Selanjutnya
PERSETUJUAN ANGKUTAN UDARA
ANTARA
PEHERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN
PEMERINTAH KERAJAAN YORDANIA
BERKENAAN DENGAN ANGKUTAN UDARA BERJADWAL
Pemerintah
Republik Indonesia dan
Pemerintah
Kerajaan
Yordania dalam Persetujuan ini disebut sebagai Para Pihak ;
Sebagai
peaerta
dalam
Konvensi
Penerbangan
Internasional yang terbuka untuk ditanda tangani di
pada tanggal 7 Desember 1944;
Sipi l
Chicago
Berhasrat untuk membentuk sebuah Persetujuan guna melengkapi
Konvensi tersebut, untuk mengembangkan dan mengoperasikan
dinas-dinas
penerbangan
antara dan
melampaui
Wilayah
berdaulat masing-masing,
Telah bersepakat sebagai berikut PASAL 1
PENGERTIAN-PENGERTIAN
Untuk kepentingan Persetujuan ini, kecuali ditentukan lain :
(a) Istilah "Konvensi" berarti Konvensi Penerbangan Sipil
Internasional
yang terbuka untuk ditandatangani
di
Chicago pada tanggal 7 Desember 1944, termasuk Pasal 90
Konvensi dan setiap perubahan atas lampiran yang telah
diberlakukan oleh masing-masing Pihak.
(b) Istilah "Pejabat-pejabat penerbangan" berarti dalam hal
Pemerintah Republik Indonesia adalah Menteri Perhubungan
atau setiap orang atau badan yang dikuasakan untuk
menjalankan setiap tugas oleh Menteri yang dimaksudkan
atau tugas yang sama, dan dalam hal Kerajaan Yordania,
adalah
Pejabat
Penerbangan
Sipil,
Kementerian
Pengangkutan dan Perhubungan.
(c) Istilah "pe ruaahaan penerbangan yang ditunjuk" berarti
sebuah perusahaan penerbangan yang telah
memperoleh
penunjukan resmi sesuai Pasal 3 Persetujuan ini.
1
(d) Istilah
"Wilayah" berarti wilayah
negara
Republik
Indonesia dan wilayah Kerajaan Yordania
sebagaimana
dimaksudkan di dalam ketent uan-ketentuan hukum masingmasing pihak termasuk wilayah sekitarnya dimana Republik
Indonesia dan Kerajaan Yordania melaksanakan hak-hak
kedaulatannya atau mempunyai yurisdiksi sesuai hukum
internasional.
(e) Istilah "pelayanan penerbangan", "pelayanan penerbangan
internasional",
"perusahaan penerbangan" dan "berhent i
untuk tujuan-tujuan bukan angkutan" maeing- masing telah
mempunyai pengertian sebagaimana dirumuskan dalam Pasal
96 Konvens i .
PASAL 2
HAK-HAK ANGKUTAN
1.
Masing-masing Pihak memberikan kepada Pihak lainnya hakhak terinci di dalam Persetujuan ini guna kepentingan
pengembangan
pelayanan
penerbangan
pada
rute-rute
terinci di dalam Bahagian yang tepat dari Lampiran
tersebut
( selanjutnya dieebut
sebagai
"pelayanan
penerbangan yang disetujui" dan "rute-rute terinci").
2.
Perusahaan
penerbangan dari masing-masing
menikmati hak-hak istimewa sebagai berikut :
(a) Terbang
melintasi
mendarat ;
wilayah
Pihak
Pihak
lainnya,
(b) Melakukan pendaratan-pendaratan di dalam
tersebut untuk maksud bukan angkutan ;
akan
tan pa
wilayah
(c) Melakukan pendaratan di dalam wilayah tersebut untuk
maksud menurunkan dan memuat angkutan internasional
dalam hal penumpang, barang dan pos yang dimasukkan
dari atau ditujukan ke wilayah P i hak lainnya atau
wilayah Pihak Ketiga.
3.
Ketentuan-ketentuan di dalam ayat (2) Pasal ini, sama
sekali tidak dapat diartikan sebagai memberikan kepada
perusahaan penerbangan dari salah eatu Pihak hak-hak
istimewa untuk memuat penumpang, barang dan pos dalam
wilayah Pihak lainnya, baik dengan atau tanpa pembayaran
atau sewa dengan tujuan suatu tempat lain di dalam
wilayah Pihak lainnya tersebut.
2
PASAL 3
OTORISASI DAN PENUNJUKAN
1.
Masing-masing Pihak berhak menunjuk aecara
tertulis
kepada Pihak lainnya sebuah perusahaan penerbangan untuk
melakaanakan operasi pelayanan penerbangan pada rute-rute
yang telah diaetujui.
2.
Pada saat menerima penunjukan tersebut, Pihak lainnya
sesuai ketentuan ayat (4) dan (5) Paaal ini, dengan tanpa
menunda-nunda
lagi
memberikan
kepada
perusahaan
penerbangan yang ditunjuk, izin operaai yang diperlukan.
3.
Maaing-maaing Pihak berhak menarik kembali
sesuatu perusahaan penerbangan dan menunjuk
penerbangan lainnya, secara tertulis.
4.
Pejabat-pejabat penerbangan sipil salah satu Pihak dapat
meminta kepada Peruaahaan penerbangan yang ditunjuk oleh
Pihak lainnya, bahwa ia mampu untuk memenuhi persyaratanpersyaratan yang ditentukan di dalam Undang-undang maupun
Peraturan-peraturan yang umumnya dan biaaanya berlaku
bagi mereka sesuai dengan ketentuan-ketentuan Konvensi
bagi
operasi
pelayanan
penerbangan
komersial
internasional.
5.
Masing-maaing Pihak berhak menolak pemberian izin operaai
kepada sebuah peruaahaan penerbangan sebagaimana disebut
dalam ayat (2) Paaal ini, atau menentukan persyaratanperayaratan yang dianggap perlu dalam pelaksanaan hak- hak
penerbangan sebagaimana dirinci dalam Pasal 2 Persetujuan
ini, dalam hal di mana Pihak itu tidak dapat membuktikan
bahwa bagian mutlak Pemilikan dan pengawasan effektif
atas peruaahaan penerbangan itu berada dalam tangan Pihak
yang menunjuk atau ditangan warganegaranya.
6.
Bila sebuah perusahaan penerbangan telah ditunjuk dan
memperoleh izin, maka setiap saat ia dapat memulai
operasi pelayanan penerbangan yang telah
disetujui,
dengan syarat bahwa tarif yang dikenakan sesuai dengan
ketentuan- ketentuan Pasal 10 Persetujuan ini dan suatu
kesepakatan berdasarkan ketentuan Pasal 5 Persetujuan ini
telah dicapai aehubungan dengan penerbangan tersebut.
penunjukan
perusahaan
PASAL 4
PENUNDAAN DAN PENANGGUHAN
1.
Masing-maaing
Pihak berhak untuk menangguhkan
izin
operasi atau menunda pelaksanaan hak-hak dari perusahaan
penerbangan yang ditunjuk Pihak lainnya
sebagaimana
maksud Pasal 2 Persetujuan ini, atau apabila perlu dapat
3
membebankan persyaratan-persyaratan bagi pelaksanaan hakhak dimaksud :
(a) Dalam hal di mana perusahaan penerbangan itu tidak
dapat membuktikan bahwa bagian mutlak pemilikan dan
pengawasan efektif atas perusahaan penerbangan itu
berada dalam tangan Pihak yang menunjuk atau ditangan
warganegaranya, atau
( b) Dalam hal perusahaan penerbangan itu gagal memenuhi
ketentuan Undang-undang atau peraturan-peraturan dari
Pihak yang memberikan hak-hak tersebut ; atau
(c)
2.
Dalam hal perusahaan penerbangan itu tidak
beroperasi
sesuai
persyaratan-persyaratan
dicantumkan dalam Persetujuan ini.
mampu
yang
Apabila
penangguhan,
penundaan
atau
pembebanan
persyaratan sebagaimana maksud ayat 1 Pasal ini tidak
segera
membatasi terjadinya pe langgaran hukum
atau
peraturan-peraturan ,
maka hak- h a k itu
hanya
dapat
dilaksanakan sesudah diadakan konsultasi dengan Pihak
lainnya.
Dalam
hal tertentu, konsul tasi
dimak :;u.-t
hendakny.:i.
diadakan dalam waktu 60 (enam plJ uh) had terhitung sP.jak
perminta:in untuk i""u dilakukan oleh Para Pihak .
PASAL f.
KETENTUAN-KETENTUAN HENGENAI KAPASITAS
1.
Perusahaf'jn penerhangan yang ditunjuk cleh masing-masing
Pihak dalam segala hal akan menikmati kesempatan yang
sama dan adi l dalarn o perasi penerbangan internasional
antara dan melampaui wilayah kedua belah Pihak .
2.
Di dal am melaks anakan p enerbangan yang telah disetujui.
perusahaan penerbangan d ari mas ing-masing Pihak akan
memperhatikan
kepentingan-kepentingan
perusahaan
penerbangan Pihak lainnya yang dapat membawa pengaruh
yang tidak wajar terhadap sebagian atau keseluruhan rute
yang sama.
3.
Kapasitas yang disediakan, frekwensi penerbangan yang
dilaksanakan dan sifat dari penerbangan yakni
yang
melakukan persinggahan atau yang mengakhiri
operasi
penerbangannya di wilayah Pihak lainnya akan disepakati
bersama diantara pejabat-pejabat penerbangan sipil sesuai
prinsip-prinsip yang diatur dalam Pasal ini, dan akan
diperinci dalam suatu pertukaran surat diantara pejabatpejabat penerbangan sipil kedua Pihak.
4.
Setiap
peningkatan kapasitas yang
disediakan
frekwensi
penerbangan yang akan
dilaksanakan
4
a tau
oleh
perusahaan penerbangan yang ditunjuk oleh Pihak lainnya,
akan disepakati antara pejabat-pejabat penerbangan sipil
dengan didaaarkan kepada perkiraan jumlah permintaan lalu
lintas antara wilayah kedua belah pihak dan lalu lintas
lainnya yang akan disepakati dan diakhiri secara bersama.
Selama belum ada peraetujuan atau pengaturan,
maka
ketentuan-ketentuan mengenai kapasitas dan frekwenai yang
telah ada tetap berlaku.
PASAL 6
PENGAKUAN TERHADAP SURAT-SURAT KETERANGAN
DAN PERIZINAN
Surat keterangan laik udara, surat keterangan kecakapan dan
izin-izin yang dikeluarkan atau yang dinyatakan berlaku oleh
salah satu Pihak, dan selama masa berlakunya, akan diakui
oleh Pihak lainnya dalam hal pelaksanaan operasi penerbangan
yang telah disetujui . Masing-masing Pihak berhak pula untuk
tidak mengakui berlakunya surat-surat keterangan kecakapan
dan izin-izin yang dikeluarkan pada warga negaranya atau
dinyatakan berlaku oleh negara lain, untuk dipergunakan dalam
penerbangan di atas wilayahnya.
PASAL 7
KEAMANAN PENERBANGAN
1.
Sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing dalam hukum
internasional,
Pihak-Pihak
Berjanji
setuju
bahwa
kewajiban mereka untuk melindungi keamanan penerbangan
sipil dari tindakan-tindakan melawan hukum merupakan
bahagian yang tidak terpisahkan dari Persetujuan ini.
Tanpa membatasi hak dan kewajiban mereka pada umumnya
berdasarkan hukum internasional, Pihak-Pihak Berjanji
akan
mengambil tindakan
sesuai
ketentuan-ketentuan
Konvensi mengenai Kejahatan dan Tindakan-tindakan lainnya
di atas Pesawat Terbang yang ditanda tangani di Tokyo
pada
tanggal 14 September 1963, Konvensi
mengenai
Tindakan Melawan Hukum terhadap Keamanan Penerbangan
Sipil yang ditanda tangani di Montreal pada tanggal 23
September 1971.
2.
yang
Pihak-Pihak Berjanji akan memberikan
bantuan
diperlukan
untuk mencegah tindakan
melawan
hukum
terhadap peeawat udara sipil maupun tindakan melawan
hukum
lainnya
terhadap keselamatan
pesawat
udara
tersebut , para penumpangnya dan awak pesawat, bandar
udara dan fasilitas navigasi udara dan setiap ancaman
lainnya terhadap keamanan penerbangan sipil.
5
3.
