Gangguan Jiwa.

D 182
17
OJan

.

Pikiran

o Se/asa 0 Rabu 0 Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu

Senin
3

19
OPeb

Rakyat

4

5

20

.Mar

6
21
OApr

7
22

8
23

OMel

i

9


OJun

10
24
OJul

12

11
25

26

13
27

0 Ags OSep

14
28


OOkt

15
29
ONov

16
30

31

ODes

Tuty Wahmuri Arie Sapiie

GangguanJiwa
EBAGIAN masyarakat masih
memberi cap negatif terhadap
orang yang memiliki gangguan jiwa berat atau dalam, yang dalam istilah

kedokterannya disebut dengan skizofrenia. Bahkan, sebagian lagi merendahkan
para penderita skizofrenia ini. "Mungkin
masyarakat belurn mengetahuijika gangguan jiwa ini, dasarnya adalah gangguan
pada otak. Pada penderita gangguan ini,
pengiriman sinyal atau pesan di dalam
otak tidak teIjadi dengan cara clankecepatan seperti orang normal. Lantas, apa
yang menyebabkan teIjadinya kekacauan
pengintegrasian komponen-komponen di
dalam sirkuit saraf otak ini? Sampai
..
sekarang, penyebabnya belurn
diketahui secara pasti,"
kata Prof. Tuti
WahmuriArie
Sapiie (64), saat
menyampaikan
orasi penerimaanjabatan Gu-

S


.............

\

1

Kiiping Humas Unpad 2010

ru Besar Dmu Kedokteran Jiwa Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran, di
Kampus Unpad, Jln. Dipati Ukur Bandung, beberapa waktu lalu.
Beberapa tokoh dunia pun, kata dia,
tidak terbebas dari jenis penyakit ini.
Sebut saja John Forbes'Nash, seorang
ekonom yang berbakat dan banyak berkontribusi dalam ilmu matematika adalah pasien skizofrenia yang berat. Namun dengan dukungan, pengertian, dan
kasih sayang istrinya dif{ertaiobat antipsikotik, John pulih dan berhasil meraih hadiah Nobel.
"Albert Einstein yang terkenal dengan
teori relativitas adalah ayah dari seorang penderita skizofrenia. Dia sendiri
orang yang sangat eksentrik. Sir Issac
Newton, seorang ahli fisika dan matematika dengan teori gravitasinya, adalah seorang penyendiri yang eksentrik.

Dia mengal~mi gangguan jiwa berat di
usia empat puluh tahunan," kata ibu dari tiga anak ini. (NuryanijnPRn)***

.

.

--