Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Aswi Perkasa).

(1)

ABSTRACT

The present study, entitled the influence of quality cost on company’s profitability aims at investigating and analyzing on how the quality cost which are prevention cost, appraisal cost, internal failure cost, and external failure cost influenced company’s profitability in Aswi Perkasa. The object of the present study is Aswi Perkasa, a company that is employed in bags and wallets manufacturing. The interesting thing about this study is that the object of the study has not implied the quality cost itself. Therefore, researcher interested in investigating the problem. The variables that have been analyzed are the quality cost and profitability which were measured by the level of company’s EBIT. The data are taken from field research and literature research. The data that are already taken was being analyzed with quantitative methods and descriptive comparative analysis method. The findings of the study has revealed that the quality, cost has affected the company’s profitability which was indicated by the increasing of EBIT, if the quality EBIT Rp (8.191.136.674). However, the analysis has found that the company has not constantly implement the process of improvements. It can be seen in the increasing of the prevention cost each year. Thus, the company has not effectively and efficiently, improving their quality.

Keywords: prevention cost, appraisal cost, internal failure cost, external quality cost,


(2)

ABSTRAK

Laporan penelitian ini berjudul “PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN. (Studi Kasus Pada Aswi Perkasa)”. Bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada Aswi Perkasa.

Objek dari penelitian ini adalah Aswi Perkasa, perusahaan yang bergerak dalam pembuatan tas dan dompet. Hal yang menarik dari penelitian ini adalah karena objek penelitian belum menerapkan biaya kualitas itu sendiri, sehingga penulis tertarik untuk meneliti. Variabel yang diteliti adalah biaya kualitas dan profitabilitas yang diukur melalui tingkat EBIT perusahaan. Data yang diambil dengan studi lapangan dan studi kepustakaan. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis data kuantitatif dan analisis deskriptif komparatif.

Hasil dari penelitian ini adalah terdapatnya pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas perusahaan yang ditandai dengan kenaikan EBIT jika biaya kualitas berkurang. Penurunan presentase biaya kualitas dari 4,38 % menjadi 1,67 % atau sebesar 2,71 % dapat menghasilkan EBIT sebesar Rp (8.191.136.674). Namun dari hasil analisis yang dilakukan bahwa perusahaan belum melaksanakan proses perbaikan kualitas secara konsisten. Hal ini dapat dilihat dari biaya pencegahan yang meningkat disetiap tahun. Berarti perusahaan belum melakukan perbaikan kualitas secara efektif dan efisien.

Kata-kata kunci: Biaya Pencegahan, Biaya Penilaian. Biaya Kegagalan Internal, Biaya Kegagalan Eksternal, Profitabilitas


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……….………i

HALAMAN PENGESAHAN……….ii

SURAT PENGESAHAN KEASLIAN SKRIPSI………...…iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………...iv

KATA PENGANTAR……….…v

ABSTRACT……….…………vii

ABSTRAK………viii

DAFTAR ISI………...ix

DAFTAR GAMBAR………xiii

DAFTAR TABEL……….……xiv

BAB I PENDAHULUAN………1

1.1 Latar Belakang Masalah………...………1

1.2 Identifikasi Masalah……….…5

1.3 Maksud & Tujuan Penelitian………5


(4)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN………...7

2.1 Kajian Pustaka………..…7

2.1.1 Biaya…..………7

2.1.1.1 Definisi Biaya……….7

2.1.2 Kualitas………...11

2.1.2.1 Definisi Kualitas………...11

2.1.2.2 Dimensi Kualitas………..……11

2.1.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas………14

2.1.3 Biaya Kualitas………...16

2.1.3.1 Definisi Biaya Kualitas………16

2.1.3.2 Pengelompokkan Biaya Kualitas………..…18

2.1.3.3 Alasan Penetapan Biaya Kualitas……..…………...21

2.1.3.4 Hubungan Antar Jenis Biaya………22

2.1.3.5 Perilaku Biaya Kualitas………23

2.1.3.6 Analisis Biaya Kualitas………24

2.1.4 Profitabilitas………25

2.1.4.1 Pengertian Profitabilitas………...25

2.1.4.2 Ukuran Profitabilitas………....26

2.1.4.3 Hubungan Analisis Biaya Kualitas dengan Laba (Profit)………..…28


(5)