Pihak-Pihak Berjanji dalam hubungan satu sama lain, akan
bertindak sesuai dengan ketentuan-ketentuan
keamanan
penerbangan yang dikeluarkan Organisasi Penerbangan Sipil
Inter nasional
termasuk Lampiran-Lampirannya sepanjang
ketentuan-ketentuan keamanan tersebut berlaku
kepada
Pihak-Pihak Berjanji; mereka akan meminta bahwa operator
pesawat yang terdaftar di tempat mereka atau operator
pesawat
yang mempunyai pusat kegiatan atau
tempat
kediaman yang tetap di dalam wilayahnya dan operator
bandar udara di dalam wilayah mereka bertinda.k sesuai
dengan ketentuan-ketentuan keamanan penerbangan tersebut.
4.
Masing-masing Pihak Berjanji sepakat bahwa
operator
pesawat terbang tersebut dapat diminta untuk mengamati
ketentuan-ketentuan keamanan penerbangan dengan menunjuk
kepada ayat di atas yang diminta oleh Pihak Berjanji
lainnya untuk memasuki, berangkat dari atau sementara
berada di dalam wilayah Pihak Berjanji lainnya.
5.
Masing-masing Pihak Berjanji akan menjamin bahwa tindakan
yang tepat sangat effektif untuk diterapkan di dalam
wilayah
mereka untuk melindungi pesawat dan
untuk
memeriksa para penumpang, awak pesawat, barang-barang
cangkingan, bagasi, kargo dan peralatan pesawat sebelum
dan selama berada dalam pesawat atau dikeluarkan.
Masing-masing Pihak Berjanji akan selalu
memberikan
pertimbangan yang simpati untuk setiap permintaan dari
Pihak Berjanji lainnya untuk mengambil tinda.kan-tindakan
keamanan khusus yang layak untuk dapat menjawab ancaman
tersebut.
6.
Apabila terjadi insiden atau ancaman insiden tindakan
melawan hukum di dalam pesawat sipil atau tindakantindakan melawan hu.kum lainnya yang bertentangan dengan
keselamatan pesawat tersebut, para penumpangnya dan awak
pesawat, bandar udara atau fasilitas navigasi udara telah
terjadi, maka Pihak-Pihak Berjanji akan membantu satu
sama lain dengan menyediakan faeilitas komunikasi dan
tindakan-tindakan tepat lainnya dengan tujuan
untuk
mengakhiri dengan cepat clan aman insiden atau ancaman
tersebut.
7.
Oleh sebab itu masing-masing Pihak Berjanji akan memberi
nasihat kepada Pihak Berjanji lainnya setiap perbedaan
antara
peraturan-peraturan nasionalnya dan
praktekpraktek dari ketentuan-ketentuan keamanan penerbangan .
Salah satu Pihak Berjanji dapat meminta diadakannya
konsultasi dengan Piha.k Berjanji lainnya setiap saat
untuk membicarakan setiap perbedaan-perbedaan tersebut.
6
PASAL 8
PEMBEBASAN BEA MASUK DAN CUKAI LAINNYA
l.
Pesawat
terbang yang dioperasikan pada
jalur-jalur
penerbangan internasional oleh perusahaan pener bangan
yang ditunjuk Para Pihak, seperti perlengkapan yang biasa
digunakan, persediaan bahan bakar, minyak
pelumas dan
perlen gkapan pesawat (termasuk makanan, minuman
dan
tembakau) yang berada dalam pesawat terbang tersebut,
akan dibebaskan dari semua bea, pajak-pajak,
biaya
pemeriksaan dan biaya-biaya lain yang serupa pada waktu
masuk
wilayah Pihak lainnya, dengan
syar at
bahwa
perlengkapan dan persediaan ter sebut tetap berada dalam
pesawat
ter bang sampai barang-barang
itu
diexport
kembali.
2.
Akan dibebaskan pula dari kewajiban yang sama dan pajakpajak,
dengan pengecualian pungutan yang
dikenakan
terhadap pelayanan penerbangan seperti ·
(a) Perlengkapan
pesawat terbang yang dibawa
dalam
penerbangan ke wilayah salah satu Pihak sesuai dengan
batas-batas
yang ditetapkan oleh
pejabat
yang
berwenang dar i Pihak tersebut, dan dimaksudkan untuk
dipergunakan dalam pesawat terbang dalam rute-rute
terinci dari Pihak lainnya;
(b) Suku c adang yang dimasukkan kedalam wilayah salah
satu Pihak Berjanji untuk pemeliharaan atau perbaikan
pesawat terbang yang dipergunakan dalam rute-rute
terinc i
yang
diselenggarakan
oleh
perusahaan
penerbangan yang ditunjuk dari Pihak yang lain;
(c ) Bahan bakar dan minyak pelumas dengan tujuan untuk
memasok pesawat yang beroperasi pada
rute yang
dirinci oleh perusahaan yang ditunjuk oleh Pihak
lainnya meskipun bahan bakar dan minyak pelumas
tersebut akan dipergunakan dalam bagian penerbangan
di atas wilayah Pihak di mana persediaan ter sebut
telah dimuat.
( d) Muatan dan barang dalam persinggahan.
3.
Per l engkapan pesawat yang biasa digunakan, demikian pula
bahan-bahan dan persediaan yang berada di dalam pesawat
yang
dioperasikan oleh perusahaan penerbangan
yang
ditunjuk oleh satu Pihak, dapat diturunkan dalam wilayah
Pihak lainnya hanya jika ada izin dari pejabat-pejabat
bea cukai negara yang bersangkutan.
Dalam hal-hal tertentu, barang-barang t ersebut dapat
diletakkan dalam pengawasan dari pejabat- pejabat t e rsebut
sampai
di export kembali atau diselesaikan
dengan
ke tentuan-ketentuan bea c ukai.
7
4.
Sepanjang tidak ada denda atau cukai lain yang dikenakan
terhadap barang-barang yang disebut dalam ayat ( 1 ) sampai
(3) Pasal ini, barang- barang tersebut akan tidak terkena
setiap peraturan larangan ekonomi atau pembatasan didalam
import , export dan transit yang mungkin dapat dikenakan,
kec uali larangan atau pembatasan tersebut berlaku untuk
seluruh
perusahaan penerbangan
termasuk
perusahaan
penerbangan nasional yang berkaitan dengan sebagian dari
barang-barang tersebut dalam ayat (1) sampai (3) Pasal
ini.
5.
Perlakuan yang dirinci dalam Pasal ini akan ditambahkan
dan tanpa prasangka terhadap hal-hal dimana setiap Pihak
mempunyai kewajiban untuk bersepakat menurut Pasal 24
Konvensi.
PASAL 9
LALU LINTAS TRANSIT LANGSUNG
Penumpang- penumpang, barang dan muatan dalam persinggahan
melalui
wilayah
salah satu Pihak Brjanji
dan
tidak
dikeluarkan dari bandar udara untuk keperluan tertentu, hanya
akan diawasi seperlunya.
Barang dan muatan udara dalam hal transit langsung akan
dibebaskan dari cukai dan pajak-pajak lainnya yang sama.
PASAL 10
KETENTUAN TARIF
1.
Tarif yang dikenakan oleh perusahaan penerbangan dari
salah satu Pihak Berjanji untuk angkutan ke dan dari
wilayah Pihak lainnya akan dibuat pada tingkat yang
wajar, dengan memperhatikan kewajaran dari seluruh unsur
yang bersangkut paut, termasuk biaya operasi, keuntungan
yang wajar, jenis pelayanan (seperti standar kecepatan
dan daya tampung).
2.
Tarif- tarif
sebagaimana
ayat (1) Paeal
ini
akan
disepakati oleh perusahaan penerbangan yang ditunjuk
maeing-masing Pihak.
3.
Kesepakatan sebagaimana maksud ayat (2) di atas, apabila
memungkinkan, akan dicapai melalui penggunaan tata cara
penetapan
tarif
dari Asosiasi
Pengangkutan
Udara
Internasional atau Badan Multilateral lainnya dalam hal
p e netapan tarif.
4.
Tarif-tarif yang telah disetujui akan disampaikan kepada
pejabat-pejabat penerbangan sipil kedua belah Pihak untuk
mendapatkan persetujuan dalam waktu sekurang-kurangnya
8
tiga puluh (30) hari sebelum tanggal pelaksanaannya.
Dalam hal-hal tertentu, jangka waktu ini dapat ditekan
tergantung
kepada izin dari
masing- masing
pejabat
penerbangan
5.
Apabila suatu tarif tidak dapat disetujui berdasarkan
ayat (2) Pasal ini, atau jika selama jangka waktu 15 hari
pertama dari periods 30 hari yang ditetapkan dalam
paragraf ( 4 ) Pasal ini, salah satu Pihak memberitahukan
kepada Pihak lainnya nota mengenai ketidak setujuannya
terhadap tarif yang telah disepakati berdasarkan ayat (2)
Pasal ini, selanjutnya pejabat-pejabat penerbangan kedua
belah Pihak akan berikhtiar untuk membuat kesepakatan
baru mengenai tarif tersebut.
6.
Apabila
pejabat-pejabat
penerbangan
tidak
dapat
menyetujui sesuatu tarif yang diajukan kepada mereka
berdasarkan ketentuan-ketentuan ayat (4) Pasal ini atau
atas penetapan dari setiap tarif berdasarkan ketentuan
ayat (5) Pasal ini maka perselisihan tersebut akan
diselesaikan berdasarkan ketentuan-ketentuan Pasal ( 15)
persetujuan ini.
7.
Tergantung dari ketentuan- ketentuan ayat (4 ) Pasal ini ,
maka tarif tersebut tidak dapat diberlakukan apabila
tidak disetujui oleh pejabat-pejabat penerbangan sipil
dari para Pihak.
8.
Tarif yang dibuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan Pasal
ini akan tetap berlaku sa.mpai dengan dibuatnya tarif yang
baru.
PASAL 11
KETENTUAN-KETENTUAN KEUANGAN
1.
Masing- masing Pihak memberikan hak kepada perusahaan
penerbangan yang ditunjuk Pihak lainnya untuk bebas
mengirimkan
kelebihan pendapatan
yang
diperolehnya
sehubungan dengan pengangkutan penumpang, barang dan
muatan pos dengan didasarkan kepada kurs resmi yang
berlaku untuk itu.
Pengiriman dimaksud hendaknya segera diberlakukan paling
la.mbat dalam waktu 60 (enam puluh) hari sesudah tanggal
yang diminta.
2.
Bila terdapat kesepakatan tentang suatu pembayaran khusus
diantara para Pihak, maka pembayaran tersebut
akan
berlaku
sesuai
dengan ketentuan
dari
kesepakatan
dimaksud.
9
PASAL 12
KEGIATAN-KEGIATAN KOHERSIAL
Berdasarkan hukum dan peraturan-peraturan dari Pihak yang
lain, perusahaan penerbangan yang ditunjuk oleh setiap Pihak
akan mempunyai kesempatan yang sama :
(a) Untuk mempekerjakan tenaga-tenaga teknik maupun komersial
dalam hal pelayanan penerbangan pada route-route yang
dirinci dan untuk mengembangkan serta mengoperasikan
kantor di dalam wilayah Pihak lainnya.
(b) Untuk menerbitkan semua bentuk dokumen angkutan dan untuk
mengiklankan dan mempromosikan penjualan di dalam wilayah
Pihak lainnya.
PASAL 13
KONSULTASI DAN PERUBAHAN
1.
Dengan
semangat kerjasama yang erat, para
pejabat
penerbangan dari para Pihak akan saling berkonsultasi
dari waktu ke waktu untuk menjalin kerjsama yang erat
dalam
hal
pelaksanaan
ketentuan-ketentuan
dari
Persetujuan ini termasuk Lampirannya.
2.
Apabila
para Pihak memandang perlu
untuk
merubah
ketentuan-ketentuan dalam Persetujuan ini, dapat meminta
diadakannya konsultasi dengan Pihak lainnya . Sesuatu
konsultasi,
(dapat dilakukan melalui diskusi diantara
Pejabat-pejabat Penerbangan Sipil) akan dimulai dalam
jangka
waktu enam puluh (60) hari
sejak
tanggal
permintaan, jika tidak diperpanjang wak tunya oleh para
Pihak. Setiap perubahan yang disetujui akan mulai berlaku
setelah
diperoleh konfirmasi mengenai hal
tersebut
melalui pertukaran nota diplomatik.
3.
Perubahan- perubahan terhadap Lampiran Persetujuan ini
akan disepakati bersama diantara pejabat yang berwenang
dari para Pihak dan akan mulai berlaku pada tanggal
diadakannya pertukaran Neta Diplomatik.
PASAL 14
PENYESUAIAN TERHADAP KONVENSI-KONVENSI MULTILATERAL
Apabila sebuah Konvensi Multilateral tentang angkutan udara
berlaku dan mengikat kedua belah Pihak, maka persetujuan ini
akan diubah untuk disesuaikan dengan ketentuan- ketentuan
Konvensi tersebut.
