PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN POLA KALIMAT DASAR BAHASA JEPANG.

(1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN POLA KALIMAT DASAR BAHASA JEPANG

(Uji coba pada siswa SMAN 15 Bandung kelas XI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh: Mia Mukarromah

0907302

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI


(2)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM

MENINGKATKAN PENGUASAAN POLA KALIMAT

DASAR BAHASA JEPANG

Oleh Mia Mukarromah

0907302

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Mia Mukarromah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Nama : Mia Mukarromah

NIM : 0907302

Judul : Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Round Table dalam Meningkatkan Penguasaan Pola Kalimat Dasar Bahasa Jepang

SK Dekan Nomor : 2255/UN40.3/DT/2013

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Mulyana Adimihardja, M.Ed Novia Hayati, S.Pd., M.Ed NIP. 194906301980031001 NIP. 197911062005012002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Dra. Neneng Sutjiati, M.Hum NIP. 196011081986012001


(4)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ROUND TABLE DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN POLA KALIMAT DASAR

BAHASA JEPANG”

Mia Mukarromah 0907302 ABSTRAKSI

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan kepada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 15, kesulitan yang dialami siswa dalam pembelajaran bahasa Jepang banyak ditemukan pada pemahaman kosakata dan pola kalimat. Kesulitan tersebut dikarenakan susunan pola kalimat bahasa Jepang berbeda dengan pola kalimat bahasa Indonesia. Selain itu siswa berpendapat bahwa metode pengajaran yang diberikan kurang menarik dan monoton, karena pada umumnya guru mengajarkan bahasa Jepang dengan metode konvensional (ceramah), sehingga siswa merasa jenuh dan bosan dalam belajar.

Oleh karena itu, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif round table pada pembelajaran pola kalimat dasar bahasa Jepang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui : (1) kemampuan penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif round table, (2) kemampuan penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif round table, (3) efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif round table dalam meningkatkan penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa, dan (3) tanggapan siswa mengenai pembelajaran pola kalimat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen murni (true experimental) dengan desain “Control Group Pre-test Post-test”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 15 Bandung, dan sampelnya adalah 30 orang siswa kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan 30 orang siswa kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Adapun instrumen penelitian ini adalah tes dan angket.

Hasil penelitian menunjukkan dari pengolahan data tes, diperoleh t hitung = 4.66 dengan db = 59 dan nilai t tabel = 2.68 (1%). Karena t hitung (4.66) > t tabel (2.68), maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja (Hk) diterima sedangkan hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan demikian hasil ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka model pembelajaran kooperatif round table efektif digunakan dalam pembelajaran pola kalimat dasar bahasa Jepang.

Hal tersebut diperkuat dengan hasil angket yang telah peneliti dapatkan. Meskipun pembelajar mengganggap mempelajari pola kalimat bahasa Jepang itu sulit, tapi setelah penerapan model pembelajaran Kooperatif round table, hampir seluruh responden beranggapan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif round table dapat memudahkan siswa dalam mempelajari pola kalimat bahasa Jepang, dan dapat meningkatkan penguasaan pola kalimat dasar bahasa Jepang.


(5)

日本語 基本文型 習得 増加 け

Cooperative Round Table学習モ 使用

ア カ ー

0907302

予備調査 日 本語 学習問題 語彙 文 理解 あ そ 問

題 日本語 文型 イン ネ ア 文型 構造 違う あ そ 学生

日本語 学習方法 あま 面白く く 単調 いうこ 言わ そ

普通 スピーチ方法 教え 学生 ま く 言うこ 言わ

そ 問 題 解 決 日 本 語 基 本 文 型 学 生 対

cooperative round table 学習モ 応用 こ あ 本研究 目的 :(1) cooperative round table学習モ 使用 前 学生 日本語 文型 習得

