompok lain sehingga menciptakan
suasana pembelajaran yang positif dan menunjang prestasi belajar siswa.
Pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh yang positif pada siswa, yaitu
menekankan interaksi sosial dan hubungan antara siswa dalam kelompok
(Hartono dkk., 2015).
Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai jenis tipe, salah satunya
tipe Team Assited Individualization (TAI). Tipe ini menekankan siswa agar lebih
aktif dan terjadi interaksi antar sesama, sehingga prestasi belajar siswa juga
meningkat. Ini sesuai dengan teori belajar kontruktivis yang menjelaskan bahwa
setiap siswa harus aktif melakukan kegiatan, menyusun konsep dan memberi
makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari agar dapat memperoleh hasil yang
maksimal, dimana akan lebih jelas jika dibahas dalam kelompok, terlebih dengan
adanya asisten yang lebih paham akan materi (Yuniarti dkk., 2014). Selain itu
menurut Nurkhasanah dkk. (2013) model kooperatif yang dapat meningkatkan
hasil belajar adalah tipe Two Stay Two Stray (TSTS) membantu siswa fokus
mengerjakan tugas, berkomunikasi, mengingat pengetahuan, dan memahami teks
dengan baik. Melalui pembelajaran siswa dilatih untuk bertanggung jawab
terhadap tugas masing-masing dan dilatih untuk menjelaskan ide kepada pihak
lain.
Beberapa penelitian telah menunjukkan keefektifan model pembelajaran
Team Assited Individualization untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil penelitian
Rahmawati dkk. (2015) menyatakan model pembelajaran Team Assited
Individualization lebih baik daripada model pembelajaran Learning Together
diperoleh rataan prestasi siswa berturut-turut adalah 81,68 dan 74,00. Selanjutnya,
pada penelitian Hartono dkk. (2015) prestasi belajar kognitif siswa yang
menggunakan model pembelajaran Team Assited Individualization lebih tinggi
daripada model pembelajaran Student Team Achievement Division. Nilai rataan
prestasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran Team Assited
3
Individualization
adalah 76,35 dan model pembelajaran Student Team
Achievement Division adalah 71,86.
Penelitian sebelumnya mengenai model pembelajaran kooperatif Two Stay
Two Stray telah dilakukan oleh Asna dkk. (2014) menunjukkan prestasi belajar
siswa pada aspek kognitif kelas eksperimen dengan model pembelajran Two Stay
Two Stray lebih tinggi daripada kelas kontrol. Nilai rataan prestasi belajar siswa
pada kedua kelas masing-masing 64,00 dan 56,71. Selain itu, penelitian
Nurkhasanah dkk. (2013) menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa lebih tinggi
menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray daripada Think Pair
Square dengan rata-rata prestasi kognitif siswa sebesar 81,69 dan 70,78.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan
penelitian dengan judul: “Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assited Individualization dengan
Two Stay Two Stray pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
1.
Hasil belajar kimia yang rendah.
2.
Proses pembelajaran yang kurang menarik yang berpusat pada guru.
3.
Lemahnya peran guru untuk mengaplikasikan model pembelajaran untuk
menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran.
1.3.
Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka dilakukan batasan-
batasan terhadap permasalahan, yaitu:
1.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI semester 2 di SMA Negeri 14
Medan Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan.
2.
Penelitian ini menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assited Individualization dan tipe Two Stay Two Stray.
4
1.4.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization dengan Two
Stay Two Stray pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan?
2.
Bagaimana hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization dengan Two
Stay Two Stray pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan?
1.5.
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1.
Mengetahui adanya perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization dengan
Two Stay Two Stray pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
2.
Mendeskripsikan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization dengan Two
Stay Two Stray pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
1.6.
Manfaat Penelitian
1.
Secara Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan dalam bidang
pendidikan khususnya tentang penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Team Assited Individualization dengan Two Stay Two Stray terhadap
hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
2.
