MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENJAS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PENYAMPAIAN “IDEAS” ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Rancamanggung Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang ).

(1)

Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang )

S K R I P S I

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan program pendidikan guru sekolah dasar pendidikan jasmani

Oleh

ASEP SAYFUL M 1102225

PR O G R A M S T U D I PE N D I D I K A N G U R U SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN JASMANI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SUMEDANG


(2)

Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang )

Oleh Asep Sayful M

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Asep Sayful M 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul

“Meningkatkan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Penjas Dengan

Menggunakan Strategi Penyampaian “Ideas” pada siswa kelas V SDN

Rancamanggung ini beserta isinya, sepenhnya adalah benar-benar karya saya sendiri, tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2015 Yang membuat pernyataan

Asep Sayful M 1102225


(5)

Tidak takut gagal demi meraih kesuksesan

Gagal itu adalah hal yang biasa, tapi

Kegagalan yang sesungguhnya adalah saat kita menyerah

dan berhenti untuk mencoba

Bersungguh sungguh dalam menghadapi sesuatu dan selalu meminta

pertolongan pada Allah S.W.T

“Jika kalian menolong pada agama alloh, maka

niscaya alloh akan

menolang pada kalian dan meneguhkan kedudukan mu

(Q.S.Muhammad 7)

kupersembahkan karya ini

kepada ayah dan mamah tercinta, kakak dan adik saya, serta seseorang yang

akan menjadi pendamping saya sebagai tanda bakti dan sayangku pada kalian

yang selalu memberi inspirasi dan motivasi dalam menyusun skripsi ini dan

sahabat sahabat saya yang senantiasa membantu dan memberisemangat dalam


(6)

iv

ABSTRAK ... i

KATA PENANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN... . 1

A. Latar Belakang Masalah Penelitian... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian... 4

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 11

A. Kajian Teoritis... 11

1. Pengertian Pendidikan Jasmani... 11

2. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 12

3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani... 15

4. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar... 16

5. Pertumbuhan dan perkembangan anak Sekolah Dasar... 17

6. Strategi Penyampaian “IDEAS”... 20

B.Penerapan Strategi IDEAS dalam pembelajaran penjas... 25

C.Penelitian yang relevan... 26

D.Kerangka Kerpikir... 29

E. Asumsi ... 31

F. Hipotesis Tindakan... 31

BAB III METODE PENELITIAN... 32

A.Metode dan Desain Penelitian... 32

1. Metode Penelitian... 32

2. Desain Penelitian... 34

B.Partisipan dan Tempat Penelitian... 37

C.Devinisi Oprasional... 41

D.Pengumpulan Data... 42

1. Prosedur Penelitian... 42

2. Instrumen Penelitian... 45

E. Analisis Data... 59


(7)

v

A. Paparan Data Awal... 63

1. Paparan Data Tahap Perencanaan... . 63

2. Paparan Data Tahap Pelaksanaan... 65

3. Paparan Data Aktivitas Siswa... 67

4. Paparan Data Hasil Belajar Siswa ... 69

5. Analisis dan Refleksi Data Awal ... 71

B. Paparan Data Tindakan... 75

1. Paparan Data Siklus I... 75

a. Paparan Data Tahap Perencanaan... . 76

b. Paparan Data Tahap Pelaksanaan... 78

c. Paparan Data Aktivitas Siswa... 82

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa ... 84

e. Analisis dan Refleksi Siklus I... ... 85

2. Paparan Data Tindakan Siklus II... ... 92

a. Paparan Data Tahap Perencanaan.. ... 92

b. Paparan Data Tahap Pelaksanaan... 95

c. Paparan Data Aktivitas Siswa... ... 99

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa.... ... 101

e. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 102

3. Paparan Data TindakanSiklus III ... 109

a. Paparan Data Tahap Perencanaan ... 109

b. Paparan Data Tahap Pelaksanaan... 112

c. Paparan Data Aktivitas Siswa ... 116

d. Paparan Data Hasil Belajar Siswa ... 117

e. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 119

C. Pembahasan... 124

1. Tahap Perencanaan ... 125

2. Tahap Pelaksanaan ... 127

3. Aktivitas Siswa ... 128

4. Hasil Belajar Siswa ... 129

5. Pembuktian Hipotesis ... 130

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 131

A. Kesimpulan ... 131

B. Saran ... 133

DAFTAR PUSTAKA ... 134

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 136


(8)

vi

Tabel Halaman

1.1 Aktifitas Siswa ... 3

3.1 Data Siswa Kelas V SDN Rancamanggung ... 37

3.2 Jadwal Penelitian ... 40

3.3 Dafar Guru SDN Rancamanggung ... 40

3.4 Daftar Siswa SDN Rancamanggung ... 41

3.5 Format IPKG 1 ... 48

3.6 Format IPKG 2 ... 52

3.7 Format Aktivitas Siswa ... 54

3.8 Format Lembar Wawancara Guru ... 55

3.9 Format Lembar wawancara Siswa ... 56

3.10 Format Catatan Lapangan ... 57

3.11 Format Lembar Hasil Belajara... 58

4.1 Data Awal Kinerja Guru Tahap Perencanaan ... 64

4.2 Data Awal Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan ... 66

4.3 Data Awal AktivitasSiswa ... 68

4.4 Data Awal Hasil Belajar Siswa... 70

4.5 Data Rekapitulasi Data Awal ... 71

4.6 Hasil Rekapitulasi Pembelajaran Data Awal ... 75

4.7 Data Hasil Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus I ... 77

4.8 Data Hasil Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus I ... 81

4.9 Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ... 83

4.10 Data Hasil Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 84

4.11 Rekapitulasi Hasil Perolehan Perencanaan Siklus I ... 86

4.12 Rekapitulasi Hasil Perolehan Pelaksanaan Siklus I ... 87

4.13 Rekapitulasi Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ... 89

4.14 Rekapitulasi Hasil Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 90

4.15 Hasil Rekapitulasi Pembelajaran Siklus I ... 91

4.16 Data Hasil Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus II ... 94

4.17 Data HasilKinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus II ... 98

4.18 Data Hasil Aktivitas Siswa Siklus II ... 100

4.19 Data Hasil Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 101

4.20 Rekapitulasi Hasil Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus II ... 103

4.21 Rekapitulasi Hasil Kinerja Guru Tahap PelaksanaanSiklus II ... 105

4.22 Rekapitulasi Hasil Aktivitas Siswa Siklus II ... 106

4.23 Rekapitulasi Hasil Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 108

4.24 Hasil Rekapitulasi Pembelajaran Siklus II ... 108


(9)

vii

4.28 Data Hasil Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 118

4.29 Rekapitulasi Hasil Kinerja Guru Tahap Perencanaan Siklus III ... 120

4.30 Rekapitulasi Hasil Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Siklus III ... 121

4.31 Rekapitulasi Hasil Aktivitas Siswa Siklus III ... 122

4.32 Rekapitulasi Hasil Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 123

4.33 Data Hasil Pengamatan Perencanaan Guru Tiap Siklus ... 125

4.34 Data Hasil Pengamatan Pelaksanaan Guru Tiap Siklus ... 127

4.35 Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Tiap Siklus ... 128


(10)

viii

Gambar Halaman

2.1 Penyajian Informasi ... 21

2.2 Pennyampaian Demonstrasi... 23

2.3 Penjelasan Gerakan ... 23

2.4 Siswa Melakukan Gerakan ... 24

2.5 Diskusi Mengenai Pembelajaran ... 25

3.1 Bagan Model Spiral dari Kemmis dan Taggart ... 35

3.2 Google Map SDN Rancamanggung ... 38


(11)

ix

Gambar Halaman

4.1 Diagram Data Awal Perencanaan Dan Target ... 65

4.2 Diagram Data Awal Pelaksanaan Dan Target ... 67

4.3 Diagram Data Awal aktivitas siswa ... 69

4.4 Diagram Data Awal Hasil Belajar ... 71

4.5 Diagram Perbandingan Kinerja Guru Tahap Perencanaan Pada Data Awal dan Siklus I... 78

4.6 Diagram Perbandingan Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Pada Data Awal dan Siklus I... 82

4.7 Diagram Perbandingan Hasil Aktivitas Siswa Pada Data Awal dan Siklus I ... 84

4.8 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal dan Siklus I ... 85

4.9 Diagram Perbandingan Kinerja Guru Tahap Perencanaan Pada Data Awal dan Siklus I, II ... 95

4.10 Diagram Perbandingan Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Pada Data Awal dan Siklus I, II ... 99

4.11 Diagram Perbandingan Hasil Aktivitas Siswa Pada Data Awal dan Siklus I, II ... 101

4.12 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal dan Siklus I, II ... 102

4.13 Diagram Perbandingan Kinerja Guru Tahap Perencanaan Pada Data Awal dan Siklus I, II, III ... 111

4.14 Diagram Perbandingan Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan Pada Data Awal dan Siklus I, II, III ... 115

