Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus pada Basama Soga).

(1)

ABSTRACT

Currently, Indonesia will face ASEAN free market or AFTA (ASEAN Free Trade Area), which will take effect in the upcoming of 2015. With the free market, the local companies must be able to compete with international companies and within the country itself. The intense competition requires companies to constantly improve the quality of goods or services so as to compete with other companies that have good quality. The costs incurred to improve quality are called costs of quality. Costs of quality needed by the companies to obtain useful information for the company, one of them is for the company to find out how much level of quality that can improve profitability.

The object of this study is Basama Soga. The interesting thing about this study is that the object of study has not implemented quality costs itself, so the author is interested in this study. The variable studied were the cost of quality and profitability as measured by the level of EBIT in a company. The data was taken by field and literature studies. Data were analyzed with quantitative data analysis and comparative descriptive analysis.

The result of this study is that there is an influence of the quality cost toward the level of profitability on the company that characterized by the increasing amount of EBIT. Quality costs in the year of 2012 was Rp. 573.352.700 and generate EBIT in the amount of Rp. 974.749.105. In the following year of 2013, there was a decreasing amount of quality cost about Rp.417.418.112 and generate EBIT in the amount of Rp. 899 115 268. The next year, there are increasing amount of quality cost in the amount of Rp. 634 021 830 following by the increasing amount of EBIT about Rp. 1.034.170.027


(2)

ix

ABSTRAK

Saat ini Indonesia akan menghadapi pasar bebas ASEAN atau AFTA (ASEAN Free Trading Area) yang akan berlaku tahun 2015 mendatang. Dengan adanya pasar bebas ini, perusahaan di dalam negeri harus mampu bersaing ketat dengan perusahaan luar dan dalam negeri itu sendiri. Persaingan yang ketat tersebut senantiasa menuntut perusahaan untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa sehingga mampu bersaing dengan perusahaan lain yang memiliki kualitas baik. Biaya yang dikeluarkan untuk meningkatkan kualitas disebut biaya kualitas. Biaya kualitas diperlukan perusahaan untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi perusahaan, salah satu diantaranya adalah agar perusahaan dapat mengetahui seberapa besar tingkat kualitas yang dapat meningkatkan profitabilitas.

Objek penelitian ini adalah Basama Soga. Hal yang menarik dari penelitian ini adalah karena objek penelitian belum menerapkan biaya kualitas itu sendiri, sehingga penulis tertarik untuk meneliti. Variabel yang diteliti adalah biaya kualitas dan profitabilitas yang diukur melalui tingkat EBIT perusahaan. Data diambil dengan studi lapangan dan studi kepustakaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis data kuantitatif dan analisis deskriptif komparatif.

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat nya pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas perusahaan yang ditandai dengan kenaikan EBIT. Biaya kualitas tahun 2012 sebesar Rp. 573.352.700 dan menghasilkan EBIT sebesar Rp. 974.749.105.tahun berikut nya tahun 2013 terjadi penurunan Biaya kualitas sebesar Rp.417.418.112 dan menghasilkan EBIT sebesar Rp. 899.115.268. selanjutnya ditahun berikutnya tahun 2014 terjadi kenaikan kembali biaya kualitas sebesar Rp. 634.021.830 disertai kenaikan EBIT sebesar Rp. 1.034.170.027


(3)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PENGESAHAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ...v

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ...x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN. ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian. ... 1

1.2 Identifikasi Masalah. ... 5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian. ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian. ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 7

2.1Kajian Pustaka ... 7

2.1.1Akuntansi Manajemen ...7

2.1.1.1Definisi Akuntansi Manajamen ...7

2.1.2Biaya ...8


(4)

xi

2.1.2.2Penggolongan Biaya ...8

2.1.3 Kualitas ...10

2.1.3.1Definisi Kualitas ...10

2.1.3.2Dimensi Kualitas ...11

2.1.3.3Pengukuran Kualitas ...12

2.1.4 Biaya Kualitas ...14

2.1.4.1Definisi Biaya Kualitas ...14

2.1.4.2Fungsi atau Aktivitas Biaya Kualitas ...15

2.1.4.3Klasifikasi Biaya Kualitas...16

2.1.4.4Alat Pengendalian Kualitas ...19

2.1.4.5Manfaat Biaya Kualitas...20

2.1.5 Profitabilitas ...21

2.1.5.1Definisi Profitabilitas ...21

2.1.5.2Ukuran Profitabilitas ...21

2.1.6 Definisi Lanba. ...23

2.1.6.1 Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Profitabilitas ...24