Secara Praktis
Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman, sehingga
siswa akan lebih tertarik lagi untuk mempelajari lebih dalam materi kimia
yang dipelajari di SMA. Bagi Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam
memilih model pembelajaran yang sesuai dalam proses belajar mengajar
khususnya dalam pembelajaran materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Bagi Sekolah, dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan prestasi
5
belajar
siswa
di
sekolah
sehingga
dapat
memperbaiki
kualitas
pembelajaran kimia di SMA Negeri 14 Medan. Bagi Peneliti, menambah
wawasan,
kemampuan
dan
pengalaman
dalam
meningkatkan
kompetensinya sebagai calon guru.
1.7.
Defenisi Operasional
1.
Hasil belajar adalah adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
sebagai akibat perbuatan belajar yang dilakukan.
2.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization adalah
model pembelajaran yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan
perbedaan individual
3.
Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah sistem
pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja
sama, bertanggung jawab, satu sama lain untuk berprestasi.
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dan pengujian hipotesis maka dapat
diperoleh kesimpulan bahwa:
1.
Terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa pada materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assited Individualization dengan Two Stay Two
Stray.
2.
Hasil belajar kimia siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited
Individualization lebih baik daripada hasil belajar kimia siswa dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, dengan rata-rata
post test secara berurutan adalah 77,64 dan 70,5.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti memiliki
beberapa saran yakni:
1.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization dapat
menjadi pembelajaran alternatif bagi guru untuk meningkatkan hasil
belajar kimia siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
2.
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization dan Two Stay
Two Stray agar melakukan penelitian ini pengawasan yang lebih maksimal
agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
45
DAFTAR PUSTAKA
Agustiana, I.G., dan Tika, I. (2013). Konsep Dasar IPA. Ombak. Yogyakarta.
Ariffuddin, M.R., Sugiharto., dan Mulyani, B. (2014). Efektivitas Model
Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) Dengan
Media Kartu Pintar Dilengkapi Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Materi Stoikiometri Kelas X Semester Genap SMA Negeri 7
Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 3:
51-58.
Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Asna, L.S., Sugiharto., dan Susanti, E. (2014). Efektivitas Metode Pembelajaran
Two Stay Two Stray (TSTS) Menggunakan Media LKS Dilengkapi
Molymod Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ikatan
Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2013/2014.
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 3: 123-131.
Aunurrahman. (2012). Belajar Dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Bandung.
Dimyati. (1999). Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Hamdani,A. (2011). Strategi Belajar Mengajar. CV Pustaka Setia. Bandung.
Hartono, R., Utomo S.B., dan Mulyani, S. (2015). Komparasi Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)
Dan Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Memori Pada Materi
Hidrokarbon Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 3 Boyolali
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 4: 196-203.
Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Pustaka Belajar.
Yogyakarta.
Jihad, A., dan Haris, A. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo.
Yogyakarta.
Johari, J.M.C., dan Rachmawati, M. (2009). Kimia SMA Dan MA Untuk Kelas XI.
ESIS. Jakarta.
46
Ningsih, R.S., Ratih., Tine, M.K. (2007). Sains Kimia 2. PT Bumi Aksara.
Jakarta.
Nurkhasanah, L., Mulyani, B., dan Utomo, S.B. (2013). Efektivitas Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Dan Think Pair Square
(TPSq) Melalui Pemanfaatan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid Kelas XI SMA N 4 Magelang
Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 2: 24-30.
Purba, M. (2006). Kimia SMA Kelas XI. Erlangga. Jakarta.
Rahmawati, C.P., Ashadi., dan Utomo, S.B. (2015). Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Team Assited Individualization (TAI) Dan
Learning Together (LT) Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Kemampuan
Matematik Siswa Pada Pokok Bahasan Konsep Mol Kelas X SMA
Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK). 4: 20-28.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.
Setiawan, A., Martini, K.S., dan Mulyani, B. (2015). Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Teams Assited Individualiazation (TAI) Untuk
Meningkatkan Interaksi Sosial Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi
Hidrolisis Kelas XI IPA Semester Genap SMA Negeri 2 Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 4: 97-103.
Shillaque, G.P., Mulyani, B., dan Agustina, W. (2015). Penerapan Model
Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) Dengan Media
Key-Relation Chart (Kr-Chart) Untuk Meningkatkan Rasa Ingin Tahu
Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali
Kelarutan (Ksp) Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun
Pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 4: 80-86.
Shoimin, A. (2013). 68 Model Pembelajaran Inovatif. Ar-Ruzz Media.
Yogyakarta.