(2) cooperative round table 学習モ 使用 後 学生 日本語

文 型 習 得 知 (3) 日 本 語 文 型 習 得 増 加 け cooperative

round table学習モ 効果 知 (4) cooperative round table学習モ

日本語 文型学習 対 学生 反応 知 あ

本研究 Control Group Pre-test Post-test Design True Eksperimental

いう方法 使用 ンプ 実験ク ス 30 コン ク ス

30 あ そ 本研究 作用さ い 調査方法 ス ア

ンケー あ

ス ータ分析結果 t得点=4.66 db = 59 あ t

= 2.68 (1%). そ t得点(4.66) > t表 (2.68) Working Hypotesis (Hk)

け そ Hk 実験 実験ク ス コン ク ス

平 均 点 間 有 意 差 あ 言 わ ま 日 本 語 基 本 文 型 学 習

cooperative round table 学習モ 効果的 あ 意味

調査 アンケー 結 果 学生 日本語 文型 勉強 難 く

cooperative round table 学 習 モ 応 用 後 ほ 学 生 cooperative round table学習モ 日本語 文型 勉強 易く

日本語 基本文型習得 増加 言わ


(6)

A. 初めに

予備調査 日本語 学習問題 語彙 文 理解 あ

そ 問題 日本語 文型 イン ネ ア 文型 構造 違う

あ そ 学生 日本語 学習方法 あま 面白く く

単調 いうこ 言わ そ 普通 スピーチ方法 教

え 学生 ま く 言うこ 言わ

そ 問題 解決 日本語 基本文型 習得 増加

cooperative round table 学習モ 応用 本研

究 目的 日本語 基本文型 習得 増加 け 効果 知

B. 問題公式化

1. Cooperative round

table学習モ 使用 前 学生 日本語 文型習得 う あ 2. Cooperative round

table学習モ 使用 後 学生 日本語 文型習得 う あ 3. 日本語 文型習得 増加 け cooperative round

table学習モ 効果 う あ 4. Cooperative round

table学習モ 日本語 文型学習 対 学生 反応 う あ


(7)

1. Cooperative round

table学習モ 使用 前 学生 日本語 文型習得 知 あ

2. Cooperative round

table学習モ 使用 後 学生 日本語 文型習得 知 あ

3. 日本語 文型習得 増加 け cooperative round

table学習モ 効果 知 あ

4. Cooperative round

table学習モ 日本語 文型学習 対 学生 反応 知 あ

D. 研究 ピュ ー ョン ンプ

本研究 ピュ ー ョン 全部 バン ン第15 国立高等

学校 XIク ス あ ンプ 実験ク ス 30

コン ク ス 30 あ そ 本研究 作用さ

い 調査方法 ス アンケー あ

E. 研究の方法

本研究 True Eksperimental 言う方法 行 わ い

ま 使用さ 本研究 イン Control Group Pre-test

Post-test Design


(8)

ク ス 事前 ス 待遇 事後 ス

実験 T1 X T2

コン T1 - T2

説明 :

T1 : コン ク ス 待遇 前 実験ク ス 学習者

日本語 基本文型能力 知 事前 ス あ

X : 待遇 Cooperative Round Table学習モ 応用

T2 : コン ク ス 待遇 後 実験ク ス 学習者

日本語 基本文型能力 知 事後 ス あ

F. ータ 分析 結果

事後 ス 結果

実験ク ス コン ク ス

平均点 9.003 8.146

標準偏差 0.557 0.824

標準誤差 0.103 0.153


(9)

ス ータ分析結果 t得点=4.66 db = 59 あ t表 = 2.68 (1%). そ t得点(4.66) > t表 (2.68)

