PENGGUNAAN KOMIK IPA TERPADU UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN RETENSI SISWA SMP PADA TEMA MAKANAN, PENCERNAAN DAN KESEHATAN.
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan IPA
Oleh Rani Indrayani
1204751
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN IPA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “ Penggunaan Komik IPA Terpadu Untuk Meningkatkan Penguasaan konsep dan Retensi siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.
Bandung, Maret 2014 Yang membuat pernyataan
(3)
Pembimbing I,
Dr. Hj. Diana Rochintaniawati, M.Ed NIP. 19670919 199103 2 001
Pembimbing II,
Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si. NIP. 19580712 198303 2 002
Mengetahui:
Ketua Jurusan/Program Studi Pendidikan IPA
Prof. Dr. Hj. Anna Permanasari, M.Si. NIP. 19580712 198303 2 002
(4)
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
Rani Indrayani SPs UPI Bandung
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar komik dan mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan retensi siswa SMP pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan dengan menggunakan komik yang disusun sesuai dengan karakteristik materi dan kebutuhan siswa. Peningkatan penguasaan konsep dan retensi siswa diteliti dengan metode kuasi eksperimen menggunakan desain penelitian pretest-postest-retest control group design yang melibatkan 38 siswa kelas VIII untuk kelas eksperimen dan 40 siswa untuk kelas kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan berupa pedoman penilaian kelayakan komik IPA terpadu, tes penguasaan konsep dan retensi siswa dalam bentuk soal pilihan ganda, lembar observasi, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komik yang telah disusun layak digunakan sebagai media pembelajaran. Ditemukan perbedaan yang signifikan penguasan konsep dan retensi siswa antara siswa yang menggunakan media komik dengan yang tidak menggunakan media komik. Peningkatan penguasaan konsep siswa menunjukkan N-gain rata-rata sebesar 0,53 untuk kelas eksperimen dan 0,36 untuk kelas kontrol termasuk kategori sedang. Uji signifikansi pada taraf kepercayaan 95% dengan uji z menunjukkan terdapat perbedaan penguasaan konsep dan retensi secara signifikan. Retensi siswa setelah tiga minggu pembelajaran memiliki predikat retensi yang sangat baik yaitu 86,07 % untuk kelas yang menggunakan komik dan predikat retensi baik yaitu 77,87% untuk kelas yang tidak menggunakan media komik. Hasil analisis data angket menunjukkan bahwa siswa memberikan respon positif dengan pembelajaran menggunakan komik.
(5)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Operasional ... 7
F. Asumsi... 8
G. Hipotesis ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komik Sebagai Media Pembelajaran ... 9
B. Pembelajaran IPA Terpadu ... 15
C. Penguasaan Konsep ... 18
D. Retensi ... 20
E. Tinjauan Pembelajaran Tema makanan,Pencernaan dan Kesehatan ... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 34
B. Subjek Penelitian ... 35
C. Prosedur Penelitian... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ... 39
E. Pengolahan Data... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Aspek Komik ... 55
B. Penilaian Kelayakan Komik ... 60
C. Penguasaan Konsep Siswa ... 65
D. Retensi Pengetahuan Siswa ... 72
(6)
v
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 80 B. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA ... 82 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian ... 34
3.2 Pelaksanaan Penerapan Model Pembelajaran ... 37
3.3 Instrumen Penelitian ... 39
3.4 Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep ... 41
3.5 Indikator Angket Respon Siswa ... 42
3.6 Kriteria Validitas Item Butir Soal ... 43
3.7 Hasil Uji Coba Validitas Soal ... 44
3.8 Kriteria Reliabilitas Butir Soal ... 45
3.9 Kriteria Indeks Kesukaran ... 46
3.10 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran ... 46
3.11 Kriteria Daya Pembeda ... 47
3.12 Hasil Uji Coba Daya Pembeda ... 48
3.13 Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal ... 49
3.14 Kategori Tingkat Kelayakan Komik ... 50
3.15 Kriteria N- Gain ... 51
3.16 Predikat Skor Retensi ... 53
3.17 Tafsiran Kualitatif Angket ... 54
4.1 Hasil Penilaian Kelayakan Komik oleh Pengguna ... 61
4.2 Deskripsi Hasil Belajar Siswa ... 66
4.3 Hasil uji Normalitas ... 67
4.4 Hasil Uji Homogenitas ... 67
4.5 Hasil uji Perbedaan Rerata Pretes dan Postes ... 68
4.6 Deskripsi Hasil Retensi Siswa ... 73
4.7 Hasil Uji Normalitas Data Retest ... 73
4.8 Kategori retensi Pengetahuan Siswa ... 74
4.9 Rata-rata Persentase Angket Respon Siswa ... 77
(8)
v
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 3.1 Skema Alur Penelitian... 38 4.1 Gambar Contoh Penyajian Komik Sebelum Perbaikan Pada
Aspek Kebahasaan ... 62 4.2 Gambar Contoh Penyajian Komik Setelah Perbaikan Pada Aspek
Kebahasan ... 62 4.3 Gambar Contoh Penyajian Komik Sebelum Perbaikan Pada
Aspek Tampilan ... 63 4.4 Gambar Contoh Penyajian komik setelah perbaikan Pada Aspek
Tampilan ... ... 63 4.5. Grafik Perbandingan Nilai tes awal,tes akhir dan retest ... 72
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman Lampiran A
1. Analisis Konsep ... 86
2. Analisis Wacana ... 96
3. Struktur Makro... 131
4. Story Board ... 132
Lampiran B 1. Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen ... 174
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol ... 184
3. Kisi-kisi Tes Penguasaan Konsep ... 194
Lampiran C 1. Pedoman Penilaian Komik ... 208
2. Angket Siswa ... 219
3. Pedoman Observasi Pembelajaran ... 221
Lampiran D 1. Hasil Validasi Instrumen Penguasaan Konsep ... 222
2. Hasil Penilaian Kelayakan Komik ... 231
Lampiran E 1. Data Skor Tes Penguasaan Konsep Siswa ... 233
2. Hasil Perhitungan N-Gain Penguasaan Konsep Siswa ... 237
3. Data Retensi ... 239
4. Hasil Analisis Angket siswa ... 241
Lampiran F 1. Hasil Uji Normalitas Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa... 245
2. Hasil Uji Homogenitas Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa ... 248
3. Hasil Uji Beda Rata-rata Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa ... 250 Lampiran G
Komik IPA Terpadu Lampiran H
Surat Ijin Penelitian Lampiran I
(10)
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
IPA merupakan mata pelajaran yang memberikan pengetahuan tentang alam sekitar beserta isinya. Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Untuk itu maka pembelajaran IPA sangat penting untuk dipelajari mulai dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi.
Tujuan pembelajaran IPA di SMP selain untuk meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, juga mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta meningkatkan pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, termasuk pendidikan IPA adalah pembaharuan kurikulum. Berkaitan dengan pembaharuan kurikulum, sekarang ini pemerintah sedang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Model pembelajaran IPA terpadu merupakan salah satu model pembelajaran yang dianjurkan kurikulum untuk diaplikasikan pada tingkat SMP, karena model pembelajaran IPA terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik secara aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik (Puskur, 2006).