4.15 Diagram Perbandingan Hasil Aktivitas Siswa Pada Data Awal dan Siklus I, II, III ... 117

4.16 Diagram Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pada Data Awal dan Siklus I, II, III ... 119

4.17 Diagram Hasil Peningkatan Perencanaan Data Awal Siklus I, II, dan III ... 126

4.18 Diagram Hasil Peningkatan Pelaksanaan Data Awal Siklus I, II, dan III ... 127

4.19 Diagram Hasil Aktivitas Siswa Data Awal Siklus I, II, dan III ... 128


(12)

x

Lampiran Halaman

1. Instrumen Observasi Kinerja Guru (IPKG 1) ... 138

2. Instrumen Observasi Kinerja Guru (IPKG 2) ... 150

3. Format Aktivitas Siswa ... 155

4. Format Hasil Belajar Senam Guling Depan ... 157

5. Format Catatan Lapangan ... 160

6. Format Lembar Wawancara Siswa ... 161

7. Format Lembar Wawancara Guru ... 162

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 163

9. Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus I ... 168

10. Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus I ... 170

11. Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ... 172

12. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 173

13. Hasil Catatan Lapangan Siklus I ... 174

14. Hasil Wawancara Siswa Siklus I ... 175

15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 176

16. Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 181

17. Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ... 183

18. Hasil Aktivitas Siswa Siklus II ... 185

19. Hasil Belajar SiswaSiklus II ... 186

20. Hasil Catatan Lapangan Siklus II ... 187

21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 188

22. Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 193

23. Hasil Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ... 195

24. Hasil Aktivitas Siswa Siklus III ... 197

25. Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 198

26. Hasil Catatan Lapangan III ... 199

27. Hasil Wawancara Siswa Siklus III ... 200

28. Hasil Wawancara Guru Siklus III ... 201

29. Surat Izin Penelitian ... 202

30. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi ... 203

31. Surat Keterangan Penelitian ... 204

32. Lembar Monitoring Bimbingan Skripsi ... 205


(13)

1

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan jasmani adalah suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara sistimatis, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan.

Menurut Dauer dan Pangrazi (dalam Rahayu 2013, hlm. 3) mengemmukakan bahwa:

Pendidikan jasmani dalam fase dari program pendidikan keseluruhan yang memberikan kontribusi, terutama melalui pengalaman gerak, untuk pertumbuhan dan perkembangan secara utuh untuk tiap siswa. Pendidikan jasmani didefiniskan sebagai pendidikan dan melalui gerak dan harus dilaksanakan dengan cara-cara yang tepat agar memiliki makna bagi siswa. Pendidikan jasmani merupakan program pembelajaran yang memberikan perhatian yang proposional dan memadai pada domain-domain pembelajaran, yaitu psikomotor, kognitif, dan afektif.

Berdasarkan asas dan landasan Pendidikan Jasmani bahwa tujuan pendidikan jasmani adalah mengembangkan kondisi fisik, mental dan integrasi sosial dan membentuk pribadi yang mandiri dan memilih bentuk pendidikan jasmani yang sesuai dengan keadaan kondisi seseorang, irama dan aktivitas fisik yang sesuai dengan keadaan lingkungan sosial dan membina kesehatan.

Untuk dapat menyelenggarakan pendidikan jasmani sesuai dengan konsep dan tuntutannya, maka para pengajar penjas selain harus memahami secara mendalami tentang konsep dasarnya, aktivitas jasmani juga berpengaruh terhadap suatu pembelajaran penjas.

Menurut Haag (dalam Adang, 2000, hlm. 28) mengenai aktivitas jasmani yaitu yang pertama: Aktivitas jasmani sebagai perilaku gerak manusia yang berada di bawah payung konsep gerak (Movement science). Yang kedua: Aktivitas jasmani sebagai olahraga yang ditinjau berdasarkan disiplin olahraga (Sport discipline).


(14)

Pembelajaran adalah upaya maksimal dari seseorang sebagai pengajaran dan seseorang siswa sebagai pembelajaran dalam merancang atau mengelola segala sesuatu hal yang berkaitan dengnan proses kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Menurut Mulyanto, (2014, hlm. 10) peran guru dalam pembelajaran : 1. Merancang pembelajaran.

2. Meningktkan kepribadian. 3. Meningkatkan propesionalisme. 4. Bertindak sebagai pendidik.

5. Menentukan model pembelajaran yang tepat. 6. Bertindak sebagai fasilitator yang baik.

Adapun Aktivitas siswa dalam pembelajaran, yaitu 1. Mempersiapkan jadwal belajar pribadi.

2. Mengatur kegiatan belajar sendiri dan kelompok. 3. Mencari informasi berkaitan dengan belajar. 4. Melaksanakan kegiatan belajar deengan baik.

Dalam pembelajaran penjas tidak dapat dipungkiri masih banyak guru yang kurang memperhatikan dalam pembelajaran atau merencanakan suatu proses pembelajaran pendidikan jasmani. Dalam mengajar masih sering terlihat guru hanya diam di pinggir lapang sehingga siswa pun terlantar dari sebuah pengalaman gerak. Dan dalam pembelajaran penjas pun kurang di minati oleh siswa, sehingga aktivitas siswa pun menjadi tidak dapat terkontrol dengan baik.

Kesulitan belajar siswa berdampak terhadap pemahaman siswa mengenai pembelajaran pendidikan jasmani. Temuan temuan masalah itu diantaranya ;

1. Pada saat merencanakan pembelajaran pendidikan jasmani masih belum terlihat bagaimana strategi yang akan dilakukan saat pembelajaran berlangsung.

2. Pada saat pelaksanaan siswa belum mengerti apa yang harus mereka lakukan pada pembelajaran penjas, sehingga aktivitas siswa pun tidak dapat terkontrol dengan baik.

3. Guru kurang memberikan penjelasan tentang bagaimana tujuan yang akan di capai pada pembelajaran penjas yang akan dilakukan.

4. Hasil siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani masih banyak yang belum memenuhi kkm.


(15)

Adapun data awal hasil aktivitas siswa pada praktek kasti yang diperoleh bisa dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Data Awal Hasil Aktivitas Siswa Pada Pembelajaran Lempar Tangkap

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa yang kurang bersemangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran penjas ada 6 orang (28%). Siswa yang cukup antusias dan semangat dalam pembelajaran penjas 13 orang (62%). Dan yang baik antusias dalam pembelajaran penjas terdapat 2 orang (9,5%). Dari data tersebut hasil aktivitas siswa masih kurang antusias siswa terhadap pembelajaran penjas.

No Nama Siswa L/P

Aspek yang Dinilai

Skor

Tafsiran

Semangat Kerjasama Disiplin

B C K

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Alamsyah Daru Salam L √ √ √ 5 √

2 Arun Fahrudin L √ √ √ 5 √

3 Asep Lukmanudin L √ √ √ 3 √

4 Caris Suandanu L √ √ √ 3 √

5 Dewi Maria Ulfah P √ √ √ 6 √

6 Diah Maulida P √ √ √ 7 √

7 Eva Ratna Juwita P √ √ √ 3 √

8 Firda Rahmayanti P √ √ √ 6 √

9 Ilman Nasrudin L √ √ √ 6 √

10 Indri Dayanti P √ √ √ 4 √

11 Jaenal Arif L √ √ √ 3 √

12 Nadia Siti Nur F P √ √ √ 4 √

13 Neng Dara Argianti P √ √ √ 5 √

14 Nirwansyah Septian L √ √ √ 7 √

15 Renti Setiawati P √ √ √ 3 √

16 Risna Nurfauzi L √ √ √ 6 √

17 Rizqi Priatna Subagio L √ √ √ 3 √

18 Siti Rahayu P √ √ √ 5 √

19 Siti Suci Nurjanah P √ √ √ 5 √

20 Trisna Setiawati P √ √ √ 6 √

21 Tita Nurhidayah P √ √ √ 6 √

Jumlah 11 9 1 8 11 2 10 10 1 101 2 13 6


(16)

Keterangan :

Interpretasi , jika jumlah skor yang diperoleh siswa : Baik (B) : 7-9

Cukup (C) : 4-6 Kurang (K) : 1-3 Skor Ideal : 9 Prosentase :

Melihat kejadian tersebut menunjukan bahwa kurangnya strategi guru dalam mengajar pembelajaran siswa dan di tambah dengan antusias siswa yang kurang dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga aktivitas siswa sulit untuk di atur dengan baik, peneliti merasa perlu memberikan alternatif atau solusi yang dihadapi oleh siswa kelas V SDN Rancamaggung kecamatan Tanjungsiang tersebut.

Alternatif yang di rasa sangat cocok yaitu dengan menyiapkan strategi

pembelajaran kepada siswa dengan menggunakan strategi penyampaian “IDEAS”

pada siswa kelas V SDN Rancamaggung kecamatan Tanjung Siang. Sehingga siswa dapat meniru suatu gerak yang akan di lakukannya dan pengalaman geraknya pun lebih tertuju.