2.1.7 Penelitian Terdahulu. ...25

BAB III METODE PENELITIAN ...31

3.1 Objek dan Subjek Penelitian ...31

3.2 Metode Penelitian...31

3.2.1 Desain Penelitian...31

3.2.2 Operasionalisasi Variable ...32

3.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...32


(5)

xii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...35

4.1 Hasil Penelitian ...35

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...35

4.1.1.1 SejarahSingkat Perusahaan ...35

4.1.1.2 Struktur Organisasi ...36

4.1.1.3 UraianTugas ...37

4.1.1.4 Kegiatan Produksi ...39

4.1.2 Deskripsi Variable Penelitian...41

4.1.2.1 Identifikasi Biaya Kualitas ...41

4.1.2.2 Tingkat Profitabilitas Perusahaan ...43

4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian ...43

4.2 Pembahasan ...51

4.2.1 Pengaruh Biaya Kualitas terhadap EBIT ...51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...51

5.1 Kesimpulan ...57

5.2 Saran ...58

5.2.1 Saran Bagi Perusahaan ...58

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya ...59


(6)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 29

Tabel3.1 Definisi Operational Variable ... 32

Tabel 4.1 Biaya Kualitas Basama Soga ... 44

Tabel 4.2 Total Biaya Kualitas Basama Soga ... 50

Tabel 4.3 EBIT Basama Soga ... 51

Tabel 4.4 Basama Soga Laporan Kualitas Tahun 2013, 2014, 20115 ... 52

Tabel 4.5 PersentaseBiayaKualitas ... 52

Tabel 4.6 Persentase Biaya Pengendalian dan Biaya Kegagalan Tahun 2012, 2013, 2015 ... 55


(7)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Struktur Organisasi Basama Soga ... 36 Gambar 4.2 Kegiatan Produksi Basama Soga... 39


(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Saat ini Indonesia akan menghadapi pasar bebas ASEAN atau AFTA (ASEAN Free Trading Area) yang akan berlaku tahun 2015 mendatang. Dapat diprediksi arus barang dan jasa bebas keluar masuk tanpa hambatan. Masyarakat Indonesia dapat melakukan kegiatan ekonomi di Singapura, masyarakat Singapura pun sebaliknya tanpa di pungut bea cukai di pelabuhan. Begitu pun sektor jasa, perusahaan bebas memilih tenaga kerja yang paling berkualitas dari negara sekitaran ASEAN tanpa hambatan, tanpa tarif. Dilihat dari peluang memang indah dan menggiurkan. Kita bisa memilih barang atau jasa yang terbaik dan yang paling murah harganya. Namun, dibalik semua itu akan ada ancaman apabila kita tidak memiliki kesiapan untuk menyambutnya.

Seperti contoh pada industri sepatu di Cibaduyut, Bandung. Pemerintah menyatakan hasil industri sepatu di kawasan Cibaduyut Kota Bandung, memiliki potensi besar untuk berkembang di pasar internasional. Jika hasil industri sepatu di Cibaduyut ingin diterima di pasar internasional maka perlu dilakukan peningkatan standarisasi dan kualitas produknya. Akan tetapi, peningkatan kualitas dan mutu sepatu tentunya akan menguras biaya produksi. Artinya, dengan biaya produksi yang sangat tinggi secara otomatis harga jualnya pun akan tinggi. (www.kemenperin.go.id 31/10/2014)


(9)

Bab I : Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkam bahwa setiap perusahaan berupaya meningkatkan kualitas produk agar mampu bersaing dengan perusahaan asing maupun dalam negeri ditengah pasar bebas.