Pembelajaran IPA terpadu dalam arti luas meliputi pembelajaran yang terpadu dalam satu disiplin ilmu, terpadu antar mata pelajaran. Pembelajaran terpadu menghubungkan suatu konsep dengan konsep-konsep lain yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, terjalinnya hubungan antar setiap konsep secara terpadu akan memberi ruang kepada peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan memotivasi peserta didik untuk memahami
(11)
konsep-konsep yang mereka pelajari (Puskur, 2006). Pembelajaran IPA secara terpadu sangat memungkinkan hasil belajar yang diperoleh siswa akan lebih bermakna dibandingkan dengan belajar konsep secara terpisah. Demikian pula dengan pembelajaran IPA terpadu, tumpang tindih materi dapat diminimalkan atau dihilangkan sehingga dapat memberikan kesempatan mengembangkan kecakapan berpikir lebih banyak dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan observasi dan pengalaman lapangan yang dilakukan di SMP, pembelajaran IPA yang diharapkan oleh kurikulum yaitu pembelajaran IPA secara terpadu, ternyata masih dilakukan secara terpisah. Di lapangan sebagian besar guru belum mempraktekkan model pembelajaran IPA terpadu. Konsep-konsep fisika, kimia maupun biologi masih diajarkan secara terpisah yang diajarkan oleh guru tunggal. Padahal dengan pembelajaran IPA terpadu diharapkan siswa dapat mempelajari suatu fenomena dari berbagai sudut pandang karena akan lebih bermakna. Hasil analisis materi menunjukkan bahwa konsep-konsep yang ada dalam pembelajaran IPA di SMP sangat memungkinkan untuk disampaikan atau dibelajarkan secara terpadu kepada siswa.
Pada kenyataannya sebagian besar guru mengalami kesulitan untuk dapat merancang pembelajaran IPA secara terpadu yang berdasarkan standar isi untuk kurikulum IPA. Hal ini dapat disebabkan karena belum banyaknya contoh konkrit yang dapat mereka aplikasikan. Selain itu belum adanya buku IPA SMP yang dirancang khusus secara terpadu antara biologi, fisika dan kimia. Kelemahan lain di sekolah-sekolah SMP pada umumnnya guru IPA yang tersedia adalah guru-guru bidang studi yang berlatar belakang fisika, biologi dan kimia. Guru dengan latar belakang berbeda tersebut tentunya kesulitan untuk dapat mengintegrasikan ke dalam pembelajaran IPA, karena mereka mungkin tidak mempunyai kemampuan yang optimal terutama mengenai kompetensi yang dimilikinya.
Salah satu materi IPA dalam kurikulum yang memiliki potensi untuk dikembangkan melalui pembelajaran IPA terpadu adalah sistem pencernaan makanan dan zat aditif makanan yang diajarkan di tingkat SMP/MTs. Materi ini sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, baik dilihat dari mata pelajaran
(12)
3
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
kimia maupun biologi. Tema “Makanan, pencernaan dan kesehatan” dapat dibahas secara terpadu berdasarkan kompetensi dasar kimia (4.3 mendeskripsikan sifat/pengaruh zat aditif dalam makanan) dan kompetensi dasar biologi (1.4 mendeskripsikan sistem pencernaan makanan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan).
Pada proses belajar mengajar media pembelajaran merupakan hal yang penting, karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan siswa. Menurut Riyana (dalam Asyhar, 2012) melalui media suatu proses pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan. Selain itu media pembelajaran dapat memperluas cakrawala sajian materi pelajaran, memperoleh pengalaman beragam, memberikan informasi yang akurat, merangsang untuk berpikir kritis, meningkatkan efisiensi dan memecahkan masalah pendidikan.
Berdasarkan perkembangannya, menurut Asyhar (2012) media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu (1) media visual (2) media audio visual, (3) media audio, dan (4) multimedia. Media visual yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan semata-mata dari peserta didik, dengan media ini pengalaman belajar yang dialami peserta didik sangat tergantung pada kemampuan penglihatannya.
Media visual antara lain media cetak seperti buku. Dilihat dari sifat penyajian pesannya, buku bersifat informatif dan lebih menekankan pada sajian materi ajar dengan cakupan luas dan umum. Oleh karena sifatnya tersebut, maka proses komunikasi yang berlangsung menjadi satu arah dan pembacanya pasif. Di Indonesia, ketersediaan buku ajar di sekolah-sekolah baik yang ada di perkotaan maupun di daerah pedesaan sudah cukup memenuhi untuk diberdayakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas, tetapi buku pelajaran yang ada lebih banyak berupa buku teks, meskipun sudah ada variasi penambahan ilustrasi tetapi belum memberikan pengaruh yang cukup terhadap peningkatan minat baca siswa, siswa
cenderung tertarik membaca buku cerita bergambar, misalnya komik ( Wahyuningsih, 2011).
Komik dapat dijadikan sebagai salah satu media alternatif pembelajaran yang potensial untuk meningkatkan penguasaan konsep dan retensi siswa. Beard
(13)
& Rhodes (2002) mengemukakan dalam kapasitas kognitif komik dapat mengkomunikasikan informasi, menyederhanakan intruksi, merangsang diskusi, menjadi sumber daya visual, dan membantu retensi kognitif.
Beberapa kelebihan komik adalah komik sebagai media visual memiliki potensi yang cukup baik dalam menarik minat siswa untuk membaca tanpa harus dipaksa (Wahyuningsih, 2011; Rohani, 1997). Anak-anak maupun remaja sebagian besar tertarik untuk membaca komik. Seperti yang diungkapkan oleh Sudjana dan Rivai (2011) bahwa komik telah dibaca oleh anak-anak di tingkat sekolah menengah dan hampir setengahnya dari siswa SMA. Meier (dalam Nurgiyantoro, 2005) menguatkan bahwa lebih dari 90 % pelajar adalah pembaca komik. Kenyataan ini menunjukkan bahwa komik merupakan salah satu bacaan yang disukai oleh anak-anak dan pelajar.
Sudjana dan Rivai (2011) menjelaskan bahwa komik dapat dipergunakan secara efektif oleh guru-guru dalam usaha membangkitkan minat siswa, mengembangkan perbendaharaan kata-kata dan keterampilan membaca, serta memperluas minat baca. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2010) yang mengungkapkan bahwa kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang, dengan demikian minat dapat memberikan pengaruh positif terhadap belajar. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih mudah untuk dipelajari dan disimpan, demikian juga dengan komik yang telah mencapai popularitas secara luas dapat dipergunakan secara efektif oleh guru-guru sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan retensi siswa. Meyer (dalam Asyhar, 2012) menjelaskan bahwa seseorang akan belajar lebih baik dari media teks dan gambar daripada hanya media teks saja.
Menurut Waluyanto (2005) komik sebagai media komunikasi visual mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara mudah, sehingga sebagai media komunikasi visual komik dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan yang mampu menyampaikan pesan pembelajaran secara efektif dan efisien.
(14)
5
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
Hasil penelitian Prina (2004) membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan komik sebagai media pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan menggunakan buku paket. Menurut Wahyuningsih (2011) penggunaan media komik bergambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem saraf. Sedangkan menurut Nuraeni (2012) komik sebagai media pembelajaran memberikan hasil yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan tahapan perkembangan berpikir menurut Piaget (dalam Dahar, 2011), maka siswa SMP masih merupakan peralihan dari masa transisi dari berpikir konkrit ke berpikir abstrak sehingga media visual seperti komik sangat tepat, karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan yang dirangkai dalam suatu alur cerita sehingga informasi yang disampaikan lebih mudah untuk dimengerti.
Berdasarkan beberapa pemikiran yang telah disebutkan di atas, maka sangat menarik untuk diteliti bagaimana mengembangkan komik dalam nuansa keterpaduan konsep IPA . Selain itu perlu pula diteliti bagaimana pengembangan komik IPA terpadu dapat meningkatkan penguasaan konsep dan retensi siswa.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana penggunaan komik IPA terpadu dapat meningkatkan penguasaan konsep dan retensi siswa pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan ?”
Untuk lebih memperjelas rumusan masalah dalam penelitian ini, maka rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana penilaian guru terhadap komik yang digunakan sebagai sumber belajar?