Berdasarkan uraian tersebut maka dalan penelitian ini di ambil sebuah judul

yaitu “ Meningkatkan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Penjas Dengan Menggunakan Strategi Penyampaian “IDEAS” Pada Siswa Kelas V SDN

Rancamaggung kecamatan Tanjungsiang”

B. Rumusan Masalah Penelitian

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus permasalah yang muncul di kelas V SDN di Tanjungsiang dapat dirumuskan sebagai berikut : a. Bagaimana merencanakan pembelajaran Penjas dengan menggunakan strategi

penyampaian “IDEAS” pada siswa kelas V SDN Rancamanggung kecamatan


(17)

b. Bagaimana kinerja guru pada pembelajaran Penjas dengan menggunakan

strategi penyampaian “IDEAS” pada siswa kelas V SDN Rancamaggung

kecamatan Tanjungsiang ?

c. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran Penjas dengan menggunakan

strategi penyampaian “IDEAS” pada siswa kelas V SDN Rancamaggung kecamatan Tanjungsiang ?

d. Bagaimana hasil belajar dalam pembelajaran penjas dengan menggunakan

strategi penyampainan “IDEAS” pada siswa kelas V SDN Rancamanggung

kecamatan Tanjungsiang ? 2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas maka penulis perlu melakukan tindakan pembelajaran dalam menggunakan suatu strategi pembelajaran penjas agar meningkatkan hasil belajar siswa pada kelas V SDN Rancamanggung. Maka dalam pembelajaran akan dilakukan beberapa tahap yaitu :

a. Tahap persiapan

Pada tahap ini guru merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran, adapun beberapa yang harus dipersiapkan seperti rencana pelaksanaan pembelajaraan (RPP) dan pembuatan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam mempersiapkan strategi yang akan digunakan pada pembelajaran pendidikan jasmani.

b. Tahap pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan dilakukan suatu strategi penyampaian IDEAS ini guru melakukan pengenalan pembelajaran atau membuka kelas (introduction) yaitu dengan menyampaikan suatu bahan ajar yang akan dilakukan pada pembelajaran penjas. Selanjutnya setelah di sampaikan bahan ajar lalu di demonstrasikan (demonstration) yaitu dengan memperhatikan apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran penjas. Setelah itu dilakukan penyampaian gerak (eksplanation) yaitu siswa melakukan secara berulang-ulang apa yang telah disampaikan. Setelah itu siswa mellakukan gerakan (action) yaitu dengan tindakan yang dilaksanakan untuk mengatasi sesuatu pembelajaran penjas. Dan terakhir tanya jawab (summry) yaitu melakukan tanya jawab tentang apa yang telah dilakukan pada saat pembelajaran penjas.


(18)

c. Tahap Observasi

Observasi merupakan teknik yang tepat untuk mengumpulkan data pada proses kegiatan dan akhir kegiatan maupun untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa. Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung untuk mengamati seluruh aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung dengan fokus yang diamati seperti kinerja guru dan aktivitas siswa. d. Tahap Refleksi

Tahap refleksi ini yaitu kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi, baik bagi siswa, guru, maupun suasana kelas. Pada tahap ini guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana, dan sejauh mana intervensi menghasilkan perubahan secara signifikan. Kolaborasi dengan rekan (termasuk para ahli) akan memainkan peranan sentral dalam memutuskan

“judging the value” ( seberapa jauh action telah membawa perubahan dan apa atau dimana perubahan itu terjadi).

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin di capai adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui rencana pembelajaran Penjas dengan menggunakan strategi penyampaian “IDEAS” pada siswa kelas V SDN Rancamaggung kecamatan Tanjungsiang.

2. Mengetahui Kinerja guru pada pembelajaran Penjas dengan menggunakan

strategi penyampaian “IDEAS” pada siswa kelas V SDN Rancamaggung

kecamatan Tanjungsiang.

3. Mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran Penjas dengan menggunakan

strategi penyampaian “IDEAS” pada siswa kelas V SDN Rancamaggung

kecamatan Tanjungsiang.

4. Mengetahui hasil belajar siswa dalam pembelajaran Penjas dengan

menggunakan strategi penyampaian “IDEAS” pada siswa kelas V SDN

Rancamanggung kecamatan Tanjungsiang.

D. Manfaat Penelitian

Dengan diadakannya penelitian tindakan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :


(19)

1. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pelaksanaan Pembelajaran Penjas dengan menggunakan strategi penyampaian “IDEAS” pada siswa kelas V Rancamanggung kecamatan Tanjungsiang.

b. Pada pembelajaran penjas dengan menggunakan pendekatan deduktif dan induktif ini diharapkan siswa dapat antusias terhadap pembelajarannya, sehingga akan muncul pembelajaran yang bermakna.

2. Bagi Guru

a. Dapat memberikan masukan bagi guru pendidikan jasmani sebagai alternatif pembelajaran yang kreatif.

b. Dapat memberikan kemudahan kepada guru dalam meningkatkan aktivitas siswa berupa meningkatkan pembelajaran penjas menggunakan strategi

penyampaian “IDEAS” pada siswa kelas V Rancamanggung kecamatan

Tanjungsiang Subang. 3. Bagi Peneliti

a. Dapat meningkatkan kemampuan dalam proses pengolahan atau perencanaan pembelajaran.

b. Dapat meningkatkan kemampuan dalam menciptakan model pembelajaran penjas .

4. Bagi Lembaga

a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka menunjang kurikulum.

b. Dapat meningkatkan mutu pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar.

5. Bagi peneliti lain :

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi untuk peneliti lain. b. Dapat menjadi bahan dan informasi yang dapat membatu peneliti lain. 6. Bagi peneliti selanjutnya :

a. Dapat menjadi sumber refeerensi untuk peneliti selanjutnya. b. Dapat menjadi bahan acuan bagi peneliti selanjutnya.


(20)

E. Struktur skripsi

Dalam sebuah penelitian, salah satu faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal adalah menemukan metode yang tepat dan mendukung terhadap jalannya penelitian tersebut. Metode penelitian merupakan salah satu cara yang digunakan oleh peneliti dalam memperoleh suatu kesimpulan, penelitian yang dilakukan sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan peneliti yang diharapkan. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan mengenai pelaksanaan proses belajar mengajar penjas di SDN Rancamaggung kecamatan Tanjungsiang. Berhubungan dengan proses belajar mengajar, penelitian ini mengandung unsur tindakan yang dilakukan oleh guru kepada siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Sebagai pedoman, menurut Stephen Kemmis dari Universitas Deakin bersama Wilf Carr dari Univesitas College of North Wales (dalam Mulyasa 2009, hlm. 4) mengemukakan tentang Penelitian Tindakan:

Penelitian Tindakan adalah sebuah bentuk penelitian refleksi diri yang melibatkan sejumlah partisipa (guru, peserta didik, kepala sekolah, dan partisipan lain) di dalam suatu situasi sosial (pembelajaran) yang bertujan untuk membuktikan kerasionalaan dan keadilan yang mereka terhadap: a) praktik sosial dan pembelajaran yang mereka lakukan; b) pemahaman meraka terhadap praktek-prakter pembelajaran; c) situasi dan institusi yang terlibat di dalamnya.

Memperhatikan kondisi tersebut bahwa guru dapat melaksanakan penelitian yang sumber masalahnya diangkat dari kegiatan nyata di kelasnya. Menurut Suharsimi, dkk. (dalam Mulyasa 2009, hlm. 10) menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung didalamnya, yakni: Penelitian, Tindakan, Kelas, dengan paparan sebagai berikut.

1. Penelitian menunjukan pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minta dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan menunjukan suatu gerakan kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah kelas


(21)

adalah sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Pada intinya Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas diperoleh dari persepsi atau lamunan seorang peneliti.

Ada beberapa ahli yang mengungkapkan model penelitian tindakan kelas dengan bagan yang berbeda. Arikunto (2007, hlm. 17) menyatakan tentang

tahapan yang lazim dilalui dalam sebuah penelitian tindakan, yaitu: “ secara garis

bessar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2)

pelaksanaan, (3) pengamatan/observasi dan (4) refleksi”.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan dan selalu berupa rangkaian kegiatan yang akan kembali ke asal. Berikut adalah gambar model penelitian tindakan yang akan digunakan oleh peneliti.


(22)

Struktur Organisasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian B. Rumusan Masalah

Penelitian C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Struktur Organisasi

Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Pengertian Pendidikan Jasmani

2. Tujuan Pendidikan

Jasmani

3. Ruang Lingkup

Pendidikan Jasmani 4. Pembelajaran Pendidikan

Jasmani Sekolah Dasar

5. Pertumbuhan dan

perkembangan anak

Sekolah Dasar

6. Strategi Penyampaian

“IDEAS”

a. Introduction

b. Demonstration

c. Explanation

d. Action

e. Summary

B. Penerapan Strategi IDEAS dalam pembelajaran penjas C. Penelitian yang relevan D. Kerangka Kerpikir E. Asumsi

F. Hipotesis Tindakan

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian 2. Desain Penelitian

B.Partisipan dan Tempat Penelitian C.Devinisi Oprasional D.Pengumpulan Data

1. Prosedur Penelitian 2. Instrumen Penelitian E.Analisis Data

F.Isu Etik G.Validitas Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Paparan Data Awal

1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Aktivitas

siswa 4. Hasil belajar 5. Analisis dan

Refleksi B. Paparan Data

Tindakan 1. Siklus I 2. Siklus II 3. Siklus III C. Pembahasan

1. Siklus I 2. Siklus II 3. Siklus III

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan B.Saran SKRIPSI


(23)

32

A. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Ada beberapa permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian dalam penelitian, sehingga peneliti memilih untuk mengatasi permasalahan yang sedang peneliti hadapi dengan diadakan Penlitian Tindakan Kelas (classroom action

research). Supaya penelitian berjalan dengan mudah di dalam pemecahannya

maka diperlukan suatu metode. Banyak metode yang dapat digunakan dalam penelitian seperti metode kualitatif, metode kuantitatif, metode penelitian deskriptif dan lain sebagainya. Berdasarkan masalah yang terjadi dalam pembelajaran Pendidikan jasmani di kelas V SDN Rancamanggung.

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Menurut Sugiyono (2005, hlm. 1) mengemukakan bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangrulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Sejalan dengan definisi tersebut, kirk dan miller (dalam Moleong, 1994, hlm. 3) mendefinisikan bahwa; “ penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.”

