Penggunaan Media Pembelajaran “Multimedia Presentasi” Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Atom Karbon Dan Senyawa Hidrokarbon (Penelitian Tindakan Kelas Di Sma Negeri 1 Jasinga)

(1)

i

(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 1 Jasinga)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh DWI GUNARTI NIM 108016200006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii

Presentasi” Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Atom

Karbon dan Senyawa Hidrokarbon disusun oleh Dwi Gunarti, NIM.108016200006, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 28 Juni 2013


(3)

iii

Karbon dan Senyawa Hidrokarbon disusun oleh DWI GUNARTI, Nomor Induk Mahasiswa 108016200006, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 23 Juli 2013 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.

Jakarta, 23 Juli 2013 Panitia Ujian Munaqasah


(4)

iv Nama : Dwi Gunarti

NIM : 108016200006 Jurusan : Pendidikan Kimia

Alamat : Kp Lebak Desa Rt 005/ Rw 002 Kecamatan Jasinga, Bogor - Jawa Barat.

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Penggunaan Media Pembelajaran “Multimedia

Presentasi” Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Atom

Karbon dan Senyawa Hidrokarbon adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

1. Nama Pembimbing I : Dedi Irwandi, M.Si

NIP : 19710528 200003 1 002

Jurusan/ Program studi : Ilmu Pengetahuan Alam/ Pendidikan Kimia 2. Nama Pembimbing II : Burhanudin Milama, M.Pd

NIP : 19770201 200801 1 011

Jurusan/ Program studi : Ilmu Pengetahuan Alam/ Pendidikan Kimia

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala kosekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.


(5)

v Presentasi” Untuk

Senyawa Hidrokarbon. Skripsi. Program studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2013.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya hasil belajar siswa yang disebabkan oleh kurangnya motivasi, minat dan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, metode mengajar yang digunakan guru masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang memahami materi yang disampaikan dan merasa bosan karena tidak dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari dua siklus. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penggunaan media pembelajaran multimedia presentasi pada materi atom karbon dan senyawa hidrokarbon. Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Jasinga, tahun ajaran 2012/2013. Data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, angket, dan tes. Analisis data dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu menguraikan secara deskriptif tentang perkembangan proses pembelajaran siswa pada siklus I sampai siklus II. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, angket, dan tes pada siklus I sampai siklus II dianalisis secara kuantitatif dengan cara menghitung rata-rata dan persen ketuntasannya di setiap siklusnya. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 65,64 dengan persentase ketuntasan kelas sebesar 31,03%, dan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II sebesar 72,67 dengan persentase ketuntasan kelas sebesar 75,87%. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media pembelajaran multimedia presentasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci: Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Belajar Siswa, Media Pembelajaran, Multimedia Presentasi.


(6)

vi

of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, June 2013.

This research is motivated by low student learning outcomes resulting from a lack of motivation, interests and activities of students in the learning process. In addition, the teaching methods which used by teachers still use the lecture method so the students do not understand the material which presented and feel bored, because doesn’t involving the learning activities. One of the ways to improve student learning outcomes is by using multimedia instructional media presentations. The research which used in this study is classroom action research (PTK). The purpose of this research is to improve student learning outcomes by using multimedia instructional media presentation on the topic carbon atom and hydrocarbons compound. The subjects of this reasearch are all students of class X-5 State Senior High School 1 Jasinga, school year 2012/2013. The data in this study are taken by using interviews, observations, questionnaires, and tests. Data analysis of this research is qualitative descriptive, that is descriptive outline of the development of the learning process of students in the first cycle to the second cycle. Data obtained from interviews, observations, questionnaires, and tests on the first cycle to the second cycle was analyzed quantitatively by calculating the average and percent thoroughness in each cycle. The average value of learning outcomes in the first cycle of 65.64 with a percentage of 31.03% mastery class, and the average value of student learning outcomes in the second cycle of 72.67 with a percentage of 75.87% mastery class. The results obtained show that the application of multimedia instructional media presentations can improve student learning outcomes.

Keywords: Classroom Action Research, Student Learning Outcomes, Learning Media, Multimedia Presentations.


(7)

vii

dan rahmat-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan risalah-Nya dan mengajarkan kepada umat manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa yang telah diajarkan kepada umat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman.

Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi yang berjudul “Penggunaan Media Pembelajaran “Multimedia Presentasi” Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Atom Karbon dan Senyawa Hidrokarbon” dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Ibu Nurlena Rifai, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dedi Irwandi, M.Si, Dosen Pembimbing I sekaligus Ketua Prodi Kimia-FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Burhanudin Milama, M.Pd, Dosen Pembimbing II FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Wawan Hermawan, S.Pd, MM, Kepala SMA Negeri 1 Jasinga yang telah membantu penelitian berlangsung.

6. Bapak Saroni, S.Pd, Guru Kimia SMA Negeri 1 Jasinga yang telah banyak membantu penulis selama pelaksanaan penelitian.


(8)

viii motivasi, dan dukungan kepada penulis.

9. Sahabat-sahabatku tersayang Pohan, Mba irza, Bu Devi, Samroh, Amah dan Chilmi yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi. Semoga kebersamaan, kebahagiaan dan keceriaan disaat kita berkumpul bersama dan persahabatan ini tetap terjalin selamanya.

10.Teman-teman seperjuanagan Jurusan Pendidikan Kimia 2008 yang telah memberikan dukungan, semangat, motivasi serta bantuannya.

11.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang juga telah memberikan dorongan dan bantuan dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.

Semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan dapat menjadi amal baik dan mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khasanah ilmu pengetahuan.

Fastabiqul Khoirot

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 26 Mei 2013 Penulis,

Dwi Gunarti


(9)

ix

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGUJIAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN ... 6

A. Kajian Teoretik ... 6

1. Media Pembelajaran ... 6

a. Pengertian Media ... 6

b. Ciri-ciri Media ... 7

c. Jenis-jenis Media ... 8

d. Fungsi Media Pembelajaran ... 9


(10)

x

c. Kelebihan Multimedia Presentasi ... 16

d. Manfaat Multimedia Presentasi ... 17

e. Prinsip Pengembangan Multimedia Presentasi ... 17

f. Pembuatan Media Presentasi ... 18

3. Hasil Belajar ... 20

4. Tinjauan Materi Hidrokarbon ... 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 28

C. Kerangka Pikir ... 29

D. Hipotesis Tindakan ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan atau Racangan Siklus Penelitian Kajian Teoretik ... 32

1. Metode Penelitian ... 32

2. Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian ... 32

3. Fokus Masalah ... 34

4. Solusi Masalah ... 34

5. Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus ... 35

C. Subyek/ Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ... 36

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 36

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 36

F. Hasil intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 37

G. Data dan Sumber Data ... 38

H. Instrumen Pengumpulan ... 38

I. Teknik Pengumpulan Data ... 41


(11)

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Deskripai Data Hasil Pengamatan Efek Kajian Teoretik ... 48

1. Siklus I ... 48

2. Siklus II ... 60

B. Pembahasan Temuan Penelitian ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(12)

xii

Tabel 3.2 Data dan Sumber Data Penelitian ... 38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Siklus I ... 39

Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Siklus II ... 39

Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 41

Tabel 3.6 Kriteria Taraf Kesukaran ... 44

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda ... 45

Tabel 3.8 Interval Skor Analisis Data ... 46

Tabel 4.1 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus I ... 49

Tabel 4.2 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus I ... 52

Tabel 4.3 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Pertemuan Ketiga Siklus I ... 53

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 55

Tabel 4.5 Hasil Wawancara Siswa Siklus I ... 56

Tabel 4.6 Hasil Angket Siswa Siklus I ... 57

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siklus I ... 58

Tabel 4.8 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Pertemuan Pertama Siklus II ... 61

Tabel 4.9 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Pertemuan Kedua Siklus II ... 63

Tabel 4.10 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Pertemuan Ketiga Siklus II ... 65

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 67

Tabel 4.12 Hasil Wawancara Siswa Siklus II ... 67

Tabel 4.13 Hasil Angket Siswa Siklus II ... 68


(13)

xiii

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ... 31

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Bentuk Siklus ... 34

Gambar 3.2 Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus ... 35

Gambar 4.1 Hasil Siklus I dan Siklus II ... 72


(14)

xiv

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen penelitian

Lampiran 4 Hasil Anates Siklus I Lampiran 5 Hasil Anates Siklus II

Lampiran 6 Soal Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I Lampiran 7 Soal Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II Lampiran 8 Hasil Belajar Siklus I

Lampiran 9 Hasil Belajar Siklus II

Lampiran 10 Lembar Observasi Aktivitas Guru Lampiran 11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lampiran 12 Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Lampiran 13 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Lampiran 14 Angket Siswa

Lampiran 15 Hasil Angket Siswa Siklus I Lampiran 16 Hasil Angket Siswa Siklus II Lampiran 17 Tabel Analisis Angket Siklus I Lampiran 18 Tabel Analisis Angket Siklus II

Lampiran 19 Hasil Wawancara Guru Observasi Awal Lampiran 20 Hasil Wawancara Guru Setelah Tindakan Lampiran 21 Hasil Wawancara Siswa Observasi Awal Lampiran 22 Hasil Wawancara Siswa Siklus I

Lampiran 23 Hasil Wawancara Siswa Siklus II

Lampiran 24 Media Pembelajaran Multimedia Presentasi Lampiran 25 Dokumentasi


(15)

1

Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang pengembangan dan penerapannya sangat menuntut sejumlah aktivitas dan keahlian dalam menghafal, menghitung, dan melakukan eksperimen.1 Memahami kimia berarti mengetahui sifat-sifat zat kimia dan hubungannya dengan struktur dan ikatan kimia. Sebagian besar siswa kurang memahami konsep-konsep dasar secara benar sehingga memiliki masalah dalam pemahaman konsep-konsep lanjutan. Pemahaman terhadap ilmu kimia menuntut keaktifan dan kreativitas yang tinggi dari siswa sebagai pihak yang belajar, dan dari guru sebagai fasilitator belajar. Oleh sebab itu, variasi strategi pembelajaran dan penggunaan media yang relevan sangat diperlukan untuk memperoleh hasil belajar yang memuaskan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dengan guru kimia SMA Negeri 1 Jasinga, ternyata hasil belajar kimia siswa kelas X-5 masih rendah. Nilai rata-rata ujian midsemester satu adalah 51,67 dengan ketuntasan belajar klasikal 15,39%. Hal ini menunjukkan bahwa, masih rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep kimia. Peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa. Hasilnya adalah siswa masih mengeluhkan bahwa pelajaran kimia sulit untuk dipahami, sebagian siswa tidak menyukai pelajaran kimia karena cara guru mengajar masih menggunakan metode ceramah, dan siswa juga belum puas terhadap nilai yang mereka peroleh karena masih dibawah KKM.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh berbagai macam faktor, yaitu kondisi siswa, kondisi guru, dan kondisi proses pembelajaran. Hasil observasi diketahui bahwa proses pembelajaran yang terjadi di kelas kurang melibatkan siswa. Siswa kurang diberikan kesempatan melakukan aktivitas

1 Bennet, S.W., O’Neale, K.

Skills Development and Practical Work in Chemistry, U.Chem, 1998 Ed., 2(2), h.58-62, tersedia: http://www.rsc.org/pdf/uchemed/papers/ 1998/22_bennett.pdf diakses: 23 Juli 2012


(16)

belajar atau dengan kata lain peran guru dalam pembelajaran terlihat lebih dominan, sehingga sebagian besar siswa kurang merespon tugas yang guru berikan. Guru belum memanfaatkan media pembelajaran dalam membantu menyampaikan materi yang berakibat pada sulitnya siswa dalam memahami materi pelajaran. Kondisi belajar yang menjenuhkan membuat siswa tidak bersemangat untuk belajar. Hal ini mengindikasikan bahwa proses pembelajaran yang dilaksanakan belum optimal.

Untuk itu peneliti akan memperbaiki pembelajaran dengan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). ”PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas”.2 Penelitian ini dilaksanakan untuk meneliti kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi, yang bertujuan memperbaiki pembelajaran. Dengan memperggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar kimia.

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, dan perhatian untuk melangsungkan proses pembelajaran. 3 Salah satu media yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran kimia adalah multimedia presentasi. “Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi”.4 Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti dan jelas.5 Dengan menggunakan multimedia siswa dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan dan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi (Informasi).

2

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) Cet. 6, h. 45

3

Sadiman, A.S. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 15, h. 7

4

Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, (Jakarta: Presentasi Pustaka, 2010), Cet. 1, h. 25

5


(17)

Penelitian mengenai penggunaan multimedia dalam permbelajaran ini juga pernah dilakukan oleh Ratini yang diterapkan pada pelajaran Biologi di SMA Muhammadiyah 1 Metro. Hasilnya menunjukan bahwa “Pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menarik, interaktif sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa serta dapat mempermudah siswa untuk menguasai pelajaran dan akhirnya hasil belajar menjadi meningkat”.6

Proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia presentasi adalah pembelajaran yang bersifat satu arah, dimana siswanya mendengarkan dan melihat materi pelajaran melalui laptop yang diproyeksikan melalui LCD. Untuk itu diperlukan umpan balik yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Umpan balik tersebut dapat dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa pada saat proses belajar-mengajar berlangsung, sehingga siswa diharapkan aktif berfikir dalam menjawab pertanyan yang diberikan oleh guru.

Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari dua sisi yang sama pentingnya, yakni sisi proses dan sisi hasil belajar. Proses belajar berkaitan dengan pola perilaku siswa dalam mempelajari bahan pelajaran, sedangkan hasil belajar berkaitan dengan perubahan perilaku yang diperoleh sebagai pengaruh dari proses belajar. Hasil belajar merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan proses belajar.7

Berdasarkan hal tersebut diatas, peneliti merasa tertarik mengangkat masalah ini dengan mengambil judul: Penggunaan Media Pembelajaran

“Multimedia Presentasi” Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada

Materi Atom Karbon dan Senyawa Hidrokarbon.

6

Ratini, Penggunaan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Pada Siswa SMA Muhammadiyah 1 Metro Tahun Pelajaran 2010/2011, Artike, tersedia: http://www.ummetro.ac.id/file_jurnal/7.%20Ratini%20UM%20Metro.pdf, tanggal akses 25 Juni 2013 h. 70

7


(18)

B. Identifikasi Masalah

Dari observasi dan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa kimia itu sulit untuk dipelajari.

2. Cara guru mengajar masih secara konvensional sehingga kurang memberikan semangat dan motivasi siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Guru belum memanfaatkan media pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman siswa.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini dibatasi pada masalah:

1. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X-5 di SMA Negeri 1 Jasinga. 2. Hasil belajar diukur dari aspek kognitif.

3. Multimedia Presentasi yang digunakan adalah Power Point.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah dapat dirumuskan

permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan media

pembelajaran Multimedia Presentasi dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1. Tujuan umum

Dalam penelitian tindakan kelas ini, secara umum bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Jasinga tahun ajaran 2012/2013 dengan menerapkan media pembelajaran “Multimedia


(19)

2. Tujuan khusus

Siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan mendapatkan nilai minimal 70 dan sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa mampu mencapai batas minimal tersebut.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun Manfaat dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi siswa

Multimedia Presentasi ini diharapkan dapat menarik minat siswa untuk belajar kimia sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi Guru

Acuan guru dalam membantu siswa untuk meningkatkan motivasi belajarnya yang nantinya juga akan meningatkan hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam perbaikan proses pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya, dan perbaikan kualitas sekolah pada umumnya.

4. Bagi peneliti

Masukan bagi peneliti dalam bidang pendidikan, sebagai penerapan teori yang diperoleh dari bangku kuliah dan sebagai modal awal ketika mengajar kelak.

5. Bagi Program Studi Pendidikan kimia

Dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk mengembangkan teori-teori kependidikan terutama pada bidang studi kimia.


(20)

6 A. Kajian Teoritis

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara bahasa berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Commuication Technology/AECT) di Amerika misalnya, membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.1

Menurut Syaiful & Aswan, “media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran”.2

Menurut Azhar Arsyad, “media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya”.3

Yudhi Munadi berpendapat, “media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di

1

Arif S. Sadiman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 15, h. 6

2

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 3, h. 121

3

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 15, h. 2-3


(21)

mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.4

Daryanto berpendapat bahwa “media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran”.5

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat bantu yang digunakan guru untuk menyampaikan pesan/informasi kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat melakukan proses pembelajaran secara efektif dan efisien.

b. Ciri-ciri Media Pembelajaran

Media pembelajaran digunakan untuk mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.6 Berikut ini adalah ciri-ciri dari media pembelajaran yaitu:7

1) Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini menggambarkan kemampuan media dalam merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan media seperti fotografi, video, tape, audio tape, disket komputer, dan film.

2) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Ciri manipulatif dapat mempercepat proses kejadian yang memakan waktu berhari-hari, disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse

4

Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), Cet. 1, h. 7-8

5

Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: Satu Nusa Studio, 2011), Cet. 1, h. 5

6

Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT.Citra Aditya Bakti, 1994), Cet. 7, h. 5-6

7


(22)

recording. Selain dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman

video.

3) Ciri Distributif (Distributive Property)

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian di transfortasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.

c. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Ada lima taksonomi dalam mengelompokan jenis-jenis media pembelajaran yaitu sebagai berikut:Pertama, Rudy Bretz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu: suara, visual, dan gerak. Disamping itu Bretz juga membedakan anatara media sinar (telecommunication) dan media rekam (recording) sehingga terdapat 8 klasifikasi media: 1) media audio visual gerak, 2) media audio visual diam, 3) media audio semi-gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual diam, 6) media audio, dan 8) media cetak.

Kedua, Menurut Duncan media yang di pergunakan disusun menurut tingkat kerumitannya. Semakin rumit jenis perangkat yang dipakai, semakin mahal biaya investasi, semakin sulit pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana perangkat media yang digunakan biayanya akan lebih murah, pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaanya lebih khusus, dan lingkup sasarannya lebih terbatas.

Ketiga, Taksonomi Menurut Briggs lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkannya daripada medianya sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan, dan transmisinya.

Keempat, Gagne membuat tujuh macam pengelompokan media, yaitu: benda yang didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara dan mesin belajar. Ketujuh


(23)

media tersebut mempunyai fungsi menurut tingkatan hirarki belajar yang dikembangkannya, yaitu: pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukan alih-ilmu, menilai prestasi, dan memberi umpan balik.

Kelima, Edling bependapat bahwa siswa, rangsangan belajar, dan tanggapan merupakan variabel kegiatan belajar dengan media. Menurut Edling, media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kondifikasi subjektif visual dan kondifikasi objektif audio, dua untuk pengalaman visual meliputi kondifikasi subjektif audio dan kondifikasi objek visual, dan dua pengalaman belajar tiga dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda. 8

Sedangkan menurut Rayanda Asyhar, secara garis besar media dikelompokan ke dalam empat jenis, yaitu:9

1. Media visual, yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan saja.

2. Media audio adalah media pembelajaran yang hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik.

3. Media audio-visual, yaitu media pembelajaran yang melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan.

4. Multimedia, yaitu media yang melibatkan berbagai indera dan beberapa jenis media secara terintegrasi.

d. Fungsi Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran sering kali terjadi kegagalan komunikasi. Tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa, bahkan lebih parah lagi bila siswa sebagai penerima pesan

8

Arif S. Sadiman, op. cit., h. 19-26

9

Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Referensi, 2012), Cet. 1, h. 44


(24)

salah menangkap isi pesan yang disampaikan. 10 Untuk masalah tersebut, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan media. Di bawah ini akan dijabarkan fungsi dari media pembelajaran adalah sebagai berikut:11

1) Fungsi AVA (Audiovisual Aids atau Teaching Aids)

Berfungsi untuk memberikan pengalaman yang konkret kepada siswa. Guru perlu menggunakan alat bantu berupa gambar, model, benda sebenarnya dalam menyajikan suatu pelajaran tertentu. Siswa dapat memahami/mengerti apa yang disampaikan guru. Ini adalah fungsi pertama media, yaitu sebagai alat bantu agar dapat memperjelas (membuat lebih konkret) apa yang disampaikan guru, karena jika tidak menggunakan media, maka penjelasan guru bersifat sangat abstrak. 2) Fungsi Komunikasi

Sebagai sarana komunikasi dan interaksi antara siswa dengan media tersebut, dengan demikian merupakan sumber belajar yang penting. Fungsi kedua media ini mencapai sasaran, yaitu bila media berfungsi sebagai sarana komunikasi antara komunikator (guru) dan penerima (murid), di mana penerima dapat memahami isi pesan yang terdapat dalam media (dalam dunia komunikasi disebut sharing). e. Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut: 12

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:

10

Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta: Prenada Media Group, 2008), Cet. 5, h. 162

11

Dewi Salma dan Eveline Siregar, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), Cet. 2, h. 6-7

12


(25)

a) Objek yang terlalu besar bisa digantikaan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;

b) Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;

c) Gerak yang terlalu lambat atau cepat, dapat dibantu dengan time-lapse atau high-speedphotografhy;

d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;

e) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain

f) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dll) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dll.

3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan digunakan untuk:

a) Menimbulkan kegairahan belajar.

b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.

c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar-belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuanya dalam:

a) Memberikan perangsangan yang sama. b) Mempersamakan pengalaman.


(26)

c) Menimbulkan persepsi yang sama. f. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Pertimbangan dalam pemilihan media adalah dapat terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran.13 Kriteria yang menjadi fokus pemilihan media untuk pembelajaran yaitu:14

1) Karakteristik Siswa

Informasi mengenai karakteristik siswa dapat membantu dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang baik, yang dapat menjamin kemudahan belajar bagi setiap siswa.

2) Tujuan Belajar

Secara umum tujuan belajar yang diusahakan untuk dicapai meliputi tiga hal, yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap. Dalam rencana pembelajaran, guru hendaknya melakukan pilihan-pilihan media yang sesuai dengan tujuan, sehingga dapat membantu dalam mencapai ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Pemilihan media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Misalnya, bila tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film dan video bisa digunakan.

3) Sifat Bahan Ajar

Isi pelajaran atau bahan ajar memiliki keragaman dari sisi tugas yang akan dilakukan siswa. Tugas-tugas tersebut biasanya menuntut adanya aktivitas dari para siswanya. Jika berbagai macam kegiatan didukung oleh media pembelajaran yang tepat, tentunya lingkungan belajar akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal bahkan akan memperlancar peranannya sebagai pusat dan transformasi kebudayaan.

13

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran, (Bandung: Wacana Prima, 2009), h. 69

14


(27)

4) Pengadaan Media

Menurut Arif S.Sadiman, media dapat dibagi menjad dua yaitu media jadi dan media rancangan. Yang menjadi perhatian dan pertimbangan dalam memilih media adalah kemampuan biaya, ketersediaan waktu, tenaga, fasilitas dan peralatan pendukung. Aspek tersebut sering menjadi penghambat dalam pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran secara maksimal.

5) Sifat Pemanfaatan Media

Dilihat dari pemanfaatanya, media pembelajaran terbagi menjadi dua yaitu media primer dan media sekunder. Media primer, yaitu media yang diperlukan atau harus digunakan guru untuk membantu siswa dalam proses pembelajarannya. Media sekunder, adalah media yang bertujuan untuk memberikan pengayaan materi. Guru seharusnya mengetahui potensi media dan karakteristik masing-masing jenis media agar media tersebut tidak kehilangan perananya.

Menurut Dick dan Carey ada 4 faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, yaitu:15

1. Kesediaan sumber setempat. Artinya, bila media yang bersangkutan tidak ada pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat sendiri.

2. Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri ada dana, tenaga dan fasilitanya.

3. Keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu yang lama. Artinya media bisa digunakan dimana pun dengan perlatan yang ada diskitarnya dan kapan pun serta mudah dijinjing dan dipindahkan.