Working Hypotesis (Hk) け そ Hk 実験

実験ク ス コン ク ス 平均点 間 有意差 あ

言 わ ま 日 本 語 基 本 文 型 学 習 cooperative round

table学習モ 効果的 あ 意味

調査 アンケー 結果 学生 日本語 文型 勉強

難 く cooperative round table学習モ 応用 後

ほ 学生 cooperative round table学習モ 日本語 文型

勉強 易く 日本語 基本文型習得 増加

言わ

G. 終わ

事前 ス 結果 実験ク ス 平均点 7.26 コン ー ク

ス 6.86 あ そ 解釈表 け こう ふく ま コン

ー ク ス cooperative round

table学習モ 応用 前 実験ク ス 能力 あ

事後 ス 結果 実験ク ス 平均点 9.003 コン ー

ク ス 8.146 あ そ 解釈表 実験ク ス 平均点 い

い ふく コン ー ク ス 平均点 いい ふく ま coop


(10)

table学習モ 応用 後 実験ク ス 能力 コン ー ク ス 良い あ

実験ク ス normalized

gain 0.669 学習効果ク イ ア表 効果的 学習 ふく

コン ー ク ス normalized

gain 0.401 あま 効果的 い学習 ふく ま 日本語 基本

文型学習 け cooperative round


(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAKSI ... iv

SINOPSIS ... vi

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Definisi Operasional ... 7

1. Model pembelajaran ... 7

2. Model pembelajaran kooperatif ... 7

3. Round table ... 8

4. Pola kalimat bahasa Jepang ... 8

G. Anggapan Dasar dan Hipotesis ... 8

H. Metode Penelitian ... 9

1. Jenis Metode Penelitian ... 9

2. Sumber Data ... 10


(12)

I. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

B. Round Table ... 19

C. Pola Kalimat Dasar Bahasa Jepang ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 27

1. Metode ... 27

2. Desain Penelitian ... 28

B. Prosedur Penelitian ... 29

1. Tahap Persiapan ... 29

2. Tahap Pelaksanaan ... 30

3. Tahap Pengolahan dan Pelaporan ... 31

C. Rancangan Penelitian ... 31

1. Perlakuan (Treatment) 1 ... 31

2. Perlakuan (Treatment) 2 ... 32

3. Perlakuan (Treatment) 3 ... 33

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

1. Tes ... 35

2. Angket ... 38


(13)

1. Tes ... 40

2. Angket ... 44

G. Uji Kelayakan Instrumen Tes ... 45

1. Analisis Butir Soal ... 45

2. Validitas ... 48

3. Reliabilitas ... 49

H. Hasil Uji kelayakan Instrumen Tes ... 51

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Perlakuan (Treatment) ... 54

1. Perlakuan (Treatment) 1 ... 54

2. Perlakuan (Treatment) 2 ... 57

3. Perlakuan (Treatment) 3 ... 58

B. Analisis Data ... 59

1. Pre-test ... 60

2. Post-test ... 66

3. Efektifitas ... 71

4. Angket ... 74

C. Pembahasan ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan... 88


(14)

DAFTAR TABEL ... xv DAFTAR PUSTAKA ... xvii LAMPIRAN


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah yang muncul dalam proses pembelajaran sangat bergantung pada kemampuan seorang guru dalam meningkatkan kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran pun sangat berpengaruh bagi prestasi siswa di sekolah. Agar dapat menjadikan siswa yang berprestasi, guru harus mencari cara untuk meningkatkan semangat siswa dalam belajar. Untuk itu, saat ini para pengajar saling berlomba mencari dan menerapkan model pembelajaran yang tepat dan sesuai agar dapat meningkatkan prestasi siswa. Termasuk pula dalam proses pembelajaran bahasa. Model pembelajaran yang tepat, sangat dibutuhkan dalam pembelajaran bahasa agar siswa dapat memenuhi tujuan pembelajaran.

Pada dasarnya, pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, karena bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Namun, dalam pembelajaran bahasa, terkadang siswa tidak diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi, karena bahasa yang dipelajari dianggap sebagai ilmu, bukan sebagai alat komunikasi. Hal


(16)

2

inilah yang sering membuat siswa kesulitan dalam belajar bahasa. Untuk itu, upaya-upaya pembelajaran keterampilan berbahasa harus terus ditingkatkan sehingga siswa dapat menguasai keterampilan berbahasa, memahami kebahasaan, dan menguasai ragam bahasa baik secara lisan maupun tulisan.