2.1.5 Pengertian Laba (Profit)………..28

2.1.5.1 Laba Kotor (Gross Profit)………...….28

2.1.5.2 EBIT (Earning Before Interest and Tax)………….29

2.1.5.3 Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Profitabilitas…..29

2.2 Kerangka Pemikiran………...32

BAB III METODE PENELITIAN………...34

3.1 Objek Penelitian……….34

3.2 Jenis Penelitian………...34

3.3 Teknik Pengumpulan Data……….34

3.4 Metode Analisis Data……….35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian………...36

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian………36

4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………..36

4.1.1.2 Struktur Organisasi………...37

4.1.1.3 Uraian Tugas………...…….…38


(6)

4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian………..42

4.1.2.1 Identifikasi Biaya Kualitas………..………….42

4.1.2.2 Tingkat Profitabilitas Perusahaan……….44

4.1.3 Deskripsi Hasil Penelitian………..…….44

4.2 Pembahasan………48

4.2.1 Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap EBIT…………..….……48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….………58

5.1 Kesimpulan……….…58

5.2 Saran………..……….59

5.2.1 Saran Bagi Perusahaan………59

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya……….……….59

5.2.3 Keterbatasan Penelitian………..……….59

DAFTAR PUSTAKA………....60


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran………...…31 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Aswi Perkasa………..37 Gambar 4.2 Kegiatan Produksi Aswi Perkasa………...…37


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Biaya Kualitas Aswi Perkasa……….45 Tabel 4.2 Total Biaya Kualitas Aswi Perkasa………47 Tabel 4.3 Laporan Biaya Kualitas Aswi Perkasa………..48 Tabel 4.4 Perbandingan Biaya Kualitas terhadap EBIT Aswi Perkasa………….52 Tabel 4.5 Presentase Biaya Kualitas Aswi Perkasa………...53 Tabel 4.6 Presentase Biaya Kualitas di Tahun 2010-2014………....53 Tabel 4.7 Presentase Biaya Kualitas terhadap EBIT………56


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi di bidang industri akhir-akhir ini menuntut perusahaan untuk berpikir bagaimana caranya agar dapat bertahan di tengah pesatnya persaingan. Oleh karena itu, perusahaan harus menjalankan strategi bisnis yang sangat tepat untuk dapat bertahan dalam menghadapi persaingan yang ada. Strategi bisnis yang tepat untuk tetap dapat bersaing dengan para kompetitor yang lain adalah dengan peningkatan kualitas. Salah satu usaha yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan cara meningkatkan kualitas produksinya. Dengan hasil produk yang berkualitas, maka konsumen akan tertarik untuk membeli barang yang ditawarkan oleh perusahaan.

Konsumen memiliki banyak kriteria untuk memuaskan kebutuhannya sehingga konsumen lebih selektif dalam memilih produk mana yang sesuai dengan selera maupun kebutuhan konsumen. Produk yang terbaik lah yang akan dipilih oleh konsumen dari berbagai produk yang lainnya. Harga juga menjadi pertimbangan khusus bagi konsumen dalam memilih suatu produk, jadi harga harus sesuai dengan kualitas produk tersebut. Harga dan kualitas merupakan faktor pembentuk persepsi konsumen, yang pada akhirnya membuat konsumen loyal atau tidak terhadap produk tersebut. Oleh karena itu, harga dan kualitas menjadi faktor utama penentu kepuasan pelanggan.

