Selanjutnya

.,
q,

l

-Bl

-=-

BセZ[NL@

REPUBL

INDONESIA

MEMORANDUM SALING PENGERTIAN
ANTARA
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
REPUBLIK INDONESIA
DAN
OTORITAS NASIONAL PENANGANAN BENCANA

REPUBLIK INDIA
MENGENAI
KERJASAMA DALAM BIDANG PENANGANAN BENCANA

Sadan Nasional Penanggulangan Bencana Repu blik Indonesia dan Otoritas Nasion al
Penanganan Bencana Republik India (sela njutnya secara masing-masing disebut
sebagai "Pihak" dan secara bersama-sama diseb ut sebagai "Para Pihak" );

Dilatarbelakangi oleh hubungan persahabatan yang baik sejak lama antara kedua

negara dan upaya-upaya untuk berkontribusi pada kel anjutan perkembangan
hubu ngan bilateral kedua negara;

Memperhatikan secara mendalam m engenai risiko ben cana alam di masing-masing

negara;

Memahami pentingnya peningkatan hubungan kerja yang lebih erat dalam bidang

penanganan bencana demi keselamatan dan keamanan masyarakat kedu a negara;


Berkehendak untuk meningkatkan kerjasama dalam bidang-bidang yang disepakati

bersama, yang diharapkan dapat membantu mewujudkan ekonomi yang memiliki
ketahanan bencana bagi ke dua negara melalui kerjasama;

Sesuai dengan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di masingmasing negara;

Telah mencapai pengertian sebagai berikut:

PASAL1
TUJUAN

Tujuan Memorandum Saling Pengertian (selanjutnya disebut 'MSP') ini adalah untuk
membangun kerjasama di bidang penanganan bencana dengan berdasarkan pada
persam aan, timbal-balik dan saling menguntungkan serta saling menghormati, dan
untuk memajukan hubungan dan dan saling pengertian antara Para Pihak.

PASAL2
RUANG LINGKUP KERJASAMA


Ruang lingkup kerjasama antara Para Pihak akan meliputi sebagai berikut:
2.1.

Pertukaran informasi dalam bida ng penanganan bencana, pelatihan dan
peningkatan kapasitas;

2.2.

Pertukaran tenaga ahli dan sumber daya manusia dalam bidang penanganan
bencana dan penyelenggaraan konferensi bersama, seminar, lokakarya dan
juga latihan-latihan serta pelatihan dan partisipasi di bidang yang terkait;

2.3.

lnteraksi melalui pihak-pihak berwenang diantara lembaga-lembaga yang
terkait dalam pelatihan

2.4.


I peningkatan kapasitas;

Perencanaan bersa ma, pembangunan dan pelaksanaan proyek penelitian,
pertukaran publikasi ilmu pengetahuan dan t eknologi serta hasil kerja dalam
bidang penanganan bencana;

2.5.

Pertukaran ha! teknis/keahlian dalam bidang penanganan bencana, informasi
teknologi satelit termasuk teknologi informasi dan komunikasi (ICT);

2.6.

Jika dianggap perlu, saling memberikan bantuan dalam hal terjadi bencana
alam;

2.7.

Aktivitas lainnya yang disepakati bersama oleh Para Pihak.


PASAL 3
TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK

3.1.

Para Pihak wajib bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan dan melibatkan
entitas dan organisasi-organisasi lainnya di masing-masing negar anya, secara
semestinya dan sebagaimana diperlukan, untuk penyelesaian tugas-tugas yang
timbul dari MSP ini. Para Pihak wajib menyampaikan sel uruh persyaratan
pend uku ng sesegera mungkin dalam rangka menyelesaikan kegiata n-kegiatan
yang telah ditentukan di bawah MSP ini;

3.2 . Untu k pelaksanaan MSP ini, Para Pihak waji b memast ikan pengaturan dan
koordinasi atas seluruh kegiatan yang telah ditent ukan dan pelaksanaannya di
masing-masing negara;

3.3 . Kedua Pihak wajib membuat peraturan untuk seluruh pengatu ran yang
diperlukan sesuai dengan hukum, peraturan dan ketentuan

masing-masing


Pihak untuk memfasilitasi keluar-masuknya personil yang t erlibat dan peralatan
yang digunakan dalam proyek-proyek berdasarkan MSP ini dari negara mereka
ke negara lain.

3.4.