Silitonga, P.M. (2011). Statistik Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian. FMIPA
UNIMED. Medan.
Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta. Jakarta.
Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung.
47
Suharsini, M., dan Saptarini, D. (2007). Kimia Dan Kecakapan Hidup. Ganeca.
Jakarta.
Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi Pembelajaran. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.
Sutirman. (2013). Media Dan Model-Model Pembelajaran Inovatif. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Trianto. (2013). Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.
Yuniarti., Mulyani, B., dan Redjeki, T. (2014). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif
Team Assisted Individualization (TAI) Dilengkapi Media Lingkaran
Dan Buku Saku Terhadap Prestasi Belajar Siswa Materi Struktur Atom
Dan Sistem Periodik Kelas XI Semester Ganjil SMA N 6 Surakarta
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 3: 104-110.
ii
RIWAYAT HIDUP
Judika Sereana Damayanti Lumbantobing dilahirkan di Tarutung,
pada tanggal 12 Januari 1994. Ayah bernama Alm. Ir. Tardas Lumbantobing dan
Ibu bernama Pininta Panggabean. Judika Sereana Damayanti Lumbantobing
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk
sekolah ke SD Swasta Latihan HKBP Pearaja Tarutung dan lulus pada tahun
2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 4 Tarutung
dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA
Negeri 1 Tarutung dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima
di Jurusan Kimia pada Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Pada tahun 2012 penulis
tercatat sebagai anggota Ikatan Keluarga Besar Kristen Kimia (IKBKK) dan
penulis juga aktif di organisasi internal kampus seperti Unit Kegiatan Mahasiswa
Kristen
Protestan
Perpustakaan.
(UKMKP)
dan
menjabat
sebagai
Koordinator
Tim
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED
INDIVIDUALIZATION DENGAN TWO STAY TWO
STRAY PADA MATERI KELARUTAN
DAN HASIL KELARUTAN
Oleh:
Judika Sereana Damayanti Lumbantobing
NIM 4123131050
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSITED
INDIVIDUALIZATION DENGAN TWO STAY TWO
STRAY PADA MATERI KELARUTAN
DAN HASIL KALI KELARUTAN
Judika Sereana Damayanti Lumbantobing (NIM 4123131050)
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya hasil belajar
siswa pada materi kimia. Siswa masih merasa sulit mengerti tentang kimia karena
pembelajaran masih berpusat pada guru. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan
suasana pembelajaran yang menarik dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif yang dapat membuat siswa aktif. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui perbedaan dan mendeskripsikan hasil belajar kimia siswa
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization
dengan Two Stay Two Stray pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 14
Medan T.A 2015/2016, sebanyak 6 kelas. Sampel diambil dengan 2 tahap, yaitu:
sampel kelas diambil 2 kelas secara teknik sampling sederhana, selanjutnya
sampel siswa diambil secara purposif 22 orang siswa dari setiap kelas yang relatif
homogen statusnya. Instrumen yang digunakan adalah tes dalam bentuk pilihan
berganda sebanyak 16 soal. Kelas eksperimen 1 diberikan perlakuan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Team Assited Individualization dan
kelas eksperimen 2 menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray. Uji
hipotesis menggunakan uji-t dua pihak pada taraf α = 0,05. Dari hasil penelitian,
untuk kelas ekperimen 1 diperoleh rata-rata pre-test sebesar 39,45 ± 6,522 dan
post-test 77,64 ± 10,608 sedangkan kelas eksperimen 2 diperoleh rata-rata pre-test
37,73 ± 6,518 dan post-test 70,5 ± 10,918. Berdasarkan hasil analisis uji t,
diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,204 > 2,018. Maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis diterima yaitu ada perbedaan hasil belajar kimia siswa dan model
pembelajaran kooperatif yang lebih baik adalah tipe Team
Assited
Individualization.
Kata kunci: model pembelajaran, team assited individualization, two stay two
stray, hasil belajar kimia siswa
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Tri Tunggal Bapa,
Anak Yesus Kristus dan Roh Kudus atas berkat dan karunia yang dilimpahkan
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Skripsi berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assited Individualization Dengan Two
Stay Two Stray Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan”, disusun untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak
Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal pembuatan
judul sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Bapak Drs. Marudut Sinaga, M.Si,
dan Bapak Dr. Saronom Silaban, M.Pd, sebagai dosen penguji yang telah
memberikan saran, komentar serta perbaikan sampai dengan selesainya skripsi ini.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si selaku dosen
pembimbing akademik penulis dan seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis. Ucapan
terima kasih juga kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata
Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas XI IPA SMA Negeri 14 Medan yang telah
banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak saya Ir.