Perusahaan yang menjadikan kualitas sebagai alat strategi akan mempunyai keunggulan di banding perusahaan yang lain. Berarti perusahaan tersebut memiliki tujuan yaitu rute biaya dimana biaya-biaya yang dikeluarkan harus sesuai dengan apa yang perusahaan hasilkan. Untuk mencapai produk yang berkualitas, perusahaan harus selalu melakukan dan peningkatan terhadap kualitas produknya, sehingga dapat memperoleh hasil yang optimal yaitu menghasilkan produk yang berkualitas tanpa adanya cacat. Kualitas yang meningkat akan mengurangi biaya-biaya yang terus menurun akibat terjadinya produk cacat maupun kegagalan yang terjadi pada saat sebelum dan sesudah proses produksi. Dan hal ini dapat berpengaruh terhadap laba yang didapatkan oleh perusahaan.


(10)

Salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan laba. Sehingga hal itu dapat meningkatkan pangsa pasar maupun nilai penjualan. Nilai penjualan yang tinggi maupun biaya yang rendah dapat meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan. Sehingga para manajemen harus mengambil keputusan yang tepat untuk menentukan biaya-biaya yang berpengaruh terhadap laba perusahaan. Biaya yang dikeluarkan dalam usaha untuk meningkatkan kualitas produk disebut dengan biaya kualitas.

Menurut (Tjiptono dan Diana, 2003:34) biaya kualitas adalah biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena kualitas yang buruk. Jadi, biaya kualitas adalah biaya yang berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan dan pencegahan kerusakan. Biaya kualitas dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal.

Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk mencegah kerusakan produk yang dihasilkan. Biaya penilaian adalah biaya yang terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa seseuai dengan persyaratan-persyaratan kualitas. Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi karena ada ketidaksesuaian dengan persyaratan dan terdeteksi sebelum barang dan jasa tersebut dikirimkan ke pelanggan. Biaya kegagalan eksternal adalah biaya yang terjadi karena produk atau jasa gagal memenuhi persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirimkan kepada para pelanggan.

Dengan demikian biaya kualitas dapat dipakai oleh perusahaan sebagai pengukur keberhasilan program perbaikan kualitas. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan perusahaan yang harus selalu memantau dan melaporkan kemajuan dari program perbaikan tersebut. Apabila suatu perusahaan ingin melakukan perbaikan kualitas, maka perusahaan harus mengindentifikasi biaya-biaya yang dikeluarkan pada masing-masing dari keempat kategori biaya dalam sistem pengendalian kualitas (Gasperz, 2005:172).


(11)

Jadi, perusahaan perlu membuat laporan biaya kualitas. Informasi yang ada dalam laporan biaya kualitas secara garis besar memberikan manfaat (1) sebagai alat untuk mengukur kinerja (2) sebagai alat analisis mutu proses (3) sebagai alat pemrograman (4) sebagai alat penganggaran yaitu untuk membuat anggaran pengeluaran dalam mencapai program pengendalian mutu (5) sebagai alat peramal yaitu untuk mengevaluasi dan menjamin prestasi produk dalam memenuhi persaingan pasar (Feigenbaum, 1992:119).

Menurut (Garrison, Noreen, dan Brewer, 2008:82) produk yang memenuhi atau melebihi spesifikasi desain dan bebas dari cacat yang mungkin memengaruhi penampilan atau mengurangi kinerjanya disebut memiliki kualitas kesesuaian (quality of conformance) yang tinggi.

Peningkatan kualitas dapat dilakukan dengan melalukan pengendalian terhadap kualitas produk. Sehingga hasil produksi dapat terhindar dari barang cacat atau kegagalan yang terjadi saat proses produksi. Hal ini dapat merugikan perusahaan jika terjadi angka produk cacat yang tinggi, maka biaya yang dikeluarkan pun akan membengkak karena perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk memperbaiki atau melakukan pengerjaan ulang untuk memperbaiki produk yang cacat yang terjadi pada saat proses produksi berlangsung.