Demikian pula dalam pembelajaran bahasa Jepang. Kesulitan yang dialami siswa dalam belajar bahasa Jepang secara umum biasanya disebabkan oleh kurangnya perbendaharaan kosakata, huruf kanji, pola kalimat, dan juga tata bahasa. Selain itu, kesulitan tersebut disebabkan metode pengajaran yang kurang menarik dan monoton, karena pada umumnya guru mengajarkan bahasa Jepang dengan metode konvensional (ceramah), sehingga siswa merasa jenuh dan bosan dalam belajar.

Sesuai dengan pernyataan di atas, kurangnya kemampuan siswa dalam menguasai pola kalimat bahasa Jepang merupakan masalah yang harus dipecahkan, karena pola kalimat berperan penting dalam pembelajaran bahasa Jepang. Dengan memahami pola kalimat, siswa akan lebih mudah dalam menguasai bahasa Jepang. Selain itu, siswa perlu mengerti dan memahami pola kalimat bahasa Jepang ini karena pola kalimat bahasa Jepang sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. Perbedaan tersebut terdapat dalam partikel dan susunan kalimat. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang kita ketahui, susunan kalimatnya berupa subjek-predikat-objek, sedangkan susunan kalimat bahasa Jepang


(17)

yaitu subjek-objek-predikat. Hal inilah yang banyak membuat siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang.

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan suatu strategi untuk membuat siswa memahami pola kalimat bahasa Jepang, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang efektif. Pemilihan model pembelajaran ini sangat penting dalam pembelajaran bahasa, karena pembelajaran bahasa akan lebih baik jika dilakukan dengan cara yang menyenangkan agar memberikan kesempatan bagi siswa untuk dapat mengembangkan pikirannya. Di antara beberapa model pembelajaran yang efektif digunakan untuk pembelajaran bahasa Jepang, penulis menemukan salah satunya yang dapat meningkatkan penguasaan pola kalimat bahasa Jepang, yaitu model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran ini merupakan salah satu metode belajar paling ampuh yang dirancang untuk diterapkan di depan kelas, terutama untuk pembelajaran bahasa asing, seperti bahasa Jepang. Model pembelajaran ini memiliki banyak jenis dan cara penggunaannya, dan dalam pembelajaran pola kalimat dasar bahasa Jepang dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table.


(18)

4

Round table merupakan suatu strategi pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dapat menjadikan proses belajar menjadi lebih efektif dan menarik. Dalam pembelajaran kooperatif ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan masing-masing anggota kelompok mendapatkan kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dari anggota yang lain.

Penguasaan pola kalimat berarti siswa harus memahami, mengulang, dan mengingat informasi pola kalimat yang mereka dapatkan. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table ini siswa diharapkan akan dapat menguasai pola kalimat bahasa Jepang, dan menghasilkan prestasi yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif dengan siswa lain, serta penyesuaian psikologis yang lebih baik.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai pola kalimat bahasa Jepang dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Round Table dalam Meningkatkan Penguasaan Pola Kalimat Dasar Bahasa Jepang.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka didapatkan rumusan permasalah pada penelitian ini sebagai berikut:


(19)

1. Bagaimanakah penguasaan pola kalimat bahasa Jepang pada siswa sebelum menggunakan model pembelajaran koopeatif round table? 2. Bagaimanakah penguasaan pola kalimat bahasa Jepang pada siswa

setelah menggunakan model pembelajaran koopeatif round table? 3. Bagaimanakah efektifitas model pembelajaran kooperatif round table

dalam meningkatkan penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa? 4. Bagaimanakah tanggapan siswa mengenai penggunaan model

pembelajaran kooperatif round table untuk meningkatkan penguasaan pola kalimat bahasa Jepang?