10
PASAL 15
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1.
Jika timbul perselisihan antara para Pihak mengenai
penafsiran atau pelaksanaan dari Persetujuan ini, maka
para Pihak akan menyelesaikannya terlebih dahulu melalui
perundingan.
2.
Jika para Pihak gaga! untuk mencapai penyelesaian melalui
perundingan, mereka dapat sepakat untuk
menyerahkan
keputusan perselisihan ini kepada beberapa orang atau
badan, atau perselisihan tersebut atas permintaan salah
satu Pihak diserahkan kepada suatu badan perwasitan untuk
keputusan, yang terdiri atas tiga orang wasit, satu akan
dicalonkan oleh masing-masing Pihak dan wasit yang ketiga
akan ditunjuk oleh kedua wasit yang dicalonkan. Setiap
Pihak akan mencalonkan seorang wasit dalam jangka waktu
enam puluh hari dari tanggal diterimanya oleh salah satu
Pihak dari yang lain sebuah pemberitahuan melalui saluran
diplomatik yang meminta diselesaikannya
perselisihan
melalui perwasitan dan wasit yang ketiga akan ditunjuk
dalam jangka waktu enam puluh hari kemudian. Jika salah
satu dari para Pihak gaga! untuk mencalonkan seorang
wasit dalam jangka waktu yang telah ditentukan, atau jika
wasit yang ketiga tidak dapat ditunjuk dalam jangka waktu
yang
telah
ditentukan, maka Presiden
dari
Dewan
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional dapat meminta
salah satu Pihak untuk menunjuk seorang wasit atau
wasit-wasit sesuai dengan kasus tersebut. Dalam hal
tersebut wasit yang ketiga akan berkebangsaan dari negara
ketiga dan akan bertindak sebagai Ketua dari badan
perwasitan.
3.
Para Pihak akan mematuhi setiap keputusan yang
menurut ayat (2) Pasal ini.
4.
Jika dan selama salah satu Pihak atau sebuah perusahaan
penerbangan yang ditunjuk oleh salah satu Pihak gagal
untuk mematuhi keputusan yang diberikan menurut ayat (2)
Pasal ini, Pihak tersebut dapat membatasi, menahan atau
membatalkan setiap hak atau hak istimewa yang telah
diberikan berdasarkan ketentuan-ketentuan Persetujuan ini
kepada Pihak yang cidera janji atau kepada perusahaan
penerbangan dari Pihak tersebut atau kepada perusahaan
penerbangan yang cidera janji.
diberikan
PASAL 16
PERTUKARAN STATISTIK
Pejabat-pejabat
penerbangan sipil masing-masing pihak akan
memberikan kepada Pejabat-pejabat Penerbangan Sipil Pihak
11
lainnya berdaearkan eurat permintaan yang dikirimkan secara
berkala atau pernyataan lainnya mengenai statistik yang layak
diminta dengan tujuan untuk mengkaji kapasitas penerbangan
yang telah disetujui dan yang dieediakan oleh perusahaan
penerbangan dari para Pihak.
PASAL 17
PENGAKHIRAN PERSETUJUAN
Masing-masing Pihak sewaktu-waktu dapat memberitahukan Pihak
lainnya tentang keputusannya untuk mengakhiri Persetujuan
ini. Pemberitahuan tersebut harus bersamaan disampaikan pula
kepada Organiaasi Penerbangan Sipil Internasional. Dalam hal
demikian, maka Persetujuan ini akan habis masa berlakunya dua
belas (12) bulan setelah tanggal penerimaan pemberitahuan itu
oleh Pihak yang lain kecuali jika nota pengakhiran itu
dicabut kembali melalui suatu persetujuan diantara mereka
sebelum habis waktu tersebut.
Dalam hal tidak ada pengakuan penerimaan dari Pihak yang
lain, maka pemberitahuan itu akan dianggap sebagai telah
diterima
empat
belas (14)
hari
sesudah
diterimanya
pemberitahuan
itu
oleh
Organisasi
Penerbangan
Sipi l
Internasional.
PASAL 18
PENDAFTARAN
Persetujuan
ini
termasuk
setiap
perubahannya,
akan
didaftarkan pada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.
PASAL 19
MULA! BERLAKUNYA PERSETUJUAN
l.
Persetujuan
ini termasuk Lampiran-lampirannya
diberlakukan sejak tanggal penandatanganan.
2.
Persetujuan ini akan berlaku resmi pada saat
pertukaran nota diplomatik, setelah memenuhi
konstitusional masing-masing Pihak.
12
dapat
dilakukan
ketentuan
cセ「オ。エ@
di JAKARTA. pada har1 ォセpュー。エ@
bulan Nopember,
tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh satu, dalam
dua naskah asli. masing-masing dalam bahasa Indonesia,
bnhasa Arab dan bahasa Inggris, yang mempunyai nilai
keabsahan yang sama.
dセャ。ュ@
ha! terdapat perbedaan penafsiran, maka
dalam bahasa Inggris akan diberlakukan .
UNTUK PEMERINTAH
REPUBLIH INDONESIA
Signed
•
I
II
naskah
UNTUK PEMERINTAH
KERAJAAN YORDANIA
Signed
LAMPI RAN
Bagian I
Rute yang akan dilayani oleh perusahaan penerbangan yang
ditunjuk
oleh Pemerintah Republik Indonesia,
untuk
masing-masing jurusan:
Tempat-tempat Tempat - tempat
pemberangkatan yang dilalui
Tempat-tempat
di Yordania
Tempat-tempat
Lainnya
Tempat-tempat
di Indonesia
Amman
Dua ( 2)
tempat
Dua ( 2 ) tempat
Perusahaan penerbangan yang ditunjuk oleh masing-masing
Pihak Berjanji boleh melakukan persinggahan pada setiap
tempat yang disebutkan, baik dalam satu penerbangan atau
lebih, dengan syarat bahwa dinas penerbangan itu dimulai
dan diakhiri di wilayah Pihak Berjanji yang menunjuk
perusahaan penerbangan itu.
Bagian II
Rute yang akan dilayani oleh perusahaan penerbangan yang
ditunjuk oleh Pemerintah Kerajaan Yordania, untuk masingmasing jurusan ·
Tempat-tempat
pemberangkatan
Tempat-tempat
yang dilalui
Tempat - tempat
di Indonesia
Tempat-tempat
lainnya
Tempat-tempat
di Kerajaan
Yo rdania
Dua ( 2 ) tempat
Jakarta
Dua ( 2 )
tempat
Perusahaan penerbangan yang ditunjuk oleh masing- masing
Pihak Berjanji boleh melakukan persinggahan pada setiap
tempat yang disebutkan, baik dalam satu penerbangan atau
lebih, dengan syarat bahwa dinas penerbangan itu dimulai
dan diakhiri di wilayah Pihak Berjanji yang menunjuk
perusahaan penerbangan itu.
.
v""-::---!.• Nウセ@
セjNQBi@
TBZAjセャ@
4.._,5.:>J セi@
セi@
A
-
セQMLイGキャ@
- - II I: . 11Lll.i:;l
セ@
-
セjGェャ@
.u...t......JI d..._,5.:>
Nウセijェ[@
0lr.hJ..l ri 1¥ [セゥNM
o
C
セ@
<
• \ セhN@
•I
セ@
j_,1 0 _,_;LSu-oC°"WI イセi@
t .!
0
. :
I iii c IJJ
Lo J +J::-! a
,, !; ·; ; o
i L...o.,.-;.,.s.J'
セL⦅ゥャ@
iJ.....tY.
NZlッセ@
L....!..;I
...i.....) セi@
....:;;.,rWI セ⦅LNャキPイM「ji@
....
Nャセh@
cゥ セlNッ
J_,l0_,.;l.S セNjMocZGwャエi@
セNオZ[QU
ゥ⦅L」[
セエNMjャゥZo@
セN@
....____ ,! 11,
QU ゥ⦅L@
cゥI
」QM^wセLN@
M セNウMG。Z[@
Lセ
セ@
4..il wセ@
キ
..::.."j Lo....""J I .)':!jj セ
L,.-- [ャ M ッセ@ Lセ M M Q@
QPイNォGャ@
d.l:..L
j Nャ Gᄚゥャ@
._i!.LJ;,JI J j
セi@
,
セlLjャ@
セ[QTNッ@
セ@
J lo.c"j I セ@
t' 4iJ セ@ j^セ@
15.,_>l
• ....i!. u;J .JO 4-rt L!. L. J j .r.!j
i ...
11 isセ@ ·-'I ...,...._,
t :; · 11 a...._•
,_. "a...i....u..o.JI
..
"-'-'!
,...- 'I" Ci ;
.._o_ _ _..,..
.............
セ
[ セ
j@ セlLj
i@ セM^[Bェャ@
"---,i-l b.oJ 1 ..::.. l> L....o.J 1J
'---... セ@ .. ·_,.).jj セj@
•セ@
• l
lLjセQUャェNッZ[⦅@
.,h.JI セ@
.___......_....!;J ..::.."jW'il_, ji.;JI Ci)jJ
6 1 ⦅LQセ
」ゥセエNMjiB@
セッイG@
•0-:!.Ut....:;..,Jl セ@
o
B@
。Nゥャjセi
IB@
a...JJ.l JS..:,,_,.; lゥセ@
'
セlLji@
セNャ
セiB@
u .r-o .$1>
[Bェャ@
_,.l..l 1..:,,_,.; L.i.1J l.i.,..b ..tl.J.lJ セ@
_,.J I ..tl.J .l
セ@ .
..s""'-'
· ..
cゥ[ lLNFセ@
L..S セ@
o< I,, QNZLセイwャj@
ci.b..LJ 1 J j
•
j .).j1
L,J
o.>
• T'
lt-J I .:;.>
t:
l
セ M
t
@
エ
セ
{
[
1
t
t
t
l
-tll
t
t. l t
J- l ·f.
c;,
セ@
·'L
):セ M .,_ft :r trft
[
C·
_!
\a
セヲエcゥ@
\
-
\..
'\
c;, .
.
f '\.
C. ·
t
.
セ@ .
f.
' \.
{
•1.
7
..c.
-
[
-
e>:
-
セ@
セ@
•l
セ@
f
....
. c;;'ti- -
'L
セ@
fセ@
·{ 1-ez
.L
\a
'L }. [
f.
Z セ@
'"'.
セ@ -
t.
セ@
セ@
"
..'.
't-
f '\.
t
[ ·.E ,
..,.
tr
セ@
·
E
c.-:
\'blセ@ f「Mセ@ セ@ [L. it.
-
- 1 '\.
セM 1
e
•
r;
セ@ c.
l|。セ@ エセ@
1
t
'b セ@
@セ
\
セ@
セ@
'r-
E
.
.!- _'.
tr [ t- t
r
l •
-
t.
C· "
'L
r
t
...
-
..L.
(i,
•
e -(• 1" "°
.f [
t
{
•
•
(, •
,fr :},
セ@
h
1·
l {- l. ir i
セ@
t)'
•
I
1l
ll
'
.
, f i
-tf-[G
(· l
'!..,
•
-
-
M
1r
.
-c
t,
1
F fL.
f' \.'
1"
セ@
•
'
-
-
,C
I
1t 111セ@ l
[ t E 'f.
Jc
t. .
セ@
I
E:;:
l
•
セ@
1
セ@ t 'i'.t
'l'-l:
1'
b
セGM
c.
セ ᄋ@
f:
l
l
I
I
-
f
:. 'i- 1 f f
セ@
セ@
tr
.
t
[
l
.
•l
•
1
:
'-
·l
c.
:
I
•
"
-
ft
•
[. ?;.•· セ@t;. c.;...
t ;;:セ@ .F
セ@
t セ@ [
@セ
;エセ
p
イ ・Zセ@
Z@ セエイ@
-ft-\.o
}
.
::- 1
-
.
-4
,.
E
セ ᄋ@
•
l;
t. ·
ll
I
l
.
-
r
l
ve tt ' ev tセ@
' \.
-
' \.
セ@
:
t· .t./_
セ@
\:'" ·L
'k
セ N@
セ@
.'(
-
I;.
[
セN@
,f
-c.. -セ@
セ@
t
セ@
セ@
l .
t
セ@
1=
セ@
:.
セ@
c..
,f'
'\-.
t
-
セM
ᄋ セ@
c..
t
t
'L
'
tセ@
セ ᄋ@ t
.tl
l l
I
セ@ i
f· 1.
I
'-t'
I
l
·t
t
F. [ l
-
I
セ@
-
I
.'
セ@
t
t. •
-(
Gエセ@
'f-_ft 1'
Cl'
.ft
· 1-t r g;l::
5 - !;; - l:: t
tセ@
f.