2. Bagaimana perbedaan penguasaan konsep antara kelas yang menggunakan komik IPA terpadu dengan kelas yang tidak menggunakan komik IPA terpadu pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan ?
(15)
3. Bagaimana perbedaan retensi antara kelas yang menggunakan komik IPA terpadu dengan yang tidak menggunakan komik IPA terpadu pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan ?
4. Bagaiman tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan komik IPA terpadu ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menghasilkan komik IPA terpadu sebagai bahan ajar untuk pembelajaran IPA terpadu pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan
2. Mendapatkan informasi berkaitan dengan penilaian guru terhadap komik yang digunakan sebagai sumber belajar.
3. Mendapatkan informasi berkaitan dengan penguasaan konsep siswa pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan yang diajar dengan menggunakan komik IPA terpadu.
4. Mendapatkan informasi berkaitan dengan retensi siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan komik IPA terpadu pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan.
Mendapatkan informasi berkaitan dengan tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan komik untukpembelajaran IPA terpadu.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran, antara lain: 1. Bagi Siswa
a. Menjadikan alternatif sumber belajar bagi siswa, sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal melalui proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
b. Meningkatkan kesadaran siswa terhadap masalah yang berhubungan dengan kesehatan, khususnya dampak dari zat aditif sintesis dalam jangka panjang.
(16)
7
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
2. Bagi Guru
Menjadi alternatif sumber belajar dalam menerapkan pembelajaran IPA terpadu.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian dapat dijadikan masukkan dan bahan pertimbangan untuk penelitian sejenis dengan menggunakan konsep yang berbeda.
E. Definisi Operasional 1. Komik IPA Terpadu
Komik IPA terpadu yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komik yang digunakan pada pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain dalam tema makanan, pencernaan dan kesehatan, sesuai dengan konsep pembelajaran IPA terpadu. Materi IPA Terpadu disajikan melalui percakapan dari tokoh-tokoh dalam komik. Untuk mengukur kelayakan bahan ajar komik digunakan pedoman penilaian komik dilihat dari komponen kelayakan isi, komponen kebahasaan dan komponen penyajian dan tampilan menyeluruh.
2. Media berbasis cetakan
Media pembelajaran berbasis teks cetakan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah media penyampai pesan pembelajaran di mana padanya terkandung teks (bacaan) dan ilustrasi-ilustrasi pendukungnya. Dalam penelitian ini digunakan buku paket IPA dan handout IPA terpadu sebagai media berbasis cetakan yang digunakan pada pelaksanaan pembelajaran.
3. Penguasaan Konsep
Penguasaan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep secara ilmiah yang berupa teori ataupun penerapannya dalam kehidupan pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan yang diukur dengan tes bentuk pilihan ganda. Tes digunakan sebagai pretes dan postest.
(17)
4. Retensi
Retensi adalah tahap penyimpanan materi yang telah dipelajari atau bertahannya materi yang telah dipelajari dalam ingatan. Retensi siswa dilihat dari nilai tes akhir kedua yang dilakukan tiga minggu setelah tes akhir kesatu. Untuk mengukur retensi siswa digunakan tes bentuk pilihan ganda yang sama dengan tes untuk penguasaan konsep.
F. Asumsi
Komik sebagai media pembelajaran dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan ilmiah yang bukan merupakan cerita, namun ditampilkan mirip cerita. Penggunaan komik dalam pembelajaran dapat menyajikan informasi atau materi pelajaran yang lebih menarik, tidak monoton, dan memberikan kemudahan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa (Nurgiyantoro, 2005).
G. Hipotesis
H1 Terdapat perbedaan penguasaan konsep yang signifikan antara kelas yang menggunakan komik IPA terpadu dengan kelas yang tidak menggunakan komik IPA terpadu pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan.
H1 Terdapat perbedaan retensi yang signifikan antara kelas yang menggunakan komik IPA terpadu dengan kelas yang tidak menggunakan komik IPA terpadu pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan.
H0 Tidak terdapat perbedaan penguasaan konsep yang signifikan antara kelas yang menggunakan komik IPA terpadu dengan kelas yang tidak menggunakan komik IPA terpadu pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan.
H0 Tidak terdapat perbedaan retensi yang signifikan antara kelas yang menggunakan komik IPA terpadu dengan kelas yang tidak menggunakan komik IPA terpadu pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan.
(18)
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai ahli media, kemudian diuji kelayakannya oleh sepuluh orang guru. Selanjutnya komik yang telah divalidasi digunakan dalam pembelajaran. Dampak penggunaan komik terhadap penguasaan konsep dan retensi diteliti dengan metode kuasi eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pretes-postes-retest control group design yang merupakan perluasan dari pretest-postes control group design (Schumacher & Millan, 1997). Di dalam desain ini tes dilakukan sebanyak tiga kali yaitu sebelum, sesudah perlakuan, tiga minggu setelah tes akhir. Perbedaan O2 dan O1 diasumsikan merupakan efek dari perlakuan, sedangkan nilai O3 yang dibandingkan dengan O2 digunakan untuk melihat kekuatan retensi. Pola desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Postest Retest
Eksperimen O1 X1 O2 O3
Kontrol O1 X2 O2 O3
Keterangan :
O1 : Pretest
X1 :Pembelajaran menggunakan komik IPA terpadu
X2 :Pembelajaran tanpa menggunakan media komik IPA Terpadu (menggunakan buku paket dan handout IPA Terpadu)
O2: Postest
(19)
Tujuan utama dari penelitian ini untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan retensi siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan komik IPA Terpadu.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 1 SMPN I Cibeber tahun ajaran 2013/2014 yang mempelajari sistem pencernaan makanan dan zat aditif makanan.
Teknik sampling yang digunakan dalam menentukan subjek penelitian adalah random kelas, yaitu pengambilan sampel yang dipilih dari beberapa kelompok kelas secara acak. Hasil penetapan ditentukan subjek penelitian adalah dua kelas yaitu kelas VIII A sebanyak 38 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII B sebanyak 40 siswa sebagai kelas kontrol dari 9 kelas VIII yang terdapat di SMPN 1 Cibeber.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan dan analisis data penelitian. Berikut uraian prosedur penelitian yaitu :
1. Tahap persiapan
a. Melakukan analisis standar isi mata pelajaran IPA SMP
b. Melakukan studi kepustakaan mengenai pembelajaran IPA terpadu. c. Melakukan studi kepustakaan mengenai penilaian penguasaan
konsep dan retensi pengetahuan siswa.
d. Melakukan studi kepustakaan mengenai standar penulisan komik yang diadaptasi dari standar penulisan buku.
e. Perumusan indikator dan tujuan pembelajaran aspek kognitif f. Analisis wacana
g. Membuat story board
h. Membuat komikpembelajaran
i. Membuat perangkat bahan ajar, berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan penyusunan instrumen penelitian yang meliputi soal berbentuk pilihan ganda untuk pretest, posttest dan
(20)
36
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
retest serta angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan komik .
j. Melakukan validasi instrumen penelitian, penilaian kelayakan komik dilakukan oleh dosen pakar materi, sedangkan untuk ahli media dilakukan penilaian oleh dua orang guru seni rupa. Untuk penilaian kelayakan komik selain dilakukan oleh Ahli juga melibatkan guru sebagai pengguna yaitu guru IPA SMP . Instrumen pretest-postest judgment dilakukan oleh dosen ahli.
k. Melakukan revisi instrumen penelitian berdasarkan saran dan masukan dosen.
l. Menguji coba butir soal instrumen penelitian dan menganalisis hasil uji coba soal instrumen penelitian.
m. Memperbaiki instrumen penelitian.
n. Menentukan sekolah yang akan dijadikan subjek penelitian untuk pelaksanaan pembelajaran menggunakan komik IPA Terpadu. o. Menentukan kelas yang akan dijadikan penelitiaan
2. Tahap pelaksanaan
a. Pada tahap ini dilakukan penerapan pembelajaran menggunakan komik IPA Terpadu yang sudah dikembangkan. Pertemuan pertama digunakan untuk pretes, hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal penguasaan konsep siswa pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan.
b. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar menggunakan komik IPA terpadu menggunakan model pembelajaran IPA terpadu model connected dengan metode penugasan, tanya jawab, ceramah dan pendekatan konsep.
c. Pertemuan terakhir dilakukan postes untuk melihat kemampuan penguasaan konsep siswa pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan.
