IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN SEPAKBOLA.

(1)

Jajang Permana, 2013

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP

HASIL PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

JAJANG PERMANA 0801451

JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Jajang Permana, 2013

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL

PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

Oleh Jajang Permana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Jajang Permana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Okteber 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau caralainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Jajang Permana, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

JAJANG PERMANA 0801451

IMPLEMENTASI PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP HASIL PEMBELAJARN SEPAKBOLA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Drs. Sucipto, M.Kes. NIP. 196106121987031002

Pembimbing II

Dr. Nuryadi, M.Pd. NIP. 197101171998021001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Drs. Mudjihartono, M.Pd. NIP. 196508171990011001


(4)

Jajang Permana, 2013

ABSTRACT

Jajang Permana. Title: The Implementation Of Tactical Aprroach To The Result Of Football Learning. Thesis of Health Physical Education and Recreation Program. Department of Physical Education. FPOK-UPI. Supervisor I: Drs. Sucipto, M.Kes. Supervisor II: Dr.Nuryadi, M.Pd.

This research focused on activities of football learning by using tactical approach. In football game which is taught to the student by using tactical approach gives contribution optimally to make the student easier in understanding and comprehending how to do the basic skills of passing and stopping the ball in football game. The problem of this research is whether the implementation of tactical approach can improve the result of football learning. The aim of this research is to know the influence of learning by using tactical approach to the result of football learning in SMP N 1 Majalaya. The writer uses Classroom Action Research (CAR) as the method of this research. The subject of this research is the seventh B grade studenst of SMP N 1 Majalaya which consists of 44 studenst. According to John Elliot (Wiriatmaja 2009:64), the design of CAR implemented through some stage in shaped of the cycles, those are : (1) Planning, (2) Implementation, (3) Observation, (4) Reflection. All of the stages all called cycle. The research instrument of this research is to analyze the skor format of the basic skills of passing and stoping.

The result of analysis and tabulation the data was obtained the conclusion that the student able to improve their skills in football learning in every cycles, and the development of the result of student learning was increasing every cycles. In the first cycles, there were 38,6 % of students followed the teaching and learning process with good categories, 27,3 % of students with sufficient categories, and 34,1 % of students with poor categories. In the second cycles, there were 56% of students followed the teaching and learning process with good categories, 31,8 % of students with sufficient categories, and 11,4 % of students with poor categories. From the data above, it can be concluded that tactical approach able to improve students skills of football game in the seventh grade in SMP N 1 Majalaya. As a recommendation of football learning process, it is suggested to use tactical approach.


(5)

Jajang Permana, 2013

ABSTRAK

Jajang permana. Judul: Implementasi Pendekatan Taktis Terhadap Hasil Pembelajaran Sepakbola. Skripsi Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK-UPI. Pembimbing I: Drs. Sucipto, M.Kes. pembimbing II: Dr.Nuryadi, M.Pd.

Penelitian ini terfokus pada kegiatan pembelajaran sepakbola dengan mengunakan pendekatan taktis. dalam permainan sepakbola yang diajarkan kepada siswa dengan menggunakan pendekatan taktis memberikan kontribusi yang optimal untuk mempermudah siswa mengerti dan memahami bagaimana melakukan keterampilan dasar mengumpan dan menahan bola dalam permainan sepakbola. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah apakah implementasi pendekatan taktis dapat meningkatkan hasil pembelajaran sepakbola. Tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan taktis terhadap hasil pembelajaran sepakbola di SMP N 1 Majalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini siswa kelas VII B SMP N 1 majalaya berjumlah 44 orang. Desain PTK menurut John Elliott (Wiriatmaja 2009: 64) dilaksanakan melalui beberapa tahap yang berupa siklus, meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan (observasi), dan (4) refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan suatu putaran yang disebut siklus. Instrumen penelitian yang digunakan adalah analisis format penilaian keterampilan gerak dasar passing dan stoping.

Hasil pengolahan dan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa siswa mengalami peningkatan dalam pembelajaran sepakbola di setiap siklus. Dimana perkembangan hasil belajar siswa di setiap siklusnya mengalami peningkatan. Siklus I siswa yang berhasil melakukan pembelajaran dengan kategori baik terdapat 38,6% ,siswa dengan kategori cukup 27,3%,dan siswa dengan kategori kurang 34,1%. Di siklus II siswa yang berhasil melakukan pembelajaran dengan kategori baik terdapat 56% ,siswa dengan kategori cukup 31,8%,dan siswa dengan kategori kurang 11,4%.. Sehingga dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan taktis dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa dalam pembelajaran permainan sepakbola pada siswa VII SMP N 1 Majalaya . Sebagai rekomendasi pada proses pembelajaran sepakbola sebaiknya menggunakan pendekatan taktis.