Tardas Lumbantobing yang sudah ada di surga dan Mama Pininta Panggabean
yang luar biasa. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kakak saya
Jessica Ruth Berliana Lumbantobing, S.ST yang selalu memberikan motivasi dan
nasihat dan juga untuk adek saya Josianna Widya Permata Lumbantobing yang
selalu memberi semangat. Terimakasih juga buat seluruh keluarga besarku
terkhusus buat Oppungku (Op.Jessica) yang ada di Lampung, terimakasih untuk
seluruh bantuan, semangat dan semuanya yang tidak ternilai harganya.
v
Terimakasih juga kepada kakak PKK saya kak Meyta Ginting dan kak Febriana
Sinaga dan KTB saya “Christabel” (Mariana, Setia dan Shintauli), pengurus dan
tim di UKMKP UP-FMIPA, teman satu pembimbing skripsi (Devi, Nirya, Suri,
Irma dan Khaidir) dan untuk seluruh teman kelas Kimia DIK C 2012 terkhusus
Helen, Meliana, Yohana, Nobelia, Ita, Nelli, Novia, Nanda, Kak Saema, Helmi,
Intan, Yoana, Sri, Mei, Marta, dan Neni yang telah memberikan semangat dan
doa.
Penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini. Kiranya isi skripsi
saya ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Agustus 2016
Penulis,
Judika Sereana Damayanti Lumbantobing
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
i
Riwayat Hidup
ii
Abstrak
iii
Kata Pengantar
iv
Daftar Isi
vi
Daftar Gambar
ix
Daftar Tabel
x
Daftar Lampiran
xi
Daftar Singkatan
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
3
1.3. Batasan Masalah
3
1.4. Rumusan Masalah
4
1.5. Tujuan Penelitian
4
1.6. Manfaat Penelitian
4
1.7. Defenisi Operasional
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
2.1. Kerangka Teoritis
6
2.1.1. Belajar dan Teori-Teori Belajar
6
2.1.2. Hasil Belajar
9
2.1.3. Teknik Penilaian Hasil Belajar
11
2.1.4. Alat Penilaian Hasil Belajar
12
2.1.5. Model Pembelajaran
12
2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif
13
2.1.6.1. Model Pembelajaran Team Assited Individualization
15
2.1.6.2. Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
17
vii
2.1.7. Strategi Pembelajaran
19
2.1.8. Media Pembelajaran
19
2.1.8.1. Media Power Point
20
2.1.9. Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
20
2.1.9.1. Kelarutan
21
2.1.9.2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan
22
2.1.9.3. Hubungan Kelarutan dan Hasil Kali Kelaruatan
22
2.1.9.4. Pengaruh Ion Senama Terhadap Kelarutan
23
2.1.9.5. Pengaruh pH Terhadap Kelarutan
23
2.1.9.6. Reaksi Pengendapan
24
2.2. Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis
24
BAB III METODE PENELITIAN
26
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
26
3.2. Populasi dan Sampel
26
3.3. Variabel Penelitian
26
3.4. Rancangan Penelitian
27
3.5. Instrumen Penelitian
28
3.5.1. Validitas Tes
30
3.5.2. Reliabilitas Tes
30
3.5.3. Taraf Kesukaran
31
3.5.4. Daya Pembeda
31
3.5.5. Distruktor
32
3.6. Teknik Pengumpulan Data
33
3.7. Teknik Analisis Data
35
3.7.1. Uji Normalitas
35
3.7.2. Uji Homogenitas
35
3.7.3. Uji Hipotesis
35
3.7.4. Peningkatan Hasil Belajar
36
viii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
37
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
37
4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian
37
4.1.1.1. Validitas Instrumen Tes
37
4.1.1.2. Reliabilitas Instrumen Tes
37
4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
37
4.1.1.4. Daya Pembeda Instrumen Tes
38
4.1.1.5. Distruktor Instrumen Tes
38
4.1.2. Data Pre test dan Post test Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2
38
4.1.3. Uji Persyaratan Analisis Data
39
4.1.3.1. Uji Normalitas
39
4.1.3.2. Uji Homogenitas
39
4.1.3.3. Uji Hipotesis
40
4.1.3.4. Persentase Peningkatan Hasil Belajar