(21)
d. Dilakukan pemberian angket untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan komik pembelajaran IPA terpadu pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan.
Pelaksanaan tahap ini dilakukan pada tanggal 6 November 2013 sampai tanggal 22 November 2013. Untuk mengukur retensi siswa maka dilakukan retest yang dilakukan tiga minggu setelah tes akhir. Jadwal pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.2 di bawah ini:
Tabel 3. 2
Pelaksanaan Penerapan Model Pembelajaran Pertemuan
ke
Hari/Tanggal Waktu Kegiatan
1 Rabu,6
November 2013
60 menit 20 menit
Pretest
Pembagian kelompok dan tugas
2 Selasa, 12
November 2013
2 x 40 menit
Penyampaian materi dengan dengan metode penugasan secara kelompok, tanya jawab, ceramah dan menggunakan pendekatan konsep.
3 Jumat, 15
November 2013
2 x40 menit
Penyampaian materi dengan metode penugasan secara kelompok, tanya jawab, ceramah dan menggunakan pendekatan konsep.
4 Selasa, 19
November 2013
2 x40 menit
Penyampaian materi dengan metode penugasan secara kelompok, tanya jawab, ceramah dan menggunakan pendekatan konsep.
5 Jumat, 22
November 2013
2 x40 menit
Postest
Pengisian angket
6 Jumat, 13
Desember 2013
2x 40 menit
Retest
3. Tahap pengolahan dan analisis data penelitian
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut:
(22)
38
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
b. Pengolahan data dengan menggunakan metode statistika. c. Penganalisisan semua data penelitian.
d. Pembahasan hasil penelitian. e. Penarikan kesimpulan dan saran.
Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian maka digunakan alur penelitian seperti yang digambarkan pada Gambar 3.1 di bawah ini:
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Studi literatur 1. Materi Ipa terpadu 2. Media Komik 3. Penguasaan konsep 4. Retensi
Penyusunan Instrumen Penelitian
Validasi Media Pembelajaran
Pretest kelas kontrol
Pembelajaran tanpa Media komik
Pengembangan perangkat pembelajaran komik
Validasi Instrumen Penelitian
Laporan Penelitian Analisis Data
Studi Pendahuluan
Perumusan Masalah
Pretest kelas eksperimen
Pembelajaran dengan Media komik
Postest
Retest
(23)
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian yang berupa pedoman penilaian komik pelajaran IPA Terpadu, tes pilihan ganda, angket dan lembar observasi. Secara rinci instrumen penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3 Instrumen Penelitian
No Instrumen Deskripsi Instrumen Target
1
Pedoman Penilaian komik IPA Terpadu
Berisi pernyataan-pernyataan mengenai kelayakan bahan ajar komik dilihat dari aspek isi, kebahasaan, penyajian dan tampilan menyeluruh
Mengetahui kelayakan bahan ajar komik untuk digunakan dalam
pembelajaran 2 Tes PG Jumlah soal yang digunakan
adalah 35 buah soal. Distraktor yang digunakan berjumlah 4 buah (A, B, C dan D). Tes ini diberikan pada saat pretes, pos test dan retest
Mengukur kemampuan penguasaan konsep dan retensi siswa 3 Angket (skala
Likert)
Jumlah pernyataan yang diberikan sebanyak 20 buah. Angket diberikan kepada siswa setelah postes atau setelah kegiatan pembelajaran telah dilaksanakan
Mengetahui respon siswa mengenai pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan komik
4. Lembar Observasi
Lembar observasi berisi pernyataan-pernyataan
mengenai kegiatan
pembelajaran yang dilakukan di kelas apakah sesuai dengan RPP yang dibuat apa tidak
Melihat kesesuaian antara RPP yang dibuat dengan
pembelajaran yang terjadi di kelas
(24)
40
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
1. Penyusunan Instrumen Penelitian a. Pedoman penilaian komik IPA Terpadu
Pedoman penilaian komik IPA terpadu digunakan untuk penilaian kelayakan model bahan ajar komik yang akan digunakan. Penilaian terhadap model bahan ajar komik dilakukan oleh Ahli dan praktisi atau pengguna, yaitu guru. Komponen yang dinilai meliputi aspek isi, penyajian, kebahasaan dan tampilan secara menyeluruh. Masing-masing aspek dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian. Penilaian dalam bentuk skor kualitatif yang terbagi dalam lima tingkatan, yaitu sangat baik (SB), baik (B), Cukup Baik (CB), Kurang baik (KB), dan tidak baik (TB).
Sepuluh orang guru yang dipilih sebagai penilai adalah guru IPA SMP kelas VIII yang berasal dari SMP yang berada di Cianjur. Adapun aspek yang dinilai dari komik IPA Terpadu yang akan digunakan meliputi aspek isi, penyajian, kebahasaan dan tampilan menyeluruh.
Validasi terhadap komik model juga dilakukan oleh ahli. Kualifikasi ahli meliputi dua aspek yaitu ahli dalam aspek materi dan ahli dalam aspek media. Untuk ahli dalam aspek materi dilakukan penilaian oleh dosen ahli di bidang kimia dan biologi. Sedangkan untuk aspek media dilakukan penilaian terhadap komik IPA Terpadu oleh dua orang guru seni rupa.
b. Tes Tertulis
Tes tertulis yaitu kumpulan butir soal yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Untuk mengukur retensi siswa digunakan instrumen yang sama dengan instrumen penguasaan konsep.
Langkah penyusunan tes penguasaan konsep adalah penyusunan kisi-kisi, berkonsultasi dengan dosen pembimbing, serta uji coba soal. Instrumen penguasaan konsep berupa pilihan ganda sebanyak 40 butir soal dalam bentuk pilihan ganda yang difokuskan pada soal penguasaan konsep.
Soal-soal diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa kelas IX SMP yang telah mempelajari materi sistem pencernaan dan zat aditif makanan untuk diuji
(25)
tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitasnya. Dari 40 soal penguasaan konsep makanan, pencernaan dan kesehatan yang diujicobakan diperoleh 35 soal yang memiliki hasil yang baik. Maka 35 soal yang dipilih ini yang dapat digunakan dalam penelitian. Kisi-kisi soal penguasaan konsep dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
Indikator Nomor Soal
Menjelaskan fungsi makanan 1
Menjelaskan zat makanan yang diperlukan oleh tubuh
3,4,5,7 Membedakan zat makanan makronutrien dan
mikronutrien
2
Menunjukkan contoh makanan yang mengandung zat makanan yang diperlukan oleh tubuh
6,8
Membedakan proses pencernaan mekanik dan kimiawi pada proses pencernaan
11,13
Membedakan saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan sebagai penyusun sistem pencernaan
9,10
Menjelaskan fungsi organ penyusun sistem pencernaan manusia
12,14,15,16,17,18,20
Menjelaskan proses penyerapan makanan 19
Menjelaskan hubungan makanan dan kesehatan 32,33
Menjelaskan zat aditif berdasarkan sumbernya yaitu zat aditif alami dan zat aditif buatan
21
Menjelaskan zat aditif berdasarkan fungsinya yaitu sebagai pemanis, pewarna, penyedap dan pengawet
22,23,24,25,26,27,28,29
Mengidentifikasi zat aditif yang terdapat dalam kemasan bahan makanan
30,31
Menjelaskan dampak negatif dari penggunaan zat aditif bagi kesehatan
(26)
42
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
c. Angket
Angket dalam penelitian ini disusun berdasarkan skala Likert yang berfungsi untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Pernyataan dalam angket berjumlah 20 butir yang terdiri atas 15 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Pernyataan-pernyataan tersebut memuat sikap siswa terhadap pelajaran IPA terpadu dengan bantuan komik. Kisi-kisi angket yang digunakan dirangkum dalam Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5
Indikator Angket Respon Siswa
No Indikator No. Pernyataan
1 Sikap siswa terhadap materi pembelajaran
1,5,6,7,8,11,15,19,20
2 Sikap siswa terhadap pembelajaran IPA terpadu dengan bantuan komik pembelajaran
2,3,4,9,10,12,14,14,16,17,18
d. Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi, lembar observasi digunakan untuk melihat kesesuaian antara RPP yang dibuat dengan pembelajaran yang terjadi di kelas selama melakukan pembelajaran dengan menggunakan komik IPA Terpadu.
2. Validasi Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh instrumen yang baik dan menjamin keterukuran apa yang hendak diukur, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian dan analisis terhadap instrumen yang akan digunakan. Analisis terhadap instrumen penelitian yang berupa tes terdiri atas uji validitas, uji reliabilitas, analisis tingkat kesukaran soal dan analisis daya pembeda. Pengujian instrumen berdasarkan hasil uji coba soal terhadap siswa kelas IX yang berjumlah 38 siswa dengan instrumen tes
(27)
berbentuk pilihan ganda sebanyak 40 butir soal, dalam pelaksanaannya pengujiannya dilakukan dengan menggunakan software Anates versi 4.
a) Validitas
Menurut Arikunto (2013) sebuah tes dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
√ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ (3.1)
Keterangan:
Rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
X = skor butir soal Y = skor total N = jumlah subjek
Interpretasi besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut : Tabel 3.6
Kriteria Validitas Item Butir Soal
Nilai rxy Interpretasi
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy≤ 0,60 Cukup
0,20 < rxy≤ 0,40 Rendah
0,00 < rxy≤ 0,20 sangat rendah
(Arikunto,2013) Hasil perhitungan validitas tes penguasaan konsep, dan tes untuk mengukur retensi yang berjumlah 40 butir soal ditunjukkan pada Tabel 3.7.
(28)
44
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
Tabel 3.7
Hasil Uji Coba Validitas soal
Kategori Jumlah Nomor Soal Persentase
(%) Sangat
tinggi
Tinggi 3 13,25,37 7,5
Cukup 22 1,2,3,4,5,6,7,9,10,12,15,18,20,22,23,24,32,33,34,35,
38,39 55
Rendah 13 8,11,14,16,17,19,21,26,27,28,30,31,36 32,5 sangat
rendah 2 29,40 5
Jumlah 40 100
Hasil perhitungan validitas dengan menggunakan program Anates V4, instrumen yang digunakan termasuk kategori rendah hingga tinggi (0,30 - 0,70). b) Reliabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah keajegan/kekonsistenan suatu instrumen bila diberikan kepada subjek yang sama meskipun oleh orang lain yang berbeda dan waktu yang berbeda, maka akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama.
(3.2)
Untuk menguji reliabilitas tes pada penelitian ini menggunakan program
Anates V4 Program.
Hasil perhitungan koefisien reliabilitas dibandingkan dengan r tabel dengan kaidah keputusan; jika r11 > r tabel berarti reliabel dan jika r11 < r tabel
(29)
berarti tidak reliabel. Kemudian hasil perhitungan tersebut ditafsirkan dan diinterpretasikan mengikuti Tabel 3.8.
Tabel 3.8
Kriteria Reliabilitas Butir Soal
Koefisien Kategori
r11 ≤0,20 Sangat rendah
0,20 <r11≤ 0,40 Rendah
0,40 < r11≤ 0,60 Sedang
0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi
0,81< r11 ≤ 1,00 sangat tinggi
(Arikunto,2013) Dari hasil perhitungan didapatkan reliabilitas tes penguasaan konsep dan tes untuk mengukur retensi adalah 0,92. Apabila diklasifikasikan berdasarkan kategori pada Tabel 3.8 di atas, maka hasil koefisien reliabilitas ini tergolong sangat tinggi.
c) Tingkat kesukaran atau indeks kesukaran
Tingkat kesukaran atau indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal (Arikunto, 2013). Tingkat kesukaran dari setiap item soal dihitung dengan menggunakan persamaan (Arikunto,2013) sebagai berikut :
(3.3) Keterangan:
P= Indeks Kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta test
(30)
46
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
Kriteria yang digunakan untuk tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9
Kriteria Indeks Kesukaran
Nilai P Kategori
0,00 – 0,30 sukar
0,31 – 0,70 sedang
0,71 – 1,00 mudah
(Sumber: Arikunto,2013)
Menghitung taraf kesukaran soal yaitu bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal menggunakan Anates V4 Program. Hasil perhitungan daya pembeda butir soal disajikan dalam Tabel 3.10 di bawah ini.
Tabel 3.10
Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran
Kategori Jumlah Nomor Soal Persentase
(%)
Sukar 6 9,16,17,20,29,40 15
Sedang 20 1,2,4,5,7,11,12,13,15,18,19,21,24,25,26,27,30,32,38,39 50
Mudah 14 3,6,8,10,14,22,23,28,31,33,34,35,36,37 35
Jumlah 40 100
Dari hasil perhitungan untuk tingkat kesukaran instrumen yang digunakan termasuk kategori mudah hingga sukar (0,20 – 0,87).
4. Daya Pembeda
Menghitung daya pembeda bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana butir soal mampu membedakan siswa yang menguasai materi dan siswa yang
(31)
tidak menguasai materi. Daya pembeda dari setiap item soal dihitung dengan menggunakan persamaan (Arikunto,2013) sebagai berikut :
(3.4)
Keterangan:
D= Daya pembeda
JA= banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
PA = proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut ini. Tabel 3.11
Kriteria Daya Pembeda
Nilai D Kategori
0,00 – 0,20 jelek
0,21– 0,40 cukup
0,41 – 0,70 baik
0,71 – 1,00 Baik sekali
(Sumber: Arikunto,2013)
Menghitung daya pembeda soal menggunakan Anates V4 Program. Hasil perhitungan daya pembeda butir soal disajikan dalam Tabel 3.12.
(32)
48
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
Tabel 3.12
Hasil Uji Coba Daya Pembeda
Kategori Jumlah Nomor Soal Persentase
Jelek 5 19,21,29, 31,40 12,5
Cukup 9 4,6,8,10,16,20,23,28,35 22,5
Baik 24 1,3,5,7,9,11,12,13,14,15,17,18,22,24, 26,27,30,32,33,34,36,37,38,39
60 Baik
sekali
2 2,25 5
Jumlah 40 100
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Anates V4 Program, soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah mempunyai daya pembeda yang termasuk kategori cukup hingga sangat baik ( 0,27- 0,90).
Setelah diperoleh hasil analisis validitias, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda maka diperoleh karakteristik instrumen secara keseluruhan. Karakteristik instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya memiliki validitas 0,30 – 0,70 (dengan kategori rendah hingga tinggi), dengan reliabilitas sangat tinggi yaitu sebesar 0,92, untuk tingkat kesukaran instrumen yang digunakan termasuk kategori mudah hingga sukar (0,20 – 0,87), sedangkan untuk daya pembeda termasuk kategori cukup hingga baik (0,27 – 0,90).
Secara keseluruhan hasil analisis uji coba dirangkum dalam Tabel 3.13 berikut ini.