(6)

Jajang Permana, 2013

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPA TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 4

C.Rumusan Masalah ... 5

D.Cara Pemecahan Masalah ... 5

E. Batasan Masalah ... 5

F. Tujuan Penulisan ... 6

G.Manfaat Penulisan ... 6

H.Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 8

A.Kajian Pustaka ... 8

1. Pendidikan Jasmani ... 8

2. Pembelajaran... 10

3. Pendekatan Pembelajaran ... 16

4. Pendekatan Taktis ... 18

5. Sepakbola ... 21

6. Karakteristik Siswa SMP ... 28

7. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas... 30

B.Kerangka Pemikiran ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34


(7)

Jajang Permana, 2013

B.Desain Penelitian ... 35

C.Metode Penelitian ... 36

D.Langkah-langkah Penelitian ... 37

E. Insrumen Penelitian ... 41

F. Teknik Pengumpulan Data ... 43

G.Prosedur Pengolahan Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELIIAN ... 46

A.Deskripsi ... 46

B.Hasil Observasi Awal Pembelajaran permainan sepakbola di kelas VII SMP N 1 Majalaya ... 47

C.Hasil Pengelolaan dan Analisis Data ... 48

D.Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

A.Kesimpulan ... 75

B.Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77 LAMPIRAN-LAMPIRN


(8)

Jajang Permana, 2013

DAFTAR TABEL

TABEL

2.1 Pendekatan Taktis untuk mengajar permainan ... 20 2.2 Masalah Taktis,Gerak, dan Keterampilan-Keterampilam dalam

sepakbola ... 24 2.3 Tingkat kerumitan Taktik untuk sepakbola ... 25 4.1 Hasil Observasi Awal Data Pelaksanaan Tes Ketermpilan Bermain

Dalam Pembelajaran Sepakbola ... 49 4.2 Data pelaksanaan tes keterampilan bermain dalam

pembelajaran sepakbola pada siklus I ... 51

4.3 Data pelaksanaan tes keterampilan bermain dalam

pembelajaran sepakbola pada siklus II ... 53 4.4 Perkembangan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran sepakbola

dengan menggunakan pendekatan taktis di setiap siklusnya ... 71 4.5 Diagram Perkembangan Hasil Belajar Siswa Dalam

Pembelajaran Sepakbola Dengan Menggunakan Pendekatan


(9)

Jajang Permana, 2013

DAFTAR GAMBAR

4.1 Menguasai bola ...58

4.2 Permainan 3 vs 3 ...61

4.3 Menguasai bola ...65

4.4 Permainan 4 vs 4 ...68


(10)

Jajang Permana, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan yang berkembang di Indonesia dilaksanakan oleh dua lembaga pendidikan yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama. Lembaga pendidikan tersebut adalah pendidikan formal yang dilaksanakan di sekolah dan pendidikan non formal yang dilaksanakan di luar sekolah. Salah Satu jenis pendidikan yang dilakukan dalam lingkungan sekolah adalah pendidikan jasmani, dimana pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh siswa sebagai sarana bagi siswa dalam mengembangkan potensi diri dan untuk merubah tingkah laku serta menjadikan manusia seutuhnya.

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh. Selaras dengan itu menurut Cholik dan Lutan (1995/1996) menjelaskan bahwa:

Pendidikan jasmani adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memper oleh pertumbuhan jasmani, kesehatan, dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.

Pendidikan jasmani sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun dalam pelaksanaannya pengajaran pendidikan jasmani berjalan belum efektif seperti yang diharapkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tradisional. Model pembelajaran pendidikan jasmani tidak harus terpusat pada guru tetapi pada siswa. Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan serta sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan


(11)

2

Jajang Permana, 2013

model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh guru yang hendak mengajar pendidikan jasmani.

Dalam usaha untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani maka kurikulum pembelajaran yang diterapkan di sekolah memiliki peranan penting untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Kurikulum merupakan landasan dalam melakukan proses pembelajaran, Beauchamp (1975) (Sukmadinata, 2008:39) menjelaskan bahwa “Kurikulum sebagai seperangkat pernyataan yang saling terkait, yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, dengan cara menegaskan hubungan diantara unsur-unsurnya, memberikan pegangan bagaimana pengembangan, penggunaan dan evaluasinya”. Oleh karena itu pengembangan kurikulum pendidikan jasmani harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan juga keadaan sekolah, selain itu juga dalam menetapkan kurikulum pembelajaran harus sesuai dengan landasan dan prinsip-prinsip pengembangannya, Sukmadinata (2008:39) menjelaskan bahwa:

Praktek kurikulum dikembangkan dari teori kurikulum dan pengembangan teori kurikulum lebih luas dari praktek kurikulum. Pengembangan teori berkenaan dengan pengembangan konsep, prinsip, kaidah, model, prosedur di dalam profesi pendidikan, sebab teori kurikulum merupakan bagian dari teori pendidikan.

Dalam kurikulum pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan di sekolah, ada berbagai jenis pembelajaran yang diajarkan kepada siswa sebagai sarana untuk meningkatkan mutu intelektual dan jasmaniah peserta didik. Materi pembelajaran pendidikan jasmani yang dikembangkan dalam kurikulum pembelajaran di sekolah dan harus diikuti oleh siswa antara lain adalah materi pelajaran atletik, kebugaran jasmani, kesehatan dan olahraga permainan.

Jenis olahraga permainan sepakbola merupakan bagian dari materi pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah, akan tetapi tidak semua jenis olahraga permainan merupakan materi wajib yang diajarkan kepada siswa dan tercantum dalam kurikulum pendidikan jasmani di sekolah. Ada pun materi olahraga permainan yang sering diajarkan di sekolah, khususnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah sepakbola, bolavoli, bolabasket, sepakbola,


(12)

3

Jajang Permana, 2013

bulutangkis dan tenis meja. Sedangkan jenis olahraga permainan yang lainnya jarang dan bahkan tidak diajarkan di sekolah sebagai materi pembelajaran karena keterbatasan sarana dan prasarana.

