STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO.
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI
ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA
DI BALAI BESAR PELATIHANKESEHATAN (BBPK) CILOTO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Departemen Pendidikan Luar Sekolah
Oleh THYA IRAWAN
1101984
DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2015
(2)
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI
ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA
DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Oleh Thya Irawan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Thya Irawan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak cipta dilindung undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Kenakalan remaja semakin meningkat akibat dari ketidak matangan emosional dan konsep diri remaja sehingga perlu adanya pebentukan watak. Pramuka merupakan salah satu wadah untuk pembentukan watak remaja. Saka Bakti Husada (SBH) BBPK Ciloto adalah organisasi pramuka yang bergerak dalam bidang kesehatan. SBH BBPK Ciloto mengalami permasalah dalam segi SDM, partisipasi, tanggung jawab, dan kedisiplinan dari anggota menurun. Kemudian BBPK Ciloto memberikan treatment berupa pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) bagi seluruh anggota SBH BBPK Ciloto sebagai upaya menanggulangi masalah tersebut.Penelitian ini dilaksanakan karena pelatihan MPD berbeda dengan pelatihan pada umumnya. Pelatihan ini tidak mengharuskan peserta pelatihan mendapatkan peningkatan kognitif, tapi lebih mengutamakan bagaimana seorang individu bersikap dalam melakukan profesinya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui :1. Desain Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) di BBPK Ciloto; 2. Prose sPelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) bagi anggota Pramuka Saka Bakti Husada di BBPK Ciloto; 3.Hasil Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) dalam menumbuhkan perilaku organisasi bagi anggota Pramuka Saka Bakti Husada di BBPK Ciloto.Kajianteori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsep pelatihan, konsep organisasi pramuka, dan konsep perilaku organisasi.Penelitian ini menggunakan pedekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.Subjekdalam penelitian ini berjumlah enam orang yaitu satu fasilitator pelatihan MPD, satu pelaksana teknis pelatihan MPD, satu Kabid PPM, satu pembina pramuka SBH BBPK Ciloto, dan dua anggota pramuka SBH BBPK Ciloto.Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan, mak adiperoleh (1) Desain pelatihan MPD belum memenuhi standar atau ideal karena ada beberapa bagian yang tidak tersedia yaitu kurikulum pelatihan dan penyusunan alat evaluasi pelatihan. (2) Proses pelatihan MPD belum memenuhi standar karena tidak dilakukan evaluasi awal untuk mengukur kemampuan peserta sebelum mengikuti pelatihan, selain itu evaluasi akhir yang dilakukan hanya memenuhi kebutuhan data untuk pertimbangan tindak lanjut program bukan hasil pelatihan. (3) Hasil pelatihan dalam menumbuhkan sikap organisasi anggota pramuka SBH cukup berhasil terlihat dari pemahaman peserta pelatihan terhadap dirinya (konsep diri), sikap anggota yang berubah dari segi kepuasan kerja, partisipasi, komtmen berorganisasi, kepemimpinan, motivasi anggota meningkat, kemampuan komunikasi meningkat, dan kemampuan dalam memecahkan masalahpun mengalami peningkatan.Rekomandasi bagi pihak BBPK Ciloto sebagai pelaksana pelatihan MPD diharapkan melengkapi unsur pelatihan yang belum lengkap seperti kurikulum dan alat evaluasi awal peserta pelatihan, serta diharapkan diadakan kaderisasi bagi calon fasilitator sehingga pelaksanaan pelatihan MPD tidak terpaku pada satu pihak saja.
(5)
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Naughtiness of adolescent is increasing as a result of a lack of emotional maturation and adolescent self-concept so it is necessary for the character building. Scouting is one program for adolescent character building. Saka Bakti Husada (SBH) BBPK Ciloto is a scout organization which is concern in the health sector. SBH BBPK Ciloto has problems in terms of human resources, participation, responsibility, and a lack of members discipline. Then BBPK Ciloto give treatments in the form of training Self
Change Management for all members of SBH BBPK Ciloto as an effort to solve that
problems. This research was conducted as because a training Self Change Management different from the other training. This training does not require trainees acquire cognitive enhancement, but prefers to how an individual behave in performing their profession. The purpose of this study is to determine: 1. Design of Self Management Training in BBPK Ciloto; 2. Process of Self Change Management for scouts Saka Bakti Husada in BBPK Ciloto; 3. Results of Self Change Management in fostering organizational behavior for member scouts of Saka Bakti Husada in BBPK Ciloto. The theory which is used in this study are the concept of training, the concept of the scout organization, and the concept of organizational behavior. This study uses qualitative descriptive method pedekatan. The technique of collecting the data which is used are interview, observation, and documentation study. Subjects in this study consist of six persons, they are namely as the training facilitators of Self Change Management, the technical implementation of Self
Change Management, the Head of PPM, a scout leader SBH BBPK Ciloto, and two
member of SBH BBPK Ciloto scouts. Based on the data processing and discussion, it is obtained (1) design training Self Change Management does not fulfill the standards or ideal because there are some parts that are not available, there are training curriculum and preparation of training evaluation tools (2) The training process of Self Change
Management does not fulfill the standards because they do not do an initial evaluation to
measure the ability of participants prior to the training, in addition to a final evaluation is only fulfill the needs of the data to consideration of the follow-up program is not the result of the training (3) The results of the training in growing attitude of the organization of SBH scouts is successful, it show from the understanding of the trainees against theirself (self-concept), the attitude of members has changed in terms of job satisfaction, participation, organizing commitment, leadership, increasing of the motivation of members, increasing of the communication skills, and increasing of the ability to solve problems. Recommendation for the BBPK Ciloto as Self Change Management training organizers is expected to complete the training element that is not yet complete as the curriculum and beginning evaluation tools of trainees, as well as the regeneration of the candidates are expected to be held so that the implementation of the training facilitators
Self Change Management is not concern in one part. Keywords: Training, Behavior Organize
(6)
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
hlm
PERNYATAAN ...i
ABSTRAK ...ii
ABSTRACT ...iii
KATA PENGANTAR ...iv
UCAPAN TERIMA KASIH ...v
DAFTAR ISI ...vii
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR LAMPIRAN ...x
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1
B. Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Penulisan ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pelatihan ... 8
1. Pengertian Pelatihan... 8
2. Tujuan Pelatihan ... 9
3. Prinsip Pelatihan ... 10
B. Konsep Manajemen Pelatihan... 12
1. Perencanaan Pelatihan ... 12
2. Pelaksanaan Pelatihan ... 17
3. Hasil Pelatihan ... 18
C. KonsepOrganisasi Pramuka... 19
1. Fungsi Kepramukaan ... 19
2. Tujuan Kepramukaan ... 20
(7)
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Sistem Among ... 21
5. Satuan Karya Pramuka (SAKA) ... 21
D. KonsepPerilaku Berorganisasi ... 22
1. Sikap ... 22
2. Motivasi ... 23
3. Konflik dan Negosiasi ... 24
4. Komunikasi ... 25
5. Kepemimpinan ... 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 29
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 30
C. Pengumpulan Data ... 32
D. Analisis Data... 34
BAB VI TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Penelitian... 36
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 71
B. Saran... 73
DAFTAR PUSTAKA... 75 LAMPIRAN
(8)
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
No. Tabel Nama Tabel Hlm.