Dengan adanya pasar bebas ini, perusahaan di dalam negeri harus mampu bersaing ketat dengan perusahaan luar dan dalam negeri itu sendiri. Persaingan yang ketat tersebut senantiasa menuntut perusahaan untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa sehingga mampu bersaing dengan perusahaan baik di dalam maupun luar negeri. Merujuk dari teori Kotler (2009:49), kualitas adalah seluruh ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat .

Untuk mencapai barang atau jasa yang berkualitas, perusahaan harus selalu melakukan pengawasan dan peningkatan kualitas produknya, Sehingga akan di peroleh hasil yang optimal. jadi dengan meningkatnya kualitas barang atau jasa akan meningkatkan kepuasan konsumen.seperti di kutip (H.Alimin, Indrianty, dan Yos, 2010:2) Meningkatnya kualitas produk/jasa akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan selanjutnya akan meningkatkan pangsa pasar. Peningkatan pangsa pasar akan berimplikasi pada peningkatan pendapatan.

Perusahaan untuk mengukur kemampuan dalam menghasilkan pendapatan menggunakan rasio profitabilitas. Menurut Hanafi (2010:42), profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (Profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Adapun beberapa jenis pengukuran profitabilitas yaitu Return of asset (ROA), Return On Investment (ROI) dan Return On Equity (ROE).


(10)

Bab I : Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha Agar perusahaan bisa bersaing di tengah persaingan barang atau jasa di Indonesia yang sangat ketat ini, senantiasa menuntut perusahaan agar terus meningkatkan profitabilitas. Beberapa perusahaan melakukan berbagai macam cara untuk terus meningkatkan profitabilitas, misalnya dengan meningkatkan kualitas barang atau jasa tapi tetap meminimalisir biaya-biaya yang dikeluarkan serta meningkatkan kinerja karyawan.

Perusahaan perlu menerapkan upaya peningkatan kualitas secara berkesinambungan dengan tetap memperhatikan pengendalian atas biaya yang ditimbulkannya melalui pengukuran biaya kualitas ( H.alimin, indrianty, dan yos 2011:2). Amin widjaja tunggal (2009:786) Biaya kualitas adalah biaya yang muncul karena produk dapat atau pada kenyataannya gagal memenuhi spesifikasi desain (dan karenanya berkaitan dengan kesesuaian kualitas). Biaya kualitas digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana fungsi sistem pengendalian kualitas yang diterapkan oleh perusahaan. Beberapa perusahaan di dunia telah menggunakan biaya kualitas sebagai tolak ukur keberhasilan program kualitas yang dihubungkan dengan nilai penjualan,keuntungan perusahaan, total biaya produksi atau harga pokok penjualan.

Kelompok biaya kualitas menurut Carter Usry (2008:198), Biaya pencegahan (prevention cost), Biaya penilaian atau appraisal (appraisal cost), biaya kegagalan (failure cost). Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya kegagalan produk, biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendesain produk dan sistem produksi bermutu tinggi, termasuk biaya untuk menerapkan dan memelihara sistem-sistem tersebut. biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk mendeteksi kegagalan produk, biaya penilaian terdiri atas biaya inspeksi dan pengujian bahan baku, inspeksi produk selama dan setelah proses


(11)

Bab I : Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha produksi, serta biaya untuk memperoleh informasi dari pelanggan mengenai kepuasan mereka atas produk tersebut. Biaya kegagalan adalah biaya yang terjadi saat produk gagal, kegagalan tersebut dapat terjadi secara internal atau eksternal. Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi selama proses produksi, seperti biaya sisa bahan baku, biaya barang cacat, biaya pengerjaan kembali, dan terhentinya produksi, karena kerusakan mesin atau kehabisan bahan baku. Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi setelah produk di jual, meliputi biaya untuk memperbaiki dan mengganti produk yang rusak selama masa garansi, biaya untuk menangani keluhan pelanggan, dan biaya hilangnya penjualan akibat ketidakpuasan pelanggan.