Permainan sepakbola merupakan salahsatu bagian dari pendidikan jasmani, permainan sepakbola sendiri merupakan salah satu materi pembelajaran yang sangat disenangi oleh para siswa. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya permainan sepakbola yang diperlukan adalah siswa memperoleh berbagai keterampilan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai keterampilan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat memiliki pengetahuan pemahaman terhadap gerak manusia. Jadi pada hakikatnya penguasaan gerak dasar permainan sepakbola dalam penjas memberikan nilai-nilai positif yang dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-harinya. Artinya antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor terdapat satu keterkaitan yang sangat erat dan secara otomatis saling mempengaruhi satu sama lain.

Namun pelaksanaan pembelajaran permainan sepakbola di sekolah pada kenyataanya masih menggunakan metode lama, yaitu mengajarkan teknik permainan sepakbola dengan metode teknis atau drill. Namun pada kenyataannya siswa kurang antusias dan cenderung tidak menyukai permainan sepakbola walaupun pengulangan gerak dasar tersebut dilakukan terus menerus. Hal ini berakibat pada menurunnya tingkat berpartisipasi aktif yang menurun dalam proses pembelajaran permainan sepakbola.

Untuk itu perlu dilakuakan penelusuran mendalam mengenai permasalahan tersebut dapat terjadi dan bagaimana menanggulanginya. Salah satunya dengan menerapkan pendekatan taktis yang cenderung lebih menarik dan membuat siswa antuasias dalam pembelajaran permainan sepakbola. Proses pembelajaran permainan sepakbola di sekolahakan efektif jika pada pelaksanaannya dengan aktivitas bermain dan prosesnya melalui permainan sederhana yang mendekati kepada permainan aslinya dengan menggunakan pendekatan taktis.

Model pendekatan taktis adalah sebuah model yang menekankan kepada proses game-drill-game atau dapat diartikan sebagai pendekatan permainan,


(13)

4

Jajang Permana, 2013

sehingga dengan menggunakan pendekatan taktis akan memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran permainan sepakbola . Pendekatan taktis yang dimaksud adalah pendekatan yang sesuai dengan karakteristik kesulitan bermain sepakbola dan karakteristik keragaman tingkat keterampilan yang dimiliki oleh siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis ingin melakukan penulisan dengan judul “Implementasi pendekatan taktis terhadap hasil pembelajaran sepakbola”.

B.Identifikasi Masalah

Aktivitas belajar siswa di SMP N 1 Majalaya dalam mengikuti proses pembelajaran penjas, khusunya pembelajaran permainan sepakbola sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek, salah satunya adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan. Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan taktis yang merujuk pada pengulangan tugas gerak secara terus menerus tanpa mengaplikasikannya dalam permainan sederhana atau menyerupai permainan sesungguhnya maka pembelajaran ini akan membosankan. Hal ini berakibat pada aspek psikologi siswa yang merasa bosan dan jenuh serta yang pada akhirnya tidak tercapainya tujuan pembelajaran atau dengan kata lain gerak dasar permainan sepakbola menurun. Selain itu juga sebagai akibat dari tidak terlaksananya permainan sederhana tersebut maka siswa tidak dapat mengetahui fungsi dan peran gerak dasar yang dipelajari dalam permainan sepakbola sesungguhnya atau modifikasi.

Dari berbagai identifikasi masalah yang di kemukakan di atas maka penulis mencoba menerapkan pendekatan taktis bertujuan untuk memecahkan masalah yang muncul dalam proses pembelajaran permainan sepakbola di SMP N 1 Majalaya, terutama permasalahan pemahaman peraturan permainan melalui permaianan sederhana, peningkatan penguasaan gerak dasar permainan sepakbola, motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta modifikasi peralatan dan perlengkapan pembelajaran permainan sepakbola.


(14)

5

Jajang Permana, 2013

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: “bagaimana implementasi pendekatan taktis dapat meningkatkan hasil pembelajaran sepakbola di SMP N 1 Majalaya?” D.Cara Pemecahan Masalah

Yang jadi masalah dalam penulisan ini adalah kurangnya penguasaan gerak dasar permainan sepakbola siswa SMP N 1 Majalaya yang diakibatkan pembelajaran yang kurang menarik. Penulis berupaya memecahkan permasalahan tersebut di atas dengan menerapkan model pendekatan taktis yang menekankan kepada proses game-drill-game sehingga dengan menggunakan pendekatan taktis akan memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran permainan sepakbola dan diduga dapat meningkatkan pula gerak dasar permainan sepakbolanya. Pendekatan taktis yang dimaksud adalah pendekatan yang sesuai dengan karakteristik kesulitan bermain sepakbola dan karakteristik keragaman tingkat keterampilan yang dimiliki oleh siswa.

E.Batasan Masalah

Untuk menghindari berbagai penafsiran yang terlalu luas dan supaya masalah yang di bahas tidak menyimpang dari masalah yang sebenarnya, maka penulis membatasi penulisan sebagai berikut:

1. Pendekatan pembelajaran yang penulis gunakan adalah pendekatan pembelajaran taktis dalam permainan sepakbola.

2. Permasalahan yang diteliti dalam penulisan ini adalah bagaimana pendekatan taktis dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam pembelajaran permainan sepakbola sehingga diharapkan dapat terjadi penigkatan gerak dasar permainan sepakbola.

3. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa di kelas VII B SMP N 1 Majalaya berjumlah 44 orang.

4. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SMP N 1 Majalaya.