Produk yang berkualitas adalah produk yang bebas dari cacat. Produk yang bebas dari cacat akan mampu menarik para pelanggan untuk membeli sehingga dapat menambah pendapatan perusahaan. Peningkatan kualitas tidak berarti peningkatan biaya. Produk dengan kualitas rendah justru akan meningkatkan biaya yang dikeluarkan perusahaan. Biaya-biaya yang dikeluarkan yang berhubungan dengan kualitas.

Menurut (Hansen dan Mowen, 2005:5) kualitas adalah derajat atau tingkat kesempurnaan. Dalam hal ini kualitas merupakan ukuran relatif dari kebaikan. Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Untuk memenuhi harapan pelanggan tersebut dapat melalui atribut-atribut kualitas atau sering disebut dengan dimensi kualitas. Ada delapan dimensi kualitas, yaitu kinerja, estetika, kemudahan perawatan dan perbaikan, fitur, keandalan, tahan lama, kualitas keseuaian dan kecocokan penggunaan.


(12)

Biaya kualitas sangat diperlukan oleh perusahaan untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi perusahaan yaitu agar perusahaan dapat mengetahui berapa besar tingkat yang dapat meningkatkan profitabilitas. Sehingga kualitas yang dihasilkan dapat diterima oleh pasar dan dapat dengan mudah menarik hati konsumen sehingga dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan.

Pentingnya biaya kualitas dalam rangka perbaikan profitabilitas, maka hal-hal yang dapat mempengaruhi kualitas produk bagi suatu perusahaan sangat diperlukan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti mengenai biaya kualitas di Aswi Perkasa karena perusahaan yang memproduksi berbagai macam jenis dompet dan tas ini belum sama sekali menggunakan biaya kualitas sebagai salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

Aswi Perkasa hanya menggunakan perhitungan secara manual dalam menghitung biaya kualitas perusahaan. Padahal hal ini sangat penting untuk memperbaiki kualitas produk yang ada di perusahaan tersebut. Aswi Perkasa juga tidak menganggarkan secara khusus untuk biaya kualitas.

Masalah yang biasanya terjadi dalam industri pembuatan dompet dan tas biasanya terjadi karena banyaknya permintaan dalam pembuatan dompet dan tas sehingga perusahaan kewalahan dalam proses produksi karena untuk memenuhi permintaan tersebut perusahaan sering kali memaksakan kapasitas yang seharusnya. Misalnya, kapasitas mesin dalam sehari 15.000 buah. Namun karena permintaan yang banyak dan waktu yang singkat. Perusahaan memproduksi lebih dari kemampuan kapasitas mesin menjadi 20.000 buah misalnya. Hal itu dapat berpengaruh terhadap kualitas barang itu sendiri. Bisa saja jahitan pada dompet dan tas tidak rapih karena harus segera dikirim untuk dijual.

Masalah yang sering timbul dapat berpengaruh besar terhadap kualitas. Dan kualitas tersebut akan berdampak pada bagaimana perusahaan dapat memproduksi sebuah produk yang berkualitas tanpa cacat. Sehingga perusahaan harus benar-benar cermat dalam proses produksi. Estimasi jumlah produk yang akan diproduksi setiap periode nya dapat menjadi suatu informasi yang terpenting untuk menghitung berapa jumlah bahan baku yang diperlukan untuk kelancaran produksi maupun kapasitas mesin yang dimiliki perusahaan juga harus diperhatikan.


(13)

Melihat fenomena dan isu-isu yang terpapar diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana perusahaan sudah menerapkan biaya kualitas sebagai pengukuran kualitas yang dapat berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas serta untuk mengetahui apakah dengan adanya biaya kualitas yang dikeluarkan oleh perusahaan akan memberikan andil terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan atau tidak.

Sehingga dari masalah tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan ditulis di skripsi yang berjudul “PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN. (Studi Kasus Pada Aswi Perkasa)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah biaya kualitas (biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya

kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal) berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada Aswi Perkasa.