40
4.1.4. Pembahasan
41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
44
5.1. Kesimpulan
44
5.2. Saran
44
DAFTAR PUSTAKA
45
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Paradigma Penelitian
27
Gambar 3.2. Skema Alur Penelitian
34
Gambar 4.1. Hasil Perolehan Rata-rata Pre test dan Post test
39
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Halaman
15
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian
27
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Tes
28
Tabel 4.1. Hasil Belajar Kimia Siswa
38
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas
39
Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas
40
Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis
40
Tabel 4.5. Persentase Peningkatan Hasil Belajar
40
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus
48
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
50
Lampiran 3 Kisi-Kisi Intrumen Tes Sebelum Divalidasi
66
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Tes Sesudah Divalidasi
78
Lampiran 5 Instrumen Tes Sebelum Divalidasi
83
Lampiran 6 Instrumen Tes Sesudah Divalidasi
91
Lampiran 7 Penyelesaian Instrumen Tes
94
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa
101
Lampiran 9 Pembahasan Lembar Kerja Siswa
107
Lampiran 10 Power Point
112
Lampiran 11 Tabel Validitas Instrumen Tes
118
Lampiran 12 Perhitungan Validitas Instrumen Tes
119
Lampiran 13 Tabel Reliabilitas Instrumen Tes
121
Lampiran 14 Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes
122
Lampiran 15 Tabel Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
123
Lampiran 16 Perhitungan Tingkat Kesukaran Instrumen Tes
124
Lampiran 17 Tabel Daya Pembeda Instrumen Tes
125
Lampiran 18 Perhitungan Daya Pembeda Instrumen Tes
126
Lampiran 19 Perhitungan Distruktor Instrumen Tes
127
xii
Lampiran 20 Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen 1 Dan Eksperimen 2
129
Lampiran 21 Uji Normalitas Data
130
Lampiran 22 Uji Homogenitas Data
133
Lampiran 23 Uji Hipotesis
138
Lampiran 24 Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar
140
Lampiran 25 Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment
143
Lampiran 26 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (χ2)
144
Lampiran 27 Tabel Nilai-Nilai Kritis Distributif F
145
Lampiran 28 Tabel Nilai-Nilai Dalam Distribusi t
148
Lampiran 29 Dokumentasi Penelitian
150
xiii
DAFTAR SINGKATAN
KKM
= Kriteria Ketuntasan Minimum
Ksp
= Solubility Product Constant
LKS
= Lembar Kerja Siswa
LT
= Learning Together
STAD
= Student Team Achievement Division
TAI
= Team Assited Individualization
TPSq
= Think Pair Square
TSTS
= Two Stay Two Stray
PAN
= Penilaian Acuan Norma
PAP
= Penilaian Acuan Patokan
xiii
DAFTAR SINGKATAN
KKM
= Kriteria Ketuntasan Minimum
Ksp
= Solubility Product Constant
LKS
= Lembar Kerja Siswa
LT
= Learning Together
STAD
= Student Team Achievement Division
TAI
= Team Assited Individualization
TPSq
= Think Pair Square
TSTS
= Two Stay Two Stray
PAN
= Penilaian Acuan Norma
PAP
= Penilaian Acuan Patokan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Kimia merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa Sekolah Menengah
Atas (SMA) untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu kimia memiliki
karakteristik sebagai konsep dan perhitungan (Setiawan dkk., 2015). Kimia adalah
salah satu cabang ilmu pengetahuan yang penting dan banyak diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini tentunya akan memudahkan siswa dalam
mempelajari kimia namun, sering kali siswa mengalami kesulitan, karena banyak
memuat konsep serta perhitungan (Shillaque dkk., 2015).