Biaya kualitas diperlukan perusahaan untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi perusahaan, salah satu diantaranya adalah agar perusahaan dapat mengetahui seberapa besar tingkat kualitas yang dapat meningkatkan profitabilitas dalam kenaikan permintaan pelanggan serta dalam hal pengurangan biaya khususnya dalam pasar yang memiliki persaingan yang sangat ketat. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk membahas dan meneliti tentang seberapa besar pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas perusahaan dan untuk mengetahui biaya kualitas yang dikeluarkan oleh perusahaan akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan atau tidak. Sehingga penulis tertarik untuk membahasnya dalam penulisan skripsi dengan judul


(12)

Bab I : Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Sehubungan dengan latar belakang yang telah di paparkan di atas,maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Apakah biaya kualitas (biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan) berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan ? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.

1.4 Kegunaan Penelitian

kan dapat memberi manfaat bagi pihak-pih yang berkepentingan terhadap permasalahan ini. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Akademisi

 Bagi mahasiswa sebagai wujud aplikasi teori dan apresiasi minat pada pokok kajian Akuntansi dengan mengandakan penelitian tentang pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas pada PT.

 Bagi dosen adalah sebagai tambahan cakrawala pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan Biaya kualitas.

 Bagi pihak eksternal sebagai referensi dan refleksi kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pemecahan masalah yang terkait dengan biaya kualitas dan tingkat profitabilitas.


(13)

Bab I : Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha 2. Bagi Operasional

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan memperoleh manfaat praktis salah satunya sebagai bahan masukan berharga kepada perusahaan. dalam rangka menjaga agar produk tetap sesuai dengan standar, sehingga dapat meningkatkan laba yang ditimbulkan dari produk yang berkualitas.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan penelitian selanjutnya dapat membantu memunculkan ide dan konsep baru dalam pengembangan penelitian sejenis sebagai bahan masukan dan perbandingan untuk pemecahan masalah yang terkait dengan pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas.


(14)

Bab I : Pendahuluan 7


(15)

57

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari Basama Soga, serta analisa lebih lanjut terhadap hasil penelitian, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa:

1. Penerapan proses perbaikan kualitas pada laporan biaya kualitas memberikan pengaruh terhadap Basama Soga hanya saja pada pelaksanaannya kurang berjalan dengan konsisten. Terlihat pada Tabel 4.6 Persentase Biaya Pengendalian dan Biaya Kegagalan, pada tahun 2012 dan 2013 biaya pengendalian sebesar 87.35% menurun menjadi 72.04%, biaya kegagalan 12.64% meningkat menjadi 27.96%, sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 biaya pengendalian 72.04% meningkat menjadi 88.03%, biaya kegagalan 27.96%, menurun menjadi 11.96%.Hal ini menggambarkan bahwa biaya pengendalian yang cenderung lebih besar dibanding biaya kegagalan sebenarnya sudah cukup baik, berarti perusahaan berusaha untuk meminimalisir terjadinya kegagalan yang akan terjadi. Dengan mengestimasikan biaya pengendalian yang lebih besar cukup untuk meminimalisir perusahaan dari suatu kegagalan. Perusahaan tentu tidak ingin mengalami kerugian yang lebih banyak lagi jika sampai terjadi kegagalan yang dapat merugikan perusahaan. Biaya kegagalan yang ada di Basama Soga cenderung lebih sedikit karena perusahaan dinilai cukup baik dalam menekan biaya yang memungkinkan dikeluarkan bila terjadi suatu kegagalan.


(16)

BAB V : Simpulan dan Saran 58

Universitas Kristen Maranatha 2. Pada tahun 2012 biaya pengendalian yang tinggi biaya kegagalan yang rendah, sedangkan di tahun 2013 terjadi penurunan biaya pengendalian sehingga menyebabkan biaya kegagalan naik dan di tahun 2014 biaya pengendalian naik sehingga biaya kegagalan mengalami pernurunan kembali.

Dari perhitungan Tabel 4.7 Perbandingan Biaya Kualitas terhadap EBIT terjadi fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan dari Basama Soga kurang konsisten dalam mempertahankan kualitas produk agar konsumen tetap menggunakan produk Basama Soga yang terlihat dari EBIT tiap tahun.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan perusahaan di masa yang akan datang serta bagi pneliti selanjutnya, sebagai berikut :

5.2.1 Saran Bagi Perusahaan

1. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan, Basama Soga sebaikmya perusahaan menjaga konsistensi biaya pengendalian.