5. Gerak dasar yang diajarkan dalam penelitian ini adalah stop ball (menahan bola) dan passing (mengoper bola).


(15)

6

Jajang Permana, 2013

F. Tujuan Penulisan

Dalam suatu penulisan tentunya harus memiliki tujuan yang jelas dan tepat, sehingga dapat memberikan solusi, informasi dan hasil penulisan yang benar. Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu : ”Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran dengan menggunakan pendekatan taktis terhadap hasil pembelajaran sepakbola di SMP N 1 Majalaya.”

G.Manfaat Penulisan

Berdasarkan permasalahan penulisan yang telah diuraikan, maka penulis berharap penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan informasi yang dibutuhkan oleh guru untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran permainan sepakbola yang merupakan jenis olahraga permainan yang digemari siswa,sehingga siswa dapat merasa senang selama proses pembelajaran dan agar siswa dapat meningkatkan gerak dasar permainan sepakbola.

H.Definisi Konseptual

Dalam menafsirkan sesuatu istilah seseorang sering kali berbeda-beda pendapat supaya tidak menimbulkan kekeliruan dan mengaburkan pengertian. Maka dari itu untuk menghindari berbagai penafsiran dalam penulisan judul dan isinya penulis menggunakan beberapa istilah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Menurut Toto Subroto (2001: 4-5) tujuan pendekatan pembelajaran permainan melalui pendekatan taktis ini bagi siswa diantaranya (1)untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat sesuai dengan masalah atau situasi dalam permainan.(2) memberikan kemampuan penguasaan bermain melalui keterkaitan antara taktik permainan dengan perkembangan keterampilan, (3) memberikan kesenangan dalam beraktifitas, dan (4) memecahkan masalah-masalah dan membuat keputusan dalam bermain.

2. PembelajaranMenurut Ruhimat (2009:120) pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar. Oleh sebab itu pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang komplek karena di dalamnya terdapat beberapa unsur yang harus terpenuhi,


(16)

7

Jajang Permana, 2013

unsur tersebut diantaranya adalah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan, media sebagai alat untuk menyampaikan materi, ruang sebagai tempat terlaksananya pembelajaran.

3. Menunrut Sucipto dkk (2000:7) sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dengan seorang penjaga gawang,yang dimainkan dengan menggunakan kaki, kecuali penjaga gawang yang boleh menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya”


(17)

Jajang Permana, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi Dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penulis melaksanakan penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan penulis. Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Majalaya yang beralamat di Jl. Babakan Majalaya Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Majalaya. Objek penelitian ini yaitu kelas VII yang berjumlah 44 siswa. Peneliti memilih kelas tersebut sebagai objek penelitian karena kelas VII sebagai subyek penelitian dilandasi atas pertimbangan bahwa permasalahan dalam penelitian ini ditemukan di kelas VII karena hasil pembelajaran sepakbola di kelas ini masih di bawah nilai KKM.

PTK ini dilaksanakan dengan menggunakan dua siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dalam permainan sepakbola dengan menggunakan pendekatan taktis. PTK dimulai dengan melaksanakan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu (a) Perencanaan; (b) Tindakan; (c) Pengamatan dan (d) refleksi untuk mengetahui hasil belajar siswa serta melihat kekurangan dan hambatan yang terjadi selama pembelajaran siklus satu.

Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilakukan pada siklus pertama tersebut maka peneliti menentukan rencana kegiatan untuk siklus kedua. Kegiatan pada siklus kedua tidak jauh berbeda dengan kegiatan siklus pertama, akan tetapi pada kegiatan di siklus dua diberikan beberapa tambahan perbaikan dari tingkat terdahulu yang bertujuan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan pada siklus pertama. Jika pada siklus kedua masih terdapat permasalahan, maka dilanjutkan ke siklus tiga dengan memfokuskan kepada permasalahan yang terjadi pada siklus dua, agar peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat apakah siswa telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam hasil pembelajaran.


(18)

35

Jajang Permana, 2013

B.Desain penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain PTK model John Elliott. Adapun desain penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar3.1

Desain PTK Model John Elliott (Wiriatmaja 2009: 64) Ide Awal

Temuan dan Analisis

Perencanaan Umum Siklus 1 Tindakan 1, 2, dan 3

Monitoring Implementasi dan Efek

Implementasi Siklus III Tindakan 1, 2, dan 3 Perbaikan Perencanaan:Siklus

III Tindakan 1, 2, dan 3 Revisi Perencanaan Umum Penjelasan kegagalan tentang

Implementasi

Monitoring Implementasi dan Efek

Implementasi Siklus II Tindakan 1, 2, dan 3 Perbaikan Perencanaan: Siklus II Tindakan 1, 2, dan 3

Revisi Perencanaan Umum Implementasi Siklus 1

Tindakan 1, 2, dan 3

Penjelasan Kegagalan tentang Implementasi Monitoring Implementasi


(19)

36

Jajang Permana, 2013

Desain PTK dilaksanakan melalui beberapa tahap yang berdaur berupa siklus, meliputi: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan (observasi), dan (4) refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan suatu putaran yang disebut siklus. Adapun tahap-tahap penelitiannya sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini guru harus merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan terhadap hasil atau tujuan yang diinginkan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap pelaksanaan ini guru sebagai peneliti, melaksanakan tindakan yang sebelumnya telah direncanakan untuk dilaksanakan sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan terhadap hasil atau tujuan yang diinginkan.