セ ᄋ@ セ@
セ@
r
1... \.
-
'k
セ@
Q セ@
"'
-
r
"'
-
t.
·
Nセ@
セ Z@
[t
セ@
r
'tft
C·
G:ft
E
-
t_
(;,
r_-
b-
t
tセ@ (iE,
r,· .1_-
c"r . ' :f
l
[J (. . セエ@
f セ@ f, [ Nセ@エ
c
セ ᄋ セ@ t t l;f t
. セ@ J セ@ ·: セ@ l }
t
c. gE t |セ」@
.f v
b
t- t l g i.. t;:_
t
-
...!
(i,
..
,,_,.
"' fi 1
t セ@ .
セ@
e:- f.;
t(i,i;;fセ@ .
1--E lセエ@ ;
:
i
·
t· l l
-'°'K
.Ul....:i...o ..J _,...b J..--£..l
, ..J,,_h.JI .!.IJ..>.,. i.:PGJI セBェ@
セQLゥ@
•
r.
」QN^セャ@
I J,....S ulp.-h.JI
NZLャェ[^セQ
S@
ゥイ lN エ{ャセイ@ r ャ{ヲ
t.
セ@
セ ᄋ@
·,r
セ@
i
セ@
r· t "'
r
..
l·
セ@
セ@
Nセ@
-
(..:_
セ@
セ@ セ N@ セM
セ@
1· .
セ@セ ᄋ@
: "'-c.. .
IJ"'.
l.,.
f [
"'
'[
.
't_
I...
-
セ@
•
-· "
1- セ@
:t
"
r
... l :
-(i-
r. ᄋ セ@
c: セ@
l
"セ@ 1
セ N@
セ@
-
.
'!;. - t l
't (• L (.·
セ@ 'l-: @セ
Mセ
1r
E
セ
@
@セ ᄋ@
OL
_
セ@ セ
セ@ c;. t
セ@
i;:
I:..
セ@
セ@
-
t
[
[ - t
セ@ "f
'f
t·
\),!
l
Ib·
セᄋ@ セ@ -
1- lセ@
セ@
l {
セ@
セ N@
E
セセエN@ @
:
:
I01
c'.
t [
l-.
:
ᄋ
.
.t '
Z Z セ@セ@
i-· セl@ -
Ii-
[
·l
セ@
.(
(;;,
[·
f:"
r
t r セ@
r
r
c
(.·
b.
1;
f
.
<
t tセ@
-
セ@
t: r:l'F
·"
t
t:
.
セ1.ヲイ@
セ@
r:lI..
.f
'6:
OL
t'
' '.
セ@
-
セ@
"'
(._
I
i;:
I
r "'' - . . {' セ@
ᄋ セᄋ@
セ@
.
f
-
"'
:L1:C·r
'!.!.
f;
-
-
('t>
t;
d- 1.
セ@
t:
l l
§: セ@ Gエセ@
.f t :; セ@ "'- . :£ セ@ 1. セ@
(· c.: -:: .. セ@ ᄋ セ@ l t ,r· @セ
:£ セ N@
1- ᄋ@セ t
セ@
\ . 't
!:= C セ@
,.,,
: l\..,-
"'
1· lセ@ tセ@
セ@
{):c:: ᄋ セ ᄋ@ lヲGセャZeエ|」{イ@
l
'l·
-"'
u-t
"'
t
セ@
- {
1 'c:; t .t-
l t:
: t t - "'t (
"'-·
....
......
f
Cj.1
ᄋ セ- ᄋ@ ·t.}t
·
I
I:..
1.
セ@
'
'l.
\Ii-
I
Q
.\
[
cf .セ@
--
-
.....
•
>
•
|セ@
l- )セ@·:: ,_:r.
fr:- .
(.. t. t•
セ@
セ@
-·
:
>
-
..L.
t
('n
:\;
l t
0 セN@
t.
セ@
-
N -l@
' (,.
!'...
(• \ £
·r r
:l
セ c. M
f-· t.l
r.1 (\il{ f.
t [ .("'"
lr t. ,.
セ@ t i { { t t セ@ t Z セ@ \\o
E:
1Mセ@ l(.. セ@
r
[ セ@
r
'f
セ@ ᄋセ@
t fセ@ t: セ N@
セ@
r
'_
-
\-
-
t
cp,
セ@
1
-·
セ@
セ@
l
f:=
en
ll r.E セ@ l= t[ セ@ セ@ 1} E:'
- - . [ t - \-
\ot
·:
>
セ@
.
0
>
セ@
\o
...
- T -
.....___ _ ....,,_.ᄋ セi@
cI
セ@
.,
;; _·:I TNQ
.
セi@
.:;,Id.r.-"JI V""
.
1Ji, j --i
N セ@
..9
ᄋNャLAケQ⦅ゥ^g
セャNZゥッj⦅L「@
.:;,"J Lo..:."J I セ@
w
1.-...i N^ゥャFZッj⦅L「QUPセ@
セQN^ゥャZッj⦅L「エM
i@
lッセ@
4.i\.; , o.>WI BセQNpj^ゥ@
• ⦅イM^
·: セ@ "':..
N jiQャLMオッセ⦅Z^
N^セ」ゥjL。ッ@
......._
. _ l_bJ_,"JI .uil.....::i...o.Jl Nェ⦅Lィljセ@
I.
BGMZAjセ@
.>.i .,,..>"JI
..::..IJJI;..,
• ,
セ@ t: t
c.·
'k [ f(.•
c. . [
1
r·
,f.
[. (_ L
't
Cb·
c.
,
1
.\ l 't..t
セ@
. [-
セ@
I::セ@
- t [ - \• f t'r
f· t: セ@ セ@ セ@ セ ᄋ@ c..
t .... .f [ . "
@セ
セ@
1
I
エNヲャセ@
セサZ@
1
セ@
i \. セ
'-
lo.
J..
-
セ@
Q@
"
IJ'"
';. .セ@
1• 'r:;E
l-
-
-
n-
"'[-
c
l
セ@
c. .
\.l-
セ@
セ@
セ@
F
-
セ N@
.f
ヲエ
1
t.
[(.
G セ@
't-: ' · '(:
ft r.l• ft
•
1l
:
セ@
-
t- -1l
t (.
1- BGセcN@
•
1·.
•• セ N@
t.
L
セ@
t.
L
•l
1_
c
f;\
セ@
.
I
c..:....
"
.'
(
I
-
f;
セ N@
l '[セ@ .
-
"
I
1.
セ@ ,
セᄋ@
.
L セ@
t
1
\.
t.. t..
I
N Q Z セQ@
[ セ@
セ@
C.. ·
.
....
I
セ@ セ@
t_
'[
{
"'(•
't"'
l t.
-
-;-
l\.
セ@
C'.
セ ᄋ@
'l
'- .
l"' [-
セ@
1
-
セ@
U.
c;..
b _.
I;\
L
セ@
セ@
セ@
(•
..,c
_
!
r-
-
セN@
(;,
\.L.
1
-.(:. r·
セ@
t 1 @セ r l iセ@ \. h t t セ@
1• 1 セ@
t t (:
1セ@ lt l-1(, 'i:f· [c. l.. .
-
-"'
•
1
c.
E'"
..
t
't
t
ᄋセ N@
·- [
t J "· \. (,· [ セ[N@
•
.'
セ@
,("'"
セ@ セ@
t-
I
p. :
:- · L @セ@セ -;-ᄋN@セ .セM f t . 1..,t\
C
1
(.·
1- (• セ@
f
-
I£_
E: ...- -;rt c.. '1;;
セ@
t t - i
t. HNエセ@
r
,
t t セ N@
[ - 't" t. E: l v.
F. t t .£ -:セ@ _ <
,セ@ · ....i' セN@セ@ セ@ [ セ@ [
セ@
\ 1.
ff
(-
1' .[ 1. [ [
11
t-
t
'[..
t [
t
g
1
f:
-
\..
l ..
f:
OJ.
t
- T -
0""';_ __
0
...ᄋMセQカ
..s--1: lr.- ..b
セャ@
;·;>.:.,r-Jl0J.-Jl_, .>lro-Jl ..illil_, o.>l:.i.....o.JI NZャセi@
QNUセjMェL[iT⦅@
J..+i.r o.... ..\...;.. ·;
J>-- :,..'I I ..LJ l.a..:i.oJ I .....; .,,._h.l I セiI@
t .,,_.i:i) セ@
セ@
•.....; y.bJ I ..ill.l セ@
..___ _
ゥZLIBAセ@
N^セIQZLlィjャ@
ッセ@
•.!.IJ セi@
.!.I J セi@
Ci).>I セN。jgi@
4....oJ:y"j
ッセ@
,
• T'
QNZLャセl「ji@
l.a..:i.oJ I .....; I_,....b'I I
..::., Lh..L... 4-..U IJ-"'-1 ..6-...ii
ッセ@
L.i.,..b i,...o.. .,p I NJ I J j
.u.-WI d.>WI
セ⦅[NiイMj@
P ⦅LセNャ[イMj
MゥセQ
·'
a
•I
"l
4S_,.:>
o
ャ 」MAlN[L⦅セェ@
oV.JI JL.b..o.JI o s h [オ
l.iS.3 QセTNMャイjエL
ェjN^セ@
.; · o セ@オ
セ@ セNャLゥZYQ。ッj⦅「
P
J セ@
セ⦅[NャイjlL@
• セャNAッj@
• ':""LSJ
i@
L⦅
N@ C.> .:
, ._;,_,......i..JI ャNjLセ@
セL⦅N^i@
"JL.o...llc--!-t..=..,.JI, セャォNj@
I',_.... セi⦅L@
セi@
iG⦅LNセ@
a
:
;
IL,.
I i:.r---o
...;t_,r-__l,セi@
.l.>セ@
セMZNi@
セwi@
j.i.;..J I i ..J" _,...>'J セL@
..J" セQ@
• lケゥN^セェ@
セャLゥェ
セエᆳ
セi@
ッ セ
N⦅[ー
セ@
. ,.
GM
Mセ
MエLNZ[j@
セ@ L,J r. ;, セi@
.l ___ _ _ _ _ .t:!
• ! •; •
a
QNッセャ
A
( 1 • ) セ@
セ
I@ セ@
;;;ti j)l.>
..fW1J ) d JJ 1.-:...o.JI oLA
b.,..:; u1 セ@
(u'.r--6.JI ..::..lh.L セ@
11 11..-:!.),:;..... .l...11 ..::,, I< I.r-:>)IJ LS,Sj .l.-.i Lr...:;..., J _,_b J-.S J..-,..i .:_r--o
Q@ ..:;,1_,._sw1 J .,)1..,ut-.!).:;..J" NャlQセウM
Q Nl^|ZゥLQMAャ@
• ilil,..JI ッ セ@
..::,,,_
I _ _.....
6 .....
1 _,II .
I
セMG@
'..
.....-
-;
.)L-.i...;..JI
. ,,
セ
• U..,'"'J I ..
セ
i@ j........>.l.J_,
• セlッNャQ
オ@
.1.............,.
. . M セ@
)l..oJI
セ@
0
,, NZ Ilセi@
セ@ 6..\..il..s..:i...o.J I J l_,_bGj i セ@
Q@ ..:;,l;SWI j.ll,u セ
i
a
o
セ NIj
0
II
• T'
..
0
i@ セ
;, · ;
;
>..JI
j ャNZゥj
i@
セ@
セ@
15,,._ __ _.....;_....,11 セエNL@
.- )
J.l.. _____._,
セQLji@
L...:>JI .::.W>t.....JI セ@
J-L.-;.:; セ@
セ@
d.lWI
,
lケLNセ@
• ッセエNj@
.U..,.U:....ll
ッセ@
セH@
r
.>.......U 4......JL>..,.;
.;,1.1..Ju..:.....JI.;, LJ;b...ll C
I ..!.Ll:; セ@ セ@
J-...,. 1..b.:LJ セQNゥZBャ@
_. oi,
I ッ セ@
ll
.