MSP ini tidak akan mempengarui hak dan kewajiban Para Pihak pada
kesepakatan dan perjanjian bilateral dan multilateral lainnya dimana mereka
sebagai pihak.

PASAL4

Pembebasan

Pembebasan atas pajak dan bea cukai bantuan wajib berdasarkan hukum dan
peraturan perundang-undangan tentang pajak dan kepabeanan yang berlaku di
masing-masing negara.

PASAL S

Pengaturan Keuangan

Wajib tidak ada pertukaran dana di antara Para Pihak dan kegiatan kerjasama
dibawah MSP ini akan mengacu pada ketersediaan dana.

PASAL6
Pembatasan Kegiatan Personil

Masing-masing Pihak wajib mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan guna
memastikan bahwa masing-masing person ilnya yang terlibat dalam MSP ini wajib
menghorm ati kebebasan berpolitik, kedaulatan, integritas kewilayahan negara tuan
rumah, serta wajib untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri negara tuan rumah,
dan tidak akan terlibat dalam kegiatan-kegiatan komersil dan kegiatan-kegiatan
lainnya yang tidak sesuai dengan tujuan dan maksud dari MSP ini.

PASAL7
Hak Kekayaan lntelektual

1. Kekayaan intelektual yang digunakan atau dihasilkan oleh satu Pihak dalam
pelaksanaan MSP ini akan dilindungi sesuai dengan hukum dan peraturan

perundang-und angan yang berlaku di negara masing-masing Pihak, dan juga
sesuai dengan kewajiban dalam perjanjian internasional m engenai kekaya an
intelektual dimana salah satu Pihak merupaka n pihak.

2. Perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual yang dihasilkan dari pelaksanaan
MSP ini akan diatur dalam pengaturan tersendiri yang akan dibentuk oleh Para
Pihak.

PASAL 8
Kerahasiaan

Masing-masing Pihak w ajib tidak mempublikasikan atau mentransfer kepada pihak
ketiga informasi rahasia yang diterim a atau dihasilkan di dalam kerangka kerj a sama
MSP ini, yang dianggap rahasia oleh Pihak lainnya, hal mana kerahasiaan tersebut
disyaratkan oleh Pihak lainnya, tanpa kesepakatan tert ulis terlebih dahulu dari Pihak
lainnya.

PASAL9
Pembentukan Kelompok Kerja Bersama


9.1. Kelompok Kerja Bersama dapat dibentuk dalam ra ngka mengelaborasi

ャセ「ゥィ@

lanjut perincian kerjasama dan juga untuk meninjau implementasi MSP ini.

9.2. Kelompok Kerja Bersama wajib terdiri atas jumlah anggota yang seimbang dari
ked ua Pihak dan dapat bertemu setidaknya sekali dalam satu tahun, secara
bergantian di India dan di Indonesia dengan tempat dan waktu yang disepakati
oleh Para Pihak.

9.3. Dalam kondisi tertentu dimana pertemuan Kelompok Kerja Be rsa ma tidak
dapat diselenggarakan, konsultasi bersama dan pertuka ran dokumen waj ib
dilakukan melalui jalur diplomatik untuk menggantikan pertemu an tersebut.

PASAL 10
Perubahan

MSP ini dapat diubah melalui kesepakatan tertuli s Para Pihak. Perubahan tersebut
akan mulai berlaku pada tanggal sebagaimana ditentukan oleh Para Pihak dan wajib

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari MSP ini.

PASAL11
Penyelesaian Sengketa

Setiap Pihak wajib melakukan konsultasi dengan piha k lainnya sesegera mungkin
mengenai hal apapun yang dapat mempengaruhi pelaksanaan M SP. Setiap sengketa
yang timbul atas penafsiran atau penerapan MSP wajib diselesaikan melalui
negosiasi dan konsultasi bersama.

PASAL12
Mulai Berlaku, Masa Berlaku, dan Pengakhiran

12.1.

MSP mulai berlaku pada saat tanggal ditandatangani.

12.2.

MSP ini akan tetap berlaku untuk jangka waktu tiga (3) tahun, dan dapat

diperpanjang untuk periode berikutnya selama tiga (3) tahun dengan
kesepakatan tertulis Para Pihak, kecuali Para Pihak mengakhirinya, dala m
bentuk tertulis1 enam (6) bulan sebelum berakhirnya periode tiga tahun
dimaksud.

12.3.