Metode kualitatif ini digunakan karna beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. Kedua, metode ini meyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat


(24)

menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

Penelitian tindakan kelas menurut Suherman (2012, hlm. 59) yaitu “suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktekpem belajaran dikelas secara lebih profesional.”

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu kegiatan penelitian yang dilakukan oleh guru terhadap masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas. Ada beberapa pengertian penelitian tindakan kelas menurut para ahli. Menurut Kemmis (dalam Wiriaatmadja, 2005,hlm. 12) bahwa:

Penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk reflektif yang dilakukansecara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalisme dan keadilan dari a) kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan itu; dan c) situasi yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan praktek ini.

Selanjutnya menurut Suyanto (Muslich, 2009, hlm. 9), bahwa“PTK adalah

suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional”.

Sedangkan menurut Ebbut (dalam Wiriaatmadja, 2005 hlm. 12)

mengemukakan “penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya

perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.”

Dengan mengacu pada beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi atau meningkatkan praktik pembelajaran dan mencarikan solusi dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.

Masalah PTK berawal dari kerisauan kinerja guru ketika mengajar di kelas. Guru berusaha untuk memperbaiki dan mengatasi masalah di kelas dengan sebuah penelitian yang disebut PTK. PTK dilaksanakan benar-benar muncul dalam diri guru sendiri yang merasakan adanya masalah, bukan karena disarankan oleh pihak


(25)

lain kepada guru. Dengan PTK, guru akan berupaya memperbaiki serta meningkatkan praktik pembelajaran agar menjadi lebih efektif.

PTK memunculkan adanya tindakan tertentu seperti penggunaan model pembelajaran tertentu, penerapan strategi pembelajaran tertentu, media dan sumber belajar tertentu, jenis pengelolaan kelas tertentu, atau hal-hal yang bersifat inovatif lainnya.

Dengan PTK, dapat membuktikan apakah suatu teori pembelajaran dapat diterapkan dengan baik atau tidak di kelas. Dengan begitu, guru dapat mengadaptasi atau mengadopsi teori tersebut untuk diterapkan di kelas agar pembelajarannya efektif dan efisien.

PTK memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan. Fokus penelitiannya pada pembelajaran sehingga proses dan pengambilan keputusan biasanya dilakukan oleh guru atau bersama peserta didik. Dan PTK mengembangkan suatu model pembelajaran, baik sebagian atau meneluruh untuk meningkatkan pembelajaran serta pembelajaran menjadi lebih kreatif dan inovatif. 2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model spiral kemmis dan Mc. Taggar (wiriaatmadja 2006 : 66) yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan, semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan dalam pencapaian hasil.

Maka dirancanglah strategi bertanya untuk mendorong siswa dalam menjawab pentanyaannya sendiri. Semua kegiatan ini dilakukan pada tahap Perencanaan (plan).

Pada kontak Tindakan (act), mulai diajukan pertnyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mendorog mereka mengatakan apayang mereka pahami, dan apa yang mereka minati.

Pada kotak Pengamatan (observe), pertanyaaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban siswa di catat atau direkam untuk melihat apa yang terjadi, pengamatan juga membuat catatan dalam buku hariannya.

Dalam kotak Refleksi (reflect), ternyata kontrol kelas yang terlalu ketat menyebabkan tanya jawab kurang lancar dilaksanakan sehingga tidak mencapai hasil yang baik, dan perlu di perbaiki.


(26)

Gambar 3.1

Model Spiral dari Kemmis dan Mc.Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2006, hlm. 66)

Pada siklus berikutnya, perencanaan direvisi dengan modifikasi dalam bentuk mengurangi pernyataan-pernyataan guru yang bersifat mengontrol siswa, agar strategi bertanya dapat berlangsung dengan baik.

a. Perencanaan ( planning )

Rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan prilaku dan sikap sebagai solusi. Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil penjajagan tentang situasi. Dengan mendasarkan diri pada hasil studi pendahuluan akan dapat diidentifikasi sejumlah permasalahan. Peneliti bersama dengan para anggotanya perlu menyatubahasakan tentang permasalahan yang mereka jumpai dan menyebarkan kedalam bentuk

PLAN

ACTIO

OBSE

REFL

PLAN

PLAN

ACTION OBSERVE

REFLECT

Revised PLAN

ACTION OBSERVE

REFLECT

Revised PLAN

PLAN

ACTION OBSERVE


(27)

serinci mungkin yang selanjutnya dituangkan kedalam suatu rencana. Menurut Sumadayo (2013, hlm. 56) Secara rinci perencanaan berisi ; “apa yang dilakukan beserta nasionalnya, siapa yang melakukannya, dimana, kapan dan bagaimana. Draft awal perencanaan selanjutnya dimusyawarahkan dengan anggota kelompok dan direvisi.”

b. Tindakan ( acting )

Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Sebelum peneliti dan guru melaksanakan tindakan, perlu disusun langkah-langkah yang akan diambil agar semua komponen yang diperlukan dapat dikelola. Langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain :

1) Melatih guru untuk melakukan dan atau memberikan informasi cara melakukan sesuai dengan rancangan. Hal ini penting jika apa yang akan dilakukan merupakan hal baru bagi guru.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dikelas. 3) Mempersiapkan contoh-contoh perintah atau suruhan melakukan secara

jelas

4) Mempersiapkan cara mengobservasi hasil beserta alatnya. 5) Membuat skenario apa yang akan dilakukan guru dan siswa c. Pengamatan (observation )

Pengamatan (observing) dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen yang dikembangkan oleh peneliti. Kegiatan ini yaitu mengamati proses kinerja guru dan aktivitas siswa serta hasil yang diperoleh setelah pembelajaran dilaksanakan.

d. Refleksi ( reflecting )

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi, baik bagi siswa, guru, maupun suasana kelas. Menurut Suherman, (2014, hlm. 67) Pada tahap ini guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa, bagaimana, dan sejauh mana intervensi menghasilkan perubahan secara signifikan. Kolaborasi dengan rekan (termasuk para ahli) akan memainkan


(28)

peranan sentral dalam memutuskan “judging the value” ( seberapa jauh action

telah membawa perubahan dan apa atau dimana perubahan itu terjadi).

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

1. Partisipan

Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas V SDN Rancamanggung yang berjumlah 21 orang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Latar belakang sosial ekonomi siswa sebagian besar berasal dari menengah ke bawah.

Adapun pemilihan subjek penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa kemampuan siswa kelas V dalam pembelajaran pendidikan jasmani siswa masih kurang antusias, sehingga membutuhkan upaya untuk meningkatkannya.

Tabel 3.1

Daftar Siswa Kelas V SDN Rancamanggung

No Nama Siswa Laki – laki Perempuan

1 Alamsyah Daru Salam √

2 Arun Fahrudin √

3 Asep Lukmanudin √

4 Caris Suandanu √

5 Dewi Maria Ulfah √

6 Diah Maulida √

7 Eva Ratna Juwita √

8 Firda Rahmayanti √

9 Ilman Nasrudin √

10 Indri Dayanti √

11 Jaenal Arif √

12 Nadia Siti Nur F √

13 Neng Dara Argianti √

14 Nirwansyah Septian √

15 Renti Setiawati √

16 Risna Nurfauzi √

17 Rizqi Priatna Subagio √

18 Siti Rahayu √

19 Siti Suci Nurjanah √

20 Trisna Setiawati √

21 Tita Nurhidayah √

Jumlah 9 12

Faktor yang dianalisis dalam penelitian ini adalah :

a. Faktor siswa: melihat kemampuan siswa dan aktivitas siswa pun kurang optimal dalam melakukan pendidikan jasmani


(29)

b. Faktor guru: melihat upaya guru dalam mengembangkan strategi pada saat pembelajaran masih belum optimal.

2. Tempat penelitian a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Rancamanggung Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.

Gambar 3.2

Google Map SDN Rancamanggung

Penentuan lokasi di tentukan di lokasi tempat PLP ini diharapkan memberi kemudahan dalam proses adaptasi dengan lingkungan sekolah serta mengenal dengan berbagai komponen-komponen di dalam sekolah mulai dari kepala sekolah, karyawan dan guru, terutama pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan siswa sebagai subjek penelitian.memahami karakteristik siswa sehingga memudahkan memperoleh data penelitian, dan Sekolah Dasar tersebut terbuka untuk inovasi dalam pembelajaran. Adapun pemilihan lokasi penelitian ditetapkan dengan pertimbangan sebagai berikut:

1) Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi oleh guru penjas tersebut dalam pelaksanaan program sekolah, khususnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

2) Sekolah tersebut tempat PLP, sehingga hal ini mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data yang diperlukan tidak terlalu sulit.


(30)

3) Peneliti hapal terhadap sifat, karakter dan kebiasaan siswa sehingga memudahkan peneliti untuk mengidentifikasi siswanya yang selama ini dianggap bermasalah, dan memudahkan peneliti untuk memantau, merevisi, dan mencari data-data yang diperlukan selama penelitian.

Gambar 3.3

Denah SDN Rancamanggung

b. Waktu Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengacu pada agenda kegiatan yang peneliti buat dengan maksud agar pelaksanaan kegiatan tidak jauh dari koridor yang ditetapkan sebagai berikut


(31)

Tabel 3.2

Jadwal Penelitian Tindakan Kelas

c. Daftar Guru

Daftar guru di SDN Rancamanggung kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang tahun ajaran 2014/2015.

Tabel 3.3

Daftar Guru SDN Rancamanggung

No Nama NIP Jabatan Golongan

1. Anggy Eka Agustina - Guru Kelas -

2. Awan Hermawan 195612091975121001 Guru Kelas IV/a

3. Ela Nurlaela 196805252008012010 Guru Mapel III/b

4. Erus Rustandi - Operator -

5. Imas Sumaskanah 196806212008012005 Guru Kelas III/a 6. Ining Kurnianingsih 196704131991032006 Kepala Sekolah IV/a

7. Ita Komara 196803062008011003 Guru Kelas II/b

8. Karsa Supriatna 196510151988031014 Guru PJOK IV/a 9. Mamah Rohamah 197403112008012003 Guru Kelas III/a 10. Oom Komariah 196909152008012008 Guru Kelas III/b

11. Rohanah 196802012000032006 Guru Kelas III/c

12. Sri Astuti Faridah - Guru Kelas -

d. Daftar Siswa

Keadaan siswa di SDN Rancamanggung kecamatan Tanjungsiang kabupaten Subang tahun ajaran 2014/2015.

NO

KEGIATAN

WAKTU PELAKSANAAN TAHUN 2014/2015

Januari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Perizinan ke SD

2 Pengambilan Data Awal

3 Wawancara dan Observasi

4 Pembuatan Proposal

5 Seminar Proposal

6 Revisi dan Perencanaan

7 Pelaksanaan

a. Siklus I b. Siklus II c. Siklus III

8 Pengolahan dan Analisis Data

9 Penyusunan dan Revisi

10 Pemantapan


(32)

Tabel 3.4

Daftar Siswa SDN Rancamanggung

No Kelas Banyak Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 I 9 15 24

2 II 15 3 18

3 III 11 10 21

4 IV 6 4 10

5 V 9 12 21

6 VI 14 11 25

Jumlah 64 55 119

C. Definisi Oprasional

Untuk menghindari multi penafsiran terhadap pokok permasalahan yang diteliti ini, berikut ini akan dijelaskan secara oprasional beberapa definisi yang perlu diketahui kejelasannya. Adapun definisi yang digunakan dalam penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut :

1. Meningkatkan aktivitas siswa ini dimana dalam suatu proses pembelajaran yang diharapkan akan menghasilkan suatu peningkat atau merubah sebuah tingkah laku siswa terhadap suatu kegiatan siswa dalam melakukan suatu proses pembelajaran.

2. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani ini adalah upaya aktivitas seseorang sebagai pengajaran dan seseorang siswa sebagai pembelajaran salah satu terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular, intelektual, sosial, kultural, emosional, dan estetika, yang dihasilkan dari proses pemilihan berbagai aktivitas jasmani. Dalam merancang atau mengelola segala sesuatu hal yang berkaitan dengan proses kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

3. Menurut Subarjah (2015, hlm. 116) “Pendekatan IDEAS merupakan

pendekatan yang menitikberatkan pada sistimatika pembelajaran dalam pendidikan jasmani dan olahraga. IDEAS sendiri merupakan kependekan dari


(33)

Introduction. Proses pembelajaran hendaknya diawali dengan Inroduction

atau membuka kelas yang berisi informasi tentang pelajaran yang akan dilakukan.

Demontration. Guru mendemontrasikan aktifitas gerak yang akan dilakukan

dan harus dilakukan para siswa. Pada saat melakukan demontrasi, hendaknya mendemontrasikan gerakan tersebut secara rinci tanpa dibarengi dengan penjelasan terlebih dahulu. Biarkan siswa menyimak bagaimana gerakan tersebut dilakukan.

Explanation. Setelah mendemontrasikan gerakan yang harus dilakukan siswa,

barulah guru menjelaskan dan menguraikan bagaimana gerakan tersebut dilakukan. Dalam teori belajar gerak proses demontration dan explanation merupakan phase kognitif bagi para siswa. Diharapkan pada phase ini siswa dapat memahami bagaimana gerakan tersebut hendaknya dilakukan.

Action. Tahapan selanjutnya adalah para siswa melakukan gerakan atau

aktifitas gerak yang sudah didemontrasikan dan dijelaskan guru. Pada tahapan ini siswa memasuki pada tahap asosiatif yang mana siswa mencoba dan melakukan gerakan tersebut secara berulang ulang atau melakukan aktifitas sesuai dengan tugas yang diberikan guru. Tentu saja tidak semua siswa dapat menguasai gerakan tersebut, hal itu tergantung kepada sulit tidaknya gerakan tersebut.

Summary. Langkah selanjutnya, apabila pembelajaran sudah dianggap

memadai dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, atau waktu pembelajarannya telah sesuai dengan rencana, maka dilaksanakan tanya jawab

(Summary) yang berisi penjelasan akhir tentang gerakan atau permainan yang

dilakukan. Termasuk didalamnya siswa dapat bertanya dan menjawab tentang materi pelajaran yang telah dilaksanakan.

D. Pengumpulan Data

1. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, mulai dari perubahan perencanaan, pelaksanaan, aktivitas siswa dan hasil pembelajaran penjas. Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan hasil pembelajaran adalah menggunakan alat dan media pembelajaran supaya siswa merasa senang dan terbantu dalam mengikuti pembelajaran dan jauh dari perasaan takut untuk berenang.

Dari refleksi awal yang digunakan sebagai tolak ukur untuk mengadakan upaya perbaikan pembelajaran, maka dilaksanakanlah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan prosedur sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaa Tindakan

1) Mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah dan meminta persetujuan dari kepala sekolah dan rekan-rekan guru.


(34)

2) Melakukan observasi untuk mendapatkan data awal sebagai masalah penelitian.

3) Mengidentifikasi pokok permasalahan. 4) Merencanakan siklus I

5) Menyiapkan instrumen observasi. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan ini kegiatan yang dilakukan yaitu menerapkan skenario pembelajaran yang sudah direncanakan terdiri dari :

1) Tahap awal kegiatan

Dalam kegiatan awal, guru harus memperhatikan hal-hal berikut :

a) Menyiapkan peserta didik / siswa secara psikis untuk mengikuti proses pembelajaran

b) Siswa dibariskan menjadi empat barisan

c) Berdo’a sebelum melaksanakan kegiatan belajar

d) Mengecek kehadiran siswa

e) Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap

f) Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti g) Menjelaskan tentang bahan ajar yang akan di ajarkan

h) Melakukan pemanasan yang tertuju pada materi inti yang akan dilakukan/dipelajari

2) Tahap kegiatan inti

a) Guru mendemontrasikan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siswa

b) Guru menguraikan bagaimana gerakan tersebut yang akan dilakukan c) Siswa melakukan gerakan atau aktifitas gerak yang sudah di

demontrasikan dan dijelaskan

d) Memantau dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran yang demonstrasikan sesuai dengan yang direncanakan.

e) Siswa melaksanakan apa yang telah di rencanakan oleh guru dan yang telah di demonstrasikan.


(35)

3) Tahap akhir

a) Melakukan pendinginan atau cooling down stelah melakukan aktivitas jasmani.

b) Melaksanakan evaluasi proses

Guru memberikan arahan kepada siswa untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c) Melakukan tanya jawab

Siswa di berikan kesmpatan untuk bertanya apa yang tidak di mengerti pada saat pelaksanaan.

d) Melakukan koreksi

Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c. Observasi

Pada kenyataannya tahap observasi tindakan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan observasi, merupakan semua kegiatan untuk mengenal, merekam dan mendemonstrasikan setiap hal dari proses dan hasil yang dicapai dari tindakan yang direncanakan.

Observasi merupakan teknik yang tepat untuk mengumpulkan data pada proses kegiatan dan akhir kegiatan maupun untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa. Pelaksanaan observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung untuk mengamati seluruh aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung dengan fokus yang diamati seperti kinerja guru dan aktivitas siswa.

Hasil observasi dijadikan bahan kajian tolak ukur keberhasilan tindakan. Kegiatan observasi dilaksanakan setiap proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tahap ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan kemampuan pemahaman siswa serta mengamati apa saja yang dilakukan oleh guru ketika proses pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada lembar observasi.

Observasi dilakukan pada saat dilaksanakannya tindakan, yaitu bagaimana perencanaan, kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa selama pembelajaran dengan menerapkan strategi penyampaian IDEAS pada


(36)

pembelarajan Penjas. Dalam kaitannya dengan penelitian yang dilakukan, yang menjadi subjek pengamatannya adalah siswa kelas V SDN Rancamanggung kecamatan Tanjung Siang .

d. Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melakukan analisis, sintesis dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari tahap observasi pelaksanaan tindakan. Dengan demikian data yang diperoleh melalui alat pengumpul data dapat direkam, kemudian akan dikonfirmasikan, dianalisis dan dievaluasi agar dapat diketahui apakah pelaksanaan tindakan tersebut telah mencapai target proses maupun target hasil yang telah direncanakan sebelumnya atau masih memerlukan perbaikan-perbaikan, yang pada akhirnya akan mencapai target proses maupun target hasil belajar siswa.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan analisis dan refleksi ini akan dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya, yaitu untuk memperbaiki serta menyempurnakan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran pendidikan jasmani.

Adapun kegiatan analisis dan refleksi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengecek kelengkapan data yang diperoleh selama proses pembelajaran. Data yang diperoleh yaitu dari hasil lembar pengamatan observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, hasil catatan lapangan, hasil wawancara guru, aktivitas siswa, serta evaluasi hasil belajar siswa sesuai format penilaian pembelajaran penjas.

2. Mendiskusikan dan menginterpretasikan data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan.

3. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. Penyusunan kembali rencana tindakan yang dirumuskan dalam skenario pembelajaran dengan mengacu pada hasil analisis data proses dan hasil dari tindakan yang telah dilakukan.

2. Instrumen Penilaian

Instrumen akan membantu untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam hal ini terdapat dua macam instrumen penelitian yaitu tes dan non-tes.


(37)

Menurut Hatimah, dkk. (2007, hlm. 183) mengungkapkan bahwa “tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat dan kemampuan dari subjek

penelitian”. Sedangkan instrumen penelitian non-tes adalah instrument yang

dibuat selain tes dalam prestasi belajar di antaranya yaitu wawancara, observasi, catatan lapangan, inventory, sosiometri dan dokumentasi.

Observasi dilakukan dengan cara melakukannya melalui indera penglihatan dan tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Menurut Sumadayo (2013, hlm. 82) mengungkapkan pendapat mengenai tujuan dari observasi pembelajaran yaitu: untuk memperoleh informasi, data, dan rekaman hal-hal penting dalam pembelajaran yang dapat dijadikan bahan untuk menemukan masalah PTK. Selain itu hasil observasi merupakan data bagi guru model/pengajar untuk dianalisis dan dijadikan bahan refleksi untuk mengevaluasi keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran.

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat mengenai informasiyang terkait ketika tindakan dilaksanakan yang akan membantu untuk memperolehh informasi mengani perubahan tingkah laku dari positif ke negatif atau sebaliknya.

Menurut Sudaryono, dkk. (2013, hlm. 41) mengungkapkan bahwa “dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian”.

Menurut Wahyudin, dkk. (2006, hlm. 54) menjelaskan mengenai pengertian

dari inventory yaitu “… sebagai alat penilaian non-tes, merupakan suatu daftar

yang lengkap, yang merupakan inventarisasi keterangan-keterangan yang diperlukan mengenai siswa, untuk keperluan ini disusun sebuah daftar yang harus diisi oleh siswa”. Berbeda halnya dengan sosiometri yang tidak digunakan untuk memperoleh data tetapi untuk mengetahui hubungan sosial antara siswa yang terjadi dalam kelas.

a. Lembar Observasi

Menurut Suherman (2012, hlm. 79) “observasi adalah pengamatan langsung terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk mendapatkan data.” Dimana pedoman observasi yang digunakan adalah berupa format-format observasi, diantaranya format observasi aktivitas siswa, format observasi kinerja guru dan format observasi siswa.


(38)

Observasi adalah pengamatan langsung terhadap objek, objek yang dimaksud adalah kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan adanya observasi, kegiatan yang terjadi di dalam kelas yang tidak teramati oleh peneliti dapat terlihat oleh observer. Hal ini tentunya dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data yang benar-benar objektif dalam penelitian, juga faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran. Ada pun format yang di observasi adalah sebagai berikut.

1. Perencanaan ini meliputi RPP alat dan media untuk di observasi dengan menggunakan alat IPKG 1 (Instrumen Penilaian Kinerja Guru) yang mengacu kepada pedoman penilaian yang dilakukan di UPI.

2. Pelaksanaan kinerja guru, untuk mengukur kinerja guru ini menggunakan alat IPKG 2 (Instrumen Penilaian Kinerja Guru).

3. Aktivitas siswa, untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini terkait dengan nilai motivasi dan kedisiplinan siswa saat pembelajaran.

4. Pedoman Wawancara

Menurut Suherman (2012, hlm. 79)” wawancara adalah suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara atau narasumber”.

Dalam wawancara ini dilakukan pada guru dan siswa di setiap tindakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. Pedoman wawancara merupakan alat yang harus ada pada saat berlangsung percakapan antara pewawancara dengan yang diwawancara.


(39)

Tabel 3.5 Format IPKG 1

No Komponen Rencana Pembelajaran Aspek Yang Dinilai Tafsiran

1 2 3 4 B C K

A Perumusan Tujuan Pembelajaran

1 Rumusan tujuan pembelajaran

2 Kejelasan rumusan

3 Kejelasan cakupan rumusan

4 Kesesuaian dengan kompetensi dasar Jumlah

Persentase

B

Mengembangkan Dan Mengorganisasikan Materi Media Sumber Belajar Dan Metode Pembelajaran

1 Mengembangkan dan mengorganisasikan materi

pembelajaran

2 Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran

3 Memilih sumber belajar 4 Memilih metode belajar

Jumlah Persentase

C Merencanakan Skenario

Kegiatan Pembelajaran

1 Menentukan jenis kegiatan pembelajaran

2 Menyusun langkah-langkah pembelajaran

3 Menentukan alokasi waktu pembelajaran 4 Kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan

pembelajaran

5 Kesesuaian metode, materi, dan peserta didik Jumlah

Persentase

D Merencanakan Prosedur, Jenis

Dan Menyiapkan Alat Penilaian

1 Menentukan proses dan jenis penilaian 2 Membuat alat penilaian

3 Menentukan kriteria penilaian Jumlah

Persentase

E Tampilan Dokumen Rencana

Pembelajaran

1 Kebersihan dan kerapihan 2 Penggunaan bahasa tulis

Jumlah Persentase

PERSENTASE TOTAL: A+B+C+D+E 5

Keterangan :

Baik Sekali (BS) : 4

Baik (B) : 3

Cukup (C) : 2

Kurang (K) : 1


(40)

1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran

a. Rumusan tujuan pembelajaran tidak jelas dan tidak lengkap.

b. Rumusan pembelajaran jelas tapi tidak lengkap atau tidak jelas tapi lengkap c. Rumusan tujuan pembelajarn jelas dan lengkap, atau jelas dan logis atau

lengkap dan logis

d. Rumusan tujuan pembelajaran lengkap dan disusun secara logis

2. Mengmbangkan dan Mengorganisasikan Materi, Media, Sumber Belajar dan Metode Pembelajaran

a. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran: 1) Cakupan materi

2) Sistematika materi

3) Kesesuaian dengan kemampuan dan kebutuhan siswa

4) Kemutakhiran (kesesuaian dengan perkembangan teakhir dalam bidangnya) b. Menentukan dan mengembangkan media pembelajaran

1) Direncanakan penggunaan satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan 2) Direnanakan penggunaan lebih dari satu media tetapi tidak sesuai dengan

tujuan

3) Direncanakan penggunaan sagtu macam media yang sesuai dengan tujuan 4) Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media yang sesuai dengan

tujuan

c. Memilih sumber belajar

1) Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan

2) Kesesuaian sumber belajar dengan perkembangan sisawa 3) Kesesuaian sumber belajar dengan materi yang akan di ajarkan 4) Kesesuaian sumbedr belajar dengan lingkungan siswa

d. Memilih metode pembelajaran

1) Direncanakan penggunaan satu macam metode tetapi tidak sesuai dengan tujuan

2) Direncanakan penggunaan lebih dari satu metode tetapi tidak sesuai dengan tujuan


(41)

4) Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam metode yang sesuai dengan tujuan

3. Merencanakan Skenario Kegiatan Pembelajaran

a. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran 1) Sesuai dengan tujuan

2) Sesuai dengan perkembangan siswa 3) Sesuai dengan bahan yang akan di ajarkan 4) Sesuai dengan waktu yang tersedia

b. Menyusun langkah-langkah pembelajaran

1) Dicantumkan langkah pembukaan, inti dan penutup tetapi tidak rinci

2) Dicantumkan langkah pembukaan, inti dan penutup secara rinci tetapi tidak sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran

3) Dicantumkan langkah pembukaan, inti dan penutup secara rinci dan sesuai dengan tujuan atau sesuai dengan materi pembelajaran

4) Dicantumkan langkah pembukaan, inti dan penutup secara rinci serta sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran

c. Menentukan alokasi waktu pembelajaran

1) Alokasi waktu keseluruhan dicantumkan pada rencana pembelajaran

2) Alokasi waktu untuk setiap langkah (kegiatan pembukaan, inti dan penutup) dicantumkan

3) Alokasi waktu kegiatan inti lebih besar daripada jumlah waktu kegiatan pembukaan dan penutup

4) Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dalam langkah-langkah pembelajaran dirinci secara proporsional

d. Kesesuaian metode, materi dan tujuan

1) Dicantumkan strategi pembelajaran yang di gunakan

2) Dicantumkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan

3) Dicantumkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan 4) Dicantumkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan

secara rinci

e. Kesesuaian metode, materi dan peserta didik


(42)

2) Dicantumkan metode, materi yang dapat didemonstrasikan kepada peserta didik

3) Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan kepada peserta didik

4) Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebabkan perubahan watak, sikap, dan ketertampilan peserta didik

4. Merencanakan Prosedur, Jenis dan Menyiapkan Alat Penilaian

a. Merencanakan prosedur dan jenis penilaian

1) Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja tetapi tidak sesuai dengan tujuan 2) Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja yang sesuai dengan tujuan

3) Tercantum prosedur atau jenis penilaian salah satu diantaranya sesuai dengan tujuan

4) Tercantum prosedur atau jenis penilaian keduanya sesuai dengan tujuan b. Membuat alat penilaian yang sesuai dengan tujuan

1) Tidak tercantum alat penilaian yang sesuai dengan bentuk penilaian

2) Alat penilaian ada tetapi tidak sesuai dengan bentuk perunbahan dan tidak lengkap

3) Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perunbahan tetapi tidak lengkap 4) Alat penilaian ada tetapi tidak sesuai dengan bentuk perunbahan dan lengkap c. Menentukan kriteria penilaian

1) Menuliskan descriptor keberhasilan secara jelas

2) Kriteria penilaian ditulius dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami 3) Tafsiran penilaian mewakili hasil dari kegiatan

4) Deskriptor atau kunci jawaban sesuai dengan alat penilaian

5. Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran

a. Kebersihan dan kerapihan

1) Tulisan dapat dibaca dengan mudah 2) Tidak banyak coretan

3) Bentuk dan tulisan baku 4) Tulisan tegak bersambung b. Penggunaan bahasa tulisan


(43)

2) Pilihan kata yang tetap 3) Struktur kalimat baku

4) Struktur penulisan sesuai dengan EYD

Tabel 3.6 Format IPKG 2

No Aspek Yang Diamati Penilaian Tafsiran

1 2 3 4 B C K

A Pra Pembelajaran

1 Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran

2 Memeriksa kesiapan siswa

Jumlah Persentase

B Membuka Pelajaran

1 Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan

2 Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan dicapai dan

rencana kegiatan Jumlah Persentase

C Mengelola Inti Pembelajaran

1 Memberikan petunjuk dan contoh gerakan pada

pembelajaran

2 Mengenal respon dan pertanyaan siswa

3 Melakukan komunikasi lisan, isyarat, dan gerakan badan

4 Memicu dan memelihara ketertiban siswa

5 Memantapkan penguasaan keterampilan siswa

Jumlah Persentase

D Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus Dalam

Pembelajaran Penjas

1 Merangkai gerakan

2 Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa

melakukan aktifitas gerak

3 Membimbing siswa melakukan gerakan dan melakukan

aktifitas gerak

4 Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami

kesulitan

5 Penggunaan media dan alat pembelajaran Jumlah

Persentase

E Melaksanakan Evaluasi Proses Dan Hasil Belajar

1 Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir

pembelajaran

2 Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran Jumlah

Persentase

F Kesan Umum Kinerja Guru

1 Keefektifan proses pembelajaran

2 Penampilan guru dalam pembelajaran

Jumlah Persentase

PERSENTASE TOTAL: A+B+C+D+E+F 6


(44)

Keterangan :

Baik Sekali (BS) : 4

Baik (B) : 3

Cukup (C) : 2

Kurang (K) : 1

Deskriptor Kinerja Guru

1. Pra Pembelajaran

a. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran b. Memeriksa kesiapan siswa

2. Membuka Kegiatan Pembelajaran

a. Menarik perhatian anak b. Memotivasi anak

c. Mengaitkan materi dengan pengalaman anak d. Mengarah kepada kegiatan inti

3. Mengelola Inti Pembelajaran

a. Isi kegiatan yang disampaikan benar, tidak ada yang menyimpang b. Penyampaian lancar, tidak tersendat-sendat

c. Penyampaian sistematika

d. Materinya benar dan mudah dimengerti anak

4. Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus Dalam Pembelajaran Penjas

a. Melakukan gerakan persiapan, pelaksanaan dan akhir b. Leluasa dalam melakukan aktivitas siswa

c. Mengarahkan dan mengoreksi gerakan

d. Membantu atau menentukan solusi pada siswa

5. Melaksanaakan Penilaian Proses dan Hasil Belajar

a. Melaksanakan penilaian/pengamatan selama kegiatan berlangsung sesuai dengan bentuk penilaian yang sudah ada

b. Menilai kemajuan siswa secara individual

c. Mengajukan pertanyaan atau tugas selama kegiatan berlangsung d. Memberikan masukan dan perbaikan dari hasil penilaian

6. Kesan Umum Kinerja Guru


(45)

b. Guru memberi kesempatan untuk siswa leluasa dalam kegiatan pembelajaran c. Pakaian guru sesuai dengan kondisi di lapangan

Menutup pembelajaran dengan waktu yang telah ditentukan

Tabel 3.7

Format Aktivitas Siswa

No Nama Siswa

Aspek yang Dinilai

skor Tafsiran

Semangat Kerjasama Disiplin

3 2 1 3 2 1 3 2 1 B C K

1. Alamsyah Daru S

2. Arun Fahrudin

3. Asep L

4. Caris Suandanu

5. Dewi Maria U

6. Diah Maulida

7. Eva Ratna Juwita

8. Frida Rahmayanti

9. Ilman Nasrudin

10. Indri Dayanti

11. Jaenal Arif

12. Nadia Siti Nur F

13. Neng Dara A

14. Nirwansyah S

15. Renti Setiawati

16. Risna Nurfauzi

17. Rizqi Priatna S

18. Siti Rahayu

19. Siti Suci N

20. Trisna Setiawati

21 Tita Nurhidayah

Jumlah Persentase %

Keterangan :

1. Semangat

a. Berani berinisiatif.

b. Aktif melakukan semua kegiatan. c. Selalu ingin memperbaiki kesalahan.. 2. Kerjasama

a. Jika siswa komitmen dalam mencapai tujuan b. Saling mendukung antar anggota tim

c. Tidak bermain secara individu 3. Disiplin

a. Memenuhi petunjuk guru. b. Mengikuti kesepakatan bersama.


(46)

Tabel 3.8

FORMAT LEMBAR WAWANCARA GURU

Hari / tanggal : ... Pengajar :... Siklus ke : ... Pewawancara :...

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana tanggapan anda terhadap penerapan strategi pendekatan IDEAS pada proses pembelajaran penjas?

2 Apa tanggapan anda tentang penggunaan strategi pendekatan IDEAS dalam pembelajaran penjas?

3 Pada saat mengajar penjas melalui strategi pembelajaran IDEAS hambatan apa saja yang anda temui?

4. Menurut pendapat anda dengan cara apa hambatan-hambatan itu bisa diselesaikan? 5. Apakah anda merasa berhasil mengajar? 6. Hal-hal apa saja yang anda rasakan berhasil

dalam pembelajara hari ini? 7. Menurut pendapat ibu bagaimana

pembelajaran penjas melalui strategi pendekatan IDEAS agar lebih optimal pada saat pelaksanaan?

Wawancara bertujuan untuk mengetahui secara jelas tentang sesuatu yang tidak terlihat atau teramati lewat penglihatan atau perabaan, sehingga untuk diperoleh data yang valid dapat dilakukan wawancara kepada orang lain guna mengetahui secara jelas keadaan sebenarnya yang terjadi di dalam kelas.

Dalam tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan bertatap muka secara langsung kepada responden atau subjek yang diteliti yaitu guru dan siswa. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan tentang pelaksanaan pembelajara.


(47)

Tabel 3.9

FORMAT LEMBAR WAWANCARA SISWA

Hari / tanggal : ... Pengajar :... Siklus ke : ... Pewawancara :...

NO PETANYAAN JAWABAN

1 Apakah kalian menyukai pembelajaran hari ini? 2 Apakah kalian mengalami kesulitan dalam

melaksanakan pembelajaran penjas?

3 Kalau ada kesulitan, dalam hal apa kesulitan itu?

4 Lebih mudah dipahami mana antara pembelajaran yang terdahulu dengan pembelajaran sekarang?

5 Apa saran kamu agar proses pembelajaran lebih mudah ?

b. Catatan Lapangan

Catatan lapaangan adalah hasil dari penglihatan dan di gambarkan secara deskriptif suasana kelas, dan berbagai situasi yang terlihat di lapangan. Catatan lapangan ini sangatlah penting bagi penelitian tindakan kelas. Dimana catatan lapangan ini berguna untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi pada saat pembelajaran. Catatan lapangan ini digambarkan dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

Catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kinerja guru dan aktivitas siswa serta berbagai kejadian yang dianggap penting yang tidak direncanakan dan tidak dapat teramati pada pedoman observasi ketika berlangsungnya kegiatan pembelajaran dari siklus yang pertama sampai siklus yang terakhir. Sehingga dengan ini akan terlihat peningkatan dari setiap tahap pembelajaran.

Catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu catatan yang berbentuk deskripsi untuk menggambarkan suatu proses dan kejadian-kejadian yang didengar, dilihat, dan dialami selama pelaksanaan tindakan. Sesuatu yang tidak rutin muncul direkam dalam catatan lapangan ini. Bagaimana suasana


(48)

kelas selama pembelajaran, pengelolaan kelas, hubungan yang terjalin antara siswa dan guru, dan sebagainya dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

Tabel 3.10

Format Catatan Lapangan

Hari / tanggal : ... Siklus ke : ...

No. Fokus Kejadian proses pembelajaran

Siklus I Siklus II Siklus III

1. Kegiatan awal pembelajaran

2. Kegiatan inti pembelajaran

3. Kegiatan akhir pembelajaran

c. Lembar Tes Hasil Belajar

Menurut Suherman (2012, hlm. 78) “ tes adalah berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian.”

Tes dalam penelitian ini untuk pengumpulan data pembelajaran pendidikan jasmani. Tes ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran guna mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa.

Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran setelah dilakukannya tindakan melalui alat pengumpul data yang digunakan. Alat instrumen tes berupa format penilaian yang berisi sejumlah aspek-aspek penilaian meliputi aspek psikomotor, afektif, dan kognitif.


(1)

yang diberikan oleh guru, maka pada tahap ini perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 97% dan telah mencapai target yang diinginkan. Berikut diagram data hasil pengamatan perencanaan tiap siklus.