\.セ@
ヲセ.r.Z@
セ@
:
ct
1·
i
I
セ@ f: セ@
」Zセヲエ@
セj@
l
lr
t セ@ t
N イ セ@
'セ@ -
C:·
:'J I ..l..-.1 u..:...J I ....;.r-h1J セ
14...-:? l....> I セ
セ
ャN[
NAャ⦅j
Nj@ 1.i:i セ@
セ@
;, oJ
Nャ⦅Lj@
セ
u I.r.-AJI 4L...b..L .>J:r-:;
Gji
jMLNゥオ
I u Ir--b.JI
J 1"-:!JJ..01 ...::..L..; セiNL@
ANTARA
PEHERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN
PEMERINTAH KERAJAAN YORDANIA
BERKENAAN DENGAN ANGKUTAN UDARA BERJADWAL
Pemerintah
Republik Indonesia dan
Pemerintah
Kerajaan
Yordania dalam Persetujuan ini disebut sebagai Para Pihak ;
Sebagai
peaerta
dalam
Konvensi
Penerbangan
Internasional yang terbuka untuk ditanda tangani di
pada tanggal 7 Desember 1944;
Sipi l
Chicago
Berhasrat untuk membentuk sebuah Persetujuan guna melengkapi
Konvensi tersebut, untuk mengembangkan dan mengoperasikan
dinas-dinas
penerbangan
antara dan
melampaui
Wilayah
berdaulat masing-masing,
Telah bersepakat sebagai berikut PASAL 1
PENGERTIAN-PENGERTIAN
Untuk kepentingan Persetujuan ini, kecuali ditentukan lain :
(a) Istilah "Konvensi" berarti Konvensi Penerbangan Sipil
Internasional
yang terbuka untuk ditandatangani
di
Chicago pada tanggal 7 Desember 1944, termasuk Pasal 90
Konvensi dan setiap perubahan atas lampiran yang telah
diberlakukan oleh masing-masing Pihak.
(b) Istilah "Pejabat-pejabat penerbangan" berarti dalam hal
Pemerintah Republik Indonesia adalah Menteri Perhubungan
atau setiap orang atau badan yang dikuasakan untuk
menjalankan setiap tugas oleh Menteri yang dimaksudkan
atau tugas yang sama, dan dalam hal Kerajaan Yordania,
adalah
Pejabat
Penerbangan
Sipil,
Kementerian
Pengangkutan dan Perhubungan.
(c) Istilah "pe ruaahaan penerbangan yang ditunjuk" berarti
sebuah perusahaan penerbangan yang telah
memperoleh
penunjukan resmi sesuai Pasal 3 Persetujuan ini.
1
(d) Istilah
"Wilayah" berarti wilayah
negara
Republik
Indonesia dan wilayah Kerajaan Yordania
sebagaimana
dimaksudkan di dalam ketent uan-ketentuan hukum masingmasing pihak termasuk wilayah sekitarnya dimana Republik
Indonesia dan Kerajaan Yordania melaksanakan hak-hak
kedaulatannya atau mempunyai yurisdiksi sesuai hukum
internasional.
(e) Istilah "pelayanan penerbangan", "pelayanan penerbangan
internasional",
"perusahaan penerbangan" dan "berhent i
untuk tujuan-tujuan bukan angkutan" maeing- masing telah
mempunyai pengertian sebagaimana dirumuskan dalam Pasal
96 Konvens i .
PASAL 2
HAK-HAK ANGKUTAN
1.
Masing-masing Pihak memberikan kepada Pihak lainnya hakhak terinci di dalam Persetujuan ini guna kepentingan
pengembangan
pelayanan
penerbangan
pada
rute-rute
terinci di dalam Bahagian yang tepat dari Lampiran
tersebut
( selanjutnya dieebut
sebagai
"pelayanan
penerbangan yang disetujui" dan "rute-rute terinci").
2.
Perusahaan
penerbangan dari masing-masing
menikmati hak-hak istimewa sebagai berikut :
(a) Terbang
melintasi
mendarat ;
wilayah
Pihak
Pihak
lainnya,
(b) Melakukan pendaratan-pendaratan di dalam
tersebut untuk maksud bukan angkutan ;
akan
tan pa
wilayah
(c) Melakukan pendaratan di dalam wilayah tersebut untuk
maksud menurunkan dan memuat angkutan internasional
dalam hal penumpang, barang dan pos yang dimasukkan
dari atau ditujukan ke wilayah P i hak lainnya atau
wilayah Pihak Ketiga.
3.
Ketentuan-ketentuan di dalam ayat (2) Pasal ini, sama
sekali tidak dapat diartikan sebagai memberikan kepada
perusahaan penerbangan dari salah eatu Pihak hak-hak
istimewa untuk memuat penumpang, barang dan pos dalam
wilayah Pihak lainnya, baik dengan atau tanpa pembayaran
atau sewa dengan tujuan suatu tempat lain di dalam
wilayah Pihak lainnya tersebut.
2
PASAL 3
OTORISASI DAN PENUNJUKAN
1.
Masing-masing Pihak berhak menunjuk aecara
tertulis
kepada Pihak lainnya sebuah perusahaan penerbangan untuk
melakaanakan operasi pelayanan penerbangan pada rute-rute
yang telah diaetujui.
2.
Pada saat menerima penunjukan tersebut, Pihak lainnya
sesuai ketentuan ayat (4) dan (5) Paaal ini, dengan tanpa
menunda-nunda
lagi
memberikan
kepada
perusahaan
penerbangan yang ditunjuk, izin operaai yang diperlukan.
3.
Maaing-maaing Pihak berhak menarik kembali
sesuatu perusahaan penerbangan dan menunjuk
penerbangan lainnya, secara tertulis.
4.
Pejabat-pejabat penerbangan sipil salah satu Pihak dapat
meminta kepada Peruaahaan penerbangan yang ditunjuk oleh
Pihak lainnya, bahwa ia mampu untuk memenuhi persyaratanpersyaratan yang ditentukan di dalam Undang-undang maupun
Peraturan-peraturan yang umumnya dan biaaanya berlaku
bagi mereka sesuai dengan ketentuan-ketentuan Konvensi
bagi
operasi
pelayanan
penerbangan
komersial
internasional.
5.
Masing-maaing Pihak berhak menolak pemberian izin operaai
kepada sebuah peruaahaan penerbangan sebagaimana disebut
dalam ayat (2) Paaal ini, atau menentukan persyaratanperayaratan yang dianggap perlu dalam pelaksanaan hak- hak
penerbangan sebagaimana dirinci dalam Pasal 2 Persetujuan
ini, dalam hal di mana Pihak itu tidak dapat membuktikan
bahwa bagian mutlak Pemilikan dan pengawasan effektif
atas peruaahaan penerbangan itu berada dalam tangan Pihak
yang menunjuk atau ditangan warganegaranya.
6.
Bila sebuah perusahaan penerbangan telah ditunjuk dan
memperoleh izin, maka setiap saat ia dapat memulai
operasi pelayanan penerbangan yang telah
disetujui,
dengan syarat bahwa tarif yang dikenakan sesuai dengan
ketentuan- ketentuan Pasal 10 Persetujuan ini dan suatu
kesepakatan berdasarkan ketentuan Pasal 5 Persetujuan ini
telah dicapai aehubungan dengan penerbangan tersebut.
penunjukan
perusahaan
PASAL 4
PENUNDAAN DAN PENANGGUHAN
1.
Masing-maaing
Pihak berhak untuk menangguhkan
izin
operasi atau menunda pelaksanaan hak-hak dari perusahaan
penerbangan yang ditunjuk Pihak lainnya
sebagaimana
maksud Pasal 2 Persetujuan ini, atau apabila perlu dapat
3
membebankan persyaratan-persyaratan bagi pelaksanaan hakhak dimaksud :
(a) Dalam hal di mana perusahaan penerbangan itu tidak
dapat membuktikan bahwa bagian mutlak pemilikan dan
pengawasan efektif atas perusahaan penerbangan itu
berada dalam tangan Pihak yang menunjuk atau ditangan
warganegaranya, atau
( b) Dalam hal perusahaan penerbangan itu gagal memenuhi
ketentuan Undang-undang atau peraturan-peraturan dari
Pihak yang memberikan hak-hak tersebut ; atau
(c)
2.
Dalam hal perusahaan penerbangan itu tidak
beroperasi
sesuai
persyaratan-persyaratan
dicantumkan dalam Persetujuan ini.
mampu
yang
Apabila
penangguhan,
penundaan
atau
pembebanan
persyaratan sebagaimana maksud ayat 1 Pasal ini tidak
segera
membatasi terjadinya pe langgaran hukum
atau
peraturan-peraturan ,
maka hak- h a k itu
hanya
dapat
dilaksanakan sesudah diadakan konsultasi dengan Pihak
lainnya.
Dalam
hal tertentu, konsul tasi
dimak :;u.-t
hendakny.:i.
diadakan dalam waktu 60 (enam plJ uh) had terhitung sP.jak
perminta:in untuk i""u dilakukan oleh Para Pihak .
PASAL f.
KETENTUAN-KETENTUAN HENGENAI KAPASITAS
1.
Perusahaf'jn penerhangan yang ditunjuk cleh masing-masing
Pihak dalam segala hal akan menikmati kesempatan yang
sama dan adi l dalarn o perasi penerbangan internasional
antara dan melampaui wilayah kedua belah Pihak .
2.
Di dal am melaks anakan p enerbangan yang telah disetujui.
perusahaan penerbangan d ari mas ing-masing Pihak akan
memperhatikan
kepentingan-kepentingan
perusahaan
penerbangan Pihak lainnya yang dapat membawa pengaruh
yang tidak wajar terhadap sebagian atau keseluruhan rute
yang sama.
3.
Kapasitas yang disediakan, frekwensi penerbangan yang
dilaksanakan dan sifat dari penerbangan yakni
yang
melakukan persinggahan atau yang mengakhiri
operasi
penerbangannya di wilayah Pihak lainnya akan disepakati
bersama diantara pejabat-pejabat penerbangan sipil sesuai
prinsip-prinsip yang diatur dalam Pasal ini, dan akan
diperinci dalam suatu pertukaran surat diantara pejabatpejabat penerbangan sipil kedua Pihak.
4.
Setiap
peningkatan kapasitas yang
disediakan
frekwensi
penerbangan yang akan
dilaksanakan
4
a tau
oleh
perusahaan penerbangan yang ditunjuk oleh Pihak lainnya,
akan disepakati antara pejabat-pejabat penerbangan sipil
dengan didaaarkan kepada perkiraan jumlah permintaan lalu
lintas antara wilayah kedua belah pihak dan lalu lintas
lainnya yang akan disepakati dan diakhiri secara bersama.
Selama belum ada peraetujuan atau pengaturan,
maka
ketentuan-ketentuan mengenai kapasitas dan frekwenai yang
telah ada tetap berlaku.
PASAL 6
PENGAKUAN TERHADAP SURAT-SURAT KETERANGAN
DAN PERIZINAN
Surat keterangan laik udara, surat keterangan kecakapan dan
izin-izin yang dikeluarkan atau yang dinyatakan berlaku oleh
salah satu Pihak, dan selama masa berlakunya, akan diakui
oleh Pihak lainnya dalam hal pelaksanaan operasi penerbangan
yang telah disetujui . Masing-masing Pihak berhak pula untuk
tidak mengakui berlakunya surat-surat keterangan kecakapan
dan izin-izin yang dikeluarkan pada warga negaranya atau
dinyatakan berlaku oleh negara lain, untuk dipergunakan dalam
penerbangan di atas wilayahnya.
PASAL 7
KEAMANAN PENERBANGAN
1.
Sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing dalam hukum
internasional,
Pihak-Pihak
Berjanji
setuju
bahwa
kewajiban mereka untuk melindungi keamanan penerbangan
sipil dari tindakan-tindakan melawan hukum merupakan
bahagian yang tidak terpisahkan dari Persetujuan ini.
Tanpa membatasi hak dan kewajiban mereka pada umumnya
berdasarkan hukum internasional, Pihak-Pihak Berjanji
akan
mengambil tindakan
sesuai
ketentuan-ketentuan
Konvensi mengenai Kejahatan dan Tindakan-tindakan lainnya
di atas Pesawat Terbang yang ditanda tangani di Tokyo
pada
tanggal 14 September 1963, Konvensi
mengenai
Tindakan Melawan Hukum terhadap Keamanan Penerbangan
Sipil yang ditanda tangani di Montreal pada tanggal 23
September 1971.
2.
yang
Pihak-Pihak Berjanji akan memberikan
bantuan
diperlukan
untuk mencegah tindakan
melawan
hukum
terhadap peeawat udara sipil maupun tindakan melawan
hukum
lainnya
terhadap keselamatan
pesawat
udara
tersebut , para penumpangnya dan awak pesawat, bandar
udara dan fasilitas navigasi udara dan setiap ancaman
lainnya terhadap keamanan penerbangan sipil.
5
3.