Salah satu pihak dapat mengakhiri MSP ini setiap saat dengan pembe ritahuan
tertulis sebelumnya melalui jalur diplomatik paling lambat enam (6) bula n
sebelum tanggal pengakhiran yang dikehend aki.

12.4.

Pengakhiran MSP ini wajib tidak mempengaruhi keberlakuan dan jangka
waktu at as setiap pengaturan, program, kegiatan atau proyek yang dilakukan
dibawah MSP ini hingga pengaturan, progr am, kegiatan atau aktivitas
tersebut selesai dilaksanakan kecuali bila Para Pihak memutuskan lain.

----MセQ

SEBAGAI BUKTI, yang bertandatangan di bawah ini, telah menandatangani MSP ini.

DIBUAT di Jakarta tanggal 11 Okt ober 2013, ran gkap du a dalam Bahasa Indonesia,
Hindi dan Bahasa lnggris, seluruh teks memiliki kekuatan hukum yang sama. Dalam
hal terjadi perbedaan penafsi ran, maka naskah dalam Bahasa lnggris yang berlaku.

UNTUK BADAN NASIONAL

UNTUK OTORITAS NASIONAL

PE NANGGULANGAN BENCANA

PENANGANAN BENCANA

REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDIA

Signed

Signed
Syamsul Maarif
Ke pa la

, gオイェゥ

エセ@

-

· ·

Duta Besbr India . Untuk Republik Indonesia

REPUBL

INDONESIA

3-fr:lCJ セ@

cf;" ITT
」ILセ

セ、ヲPQサBN⦅\ャ@



*

fl$ \Zゥセ@

dI

J@
サャセ

|ャ@

jitエヲcセ@

Q\Jl'ffl

3tR
31ffi1aIol'l1 "1._\ll c):;' 'll セ@

\ll .Jrrq'CJ セ@

セ@

c)1 trt:r

セ@

aIo l'l I"1._\ll

Cf;T 'll

blfi \ll セ@

3-tR" :fi 143a セ@

セ@

セ@

cfi'r" 'l 1セ@
セ@

:c1..sa-2

2.2

セ@

jtycセ」ヲゥ@

ュセ^h

J-tR" ...

ゥャGヲセア[@

7 .1

2":D"
""'''

'j}ll1 セ@
セ。@

'

7.2

a1R
'

セ@

ftl;i:r セ@

。Qセcヲャ@
セ@

3f o:ttn};a-s
,:J ..

art qirfl4 C1 I
セ@

3ft tfa:Jem" セ@
a11 q ail ll エゥ」MNセ@

ti J1 セ Q。@

cri r,

Fv1 ti ch'I

tfa:Jem" *t" セ@ c-. セ@

セ@

9.1

セ@

ffi1 ....

セ@

"WT 3ffi" $ticfi'I セ@

セ@

tfa1Chl'l1



"[TU

*

セ@

セ@

*

tfa1Cfll'l1 c), 'fiJ"ilCrl :H lSllll
....

セ@

セ@

q{'fi,q{ 'H $J"ikl セ@

*

3-tR セ@
セ@

セ@

'fie\ft.....ll

セMVヲイ@

セ@

3ffi" 'fid"ill

エイサセ@

i@
9.3

CflklYll ア|Bサセヲ。Q@

cfil" セ@



セ@

L@ CTc;t セ@

q{'fi,q{ アキZイセエ@
"'11 QJll I

Jt, セ@
セ@
セ@

:fillCflC1 cヲャョNtMセ@
...::> '

cfil" セ@

セ@

セ@

\511QJll

3ffi"

*

」ヲ[IBセ@

>tl"'1criRICfl セ」イゥ@

C\'fi,C11I£1'1 CT1._Cl £1 CT1 q;)- セ@

'>la,.Qct1 セ@

\Zイュセッ@

セ@

ct£11 サセHᆪQ@ m
Cf))" 611Ci't.l'la nm 4'l'fi,q{ アサQエhセャB@
セ@

fl tH $l1C11 'ii 1q CT1 cfi'I'"
セ。Q@

セ@

12.1 セGヲゥエhDTQc@

trm セ@
セ@

アサQchセャB@

」エ^セ。Q@

fc:l:>tr セ@

セア」NQᆪ@

セ@

3Cf5a

fct;ffl

3 a,q 01._CT1

"11Qa111

:n1q01 セエヲサ。QャZュ@



エ[Gャ\Bヲ

⦅ 。@

"11Qdll I
12 .2 セ@

'fi CH $41