3. Tahap Pengamatan (observasi)

Pada tahapan ini, guru sebagai peneliti mengamati semua hal yang terjadi dan mengamati hasil atau dampak dari tindakan-tindakan yang diberikan selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Tahap Refleksi

Refleksi adalah proses berpikir untuk melihat kembali aktivitas yang sudah dilakukan untuk mencari solusi berdasarkan hasil observasi di kelas pada saat pembelajaran berlangsung. Pada tahapan refleksi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menemukan, mengkaji, menganalisa, dan merenungkan kembali hasil pembelajaran darisetiap tindakan. Hasil refleksi ini dilakukan untuk perbaikan terhadap rencana awal.

C.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode PTK atau class room action research sebagai cara untuk menjawab permasalahan yang ada. Menurut Arikunto (2008:3) menjelaskan bahwa: “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.”

Penelitian tindakan (Action research) bertujuan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah-masalah melalui penerapan-penerapan langsung di kelas atau di tempat kerja. Dalam penelitian tindakan (action research)tidak hanya terbatas pada ruang kelas saja, melainkan dimana saja guru bekerja atau mengajar. Action research juga berarti peneitian yang bersifat partisipatif dan kolaboratif. Maksudnya, penelitian dilakukan oleh sendiri oleh yang berkepentingan, yaitu si peneliti, dan diamati bersama rekan-rekannya.


(20)

37

Jajang Permana, 2013

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bukan sekedar mengajar, tetapi mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran kritis untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan proses pembelajaran. Mcniff (1992:1) yang dikutip oleh Supardi (2008:102) menjelaskan bahwa: “...PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, meningkatkan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya.” Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksaaan tugasnya secara professional.

D.Langkah- langkah penelitian 1. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan menurut Sukmadinata (2008:140) adalah:

Suatu pencarian sistematik yang dilakukan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam pengumpulan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan yang dihadapi, untuk kemudian menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan

Pelaksanaan tindakan meliputi siapa yang melakukan, kapan, di mana, dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.

Arikunto (2010:131) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perencanaan atau planning. 2. Tindakan atau acting.

3. Pengamatan atau observing dan 4. Refleksi atau reflection.

Atas dasar itulah maka upaya pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tindakan yaitu :


(21)

38

Jajang Permana, 2013

a. Pengamatan (observing), yaitu guru dan peneliti mengamati (mencatat) proses pembelajaran permainan sepakbola di SMP N 1 Majalaya kelas VII B. Ini bertujuan untuk mengetahui minat dan motivasi serta kendala pada saat mempelajari permainan sepakbola serta pemahaman dan kemampuan awal melakukan gerakan dalam permaianan atau teknik dasar dalam permainan sepakbola.

b. Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan penelitian(planning), yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran keterampilan permainan sepakbola.

c. Menerapkan skenario pembelajaran (acting), yaitu peneliti dan guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil yang telah dilakasanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan serta perubahan perilaku siswa dalam proses belajarnya untuk dapat menguasai keterampilan teknik dasar dalam permainan sepakbola.

2. Rencana Tindakan

Rencana tindakan merupakan, gambaran tentang langkah-langkah riil yang akan dilakukan dalan tindakan (Arikunto 2008:39). Agar diperoleh data yang diperlukan, maka kehadiran peneliti dalam kegiatan yang dilakukukan oleh subjek penelitian. Dalam hal ini peneliti hadir dua kali dalam setiap minggunya. Dalam penelitian ini kehadiran peneliti sebagai guru dalam pembelajaran keterampilan dasar passing dalam sepakbola. Peneliti berusaha untuk mengamati kegiatan subjek penelitian dalam pembelajarnnya yang dilaksanakan dalam pembelajaran di lapangan.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama berlangsungnya pembelajaran keterampilan dasar passing dalam sepakbola, maka peneliti menentukan langkah-langkah siklus penelitian tindakan, diantaranya: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi.


(22)

39

Jajang Permana, 2013

a. Perencanaan Tindakan

Di dalam perencanaan kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu:

1) Peneliti membuat sekenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran taktis dalam permainan sepakbola

2) Peneliti membuat lembar observasi yaitu:

- Sebuah catatan kosong yang bertujuan untuk melihat dan mengamati bagaimana kondisi belajar mengajar di lapangan ketika model pembelajaran tersebut diterapkan.

- Jurnal harian yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data dimana peneliti mencatat segala aspek pembelajaran dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran.

3) Peneliti berusaha menentukan alat bantu megajar dengan menggunakan bola. Corong pembatas, gawang, stop wach, lapangan sepakbola.

4) Mendesain dua alat evaluasi. Alat peneliti mendesain alat evaluasi, karena disamping mengobservasi di lapangan, bagi peneliti juga sangat penting dan bahkan digunakan sebagai acuan dalam pembelajaran itu sendiri dan peneliti mengamati dari alat evaluasi tersebut, maka, 1) apakah kesalahan siswa dalam menggunakan keterampilan bermain sepakbola sudah dapat dimaksimalkan? Serta, 2) Apakah mereka mampu menggunakan model pendekatan taktis tersebut dalam bermain sepakbola.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru yang terlibat dalam penelitian tindakan. Langkak-langkah peneliti dalam pelaksanaan tindakan adalah sebagai berikut :

1) Peneliti menetapkan variasi bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dalam pembelajaran permaianan sepakbola yang telah dirancang dalam satuan pengajaran (skenario pembelajaran).

2) Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa yang belajar.


(23)

40

Jajang Permana, 2013

3) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

c. Observasi

Pada saat pembelajarn berlangsung peneliti mengamati, memahami, melihat, apa yang didengar, diucapkan oleh perkataan, maka langkah-langkah peneiti untuk mengumpulkan data, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Obsevasi langsung, yaitu obsevasi yang dilkukan dimana observer berada bersama objek yang diselidiki. Misalnya, observasi dan sekenario pembelajaran.