(33)
Tabel 3.13
Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal
No. Soal
Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Validitas
Reliabilitas Keterangan
Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Sign.
korelasi
1 0, 54 Baik 0,56 Sedang 0,445 Sangat
signifikan 0,92
Reliabilitas tes sangat
tinggi
Digunakan
2 0, 72 Baik
sekali 0,35 Sedang 0,597
Sangat
signifikan Digunakan
3 0, 45 Baik 0,76 Mudah 0,549 Sangat
signifikan Digunakan
4 0, 36 Cukup 0,58 Sedang 0,402 Sangat
signifikan Digunakan
5 0, 54 Baik 0,48 Sedang 0,468 Sangat
signifikan Digunakan
6 0, 27 Cukup 0,79 Mudah 0,409 Signifikan Digunakan
7 0, 63 Baik 0,56 Sedang 0,479 Sangat
Signifikan Digunakan
8 0, 27 Cukup 0,87 Mudah 0,356 Signifikan Digunakan
9 0, 63 Baik 0,23 Sukar 0,576 Sangat
Signifikan Digunakan
10 0, 36 Cukup 0,82 Mudah 0,438 Sangat
Signifikan Digunakan
11 0, 54 Baik 0,43 Sedang 0,347 Signifikan Digunakan
12 0, 63 Baik 0,58 Sedang 0,557 Sangat
Signifikan Digunakan
13 0, 90 Baik
sekali 0,43 Sedang 0,665
Sangat
Signifikan Digunakan
14 0, 45 Baik 0,71 Mudah 0,403 Sangat
Signifikan Digunakan
15 0, 54 Baik 0,58 Sedang 0,469 Sangat
Signifikan Digunakan
16 0, 36 Cukup 0,23 Sukar 0,388 Signifikan Digunakan
17 0, 45 Baik 0,23 Sukar 0,372 Signifikan Digunakan
18 0, 63 Baik 0,41 Sedang 0,482 Signifikan Digunakan
19 0, 18 Jelek 0,46 Sedang 0,216 - Dibuang
20 0, 63 Baik 0,25 Sukar 0,534 Sangat
Signifikan Digunakan
21 0, 18 Jelek 0,66 Sedang 0,237 - Dibuang
22 0, 36 Cukup 0,71 Mudah 0,418 Sangat
Signifikan Digunakan
(34)
50
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
Signifikan
Reliabilitas
24 0, 63 Baik 0,48 Sedang 0,474 Sangat
Signifikan Digunakan
25 0, 81 Baik
sekali 0,66 Sedang 0,652
Sangat
Signifikan Digunakan
26 0, 45 Baik 0,66 Sedang 0,392 Signifikan Digunakan
27 0, 54 Baik 0,46 Sedang 0,369 Signifikan Digunakan
28 0, 27 Cukup 0,76 Mudah 0,337 Signifikan Digunakan
29 0, 18 Jelek 0,15 Sukar 0,121 - Dibuang
30 0, 45 Baik 0,61 Sedang 0,352 Signifikan Digunakan
No.
Soal Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Validitas Keterangan
Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Sign.
korelasi
31 0,18 Jelek 0,84 Mudah 0,238 - Dibuang
32 0, 45 Baik 0,56 Sedang 0,332 Signifikan Digunakan
33 0, 54 Baik 0,74 Mudah 0,575 Sangat
Signifikan Digunakan
34 0,45 Baik 0,71 Mudah 0,462 Sangat
Signifikan Digunakan
35 0, 27 Cukup 0,87 Mudah 0,465 Sangat
Signifikan Digunakan
36 0, 45 Baik 0,82 Mudah 0,465 Sangat
Signifikan Digunakan
37 0, 63 Baik 0,82 Mudah 0,612 Sangat
Signifikan Digunakan
38 0, 72 Baik
sekali 0,46 Sedang 0,575
Sangat
Signifikan Digunakan
39 0, 36 Cukup 0,46 Sedang 0,409 Sangat
Signifikan Digunakan
40 0,09 Jelek 0,17 Sukar 0,157 - Dibuang
E. Teknik Pengolahan Data
1. Penilaian Komik IPA Terpadu Oleh pengguna
Berdasarkan hasil penilaian pengguna diperoleh data untuk mengetahui kelayakan komik IPA Terpadu yang akan digunakan. Perolehan skor dihitung dengan rumus:
% Penilaian guru =
x100% (3.5)
Hasil perhitungan berupa persentase kemudian dikelompokkan berdasarkan kriteria interpretasi skor dari Riduwan (2012) seperti tertera pada Tabel 3.14
Tabel 3.14
Kategori Tingkat Kelayakan Komik menurut Ahli dan Pengguna
(35)
x≤20 % Tidak baik
20 % <-x ≤40 % Kurang baik
40 % <-x≤60 % Cukup baik
60 % <-x≤80 % Baik
x>80% Sangat baik
2. Skor Tes Penguasaan Konsep
Dalam penelitian ini data skor tes digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa. Skor ini berasal dari nilai tes awal dan tes akhir. Skor pilihan ganda ditentukan dengan memberikan skor satu untuk jawaban yang benar dan untuk jawaban yang salah atau yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar.
a. Perhitungan Gain
Gain merupakan perubahan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran. Untuk menghitung peningkatan penguasaan konsep yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung N-gain yang dikembangkan Hake (2008) dengan rumus sebagai berikut:
S post – S pre
N – gain = ____________
S maks – S pre (3.6)
Keterangan
S pre = skor tes awal S post = skor tes akhir
S maks = skor maksimal ideal
Tabel 3.15 Kriteria N- gain
(36)
52
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
Angka (%)
g < 0,3 g < 30 Rendah
0.30 < g < 0.70 30 < g < 70 Sedang
g > 0,70 g > 70 Tinggi
Pengolahan data penelitian diawali dengan uji statistik berupa uji normalitas dan uji homogenitas, sebagai berikut:
b. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan uji statistik lebih lanjut maka diadakan uji prasyarat yaitu uji normalitas terhadap data tes awal dan tes akhir penguasaan konsep. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data skor tes penguasaan konsep berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Hasil uji normalitas diperoleh data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan pengujian statistik parametris. Uji normalitas dengan menggunakan one sample Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengujian pada taraf signifikansi α = 0,05. Signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal, sedangkan signifikansi ≤ 0,05 data tidak berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas (F) menggunakan uji Levene dengan program SPSS versi 16.0 dengan penafsiran sebagai berikut: Jika nilai signifikansi pada kolom asymp.
Sig (2-tailed) atau probabilitas > 0,05 maka data homogen.
d. Uji perbedaan dua rerata
Untuk menguji tingkat signifikansi perbedaan rerata skor tes setelah pembelajaran antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan analisis secara statistik dengan menggunakan uji statistik parametrik. Jika data terdistribusi normal maka dilanjutkan menggunakan Uji Z karena jumlah sampel
≥ 30 . Pengolahan data uji Z dilakukan dengan program SPSS versi 16.0 dengan
penafsiran sebagai berikut: Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) >0,05 maka H0
diterima dan dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretes maupun postes pada kelas eksperimen dengan kontrol. Jika nilai signifikansi sig (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak dan dapat disimpulkan
(37)
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata pretes dan postes kelas eksperimen dengan kontrol. Jika data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan uji nonparametrik berupa U Mann Whitney.