1.3 Maksud & Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada Aswi Perkasa.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian di harapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan permasalahan ini. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Sebagai wujud aplikasi teori dan apresiasi minat pada pokok kajian Akuntansi dengan mengadakan penelitian tentang pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada Aswi Perkasa.


(14)

2. Bagi Perusahaan

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengarahan dalam menyusun perencanaan dan pengendalian biaya kualitas, agar dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk manajemen perusahaan.

b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat

praktis salah satunya sebagai bahan masukan untuk Aswi Perkasa. Dalam rangka menjaga agar produk tetap sesuai dengan standar, sehingga dapat meningkatkan laba yang timbul dari produk yang berkualitas.

3. Bagi Pembaca

Dapat menambah ilmu pengetahuan maupun wawasan yang lebih luas mengenai biaya kualitas.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat membantu sebagai referensi maupun bahan masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terkait dengan biaya kualitas dan tingkat profitabilitas sehingga mampu memunculkan konsep dan ide baru dalam pengembangan penelitian sejenis.


(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di PT. Aswi Perkasa dan analisis yang dilakukan oleh penulis terhadap hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:

1. Besarnya biaya pencegahan terutama biaya pelatihan karyawan yang

meningkat di tahun berikutnya dapat menggambarkan bahwa sebenarnya perusahaan belum konsisten dalam upaya melakukan perbiakan kualitas. Biaya pencegahan yang cenderung lebih besar dibanding biaya kegagalan sebenarnya sudah cukup baik berarti perusahaan berusaha untuk mencegah kegagalan yang suatu saat nanti akan terjadi. Dengan mengestimasikan biaya pencegahan yang lebih besar dirasa cukup untuk menghindarkan perusahaan dari suatu kegagalan. Perusahaan tentu tidak ingin mengalami kerugian yang lebih banyak lagi jika sampai terjadi kegagalan yang dapat merugikan perusahaan. Biaya kegagalan yang ada di PT. Aswi Perkasa cenderung lebih sedikit karena perusahaan sudah efektif dan efisien dalam menekan biaya yang memungkin dikeluarkan bila terjadi kegagalan. Peningkatan biaya pencegahan dalam upaya menghindari biaya kegagalan yang terjadi sudah cukup baik. Namun perusahaan harus lebih cermat dalam mengestimasi biaya pelatihan karyawan yang harusnya dapat dikurangi dengan harapan karyawan terlatih dapat meningkat sehingga perusahaan dapat menekan biaya pelatihan karyawan yang dikeluarkan.


(16)

2. Penurunan presentase biaya kualitas di tahun 2014 ternyata berpengaruh terhadap EBIT perusahaan yang seiring meningkat. Penurunan presentase biaya kualitas dari 4,38 % menjadi 1,67 % atau sebesar 2,71 % dapat menghasilkan EBIT sebesar Rp (8.191.136.674). Perbaikan kualitas yang dilakukan ternyata dapat mengurangi jumlah biaya kualitas dan presentase biaya kualitas terhadap EBIT perusahaan.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Bagi Perusahaan

Dari penelitian, penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat memberi masukan dan sebagai bahan untuk pertimbangan perusahaan untuk dapat memperhatikan tentang betapa pentingnya kualitas pada industri ini, karena rentan sekali terjadi kerugian yang disebabkan oleh kualitas. Jika perusahaan mampu meningkatkan kualitas dengan baik, maka perusahaan dapat menekan biaya kualitas yang juga dapat menunjang perbaikan kualitas. Perusahaan sejauh ini sudah cukup baik dalam meningkatkan kualitas, namun masih belum konsisten untuk menjalankan bagaimana sistem pengendalian kualitas yang baik agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik.

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan untuk peneliti selanjutnya, untuk dapat mencoba penelitian yang menghubungkan kualitas dengan variabel lainnya. Jadi tidak terpaku dengan satu variabel saja. Bisa juga menambah dengan variabel yang lain.

5.2.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pengambilan data. Karena data yang diambil penulis merupakan data estimasi yang dilakukan melalui perhitungan secara manual yang dilakukan sendiri oleh penulis terhadap objek penelitian.