(9)
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Nama Lampiran Lampiran 1 Kisi-kisi Penelitian
Lampiran 2 Pedoman Wawancara Fasilitator Lampiran 3 Pedoman Wawancara Kepala Bidang Lampiran 4 Pedoman Wawancara Pelaksana Teknis Lampiran 5 Pedoman Wawancara Pembina
Lampiran 6 Pedomana Wawancara Anggota Pramuka Lampiran 7 Pedoman Observasi
Lampiran 8 Catatan Hasil Wawancara dan Observasi
Lampiran 9 Dokumentasi
Lampiran 10 Lembar evaluasi akhir pelatihan MPD Lampiran 11 Silabus Pelatihan MPD
Lampiran 12 Sk Pengangkatan Pembimbing Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 14 Surat Keterangan Uji Plagiat Lampiran 15 Lembar Bimbingan Skripsi
(10)
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Generasi muda merupakan aset bagi sebuah negara, generasi muda adalah motor penggerak dan ujung tombak pembangunan serta perubahan dalam suatu negara. Sebagai suatu aset, jelas bahwa generasi muda perlu diperhatikan, dibimbing, dibina, didorong untuk terus bergerak menuju perubahan kearah yang lebih baik. Setiap negara memiliki generasi muda hebat dengan segudang prestasi yang pantas dibanggakan, begitu pula dengan Indonesia. Indonesia negara yang terdiri dari pulau-pulau dan rakyat dengan ragam karakter pun banyak melahirkan generasi muda yang berprestasi baik itu dibidang olahraga, kesenian, maupun akademik.
Masa remaja merupakan masa anomik, karena mereka mencoba untuk mengembangkan kesanggupan untuk melakukan sesuatu, tetapi di lain pihak ada keinginan orang tua untuk melakukan sesuatu pada mereka. Dalam masa ini, ada yang berhasil melaluinya, akan tetapi ada juga yang mengalami kegagalan yang diwujudkan dalam bentuk pergulatan dengan obat terlarang, perkelahian, pembunuhan, pemerkosaan, dan perbuatan-perbuatan menyimpang lainnya (Elfianingrum, 2006, 3). Dinamika perubahan psikologis yang tidak terkontrol akan memungkinkan remaja terlibat kenakalan yang lebih beresiko. Kematangan emosi dan konsep diri sebagai konstruk psikologi positif yang berkembang dengan baik akan menurunkan potensi remaja terlibat kenakalan (Suroso, 2012, 7).
Kasus kenakalan remaja cukup sering terjadi di Indonesia, hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan jumlah remaja di Indonesia mencapai 30 % dari jumlah penduduk sekitar 1,2 juta jiwa. Kondisi remaja di Indonesia saat ini dapat digambarkan bahwa banyak yang menikah di usia remaja, seks pranikah dan kehamilan tidak dinginkan, aborsi 22,4 juta: 700-800 ribu adalah remaja, 17.000/tahun, 1417/bulan, 47/hari perempuan meninggal karena komplikasi kehamilan dan persalinan, HIV/AIDS: 1283 kasus, diperkirakan
(11)
2
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52.000 terinfeksi penyakit (70% remaja), minuman keras dan narkoba. Sedangkan dari data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus penyalahgunaan narkoba terus meningkat di kalangan remaja. Dari 2,21% (4 juta orang) pada tahun 2010 menjadi 2,8 (sekitar 5 juta orang) pada tahun 2011. Data dari Komnas Anak, jumlah tawuran pelajar sudah memperlihatkan kenaikan pada enam bulan pertama tahun 2012. Hingga bulan Juni, sudah terjadi 139 tawuran kasus tawuran antar sekolah, Sebanyak 12 kasus menyebabkan kematian. Pada 2011, ada 339 kasus tawuran menyebabkan 82 anak meninggal dunia (BKKBN, 2011).
Adapun beberapa contoh kasus kenakalan remaja yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia adalah sebagai berikut 1. Kenakalan remaja di Jakarta Utara dan Jakarta Barat (Sindo, 16 Februari 2015), 2.Prostitusi anak di nganjuk (Tempo, 21 Mei 2015), 3. Tawuran siswa SD di Lampung (Tribun, 4 September 2015).
Banyak yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kenakalan remaja salah satunya adalah dengan melibatkan mereka pada kegiatan-kegiatan tambahan diluar jam sekolah, dengan begitu waktu kosong yang mereka miliki dapat diisi dengan hal yang positif dan terawasi sehingga akan terhindar dari melakukan hal-hal negatif dan kurang bermanfaat. Kegiatan-kegiatan diluar jam sekolah bermacam-macam seperti bergabung dengan tim olahraga dan kesenian, atau dengan aktif dalam organisasi-organisasi. Di Indonesia terdapat banyak organisasi yang dapat dikatakan bagus secara kualitas dalam mengembangkan potensi dan ikut mengawal perkembangan generasi muda salah satunya adalah pramuka.
Pramuka merupakan salah satu jenis organisasi kepanduan yang berada di Indonesia. Pramuka merupakan singkatan dari praja muda karana yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya (Azwar, 2012). Gerakan pramuka dalam UU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Kemudian menurut Sunardi (2013, hlm.3) kepramukaan adalah suatu permainan yang mengandung pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah pembinaan watak (mental). Gerakan pramuka bertujuan untuk membentuk setiap Pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotic, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun
(12)
3
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
NKRI, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup (UU Nomor 12 Tahun 2010, tentang Gerakan Pramuka). Maka secara umum pramuka bertujuan untuk membentuk watak, akhlak, dan budi pekerti yang baik. Gerakan pramuka memiliki peran yang cukup besar dalam pembentukan kepribadian generasi muda sehingga memiliki pengendalian diri dan kecakapan hidup untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Terdapat banyak kegiatan yang dapat dilakukan dalam pramuka berkaitan dengan organisasi, seni budaya, agama, keterampilan, ketangkasan, sosial, dan lingkungan hidup. Namun kegiatan yang paling menonjol dalam pramuka adalah kegiatan berorganisasi karena sikap atau perilaku beroragnisasi anggota akan menentukan sikap atau perilaku dalam melaksanakan kegiatan lain dalam lingkup organisasi. Gerakan Pramuka melalui konsep “Character Building” memiliki tujuan utama yaitu ingin memberikan sumbangan positif terhadap negara dengan penyemaian benih-benih calon pemimpin yang patriotis (Sunardi, 2013). Berdasarkan konsep tersebut dapat dimaknai bahwa perilaku utama yang hendak dibangun melalui gerakan pramuka adalah kepemimpinan (leadership). Kemudian Torang (2014) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku indidvidu dalam organisasi, yaitu kompetensi, motivasi, konflik, dan kepemimpinan.
Pramuka merupakan organisasi yang memiliki cakupan luas, tidak hanya disekolah namun lembaga-lembaga lain pun memungkinkan untuk membentuk organisasi pramuka salah satunya adalah pramuka Saka Bakti Husada (SBH) yang berada di BBPK Ciloto. Gudep BBPK Ciloto terdiri dari siaga, penggalang, dan SBH. SBH merupakan organisasi pramuka tingkat satuan karya yang bergerak dalam bidang kesehatan sesuai dengan fungsi dari BBPK Ciloto. Kondisi objektif organisasi pramuka SBH BBPK Ciloto mengalami permasalah dalam segi SDM. Tingkat partisipasi anggota dari tahap rekrutmen hingga saat ini terus menurun, selain itu tanggung jawab dan kedisiplinan dari anggota pun ikut menurun sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan partispasi, tanggung jawab, dan kedispilinan anggota.
(13)
4
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BBPK Ciloto sebagai salah satu unit pelaksana pelatihan memberikan suatu
treatment sebagai upaya untuk menanggulangi masalah yang terjadi di organisasi
SBH BBPK Ciloto. Treatment tersebut berupa pelatihan manajemen perubahan diri (MPD) yang diberikan kepada seluruh anggota SBH . Pelatihan MPD bertujuan untuk menumbuhkan perilaku berorganisasi dalam diri anggota. Pelatihan MPD memfokuskan pada domain afektif dan psikomotor, hal ini dilakukan untuk menggali perilaku yang harus dimiliki peserta dalam bekerja, berorganisasi atau melakukan sesuatu. Abraham Maslow dalam teorinya mengatakan bahwasannya manusia memiliki tiga domain yang harus terpenuhi dalam belajar yaitu domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor.
Ketertarikan peneliti melakukan penelitian mengenai pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) adalah karena pelatihan ini berbeda dengan pelatihan pada umumnya. Pelatihan ini tidak mengharuskan peserta pelatihan mendapatkan peningkatan kognitif, tapi lebih mengutamakan bagaimana seorang individu bersikap dalam melakukan profesinya termasuk yang diaplikasikan pada pelatihan bagi anggota pramuka SBH BBPK Ciloto. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Studi Tentang Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) dalam Menumbuhkan Perilaku Berorganisasi Anggota Pramuka Saka Bakti Husada di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto”
B.Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah
Hasil studi pendahuluan dalam penyelenggaraan Pelatihan MPD di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto, peneliti kemudian melakukan identifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Organisasi Pramuka Saka Bakti Husada (SBH) merupakan bagian dari gudep BBPK Ciloto dengan jumlah anggota 17 orang.
2. Anggota Pramuka Saka Bakti Husada memiliki tingkat kerjasama yang kurang sehingga oganisasi Pramuka Saka Bakti Husada terlihat kurang solid. 3. Kurangnya tanggung jawab dari anggota terhadap organisasi baik itu dalam
melaksanakan tugas struktur kepengurusan organisasi, melaksanakan kegiatan organisasi, maupun tugas-tugas organisasi lainnya.
(14)
5
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Tingkat kehadiran anggota pramuka SBH dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan kurang.
5. Perlu adanya pembinaan bagi anggota pramuka SBH melalui pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) sebagai upaya untuk memperbaiki perilaku organisasi anggota pramuka SBH.
6. Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) merupakan pelatihan yang memfokuskan pada domain afektif dan psikomotor dengan tujuan untuk memperbaiki perilaku peserta pelatihan.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, peneliti dapat merumuskan masalah penelitian yaitu “Bagaimana Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) dapat menumbuhkan perilaku berorganisasi anggota Pramuka Saka Bakti Husada di BBPK Ciloto?”
Peneliti membatasi masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana desain Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) di BBPK Ciloto?
2. Bagaimana proses Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) bagi anggota Pramuka Saka Bakti Husada di BBPK Ciloto?
3. Bagaimana hasil Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) dalam menumbuhkan perilaku organisasi bagi anggota Pramuka Saka Bakti Husada di BBPK Ciloto?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang: 1. Desain Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) di BBPK Ciloto meliputi
identifikasi kebutuhan pelatihan, penyusunan tujuan pelatihan, penyusunan kurikulum pelatihan, penetapan materi, pemilihan media pembelajaran, penyusunan alat evaluasi, dan pelatihan bagi pelatih.
2. Proses Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) bagi anggota Pramuka Saka Bakti Husada di BBPK Ciloto meliputi pembinaan keakraban, identifikasi kebutuhan, aspirasi dan potensi, penetapan kontrak belajar, tes awal peserta pelatihan, proses pembelajaran, dan tes akhir peserta pelatihan.
(15)
6
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Hasil Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) dalam menumbuhkan perilaku organisasi bagi anggota Pramuka Saka Bakti Husada di BBPK Ciloto meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
D.Manfaat Penelitian
Sesuai dengan permasalahan, pertanyaan, dan tujuan penelitian diatas maka dapat dirumuskan manfaat penelitian ini sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis
Melalui penelitian ini, diharapkan mampu memperkuat teori atau konsep tentang cara merubah perilaku berorganisasi individu melalui pelatihan.
2. Manfaat kebijakan
Melalui penelitian ini, diharapkan mampu memberikan masukan dalam pengambilan kebijakan bagi para penyelenggara pelatihan hendaknya setiap pelatihan tidak hanya memperhatikan aspek peningkatan kompetensi dan pengetahun namun juga menyentuh aspek perilaku
3. Manfaat Praktik
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan untuk Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto dan lembaga lain penyelenggara pelatihan dalam pembuatan desain pelatihan dan pelaksanaannya.
4. Manfaat aksi sosial
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menjadi gambaran dan dorongan bagi anggota pramuka SBH khususnya dan anggota seluruh organisas umumnya agar dapat membaur menjadi satu menyatukan visi dan misi untuk mencapai tujuan organisasi bersama.
E. Struktur Penulisan Skripsi
Merujuk dari Pedoman Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2014, hlm. 25) mengemukakan sistematika penulisan proposal ini sebagai berikut:
BAB I, berisi tentang pendahuluan yang didalamnya membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
(16)
7
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB II, berisi tentang landasan teoritis, yang secara garis besarnya mengikuti beberapa teori dan konsep mengenai konsep organisasi, konsep pelatihan, dan konsep perilaku berorganisasi.
BAB III, berisi tentang metode penelitian yang didalamnya membahas tentang desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan isu etik.
BAB IV, berisi tentang temuan dan pembahasan. BAB V, berisi tentang simpulan dan rekomendasi.
(17)
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A.Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang akan dilaksanakan mulai dari proses pra lapangan, pelaksanaan, sampai pelaporan penelitian. Desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
a. Identifikasi dan Pemilihan Masalah
Tahap ini peneliti mengidentifikasi beberapa masalah dengan cara membaca hasil penelitian orang lain sebelumnya, mengadakan pengamatan sepintas, dan berdasarkan pengalaman pribadi. Kemudian setelah dirasa cukup peneliti memilih satu masalah yang layak dan sesuai untuk diteliti kemudian dijadikan sebagai fokus penelitian.
b. Penelaahan Kepustakaan
Langkah selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoretis bagi penelitian yang akan dilakukan. Landasan ini perlu ditegakan agar penelitian ini memiliki dasar yang kokoh, dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). c. Menentukan Lapangan Penelitian
Tahap ini merupakan tahap dimana peneliti menentukan dimana penelitian akan dilaksanakan.
d. Mempersiapkan Surat Izin dari Lembaga
Surat izin ini digunakan sebagai tanda legalitas penelitian dan untuk mempermudah akses peneliti dalam melakukan penelitiannya.
e. Studi Penjajakan
Studi penjajakan dilakukan untuk melihat gambaran umum keadaan lapangan yang akan diteliti.
(18)
30
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f. Menyusun Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian
Kisi-kisi dan instrumen digunakan sebagai pegangan atau acuan peneliti dalam melaksanakan penelitian sehingga tetap fokus terhadap masalah yang akan diteliti.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Memahami Karakteristik Subjek Penelitian
Sebelum melaksanakan pengumpulan data peneliti melakukan pendekatan secara informal terhadap subjek penelitian untuk memahami karakteristik dari subjek penelitian agar memudahkan dalam tahap pengumpulan data.
b. Tahap Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data dari subjek penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
3. Pengolahan Data
Peneliti pada tahap ini melakukan analisis data hasil lapangan. Peneliti melakukan analisis data secara terus menerus hingga data jenuh. Data yang dianalisis merupakan data yang didapat dari hasil wawancara dan observasi. Analisis data dilakukan sesuai dengan ketentuan peneliatian kualitatif.
4. Pelaporan
Setelah melaksanakan penelitian dan pengolahan data yang telah didapatkan, peneliti menyusun laporan penelitian.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto yang beralamat di Jalan Raya Puncak KM. 90 Cipanas Puncak 43253. Alasan memilih Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto sebagai tempat penelitian telah disampaikan pada latar belakang dan identifikasi masalah yang dapat disimpulkan bahwa di BBPK Ciloto terdapat beberapa organisasi yang berada dibawah asuhan BBPK Ciloto salah satunya adalah pramuka Saka Bakti Husada. Dilihat dari kondisi objektifnya, organisasi Saka Bakti Husada memiliki masalah yang terletak pada perilaku berorganisasi anggotanya, dimana kerjasama antar anggota dan tanggung jawab anggota dalam melaksanakan tugas struktur
(19)
31
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepengurusan organisasi ataupun kegiatan organisasi dinilai kurang. BBPK Ciloto sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan memiliki satu buah program pelatihan yang memfokuskan pada domain afektif dan psikomotor yaitu Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) dengan tujuan untuk memperbaiki sikap dan perilaku peserta pelatihan. Melihat kondisi anggota pramuka yang seperti itu, kemudian tim pelatihan MPD merasa peduli dan berinisiatif untuk memberikan pelatihan kepada anggota pramuka dengan harapan dapat menumbuhkan perilaku berorganisasi pada diri anggota pramuka SBH BBPK Ciloto yang lebih baik.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi dengan menggunakan alat pengumpul data berupa pedoman wawancara dan pedoman observasi.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah enam orang yaitu satu orang fasilitator Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD), satu orang Kepala Bidang Pengembangan dan Pengendalian Mutu (PPM), satu orang pelaksana teknis pelatihan MPD, satu orang Pembina organisasi pramuka SBH BBPK Ciloto, dan dua orang anggota pramuka SBH BBPK Ciloto.
Subjek dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik
purposive sampling, yang dimaksud dengan purposive sampling menurut
Sugiyono (2012, hlm. 300) adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Maksud pertimbangan tertentu, misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti.
Pertimbangan peneliti untuk menentukan subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Keaktifan anggota dalam kegiatan-kegiatan organisasi pramuka SBH 2. Intensitas pelaksana teknis dalam mengikuti pelatihan MPD
(20)
32
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C.Pengumpulan Data
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Satori & Aan Komariah (2011, hlm.25) pendekatan kualitatif adalah pendekatan penelitian yang mengungkapkan situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengumpulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh ari situasi yang alamiah.
Metode penelitian adalah cara yang akan ditempuh oleh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian atau rumusan masalah (menurut Coghlan dan Brannick 2010; Collis dan Hussey 2003; Leddy dan Omrod 2005, dalam Sarosa, 2012, hlm.36). Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif ialah metode yang bertujuan untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. (Suryabrata, 2012, hlm. 76). Kemudian menurut Nazir (2005, hlm. 54) metode deskriptif adalah metode yang digunakan dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, aktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Uraian diatas sejalan dengan tujuan peneliti dalam penelitian ini yaitu menggambarkan hasil Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) dalam menumbuhkan perilaku berorganisasi anggota Pramuka Saka Bakti Husada di BBPK Ciloto.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini terdiri dari wawancara dan observasi.
1. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu (Esterberg dalam Sugiyono, 2009, hlm. 72).
Teknik pengumpulan data dengan wawancara dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data mengenai desain pelatihan MPD, proses pelatihan MPD, dan
(21)
33
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil pelatihan MPD yang berupa perubahan perilaku berorganisasi anggota pramuka SBH. Alat yang digunakan adalah pedoman wawancara yang dibuat sesuai dengan indikator yang merupakan hasil pengembangan dari aspek-aspek masalah yang akan dikumpulkan datanya. Wawancara dalam penelitian ini berupa wawancara terstruktur karena peneliti telah membuat instrumen penelitian berupa pedoman wawancara terlebih dahulu.
Sumber data dalam wawancara ini terdiri dari fasilitator pelatihan MPD, pelaksana teknis pelatihan MPD, Kabid PPM, pembina organisasi pramuka SBH BBPK Ciloto, dan anggota pramuka SBH BBPK Ciloto. Wawancara akan dilakukan satu kali bagi satu nara sumber dengan kisaran waktu kurang lebih 45-60 menit. Jika terjadi kekurangan data atau terdapat beberapa data yang belum terpenuhi peneliti akan melakukan wawancara kembali pada narasumber yang telah ditentukan sebelumnya. Crosscek data dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sama kepada narasumber yang berbeda.
2. Observasi
Marshall (1995) (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 64) menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Teknik pengumpulan data dengan observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data mengenai proses pelatihan MPD dan hasil pelatihan MPD. Alat yang digunakan adalah pedoman observasi yang telah dibuat sebelumnya berdasarkan indikator dari setiap aspek.
Teknik observasi ini akan dilaksanakan sebanyak dua kali dengan durasi waktu untuk setiap observai selama 120 menit (2 jam). Setelah observasi selesai dilaksanakan kemudian dilakukan konfirmasi terhadap sumber data mengenai ketepatan data yang diambil.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dimana sumber datanya merupakan dokumen-dukumen. Dokumen adalah segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia Esterberg (2002) (dalam Sarosa 2012, hlm. 61).
Teknik studi dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data profil lembaga BBPK Ciloto sebagai lembaga pelaksana pelatihan MPD.
(22)
34
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Triangulasi Data
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 83) triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, dimana peneliti mengajukan pertanyaan yang sama kepada beberapa nara sumber. Data primer dalam penelitian ini didapat dari narasumber utama yaitu fasilitator pelatihan MPD dan peserta pelatihan MPD, sedangkan data sekunder dalam penelitian ini didapat dari triangulan yaitu Kabid PPM, pelaksana teknis pelatihan MPD, dan pembina pramuka SBH BBPK Ciloto.
D.Analisis Data
Bodgan dalam Sugiyono (2012, hlm. 88) menyatakan bahwa :
Data analysisis the process of syctematically searching and arranging the interviewtrancripts, filednotes and other materials that you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to present what you have discovered to others.
Analisis data adalah proses mencari data menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diiformasikan kepada orang lain.
Dalam penelitian, teknik analisis data dapat memberikan makna terhadap data yang telah dihimpun peneliti. Data yang diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi) dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh. Pengolahan data dan analisis data akan dilakukan melalui suatu proses yaitu menyusun data sistematis, mengkategorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh untuk mendapatkan makna.
(23)
35
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Milles dan Huberman dalam Sugiyono (2009, hlm. 91) mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.”. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display dan conclusion
drawing/verification. Secara rinci prosedur kegiatan analisis adalah sebagai
berikut:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Menurut Sugiyono (2009, hlm. 92) reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya ialah mendisplaykan data. Dalam hal ini Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009, hlm. 95) menyatakan “the most frequent from of display data for qualitative research data
ini the past has been narrative text”. Yang paling sering digunkan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teknik yang berifat naratif. 3. Conclusion (Kesimpulan)
Langkah ketiga dalam analisis data kualtatif menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009, hlm. 99) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awalyang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsiten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
(24)
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
1. Desain Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) di BBPK Ciloto Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan desain pelatihan MPD belum memenuhi standar. Hasil analisis menunjukan bahwa tahapan dari penyusunan desain pelatihan MPD yang terpenuhi adalah identifikasi kebutuhan pelatihan, penyusunan tujuan pelatihan, penetapan materi pemilihan media pembelajaran dalam pelatihan, penyusunan alat evaluasi akhir, dan pelatihan bagi pelatih, sedangkan tahapan yang tidak terpenuhi adalah penyusunan kurikulum pelatihan dan penyusunan alat evaluasi awal. Tahapan yang tidak terpenuhi merupakan bagian sentral dari suatu pelatihan yang kedudukannya sanagat menentukan proses dan hasil pelatihan. Kurikulum pada pelatihan MPD secara isi dapat dikatakan ada karena pelatihan MPD telah memiliki tujuan pelatiahan, materi, metode,pendekatan,dan media pembelajaran, hanya saja tidak tertuang menjadi sebuah tulisan. Tidak adanya bentuk fisik atau tulisan kurikulum dapat menjadi ancaman dalam pelaksanaan pelatihan MPD karena tidak ada sebuah perangkat acuan yang dapat digunakan sehinggga pelaksanaan pelatihan bergantung pada satu pihak yaitu fasilitator. Begitu pula dengan tidak adanya evaluasi awal, pengukuran hasil akan relatif lebih sulit karena tidak ada data awal yang menerangkan kondisi peserta sebelum mengikuti pelatihan dari segi kemampuan terlebih jika peserta pelatihan adalah orang luar yang tidak dapat diketahui dan diamati kondisi awalnya.
2. Proses Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) bagi Anggota Pramuka SBH di BBPK Ciloto
Proses pelatihan MPD terdiri dari beberapa tahapan yaitu pembinaan keakraban, identifikasi kebutuhan, aspirasi, dan potensi, penetapan kontrak belajar, tes awal pesesrta pelatihan, proses pembelajaran, dan tes akhir peserta pelatihan. Pertama, pembinaan keakraban dilakukan oleh fasilitator dengan teknik pembelajaran partisipatif yaitu fun games dengan tujuan untuk meningkatkan
(25)
72
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keakraban peserta pelatihan sehingga dapat membaur satu sama lain. Kedua, identifikasi kebutuhan, aspirasi, dan potensi dilakukan dengan teknik tanya jawab, data yang digali adalah karakter, kemampuan yang dimiliki, tujuan mengikuti pelatihan, alasan mengikuti pelatihan, kelebihan dan kekurangan masing-masing. Identifikasi kebutuhan, aspirasi, dan potensi dilakukan dengan tujuan untuk menyepurnakan kebutuhan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga pelatihan yang dilaksanakan dapat memenuhi seluruh kebutuhan belajar yang dirasakan. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengatur alur pelaksanaan pelatihan.
Ketiga, penetapan kontrak belajar dilakukan, namun isi dari kontrak belajar hanya mencakup tiga aspek yaitu yaitu komitmen peserta didik untuk mengikuti semua kegiatan pelatihan, kesanggupan mengikuti semua mata latih,dan kesediaan untuk saling belajar. Keempat, tes awal peserta pelatihan tidak dilaksanakan. Kelima, proses pembelajaran mengunakan pendekatan andragogi, metode pembelajaran yang digunakan cukup beragam, media dan materi yang diberikan sesuai dengan yang telah ditetapkan pada desain pelatihan namun untuk materi mengalami beberapa modifikasi diesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan belajar anggota pramuka SBH. Keenam, tes akhir peserta pelatihan dilakukan dalam bentuk evaluasi kepuasan program dan tes formtif berupa pengamatan.
Kekurangan dari proses pelatihan terletak pada aspek evaluasi baik itu evaluasi awal maupun evaluasi akhir. Tidak adanya alat evaluasi yang dapat digunakan untuk evaluasi awal dan akhir menyulitkan dalam menilai hasil pelatihan. Sedangkan untuk aspek yang lainnya telah dilaksanakan sesuai dengan konsep yang relefan.
3. Hasil Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) dalam Menumbuhkan Perilaku Organisasi bagi Anggota Pramuka Saka Bakti Husada (SBH) di BBPK Ciloto
Setelah melakukan analisis terhadap ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, psikomotor dapat disimpulkan bahwa hasil pelatihan MPD terfokus pada penumbuhan, perbaikan, maupun peningkatan keterampilan, sikap, dan perilaku anggota pramuka SBH. Perilaku yang menjadi tujuan utama dari pelatihan MPD bagi anggota pramuka ini adalah leadership karena leadership merupakan pondasi
(26)
73
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam berorganisasi, sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Andri (2013) bahwa kepemimpinan (leadership) merupakan sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang anggota pramuka, hal tersebut sesuai dengan tujuan utama dari
gerakan pramuka yaitu “pembangunan karakter (character building)”, Gerakan Pramuka diharapkan dapat memberikan sumbangan positif terhadap negara dengan penyemaian benih-benih calon pemimpin yang patriotik.
Menurut Azrul Azwar (2012) kepramukaan mempunyai fungsi sebagai kegiatan menarik bagi atau pemuda, pengabdian bagi orang dewasa,dan alat (means) bagi masyarakat dan organisasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Fungsi kepramukaan tersebut telah mampu terpenuhi oleh organisasI pramuka SBH melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di organisasi.
B.Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka peneliti merasa perlu memberikan saran-saran untuk perbaikan dimasa mendatang, sebagai berikut :
1. Bagi BBPK Ciloto selaku Lembaga Pelaksana Program Pelatihan MPD Diharapkan pihak BBPK Ciloto menyusun kuriulum pelatihan MPD sehingga terdapat acuan yang jelas dalam pelaksanaan pelatihan MPD. Kemudian diharapkan disusun juga alat evaluasi agar hasil pelatihan MPD dapat diukur selain dengan menggunakan angket kepuasan, sehingga data yang diperoleh dapat dijadikan pertimbangan untuk tindak lanjut program. Selain itu diharapkan dilakukan pengkaderan untuk fasilitator pelatihan MPD sehingga SDM yang mampu menjadi fasilitator tidak terpaku pada satu orang.
2. Bagi organanisasi Pramuka SBH BBPK Ciloto
Saran bagi organisasi pramuka SBH BBPK Ciloto diharapkan dapat terus melakukan pembinaan bagi anggotanya agar karakter yang telah tumbuh menjadi lebih melekat dalam diri anggota baik itu dengan pelatihan-pelatihan sejenis, forum diskusi rutin, ataupun dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan.
(27)
74
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam, bukan hanya di balai besar namun juga dilembaga lain yang melaksanakan program pelatihan yang tidak hanya terfokus pada ranah kognitif namun juga terfokus pada ranah afektif dan psikomotor, karena pengembangan sikap dan keterampilan sangat penting dalam mendukung semua profesi.
(28)
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. (2012). “Mengenal Gerakan Pramuka”. Jakarta: Erlangga
Kamil, Mustofa. (2010). “Model Pendidikan dan Pelatihan”. Bandung: Alfabeta
Kaswan. (2013). “Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja
SDM”. Bandung:Alfabeta
Nazir, Moh. (2005). “Metode Penelitian”. Jakarta: Ghalia Indonesia
Saroso, Samiaji. (2012). “Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar”. Jakarta: Indeks
Satori, Djam’an & Aan Komariah. (2011). “Metodologi Penelitian Kualitatif”.
Bandung: Alfabeta
Sudjana, D. (2007). “Sistem dan Manajemen Pelatihan”. Bandung: Falah
Sudjana, D. (2010). “Manajemen Program Pendidikan”. Bandung: Falah
Sugiyono. (2009). “Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung:Alfabeta
Sugiyono. (2012). “Memahami Penelitian Kualitatf”. Bandung:Alfabeta
Suherman, Eman. (2011). “Pramuka Membangun Ekonomi Bangsa”. Bandung:Alfabeta
Sunardi, Andri Bob. (2013). “Boyman Ragam Latih Pramuka”. Bandung: Penerbit Nuansa Muda
Suryabrata, Sumadi. (2012). “Metodologi Penelitian”. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Torang, Syamsir. (2014). “Organisasi dan Manajemen”. Bandung: Alfabeta
Wibowo. (2013). “Perilaku dalam Organisasi”. Jakarta:Rajawali
Sumber Lain:
Pedoman Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2014 Profil Lembaga Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto Tahun 2014 Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2010. Bandung: Citra Umbara
Sumber Internet:
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2011). Fenomena
Kenakalan Remaja di Indonesia. Nusa Tenggara Barat : BKKBN. [Online].
Diakses dari
http://ntb.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=673&ContentTypeI d=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897.
(29)
Thya Irawan, 2015
STUDI TENTANG PELATIHAN MANAJEMEN PERUBAHAN DIRI (MPD) DALAM MENUMBUHKAN PERILAKU BERORGANISASI ANGGOTA PRAMUKA SAKA BAKTI HUSADA DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN (BBPK) CILOTO
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Efianingrum, A. (2006). Wacana Kekerasan dalam Interaksi Remaja Kasus Perkelahian Pelajar di Yogyakarta. Jurnal Humaniora. I (01). Hlm. 1-14.
[Online]. Diakses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Artikel%20Humaniora%202006.pdf Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1974 tentang Pelaksanaan Keputusan
Presiden Nomor 34 Tahun 1972. [Online]. Diakses dari http://peraturan.bkpm.go.id/jdih/lampiran/InPres_15_1974.pdf
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pelatihan. [Online]. Diakses dari http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp1991_73.pdf.
Sarwini. (2011). Kenakalan Anak (Juvenile Deliquency) Kausalitas dan Upaya Penanggulangan. Perspektif Jurnal: XVI(4). hlm. 244-251. [Online]. Diakses dari http://ejournal.uwks.ac.id/myfiles/201209442514478516/5.pdf Suroso. (2012). Kematangan Emosi, Konsep Diri, dan Kenakalan Remaja. Jurnal
Persona. 1(01). hlm. 6-14. [Online]. Diakses dari
(1)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
1. Desain Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) di BBPK Ciloto
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan desain pelatihan MPD belum memenuhi standar. Hasil analisis menunjukan bahwa tahapan dari penyusunan desain pelatihan MPD yang terpenuhi adalah identifikasi kebutuhan pelatihan, penyusunan tujuan pelatihan, penetapan materi pemilihan media pembelajaran dalam pelatihan, penyusunan alat evaluasi akhir, dan pelatihan bagi pelatih, sedangkan tahapan yang tidak terpenuhi adalah penyusunan kurikulum pelatihan dan penyusunan alat evaluasi awal. Tahapan yang tidak terpenuhi merupakan bagian sentral dari suatu pelatihan yang kedudukannya sanagat menentukan proses dan hasil pelatihan. Kurikulum pada pelatihan MPD secara isi dapat dikatakan ada karena pelatihan MPD telah memiliki tujuan pelatiahan, materi, metode,pendekatan,dan media pembelajaran, hanya saja tidak tertuang menjadi sebuah tulisan. Tidak adanya bentuk fisik atau tulisan kurikulum dapat menjadi ancaman dalam pelaksanaan pelatihan MPD karena tidak ada sebuah perangkat acuan yang dapat digunakan sehinggga pelaksanaan pelatihan bergantung pada satu pihak yaitu fasilitator. Begitu pula dengan tidak adanya evaluasi awal, pengukuran hasil akan relatif lebih sulit karena tidak ada data awal yang menerangkan kondisi peserta sebelum mengikuti pelatihan dari segi kemampuan terlebih jika peserta pelatihan adalah orang luar yang tidak dapat diketahui dan diamati kondisi awalnya.
2. Proses Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) bagi Anggota Pramuka SBH di BBPK Ciloto
Proses pelatihan MPD terdiri dari beberapa tahapan yaitu pembinaan keakraban, identifikasi kebutuhan, aspirasi, dan potensi, penetapan kontrak belajar, tes awal pesesrta pelatihan, proses pembelajaran, dan tes akhir peserta pelatihan. Pertama, pembinaan keakraban dilakukan oleh fasilitator dengan teknik pembelajaran partisipatif yaitu fun games dengan tujuan untuk meningkatkan
(2)
72
keakraban peserta pelatihan sehingga dapat membaur satu sama lain. Kedua, identifikasi kebutuhan, aspirasi, dan potensi dilakukan dengan teknik tanya jawab, data yang digali adalah karakter, kemampuan yang dimiliki, tujuan mengikuti pelatihan, alasan mengikuti pelatihan, kelebihan dan kekurangan masing-masing. Identifikasi kebutuhan, aspirasi, dan potensi dilakukan dengan tujuan untuk menyepurnakan kebutuhan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga pelatihan yang dilaksanakan dapat memenuhi seluruh kebutuhan belajar yang dirasakan. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengatur alur pelaksanaan pelatihan.
Ketiga, penetapan kontrak belajar dilakukan, namun isi dari kontrak belajar hanya mencakup tiga aspek yaitu yaitu komitmen peserta didik untuk mengikuti semua kegiatan pelatihan, kesanggupan mengikuti semua mata latih,dan kesediaan untuk saling belajar. Keempat, tes awal peserta pelatihan tidak dilaksanakan. Kelima, proses pembelajaran mengunakan pendekatan andragogi, metode pembelajaran yang digunakan cukup beragam, media dan materi yang diberikan sesuai dengan yang telah ditetapkan pada desain pelatihan namun untuk materi mengalami beberapa modifikasi diesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan belajar anggota pramuka SBH. Keenam, tes akhir peserta pelatihan dilakukan dalam bentuk evaluasi kepuasan program dan tes formtif berupa pengamatan.
Kekurangan dari proses pelatihan terletak pada aspek evaluasi baik itu evaluasi awal maupun evaluasi akhir. Tidak adanya alat evaluasi yang dapat digunakan untuk evaluasi awal dan akhir menyulitkan dalam menilai hasil pelatihan. Sedangkan untuk aspek yang lainnya telah dilaksanakan sesuai dengan konsep yang relefan.
3. Hasil Pelatihan Manajemen Perubahan Diri (MPD) dalam Menumbuhkan Perilaku Organisasi bagi Anggota Pramuka Saka Bakti Husada (SBH) di BBPK Ciloto
Setelah melakukan analisis terhadap ketiga ranah yaitu kognitif, afektif, psikomotor dapat disimpulkan bahwa hasil pelatihan MPD terfokus pada penumbuhan, perbaikan, maupun peningkatan keterampilan, sikap, dan perilaku anggota pramuka SBH. Perilaku yang menjadi tujuan utama dari pelatihan MPD bagi anggota pramuka ini adalah leadership karena leadership merupakan pondasi
(3)
dalam berorganisasi, sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Andri (2013) bahwa kepemimpinan (leadership) merupakan sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang anggota pramuka, hal tersebut sesuai dengan tujuan utama dari gerakan pramuka yaitu “pembangunan karakter (character building)”, Gerakan Pramuka diharapkan dapat memberikan sumbangan positif terhadap negara dengan penyemaian benih-benih calon pemimpin yang patriotik.
Menurut Azrul Azwar (2012) kepramukaan mempunyai fungsi sebagai kegiatan menarik bagi atau pemuda, pengabdian bagi orang dewasa,dan alat (means) bagi masyarakat dan organisasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Fungsi kepramukaan tersebut telah mampu terpenuhi oleh organisasI pramuka SBH melalui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di organisasi.
B.Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, maka peneliti merasa perlu memberikan saran-saran untuk perbaikan dimasa mendatang, sebagai berikut :
1. Bagi BBPK Ciloto selaku Lembaga Pelaksana Program Pelatihan MPD
Diharapkan pihak BBPK Ciloto menyusun kuriulum pelatihan MPD sehingga terdapat acuan yang jelas dalam pelaksanaan pelatihan MPD. Kemudian diharapkan disusun juga alat evaluasi agar hasil pelatihan MPD dapat diukur selain dengan menggunakan angket kepuasan, sehingga data yang diperoleh dapat dijadikan pertimbangan untuk tindak lanjut program. Selain itu diharapkan dilakukan pengkaderan untuk fasilitator pelatihan MPD sehingga SDM yang mampu menjadi fasilitator tidak terpaku pada satu orang.
2. Bagi organanisasi Pramuka SBH BBPK Ciloto
Saran bagi organisasi pramuka SBH BBPK Ciloto diharapkan dapat terus melakukan pembinaan bagi anggotanya agar karakter yang telah tumbuh menjadi lebih melekat dalam diri anggota baik itu dengan pelatihan-pelatihan sejenis, forum diskusi rutin, ataupun dengan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan.
(4)
74
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam, bukan hanya di balai besar namun juga dilembaga lain yang melaksanakan program pelatihan yang tidak hanya terfokus pada ranah kognitif namun juga terfokus pada ranah afektif dan psikomotor, karena pengembangan sikap dan keterampilan sangat penting dalam mendukung semua profesi.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul. (2012). “Mengenal Gerakan Pramuka”. Jakarta: Erlangga
Kamil, Mustofa. (2010). “Model Pendidikan dan Pelatihan”. Bandung: Alfabeta
Kaswan. (2013). “Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM”. Bandung:Alfabeta
Nazir, Moh. (2005). “Metode Penelitian”. Jakarta: Ghalia Indonesia
Saroso, Samiaji. (2012). “Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar”. Jakarta: Indeks Satori, Djam’an & Aan Komariah. (2011). “Metodologi Penelitian Kualitatif”.
Bandung: Alfabeta
Sudjana, D. (2007). “Sistem dan Manajemen Pelatihan”. Bandung: Falah Sudjana, D. (2010). “Manajemen Program Pendidikan”. Bandung: Falah Sugiyono. (2009). “Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung:Alfabeta
Sugiyono. (2012). “Memahami Penelitian Kualitatf”. Bandung:Alfabeta
Suherman, Eman. (2011). “Pramuka Membangun Ekonomi Bangsa”. Bandung:Alfabeta
Sunardi, Andri Bob. (2013). “Boyman Ragam Latih Pramuka”. Bandung: Penerbit Nuansa Muda
Suryabrata, Sumadi. (2012). “Metodologi Penelitian”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Torang, Syamsir. (2014). “Organisasi dan Manajemen”. Bandung: Alfabeta
Wibowo. (2013). “Perilaku dalam Organisasi”. Jakarta:Rajawali
Sumber Lain:
Pedoman Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2014 Profil Lembaga Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto Tahun 2014 Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2010. Bandung: Citra Umbara
Sumber Internet:
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2011). Fenomena Kenakalan Remaja di Indonesia. Nusa Tenggara Barat : BKKBN. [Online].
Diakses dari
http://ntb.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=673&ContentTypeI d=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897.
(6)
Efianingrum, A. (2006). Wacana Kekerasan dalam Interaksi Remaja Kasus Perkelahian Pelajar di Yogyakarta. Jurnal Humaniora. I (01). Hlm. 1-14.
[Online]. Diakses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Artikel%20Humaniora%202006.pdf Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1974 tentang Pelaksanaan Keputusan
Presiden Nomor 34 Tahun 1972. [Online]. Diakses dari http://peraturan.bkpm.go.id/jdih/lampiran/InPres_15_1974.pdf
Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pelatihan. [Online]. Diakses dari http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp1991_73.pdf.
Sarwini. (2011). Kenakalan Anak (Juvenile Deliquency) Kausalitas dan Upaya Penanggulangan. Perspektif Jurnal: XVI(4). hlm. 244-251. [Online]. Diakses dari http://ejournal.uwks.ac.id/myfiles/201209442514478516/5.pdf Suroso. (2012). Kematangan Emosi, Konsep Diri, dan Kenakalan Remaja. Jurnal
Persona. 1(01). hlm. 6-14. [Online]. Diakses dari
http://drmasda.com/berita-145-kematangan-emosi-konsep-diri-dan-kenakalan-remaja.html