2. Pengujian Retensi
Pengujian retensi menggunakan metode Recognition Methods dengan rumus sebagai berikut:
Retest
% Retensi = --- X 100 %
Postes (3.7)
Skor retensi yang diperoleh selanjutnya dikategorikan dalam beberapa predikat (Nurlaila, 2010)
Tabel 3.16 Predikat Skor Retensi
Skor Predikat
x ≥ 80 % Sangat baik
70%≤ x ≤ 79% Baik
60% ≤ x≤ 69% Cukup
50% ≤ x ≤ 59% Kurang
x ≤49% Sangat Kurang
3. Analisis Data Angket
Angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai respon siswa terhadap penggunaan komik IPA terpadu dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini angket disusun berdasarkan skala likert. Untuk menghitung prosentase angket digunakan rumus sebagai berikut:
(38)
54
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
% siswa = --- x 100%
Jumlah sampel (3.8)
Hasil perhitungan berupa persentase kemudian dikelompokkan berdasarkan kriteria interpretasi skor dari Riduwan (2012 ) seperti tertera pada Tabel 3.17.
Tabel 3.17
Tafsiran Kualitatif Angket
Prosentase Kategori
x<1% Tidak ada
1%≤ x ≤ 25% Sebagian kecil
26%≤ x≤ 49 % Hampir separuhnya
49<x≤50% Separuhnya
51% ≤x ≤ 75% Sebagian besar
76%≤ x ≤ 99% Hampir seluruhnya
(39)
Melalui penelitian ini telah dihasilkan media belajar berupa komik IPA terpadu pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan. Hasil penelitian terhadap kualitas dan penerapan komik dalam pembelajaran menunjukkan bahwa:
1. Komik yang dikembangkan untuk digunakan dalam penelitian ini berdasarkan penilaian pengguna (guru) layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran IPA terpadu dilihat dari aspek materi, bahasa, penyajian dan tampilan.
2. Terdapat perbedaan pengusaan konsep siswa yang signifikan pada kelas yang menggunakan komik dengan kelas yang tidak menggunakan media komik. Penguasaan konsep siswa dengan menggunakan komik secara signifikan lebih tinggi dari penguasaan konsep siswa tanpa menggunakan media komik, dengan N-gain sebesar 0,53 untuk kelas ekperimen dan 0,36 untuk kelas kontrol ( keduanya termasuk kategori sedang).
3. Penggunaan komik dapat menyebabkan retensi pengetahuan siswa selama interval tiga minggu. Retensi pengetahuan siswa dengan menggunakan komik secara signifikan lebih tinggi (kategori sangat baik) dari retensi pengetahuan siswa tanpa menggunakan media komik (kategori baik).
4. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan komik.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh dalam penelitian ini, komik dapat direkomendasikan sebagai media alternatif pada pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan penguasaan konsep dan retensi siswa. Tindak lanjut hasil penelitian dapat dilakukan dengan membuat ilustrasi gambar yang menarik mengenai proses pencernaan yang melibatkan enzim-enzim yang diselipkan diantara percakapan dalam komik. Selain itu dapat juga dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan komik dalam pembelajaran IPA terpadu pada materi maupun aspek lainnya.
(40)
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W & Krathwohl, D.R. (2010). Pembelajaran, Pengajaran, dan
Asesmen. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Arikunto,S. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arroio, A. (2011). Comics as a Narrative in Natural Science Education. Journal of
Educational Science.
Asyhar, H. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Referensi Jakarta: Jakarta.
Beard, C & Rhodes, T. (2002). Experientia Learning: Using Comics Trip sas'reflective Tools'in Adult Learning. Australian Journal of Outdoor
Education, 6(2): 58-65.
Campbell, A.N, Reece, B.J. & Mitchell, G.L. (2010). Biologi I. Jakarta: Erlangga. Colleta, V.P. et al. (2006). Interpreting Force Concept Inventory Scores:
Normalized Gain and SAT. Scores [on line] dalam physics Education
research 3. 010106-2007.
Cho, H & Lawrence, G.D. (2012) Using of Comics to Increase Interset and Motivation. International Congress on Mathematical Education.
Dahar, R. (2011).Teor-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Darmawan, H. (2012). How to Make Comics. Yogyakarta: Plotpoint Publishing. Deese, J.(1958). The Psychology Of Learning. New York: McGraw-Hill Book
Company.
Depdikbud. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka Depdiknas. (2006). Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas
Djamarah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Fogarty, R. (1991). The Mindful School: How To Integrate The Curicula. Palatine: IRI/Skylight Publishing,Inc.
(41)
Frenkel, J.R & Wallen, N.E. (2008). How to Design and Evaluate Research in
Education. New York : Mc Graw Hill Inc.
Gonzales, J.W & Espada. (2003). Integrating Physical Science and The Garaphic Arts With Scientifically Accurate Comic Strips: Rationale, Description, and Implementation. Revista Electronica de Ensenanza de las Ciencias, Vol 2, No 1, 58-66.
Hake, R. (2008). Analyzing Change/Gain Score. [online]. Tersedia: http://www.Physics.indiana.edu/hake [11 Maret 2012].
Majid, A. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT remaja Rosdakarya.
Marianti,V. (2013). From Digisted Books to Digital Hypermedia Comic
Books.[Online] tersedia : http://www.lifedocs.info/pdf/293353 [16
Pebruari 2013
Mc Cloud, S. (2008). Membuat Komik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Novianti, R.D & Syaichudin. (2010). Pengembangan media komik pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman bentuk soal cerita bab pecahan pada siswa kelas V SDN Ngembung. Journal Teknologi
Pendidikan 10 (1).
Nuraeni, R. (2012). Perbandingan Pembelajaran dengan Menggunakan CD
tutorial dan Komik pada Penguasaan Konsep Sistem Saraf. Skripsi sarjana
FPMIPAUPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Nurgiyantoro, B. (2005). Sastra Anak. Gajah Mada University: Yogyakarta. Nurlaila. (2010 ). Pembelajaran Bioteknologi Berbasis Writing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Retensi Mahasiswa. Tesis
S2 UPI Bandung. Tidak ditebitkan.
Olaniyi, S. (2007). The Use of Educational Cartoons and Comics in Enhancing Creativity in Primary School Pupils in Ile-ife, Osun State, Nigeria. Journal
of Applied Sciences Research, 3(10):913-920.
Olson, J. (2007). The Comic Strip as a Medium for Promoting Science Literacy. [Online].Tersedia:http://www.csun.edu/~jco69120/coursework/697/project s/OlsonActionResearchFinal.pdf [17 Februari 2013]
Prina, F. (2004). Perbandingan Hasil Belajar antara Siswa yang Menggunakan Buku Paket dengan Siswa yang Menggunakan Buku Komik pada Konsep
(42)
84
Rani Indrayani, 2014
Penggunaan Komik IPA Terpadu untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Retensi Siswa SMP Pada Tema Makanan, Pencernaan dan Kesehatan
Priatna, D. R. (2009). Pembelajaran IPA Terpadu pada topik perubahan materi
untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP. Tesis. S2 UPI Bandung.
Tidak diterbitkan.
Puskur Balitbang Depdiknas. (2006). Model Pengembangan Silabus Mata
Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu Jakarta
: Tidak diterbitkan.
Rahman, T. (2010). Peranan Pertanyaan Terhadap Kekuatan Retensi dalam Pembelajaran Sains pada Siswa SMU. Jurnal pendidikan dan Budaya. Riduwan. (2012). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Rohani. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta. Sadiman, A. (2007). Media Pendidikan. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Santoso,S. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: Elex media
Komputindo.
Schaumacher, S & Millan, J. (1997). Research in Education.New York: Addison Wesley longman. Inc.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N & Rivai, A. (2011). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Susetyo, B. (2012). Statistika untuk analisis data penelitian. Bandung: Refika Aditama.
Tatalovic, M. (2009). Science Comics as Tools for Science Education and Communication: Brief, Exploratory Study. Journal of Science Communication.
Tim Abdi Guru. (2007). IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
(43)
Wahyuningsih, A. (2011). Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem Saraf untuk Pembelajaran yang Menggunakan Strategi PQ4R.
Journal PP 1(21).
Waluyanto, H. (2005). Komik sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran.
Journal nirmana 7 (1).
Wikipedia Indonesia. (2013). Komik. Http://id.wikipedia.org/wiki/komik.
Winkel,W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasaran Indonesia.
(1)
% siswa = --- x 100%
Jumlah sampel (3.8)
Hasil perhitungan berupa persentase kemudian dikelompokkan berdasarkan kriteria interpretasi skor dari Riduwan (2012 ) seperti tertera pada Tabel 3.17.
Tabel 3.17
Tafsiran Kualitatif Angket
Prosentase Kategori
x<1% Tidak ada
1%≤ x ≤ 25% Sebagian kecil
26%≤ x≤ 49 % Hampir separuhnya
49<x≤50% Separuhnya
51% ≤x ≤ 75% Sebagian besar
76%≤ x ≤ 99% Hampir seluruhnya
(2)
Melalui penelitian ini telah dihasilkan media belajar berupa komik IPA terpadu pada tema makanan, pencernaan dan kesehatan. Hasil penelitian terhadap kualitas dan penerapan komik dalam pembelajaran menunjukkan bahwa:
1. Komik yang dikembangkan untuk digunakan dalam penelitian ini berdasarkan penilaian pengguna (guru) layak untuk digunakan sebagai media pembelajaran IPA terpadu dilihat dari aspek materi, bahasa, penyajian dan tampilan.
2. Terdapat perbedaan pengusaan konsep siswa yang signifikan pada kelas yang menggunakan komik dengan kelas yang tidak menggunakan media komik. Penguasaan konsep siswa dengan menggunakan komik secara signifikan lebih tinggi dari penguasaan konsep siswa tanpa menggunakan media komik, dengan N-gain sebesar 0,53 untuk kelas ekperimen dan 0,36 untuk kelas kontrol ( keduanya termasuk kategori sedang).
3. Penggunaan komik dapat menyebabkan retensi pengetahuan siswa selama interval tiga minggu. Retensi pengetahuan siswa dengan menggunakan komik secara signifikan lebih tinggi (kategori sangat baik) dari retensi pengetahuan siswa tanpa menggunakan media komik (kategori baik).
4. Siswa memberikan tanggapan positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan komik.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh dalam penelitian ini, komik dapat direkomendasikan sebagai media alternatif pada pembelajaran IPA yang dapat meningkatkan penguasaan konsep dan retensi siswa. Tindak lanjut hasil penelitian dapat dilakukan dengan membuat ilustrasi gambar yang menarik mengenai proses pencernaan yang melibatkan enzim-enzim yang diselipkan diantara percakapan dalam komik. Selain itu dapat juga dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan komik dalam pembelajaran IPA terpadu pada materi maupun aspek lainnya.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L.W & Krathwohl, D.R. (2010). Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Arikunto,S. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arroio, A. (2011). Comics as a Narrative in Natural Science Education. Journal of
Educational Science.
Asyhar, H. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Referensi Jakarta: Jakarta.
Beard, C & Rhodes, T. (2002). Experientia Learning: Using Comics Trip sas'reflective Tools'in Adult Learning. Australian Journal of Outdoor Education, 6(2): 58-65.
Campbell, A.N, Reece, B.J. & Mitchell, G.L. (2010). Biologi I. Jakarta: Erlangga. Colleta, V.P. et al. (2006). Interpreting Force Concept Inventory Scores: Normalized Gain and SAT. Scores [on line] dalam physics Education research 3. 010106-2007.
Cho, H & Lawrence, G.D. (2012) Using of Comics to Increase Interset and Motivation. International Congress on Mathematical Education.
Dahar, R. (2011).Teor-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Darmawan, H. (2012). How to Make Comics. Yogyakarta: Plotpoint Publishing. Deese, J.(1958). The Psychology Of Learning. New York: McGraw-Hill Book
Company.
Depdikbud. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka Depdiknas. (2006). Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas
Djamarah. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Fogarty, R. (1991). The Mindful School: How To Integrate The Curicula. Palatine: IRI/Skylight Publishing,Inc.
(4)
Frenkel, J.R & Wallen, N.E. (2008). How to Design and Evaluate Research in Education. New York : Mc Graw Hill Inc.
Gonzales, J.W & Espada. (2003). Integrating Physical Science and The Garaphic Arts With Scientifically Accurate Comic Strips: Rationale, Description, and Implementation. Revista Electronica de Ensenanza de las Ciencias, Vol 2, No 1, 58-66.
Hake, R. (2008). Analyzing Change/Gain Score. [online]. Tersedia: http://www.Physics.indiana.edu/hake [11 Maret 2012].
Majid, A. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT remaja Rosdakarya.
Marianti,V. (2013). From Digisted Books to Digital Hypermedia Comic
Books.[Online] tersedia : http://www.lifedocs.info/pdf/293353 [16
Pebruari 2013
Mc Cloud, S. (2008). Membuat Komik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Novianti, R.D & Syaichudin. (2010). Pengembangan media komik pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman bentuk soal cerita bab pecahan pada siswa kelas V SDN Ngembung. Journal Teknologi Pendidikan 10 (1).
Nuraeni, R. (2012). Perbandingan Pembelajaran dengan Menggunakan CD tutorial dan Komik pada Penguasaan Konsep Sistem Saraf. Skripsi sarjana FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Nurgiyantoro, B. (2005). Sastra Anak. Gajah Mada University: Yogyakarta. Nurlaila. (2010 ). Pembelajaran Bioteknologi Berbasis Writing Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Retensi Mahasiswa. Tesis S2 UPI Bandung. Tidak ditebitkan.
Olaniyi, S. (2007). The Use of Educational Cartoons and Comics in Enhancing Creativity in Primary School Pupils in Ile-ife, Osun State, Nigeria. Journal of Applied Sciences Research, 3(10):913-920.
Olson, J. (2007). The Comic Strip as a Medium for Promoting Science Literacy. [Online].Tersedia:http://www.csun.edu/~jco69120/coursework/697/project s/OlsonActionResearchFinal.pdf [17 Februari 2013]
Prina, F. (2004). Perbandingan Hasil Belajar antara Siswa yang Menggunakan Buku Paket dengan Siswa yang Menggunakan Buku Komik pada Konsep Sistem Hormon. Skripsi sarjana FPMIPA UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
(5)
Priatna, D. R. (2009). Pembelajaran IPA Terpadu pada topik perubahan materi untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP. Tesis. S2 UPI Bandung. Tidak diterbitkan.
Puskur Balitbang Depdiknas. (2006). Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu Jakarta : Tidak diterbitkan.
Rahman, T. (2010). Peranan Pertanyaan Terhadap Kekuatan Retensi dalam Pembelajaran Sains pada Siswa SMU. Jurnal pendidikan dan Budaya. Riduwan. (2012). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Rohani. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta. Sadiman, A. (2007). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Santoso,S. (2012). Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: Elex media
Komputindo.
Schaumacher, S & Millan, J. (1997). Research in Education.New York: Addison Wesley longman. Inc.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N & Rivai, A. (2011). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Susetyo, B. (2012). Statistika untuk analisis data penelitian. Bandung: Refika Aditama.
Tatalovic, M. (2009). Science Comics as Tools for Science Education and Communication: Brief, Exploratory Study. Journal of Science Communication.
Tim Abdi Guru. (2007). IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
(6)
Wahyuningsih, A. (2011). Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem Saraf untuk Pembelajaran yang Menggunakan Strategi PQ4R. Journal PP 1(21).
Waluyanto, H. (2005). Komik sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran. Journal nirmana 7 (1).
Wikipedia Indonesia. (2013). Komik. Http://id.wikipedia.org/wiki/komik.
Winkel,W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasaran Indonesia.