2) Observasi tidak langsung, yaitu obsevasi atau pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa yang akan diteliti. Misalnya, berupa dokumentasi dan catatan lapangan.

Dari kedua teknik tersebut ada beberapa teknik observasi yang peneliti gunakan yaitu:

- Obsevasi terbuka, yaitu proses pengamatan yang dilakukan melalui penstrukturan perekaman data dalam bentuk kategori pembelajaren.

- Obsevasi terfokus, yaitu proses pengamatan yang diarahkan kepada kategori prilaku pembelajaran yang dikehendaki.

- Observasi terstruktur, yaitu proses pengamatan yang digunakan untuk memotret sejauh mana siswa tidak terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran.

- Observasi sistematis, yaitu proses pengamatan yang mengandakan pengamatan kategori-kategori yang relatif rinci.

d. Analisis dan Refleksi

Pelaksanaan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan sepakbola yang dilakukan oleh peneliti sendiri telah menghasilkan beberapa peristiwa atau kejadian dalam pembelajaran dalam bentuk data-data. Berdasarkan data yang terkumpul ini kemudian dilakukan analisis, analisis dilakukan sejak awal dan


(24)

41

Jajang Permana, 2013

mencakup setiap aslpek kegiatan penelitian (Mulyasa, 2010:70). Berdasarkan analisis data kemudian peneliti melakukan refleksi atau perbaikan untuk rencana untuk tindakan berikutnya.

E.Instrumen penelitian

Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran sepakbola menggunakan pendekatan taktis, dilakukaan dengan cara observasi langsung dilapangan saat kegiatan pembelajaran, pemberian tes hasil belajar terhadap siswa dan guru.

Dalam penelitian ini, peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama (humant intsrument) yang terjun langsung kelapangan serta berusaha mengumpulkan sendiri informasi yang diperlukan. Instrumen penelitian selama kegiatan penelitian berlangsung:

1.Peneliti membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) sebagai pedoman untuk mengajar sebagai pedoman untuk mengajar dengan menggunakan pendekatan taktis dalam pembelajaran sepakbola dari mulai pemanasan, inti hingga pendinginan/penutup.

2.Peneliti membuat analisis format penilaian keterampilan gerak dasar passing dan stopping/ menghentikan bola, serta membuat lembar observasi yang bertujuan untuk melihat, mengamati dan mengetahui segala sesuatu hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran yaitu berisi item-item tentang kejadian yang digambarkan ketika berlangsungya penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran sepakbola.

Contoh penilaian dalam penelitian ini :

Kriteria penskoran format observasi psikomotor. a. Skor 10 jika siswa pernah melakukan dua indikator.

b. Skor 5 jika siswa pernah melakukan salah satu dari indikator. c. Skor 0 jika siswa tidak pernah melakukan indikator.


(25)

42

Jajang Permana, 2013

Keterangan:

Siswa yang mendapat skor 10 (Baik) Siswa yang mendapat skor 5 (cukup) Siswa yang mendapat skor 0 (kurang)

No Nama Siswa

Aspek yang Dinilai Psikomotor

Passing Bola Stoping/menahan bola

Jumlah Berhasil TdkBerhasil Berhasil TdkBerhasil

Cara penskoran : Jika tanda √ pada kolom “Berhasil” diberi skor 5 Jika tanda √ pada kolom :Tidak Berhasil” diberi skor 0

3. Menyiapkan peralatan dokumentasi yaitu kamera digital sebagai pelengkap dalam mengumpulkan data, dan merekam setiap kegiatan yang dilakukan F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak hanya satu, akan tetapi menggunakan multi teknik atau multi instrumen. Menurut Walcott (1992) yang dikutip oleh Sukmadinata (2008:151-152) menjelaskan bahwa: “Ada tiga teknik pengumpulan data, yang disebutnya sebagai strategi pekerjaan lapangan primer, yaitu pengalaman, pengungkapan dan pengujian.”


(26)

43

Jajang Permana, 2013

a.Pengalaman

Pengalaman (experiencing) dilakukan dalam bentuk observasi, ada beberapa variasi bentuk observasi yang dapat dilakukan oleh peneliti, yaitu:

1. Observasi partisipatif, peneliti melakukan observasi sambil ikut serta dalam kegiatan yang sedang berjalan.

2. Observasi khusus, observasi dilakukan ketika peneliti melakukan tugas khusus, seperti memberikan bimbingan.

3. Observasi pasif, peneliti hanya bertindak sebagai pengumpul data dan mencatat kegiatan yang sedang berlangsung.

b. Pengungkapan

Pengungkapan (enquiring) dilakukan melalui wawancara, peneliti melakukan wawancara terhadap pihak-pihak terkait untuk mendapatkan data yang diperlukan. Strategi pengungkapan atau wawancara ada beberapa jenis, yaitu dengan cara pengukuran tes standar.

c. Pembuktian

Pembuktian (examining) dilakukan dengan mencari bukti-bukti dokumenter, seperti:

1. Dokumen arsip. 2. Jurnal.

3. Peta.

4. Audio dan video tape. 5. Catatan lapangan.

G.Prosedur Pengolahan Analisis Data

Proses pengolahan data seiring dengan proses pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk dari rancangan pengolahan data kualitatif, sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu analisis data pun dapat dilaksanakan bersamaan dengan pengolahan data di setiap selesainya satu tahap tindakan pembelajaran. Secara umum kegiatan pengolahan data dalam proses penelitian ini adalah:

1. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.