2. Pelaksanaan Kinerja Guru

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan tetap mengacu pada perencanaan pembelajaran yang sudah disusun dan disiapkan sebelumnya yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran penjas dengan melalui penerapan strategi pendekatan IDEAS (Introduction, Demontration, Explanation, Action, dan Summary) dengan kinerja guru untuk memotivasi, mengarahkan dan membimbing siswanya untuk melakukan pembelajaran.

Pada data awal pelaksanaan kinerja guru hanya mencapai 47,22, di siklus I kinerja guru mencapai 68,75%, pada siklus II 85,75%, dan pada siklus III mencapai lebih dari target yang diharapkan yaitu 98,33%. Hal tersebut sesuai dengan target yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini.

3. Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi pada pembelajaran tiap siklusnya, maka diperoleh hasil pelaksanaan dari data awal, siklus I, siklus II, dan siklus III. Dari setiap siklus yang dilaksanakan berdasarkan analisis dan refleksi terhadap kegiatan sebelumnya, dan target yang belum tercapai dapat diperbaiki sampai mencapai target yang di inginkan.

Aktivitas siswa pada data awal 9,5 %, dan pada siklus I mencapai 52,4% dari jumlah keseluruhan siswa, pada siklus II meningkat menjadi 80,9% dari jumlah keselurhan siswa dan pada siklus III meningkat menjadi 95,2% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan analisis selama pembelajaran dapat dilihat hampir seluruh siswa menunjukkan peningkatan dalam aktivitas pembelajaran. Para siswa merasa senang dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

4. Hasil Belajar Siswa

Pembelajaran penjas dengan melalui penerapan strategi pendekatan IDEAS (Introduction, Demontration, Explanation, Action, dan Summary) sangat membantu meningkatkan hasil belajar siswa, peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan kinerja guru menunjukkan hasil yang nyata, mencapai target yang ditentukan sebesar 90%. Peningkatan pembelajaran


(2)

133

penjas dengan melalui penerapan strategi pendekatan IDEAS (Introduction, Demontration, Explanation, Action, dan Summary) terbukti dari peningkatan hasil belajar siswa setiap siklus yang meningkat.

Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas mencapai 14 siswa atau 66,6%, pada siklus II siswa yang tuntas meningkat menjadi 17 siswa atau 80,9%, siklus III siswa yang tuntas meningkat menjadi 19 siswa atau 90,4% dan sesuai dengan target yang ditentukan.

B. Saran

Penerapan strategi IDEAS (Introduction, Demontration, Explanation, Action, dan Summary) dalam pembelajaran penjas merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas jasmani. Dengan memperhatikan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan di SDN Rancamanggung Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Penerapan strategi pendektan IDEAS (Introduction, Demontration, Explanation, Action, dan Summary) dalam pembelajaran penjas merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam kegiaan belajar mengajar penjas. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu memilih dan mengembangkan strategi dan teknik pembelajaran lainnya yang cocok untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi pembelajaran, dan hal-hal lainnya yang masih perlu dipertimbangkan.

b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai penggunaan metode pembelajaran yang sesuai, sehingga dalam penerapannya tidak menjadi salah persepsi.

c. Para guru disarankan untuk memiliki kemauan, ketelitian, ketekunan, dan keberanian untuk mengembangkan metode pembelajaran dan mengembangkan berbagai potensi, baik potensi diri sebagai guru, potensi lingkungan maupun potensi siswa. Karena penelitian membuktikan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani yang selama ini dinilai terkesan monoton


(3)

yang dilakukan oleh guru, dengan kerja keras ternyata dapat dioptimalkan dan mendapat hasil yang baik, sehingga siswa dapat antusisa pada proses pembelajaran.

d. Dalam mengembangkan langkah-langkah penerapan strategi pendekatan IDEAS (Introduction, Demontration, Explanation, Action, dan Summary) dalam pembelajaran penjas berperan optimal sebagai motivator, fasilitator, dan membimbing siswa sebaik-baiknya.

e. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani lebih menekankan pada proses bagaimana pengetahuan, dan keterampilan gerakan itu dibangun oleh para siswa yang difasilitasi melalui strategi pendekatan IDEAS (Introduction, Demontration, Explanation, Action, dan Summary) sehingga akan berdampak lebih mempermudah dan mempercepat proses penguasaan pembelajaran tersebut.

2. Bagi siswa

a. Keterampilan siswa dalam melakukan proses pembelajaran penjas ini harus diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa. b. Para siswa perlu dibina untuk melakukan proses pembelajaran yang di

ajarakan oleh guru yang bermanfaat bagi dirinya, sehingga dengan pembelajaran tersebut nantinya siswa dapat melakukan pembelajaran penjas dengan baik.

c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani, ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.

3. Bagi sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

b. Dalam meningkatkan minat dan bakat terhadap siswa, maka perlu diadakannya pertandingan baik pada tingkat intern sekolah, gugus, kecamatan maupun tingkat kabupaten yang dilakukan secara berkala.


(4)

135

c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan menguasai metode pemebelajaran pada saat mengajar dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program studi Pendidikan Jasmani yang memproduksi guru-guru yang nantinya akan mengabdi di masyarakat serta merujuk pada visi yang diusung Universitas Pendidikan Indonesia itu sendiri yaitu menjadi universitas yang pelopor dan unggul.

5. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan strategi pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan strategi pembelajaran sebagai tindakan dalam penyampaian pembelajaran.

c. Bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tindakan kelas hendaknya menggunakan sumber yang lebih banyak lagi, sehingga temuan-temuan dalam pelaksanaan Pembelajaran penjas dengan melalui penerapan strategi pendekatan IDEAS (Introduction, Demontration, Explanation, Action, dan Summary) lebih banyak dan lebih lengkap.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas

Fathurrohman, P dan Sobry Sutikno (2007). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Refika Aditama

Hatimah, dkk.(2007). Penelitian Pendidikan. Bandung : UPIPRESS.

Huda, Miftahul. (2013). Model Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yogyakarta : PUSTAKA PELAJAR

Husdarta, J.S.(2010). Psikologi Olahraga. Bandung : ALFABETA

Husdarta, J.S. dan Yudha M. Saputra (2000). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas

Kusmaedi, Nurlan (2009). Perkembangan peserta didik. Bandung : Program Studi S1 Penjas Pgsd Universitas Pendidikan Indonesia

Lexy J. Moleong. (1994). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya. Lutan, Rusli (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdiknas Lutan, Rusli (2001). Asas Asas Pendidikan Jasmani. Jakarta : Depdiknas Mulyanto, Respaty (2014). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung :

Universitas Pendidikan Indonesia

Mulyasa, E. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya

Paturusi, Achmad (2012). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta : Rineka Cipta

Rahayu, Ega Trisna (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung : Alfabeta

Rosdiani, Dini (2013). Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung : ALFABETA

Sadiman, dkk. (2006). Media Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada Safari, indra (2012). Pembinaan kebugaran jasmani di sekolah. Bandung :


(6)

Sagala, Syaiful (2005). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung : Alfabet Sanjaya, Wina (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana

Subarjah, Herman (2015). Pembelajaran Permainan Kecil Di Sekolah Dasar. Bandung

Sugiyono (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA Suherman, Adang (2000). Dasar - Dasar Penjaskes. Jakarta : Depdiknas Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan

Jasmani. Bandung : CV Bintang Warli Artika.

Suherman, Ayi. (2011). Kurikulum Pembelajaran. Sumedang: Prodi PGSD Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.

Suherman, Ayi (2013). Penelitian Pendidikan. Bandung : Arjuna Indra

Sumadayo, Samsu. (2013). Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta : Graha Ilmu

Sukintaka.(1992). Teori Bermain Untuk D2 Pgsd Penjaskes. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Wahyudin, dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung : UPIPRESS. Wiriaatmadja, Rochiati (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja

Rosdakarya Offset

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: Rosda Karya.


Dokumen yang terkait

Penggunaan Media Pembelajaran “Multimedia Presentasi” Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Atom Karbon Dan Senyawa Hidrokarbon (Penelitian Tindakan Kelas Di Sma Negeri 1 Jasinga)

1 7 311

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PERMAINAN BEBENTENGAN UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU KERJASAMA DAN FAIR PLAY DALAM PEMBELAJARAN PENJAS : penelitian tindakan kelas Pada Siswa Kelas V SDN 13 Sijuk Kabupaten Belitung.

1 9 23

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIVITAS GERAK DASAR DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK RITMIK : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas Iii Sdn Cikudayasa Kecamatan Cibiru.

0 4 37

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA TANGAN (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Baranangsiang Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang).

0 1 54

MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Leuwimanggu Cianjur.

0 1 37

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGENAI SIKLUS AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Bunisari Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur.

0 3 45

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MATERI PERUBAHAN BENDA SISWA KELAS V SDN CILANGLA : Penelitian Tindakan Kelas pada siswa Kelas V SDN Cilangla Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi.

0 0 34

IMPLEMENTASI AKTIVITAS PEMBELAJARAN BASIC GAMES DALAM UPAYA MENINGKATKAN WAKTU AKTIF BELAJAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS V SDN CISITU 1.

0 0 29

PENGGUNAAN MEDIA AMINI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DI KELAS IV SDN GARDUSAYANG (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV SDN Gardusayang Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang).

0 4 45

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VA SDN. CISITU 2 KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG:Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN. Cisitu II.

0 1 36