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: FE UI

Blocher, Edward J., Kung H. Chen dan Thomas W. Lin. (2000). Manajemen Biaya dengan Tekanan Stratejik. Terjemahan A. Susty Ambarriani. Jakarta: Salemba Empat.

Blocher, Edward J., Kung H. Chen dan Thomas W. Lin. (2007). Manajemen Biaya: Penekanan Strategi Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Darminto, Dwi Prastowo dan Rifka Julianty. (2002). Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan. Jakarta: Rineka Cipta.

Feigenbaum. (1992). Kendali Mutu Terpadu, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga.

Garrison, Ray H., Eric W. Noreen dan Peter C. Brewer. (2006). Akuntansi Manajerial Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Gasperz, V. (2005). Total Quality Management. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. (2001). Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba

Empat.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. (2004). Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. (2005). Akuntansi Manajemen Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat.

Hariadi, Bambang. (2002). Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Kieso, Donald E., et al. (2010). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga. Mulyadi. (2000). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.


(18)

Sutojo, Siswanto. (2000). Strategi Manajemen Kredit Bank Umum. Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka.

Soemarso. (2005). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat. Suardi, R. (2003). Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000. Jakarta: PPM.

Sutrisno. (2003). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia

Tjiptono, Fandy, dan Diana, A. (2003). Total Quality Management. Yogyakarta: Penerbit Andi.


(1)

5

Universitas Kristen Maranatha Melihat fenomena dan isu-isu yang terpapar diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana perusahaan sudah menerapkan biaya kualitas sebagai pengukuran kualitas yang dapat berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas serta untuk mengetahui apakah dengan adanya biaya kualitas yang dikeluarkan oleh perusahaan akan memberikan andil terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan atau tidak.

Sehingga dari masalah tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan ditulis di skripsi yang berjudul “PENGARUH BIAYA KUALITAS

TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS PERUSAHAAN. (Studi Kasus Pada Aswi Perkasa)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah biaya kualitas (biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal) berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada Aswi Perkasa.

1.3 Maksud & Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana pengaruh biaya kualitas yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya kegagalan eksternal terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada Aswi Perkasa.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian di harapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan permasalahan ini. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Sebagai wujud aplikasi teori dan apresiasi minat pada pokok kajian Akuntansi dengan mengadakan penelitian tentang pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas perusahaan pada Aswi Perkasa.


(2)

2. Bagi Perusahaan

a. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengarahan dalam menyusun perencanaan dan pengendalian biaya kualitas, agar dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk manajemen perusahaan.

b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat praktis salah satunya sebagai bahan masukan untuk Aswi Perkasa. Dalam rangka menjaga agar produk tetap sesuai dengan standar, sehingga dapat meningkatkan laba yang timbul dari produk yang berkualitas.

3. Bagi Pembaca

Dapat menambah ilmu pengetahuan maupun wawasan yang lebih luas mengenai biaya kualitas.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat membantu sebagai referensi maupun bahan masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terkait dengan biaya kualitas dan tingkat profitabilitas sehingga mampu memunculkan konsep dan ide baru dalam pengembangan penelitian sejenis.


(3)

58

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di PT. Aswi Perkasa dan analisis yang dilakukan oleh penulis terhadap hasil penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:

1. Besarnya biaya pencegahan terutama biaya pelatihan karyawan yang meningkat di tahun berikutnya dapat menggambarkan bahwa sebenarnya perusahaan belum konsisten dalam upaya melakukan perbiakan kualitas. Biaya pencegahan yang cenderung lebih besar dibanding biaya kegagalan sebenarnya sudah cukup baik berarti perusahaan berusaha untuk mencegah kegagalan yang suatu saat nanti akan terjadi. Dengan mengestimasikan biaya pencegahan yang lebih besar dirasa cukup untuk menghindarkan perusahaan dari suatu kegagalan. Perusahaan tentu tidak ingin mengalami kerugian yang lebih banyak lagi jika sampai terjadi kegagalan yang dapat merugikan perusahaan. Biaya kegagalan yang ada di PT. Aswi Perkasa cenderung lebih sedikit karena perusahaan sudah efektif dan efisien dalam menekan biaya yang memungkin dikeluarkan bila terjadi kegagalan. Peningkatan biaya pencegahan dalam upaya menghindari biaya kegagalan yang terjadi sudah cukup baik. Namun perusahaan harus lebih cermat dalam mengestimasi biaya pelatihan karyawan yang harusnya dapat dikurangi dengan harapan karyawan terlatih dapat meningkat sehingga perusahaan dapat menekan biaya pelatihan karyawan yang dikeluarkan.


(4)

2. Penurunan presentase biaya kualitas di tahun 2014 ternyata berpengaruh terhadap EBIT perusahaan yang seiring meningkat. Penurunan presentase biaya kualitas dari 4,38 % menjadi 1,67 % atau sebesar 2,71 % dapat menghasilkan EBIT sebesar Rp (8.191.136.674). Perbaikan kualitas yang dilakukan ternyata dapat mengurangi jumlah biaya kualitas dan presentase biaya kualitas terhadap EBIT perusahaan.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Bagi Perusahaan

Dari penelitian, penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat memberi masukan dan sebagai bahan untuk pertimbangan perusahaan untuk dapat memperhatikan tentang betapa pentingnya kualitas pada industri ini, karena rentan sekali terjadi kerugian yang disebabkan oleh kualitas. Jika perusahaan mampu meningkatkan kualitas dengan baik, maka perusahaan dapat menekan biaya kualitas yang juga dapat menunjang perbaikan kualitas. Perusahaan sejauh ini sudah cukup baik dalam meningkatkan kualitas, namun masih belum konsisten untuk menjalankan bagaimana sistem pengendalian kualitas yang baik agar dapat memperoleh hasil yang lebih baik.

5.2.2 Saran Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan untuk peneliti selanjutnya, untuk dapat mencoba penelitian yang menghubungkan kualitas dengan variabel lainnya. Jadi tidak terpaku dengan satu variabel saja. Bisa juga menambah dengan variabel yang lain.

5.2.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam pengambilan data. Karena data yang diambil penulis merupakan data estimasi yang dilakukan melalui perhitungan secara manual yang dilakukan sendiri oleh penulis terhadap objek penelitian.


(5)

60

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: FE UI

Blocher, Edward J., Kung H. Chen dan Thomas W. Lin. (2000). Manajemen Biaya dengan Tekanan Stratejik. Terjemahan A. Susty Ambarriani. Jakarta: Salemba Empat.

Blocher, Edward J., Kung H. Chen dan Thomas W. Lin. (2007). Manajemen Biaya: Penekanan Strategi Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.

Darminto, Dwi Prastowo dan Rifka Julianty. (2002). Manajemen Keuangan, Edisi Kesembilan. Jakarta: Rineka Cipta.

Feigenbaum. (1992). Kendali Mutu Terpadu, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga.

Garrison, Ray H., Eric W. Noreen dan Peter C. Brewer. (2006). Akuntansi Manajerial Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat.

Gasperz, V. (2005). Total Quality Management. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum. Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. (2001). Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba

Empat.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. (2004). Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat.

Hansen, Don R. dan Maryanne M. Mowen. (2005). Akuntansi Manajemen Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat.

Hariadi, Bambang. (2002). Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Kieso, Donald E., et al. (2010). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga. Mulyadi. (2000). Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media.


(6)

Sutojo, Siswanto. (2000). Strategi Manajemen Kredit Bank Umum. Jakarta: PT. Damar Mulia Pustaka.

Soemarso. (2005). Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat. Suardi, R. (2003). Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000. Jakarta: PPM.

Sutrisno. (2003). Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia

Tjiptono, Fandy, dan Diana, A. (2003). Total Quality Management. Yogyakarta: Penerbit Andi.