Pelajaran kimia dianggap sulit disebabkan oleh proses pembelajaran kimia
yang cenderung kurang menarik atau membosankan dan kurangnya variasi model
pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar. Selain itu, pembelajaran secara
umum berpusat pada guru sehingga peran guru dalam proses belajar mengajar
lebih besar dibandingkan peran siswa di dalam kelas. Berdasarkan observasi
peneliti ke SMA Negeri 14 Medan dengan mewawancarai salah satu guru kimia
kelas XI diperoleh informasi bahwa SMA Negeri 14 Medan memiliki nilai
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 75 untuk mata pelajaran kimia. Namun,
dalam ulangan harian masih ada nilai siswa yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum, karena siswa masih merasa sulit untuk mengerti tentang
kimia dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
Materi kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan salah satu materi
dalam kimia yang memuat konsep serta hitungan. Materi ini sering kali membuat
siswa merasa kesulitan dalam penyelesaian soal-soal yang membutuhkan banyak
pemahaman konsep serta perhitungan. Untuk itu diperlukan pembelajaran yang
terpusat pada siswa agar pembelajaran menjadi efektif. Efektif merujuk pada
sesuatu yang mampu memberikan dorongan atau bantuan dalam mencapai suatu
tujuan. Sedangkan pengertian efektif dalam pembelajaran adalah penggunaan
metode pembelajaran yang dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai yaitu
Kriteria Ketuntasan Minimum (Ariffuddin dkk., 2014).
2
Guru perlu menciptakan suasana belajar
yang menarik
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menuntut
semua siswa aktif dalam belajar dan harus selalu memperhatikan teman
kelompoknya untuk berkompetisi dengan kelompok lain sehingga menciptakan
suasana pembelajaran yang positif dan menunjang prestasi belajar siswa.
Pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh yang positif pada siswa, yaitu
menekankan interaksi sosial dan hubungan antara siswa dalam kelompok
(Hartono dkk., 2015).
Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai jenis tipe, salah satunya
tipe Team Assited Individualization (TAI). Tipe ini menekankan siswa agar lebih
aktif dan terjadi interaksi antar sesama, sehingga prestasi belajar siswa juga
meningkat. Ini sesuai dengan teori belajar kontruktivis yang menjelaskan bahwa
setiap siswa harus aktif melakukan kegiatan, menyusun konsep dan memberi
makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari agar dapat memperoleh hasil yang
maksimal, dimana akan lebih jelas jika dibahas dalam kelompok, terlebih dengan
adanya asisten yang lebih paham akan materi (Yuniarti dkk., 2014). Selain itu
menurut Nurkhasanah dkk. (2013) model kooperatif yang dapat meningkatkan
hasil belajar adalah tipe Two Stay Two Stray (TSTS) membantu siswa fokus
mengerjakan tugas, berkomunikasi, mengingat pengetahuan, dan memahami teks
dengan baik. Melalui pembelajaran siswa dilatih untuk bertanggung jawab
terhadap tugas masing-masing dan dilatih untuk menjelaskan ide kepada pihak
lain.
Beberapa penelitian telah menunjukkan keefektifan model pembelajaran
Team Assited Individualization untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil penelitian
Rahmawati dkk. (2015) menyatakan model pembelajaran Team Assited
Individualization lebih baik daripada model pembelajaran Learning Together
diperoleh rataan prestasi siswa berturut-turut adalah 81,68 dan 74,00. Selanjutnya,
pada penelitian Hartono dkk. (2015) prestasi belajar kognitif siswa yang
menggunakan model pembelajaran Team Assited Individualization lebih tinggi
daripada model pembelajaran Student Team Achievement Division. Nilai rataan
prestasi siswa dengan menggunakan model pembelajaran Team Assited
3
Individualization
adalah 76,35 dan model pembelajaran Student Team
Achievement Division adalah 71,86.
Penelitian sebelumnya mengenai model pembelajaran kooperatif Two Stay
Two Stray telah dilakukan oleh Asna dkk. (2014) menunjukkan prestasi belajar
siswa pada aspek kognitif kelas eksperimen dengan model pembelajran Two Stay
Two Stray lebih tinggi daripada kelas kontrol. Nilai rataan prestasi belajar siswa
pada kedua kelas masing-masing 64,00 dan 56,71. Selain itu, penelitian
Nurkhasanah dkk. (2013) menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa lebih tinggi
menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray daripada Think Pair
Square dengan rata-rata prestasi kognitif siswa sebesar 81,69 dan 70,78.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan
penelitian dengan judul: “Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assited Individualization dengan
Two Stay Two Stray pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan”
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan
masalah sebagai berikut:
1.