4. Efektifitas biaya dalam jangka waktu yang panjang

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan materi ajar kepada siswa. Dengan penggunaan media pembelajaran, siswa dapat dengan mudah menerima materi yang disampaikan guru. Terdapat banyak media-media

15


(28)

pembelajaran yang bisa dimanfaatkan guru untuk menunjang proses pembelajaran, yaitu media visual, media audio, media audio-visual dan multimedia. Dalam memilih media pembelajaran, guru harus menyesuaikannya dengan materi, sarana, karakter siswa, dan tujuan pembelajaran. Sehingga penggunaan media pembelajaran berfungsi dengan tepat dan sesuai dengan materi ajar yang dapat menentukan keberhasilan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. Multimedia Presentasi

a. Pengertian Multimedia Presentasi

Multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.16 Dalam proses pembelajaran multimedia digunakan sebagai media pengajaran, atau media presentasi, baik dalam kelas maupun secara sendiri-sendiri.17

Beberapa definisi Multimedia menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut: 18

1) Turban, dkk berpendapat bahwa multimedia adalah kombinasi paling sedikit dua media input atau output. Media ini dapat berupa audio (suara, musik), animasi, video, teks, grafik, dan gambar.

2) Robin dan Linda, berpendapat bahwa multimedia adalah alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan video.

16

Winarno, dkk., Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran, (Jakarta: Genius Prima Media, 2009), Cet. 1, h. 55

17

Jarot S. Darma dan Shenia Ananda, Buku Pintar Menguasai Multimedia, (Jakarta: Trans Media, 2009), Cet. 1, h. 1

18

Niken Ariani dan Dany Haryanto, Pembelajaran Multimedia di Sekolah, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2010), Cet. 1, h. 11, 25


(29)

3) Hofstetter berpendapat mengenai multimedia dalam konteks komputer adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, video, dengan menggunakan alat yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. 4) Wahono berpendapat bahwa multimedia sebagai perpaduan antara

teks, grafik, sound, animasi, dan video untuk menyampaikan pesan kepada publik.

5) Zeembri, berpendapat bahwa multimedia merupakan kombinasi data teks, audio, gambar, animasi, video, dan interaksi.

6) Niken & Dany, berpendapat bahwa multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa multimedia adalah media yang terdiri dari beberapa jenis media seperti teks, gambar, suara, animasi, video yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada publik.

b. Jenis Multimedia Presentasi

Banyak jenis perangkat lunak (softwere) yang dapat digunakan untuk membuat media presentasi. Berikut ini adalah beberapa program aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat media presentasi, yaitu:19 1) Microsoft Power Point

Microsoft Power Point merupakan program aplikasi presentasi yang sangat populer dan paling banyak digunakan saat ini untuk berbagai kepentingan presentasi, baik pembelajaran, presentasi produk, meeting, seminar, lokakarya dan sebagainya.

2) Macromedia Flash

Macromedia Flash merupakan salah satu program aplikasi yang digunakan untuk mendesain animasi yang banyak digunakan saat itu. Misalnya, animasi objek grafis yang bergerak dari besar menjadi kecil,

19


(30)

dari terang menjadi redup, dari bentuk satu menjadi bentuk lain, dan masih banyak lagi yang lain.

3) Goldwave

Goldwave adalah sebuah editor, player, recorder, analyzer dan

converter file sound. Biasanya digunakan untuk membuat file sound

untuk audio CD, website, mesin menjawab, sistem suara Windows dan lainnya.

4) Camtasia Recorder

Camtasia adalah sebuah software yang dirilis oleh TechSmith Corporation. Camtasia recorder adalah bagian dari Camtasia Studio yang berguna untuk membuat record atau rekaman mengenai tampilan pada desktop.

c. Kelebihan Multimedia Presentasi

Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari multimedia presentasi, yaitu:20

1) Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik atau diistilahkan dengan imagery. Secara kognitif pembelajaran dengan menggunakan mental imagery untuk meningkatkan retensi siswa dalam mengingat materi-materi pelajaran.

2) Memiliki kemampuan dalam menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi.

3) Memiliki kemampuan dalam mengakomodasi peserta didik sesuai dengan moralitas belajarnya, terutama bagi mereka yang memiliki tipe visual, auditif, kinestetik atau yang lainnya.

4) Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan secara mudah.

20


(31)

d. Manfaat Multimedia Presentasi

Aplikasi multimedia dalam proses pembelajaran ditujukan untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) serta merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga proses pembelajaran mencapai tujuan dan dapat terkendali.21 Manfaat dari multimedia pembelajaran adalah sebagai berikut:22

1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, dan elektron.

2. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan ke sekolah, seperti gajah, rumah, dan gedung.

3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, beredarnya planet Mars, dan berkembangnya. 4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh, seperti bulan, bintang dan

salju.

5. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi, harimau, dan racun.

6. Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa. e. Prinsip Pengembangan Multimedia Presentasi

Pengembangan media presentasi harus dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan media pembelajaran. Beberapa prinsip berikut perlu dipertimbangkan ketika akan mengembangkan media presentasi, diantaranya adalah sebagai berikut:23

1. Harus dikembangkan sesuai dengan prosedur pengembangan intruksional. Pada prinsip ini membuat bahan presentasi yang kita hasilkan akan menjadi efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2. Media presentasi berfungsi sebagai alat bantu mengajar, bukan

merupakan media pembelajaran yang akan dipelajari secara mandiri oleh sasaran.

21

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 191

22

Daryanto, op. cit., h. 50

23


(32)

3. Pengembangan media presentasi seharusnya mempertimbangkan atau menggunakan secara maksimal segala potensi dan karakteristik yang dimiliki oleh jenis media presentasi ini.

4. Prinsip kebenaran materi dan kemenarikan sajian. Yaitu materi yang disajikan harus benar substansinya dan disajikan secara menarik. f. Pembuatan Media Presentasi

Membuat program presentasi multimedia dengan power point

dapat dilakukan dengan prosedur berikut ini:24

1. Identifikasi program, hal ini dimaksudkan untuk melihat kesesuaian antara program yang dibuat dengan materi, sasaran (siswa) terutama latar belakang kemampuan, usia dan jenjang pendidikan.

2. Mengumpulkan bahan pendukung sesuai dengan kebutuhan materi dan sasaran seperti video, gambar, animasi, suara. Materi untuk power point sebaiknya dikemas menjadi uraian pendek, pokok-pokok bahasan atau pointer-pointer.

3. Setelah bahan terkumpul dan materi sudah dirangkum, selanjutnya proses pengerjaan di power point hingga selesai.

4. Setelah program selesai dibuat, tidak langsung digunakan sebaiknya dilakukan review dari sisi bahasa, teks, tata letak, dan kebenaran konsep, selanjutnya di revisi dan siap digunakan.

Yang harus diperhatikan dalam membuat bahan ajar dengan menggunakan power point adalah isi materi yang akan disampaikan dan cara menyajikannya kepada siswa. Sehingga penggunaan power point pada proses pembelajaran dapat maksimal. Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan bahan presentasi menggunakan Microsoft Power Point XP 2003:25

1) Membuka program. Klik tombol start, kemudian klik all program, lalu arahkan kursor ke Microsoft office, dan klik file Power Point.

24

Rudi Susilana dan Cepi Riyana, op. cit., h. 102-103

25


(33)

2) Menulis teks presentasi. Klik too add title lalu ketik judul utama naskah yang anda buat, klik too add subtitle untuk menuliskan subjudul, untuk memilih jenis dan ukuran huruf: klik kotak font dan pilih jenis huruf yang anda sukai (ingat, pilih jenis huruf yang tingkat keterbacaannya tinggi), untuk memilih ukuran huruf, klik kotak font size kemudian pilih besarnya huruf sesuai tingkat keterbacaannya 3) Memberi warna teks. Blok dengan mouse judul yang anda tulis, klik

font color dan pilih warna yang anda suka.

4) Membuat animasi teks. Klik teks judul yang anda tulis menggunakan mose sebelah kanan, lalu pilih custom animation maka akan muncul beberapa pilihan bentuk animasi, pilih salah satu jenis animasi.

5) Memberi background pada tampilan slide. Pilih format yang ada di panel atas, klik background, setelah muncul kotak dialog automatic klik file effect, maka akan muncul kotak dialog fill effect, sehingga anda dapat memilih background.

6) Memasukan gambar dengan teknik insert. Pilih insert, lalu arahkan mouse pada picture, klik form file, ambil picture dari file my dokumen, klik file tersebut, klik insert maka gambar yang anda pilih akan muncul di layar presentasi.

7) Memasukan video dengan teknik insert. Klik insert, kemudian klik movie and sound, dan klik movie form file (jika menyimpan video di my documen, maka klik my documen, kemudian klik pada pilih video, lalu klik Ok).

8) Membuat hyperlink pada media presentasi. Blok kalimat yang akan dihubungkan (di link) dengan mouse, kemudian klik insert pada panel toolbar di atas, klik hyperlink, pilih slide yang dituju lalu klik ok. 9) Mengevaluasi program media presentasi. Power point yang sudah

selesai dibuat biasa diperlihatkan kepada teman untuk perbaikan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakain canggih dapat dimanfaatkan sebagai


(34)

alat yang menunjang proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Memanfaatkan teknologi dalam pendidikan adalah hal positif dalam merespon perkembangan teknologi, misalnya pemanfaatan internet sebagai sumber belajar. Dalam hal ini peneliti memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran yaitu multimedia presentasi. Penggunaan multimedia presentasi ini menggunakan laptop yang diproyeksikan melalui LCD yang dapat mempermudah dalam menyampaikan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, dan prosedur. Penggunaan teknologi ini bukan bermaksud menyaingi guru, tetapi suatu upaya guru untuk mengajar siswa dan untuk memenuhi kebutuhan mereka.26 Multimedia presentasi yang digunakan adalah power point. Dimana

power point merupakan salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan, mudah dalam penggunaan dan relatif murah, karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data (data storage).27

3. Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.28

26

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. 4, h. 235

` 27Rudi Susilana dan Cepi Riyana, op. cit., h. 101

28


(35)

Sedangkan menurut Gagne, ada lima keterampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar:29

a) Keterampilan Intelektual

Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya dengan penggunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. Aktivitas belajar keterampilan intelektual ini sudah dimulai sejak tingkat pertama sekolah dasar (sekolah taman kanak-kanak) dan dilanjutkan sesuai dengan perhatian dan keterampilan intelektual seseorang.

b) Strategi Kognitif

Dalam teori belajar modern, suatu strategi kognitif merupakan suatu proses kontrol, yaitu suatu proses internal yang digunakan siswa (orang yang belajar) untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir.

c) Informasi Verbal

Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar di sekolah dan juga dari kata-kata yang diucapkan orang, menyimak dari radio, televisi, dan media lainnya.

d) Sikap

Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadian-kejadian, atau mahluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting adalah sikap kita terhadap orang lain. Oleh karena itu, Gagne juga memperhatikan bagaimana siswa-siswa memperoleh sikap-sikap sosial.

e) Keterampilan Motorik

Ketermpilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual, misalnya membaca, menulis, memainkan sebuah instrumen musik, atau dalam pelajaran sains, menggunakan berbagai mcam alat

29

Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 118-124


(36)

seperti mikroskop, berbagai alat-alat listrik dalam pelajaran fisika, buret, dan alat destilasi dalam pelajaran kimia.

Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada proses pembelajaran berlangsung. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa, diataranya adalah sebagai berikut:30

a) Faktor Internal

1. Faktor Fsiologis, yaitu kondisi fsiologis, meliputi kesehatan dan kesadaran.

2. Faktor Psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, kognitif dan daya nalar.

b) Faktor Eksternal

1. Faktor Lingkungan, berupa lingkungan fisik atau alam dan lingkungan sosial.

2. Faktor Instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunanya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru.

Penggunaan media pada proses pembelajaran dapat membantu untuk tercapainya tujuan intruksional. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan media pembelajaran multimedia presentasi, yaitu berupa

power point. Multimedia ini dipilih, karena dalam penggunaannya melibatkan berbagai indera sehingga siswa dapat belajar dengan mudah. Semakin banyak alat indera yang digunakan unuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan.31 Pendapat ini sejalan dengan kerucut pengalaman dari Edgar Dale.

30

Yudhi Munadi, op. cit., h. 24-32

31


(37)

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale32

Jika dihubungkan dengan kerucut pengalaman Edgar Dale, multimedia presentasi termasuk pada demonstrate alply practice. Karena penggunaan multimedia presentasi melibatkan indera penglihatan dan pendengaran, sehingga siswa dapat menyerap informasi sebesar 50%. 4. Tinjauan Materi

Hidrokarbon adalah suatu senyawa yang terdiri dari atom-atom H (hidrogen) dan C (karbon) sebagai penyusunnya.33 Adapun materi hidrokarbon diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Kekhasan Atom Karbon

Atom karbon memiliki empat elektron pada kulit terluarnya, sehingga untuk mencapai susunan elektron yang stabil seperti susunan elektron gas mulia memerlukan empat elektron lagi. Setiap atom karbon dapat membentuk empat ikatan kovalen lagi dengan atom lain. Kekhasan atom karbon adalah kemampuan untuk berikatan dengan atom karbon lainnya.34

32

Raymond S. Pastore, Principles of Teaching, Bloomsburg University, dalam

http://teacherworld.com/potdale.html tanggal 23 Juni 2013.

33

Sandri Justiana dan Muchtaridi, Kimia 1, (Jakarta: Yudhistira, 2009), Cet. 1, h. 183

34

Etty Sofyatiningrum dkk, Sains Kimia 1 SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet. 1, h. 196


(38)

Kemampuan karbon mengikat karbon lainnya, menyebabkan atom karbon mempunyai empat macam kedudukan, yaitu:35

1) Atom C primer adalah atom C yang mengikat satu atom C lainnya. 2) Atom C sekunder adalah atom C yang mengikat dua atom C lainnya. 3) Atom C tersier adalah atom C yang mengikat tiga atom C lainnya. 4) Atom C kuartener adalah atom C yang mengikat empat atom C

lainnya.

Ditinjau dari bentuk rantai karbonnya, ada beberapa jenis rantai karbon yaitu rantai karbon terbuka dan tertutup. Rantai karbon terbuka disebut juga rantai karbon alifatik yang meliputi rantai karbon lurus dan rantai karbon bercabang. Sedangkan rantai karbon tertutup mencakup rantai karbon alisiklik dan aromatik.36

b. Senyawa Alkana

Senyawa alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh dengan rumus umum molekulnya CnH2n+2.37

Tata Nama Alkana

Berdasarkan aturan dari IUPAC (nama sistematik):38 1) Nama alkana bercabang terdiri dari 2 bagian :

- Bagian pertama (di bagian depan) merupakan nama cabang - Bagian kedua (di bagian belakang) merupakan nama rantai induk 2) Rantai induk adalah rantai terpanjang dalam molekul. Jika terdapat 2

atau lebih rantai terpanjang, maka harus dipilih yang mempunyai cabang terbanyak. Induk diberi nama alkana sesuai dengan panjang rantai.

3) Cabang diberi nama alkil yaitu nama alkana yang sesuai, tetapi dengan mengganti akhiran –ana menjadi –il. Gugus alkil mempunyai rumus umum: CnH2n+1 dan dilambangkan dengan R

35

Ibid., h. 197

36

Sandri justiana dan Muchtaridi, op. cit., h. 185

37

Etty Sofyatiningrum dkk, op. cit., h. 199

38

Michael Purba dan Sunardi, Kimia Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 217


(39)

4) Posisi cabang dinyatakan dengan awalan angka. Untuk itu rantai induk perlu dinomori. Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian rupa sehingga posisi cabang mendapat nomor terkecil. 5) Jika terdapat 2 atau lebih cabang sejenis, harus dinyatakan dengan

awalan di, tri, tetra, penta dst.

6) Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai dengan urutan abjad dari nama cabang tersebut. Awalan normal, sekunder dan tersier diabaikan. Jadi n-butil, sek-butil dan ters-butil dianggap berawalan b-. Awalan iso- tidak diabaikan. Jadi isopropil berawal dengan huruf i- . Awalan normal, sekunder dan tersier harus ditulis dengan huruf cetak miring.

c. Senyawa Alkena

Alkena adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan rangkap 2 yang rumus umum molekulnya adalah CnH2n. Rumus umum alkena yaitu: CnH2n; n = jumlah atom C.39

Tata Nama Alkena40

1) Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.

2) Penomoran dimulai dari salah 1 ujung rantai induk sedemikian sehingga ikatan rangkap mendapat nomor terkecil.

3) Posisi ikatan rangkap ditunjukkan dengan awalan angka yaitu nomor dari atom C berikatan rangkap yang paling tepi/pinggir (nomor terkecil).

4) Penulisan cabang-cabang, sama seperti pada alkana d. Senyawa Alkuna

Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan satu ikatan rangkap tiga yang rumus umum molekulnya adalah CnH2n-2.41

39

Etty Sofyatiningrum dkk, loc. cit. 40

Michael Purba dan Sunardi, op. cit., h. 224

41


(40)

Tata Nama Alkuna

Tata nama alkuna hampir sama dengan alkena, baik penomoran cabangnya maupun penomoran posisi ikatan ganda tiga, yaitu yang berada di sisi paling rendah.

Namun pemberian nama alkuna dengan sistem IUPAC adalah dengan mengganti akhiran –ana pada nama alkana terkait dengan akhiran –una.42

e. Isomer

Pada senyawa hidrokarbon dikenal istilah isomer. Isomer adalah suatu keadaan di mana dua senyawa atau lebih mempunyai rumus molekul sama, tetapi rumus strukturnya berbeda.43 Cobalah perhatikan struktur berikut.

CH3 │ CH3-CH2-CH2-CH2-CH3 dengan CH3-CH2-CH-CH3 dengan CH3-C-CH3 │ │ CH3 CH3

Hitunglah jumlah atom C dan atom H pada kedua struktur di atas! Ternyata jumlahnya sama bukan? Yaitu 5 atom C dan 12 atom H. Cobalah juga perhatikan struktur berikut.

CH2 = CH – CH2 – CH3 dengan CH3 – CH = CH – CH3

Kedua struktur tersebut juga sama-sama memiliki 4 atom C dan 8 atom H.

1) Isomerisasi pada Alkana

Isomer yang terjadi pada alkana adalah isomer rangka. Sebagai contoh C5H12 mempunyai 3 isomer.

2) Isomerisasi pada Alkena

Alkena mempunyai dua keisomeran sebagai berikut. a) Keisomeran Struktur

Keisomeran struktur, yaitu keisomeran yang terjadi jika rumus molekul sama, tetapi rumus struktur berbeda. Keisomeran pada

42

Michael Purba dan Sunardi, op. cit., h. 226

43


(41)

alkena mulai ditemukan pada C4H8 terus ke suku yang lebih tinggi. Sebagai contoh;

- C4H8 mempunyai tiga macam isomer - C5H10 mempunyai lima macam isomer b) Keisomeran Geometri

Keisomeran geometri yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan orientasi gugus-gugus di sekitar C ikatan rangkap. Sebagai contoh:

- 2–butena mempunyai 2 isomer geometri, yaitu cis–2–butena dan trans–2–butena.

Syarat terjadinya isomer geometri adalah apabila masing-masing atom karbon yang berikatan rangkap mengikat 2 atom atau 2 gugus yang berbeda, sehingga jika atom atau gugus yang diikat tersebut bertukar tempat, maka strukturnya akan menjadi berbeda.

3) Isomerisasi pada Alkuna

Alkuna mempunyai keisomeran struktur dan posisi, tidak mempunyai keisomeran geometri. Keisomeran alkuna dimulai dari C4H6.

Sebagai contoh:

- C4H6 mempunyai 2 isomer - C5H8 mempunyai 3 isomer f. Sifat Fisik Hidrokarbon

Semakin banyak jumlah atom C-nya (Mr semakin besar) maka semakin tinggi titik leleh dan titik didihnya.44 Untuk isomer-isomer alkana, semakin banyak cabangnya semakin rendah titik didihnya. Semua hidrokarbon tidak larut dalam air, lebih mudah dalam pelarut non polar contohnya eter, kloroform, & tetrakolorometana.45

44

Sandri justiana dan Muchtaridi, op.cit., h. 199

45


(42)

g. Sifat Kimia Hidrokarbon

Berikut ini adalah sifat kimia dari senyawa hidrokarbon, yaitu: 46 1) Reaksi-reaksi Alkana

a) Pembakaran

Pembakaran sempurna alkana menghasilkan CO2 dan H2O Contoh: CH3− CH2− CH3 + 5O2→ 3CO2 + 4H2O

b) Substitusi atau penggantian yaitu reaksi penggantian atom H oleh atom atau gugus lain.

Contoh: CH3 − CH3 + Cl2 → CH3 − CH2Cl + HCl

c) Reaksi eliminasi yaitu senyawa yang berikatan tunggal melepas molekul kecil, sehingga ikatan tunggal berubah menjadi ikatan rangkap.

Contoh: CH3 − CH3 → CH = CH + H2 2) Reaksi-reaksi Alkena

a) Reaksi pembakaran adalah reaksi suatu senyawa dengan gas oksigen

Contoh: CH2 = CH2 + 3O2 → 2CO2 + 2H2O

b) Reaksi adisi adalah reaksi penjenuhan ikatan rangkap. Contoh: CH2 = CH2 + H2→ CH3− CH3

3) Reaksi-reaksi Alkuna

Reaksi-reaksi alkuna mirip dengan alkena, untuk menjenuhkan ikatan rangkapnya, alkuna membutuhkan pereaksi dua kali lebih banyak dibandingkan dengan alkena.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Dody Bactiar, Abdurrahman, dan Wahyudi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Media Power Point dalam Pembelajaran Kompetensi Sistem Pengisian di Kelas XI A SMK Texmaco Pemalang Tahun Pelajaran

46


(43)

2009/2010” dari hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar mengidentifikasi sistem pengisian.47

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Andri Kurniawan dalam skripsinya yang berjudul “Penggunaan Multimedia Proyektor untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA tentang Pokok

Bahasan Penyesuaian Mahluk Hidup dengan Lingkungannya” dari hasil

penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan multimedia proyektor dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang penyesuaian mahluk hidup dengan lingkungannya di SDN Tugu 8 Cimanggis Depok.48

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Imas Permatasari dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Multimedia Presentasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa SMA Negeri 20 Kabupaten

Tangerang” dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa setelah belajar dengan

multimedia presentasi, siswa menjadi lebih aktif, motivasi belajarnya meningkat, dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.49

C. Kerangka Pikir

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, peran guru sangatlah penting yakni sebagai fasilitator antara pengetahuan dan peserta didik. Saat ini guru dituntut unuk professional, mengkondidisikan siswa untuk belajar aktif. Namun, kebanyakan guru saat ini masih menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Hal ini dapat mempengaruhi proses belajar siswa karena siswa menjadi pasif dan kurang dapat memahami konsep, khususnya dalam pelajaran kimia. Selain cara pengajaran guru yang monoton, masalah yang

47

Dody Bahtiar, dkk., “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dengan Mengggunakan Media Power Point dalam Pembelajaran Kompetensi Sistem Pengisian di Kelas XI A SMK Texmaco Pemalang Tahun pelajaran 2009/2010”, Jurnal Pendidikan Teknik Mesin Vol.9 No.2, 2009, hal. 80

48

Andri Kurniawan, “Penggunaan Multimedia Proyektor untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA tentang Pokok Bahasan Penyesuaian Mahluk Hidup dengan Lingkungannya”, Skripsi, tersedia: http://repository.upi.edu, Diakses: 21/3/2013 10:12 PM

49 Imas Permatasari, “Penerapan Multimedia Presentasi Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Ekonomi Siswa SMA Negeri 20 Kabupaten Tangerang”, Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012


(44)

terjadi di SMA Negeri 1 Jasinga adalah siswa masih menganggap konsep kimia adalah konsep yang susah dipahami.

Dengan pembelajaran yang tepat dan menarik akan membuat siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan mengolah informasi untuk mendapatkan pemahaman konsep. Maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan “Multimedia Presentasi” sebagai media pembelajaran.

Multimedia mempunyai peranan yang paling penting dalam proses pembelajaran banyak orang percaya bahwa multimedia dapat membawa kepada situasi belajar dimana learning with effort akan dapat digantikan dengan learning with fun. Jadi proses pembelajaran yang menyenangkan, kratif, tidak membosankan akan menjadi pilihan yang tepat bagi para guru. Dengan pembelajaran menggunakan multimedia presentasi akan merubah pandangan siswa yang menganggap bahwa pelajaran kimia adalah pelajaran yang sulit dan abstrak menjadi pembelajaran yang menyenangkan.

Dengan penggunaan media pembelajaran ini diharapkan pembelajaran kimia menjadi semakin menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi peserta didik yang berdamapak pada hasil belajar yang tinggi. Berikut ini adalah kerangka pikir yang akan digunakan dalam penelitian:

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Kemampuan Memori Memahami Pengetahuan

- 10% Membaca - 20% Mendengar - 30% Melihat - 50% Melihat &

Mendengar - 80% Berbicara &

Menulis

- 90% Melakukan

Multimedia Presentasi

Berupa: Teks, foto, gambar, audio, video, dan animasi

Hasil Belajar Meningkat Learning is fun

Kelebihan Multimedia - Menarik

- Lebih interaktif - Waktu mengajar

dapat dikurangi - Sangat fleksibel - Sikap & perhatian

belajar dapat ditingkatkan


(45)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan kepustakaan dan melihat kondisi siswa di sekolah tempat penelitian, maka hipotesis yang digunakan adalah “Melalui Penerapan multimedia presentasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi atom karbon dan senyawa hidrokarbon di SMA Negeri 1 Jasinga”.


(46)

32 A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tangal 28 Maret sampai 20 Mei di SMA Negeri 1 Jasinga, Jl. Sukamanah Rt. 04/02 Desa Setu, Kecamatan Jasinga - Kabupaten Bogor. Penelitian dilaksanakan di kelas X-5 semester genap tahun ajaran 2012-2013.

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan atau Racangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action research. “PTK adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut”.1 Kegiatan PTK dilakukan dalam beberapa siklus, setiap siklus dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.2 Metode penelitian tindakan kelas ini menekankan pada penggunaan media pembelajaran multimedia presentasi pada materi atom karbon dan senyawa hidrokarbon.

2. Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian

Dalam PTK ada empat langkah tindakan yang biasanya dilakukan, yaitu:

a. Perencanaan (Planning)

1

Wina Sanjaya, Penelitian Tndakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) Cet. 3, h. 26

2

Aip Badrujaman & Dede Rahmat, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Trans Info Media,2010), Cet. 1, h. 11


(47)

Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian bekerja sama dengan kolaborator (guru kelas) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan media pembelajaran multimedia presentasi yang akan disajikan dalam proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini juga peneliti membuat instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi, lembar wawancara, tes kognitif, dan angket.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap ini, adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu melaksanakan tindakan kelas.

c. Pengamatan (Observing)

Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, menggali, dan mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama proses penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan dengan dibantu oleh guru kelas yang bertugas sebagai observer dan kolaborator. Peran observer yaitu mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan memberi penilaian terhadap peneliti dalam menerapkan media pembelajaran multimedia presentasi.

d. Refleksi (Reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya yang akan diterapkan pada penelitian berikutnya.


(48)

Secara lebih rinci prosedur pelaksanaan PTK itu dapat digambarkan dengan alur sebagai berikut:3

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Bentuk Siklus

Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Apabila hasil dari siklus II sudah menunjukkan indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.

3. Fokus Masalah

Fokus masalah dalam penelitian ini terletak pada rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia yang disebabkan kurangnya pemahaman siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Jasinga terhadap materi yang dijelaskan guru dalam proses pembelajaran.

4. Solusi Masalah

Dengan penerapan media pembelajaran multimedia presentasi dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi kimia sehingga

3

Wina Sanjaya, op. cit., h. 56 Refleksi Awal

Studi Perencanaan Tindakan

Perencanaan II Refleksi I Observasi I

Implementasi I

Implementasi II Refleksi II


(49)

dapat berdampak pada meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-5 SMA Negeri 1 Jasinga.

5. Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus

Desain intervensi tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus

Tahap Persiapan PTK:

Siklus I

Tahap Perencanaan Tindakan:

1. Observasi aktivitas siswa dalam KBM 2. Observasi aktivitas guru dalam KBM 3. Perencanaan strategi pembelajaran Tahap persiapan:

1. analisis dan perumusan masalah 2. penyiapan/pengadaan referensi 3. pemilihan metodelogi

4. penyusunan profosal penelitian

Tahap analisis dan refleksi:

1. Analisis dan refleksi terhadap hasil observasi 2. Analisis dan refleksi terhadap hasil tes I Tahap pelaksanaan tindakan dan observasi:

1. Pengelolaan sarana penunjang KBM 2. Pelaksanaan KBM

3. Pelaksanaan observasi Tahap evaluasi tindakan

1. Evaluasi KBM oleh Peneliti

2. Evaluasi pencapaian hasil belajar siswa (Tes I)

Siklus II Tahap perencanaan tindakan

1. Revisi KBM siklus I

2. Revisi sarana penunjang KBM Tahap pelaksanaan tindakan dan observasi:

1. Pengelolaan sarana penunjang KBM 2. Pelaksanaan KBM

3. Pelaksanaan observasi Tahap evaluasi tindakan

1. Evaluasi KBM oleh Peneliti

2. Evaluasi pencapaian hasil belajar siswa (Tes II) Tahap analisis dan refleksi:

1. Analisis dan refleksi terhadap hasil observasi 2. Analisis dan refleksi terhadap hasil tes II

penelitian dihentikan dan pelaporan hasil penelitian Jika sudah baik Siklus selanjutnya Jika belum baik


(50)

C. Subyek/ Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Jasinga, kelas X-5 semester II tahun ajaran 2012/2013.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kimia SMA Negeri 1 Jasinga. Peran dan posisi peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengajar dan peneliti, selain itu juga merancang rencana pembelajaran dan mengevaluasi jalannya kegiatan belajar mengajar yang bekerjasama dengan guru bidang studi kimia. Peneliti juga dibantu oleh dua oarang observer, yang berperan sebagai pengamat dalam penelitian tindakan kelas ini.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus pada materi atom karbon dan senyawa hidrokarbon. Hal ini dimaksudkan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklus yang telah diberikan tindakan. Bila pada siklus I terdapat perkembangan, maka kegiatan penelitian pada siklus II diarahkan pada kegiatan perbaikan dan penyempurnaan terhadap hal-hal yang dianggap kurang pada siklus I.

Penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-5 SMAN 1 Jasinga. Adapun tahapan intervensi tindakan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Tahapan Intervensi Tindakan

Kegiatan pendahuluan a. Menentukan sekolah yang dijadikan subjek penelitian

b. Wawancara dan konsultasi dengan guru bidang studi kimia tempat dilaksanakannya penelitian

c. Melaksanakan observasi proses pembelajaran di kelas yang akan diteliti d. Melaksanakan wawancara kepada guru dan

siswa mengenai pembelajaran kimia


(51)

observasi dan wawancara

f. Merencanakan tindakan yang dapat dijadikan solusi dari permasalahan yang ada Siklus 1

1 Perencanaan a. Membuat rencana pembelajaran sesuai dengan penggunaan media multimedia presentasi

b. Menyiapkan instrumen (tes kognitif, lembar observasi, pedoman wawancara, dan angket) 2 Tindakan Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana

pembelajaran yang telah disusun, diantaranya: a. Melaksanakan pembelajaran kimia sesuai

dengan apa yang direncanakan

b. Ketika proses pembelajaran berlangsung, dilakukan observasi megenai aktivitas guru dan siswa

c. Melakukan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa sesudah diterapkan pembelajaran dengan multimedia presentasi 3 Pengamatan a. Melakukan observasi dengan menggunakan

format observasi

b. Menilai hasil tindakan berdasarkan format 4 Refleksi a. Mengumpulkan data hasil pengamatan dan

menganalisis data yang diperoleh untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan pada siklus selanjutnya.

b. Menganalisis temuan saat melakukan pengamatan proses pembelajaran yang telah dilakukan

c. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan dari proses pembelajaran yang berlangsung untuk mempertimbangkan langkah selanjutnya.

Siklus II dan seterusnya Penulisan laporan penelitian

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Tingkat keberhasilan setiap siklus adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dinyatakan dengan menggunakan analisis yang bersifat naratif, sedangkan data kuantitatif dinyatakan dengan angka rata-rata perolehan nilai siswa. Jika nilai rata-rata siswa mencapai 70 dan sebanyak 75% siswa sudah


(52)

mendapat nilai 70, maka penelitian dapat dikatakan berhasil. Apabila target tersebut belum tercapai perlu dilakukan refleksi ulang untuk melakukan tindakan selanjutnya, yaitu dengan mengobservasi kembali. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai target yang ditentukan tercapai atau sampai titik jenuh siswa.

G. Data dan Sumber Data

Data yang diperoleh berupa nilai tes hasil belajar siswa yang mencakup penguasaan materi atom karbon dan senyawa hidrokarbon serta respon siswa terhadap multimedia presentasi yang diberikan. Di bawah ini adalah data dan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini:

Tabel 3.2 Data dan Sumber Data Penelitian

No Data Sumber Data Instrumen yang

digunakan 1 Aktivitas yang dilakukan

selama proses pembelajaran

Siswa kelas X-5 dan guru kimia

Lembar observasi 2 Nilai tes hasil belajar pada

setiap siklus

Siswa kelas X-5 Tes kognitif 3 Respon siswa terhadap media

pembelajaran multimedia presentasi

Siswa kelas X-5 Angket respon siswa

4 Pendapat siswa selama mengikuti proses pembelajaran

Siswa kelas X-5 Lembar wawancara H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu:

1. Instrumen Tes

Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.4 Tes dibuat untuk mengukur hasil belajar kimia siswa pada materi atom karbon dan senyawa hidrokarbon.

4

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. 9, h. 53


(53)

Aspek yang dinilai adalah aspek kognitif siswa yang dibuat dalam bentuk tes objektif.

Instrumen untuk setiap siklus (hasil belajar) masing-masing terdiri dari 24 butir pilihan ganda. Soal terdiri dari beberapa tingkatan ranah kognitif yang terdiri dari jenjang pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan (C3).

Sebelum instrumen tes dibuat, peneliti terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Siklus I

Kompetensi Dasar Indikator Materi No

Soal

Tahap Berpikir 4.1 Mendeskripsikan

kekhasan atom karbon dalam membentuk senyawa hidrokarbon

Mendeskripsikan

kekhasan atom karbon dalam senyawa karbon

Kekhasan atom karbon 1. 2. 3. 4. C1 C1 C2 C2 Membedakan atom C

primer, sekunder, tersier dan kuarterner.

Posisi atom karbon 5. 8. C1 C2 Mengelompokan

senyawa hidrokarbon berdasarkan bentuk rantai karbon dalam senyawa hidrokarbon

Pengelompo kan senyawa hidrokarbon

9. C2

4.2 Menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan

strukturya dan hubungannya dengan sifat senyawa.

Mengklasifikasikan senyawa hidrokarbon berdasarkan jenis ikatan antar atom karbonnya.

Pengelompo kan senyawa hidrokarbon 12. 13. 14. C1 C2 C2 Menuliskan rumus

umum senyawa alkana, alkena dan alkuna.

Alkana, Alkena, dan Alkuna

18. 19.

C2 C2 Menuliskan tata nama

senyawa alkana.

Tata nama senyawa Alkana 21. 22. 23. C3 C3 C3 (Lampiran 4)

Tabel 3.4 Kisi-kisi Tes Siklus II

Kompetensi Dasar Indikator Materi No

Soal

Tahap Berpikir 4.2Menggolongkan

senyawa hidrokarbon berdasarkan

strukturya dan

Menuliskan tata nama senyawa alkena dan alkuna.

Tata nama senyawa alkena dan alkuna 1. 2. 3. 5. C3 C3 C3 C3


(54)

hubungannya dengan sifat senyawa. 6. 7. C3 C3 Menentukan isomer

struktur dan isomer geometri pada senyawa alkana, alkena dan alkuna. Isomer senyawa hidrokarbon 9. 11. 12. C1 C1 C3

Menjelaskan sifat fisik dan sifat kimia senyawa hidrokarbon. Sifat-sifat senyawa hidrokarbon 15. 16. C2 C3 Menuliskan reaksi

sederhana pada senyawa alkana, alkena, dan alkuna (reaksi oksidasi, reaksi adisi, reaksi substitusi, dan reaksi eliminasi) Sifat-sifat senyawa hidrokarbon 19. 21. 22. 24. C2 C1 C2 C2 (Lampiran 5)

2. Instrumen Non Tes

Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut: a. Lembar Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengumpulan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.5 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa. Lembar observasi ini juga digunakan untuk menganalisa dan merefleksi setiap siklus untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya. b. Lembar Angket

Kuesioner (Angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya.6 Pada penelitian ini, lembar angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan media multimedia presentasi dalam pembelajaran kimia yang diberikan pada setiap akhir siklus.

5

Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), Cet. 4, h. 127

6


(55)

c. Lembar Wawancara

Menurut Hopkins dalam Wiriatmadja, ”wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain”.7 Pada penelitian ini dilakukan wawancara siswa pada setiap akhir siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas.

I. Teknik Pengumpulan Data

Tabel 3.5 Teknik Pengumpulan Data Instrumen Kegiatan Pengumpulan Data

Observasi Dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal yang diamati yaitu aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

Wawancara Dilaksanakan setelah selesai proses pembelajaran kimia dengan menggunakan multimedia presentasi.

Tes Pretest dan postest diberikan sebelum dan setelah selesai proses pembelajaran kimia dengan menggunakan multimedia presentasi.

Angket Pengisian angket oleh siswa diberikan disetiap akhir siklus.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Untuk mengetahui apakah soal-soal tersebut memenuhi syarat soal yang baik, maka dilakukan pengujian validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda.

1. Pengukuran Validitas

Menurut Arikunto, “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”.8 Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur

7

Rochiati Wiratmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. 5, h. 117

8

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 15, h. 211


(56)

apa yang diinginkan. Validitas soal di uji dengan rumus korelasi product moment.9

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑

Keterangan:

rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment

N : Banyaknya peserta tes

 XY : Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y

 X : Jumlah seluruh skor X

 Y : Jumlah seluruh skor Y

Untuk mengetahui validitas dari butir soal peneliti menggunakan program Anates. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program Anates tersebut terdapat 15 soal yang valid dari total 24 butir soal. Yaitu soal no 1, 2, 3, 4, 5, 8, 9, 12, 13, 14, 18, 19, 21, 22, 23 pada siklus I, dan soal no 1, 2, 3, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 15, 16, 19, 21, 22, 24 pada siklus II. 2. Pengukuran Reliabilitas

Menurut Sudjana reliabilitas alat evaluasi adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya.10 Sebuah alat evaluasi dikatakan reliabel apabila hasil dari dua kali atau lebih pengevaluasian dengan dua atau lebih alat evaluasi yang senilai (ekivalen) pada masing-masing pengetesan akan sama. Suatu alat evaluasi dikatakan baik, bila reliabilitasnya tinggi. Pengujian reliabilitas dengan menghitung koefisien reliabilitas Alpha dilakukan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:11

( )

9

Ibid., h. 213

10

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet. 14, h. 16

11


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)