2. Membandingkan jumlah siswa yang mampu melakukan tugas gerak yang diberikan pada setiap siklus penelitian yang dilaksanakan.

3. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan catatan guru setelah dua siklus pembelajaran dilaksanakan.


(27)

44

Jajang Permana, 2013

Secara lebih detail, sebelum data diolah dan dianalisa ada beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

1) Pengolahan dan Kategorisasi Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan tes pengamatan penampilan bermain sepakbola dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan data ini, penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran sepakbola dilaksanakan dengan bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dikategorikan sebagai aktivitas siswa yaitu motivasi, pasrtisipasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran permainan sepak bola dengan menggunakan pendekatan taktis.

2) Validasi

Salah satu cara untuk melihat derajat keparcayaan suatu penelitian adalah dengan melihat validitas dan kredibilitas penelitian (Hidayat, 2008:103). Validitas menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil PTK.

Tahap validasi menurut Hopkins (1993) dalam rochiati (2005) yang dikutip oleh Hidayat (2008:107-109) terdiri dari:

(a) Dengan melakukan member check

Memeriksa kembali kerangka-kerangka atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber yang relevan dengan PTK (kepala sekolah, guru, teman sejawat, siswa, pegawai administrasi sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain) apakah kerangka atau informasi itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya dan data itu terperiksa kebenarannya.

(b) Melakukan validasi dengan triangulasi

Memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis dari si peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang guru sebagai peneliti,


(28)

45

Jajang Permana, 2013

sudut pandang siswa dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi.

(c) Dengan melakukan saturasi

Situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan atau tidak ada lagi tambahan data baru.

(d) Dengan cara menggunakan perbandingan atau dengan eksplanasi saingan atau kasus negatif

(e) Dengan audit trail

Memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti dan di dalam pengambilan keputusan. Selain itu peneliti juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau mitra peneliti. (f) Dengan expert opinion

Dengan meminta kepada orang yang dianggap ahli atau pakar penelitian tindakan kelas untuk memeriksa semua tahap penelitian dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah penelitian yang dikaji.

(g) Dengan key respondent revie

Key respondent revie yaitu meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti yang banyak mengerti tentang penelitian tindakan kelas, untuk membaca draf awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya.

3) Interpretasi

Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi yang dapat memberikan makna terhadap proses interpretasi data. Kerangka referensi ini dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya.


(29)

Jajang Permana, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pembelajaran sepakbola pada siswa kelas VII SMP N 1 Majalaya Kabupaten Bandung dengan menggunakan pendekatan taktis secara keseluruhan menunjukan hasil yang baik. Dengan menggunakan pendekatan taktis merangsang siswa untuk aktif bergerak dan berpikir kritis agar dapat memecahkan permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran aktivitas sepakbola.

Siswa yang pada awalnya tidak begitu mengerti dan paham mengenai pembelajaran aktivitas sepakbola dengan menggunakan pendekatan taktis pemahaman siswa akan permainan sepakbola semakin meningkat, begitu juga dengan keterampilan gerak dan teknik dasar serta keterampilan dalam bermain sepakbola. Siswa yang pada awalnya belum bisa melakukan teknik dasar dan keterampilan passing dan stopping dengan baik setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan taktis keterampilan teknik dasar siswa dapat meningkat.

Sehingga dari hasil pengelolaan dan analisa data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui implementasi pendekatan taktis dalam pembelajaran sepakbolat, hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola pada siswa kelas VII SMP N 1 Majalaya Kabupaten Bandung dapat meningkat.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran dengan model pendekatan taktis membuat siswa yang mengikuti pembelajaran sepakbola. Berdasarkan hal tersebut, disarankan bagi


(30)

76

Jajang Permana, 2013

para guru pendidikan jasmaniuntuk menggunakan pendekatan taktis dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran sepakbola.

2. Untuk meningkatkan hasil pembelajaran menjadi lebih optimal maka disarankan penelitian dilanjutkan dengan siklus berikutnya sampai semua siswa dapat meningkatkan hasil pembelajaran dalam pembelajaran sepakbola. 3. Bagi lembaga sekolah dan dinas pendidikan, perlu adanya publikasi dan


(31)

Jajang Permana, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Handoko, A. (2008). Sepakbola Tanpa Batas. Yogyakarta: Kanisius.

Hoedaya, Danu. (2001). Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran Bolabasket. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Husdarta, J.S. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : CV. Alfabeta Husdarta, Yudha M. Saputra. (2000). Belajar dan Pembelajaran. DEPDIKNAS. Juliantine, Tite, Toto Subroto dan Yudiana. (2010). Belajar dan Pembelajaran

Penjas. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Mahendra (2002) Pembelajaran Senam, Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Mulyasa, H.E. (2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Ruhimat, (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung FIP Universitas Pendidikan Indonesia

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Subroto, Toto. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga Di

Sekolah Dasar. DEPDIKNAS

Sucipto, dkk (2000). Sepakbola, Depdikbud, Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Suherman, Adang, (1999/2000), Dasar-Dasar Penjaskes, Depdikbud, Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara. Sukmadinata, Nana Syaodih. (2008). Metodelogi Penelitian Pendidikan.

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Supandi (1992) Strategi Belajar Mengajar Penjaskes, Depdikbud Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.