Pihak-Pihak Berjanji dalam hubungan satu sama lain, akan
bertindak sesuai dengan ketentuan-ketentuan
keamanan
penerbangan yang dikeluarkan Organisasi Penerbangan Sipil
Inter nasional
termasuk Lampiran-Lampirannya sepanjang
ketentuan-ketentuan keamanan tersebut berlaku
kepada
Pihak-Pihak Berjanji; mereka akan meminta bahwa operator
pesawat yang terdaftar di tempat mereka atau operator
pesawat
yang mempunyai pusat kegiatan atau
tempat
kediaman yang tetap di dalam wilayahnya dan operator
bandar udara di dalam wilayah mereka bertinda.k sesuai
dengan ketentuan-ketentuan keamanan penerbangan tersebut.
4.
Masing-masing Pihak Berjanji sepakat bahwa
operator
pesawat terbang tersebut dapat diminta untuk mengamati
ketentuan-ketentuan keamanan penerbangan dengan menunjuk
kepada ayat di atas yang diminta oleh Pihak Berjanji
lainnya untuk memasuki, berangkat dari atau sementara
berada di dalam wilayah Pihak Berjanji lainnya.
5.
Masing-masing Pihak Berjanji akan menjamin bahwa tindakan
yang tepat sangat effektif untuk diterapkan di dalam
wilayah
mereka untuk melindungi pesawat dan
untuk
memeriksa para penumpang, awak pesawat, barang-barang
cangkingan, bagasi, kargo dan peralatan pesawat sebelum
dan selama berada dalam pesawat atau dikeluarkan.
Masing-masing Pihak Berjanji akan selalu
memberikan
pertimbangan yang simpati untuk setiap permintaan dari
Pihak Berjanji lainnya untuk mengambil tinda.kan-tindakan
keamanan khusus yang layak untuk dapat menjawab ancaman
tersebut.
6.
Apabila terjadi insiden atau ancaman insiden tindakan
melawan hukum di dalam pesawat sipil atau tindakantindakan melawan hu.kum lainnya yang bertentangan dengan
keselamatan pesawat tersebut, para penumpangnya dan awak
pesawat, bandar udara atau fasilitas navigasi udara telah
terjadi, maka Pihak-Pihak Berjanji akan membantu satu
sama lain dengan menyediakan faeilitas komunikasi dan
tindakan-tindakan tepat lainnya dengan tujuan
untuk
mengakhiri dengan cepat clan aman insiden atau ancaman
tersebut.
7.
Oleh sebab itu masing-masing Pihak Berjanji akan memberi
nasihat kepada Pihak Berjanji lainnya setiap perbedaan
antara
peraturan-peraturan nasionalnya dan
praktekpraktek dari ketentuan-ketentuan keamanan penerbangan .
Salah satu Pihak Berjanji dapat meminta diadakannya
konsultasi dengan Piha.k Berjanji lainnya setiap saat
untuk membicarakan setiap perbedaan-perbedaan tersebut.
6
PASAL 8
PEMBEBASAN BEA MASUK DAN CUKAI LAINNYA
l.
Pesawat
terbang yang dioperasikan pada
jalur-jalur
penerbangan internasional oleh perusahaan pener bangan
yang ditunjuk Para Pihak, seperti perlengkapan yang biasa
digunakan, persediaan bahan bakar, minyak
pelumas dan
perlen gkapan pesawat (termasuk makanan, minuman
dan
tembakau) yang berada dalam pesawat terbang tersebut,
akan dibebaskan dari semua bea, pajak-pajak,
biaya
pemeriksaan dan biaya-biaya lain yang serupa pada waktu
masuk
wilayah Pihak lainnya, dengan
syar at
bahwa
perlengkapan dan persediaan ter sebut tetap berada dalam
pesawat
ter bang sampai barang-barang
itu
diexport
kembali.
2.
Akan dibebaskan pula dari kewajiban yang sama dan pajakpajak,
dengan pengecualian pungutan yang
dikenakan
terhadap pelayanan penerbangan seperti ·
(a) Perlengkapan
pesawat terbang yang dibawa
dalam
penerbangan ke wilayah salah satu Pihak sesuai dengan
batas-batas
yang ditetapkan oleh
pejabat
yang
berwenang dar i Pihak tersebut, dan dimaksudkan untuk
dipergunakan dalam pesawat terbang dalam rute-rute
terinci dari Pihak lainnya;
(b) Suku c adang yang dimasukkan kedalam wilayah salah
satu Pihak Berjanji untuk pemeliharaan atau perbaikan
pesawat terbang yang dipergunakan dalam rute-rute
terinc i
yang
diselenggarakan
oleh
perusahaan
penerbangan yang ditunjuk dari Pihak yang lain;
(c ) Bahan bakar dan minyak pelumas dengan tujuan untuk
memasok pesawat yang beroperasi pada
rute yang
dirinci oleh perusahaan yang ditunjuk oleh Pihak
lainnya meskipun bahan bakar dan minyak pelumas
tersebut akan dipergunakan dalam bagian penerbangan
di atas wilayah Pihak di mana persediaan ter sebut
telah dimuat.
( d) Muatan dan barang dalam persinggahan.
3.
Per l engkapan pesawat yang biasa digunakan, demikian pula
bahan-bahan dan persediaan yang berada di dalam pesawat
yang
dioperasikan oleh perusahaan penerbangan
yang
ditunjuk oleh satu Pihak, dapat diturunkan dalam wilayah
Pihak lainnya hanya jika ada izin dari pejabat-pejabat
bea cukai negara yang bersangkutan.
Dalam hal-hal tertentu, barang-barang t ersebut dapat
diletakkan dalam pengawasan dari pejabat- pejabat t e rsebut
sampai
di export kembali atau diselesaikan
dengan
ke tentuan-ketentuan bea c ukai.
7
4.
Sepanjang tidak ada denda atau cukai lain yang dikenakan
terhadap barang-barang yang disebut dalam ayat ( 1 ) sampai
(3) Pasal ini, barang- barang tersebut akan tidak terkena
setiap peraturan larangan ekonomi atau pembatasan didalam
import , export dan transit yang mungkin dapat dikenakan,
kec uali larangan atau pembatasan tersebut berlaku untuk
seluruh
perusahaan penerbangan
termasuk
perusahaan
penerbangan nasional yang berkaitan dengan sebagian dari
barang-barang tersebut dalam ayat (1) sampai (3) Pasal
ini.
5.
Perlakuan yang dirinci dalam Pasal ini akan ditambahkan
dan tanpa prasangka terhadap hal-hal dimana setiap Pihak
mempunyai kewajiban untuk bersepakat menurut Pasal 24
Konvensi.
PASAL 9
LALU LINTAS TRANSIT LANGSUNG
Penumpang- penumpang, barang dan muatan dalam persinggahan
melalui
wilayah
salah satu Pihak Brjanji
dan
tidak
dikeluarkan dari bandar udara untuk keperluan tertentu, hanya
akan diawasi seperlunya.
Barang dan muatan udara dalam hal transit langsung akan
dibebaskan dari cukai dan pajak-pajak lainnya yang sama.
PASAL 10
KETENTUAN TARIF
1.
Tarif yang dikenakan oleh perusahaan penerbangan dari
salah satu Pihak Berjanji untuk angkutan ke dan dari
wilayah Pihak lainnya akan dibuat pada tingkat yang
wajar, dengan memperhatikan kewajaran dari seluruh unsur
yang bersangkut paut, termasuk biaya operasi, keuntungan
yang wajar, jenis pelayanan (seperti standar kecepatan
dan daya tampung).
2.
Tarif- tarif
sebagaimana
ayat (1) Paeal
ini
akan
disepakati oleh perusahaan penerbangan yang ditunjuk
maeing-masing Pihak.
3.
Kesepakatan sebagaimana maksud ayat (2) di atas, apabila
memungkinkan, akan dicapai melalui penggunaan tata cara
penetapan
tarif
dari Asosiasi
Pengangkutan
Udara
Internasional atau Badan Multilateral lainnya dalam hal
p e netapan tarif.
4.
Tarif-tarif yang telah disetujui akan disampaikan kepada
pejabat-pejabat penerbangan sipil kedua belah Pihak untuk
mendapatkan persetujuan dalam waktu sekurang-kurangnya
8
tiga puluh (30) hari sebelum tanggal pelaksanaannya.
Dalam hal-hal tertentu, jangka waktu ini dapat ditekan
tergantung
kepada izin dari
masing- masing
pejabat
penerbangan
5.
Apabila suatu tarif tidak dapat disetujui berdasarkan
ayat (2) Pasal ini, atau jika selama jangka waktu 15 hari
pertama dari periods 30 hari yang ditetapkan dalam
paragraf ( 4 ) Pasal ini, salah satu Pihak memberitahukan
kepada Pihak lainnya nota mengenai ketidak setujuannya
terhadap tarif yang telah disepakati berdasarkan ayat (2)
Pasal ini, selanjutnya pejabat-pejabat penerbangan kedua
belah Pihak akan berikhtiar untuk membuat kesepakatan
baru mengenai tarif tersebut.
6.
Apabila
pejabat-pejabat
penerbangan
tidak
dapat
menyetujui sesuatu tarif yang diajukan kepada mereka
berdasarkan ketentuan-ketentuan ayat (4) Pasal ini atau
atas penetapan dari setiap tarif berdasarkan ketentuan
ayat (5) Pasal ini maka perselisihan tersebut akan
diselesaikan berdasarkan ketentuan-ketentuan Pasal ( 15)
persetujuan ini.
7.
Tergantung dari ketentuan- ketentuan ayat (4 ) Pasal ini ,
maka tarif tersebut tidak dapat diberlakukan apabila
tidak disetujui oleh pejabat-pejabat penerbangan sipil
dari para Pihak.
8.
Tarif yang dibuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan Pasal
ini akan tetap berlaku sa.mpai dengan dibuatnya tarif yang
baru.
PASAL 11
KETENTUAN-KETENTUAN KEUANGAN
1.
Masing- masing Pihak memberikan hak kepada perusahaan
penerbangan yang ditunjuk Pihak lainnya untuk bebas
mengirimkan
kelebihan pendapatan
yang
diperolehnya
sehubungan dengan pengangkutan penumpang, barang dan
muatan pos dengan didasarkan kepada kurs resmi yang
berlaku untuk itu.
Pengiriman dimaksud hendaknya segera diberlakukan paling
la.mbat dalam waktu 60 (enam puluh) hari sesudah tanggal
yang diminta.
2.
Bila terdapat kesepakatan tentang suatu pembayaran khusus
diantara para Pihak, maka pembayaran tersebut
akan
berlaku
sesuai
dengan ketentuan
dari
kesepakatan
dimaksud.
9
PASAL 12
KEGIATAN-KEGIATAN KOHERSIAL
Berdasarkan hukum dan peraturan-peraturan dari Pihak yang
lain, perusahaan penerbangan yang ditunjuk oleh setiap Pihak
akan mempunyai kesempatan yang sama :
(a) Untuk mempekerjakan tenaga-tenaga teknik maupun komersial
dalam hal pelayanan penerbangan pada route-route yang
dirinci dan untuk mengembangkan serta mengoperasikan
kantor di dalam wilayah Pihak lainnya.
(b) Untuk menerbitkan semua bentuk dokumen angkutan dan untuk
mengiklankan dan mempromosikan penjualan di dalam wilayah
Pihak lainnya.
PASAL 13
KONSULTASI DAN PERUBAHAN
1.
Dengan
semangat kerjasama yang erat, para
pejabat
penerbangan dari para Pihak akan saling berkonsultasi
dari waktu ke waktu untuk menjalin kerjsama yang erat
dalam
hal
pelaksanaan
ketentuan-ketentuan
dari
Persetujuan ini termasuk Lampirannya.
2.
Apabila
para Pihak memandang perlu
untuk
merubah
ketentuan-ketentuan dalam Persetujuan ini, dapat meminta
diadakannya konsultasi dengan Pihak lainnya . Sesuatu
konsultasi,
(dapat dilakukan melalui diskusi diantara
Pejabat-pejabat Penerbangan Sipil) akan dimulai dalam
jangka
waktu enam puluh (60) hari
sejak
tanggal
permintaan, jika tidak diperpanjang wak tunya oleh para
Pihak. Setiap perubahan yang disetujui akan mulai berlaku
setelah
diperoleh konfirmasi mengenai hal
tersebut
melalui pertukaran nota diplomatik.
3.
Perubahan- perubahan terhadap Lampiran Persetujuan ini
akan disepakati bersama diantara pejabat yang berwenang
dari para Pihak dan akan mulai berlaku pada tanggal
diadakannya pertukaran Neta Diplomatik.
PASAL 14
PENYESUAIAN TERHADAP KONVENSI-KONVENSI MULTILATERAL
Apabila sebuah Konvensi Multilateral tentang angkutan udara
berlaku dan mengikat kedua belah Pihak, maka persetujuan ini
akan diubah untuk disesuaikan dengan ketentuan- ketentuan
Konvensi tersebut.