Hasil belajar kimia yang rendah.
2.
Proses pembelajaran yang kurang menarik yang berpusat pada guru.
3.
Lemahnya peran guru untuk mengaplikasikan model pembelajaran untuk
menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran.
1.3.
Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, maka dilakukan batasan-
batasan terhadap permasalahan, yaitu:
1.
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI semester 2 di SMA Negeri 14
Medan Tahun Ajaran 2015/2016 pada materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan.
2.
Penelitian ini menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team
Assited Individualization dan tipe Two Stay Two Stray.
4
1.4.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.
Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization dengan Two
Stay Two Stray pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan?
2.
Bagaimana hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization dengan Two
Stay Two Stray pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan?
1.5.
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1.
Mengetahui adanya perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization dengan
Two Stay Two Stray pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
2.
Mendeskripsikan hasil belajar kimia siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization dengan Two
Stay Two Stray pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
1.6.
Manfaat Penelitian
1.
Secara Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan dalam bidang
pendidikan khususnya tentang penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Team Assited Individualization dengan Two Stay Two Stray terhadap
hasil belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
2.
Secara Praktis
Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman, sehingga
siswa akan lebih tertarik lagi untuk mempelajari lebih dalam materi kimia
yang dipelajari di SMA. Bagi Guru, sebagai bahan pertimbangan dalam
memilih model pembelajaran yang sesuai dalam proses belajar mengajar
khususnya dalam pembelajaran materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
Bagi Sekolah, dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan prestasi
5
belajar
siswa
di
sekolah
sehingga
dapat
memperbaiki
kualitas
pembelajaran kimia di SMA Negeri 14 Medan. Bagi Peneliti, menambah
wawasan,
kemampuan
dan
pengalaman
dalam
meningkatkan
kompetensinya sebagai calon guru.
1.7.
Defenisi Operasional
1.
Hasil belajar adalah adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
sebagai akibat perbuatan belajar yang dilakukan.
2.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization adalah
model pembelajaran yang berusaha mengadaptasikan pembelajaran dengan
perbedaan individual
3.
Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray adalah sistem
pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja
sama, bertanggung jawab, satu sama lain untuk berprestasi.
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dan pengujian hipotesis maka dapat
diperoleh kesimpulan bahwa:
1.
Terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa pada materi kelarutan dan
hasil kali kelarutan yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Team Assited Individualization dengan Two Stay Two
Stray.
2.
Hasil belajar kimia siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited
Individualization lebih baik daripada hasil belajar kimia siswa dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, dengan rata-rata
post test secara berurutan adalah 77,64 dan 70,5.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti memiliki
beberapa saran yakni:
1.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization dapat
menjadi pembelajaran alternatif bagi guru untuk meningkatkan hasil
belajar kimia siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.
2.
Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai model
pembelajaran kooperatif tipe Team Assited Individualization dan Two Stay
Two Stray agar melakukan penelitian ini pengawasan yang lebih maksimal
agar mendapatkan hasil yang lebih baik.
45
DAFTAR PUSTAKA
Agustiana, I.G., dan Tika, I. (2013). Konsep Dasar IPA. Ombak. Yogyakarta.
Ariffuddin, M.R., Sugiharto., dan Mulyani, B. (2014). Efektivitas Model
Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI) Dengan
Media Kartu Pintar Dilengkapi Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Materi Stoikiometri Kelas X Semester Genap SMA Negeri 7
Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 3:
51-58.
Arikunto, S. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Asna, L.S., Sugiharto., dan Susanti, E. (2014). Efektivitas Metode Pembelajaran
Two Stay Two Stray (TSTS) Menggunakan Media LKS Dilengkapi
Molymod Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ikatan
Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mojolaban Tahun Ajaran 2013/2014.
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 3: 123-131.
Aunurrahman. (2012). Belajar Dan Pembelajaran. Alfabeta. Bandung.
Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Bandung.
Dimyati. (1999). Belajar Dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Hamdani,A. (2011). Strategi Belajar Mengajar. CV Pustaka Setia. Bandung.
Hartono, R., Utomo S.B., dan Mulyani, S. (2015). Komparasi Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)
Dan Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Ditinjau Dari Kemampuan Memori Pada Materi
Hidrokarbon Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 3 Boyolali
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 4: 196-203.
Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Pustaka Belajar.
Yogyakarta.
Jihad, A., dan Haris, A. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Multi Pressindo.
Yogyakarta.
Johari, J.M.C., dan Rachmawati, M. (2009). Kimia SMA Dan MA Untuk Kelas XI.
ESIS. Jakarta.
46
Ningsih, R.S., Ratih., Tine, M.K. (2007). Sains Kimia 2. PT Bumi Aksara.
Jakarta.
Nurkhasanah, L., Mulyani, B., dan Utomo, S.B. (2013). Efektivitas Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Dan Think Pair Square
(TPSq) Melalui Pemanfaatan Peta Konsep Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Pokok Bahasan Sistem Koloid Kelas XI SMA N 4 Magelang
Tahun Ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 2: 24-30.
Purba, M. (2006). Kimia SMA Kelas XI. Erlangga. Jakarta.
Rahmawati, C.P., Ashadi., dan Utomo, S.B. (2015). Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Team Assited Individualization (TAI) Dan
Learning Together (LT) Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Kemampuan
Matematik Siswa Pada Pokok Bahasan Konsep Mol Kelas X SMA
Negeri 4 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK). 4: 20-28.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.
Setiawan, A., Martini, K.S., dan Mulyani, B. (2015). Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Teams Assited Individualiazation (TAI) Untuk
Meningkatkan Interaksi Sosial Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi
Hidrolisis Kelas XI IPA Semester Genap SMA Negeri 2 Sukoharjo
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 4: 97-103.
Shillaque, G.P., Mulyani, B., dan Agustina, W. (2015). Penerapan Model
Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) Dengan Media
Key-Relation Chart (Kr-Chart) Untuk Meningkatkan Rasa Ingin Tahu
Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Kelarutan Dan Hasil Kali
Kelarutan (Ksp) Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Negeri 5 Surakarta Tahun
Pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 4: 80-86.
Shoimin, A. (2013). 68 Model Pembelajaran Inovatif. Ar-Ruzz Media.
Yogyakarta.
Silitonga, P.M. (2011). Statistik Teori Dan Aplikasi Dalam Penelitian. FMIPA
UNIMED. Medan.
Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta. Jakarta.
Sudjana, N. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung.
47
Suharsini, M., dan Saptarini, D. (2007). Kimia Dan Kecakapan Hidup. Ganeca.
Jakarta.
Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi Pembelajaran. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.
Sutirman. (2013). Media Dan Model-Model Pembelajaran Inovatif. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Trianto. (2013). Model Pembelajaran Terpadu. Bumi Aksara. Jakarta.
Yuniarti., Mulyani, B., dan Redjeki, T. (2014). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif
Team Assisted Individualization (TAI) Dilengkapi Media Lingkaran
Dan Buku Saku Terhadap Prestasi Belajar Siswa Materi Struktur Atom
Dan Sistem Periodik Kelas XI Semester Ganjil SMA N 6 Surakarta
Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK). 3: 104-110.
ii
RIWAYAT HIDUP
Judika Sereana Damayanti Lumbantobing dilahirkan di Tarutung,
pada tanggal 12 Januari 1994. Ayah bernama Alm. Ir. Tardas Lumbantobing dan
Ibu bernama Pininta Panggabean. Judika Sereana Damayanti Lumbantobing
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk
sekolah ke SD Swasta Latihan HKBP Pearaja Tarutung dan lulus pada tahun
2006. Pada tahun 2006 penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 4 Tarutung
dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA
Negeri 1 Tarutung dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima
di Jurusan Kimia pada Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika
Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Pada tahun 2012 penulis
tercatat sebagai anggota Ikatan Keluarga Besar Kristen Kimia (IKBKK) dan
penulis juga aktif di organisasi internal kampus seperti Unit Kegiatan Mahasiswa
Kristen
Protestan
Perpustakaan.
(UKMKP)
dan
menjabat
sebagai
Koordinator
Tim