(32)

78

Jajang Permana, 2013

Syarifudin (1995) Azaz Falsafah Penjaskes, Depdikbud Universitas Terbuka, Jakarta.

Toho, Cholik M.Rusli, Lutan, Pendidikan Jasmani dan kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Wiraatmaja, Rochiat. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran


(1)

Secara lebih detail, sebelum data diolah dan dianalisa ada beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

1) Pengolahan dan Kategorisasi Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara dan tes pengamatan penampilan bermain sepakbola dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan data ini, penerapan pendekatan taktis dalam pembelajaran sepakbola dilaksanakan dengan bentuk-bentuk tugas gerak yang sistematis dikategorikan sebagai aktivitas siswa yaitu motivasi, pasrtisipasi siswa dalam melaksanakan pembelajaran permainan sepak bola dengan menggunakan pendekatan taktis.

2) Validasi

Salah satu cara untuk melihat derajat keparcayaan suatu penelitian adalah dengan melihat validitas dan kredibilitas penelitian (Hidayat, 2008:103). Validitas menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap proses dan hasil PTK.

Tahap validasi menurut Hopkins (1993) dalam rochiati (2005) yang dikutip oleh Hidayat (2008:107-109) terdiri dari:

(a) Dengan melakukan member check

Memeriksa kembali kerangka-kerangka atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari nara sumber yang relevan dengan PTK (kepala sekolah, guru, teman sejawat, siswa, pegawai administrasi sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain) apakah kerangka atau


(2)

45

sudut pandang siswa dan sudut pandang mitra peneliti yang melakukan pengamatan atau observasi.

(c) Dengan melakukan saturasi

Situasi pada waktu data sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan atau tidak ada lagi tambahan data baru.

(d) Dengan cara menggunakan perbandingan atau dengan eksplanasi saingan atau kasus negatif

(e) Dengan audit trail

Memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur yang digunakan peneliti dan di dalam pengambilan keputusan. Selain itu peneliti juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti atau mitra peneliti. (f) Dengan expert opinion

Dengan meminta kepada orang yang dianggap ahli atau pakar penelitian tindakan kelas untuk memeriksa semua tahap penelitian dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah penelitian yang dikaji.

(g) Dengan key respondent revie

Key respondent revie yaitu meminta salah seorang atau beberapa mitra

peneliti yang banyak mengerti tentang penelitian tindakan kelas, untuk membaca draf awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya.

3) Interpretasi

Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi yang dapat memberikan makna terhadap proses interpretasi data. Kerangka referensi ini dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pembelajaran sepakbola pada siswa kelas VII SMP N 1 Majalaya Kabupaten Bandung dengan menggunakan pendekatan taktis secara keseluruhan menunjukan hasil yang baik. Dengan menggunakan pendekatan taktis merangsang siswa untuk aktif bergerak dan berpikir kritis agar dapat memecahkan permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran aktivitas sepakbola.

Siswa yang pada awalnya tidak begitu mengerti dan paham mengenai pembelajaran aktivitas sepakbola dengan menggunakan pendekatan taktis pemahaman siswa akan permainan sepakbola semakin meningkat, begitu juga dengan keterampilan gerak dan teknik dasar serta keterampilan dalam bermain sepakbola. Siswa yang pada awalnya belum bisa melakukan teknik dasar dan keterampilan passing dan stopping dengan baik setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan taktis keterampilan teknik dasar siswa dapat meningkat.

Sehingga dari hasil pengelolaan dan analisa data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui implementasi pendekatan taktis dalam pembelajaran sepakbolat, hasil belajar siswa dalam pembelajaran sepakbola pada siswa kelas VII SMP N 1 Majalaya Kabupaten Bandung dapat meningkat.


(4)

76

para guru pendidikan jasmaniuntuk menggunakan pendekatan taktis dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran sepakbola.

2. Untuk meningkatkan hasil pembelajaran menjadi lebih optimal maka disarankan penelitian dilanjutkan dengan siklus berikutnya sampai semua siswa dapat meningkatkan hasil pembelajaran dalam pembelajaran sepakbola. 3. Bagi lembaga sekolah dan dinas pendidikan, perlu adanya publikasi dan


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Handoko, A. (2008). Sepakbola Tanpa Batas. Yogyakarta: Kanisius.

Hoedaya, Danu. (2001). Penerapan Pendekatan Taktis Dalam Pembelajaran

Bolabasket. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Husdarta, J.S. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung : CV. Alfabeta Husdarta, Yudha M. Saputra. (2000). Belajar dan Pembelajaran. DEPDIKNAS. Juliantine, Tite, Toto Subroto dan Yudiana. (2010). Belajar dan Pembelajaran

Penjas. Bandung: FPOK Universitas Pendidikan Indonesia.

Mahendra (2002) Pembelajaran Senam, Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Mulyasa, H.E. (2010). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Ruhimat, (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung FIP Universitas Pendidikan Indonesia

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Subroto, Toto. (2001). Pembelajaran Keterampilan dan Konsep Olahraga Di

Sekolah Dasar. DEPDIKNAS

Sucipto, dkk (2000). Sepakbola, Depdikbud, Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.


(6)

78

Syarifudin (1995) Azaz Falsafah Penjaskes, Depdikbud Universitas Terbuka, Jakarta.

Toho, Cholik M.Rusli, Lutan, Pendidikan Jasmani dan kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru.

Wiraatmaja, Rochiat. (2008). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran