Contoh PTK SD Lengkap Semua Kelas dan Mata Pelajaran | Dokumen Sekolah

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian luasnya, maka pada pembelajaran IPS setiap jenjang pendidikan, kita harus melakukan pembatasan sesuai dengan kemampuan siswa pada tingkat masing-masing. Sebagaimanam Nursid (1984: 11) menyatakan bahwa: “Radius ruang lingkup pengajaran IPS di SD dibatasi sampai gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada pada lingkungan hidup murid SD tersebut”. Menyimak dari pernyataan di atas bahwa ruang lingkup yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu segala gejala dan masalah serta peristiwa tentang kehidupan manusia di masyarakat, dapat dijadikan sumber dan materi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ). IPS adalah bidang pengetahuan yang digali dari kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu pengajaran IPS yang tidak bersumber kepada masyarakat, tidak mungkin akan mencapai sasaran dan tujuan pelajaran IPS. Oleh karena itu Nursid (1994: 13) selanjutnya mengatakan bahwa: “Pengajaran IPS yang melupakan masyarakat sebagai sumber dan obyeknya, merupakan suatu bidang pengetahuan yang tidak berpijak kepada kenyataan”.

Terkait dengan penelitian ini, Peneliti tertarik dengan permasalahan-permasalahan yang menyangkut pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, yang dirumuskan dalam judul penelitian. Peneliti yakin apabila guru tidak mengetahui perkembangan anak, maka guru akan menghadapi kesulitan dalam melaksanakan tugasnya, sebab guru telah mengabaikan potensi anak, sedangkan bila guru melupakan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, maka guru akan membina anak didik dalam mimpi-mimpi yang tidak realistis. Pengajaran IPS tidak akan mampu membina keterampilan sosial para siswa. Hal ini dikemukakan oleh Jhon Dewey, (dalam Numan,S,dkk,1997:23) mengungkapkan bahwa:


(2)

“Masalah yang utama dalam pengajaran sosial ialah bagaimana menemukan bahwa pelajaran yang dapat memberikan dorongan siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan yag cocok dengan waktu, kebutuhan serta cita-cita peserta didik, karenanya guru seyogyanya berusaha mencari dan merumuskan stimuli-stimuli yang mampu membina respon murid ke arah terciptanya kecakapan intelektual dan pertumbuhan rasa yang dikehendaki. Untuk itu program pengajaran harus mampu menyajikan masalah lingkungan kehidupan anak”.

Kalau kita perhatikan, banyak sekali sumber daya potensial yang berada di sekolah yang dapat kita jadikan sebagai sumber belajar. Di sekitar sekolah kita terdapat masjid, toko, pasar, kolam, tempat rekreasi, kebun, pabrik, grup seni, dan lain-lainnya. Secara fungsional itu semua dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dalam proses belajar mengajar siswa. “Secara umum, proses belajar mengajar dengan mengaplikasikan lingkungan alam sekitar adalah upaya pengembangan kurikulum dengan mengikutsertakan segala fasilitas yang ada di lingkungan alam sekitar sebagai sumber belajar”.( Lily Barlia. 2002:2 )

Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar, akan memberikan pengetahuan nyata bagi siswa, juga dimaksudkan untuk menghindari verbalisme, sebab menurut Piaget, anak usia SD pada umumnya yaitu pada taraf anak belajar mengenal sesuatu melalui benda yang nyata terlihat di lingkungan sekitarnya. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat mempermudah siswa menyerap bahan pelajaran, lebih mengenal kondisi lingkungannya, menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya, serta akrab dengan lingkungannya. Dalam hal ini Lily Barlia (2002: 1) menyatakan bahwa: “Kebiasaan untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia di lingkungan sekitar dalam proses belajar mengajar merupakan wujud proses belajar mengajar dengan pendekatan ekologi”.

Salah satu tantangan mendasar dalam pengajaran IPS saat ini adalah bagaimana mecari strategi pembelajaran yang inovatif yang memungkinkan meningkatnya mutu proses pembelajaran. Perkembangan dan kemajuan IPTEK membuka kemungkinan siswa tidak hanya belajar di dalam kelas akan tetapi peserta didik dapat belajar di luar kelas. Dengan belajar di luar kelas peserta didik akan lebih leluasa menemukan ide-ide yang diperoleh dari informasi berbagai sumber, melatih siswa utuk memecahkan suatu masalah


(3)

yang ada di masyarakat. Maka dengan demikian siswa bisa secara kritis dan kreatif serta dapat melakukan aktivitas dalam belajar. JJ. Rouseau, (dalam Lily, B 2002: 3) menyatakan bahwa: “Anak-anak sebaiknya belajar langsung dari pengalamannya sendiri, dari pada hanya mengandalkan perolehan informasi dari buku-buku, guru pertamaku adalah kakiku, tanganku dan mataku, karena dengan inderaku itu mengajariku berpikir”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dianggap perlu memperkenalkan, memahami, mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran dengan Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar IPS SD dalam rangka meningkatkan prestasi belajar. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul “ Peningkatan Prestasi Siswa Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN Cumedak 03 Sumberjambe Jember”.

1.2 Rumusan Masalah

Agar lebih jelas permasalahan penelitian ini lebih difokuskan pada pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya guru memanfaatkan media lingkungan sebagai sumber belajar IPS di SD ?

2. Bagaimana guru dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran IPS memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa ?

1.3 Tujuan Perbaikan

Agar penelitian dapat dilakukan sesuai dengan tujuan maka perlu adanya rumusan tujuan yang jelas.

Adapun pada penelitian ini bertujuan:

a. Dengan menggunakan sumber lingkungan maka guru dapat meningkatkan proses pembelajaran IPS.

b. Ingin meningkatkan hasil belajar siswa dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS di SD.


(4)

1.4 Manfaat Perbaikan

A. Bagi Peneliti

a) Sebagai syarat menyelesaikan studi pada Program S.1

b) Mendapat temuan atau gambaran tentang pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS

B. Bagi guru

a) Dapat mengetahui kelemahan siswa dalam pembelajaran IPS dan mengetahui kelemahan guru dalam mengajar.

b) Memberikan pengalaman sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan pembelajaran IPS.

C. Bagi siswa

a) Dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS.

b) Dapat menciptakan daya nalar siswa untuk berpikir kritis, kreatif dan aktif.

D. Bagi Sekolah

Dapat menerapkan dan melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.


(5)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sumber Belajar

Peningkatan mutu pendidikan dapat kita lakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan berusaha untuk memahami bagaimana peserta didik belajar dan bagaimana informasi yang diperoleh dapat di proses dalam pikiran mereka sehingga menjadi milik mereka serta bertahan lama dalam pikirannya. Dengan kata lain, kita perlu menyadari bahwa peserta didik merupakan sumber daya manusia sebagai aset bangsa sangat berharga. Oleh sebab itu, perlu diupayakan penerapan iklim belajar yang tepat untuk menciptakan lulusan yang benar-benar kreatif, inovatif dan berkeingina untuk maju melalui pemanfaatan sumber belajar untuk mengembangkan potensinya seara utuh dan optimal.

Sumber belajar sebagaimana di ketahui adalah sarana atau fasilitas pendidikan yang merupakan komponen penting untuk terlaksananya proses belajar mengajar di sekolah. Dalam melaksanakan kegitan belajar mengaja guru sewajarnya memanfaatkan sumber belajar, karena pemanfaatan sumber belajar merupakan hal yang sangat penting dalam konteks belajar mengajar tersebut. Di katakan demikian karena memanfaatkan sumber belajar akan dapat membantu dan memberikan kesempatan belajar yang berpartisipa serta dapat memberikan perjalanan belajar yang kongkrit. Kemudian dapat juga memperluas cakrawala dalam kelas, sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat di capai dengan efisien dan efektif.

Sumber belajar dapat diartikan sebagai segala hal di luar diri anak didik yang memungkinkannya untuk belajar yang dapat berupa pesan, orang, bahan, alat teknik dan lingkungan. Uraian tersebut dapat di lihat dari defenisi AECT (Association For Educaton Communication Technology) yang menyatakan penegrtian sumber belajar sebagai berikut :

Sumber belajar untuk teknologi pendidikan meliputi semua sumber (data, orang, barang) yang dapat digunakan oleh peserta didik baik secara tepisah maupun dalam bentuk gabungan, biasanya dalam situasi informal, untuk memberikan fasilitas belajar”


(6)

Kenyataan yang kita hadapi selama di sekolah adalah siswa hanya menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. Dan selama proses belajar megajar berlngsung keaktifan siswa sangat kurang sekali. Hal ini menggambarkan belajar secara tradisional dimana siswa hanya mendengar penjelasan dari guru sebagai satu-satunya sumber. Sedangkan kita ketahui kemampuan guru terbatas baik dari segi keterampilan maupun dari pengetahuan. Walaupun di gunakan juga sumber lain seperti buku teks, namun sumber belajar tidak terbatas pada buku saja masih banyak sumber belajar lain yang dapat membantu dalam proses belajar mengajar.

Dalam penggunaan sumber belajar tersebut oleh siswa harus di arahkan oleh guru. Jadi guru bukan hanya satu-satunya sumber belajar melainkan ada sumber lain yang serta bermanfaat bagi perluasan pemahaman dan pengalaman siswa. Sumber belajar yang lain tersebut sebenarnya banyak tedapat di sekeliling kita sungguhpun itu tidak harus memakai peralatan yang mahal. Bahan-bahan sederhanapun bisa di jadikan sumber belajar yang berharga.

Belajar dengan mengutamakan sumber belajar adalah sistem belajar yang berorientasi kepada siswa yang di atur sangat rapi untuk belajar individual atau kelompok. Kegiatan belajar di lakukan dengan menggunakan sumber belajar baik manusia maupun bahan belajar non manusia dalam situasi belajar yang di atur secara efektif.

Fenomena yang kita lihat sekarang ini, sumber-sumber belajar yang tesedia di lingkungan kita masih kurang di manfaatkan sehingga pelaksanaan proses belajar mengajar juga kurang optimal yang lebih jauh mengakibatkan mutu pendidikan yang kita harapkan belum lagi tecapai. Beranjak dari hal inilah Peneliti tertarik untuk membahas tentang “Pemafaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar”. Lebih lanjut dalam penelitian ini .

Belajar mengajar sebagai suatu proses merupakan suatu sistem yang tidak terlepas dari komponen-komponen lain yang saling berintegrasi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut adalah sumber belajar. Sadiman (1989) menyatakan bahwa “segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan atau memudahkan tejadinya proses belajar”.

Menurut pengertian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa sumber belajar itu adalah semua sumber. Jadi, dari pegertian ini sumber itu dapat


(7)

berupa manusia maupun non manusia atau juga sumber belajar yang di rancang maupun yang dimanfaatkan.

Menurut Fercipal dan Elinghton (1988:124) memberikan batasan bahwa sumber belajar adalah “Satu set bahan atau situasi belajar yang dengan sengaja diciptakan agar siswa secara individual dapat belajar”.

Dari kutipan ini dikatakan bahwa sumber belajar itu satu set bahan atau situasi belajar yang sengaja diciptakan, jadi sumber belajar itu hanya yang di rancang saja dan bisa menunjang terjadinya proses belajar.

Dalam pengertian sempit sumber belajar dapat diartikan seperti seperti buku- buku atau bahan tercetak lainnya. Pengertian itu dapat di pakai dewasa ini sebagian guru hal ini dapat kita lihat dalam program pengajaran yang di susun oleh para guru, biasanya terdapat komponen sumber belajar pada umumya di isi dengan buku tek atau buku wajib yang di anjurkan. Namun dalam pengertian yang lebih luas tantang sumber belajar dapat di berikan Edgar Dale yang dikutip, yang dikutip oleh Rohani (1990:153) yang mengatakan bahwa “ sumber belajar itu adalah pengalaman”. Sumber belajar dalam pengertian tersebut menjadi sangat luas maknanya seluas hidup itu sendiri karena segala sesuatu yang di alami di anggap sebagai sumber belajar sepanjang hal itu membawa pengalaman yang menyebabkan belajar. Sebagaimana kita ketahui belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelumnya.

2.2 Syarat dan Manfaat Sumber Belajar

Pada dasarnya sumber belajar yang di pakai dalam pendidikan adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan di buat agar memungkinkan siswa belajar secara individual. Untuk menjamin bahwa sumber belajar tersebut adalah sumber belajar yang cocok, gambar tersebut harus memenuhi persyaratan, Fred Percipal (1998) ada Tiga Persyaratan Sumber Belajar yaitu sebagai berikut:

1. Harus tersedia dengan cepat

2. Harus memungkinkan siswa untuk memacu diri sendiri

3. Harus bersifat individual misalnya harus dapat memenuhi berbagai kebutuhan para siswa dalam belajar mandiri.


(8)

Berdasarkan pada persyaratan tersebut maka sebuah sumber belajar harus berorientasi pada siswa secara individu, berbeda dengan sumber belajar tradisional yang dibuat berdasarkan pada pendekatan yang berorientas pada guru atau lembaga pendidikan

Dalam kegiatan instruksional ada banyak sumber dan daya yang dapat kita manfaatan baik yang tedapat di ruang maupun yang banyak tedapat di sekitar kita, dan semuanya bermanfaat untuk meningkatkan cakrawala berfikir siswa dalam rangka peningkatan hasil belajar. Berikut ini ada beberapa manfaat sumber belajar menurut P&K (1983:7) yaitu :

1. Sumber belajar dapat memberikan perjalanan belajar yang kongkrit dan langsung kepada pelajarnya. Seperti kegiatan darma wisata ke pabrik, pusat tenaga lstrik, pelabuhan dan sebagainya.

2. Sumber belajar menyajikan sesuatu yang tidak mungkin di adakan atau di kunjungi dan di lihat secara langsung oleh siswa. Contohnya seperti penggunaan peta, denah, foto dan sebagainya.

3. Sumber belajar dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas, misalnya buku, foto-foto dan nara sumber

4. Sumber belajar dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru, misalnya penggunaan buku teks, majalah, dan orang sumber informasi 5. Sumber belajar dapat memecahkan masalah pendidikan atau pengajaran

baik dalam lingkup mikro maupun makro

6. Sumber belajar dapat memberikan motivasi yang positif, lebih-lebih jika di atur dan direncanakan pemanfaatannya dengan tepat.

7. Sumber belajar dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut.

Berdasarkan ke tujuh poin di atas maka dapat kita lihat besarnya manfaat sumber belajar dalam proses pembelajaran, dan menggunakan sistem pendekatannya berorientasi pada siswa sehingga betul-betul menekankan pada perkembangan pola pikir siswa

2.3 Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Kegiatan belajar mengajar bukanlah berproses pada kehampaan tetapi berproses pada kemaknaan. Di dalamnya ada sejumlah nilai yang di sampaikan kepada anak didik, nilai-nilai itu tidak datang dengan sendirinya tetapi terampil dari berbagai sumber guna di pakai dalam proses belajar


(9)

mengajar, jadi dari berbagai sumberlah pengajaran itu di ambil dan salah satunya dari lingkungan

Lingkungan yaitu situasi yang tersedia di mana pesan itu di terima oleh siswa. Lingkungan terdiri atas lingkungan fisik dan non fisik. Lingkungan fisik seperti gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, taman dan lain-lain. Lingkungan non fisik seperti penerangan sirkulasi udara dan lain-lain.

Selanjutnya lingkungan yang di sebut sebagai sumber belajar adalah tempat atau ruangan yang dapat mempengaruhi siswa. Tempat dan ruangan tersebut ada yang di rancang (by Design) khusus untuk tujuan pengajaran, misalnya gedung sekolah ruang perpustakaan dan laboratorium, studio dan sebagainya. selain itu ada juga tempat atau ruangan yang bukan di rancang secara khusus atau hanya dimanfaatkan sebagai sumber belajar untuk tujuan pengajaran, seperti gedung dan peninggalan sejarah, bangunan industri lingkungan pertanian, museum, pasar, tempat rekreasi dan lain-lain.

Menurut Semiawan (1990: 96) ada empat sumber belajar yang berkenaan langsung dengan lingkungan sebagai berikut:

a. Masyarakat kota atau desa sekeliling sekolah b. Lingkungan fisik di sekitar sekolah

c. Bahan sisa yang tidak terpakai dan barang bekas yang terbuang yang dapat menimbulkan pemahaman lingkungan

d. Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi di manfaatkan cukup menarik perhatian siswa. Ada peristiwa yang tidak mungkin atau tidak dapat dipastikan akan terulang kembali. Jangan lewatkan peristiwa itu tanpa adanya catatan pada buku atau alam pikiran siswa.

Berdasarkan kutipan di atas maka dapat kita lihat bahwa di sekitar sekolah terdapat berbagai macam sumber belajar yang dapat di manfaatkan oleh guru dan siswa dalam proses belajar engajar. Dengan demikian siswa akan lebih mengenal lingkungannya, pengetahuan siswa akan lebih autentif, sifat verbalisme pada siswa dapat dikurangi serta siswa akan lebih aktif dan lebih banyak berlatih.


(10)

2.4 Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar

Sumber belajar akan dapat digunakan bila sumber belajar itu tersedia sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Penggunaan sumber belajar merupakan komponen yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa menggunakan sumber belajar maka pesan yang tersimpan dalam materi suatu pelajaran tidak akan di terima oleh siswa. Semakin banyak sumber belajar yang digunakan semakin banyak pula keterlibatan indera siswa dalam penerimaan pesan tersebut dan akan semakin banyak kesan dan pengalaman yang di serap oleh siswa.

Secara teoritis pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar mempunyai berbagai arti penting diantaranya lingkungan mudah di jangkau, biayanya relatif murah, objek permasalahan dalam lingkungan beraneka ragam dan menarik serta tidak pernah habis.

Sehubungan dengan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar ini, Nasution (1985:125) menyatakan bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : dengan cara membawa sumber-sumber dari masyarakat ke atau lingkungan ke dalam kelas dan dengan cara membawa siswa ke lingkungan. Tentunya masing-masing cara tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan, metoda, teknik dan bahan tertentu yang sesuai dengan tujuan pengajaran.

Lebih lanjut Nasution (1982:134) menjelaskan ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam rangka membawa siswa ke dalam lingkungan itu sendiri yaitu metode Karya wisata, service proyek, school camping, surfer

dan interviu. Lewat karyawisata umpamanya, siswa akan memperoleh pengalaman secara langsung, membangkitkan dan memperkuat belajar siswa, mengatasi kebosanan siswa balajar dalam kelas serta menanamkan kesadaran siswa tentang lingkungan dan mempunyai hubungan yang lebih luas dengan lingkungan.

Namun metode karya wisata ini memiliki kelemahan yang berbeda yang berkaitan dengan waktu dan follow up karya wisata ini perlu diperhatikan secara cermat. Demikian juga dengan metode lain yang membawa siswa ke luar kelas, metode yang di pilih memerlukan rencana yang lebih cermat dan matang serta harus berpedoman kepada tujuan pengajaran yang hendak di capai. Cara yang kedua yaitu dengan cara membawa sumber


(11)

dan lingkungan luar ke dalam kelas, hal tersebut dapat dilakukan dengan membawa resourses person, hasil, contoh dan koleksi tertentu ke dalam kelas.

Kedua cara yang telah dijelaskan di atas sebenarnya saling berkaitan satu dengan yang lainnya karena keduanya dapat dikombinasikan. Misalnya melalui karya wisata siswa mempunyai kesempatan untuk mengumpulkan berbagai benda sehingga koleksi benda tersebut dapat memperkaya khasanah laboratorium di sekolah dan sewaktu-waktu benda-benda tersebut dapat digunakan sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar.

2.5 Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

Urgensi pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar seperti yang telah dijelaskan terdahulu sebenarnya sudah lama disadari oleh pendidik, namun kesadaran itu tidaklah berarti bahwa lingkungan sudah dimanfaatkan secara maksimal sebagai sumber belajar di sekolah dalam menunjang kegiatan belajar mengajar itu sendiri. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mempengaruhi lingkungan sebagai sumber belajar, mungkin dari segi guru, faktor dana, lembaga dan sebagainya. Sehubungan dengan hal ini Hanafi (1986: 23) menyatakan:

Pemanfaatan sumber belajar tergantung pada kreatifitas guru, kemampuan guru, waktu yang tersedia, dana yang tersedia, serta kebijakan-kebijakan lainnya.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa dalam pemanfaatan sumber belajar termasuk lingkungan oleh siswa sangat tergantung pada bimbingan dan arahan dari guru. Berarti di sini guru berfungsi sebagai fasilitator, komunikator, motivator dan manager. Fungsi guru seperti inilah yang sangat diharapkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru memang sudah tahu dan mengenal dengan baik jenis-jenis sumber belajar yang harus digunakan. Itu saja belum cukup karena disini dibutuhkan lagi kemauan dan kreatifitas guru-guru tadi untuk menyediakan dan mencari pengetahuan tentang cara memanfaatkan sumber belajar tersebut secara efektif dan efisien.

Guru sebagai salah satu komponen penting dalam pendidikan seyogyanya harus mengerti dan cakap dalam mencari dan memakai sumber belajar yang ada mampu berperan sebagai komunikator, fasilitator, dan


(12)

motivator dalam menumbuhkan kreatifitas siswa untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Pihak sekolah juga harus memperhatikan kebutuhan akan sumber belajar dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat menghasilkan keluaran yang berkualitas.

Untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi dalam memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar diperlukan adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah, masyarakat serta lembaga terkait lainnya.


(13)

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Classroom Action Research (Penelitian Tindakan Kelas) adalah suatu actionresearch yang dilakukan di kelas. Action Research sesuai arti katanya, diterjemahkan menjadi penelitian tindakan yang oleh Carr dan Kemmis (McNiff, J, 1991, p.2) didefinisikan sebagai berikut :

“Action research is a from of self-reflective enquiry undertaken by participiants (teachers, students or principals, for example) in social (including educational) situations in order to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (2) their understanding of these practices, and the situations (and institutions) in which the practices are carried out.”

Jika kita cermati pengertian di atas secara seksama, kita akan menemukan sejumlah ide pokok sebagai berikut :

1. Penelitian tindakan

adalah satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi diri;

2. Penelitian tindakan

dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa, atau kepala sekolah;

3. Penelitian tindakan

dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan;

4. Tujuan penelitian

tindakan adalah memperbaiki : dasar pemikiran dan kepantasan dari praktek-praktek, pemahaman terhadap praktek tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktek tersebut dilaksanakan.

3.2 Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan terhadap 30 siswa Kelas IV SDN Cumedak 03 Kecamatan Sumberjambe Kabupaten Jember.


(14)

Tahapan-tahapan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terjadwal sebagai berikut:

1) Persiapan Penelitian mulai Minggu ke-1 bulan April 2009

2) Pelaksanaan Penelitian Minggu ke-2 sampai minggu ke-4 bulan April 2009

3) Pelaporan Minggu ke-2 bulan Mei 2009

3.4 Rancangan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan mengikuti prosedur penelitian Action Research (penelitian tindakan). Dilaksanakan dalam tiga tahap, dengan empat tahap pada setiap putarannya, yaitu:

3.4.1 Tahap I Perencanaan Penelitian

a. Refleksi awal, peneliti dengan kepala sekolah mengidentifikasi masalah yang selama ini ada dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan lebih komprehensif (seksama). b. Permasalahan yang telah digali dalam refleksi awal selanjutnya

dirumuskan peneliti dengan lebih operasional dan menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan penelitian

3.4.2 Tahap II Kegiatan dan Pengamatan

Tahapan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. Proses pembelajaran

Dalam proses pembelajaran ini dilakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

 Pada kegiatan ini, metode pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan sebagai sumber belajar yang telah direncanakan diimplementasikan. Dalam hal ini, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengenai sumber daya alam dan kegiatan ekonomi dilaksanakan sesuai dengan rencana, skenario, dan setting pembelajaran serta alokasi waktu yang telah ditetapkan.

 Untuk membantu siswa memahami masalah yang diajukan guru, siswa diberi bimbingan untuk memahami petunjuk dalam LKS berupa pertanyaan dan langkah-langkah dalam melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi tentang sumber daya alam


(15)

dan kegiatan ekonomi dengan menggunakan media lingkungan sebagai sumber belajar dalam kegiatan belajar mengajar.

 Dalam melakukan pengamatan, peneliti menggunakan perangkat penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya. b. Posttest

Posttest dilaksanakan pada akhir pembelajaran, dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru.

Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti diamati oleh pengamat yang bertugas mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Dalam hal ini Kepala Sekolah sebagai pengamat tersebut. Aspek yang diobservasi adalah aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran apakah telah sesuai dengan rencana yang telah disiapkan dan tujuan yang ingin dicapai.

3.4.3 Tahap III Refleksi

Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. Refleksi dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah dilaksanakan. Melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran.