10
PASAL 15
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1.
Jika timbul perselisihan antara para Pihak mengenai
penafsiran atau pelaksanaan dari Persetujuan ini, maka
para Pihak akan menyelesaikannya terlebih dahulu melalui
perundingan.
2.
Jika para Pihak gaga! untuk mencapai penyelesaian melalui
perundingan, mereka dapat sepakat untuk
menyerahkan
keputusan perselisihan ini kepada beberapa orang atau
badan, atau perselisihan tersebut atas permintaan salah
satu Pihak diserahkan kepada suatu badan perwasitan untuk
keputusan, yang terdiri atas tiga orang wasit, satu akan
dicalonkan oleh masing-masing Pihak dan wasit yang ketiga
akan ditunjuk oleh kedua wasit yang dicalonkan. Setiap
Pihak akan mencalonkan seorang wasit dalam jangka waktu
enam puluh hari dari tanggal diterimanya oleh salah satu
Pihak dari yang lain sebuah pemberitahuan melalui saluran
diplomatik yang meminta diselesaikannya
perselisihan
melalui perwasitan dan wasit yang ketiga akan ditunjuk
dalam jangka waktu enam puluh hari kemudian. Jika salah
satu dari para Pihak gaga! untuk mencalonkan seorang
wasit dalam jangka waktu yang telah ditentukan, atau jika
wasit yang ketiga tidak dapat ditunjuk dalam jangka waktu
yang
telah
ditentukan, maka Presiden
dari
Dewan
Organisasi Penerbangan Sipil Internasional dapat meminta
salah satu Pihak untuk menunjuk seorang wasit atau
wasit-wasit sesuai dengan kasus tersebut. Dalam hal
tersebut wasit yang ketiga akan berkebangsaan dari negara
ketiga dan akan bertindak sebagai Ketua dari badan
perwasitan.
3.
Para Pihak akan mematuhi setiap keputusan yang
menurut ayat (2) Pasal ini.
4.
Jika dan selama salah satu Pihak atau sebuah perusahaan
penerbangan yang ditunjuk oleh salah satu Pihak gagal
untuk mematuhi keputusan yang diberikan menurut ayat (2)
Pasal ini, Pihak tersebut dapat membatasi, menahan atau
membatalkan setiap hak atau hak istimewa yang telah
diberikan berdasarkan ketentuan-ketentuan Persetujuan ini
kepada Pihak yang cidera janji atau kepada perusahaan
penerbangan dari Pihak tersebut atau kepada perusahaan
penerbangan yang cidera janji.
diberikan
PASAL 16
PERTUKARAN STATISTIK
Pejabat-pejabat
penerbangan sipil masing-masing pihak akan
memberikan kepada Pejabat-pejabat Penerbangan Sipil Pihak
11
lainnya berdaearkan eurat permintaan yang dikirimkan secara
berkala atau pernyataan lainnya mengenai statistik yang layak
diminta dengan tujuan untuk mengkaji kapasitas penerbangan
yang telah disetujui dan yang dieediakan oleh perusahaan
penerbangan dari para Pihak.
PASAL 17
PENGAKHIRAN PERSETUJUAN
Masing-masing Pihak sewaktu-waktu dapat memberitahukan Pihak
lainnya tentang keputusannya untuk mengakhiri Persetujuan
ini. Pemberitahuan tersebut harus bersamaan disampaikan pula
kepada Organiaasi Penerbangan Sipil Internasional. Dalam hal
demikian, maka Persetujuan ini akan habis masa berlakunya dua
belas (12) bulan setelah tanggal penerimaan pemberitahuan itu
oleh Pihak yang lain kecuali jika nota pengakhiran itu
dicabut kembali melalui suatu persetujuan diantara mereka
sebelum habis waktu tersebut.
Dalam hal tidak ada pengakuan penerimaan dari Pihak yang
lain, maka pemberitahuan itu akan dianggap sebagai telah
diterima
empat
belas (14)
hari
sesudah
diterimanya
pemberitahuan
itu
oleh
Organisasi
Penerbangan
Sipi l
Internasional.
PASAL 18
PENDAFTARAN
Persetujuan
ini
termasuk
setiap
perubahannya,
akan
didaftarkan pada Organisasi Penerbangan Sipil Internasional.
PASAL 19
MULA! BERLAKUNYA PERSETUJUAN
l.
Persetujuan
ini termasuk Lampiran-lampirannya
diberlakukan sejak tanggal penandatanganan.
2.
Persetujuan ini akan berlaku resmi pada saat
pertukaran nota diplomatik, setelah memenuhi
konstitusional masing-masing Pihak.
12
dapat
dilakukan
ketentuan
cセ「オ。エ@
di JAKARTA. pada har1 ォセpュー。エ@
bulan Nopember,
tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh satu, dalam
dua naskah asli. masing-masing dalam bahasa Indonesia,
bnhasa Arab dan bahasa Inggris, yang mempunyai nilai
keabsahan yang sama.
dセャ。ュ@
ha! terdapat perbedaan penafsiran, maka
dalam bahasa Inggris akan diberlakukan .
UNTUK PEMERINTAH
REPUBLIH INDONESIA
Signed
•
I
II
naskah
UNTUK PEMERINTAH
KERAJAAN YORDANIA
Signed
LAMPI RAN
Bagian I
Rute yang akan dilayani oleh perusahaan penerbangan yang
ditunjuk
oleh Pemerintah Republik Indonesia,
untuk
masing-masing jurusan:
Tempat-tempat Tempat - tempat
pemberangkatan yang dilalui
Tempat-tempat
di Yordania
Tempat-tempat
Lainnya
Tempat-tempat
di Indonesia
Amman
Dua ( 2)
tempat
Dua ( 2 ) tempat
Perusahaan penerbangan yang ditunjuk oleh masing-masing
Pihak Berjanji boleh melakukan persinggahan pada setiap
tempat yang disebutkan, baik dalam satu penerbangan atau
lebih, dengan syarat bahwa dinas penerbangan itu dimulai
dan diakhiri di wilayah Pihak Berjanji yang menunjuk
perusahaan penerbangan itu.
Bagian II
Rute yang akan dilayani oleh perusahaan penerbangan yang
ditunjuk oleh Pemerintah Kerajaan Yordania, untuk masingmasing jurusan ·
Tempat-tempat
pemberangkatan
Tempat-tempat
yang dilalui
Tempat - tempat
di Indonesia
Tempat-tempat
lainnya
Tempat-tempat
di Kerajaan
Yo rdania
Dua ( 2 ) tempat
Jakarta
Dua ( 2 )
tempat
Perusahaan penerbangan yang ditunjuk oleh masing- masing
Pihak Berjanji boleh melakukan persinggahan pada setiap
tempat yang disebutkan, baik dalam satu penerbangan atau
lebih, dengan syarat bahwa dinas penerbangan itu dimulai
dan diakhiri di wilayah Pihak Berjanji yang menunjuk
perusahaan penerbangan itu.
.
v""-::---!.• Nウセ@
セjNQBi@
TBZAjセャ@
4.._,5.:>J セi@
セi@
A
-
セQMLイGキャ@
- - II I: . 11Lll.i:;l
セ@
-
セjGェャ@
.u...t......JI d..._,5.:>
Nウセijェ[@
0lr.hJ..l ri 1¥ [セゥNM
o
C
セ@
<
• \ セhN@
•I
セ@
j_,1 0 _,_;LSu-oC°"WI イセi@
t .!
0
. :
I iii c IJJ
Lo J +J::-! a
,, !; ·; ; o
i L...o.,.-;.,.s.J'
セL⦅ゥャ@
iJ.....tY.
NZlッセ@
L....!..;I
...i.....) セi@
....:;;.,rWI セ⦅LNャキPイM「ji@
....
Nャセh@
cゥ セlNッ
J_,l0_,.;l.S セNjMocZGwャエi@
セNオZ[QU
ゥ⦅L」[
セエNMjャゥZo@
セN@
....____ ,! 11,
QU ゥ⦅L@
cゥI
」QM^wセLN@
M セNウMG。Z[@
Lセ
セ@
4..il wセ@
キ
..::.."j Lo....""J I .)':!jj セ
L,.-- [ャ M ッセ@ Lセ M M Q@
QPイNォGャ@
d.l:..L
j Nャ Gᄚゥャ@
._i!.LJ;,JI J j
セi@
,
セlLjャ@
セ[QTNッ@
セ@
J lo.c"j I セ@
t' 4iJ セ@ j^セ@
15.,_>l
• ....i!. u;J .JO 4-rt L!. L. J j .r.!j
i ...
11 isセ@ ·-'I ...,...._,
t :; · 11 a...._•
,_. "a...i....u..o.JI
..
"-'-'!
,...- 'I" Ci ;
.._o_ _ _..,..
.............
セ
[ セ
j@ セlLj
i@ セM^[Bェャ@
"---,i-l b.oJ 1 ..::.. l> L....o.J 1J
'---... セ@ .. ·_,.).jj セj@
•セ@
• l
lLjセQUャェNッZ[⦅@
.,h.JI セ@
.___......_....!;J ..::.."jW'il_, ji.;JI Ci)jJ
6 1 ⦅LQセ
」ゥセエNMjiB@
セッイG@
•0-:!.Ut....:;..,Jl セ@
o
B@
。Nゥャjセi
IB@
a...JJ.l JS..:,,_,.; lゥセ@
'
セlLji@
セNャ
セiB@
u .r-o .$1>
[Bェャ@
_,.l..l 1..:,,_,.; L.i.1J l.i.,..b ..tl.J.lJ セ@
_,.J I ..tl.J .l
セ@ .
..s""'-'
· ..
cゥ[ lLNFセ@
L..S セ@
o< I,, QNZLセイwャj@
ci.b..LJ 1 J j
•
j .).j1
L,J
o.>
• T'
lt-J I .:;.>
t:
l
セ M
t
@
エ
セ
{
[
1
t
t
t
l
-tll
t
t. l t
J- l ·f.
c;,
セ@
·'L
):セ M .,_ft :r trft
[
C·
_!
\a
セヲエcゥ@
\
-
\..
'\
c;, .
.
f '\.
C. ·
t
.
セ@ .
f.
' \.
{
•1.
7
..c.
-
[
-
e>:
-
セ@
セ@
•l
セ@
f
....
. c;;'ti- -
'L
セ@
fセ@
·{ 1-ez
.L
\a
'L }. [
f.
Z セ@
'"'.
セ@ -
t.
セ@
セ@
"
..'.
't-
f '\.
t
[ ·.E ,
..,.
tr
セ@
·
E
c.-:
\'blセ@ f「Mセ@ セ@ [L. it.
-
- 1 '\.
セM 1
e
•
r;
セ@ c.
l|。セ@ エセ@
1
t
'b セ@
@セ
\
セ@
セ@
'r-
E
.
.!- _'.
tr [ t- t
r
l •
-
t.
C· "
'L
r
t
...
-
..L.
(i,
•
e -(• 1" "°
.f [
t
{
•
•
(, •
,fr :},
セ@
h
1·
l {- l. ir i
セ@
t)'
•
I
1l
ll
'
.
, f i
-tf-[G
(· l
'!..,
•
-
-
M
1r
.
-c
t,
1
F fL.
f' \.'
1"
セ@
•
'
-
-
,C
I
1t 111セ@ l
[ t E 'f.
Jc
t. .
セ@
I
E:;:
l
•
セ@
1
セ@ t 'i'.t
'l'-l:
1'
b
セGM
c.
セ ᄋ@
f:
l
l
I
I
-
f
:. 'i- 1 f f
セ@
セ@
tr
.
t
[
l
.
•l
•
1
:
'-
·l
c.
:
I
•
"
-
ft
•
[. ?;.•· セ@t;. c.;...
t ;;:セ@ .F
セ@
t セ@ [
@セ
;エセ
p
イ ・Zセ@
Z@ セエイ@
-ft-\.o
}
.
::- 1
-
.
-4
,.
E
セ ᄋ@
•
l;
t. ·
ll
I
l
.
-
r
l
ve tt ' ev tセ@
' \.
-
' \.
セ@
:
t· .t./_
セ@
\:'" ·L
'k
セ N@
セ@
.'(
-
I;.
[
セN@
,f
-c.. -セ@
セ@
t
セ@
セ@
l .
t
セ@
1=
セ@
:.
セ@
c..
,f'
'\-.
t
-
セM
ᄋ セ@
c..
t
t
'L
'
tセ@
セ ᄋ@ t
.tl
l l
I
セ@ i
f· 1.
I
'-t'
I
l
·t
t
F. [ l
-
I
セ@
-
I
.'
セ@
t
t. •
-(
Gエセ@
'f-_ft 1'
Cl'
.ft
· 1-t r g;l::
5 - !;; - l:: t
tセ@
f.