2. Dengan meningkatkan biaya pengendalian diharapkan dapat menekan jumlah biaya kegagalan seminimal mungkin.

3. Dengan mengetahui perilaku masing – masing komponen biaya kualitas diharapkan perusahaan secara tepat dapat memperlakukan biaya kualitas tersebut secara baik guna meningkatkan profitabilitas Basama Soga. 4. Perusahaan harus membuat laporan biaya kualitas sebagai tolak ukur


(17)

BAB V : Simpulan dan Saran 59

Universitas Kristen Maranatha kualitas terhadap produk dan ketika tidak ditanamkan biaya kualitas terhadap produk.

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Disarankan untuk penelitian berikutnya, agar mencoba untuk meneliti selain dari biaya kualitas. Seperti, biaya pemasaran. Atau peneliti mencoba menghubungkan biaya kualitan dengan biaya variabel lainnya.

2. Disarankan untuk meneliti perusahaan yang lebih besar yang sudah berbentuk PT atau CV. Karena meungkin perhitungan biaya kualitasnya lebih banyak variabelnya.

3. Karena keterbatasan peneliti mendapatkan data, hanya mendapatkan data perusahan selama 3 tahun. Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya meneliti lebih dari 3 tahun agar hasil penelitian lebih baik.

5.2.3 Keterbatasan Penelitian

1. Peneliti memiliki keterbatasan penelitain karena data yang didapatkan peneliti hasil dari wawancara dan perhitungan secara manual yang dilakukan sendiri oleh penulis terhadap objek penelitian.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes dan Trisnawati. 2010. Akuntansi Perpajakan. Edisi 2 Revisi. Jakarta: Salemba empat. Alimin Maidin, dkk. 2011. Analisis Kualitas Terhadap Profitabilitas Unit Perawatan VIP

Rumah Sakit Stella Maris Makassar. www.academia.edu

Amin Widjaja Tunggal. 2009. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Harvindo.

Amin Widjaja Tunggal. 2012. Akuntansi Biaya dan Manajemen. Jakarta: Harvindo.

Arie Erviansyah. 2013. Analisis Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Produk Rusak. Management Analysis Journal 2 (2) (2013).

Bambang Riyanto. (2008). Dasar-dasarPembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: GPFE. Blocher, dkk. 2007. Manajemen Biaya: Penekanan Strategi Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta :

Salemba Empat.

Bustami Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Carter,W. K. and M. E. Usry. 2006. Cost Accounting, Alih bahasa Krista, Jakarta: Salemba empat.

Fajar, Laksana. 2008. Manajemen Pemasaran, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Garrison, Ray H., Noreen, Eric W., & Brewer, Peter C. 2008. Akuntansi manajerial. (11th ed).Jakarta : Salemba Empat.

Gitman, Lawrence. 2009. Principles of Manajerial Finance. United States: Pearson Addison Wesley.

Hanafi, M. Mamduh. 2010. Manajemen keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Hansen dan Mowen. 2006.Management Accounting. Buku 1. Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen, Don R. Dan Mowen, Maryanne M. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi 8. Terjemahan Fitriasari, Dewi dan Kwary, Deny Arnos. Jakarta: Salemba Empat.

Hilton, Ronald W., Michael W. Maher, dan Frank H. Selto. 2008. Cost Management: Strategies for Business Decisions.4th edition, McGraw-Hill, Boston.

Horngren, C. T., Datar, Srikant M., Foster, George. 2008. Cost Accounting; A managerial Emphasis. Eleventh Edition. Akuntansi Biaya, Penekanan Manajerial.. Terjemahan oleh; Desi Adhriani. Edisi Sebelas. Jakarta: Indeks.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, and George Foster. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. 13th ed., 2009. Pearson Education International. Upper Saddle River: New Jersey.


(19)

J. Supranto. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Kieso, Donald E., et al. 2010. Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip.2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: erlangga.

Listianty Anggriani dan Imanuel Goestaman. 2013. Peranan Analisis Biaya Kualitas Untuk

Meningkatkan Kualitas Produk Pada PT “X” Di Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya. Vol.2, No.1.

Mardiyanto, Handono. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo Mathius Tandiontong, dkk. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Tingkat Profitabilitas

Perusahaan. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No.2 .

Mulyadi. 2009. akuntansi biaya edisi ke 5 cetakan kesembilan. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.

Prawironegoro. 2009. Akuntansi Manajemen Edisi 3. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media. Rudy Usman. 2011. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Kinerja Balanced Scorecard

Perusahaan Manufaktur Berskala Besar. Jurnal Ekonomi Bisnis, TH.16, No.2, Juli 2011

Samryn. 2012. Akuntansi Manajemen; Informasi Biaya Untuk Mengendalikan Aktivitas Oprasi dan Investasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sinambela, Lijan Poltak. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.

Sofyan Syafri Harahap. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(20)

(1)

57

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat dari Basama Soga, serta analisa lebih lanjut terhadap hasil penelitian, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa:

1. Penerapan proses perbaikan kualitas pada laporan biaya kualitas memberikan pengaruh terhadap Basama Soga hanya saja pada pelaksanaannya kurang berjalan dengan konsisten. Terlihat pada Tabel 4.6 Persentase Biaya Pengendalian dan Biaya Kegagalan, pada tahun 2012 dan 2013 biaya pengendalian sebesar 87.35% menurun menjadi 72.04%, biaya kegagalan 12.64% meningkat menjadi 27.96%, sedangkan pada tahun 2013 dan 2014 biaya pengendalian 72.04% meningkat menjadi 88.03%, biaya kegagalan 27.96%, menurun menjadi 11.96%.Hal ini menggambarkan bahwa biaya pengendalian yang cenderung lebih besar dibanding biaya kegagalan sebenarnya sudah cukup baik, berarti perusahaan berusaha untuk meminimalisir terjadinya kegagalan yang akan terjadi. Dengan mengestimasikan biaya pengendalian yang lebih besar cukup untuk meminimalisir perusahaan dari suatu kegagalan. Perusahaan tentu tidak ingin mengalami kerugian yang lebih banyak lagi jika sampai terjadi kegagalan yang dapat merugikan perusahaan. Biaya kegagalan yang ada di Basama Soga cenderung lebih sedikit karena perusahaan dinilai cukup baik dalam menekan biaya yang memungkinkan dikeluarkan bila terjadi suatu kegagalan.


(2)

BAB V : Simpulan dan Saran 58

Universitas Kristen Maranatha 2. Pada tahun 2012 biaya pengendalian yang tinggi biaya kegagalan yang rendah, sedangkan di tahun 2013 terjadi penurunan biaya pengendalian sehingga menyebabkan biaya kegagalan naik dan di tahun 2014 biaya pengendalian naik sehingga biaya kegagalan mengalami pernurunan kembali.

Dari perhitungan Tabel 4.7 Perbandingan Biaya Kualitas terhadap EBIT terjadi fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan dari Basama Soga kurang konsisten dalam mempertahankan kualitas produk agar konsumen tetap menggunakan produk Basama Soga yang terlihat dari EBIT tiap tahun.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan perusahaan di masa yang akan datang serta bagi pneliti selanjutnya, sebagai berikut :

5.2.1 Saran Bagi Perusahaan

1. Untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan, Basama Soga sebaikmya perusahaan menjaga konsistensi biaya pengendalian.

2. Dengan meningkatkan biaya pengendalian diharapkan dapat menekan jumlah biaya kegagalan seminimal mungkin.

3. Dengan mengetahui perilaku masing – masing komponen biaya kualitas diharapkan perusahaan secara tepat dapat memperlakukan biaya kualitas tersebut secara baik guna meningkatkan profitabilitas Basama Soga. 4. Perusahaan harus membuat laporan biaya kualitas sebagai tolak ukur


(3)

BAB V : Simpulan dan Saran 59

Universitas Kristen Maranatha kualitas terhadap produk dan ketika tidak ditanamkan biaya kualitas terhadap produk.

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

1. Disarankan untuk penelitian berikutnya, agar mencoba untuk meneliti selain dari biaya kualitas. Seperti, biaya pemasaran. Atau peneliti mencoba menghubungkan biaya kualitan dengan biaya variabel lainnya.

2. Disarankan untuk meneliti perusahaan yang lebih besar yang sudah berbentuk PT atau CV. Karena meungkin perhitungan biaya kualitasnya lebih banyak variabelnya.

3. Karena keterbatasan peneliti mendapatkan data, hanya mendapatkan data perusahan selama 3 tahun. Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya meneliti lebih dari 3 tahun agar hasil penelitian lebih baik.

5.2.3 Keterbatasan Penelitian

1. Peneliti memiliki keterbatasan penelitain karena data yang didapatkan peneliti hasil dari wawancara dan perhitungan secara manual yang dilakukan sendiri oleh penulis terhadap objek penelitian.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes dan Trisnawati. 2010. Akuntansi Perpajakan. Edisi 2 Revisi. Jakarta: Salemba empat. Alimin Maidin, dkk. 2011. Analisis Kualitas Terhadap Profitabilitas Unit Perawatan VIP

Rumah Sakit Stella Maris Makassar. www.academia.edu

Amin Widjaja Tunggal. 2009. Akuntansi Manajemen. Jakarta : Harvindo.

Amin Widjaja Tunggal. 2012. Akuntansi Biaya dan Manajemen. Jakarta: Harvindo.

Arie Erviansyah. 2013. Analisis Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Produk Rusak. Management Analysis Journal 2 (2) (2013).

Bambang Riyanto. (2008). Dasar-dasarPembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: GPFE. Blocher, dkk. 2007. Manajemen Biaya: Penekanan Strategi Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta :

Salemba Empat.

Bustami Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Carter,W. K. and M. E. Usry. 2006. Cost Accounting, Alih bahasa Krista, Jakarta: Salemba empat.

Fajar, Laksana. 2008. Manajemen Pemasaran, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Garrison, Ray H., Noreen, Eric W., & Brewer, Peter C. 2008. Akuntansi manajerial. (11th ed).Jakarta : Salemba Empat.

Gitman, Lawrence. 2009. Principles of Manajerial Finance. United States: Pearson Addison Wesley.

Hanafi, M. Mamduh. 2010. Manajemen keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Hansen dan Mowen. 2006.Management Accounting. Buku 1. Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen, Don R. Dan Mowen, Maryanne M. 2009. Akuntansi Manajerial. Edisi 8. Terjemahan Fitriasari, Dewi dan Kwary, Deny Arnos. Jakarta: Salemba Empat.

Hilton, Ronald W., Michael W. Maher, dan Frank H. Selto. 2008. Cost Management: Strategies for Business Decisions.4th edition, McGraw-Hill, Boston.

Horngren, C. T., Datar, Srikant M., Foster, George. 2008. Cost Accounting; A managerial Emphasis. Eleventh Edition. Akuntansi Biaya, Penekanan Manajerial.. Terjemahan oleh; Desi Adhriani. Edisi Sebelas. Jakarta: Indeks.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, and George Foster. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. 13th ed., 2009. Pearson Education International. Upper Saddle River: New Jersey.


(5)

J. Supranto. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Kieso, Donald E., et al. 2010. Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip.2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: erlangga.

Listianty Anggriani dan Imanuel Goestaman. 2013. Peranan Analisis Biaya Kualitas Untuk Meningkatkan Kualitas Produk Pada PT “X” Di Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol.2, No.1.

Mardiyanto, Handono. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo Mathius Tandiontong, dkk. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Tingkat Profitabilitas

Perusahaan. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No.2 .

Mulyadi. 2009. akuntansi biaya edisi ke 5 cetakan kesembilan. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.

Prawironegoro. 2009. Akuntansi Manajemen Edisi 3. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media. Rudy Usman. 2011. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Kinerja Balanced Scorecard

Perusahaan Manufaktur Berskala Besar. Jurnal Ekonomi Bisnis, TH.16, No.2, Juli 2011

Samryn. 2012. Akuntansi Manajemen; Informasi Biaya Untuk Mengendalikan Aktivitas Oprasi dan Investasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sinambela, Lijan Poltak. 2008. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi Aksara.

Sofyan Syafri Harahap. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(6)