3.4.4 Tahap IV Revisi

Revisi rancangan dilakukan setelah mengetahui hasil refleksi setiap putaran, yang digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar agar berlangsung lebih baik dari sebelumnya. Revisi yang dilakukan sebagai penyempurnaan dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ingin atau harus dicapai

3.5 Perangkat Penelitian

Perangkat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Handout Materi Pembelajaran

Handout siswa bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi “ Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi” yang telah disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar atau nilai yang diperoleh siswa dalam evaluasi yang diberikan guru.


(16)

b. Media Pembelajaran

Media pembelajaran digunakan adalah lingkungan sebagai sumber belajar tentang sumber daya alam dan kegiatan ekonomi yang disesuaikan dengan acuan materi dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )

3.6 Metode Analisis Data

Jenis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif. Adapun tahapan analisis yang akan dilakukan adalah :

a. Analisis Kegiatan Pembelajaran

Data tentang bagaimana proses pembelajaran dikelas berlangsung, dan kemudian dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Proses pembelajaran yang diamati adalah meliputi: bagaimanakah pembelajaran telah dilaksanakan oleh guru dikelas, bagaimanakah aktivitas murid tentang penggunaan media lingkungan sebagai sumber belajar, bagaimana hasil yang diperoleh sebelum penggunaan media lingkungan sebagai sumber belajar pada pembelajaran bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

b. Analisis Respon Siswa

Respon yang dimaksud adalah tanggapan dan pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Untuk mengumpulkan data tersebut alat bantu yang digunakan adalah dengan cara menggunakan daftar pertanyaan untuk dijawab secara tertulis oleh siswa (angket tertutup). Dianalisis dengan menggunakan persentase yaitu banyaknya siswa yang berhasil mencapai target hasil belajar yang diharapkan guru dibagi dengan jumlah siswa keseluruhan dikali 100 %


(17)

BAB IV

PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan

4.1.1 Observasi Awal

Pelaksanaan tindakan I dimulai dengan mengadakan observasi awal yang dilakukan pada hari Kamis tanggal 02 April 2009. Tujuannya untuk mengetahui lebih mendalam kondisi sekolah, sebagai kelas yang akan mendapat perlakuan. Kondisi tersebut mencakup kondisi fisik kelas, kondisi siswa, guru, proses pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar dikelas serta sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di kelas maupun di sekolah. Pada observasi awal, kegiatan pembelajaran terdiri dari 3 tahapan, 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan Inti, dan 3) Penutup. Pada kegiatan awal yang berupa appersepsi, siswa diajak tanya jawab tentang materi yang akan dibahas, yang akhirnya mengaitkan dengan materi inti; Sedangkan pada kegiatan inti dalam pembelajaran banyak menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan media apapun kecuali buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ). Guru lebih banyak menerangkan dengan menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan konsep sehingga terkesan siswa hanya mendapatkan konsep yang abstrak dan kegiatan belajar mengajar terfokus kepada guru. Selain itu, keterlibatan siswa masih tampak kurang optimal, ini terlihat dari kepasifan dan kebingungan siswa dalam mengikuti dan memahami pelajaran yang disampaikan guru. Adapun kegiatan penutup siswa diberi tugas mengerjakan soal atau evaluasi.

Pada refleksi awal melalui observasi dapat ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan pada kegiatan pembelajaran. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain :

1) proses pembelajaran telah diselenggarakan secara terstruktur dan sistematis sesuai dengan rancangan pengajaran, maupun program pengajaran;


(18)

2) guru banyak menyampaikan informasi tentang konsep materi walau hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Sedangkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang ditemukan adalah :

1) guru banyak menghabiskan waktu pembelajaran (sekitar 65-70%) hanya menjelaskan secara verbal konsep yang abstrak tanpa dibantu dengan sarana dan atau media penunjang yang memadai;

2) siswa cenderung bersifat pasif (tidak berani menjawab pertanyaan guru secara lepas mungkin karena takut salah, kurang antusias mengikuti pelajaran, merasa kebingungan memahami konsep yang dijelaskan guru.

Selama observasi awal ini juga, siswa belum menunjukkan perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali menjawab pertanyaan guru dengan mengungkapkan kembali apa yang disampaikan guru, tetapi sangat abstrak sehingga tidak bisa dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya. Hal ini karena metode konvensional tidak banyak memberi kesempatan yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih variatif dan tahan lama retensinya karena kurang menekankan ketrampilan proses. Akibatnya, siswa bahkan kesulitan memvisualisasikan konsep abstrak yang didapatkannya.

4.1.2 Pelaksanaan Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi awal, peneliti memberi tindakan siklus I yang dilaksanakan pada hari Kamis 07 April 2009 dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut :

1) Hasil pengamatan terhadap guru

a) Pada awal pembelajaran yang dilakukan guru, masih terdapat sebagian siswa melakukan kegiatan di luar tugas yang diberikan b) Siswa dipaparkan tentang contoh media pada hal yang nyata media

lingkungan sebagai sumber belajar yang tentunya akan menarik beberapa siswa baik untuk memahami.

c) Siswa dipaparkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola belajar siswa dan minat belajarnya terhadap Ilmu Pengetahuan


(19)

Sosial ( IPS ). Siswa yang terkesan sangat tertarik terhadap media lingkungan sebagai sumber belajar sumber daya alam dan kegiatan ekonomi ditunjukkan oleh lebih antusiasnya seorang siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media/ sumber belajar tersebut.

d) Siswa dipaparkan tentang kaitan waktu pengerjaan, dimana diharapkan waktu penjelasan tidak terlalu banyak dan sebaliknya waktu untuk mengerjakan soal-soal tes dan LKS hanya diberikan waktu sedikit.

2). Hasil Pelaksanaan Siklus I

Hasil pelaksaan siklus I terlihat pada table berikut ini: Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus 1

NO NAMA SISWA

N

IL

A

I TUNTAS

NO NAMA SISWA

N IL A I TUNTAS/ TDK TUNTAS TDK TUNTAS 1 AHMAD SUBADAR 60 TT 16 DAFIT GAJALI 80 T

2 MURSIDI 50 TT 17 EEN WAHYUDI 70 T

3 A. AZIZ 55 TT 18 M. FAISEH 60 TT

4 BAHRUL 70 T 19 FIRDA LUSIANA 60 TT

5 CATI YOFA O. 75 T 20 HEMAS RISKI 65 T

6 ALIWANI 80 T 21 IKEMATUL 45 TT

7 ALI SUAEDI 65 T 22 LAYINWARDA 50 TT

8 MIFTAHUL 60 TT 23 MAHRUS ALI 55 TT

9 MAS HUDI 65 T 24 MUH RIZAL 70 T

10 NURAELI 50 TT 25 RISKA ALFIA 70 T

11 ROFIKA 40 TT 26 SITI FAISAH 65 T

12 RIFQI MUBAROK 55 TT 27 SITI MUTMAINAH 60 TT 13 YULI FATIMAH 75 T 28 SRI WAHYUNI 60 TT 14 HAFIFAH DWI Y 60 TT 29 WIDIA USNUL M. 65 T 15 ANDI KRISWANTO 75 T 30 ZAENAL ARIFIN 40 TT

JUMLAH 935 JUMLAH 915

TUNTAS 14 RATA-RATA 61,67

TIDAK TUNTAS 16 PROSENTASE KETUNTASAN 46,67

Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1 2 3

Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

61,67 14 46,67


(20)

Dari Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kontekstual model pengajaran berbasis masalah diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 61,67 dan ketuntasan belajar mencapai 46,67 % atau ada 14 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 35,71 % lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih asing dengan diterapkannya pendekatan kontekstual dengan media lingkungan sebagai sumber belajar.

Setelah melakukan tindakan ini, peneliti menghasilkan rekomendasi berdasarkan refleksi siklus I . Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan selanjutnya pada tindakan II adalah :

1) Guru harus lebih menguasai cara penyampaian materi dan pengelolaan kelas ketika menggunakan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Guna lebih memperjelas pemahaman siswa serta memotivasi respon siswa agar lebih seksama memperhatikan penjelasan guru dengan media yang telah dipersiapkan oleh guru (peneliti), sehingga dicapai pembelajaran yang efektif dan hasil belajar yang optimal. 2) Guru harus memacu semangat siswa untuk aktif menyelesaikan

masalah yang terdapat di LKS dan menumbuhkan rasa ingin bertanya kepada guru untuk meminta bimbingan dan penjelasan lagi bila tidak mengerti.

3) Guru harus memberikan perhatian secara menyeluruh kepada setiap anak terutama yang memiliki kemampuan lebih rendah.

4) Guru harus memberikan arahan dan bimbingan dengan lebih menekankan pada cara memahami media lingkungan sebagai sumber belajar, sehingga siswa lebih mudah memahami tentang sumber daya alam dan kegiatan ekonomi

5) Guru harus tetap memotivasi siswa dan memberikan bantuan jika diperlukan, terutama siswa yang memiliki kemampuan rendah dalam memahami masalah pada LKS.


(21)

6) Sebelum melakukan tindakan selanjutnya (tindakan II), peneliti terlebih dahulu menyampaikan kesimpulan yang diputuskan berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan .

4.1.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pelaksanaan Tindakan Siklus II dibagi dalam 2 tahap, yakni tahap uji coba dan tahap pemantapan. Dalam hal ini siklus II dilaksanakan 2 kali setiap hari Selasa dengan alokasi waktu yang sama.

Pelaksanaan Tindakan I Siklus II

Pertemuan Siklus Kedua tindakan I ini dilakukan pada tanggal 15 April 2009. Pada siklus ini, peneliti memberikan tindakan seperti pada Siklus I, namun dalam pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran guru mengunakan sumber belajar lingkungan sekitar seperti lahan pertanian, pasar dan lain-lain, dimana guru tidak banyak melakukan persiapan sebelumnya. Tindakan ini diberikan dengan tujuan memperoleh perbedaan awal antara siklus I dengan siklus II tindakan I. Tindakan ini hanya berlangsung 45 menit untuk kemudian diberi evaluasi dan refleksi guna tercapainya proses belajar mengajar sesuai skenario pembelajaran yang terdapat pada rencana pengajaran pada siklus kedua tindakan I.

Pertemuan pada tindakan I Siklus II dimulai dengan pertanyaan guru tentang apa yang didapatkan dan yang terkesan dari pertemuan pada tindakan sebelumnya, kemudian dalam pelaksanaan pembelajaran guru memanfaatkan media lingkungan sebagai sumber belajar seperti yang dilaksanakan pada siklus I. Guru juga masih menyiapkan soal-soal seperti pertemuan sebelumnya dan siswa tampak senang dan sudah mulai paham tentang tugas yang diberikan. Melihat kondisi seperti ini dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa lebih siap daripada pertemuan sebelumnya. Setiap siswa lebih merespon soal-soal tersebut dan guru tidak banyak memberikan penjelasan seperti pertemuan sebelumnya, hanya memberikan bantuan jika ada problem dalam memahami soal yang sedikit kompleks. Setelah selesai mengerjakan soal, beberapa siswa secara sukarela dan acak disuruh mempresentasikan jawabannya, siswa lain disuruh mendengarkan penjelasan dari teman yang sedang mempresentasikan ke depan kelas dengan sisa waktu 30 menit. Kegiatan ini dimanfaatkan guru untuk memberikan kesempatan siswa menunjukkan ketrampilan proses


(22)

dalam menjelaskan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi di depan temannya. Setelah pertemuan pada siklus II tindakan I ini selesai dilaksanakan, peneliti melakukan refleksi guna membahas tentang kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran siklus II tersebut. Namun demikian beberapa kekurangan yang terdapat pada siklus II tindakan I ditemukan antara lain sebagai berikut :

1) Peneliti belum bisa menguasai situasi kelas yang berbeda dari biasanya;

2) Para siswa masih sedikit pasif, yakni motivasi kurang karena masih kebingungan dengan penjelasan dan demonstrasi guru yang masih canggung dan kurang tersistematisasi;

3) Karena itu masih ada sebagian siswa yang masih enggan untuk bertanya karena penggunaan media gambar dan benda sebenarnya belum digunakan secara maksimal.

Pelaksanaan Tindakan II Siklus II

Kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan pertama siklus II , dibahas oleh peneliti untuk mencari jalan keluarnya. Pada pertemuan pertama siklus II, peneliti belum bisa menguasai situasi kelas yang berbeda dari biasanya dalam artian guru masih kurang efektif mengelola proses belajar mengajar, sedangkan pada pembelajaran ini seharusnya respon dan daya tangkap para siswa lebih bisa diarahkan untuk menentukan perolehan hasil pembelajaran yang optimal. Pada siklus sebelumnya siswa belum nampak aktif. Hal ini disebabkan karena siswa belum memahami konsep dengan efisien, karena guru juga masih sedikit canggung dalam menggunakan media lingkungan sebagai sumber belajar di depan kelas. karena itu jalan keluar yang ditemukan peneliti diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran dengan memanfaatkan media yang sama namun dengan persiapan yang lebih matang dan materi sumber daya alam dan kegiatan ekonomi diubah dengan materi yang lebih kontekstual. Pertemuan Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 15 April 2009. Pada awal pertemuan, peneliti menanyakan pada pertemuan kemarin apakah ada pertanyaan atau tidak. Pertanyaan yang diajukan salah seorang siswa tidak langsung dijawab guru tapi dilemparkan pada para siswa yang lain yang tahu jawabannya. Respon siswa benar-benar mengejutkan, di atas 50 % siswa mengangkat tangan mencoba untuk memberikan jawaban.


(23)

Setelah tanya jawab dirasa cukup, maka peneliti melanjutkan pertemuan ini dengan pola diskusi tentang beragam permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) di sekolah. Sekaligus dengan solusi alternatif yang kiranya bisa digunakan oleh guru di sekolah. Dalam siklus II ini, setelah selesai para siswa tetap disuruh maju untuk mempresentasikan materi. Hal ini agar dapat dilihat secara nyata kemampuan siswa tidak hanya angan-angan tapi sudah merupakan hasil yang nyata.

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II

NO NAMA SISWA

N

IL

A

I TUNTAS/

NO NAMA SISWA

N IL A I TUNTAS/ TDK TUNTAS TDK TUNTAS 1 AHMAD SUBADAR 70 T 16 DAFIT GAJALI 85 T

2 MURSIDI 65 T 17 EEN WAHYUDI 70 T

3 A. AZIZ 60 TT 18 M. FAISEH 60 TT

4 BAHRUL 75 T 19 FIRDA LUSI 75 T

5 CATI YOFA O. 80 T 20 HEMAS RISKI 65 T

6 ALIWANI 85 T 21 IKEMATUL 55 TT

7 ALI SUAEDI 65 T 22 LAYINWARDA 65 T

8 MIFTAHUL 60 TT 23 MAHRUS ALI 55 TT

9 MAS HUDI 65 T 24 MUH RIZAL 70 T

10 NURAELI 60 TT 25 RISKA ALFIA 70 T

11 ROFIKA 65 T 26 SITI FAISAH 65 T

12 RIFQI MUBAROK 65 T 27 SITI MUTMAINAH 70 T 13 YULI FATIMAH 75 T 28 SRI WAHYUNI 70 T 14 HAFIFAH DWI 70 T 29 WIDIA USNUL 65 T 15 ANDI KRISWANTO 75 T 30 ZAENAL A 60 TT

JUMLAH 1035 JUMLAH 1000

TUNTAS 23 RATA-RATA 67,83

TIDAK TUNTAS 7 PROSENTASE KETUNTASAN 76,67

Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas

Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus I

1 2 3

Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

67,83 23 76,67 Dari Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 67,83 dan ketuntasan belajar mencapai


(24)

76,67 % atau ada 23 siswa dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena siswa sudah mulai akrab dan menemuan keasyikan dengan pendekatan kontekstual dengan media lingkungan sebagai sumber belajar. Disamping itu kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar dalam metode ini juga semakin meningkat sehingga proses belalar-mengajar semakin efektif.

Setelah siklus II selesai dilaksanakan, guru atau peneliti mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada siklus II lebih baik daripada siklus I. Beberapa kelebihan pada siklus II ini adalah sebagai berikut :

1) peneliti sudah bisa menguasai situasi kelas dengan membawa siswa untuk lebih bisa memahami konsep lebih mudah serta lebih aktif karena merasa percaya diri dengan kemampuan memahaminya tersebut, meskipun masih terdapat siswa yang belum berkosentrasi terhadap materi;

2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif dengan lebih menekankan pada cara penggunaan metode pembelajaran dengan bantuan media lingkungan sebagai sumber belajar.

4.1.4 Pelaksanaan Siklus III

Kekurangan-kekurangan yang ada pada pertemuan kedua siklus II , dibahas oleh peneliti untuk mencari jalan keluarnya. Pada pertemuan pertama siklus III, peneliti sudah dapat menguasai kelas namun beberapa kali masih nampak siswa kurang konsentrasi pada pembelajaran, sedangkan pada pembelajaran ini seharusnya respon dan daya tangkap para siswa lebih bisa diarahkan untuk menentukan perolehan hasil pembelajaran yang optimal. Pada siklus sebelumnya siswa sudah nampak aktif. Hal ini disebabkan siswa sebagian sudah termotivasi dengan penggunaan media lingkungan sebagai sumber belajar namun terdapat 50 % siswa yang aktif sisanya masih pasif.

Pertemuan Siklus III dilaksanakan pada hari Rabu, 22 April 2009. Pada awal pertemuan, peneliti menanyakan apakah ada pertanyaan atau


(25)

tidak, kemudian peneliti mengajukan beberapa pertanyaan dan hasilnya 50% siswa merespon pertanyaan.

Dalam siklus III ini, peneliti menggunakan sumber belajar lingkungan yakni membawa siswa ke pasar untuk mengamati kegiatan yang terjadi di sana dan menulis sumber daya alam yang ada di sana. Pembelajaran dimulai dengan tanya jawab kemudian guru mengajukan sebuah pertanyaan tentang sumber daya alam dan kegiatan ekonomi siswa yang merespon masih sedikit. Dengan mengandalkan pasar sebagai sumber belajar nampak seluruh siswa sangat antusisias terbukti seluruh siswa terkosentrasi untuk memperoleh informasi yang telah ditugaskan guru . Setelah pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar tadi peneliti memberikan pertanyaan dan hasilnya sangat luar biasa 90 % siswa mengangkat tangan dan berebut untuk menjawab pertanyaan peneliti. Tabel 4.5 Tabel Hasil Belajar Siklus III

NO NAMA SISWA

N

IL

A

I TUNTAS/

NO NAMA SISWA

N IL A I TUNTAS/ TDK TUNTAS TDK TUNTAS 1 AHMAD SUBADAR 80 T 16 DAFIT GAJALI 90 T

2 MURSIDI 70 T 17 EEN WAHYUDI 75 T

3 A. AZIZ 70 T 18 M. FAISEH 70 T

4 BAHRUL 75 T 19 FIRDA L 75 T

5 CATI YOFA O. 80 T 20 HEMAS RISKI 65 T

6 ALIWANI 85 T 21 IKEMATUL 65 T

7 ALI SUAEDI 70 T 22 LAYINWARDA 65 T

8 MIFTAHUL 60 TT 23 MAHRUS ALI 55 TT

9 MAS HUDI 65 T 24 MUH RIZAL 70 T

10 NURAELI 60 TT 25 RISKA ALFIA 70 T

11 ROFIKA 75 T 26 SITI FAISAH 65 T

12 RIFQI MUBAROK 70 T 27 SITI MUTMAINAH 70 T 13 YULI FATIMAH 75 T 28 SRI WAHYUNI 70 T 14 HAFIFAH DWI 70 T 29 WIDIA USNUL 65 T

15 ANDI KRISWANTO 75 T 30 ZAENAL A 60 TT

JUMLAH 1080 JUMLAH 1030

TUNTAS 26 RATA-RATA 70,33

TIDAK TUNTAS 4 PROSENTASE KETUNTASAN 86,67

Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas


(26)

Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III

1 2 3

Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

70,33 26 86,67 Berdasarkan Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 70,33 dan dari 26 siswa yang telah tuntas sebanyak 30 siswa dan 4 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,67 % (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa mempelajari materi pelajaran yang telah diterapkan selama ini. Disamping itu dengan adanya metode pembelajaran ini siswa dapat bertanya dengan sesama temanya, dan ternyata dari proses bertanya antar siswa ini, siswa lebih mudah menerima penjelasan dari temannya yang lebih paham tentang materi pelejaran tersebut. Juga dari hasil pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar ini murid jadi lebih mudah untuk bekerja sama dengan sesama temannya.

Setelah siklus III selesai dilaksanakan, guru atau peneliti mengadakan refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada siklus III lebih baik daripada siklus II. Beberapa kelebihan pada siklus III ini adalah sebagai berikut :

1) peneliti dapat menguasai kelas, serta keaktifan siswa sudah mencapai 90 %;

2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif dengan lebih menekankan pada cara penggunaan metode pembelajaran dengan bantuan media /sumber belajar berupa lingkungan sekitar

4.2 Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan angket yang disebarkan kepada para guru pada siklus tambahan dapat diperoleh beberapa data tentang respon para guru. Adapun data hasil respon para siswa dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:


(27)

Tabel 4.7

. Persentase Respon Siswa

No Kategori Respon Pemilih

Persentase (%)

Y T Y T

1 Apakah dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dapat membantu pemahaman kalian terhadap materi sumber daya alam dan kegiatan ekonomi ?

25 5 80 20

2 Apakah terdapat kesesuaian dengan apa yang kalian ketahui dengan penggunaan media lingkungan sebagai sumber belajar dapat mempermudah pemahaman kalian terhadap materi sumber daya alam dan kegiatan ekonomi?

25 5 80 20

3 Apakah kalian dapat memahami dengan mudah materi sumber daya alam dan kegiatan ekonomi dengan menggunakan media lingkungan sebagai sumber belajar ?

27 3 88 12

4 Apakah kalian merasa lebih menyenangkan mengikuti pembelajaran IPS tentang materi sumber daya alam dan kegiatan ekonomi menggunakan media lingkungan sebagai sumber belajar ?

25 5 80 20

5 Apakah menurut kalian media/sumber belajar yang digunakan di sekolah dalam pembelajaran IPS sudah digunakan dengan efektif dan efesien ?

20 10 72 18

Sumber : Hasil angket respon para guru dan data diolah

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data pada tabel tersebut diatas, ditunjukkan bahwa para siswa menganggap bahwa pola pembinaan tentang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar termasuk hal baik yang perlu terus dikembangkan. Pelaksanaan model ini mengadaptasi model sebelumnya yang pernah dilaksanakan pada beberapa pembelajaran, sehingga beberapa para siswa tidak terlihat mengalami kesulitan dalam beraktifitas selama pembelajaran berlangsung. Oleh sebab itu


(28)

beberapa para siswa merasa bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar cukup membantu dalam memahami tentang pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) dengan menggunakan media audio visual, hal ini ditunjukkan dari sekitar 88 % menyatakan demikian sedang sisanya tidak. Beberapa hal yang menyebabkan para siswa tidak kesulitan cukup menunjukkan bahwa tahapan pembelajaran ini tidak sesulit yang dibayangkan namun perlu kesungguhan.

Faktor lain yang menyebabkan hal diatas adalah disebabkan kondisi pembelajaran yang menyenangkan bagi para guru, hal ini dinyatakan sekitar 80 %, oleh sebab itulah sekitar 80 % para siswa merasa bahwa fasilitas pembelajaran cukup memadai sehingga menumbuhkan sikap senang selama pembelajaran berlangsung. Iklim kolaboratif yang dari awal ditumbuhkan merupakan latar belakang mengapa hal ini terjadi.

Sekitar 80 % para siswa merasakan bahwa alokasi waktu yang diberikan dalam mengikuti pembelajaran cukup memadai. Hal ini turut ditunjang dengan setting forum yang baik sehingga 80 % para siswa membenarkan hal ini, dan beberapa para siswa menyatakan bahwa suasana ruang pembelajaran demikian menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar ini mampu menciptakan iklim yang kondusif.

Dalam aspek penguasaan materi dan metode fasilitator dinyatakan oleh para guru terkategori baik dengan berturut 80 % dan 80 % menyatakan hal ini. Sedangkan dalam aspek kesesuaian latar belakang pendidikan terhadap materi dan metode yang digunakan seluruhnya menyatakan bahwa semuanya sesuai. Berkaitan dengan aspek kesesuaian metode dan media yang digunakan sekitar 80 % dan 88 % menyatakan hal tersebut.

BAB V


(29)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial melalui pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar, sangat membantu siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Namun demikian, pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar membutuhkan persiapan mengajar dan manajemen waktu dan kelas dengan baik guna mencapai efektivitas hasil pada setiap aktivitas pembelajaran di kelas. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar dapat meningkatkan motivasi guru dan mendapat respon positif dari para siswa.

5.2 Saran – Saran

1) Saran bagi guru

Untuk mencapai hasil yang maksimal, seorang guru dalam mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) sebaiknya dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar;

2) Saran bagi sekolah

Pihak Sekolah tentunya harus menyediakan sarana dan prasarana seperti televise, lingkungan sebagai sumber belajar/dvd player, lcd proyektor serta alat bantu mengajar yang dibutuhkan oleh guru serta menyiapkan buku panduan macam-macam metode pengajaran


(30)

Arikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Nana Sudjana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Ngalim Purwanto. 2002. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian dalam Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

W.S. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.


(31)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1

Mata Pelajaran : IPS Kelas / Semester : IV / 2 Alokasi Waktu: 2 x 35 menit

Hari, Tanggal : Kamis, 9 April 2009

 Standar Kompetensi

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

 Kompetensi Dasar

Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya

 Indikator

Mendeskripsikan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang ada di sekitar lingkungan

 Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:

1. Menyebutkan sumber daya alam yang ada di daerahnya dengan benar 2. Menjelaskan aktivitas ekonomi yang terjadi di sekitar lingkungan dengan

benar

 Materi Ajar

Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi

 Metode Pembelajaran

 Ceramah

 Diskusi

 Kegiatan Pembelajaran

 Kegiatan Awal

 Salam, Absensi

 Apersepsi: guru melakukan tanya jawab tentang sumber daya alam untuk mengetahui kemampuan awal siswa

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran


(32)

 Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok

 Siswa diajak untuk mengamati sumber daya alam dan kegiatan ekonomi yang ada di sekitar sekolah

 Siswa mencatat hal-hal yang penting yang dijumpai

 Guru memberikan tambahan penjelasan

 Siswa mendiskusikan sumber daya alam yang telah mereka jumpai tadi, diskusi dilaksanakan di dalam kelas

 Siswa membacakan hasildiskusi kelompok secara bergantian

 Kegiatan Akhir

 Dengan bimbingan guru siswa menarik kesimpulan pembelajaran

 Evaluasi

 Salam

 Alat, Bahan dan Sumber Belajar

 Kurikulum IPS Kelas IV, KTSP

 Buku IPS Kelas IV, Pusat Perbukuan Depdiknas

 Buku IPS Kelas IV, Ganeca

 Lingkungan sekitar

 Penilaian

 Bentuk Penilaian. o Tes Tulis

 Instrumen Penilaian

o Soal

1. Apa yang dimaksud dengan Negara agraris?

2. Apa yang dimaksud dengan kegiatan ekonomi di bidang pertanian?

3. Siapa yang melaksanakan usaha perkebunan?

4. Apa nama badan usaha pemerintah yang mengelola perkebunan?

5. Sebutkan hasil-hasil perkebunan! o Kunci Jawaban

1. Negara yang sebagaian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani


(33)

3. Masyarakat 4. PTPN

5. Kopi, karet, kakao, the, lada dll o Pedoman Penskoran

Nilai maksimal = 100

Bobot Nilai per item soal = 20 Nilai = jumlah jawaban benar x 20

Bogor, 9 April 2009

Guru Kelas/ Peneliti

NUNUK PURWATI


(34)

Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS 2

Mata Pelajaran : IPS Kelas / Semester : IV / 2 Alokasi Waktu: 2 x 35 menit

Hari, Tanggal : Rabu, 15 April 2009

 Standar Kompetensi

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

 Kompetensi Dasar

Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya

 Indikator

Mendeskripsikan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang ada di sekitar lingkungan

 Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:

1. Menyebutkan sumber daya alam yang ada di daerahnya dengan benar 2. Menjelaskan aktivitas ekonomi yang terjadi di sekitar lingkungan dengan

benar

 Materi Ajar

Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi

 Metode Pembelajaran

 Ceramah

 Diskusi

 Kegiatan Pembelajaran

 Kegiatan Awal


(35)

 Apersepsi: guru melakukan tanya jawab tentang sumber daya alam untuk mengetahui kemampuan awal siswa

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

 Kegiatan Inti

 Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok

 Siswa diajak untuk mengamati sumber daya alam dan kegiatan ekonomi yang ada di sekitar sekolah ( kebun, sawah, peternakan )

 Siswa mencatat hal-hal yang penting yang dijumpai

 Guru memberikan tambahan penjelasan

 Siswa mendiskusikan sumber daya alam yang telah mereka jumpai

 Siswa membuat laporan hasil pengamatan

 Kegiatan Akhir

 Dengan bimbingan guru siswa menarik kesimpulan pembelajaran

 Evaluasi

 Salam

 Alat, Bahan dan Sumber Belajar

 Kurikulum IPS Kelas IV, KTSP

 Buku IPS Kelas IV, Pusat Perbukuan Depdiknas

 Buku IPS Kelas IV, Ganeca

 Lingkungan sekitar

 Penilaian

 Bentuk Penilaian. o Tes Tulis

 Instrumen Penilaian

o Soal

1. Binatang apa sajakah yang termasuk binatang ternak? 2. Apa yang dimaksud dengan kegiatan peternakan?

3. Sebutkan nama penyakit yang menyerang hewan ternak! 4. Sebutkan hasil-hasil pertanian!

5. Sebutkan hasil-hasil perkebunan! o Kunci Jawaban


(36)

2. kegiatan yang dilakukan melalui memelihara, merawat, dan membersihkan, memberi makan hewan

3. Flu burung, antrax

4. padi, jagung, kedelai, sayuran 5. Kopi, karet, lada, cengkeh o Pedoman Penskoran

Nilai maksimal = 100

Bobot Nilai per item soal = 20 Nilai = jumlah jawaban benar x 20

Bogor, 15 April 2011 Guru Kelas/ Peneliti

NUNUK PURWATI


(37)

Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SIKLUS 3

Mata Pelajaran : IPS Kelas / Semester : IV / 2 Alokasi Waktu: 2 x 35 menit

Hari, Tanggal : Rabu, 22 April 2009

 Standar Kompetensi

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

 Kompetensi Dasar

Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya

 Indikator

Mendeskripsikan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam yang ada di sekitar lingkungan

 Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:

1. Menyebutkan sumber daya alam yang ada di daerahnya dengan benar 2. Menjelaskan aktivitas ekonomi yang terjadi di sekitar lingkungan dengan

benar

 Materi Ajar

Sumber Daya Alam dan Kegiatan Ekonomi

 Metode Pembelajaran


(38)

 Diskusi

 Kegiatan Pembelajaran

 Kegiatan Awal

 Salam, Absensi

 Apersepsi: guru melakukan tanya jawab tentang sumber daya alam untuk mengetahui kemampuan awal siswa

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

 Kegiatan Inti

 Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok

 Siswa diajak untuk mengamati kegiatan ekonomi yang ada di pasar

 Siswa mencatat hal-hal yang penting yang dijumpai

 Guru memberikan tambahan penjelasan

 Siswa mendiskusikan sumber daya alam dan kegiatan ekonomi yang telah mereka jumpai tadi, diskusi dilaksanakan di dalam kelas

 Guru melakukan tanya jawab

 Kegiatan Akhir

 Dengan bimbingan guru siswa menarik kesimpulan pembelajaran

 Evaluasi

 Salam

 Alat, Bahan dan Sumber Belajar

 Kurikulum IPS Kelas IV, KTSP

 Buku IPS Kelas IV, Pusat Perbukuan Depdiknas

 Buku IPS Kelas IV, Ganeca

 Lingkungan sekitar

 Penilaian

 Bentuk Penilaian. o Tes Tulis

 Instrumen Penilaian

o Soal

1. Apa yang dimaksud dengan pasar?

2. Apa saja yang dapat kamu temui di pasar ?

3. Sebutkan hasil pertanian yang kamu dapat jumpai di pasar? 4. Sebutkan hasil peternakan yang kamu jumpai di pasar?


(39)

5. Sebutkan hasil-hasil perkebunan! o Kunci Jawaban

1. Tempat bertemunya penjual dan pembeli 2. bahan makanan, buah-buahan, dll

3. beras, tepung, sayur mayur 4. telur, daging

5. teh, kopi, lada

o Pedoman Penskoran Nilai maksimal = 100

Bobot Nilai per item soal = 20 Nilai = jumlah jawaban benar x 20

Bogor, 22 April 2011 Guru Kelas/ Peneliti

NUNUK PURWATI


(40)

Lampiran 4

REKAPITULASI HASIL BELAJAR PERSIKLUS

NO NAMA SISWA NILAI

SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3

1 AHMAD SUBADAR 60 70 80

2 MURSIDI 50 65 70

3 A. AZIZ 55 60 70

4 BAHRUL 70 75 75

5 CATI YOFA O. 75 80 80

6 ALIWANI 80 85 85

7 ALI SUAEDI 65 65 70

8 MIFTAHUL 60 60 60

9 MAS HUDI 65 65 65

10 NURAELI 50 60 60

11 ROFIKA 40 65 75

12 RIFQI MUBAROK 55 65 70

13 YULI FATIMAH 75 75 75

14 HAFIFAH DWI Y 60 70 70

15 ANDI KRISWANTO 75 75 75

16 DAFIT GAJALI 80 85 90

17 EEN WAHYUDI 70 70 75

18 M. FAISEH 60 60 70

19 FIRDA LUSIANA 60 75 75

20 HEMAS RISKI 65 65 65

21 IKEMATUL 45 55 65

22 LAYINWARDA 50 65 65

23 MAHRUS ALI 55 55 55

24 MUH RIZAL 70 70 70

25 RISKA ALFIA 70 70 70

26 SITI FAISAH 65 65 65


(41)

28 SRI WAHYUNI 60 70 70

29 WIDIA USNUL M. 65 65 65

30 ZAENAL ARIFIN 40 60 60

RATA-RATA KELAS 61,67 67,83 70,33

Lampiran 5

Format Kesedian sebagai Teman Sejawat dalam

Penyelenggaraan PKP

Kepada

Kepala UPBJJ Bogor Di Bogor

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa : Nama : BAHDER JOHAN, S.Pd.

NIP : 19630521 198303 1 007

Tempat Mengajar : SDN Kedunghalang 3 Alamat Sekolah : Jl. Pesantren

Telepon :

-Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PKP atas nama :

Nama : Marliana NIM : 814091638 Program Studi : S1 PGSD

Tempat Mengajar : SDN Cumedak 03 Alamat Sekolah : Sumberjambe Jember Telepon :

-Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.


(42)

Mengetahui, Kepala Sekolah

DASUKI,S.Pd

NIP.19630201 198305 1 002

Teman Sejawat,

BAHDER JOHAN, S.Pd.

NIP. 19630521 198303 1 007

Lampiran 6 SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : NUNUK PURWATI

NIM : 814 091 638

UPBJJ-UT : BOGOR

Menyatakan bahwa:

Nama : BAHDER JOHAN, S.Pd.

Tempat Mengajar : SDN CUMEDAK 03 SUMBERJAMBE

Guru Kelas : V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, 9 April 2011

Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan


(43)

BAHDER JOHAN, S.Pd.

NIP. 19630521 198303 1 007

NUNUK PURWATI

NIM. 814 091 638

Lampiran 7 SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : NUNUK PURWATI

NIM : 814 091 638

UPBJJ-UT : BOGOR

Menyatakan bahwa:

Nama : BAHDER JOHAN, S.Pd.

Tempat Mengajar : SDN KEDUNGHALANG 3

Guru Kelas : V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, 15 April 2011

Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan


(44)

BAHDER JOHAN, S.Pd.

NIP. 19630521 198303 1 007

NUNUK PURWATI

NIM. 814 091 638

Lampiran 8 SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : NUNUK PURWATI

NIM : 814 091 638

UPBJJ-UT : BOGOR

Menyatakan bahwa:

Nama : BAHDER JOHAN, S.Pd.

Tempat Mengajar : SDN KEDUNGHALANG 3 BOGOR

Guru Kelas : V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, 22 April 2011

Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan


(45)

BAHDER JOHAN, S.Pd.

NIP. 19630521 198303 1 007 NIM. 814 091 638NUNUK PURWATI

Lampiran 9

DATA KEADAAN SISWA KELAS IV TAHUN PELAJARAN 2010-2011 SD NEGERI KEDUNGHALANG 3

NO NAMA SISWA L/P ALAMAT

1 AHMAD SUBADAR L BOGOR

2 MURSIDI L BOGOR

3 A. AZIZ L BOGOR

4 BAHRUL L BOGOR

5 CATI YOFA O. P BOGOR

6 ALIWANI L BOGOR

7 ALI SUAEDI L BOGOR

8 MIFTAHUL L BOGOR

9 MAS HUDI L BOGOR

10 NURAELI P BOGOR

11 ROFIKA P BOGOR

12 RIFQI MUBAROK P BOGOR

13 YULI FATIMAH P BOGOR

14 HAFIFAH DWI Y P BOGOR

15 ANDI KRISWANTO L BOGOR

16 DAFIT GAJALI L BOGOR

17 EEN WAHYUDI L BOGOR

18 M. FAISEH L BOGOR

19 FIRDA LUSIANA P BOGOR

20 HEMAS RISKI P BOGOR

21 IKEMATUL P BOGOR

22 LAYINWARDA P BOGOR

23 MAHRUS ALI L BOGOR

24 MUH RIZAL L BOGOR

25 RISKA ALFIA P BOGOR


(46)

27 SITI MUTMAINAH P BOGOR

28 SRI WAHYUNI P BOGOR

29 WIDIA USNUL M. P BOGOR


(1)

28 SRI WAHYUNI 60 70 70

29 WIDIA USNUL M. 65 65 65

30 ZAENAL ARIFIN 40 60 60

RATA-RATA KELAS 61,67 67,83 70,33

Lampiran 5

Format Kesedian sebagai Teman Sejawat dalam

Penyelenggaraan PKP

Kepada

Kepala UPBJJ Bogor Di Bogor

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :

Nama : BAHDER JOHAN, S.Pd.

NIP : 19630521 198303 1 007 Tempat Mengajar : SDN Kedunghalang 3 Alamat Sekolah : Jl. Pesantren

Telepon :

-Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PKP atas nama :

Nama : Marliana

NIM : 814091638

Program Studi : S1 PGSD

Tempat Mengajar : SDN Cumedak 03 Alamat Sekolah : Sumberjambe Jember

Telepon :

-Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.


(2)

Lampiran 6 SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : NUNUK PURWATI

NIM : 814 091 638

UPBJJ-UT : BOGOR

Menyatakan bahwa:

Nama : BAHDER JOHAN, S.Pd.

Tempat Mengajar : SDN CUMEDAK 03 SUMBERJAMBE Guru Kelas : V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, 9 April 2011 Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan


(3)

BAHDER JOHAN, S.Pd. NIP. 19630521 198303 1 007

NUNUK PURWATI NIM. 814 091 638

Lampiran 7 SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : NUNUK PURWATI

NIM : 814 091 638

UPBJJ-UT : BOGOR

Menyatakan bahwa:

Nama : BAHDER JOHAN, S.Pd. Tempat Mengajar : SDN KEDUNGHALANG 3 Guru Kelas : V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, 15 April 2011 Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan


(4)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : NUNUK PURWATI

NIM : 814 091 638

UPBJJ-UT : BOGOR

Menyatakan bahwa:

Nama : BAHDER JOHAN, S.Pd.

Tempat Mengajar : SDN KEDUNGHALANG 3 BOGOR Guru Kelas : V

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran,yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4904 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Bogor, 22 April 2011 Teman Sejawat Yang Membuat Pernyataan


(5)

BAHDER JOHAN, S.Pd.

NIP. 19630521 198303 1 007 NIM. 814 091 638NUNUK PURWATI

Lampiran 9

DATA KEADAAN SISWA KELAS IV TAHUN PELAJARAN 2010-2011 SD NEGERI KEDUNGHALANG 3

NO NAMA SISWA L/P ALAMAT

1 AHMAD SUBADAR L BOGOR

2 MURSIDI L BOGOR

3 A. AZIZ L BOGOR

4 BAHRUL L BOGOR

5 CATI YOFA O. P BOGOR

6 ALIWANI L BOGOR

7 ALI SUAEDI L BOGOR

8 MIFTAHUL L BOGOR

9 MAS HUDI L BOGOR

10 NURAELI P BOGOR

11 ROFIKA P BOGOR

12 RIFQI MUBAROK P BOGOR

13 YULI FATIMAH P BOGOR

14 HAFIFAH DWI Y P BOGOR

15 ANDI KRISWANTO L BOGOR

16 DAFIT GAJALI L BOGOR

17 EEN WAHYUDI L BOGOR

18 M. FAISEH L BOGOR

19 FIRDA LUSIANA P BOGOR

20 HEMAS RISKI P BOGOR

21 IKEMATUL P BOGOR

22 LAYINWARDA P BOGOR

23 MAHRUS ALI L BOGOR

24 MUH RIZAL L BOGOR

25 RISKA ALFIA P BOGOR


(6)