セ ᄋ@ セ@
セ@
r
1... \.
-
'k
セ@
Q セ@
"'
-
r
"'
-
t.
·
Nセ@
セ Z@
[t
セ@
r
'tft
C·
G:ft
E
-
t_
(;,
r_-
b-
t
tセ@ (iE,
r,· .1_-
c"r . ' :f
l
[J (. . セエ@
f セ@ f, [ Nセ@エ
c
セ ᄋ セ@ t t l;f t
. セ@ J セ@ ·: セ@ l }
t
c. gE t |セ」@
.f v
b
t- t l g i.. t;:_
t
-
...!
(i,
..
,,_,.
"' fi 1
t セ@ .
セ@
e:- f.;
t(i,i;;fセ@ .
1--E lセエ@ ;
:
i
·
t· l l
-'°'K
.Ul....:i...o ..J _,...b J..--£..l
, ..J,,_h.JI .!.IJ..>.,. i.:PGJI セBェ@
セQLゥ@
•
r.
」QN^セャ@
I J,....S ulp.-h.JI
NZLャェ[^セQ
S@
ゥイ lN エ{ャセイ@ r ャ{ヲ
t.
セ@
セ ᄋ@
·,r
セ@
i
セ@
r· t "'
r
..
l·
セ@
セ@
Nセ@
-
(..:_
セ@
セ@ セ N@ セM
セ@
1· .
セ@セ ᄋ@
: "'-c.. .
IJ"'.
l.,.
f [
"'
'[
.
't_
I...
-
セ@
•
-· "
1- セ@
:t
"
r
... l :
-(i-
r. ᄋ セ@
c: セ@
l
"セ@ 1
セ N@
セ@
-
.
'!;. - t l
't (• L (.·
セ@ 'l-: @セ
Mセ
1r
E
セ
@
@セ ᄋ@
OL
_
セ@ セ
セ@ c;. t
セ@
i;:
I:..
セ@
セ@
-
t
[
[ - t
セ@ "f
'f
t·
\),!
l
Ib·
セᄋ@ セ@ -
1- lセ@
セ@
l {
セ@
セ N@
E
セセエN@ @
:
:
I01
c'.
t [
l-.
:
ᄋ
.
.t '
Z Z セ@セ@
i-· セl@ -
Ii-
[
·l
セ@
.(
(;;,
[·
f:"
r
t r セ@
r
r
c
(.·
b.
1;
f
.
<
t tセ@
-
セ@
t: r:l'F
·"
t
t:
.
セ1.ヲイ@
セ@
r:lI..
.f
'6:
OL
t'
' '.
セ@
-
セ@
"'
(._
I
i;:
I
r "'' - . . {' セ@
ᄋ セᄋ@
セ@
.
f
-
"'
:L1:C·r
'!.!.
f;
-
-
('t>
t;
d- 1.
セ@
t:
l l
§: セ@ Gエセ@
.f t :; セ@ "'- . :£ セ@ 1. セ@
(· c.: -:: .. セ@ ᄋ セ@ l t ,r· @セ
:£ セ N@
1- ᄋ@セ t
セ@
\ . 't
!:= C セ@
,.,,
: l\..,-
"'
1· lセ@ tセ@
セ@
{):c:: ᄋ セ ᄋ@ lヲGセャZeエ|」{イ@
l
'l·
-"'
u-t
"'
t
セ@
- {
1 'c:; t .t-
l t:
: t t - "'t (
"'-·
....
......
f
Cj.1
ᄋ セ- ᄋ@ ·t.}t
·
I
I:..
1.
セ@
'
'l.
\Ii-
I
Q
.\
[
cf .セ@
--
-
.....
•
>
•
|セ@
l- )セ@·:: ,_:r.
fr:- .
(.. t. t•
セ@
セ@
-·
:
>
-
..L.
t
('n
:\;
l t
0 セN@
t.
セ@
-
N -l@
' (,.
!'...
(• \ £
·r r
:l
セ c. M
f-· t.l
r.1 (\il{ f.
t [ .("'"
lr t. ,.
セ@ t i { { t t セ@ t Z セ@ \\o
E:
1Mセ@ l(.. セ@
r
[ セ@
r
'f
セ@ ᄋセ@
t fセ@ t: セ N@
セ@
r
'_
-
\-
-
t
cp,
セ@
1
-·
セ@
セ@
l
f:=
en
ll r.E セ@ l= t[ セ@ セ@ 1} E:'
- - . [ t - \-
\ot
·:
>
セ@
.
0
>
セ@
\o
...
- T -
.....___ _ ....,,_.ᄋ セi@
cI
セ@
.,
;; _·:I TNQ
.
セi@
.:;,Id.r.-"JI V""
.
1Ji, j --i
N セ@
..9
ᄋNャLAケQ⦅ゥ^g
セャNZゥッj⦅L「@
.:;,"J Lo..:."J I セ@
w
1.-...i N^ゥャFZッj⦅L「QUPセ@
セQN^ゥャZッj⦅L「エM
i@
lッセ@
4.i\.; , o.>WI BセQNpj^ゥ@
• ⦅イM^
·: セ@ "':..
N jiQャLMオッセ⦅Z^
N^セ」ゥjL。ッ@
......._
. _ l_bJ_,"JI .uil.....::i...o.Jl Nェ⦅Lィljセ@
I.
BGMZAjセ@
.>.i .,,..>"JI
..::..IJJI;..,
• ,
セ@ t: t
c.·
'k [ f(.•
c. . [
1
r·
,f.
[. (_ L
't
Cb·
c.
,
1
.\ l 't..t
セ@
. [-
セ@
I::セ@
- t [ - \• f t'r
f· t: セ@ セ@ セ@ セ ᄋ@ c..
t .... .f [ . "
@セ
セ@
1
I
エNヲャセ@
セサZ@
1
セ@
i \. セ
'-
lo.
J..
-
セ@
Q@
"
IJ'"
';. .セ@
1• 'r:;E
l-
-
-
n-
"'[-
c
l
セ@
c. .
\.l-
セ@
セ@
セ@
F
-
セ N@
.f
ヲエ
1
t.
[(.
G セ@
't-: ' · '(:
ft r.l• ft
•
1l
:
セ@
-
t- -1l
t (.
1- BGセcN@
•
1·.
•• セ N@
t.
L
セ@
t.
L
•l
1_
c
f;\
セ@
.
I
c..:....
"
.'
(
I
-
f;
セ N@
l '[セ@ .
-
"
I
1.
セ@ ,
セᄋ@
.
L セ@
t
1
\.
t.. t..
I
N Q Z セQ@
[ セ@
セ@
C.. ·
.
....
I
セ@ セ@
t_
'[
{
"'(•
't"'
l t.
-
-;-
l\.
セ@
C'.
セ ᄋ@
'l
'- .
l"' [-
セ@
1
-
セ@
U.
c;..
b _.
I;\
L
セ@
セ@
セ@
(•
..,c
_
!
r-
-
セN@
(;,
\.L.
1
-.(:. r·
セ@
t 1 @セ r l iセ@ \. h t t セ@
1• 1 セ@
t t (:
1セ@ lt l-1(, 'i:f· [c. l.. .
-
-"'
•
1
c.
E'"
..
t
't
t
ᄋセ N@
·- [
t J "· \. (,· [ セ[N@
•
.'
セ@
,("'"
セ@ セ@
t-
I
p. :
:- · L @セ@セ -;-ᄋN@セ .セM f t . 1..,t\
C
1
(.·
1- (• セ@
f
-
I£_
E: ...- -;rt c.. '1;;
セ@
t t - i
t. HNエセ@
r
,
t t セ N@
[ - 't" t. E: l v.
F. t t .£ -:セ@ _ <
,セ@ · ....i' セN@セ@ セ@ [ セ@ [
セ@
\ 1.
ff
(-
1' .[ 1. [ [
11
t-
t
'[..
t [
t
g
1
f:
-
\..
l ..
f:
OJ.
t
- T -
0""';_ __
0
...ᄋMセQカ
..s--1: lr.- ..b
セャ@
;·;>.:.,r-Jl0J.-Jl_, .>lro-Jl ..illil_, o.>l:.i.....o.JI NZャセi@
QNUセjMェL[iT⦅@
J..+i.r o.... ..\...;.. ·;
J>-- :,..'I I ..LJ l.a..:i.oJ I .....; .,,._h.l I セiI@
t .,,_.i:i) セ@
セ@
•.....; y.bJ I ..ill.l セ@
..___ _
ゥZLIBAセ@
N^セIQZLlィjャ@
ッセ@
•.!.IJ セi@
.!.I J セi@
Ci).>I セN。jgi@
4....oJ:y"j
ッセ@
,
• T'
QNZLャセl「ji@
l.a..:i.oJ I .....; I_,....b'I I
..::., Lh..L... 4-..U IJ-"'-1 ..6-...ii
ッセ@
L.i.,..b i,...o.. .,p I NJ I J j
.u.-WI d.>WI
セ⦅[NiイMj@
P ⦅LセNャ[イMj
MゥセQ
·'
a
•I
"l
4S_,.:>
o
ャ 」MAlN[L⦅セェ@
oV.JI JL.b..o.JI o s h [オ
l.iS.3 QセTNMャイjエL
ェjN^セ@
.; · o セ@オ
セ@ セNャLゥZYQ。ッj⦅「
P
J セ@
セ⦅[NャイjlL@
• セャNAッj@
• ':""LSJ
i@
L⦅
N@ C.> .:
, ._;,_,......i..JI ャNjLセ@
セL⦅N^i@
"JL.o...llc--!-t..=..,.JI, セャォNj@
I',_.... セi⦅L@
セi@
iG⦅LNセ@
a
:
;
IL,.
I i:.r---o
...;t_,r-__l,セi@
.l.>セ@
セMZNi@
セwi@
j.i.;..J I i ..J" _,...>'J セL@
..J" セQ@
• lケゥN^セェ@
セャLゥェ
セエᆳ
セi@
ッ セ
N⦅[ー
セ@
. ,.
GM
Mセ
MエLNZ[j@
セ@ L,J r. ;, セi@
.l ___ _ _ _ _ .t:!
• ! •; •
a
QNッセャ
A
( 1 • ) セ@
セ
I@ セ@
;;;ti j)l.>
..fW1J ) d JJ 1.-:...o.JI oLA
b.,..:; u1 セ@
(u'.r--6.JI ..::..lh.L セ@
11 11..-:!.),:;..... .l...11 ..::,, I< I.r-:>)IJ LS,Sj .l.-.i Lr...:;..., J _,_b J-.S J..-,..i .:_r--o
Q@ ..:;,1_,._sw1 J .,)1..,ut-.!).:;..J" NャlQセウM
Q Nl^|ZゥLQMAャ@
• ilil,..JI ッ セ@
..::,,,_
I _ _.....
6 .....
1 _,II .
I
セMG@
'..
.....-
-;
.)L-.i...;..JI
. ,,
セ
• U..,'"'J I ..
セ
i@ j........>.l.J_,
• セlッNャQ
オ@
.1.............,.
. . M セ@
)l..oJI
セ@
0
,, NZ Ilセi@
セ@ 6..\..il..s..:i...o.J I J l_,_bGj i セ@
Q@ ..:;,l;SWI j.ll,u セ
i
a
o
セ NIj
0
II
• T'
..
0
i@ セ
;, · ;
;
>..JI
j ャNZゥj
i@
セ@
セ@
15,,._ __ _.....;_....,11 セエNL@
.- )
J.l.. _____._,
セQLji@
L...:>JI .::.W>t.....JI セ@
J-L.-;.:; セ@
セ@
d.lWI
,
lケLNセ@
• ッセエNj@
.U..,.U:....ll
ッセ@
セH@
r
.>.......U 4......JL>..,.;
.;,1.1..Ju..:.....JI.;, LJ;b...ll C
I ..!.Ll:; セ@ セ@
J-...,. 1..b.:LJ セQNゥZBャ@
_. oi,
I ッ セ@
ll
.
\.セ@
ヲセ.r.Z@
セ@
:
ct
1·
i
I
セ@ f: セ@
」Zセヲエ@
セj@
l
lr
t セ@ t
N イ セ@
'セ@ -
C:·
:'J I ..l..-.1 u..:...J I ....;.r-h1J セ
14...-:? l....> I セ
セ
ャN[
NAャ⦅j
Nj@ 1.i:i セ@
セ@
;, oJ
Nャ⦅Lj@
セ
u I.r.-AJI 4L...b..L .>J:r-:;
Gji
jMLNゥオ
I u Ir--b.JI
J 1"-:!JJ..01 ...::..L..; セiNL@