C. Batasan Masalah

Melalui rumusan masalah di atas, penulis membatasi masalah tersebut agar tidak menjadi semakin meluas. Adapun batasan masalah itu antara lain:

1. Penelitian ini hanya akan dilakukan untuk mata pelajaran bahasa Jepang SMA kelas XI.

2. Model pembelajaran yang akan diterapkan pada penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif round table.

3. Pada penelitian ini materi bacaan diambil dari buku Mengenal Bahasa Jepang 2 MGMP Jawa Barat.

4. Penelitian ini hanya dilakukan untuk siswa kelas XI SMAN 15 Bandung.


(20)

6

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kemampuan penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif round table.

2. Untuk mengetahui kemampuan penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif round table.

3. Untuk mengetahui efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif round table dalam meningkatkan penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa.

4. Untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai penggunaan model pembelajaran kooperatif round table dalam menigkatkan penguasaan pola kalimat bahasa Jepang.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, diantaranya adalah untuk :

1. Memberikan wawasan yang baru bagi penulis sendiri mengenai perubahan kemampuan penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif round table.


(21)

2. Bahan pertimbangan bagi para pengajar untuk meningkatkan kualitas pengajaran.

3. Meningkatkan penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table.

4. Melengkapi sarana dan prasarana pengajaran bagi jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI.

5. Bahan pembanding atau penunjang bagi para penulis lainnya agar dapat dikembangkan lebih lanjut.

F. Definisi Operasional

1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu alat yang digunakan untuk menggambarkan prosedur pembelajaran yang sistematik agar dapat mencapai tujuan belajar tertentu, yang berfungsi sebagai pedoman bagi pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada pembelajar untuk dapat bekerjasama dengan pembelajar lainnya, demi tercapainya tujuan pembelajaran.


(22)

8

3. Round Table

Model pembelajaran kooperatif round table adalah model pembelajaran yang berupa bentukan kelompok-kelompok kecil pembelajar dengan kemampuan berbeda-beda, yang mengelilingi meja dan menyampaikan setiap pendapatnya.

4. Pola Kalimat Bahasa Jepang

Pola kalimat bahasa Jepang adalah pola kalimat yang digunakan dalam gramatika bahasa Jepang. Pola kalimat yang akan diberikan dalam penelitian ini adalah pola kalimat yang terdapat dalam bab 2,3, dan 4 pada buku ajar Mengenal Bahasa Jepang 2 MGMP Jawa Barat untuk siswa SMA kelas XI.

G. Anggapan Dasar dan Hipotesis

Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh penulis yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dijadikan tempat berpijak bagi penulis dalam melakukan penelitiannya. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis memiliki anggapan dasar antara lain :

1. Model pembelajaran kooperatif round table dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai pola kalimat bahasa Jepang. 2. Model pembelajaran kooperatif round table dapat mempermudah


(23)

Hipotesis merupakan sebuah teori yang kebenarannya belum diketahui sehingga perlu dibuktikan kebenarannya melalui sebuah penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis kerja (Hk), terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif round table dengan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif round table.

2. Hipotesis nol (Ho), tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif round table dengan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif round table.

H. Metode Penelitian

1. Jenis Metode Penelitian

Dalam kegiatan penelitian, metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Fungsi metode penelitian adalah untuk memperlancar pencapaian tujuan secara lebih efektif dan efisien, (Sutedi, 2011:53). Oleh karena itu, dalam penelitian ini metode yang digunakan penulis adalah metode eksperimen murni (true experimental) dengan menggunakan control group pre-test and post-test, yaitu eksperimen yang dilaksanakan dengan menggunakan kelompok

pembanding atau kelas kontrol. Awalnya pre-test dilakukan kepada dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui


(24)

10

kemampuan awal siswa dari kedua kelas tersebut. Setelah itu, diberikan perlakuan (treatment) berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif round table untuk kelas eksperimen, dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. Kemudian diakhir pertemuan diberikan post-test untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif round table pada kelas eksperimen dan perlakuan dengan model pembelajaran konvensional.

2. Sumber Data a. Populasi

Manusia yang dijadikan sebagai sumber data dari suatu penelitian disebut populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 15 Bandung.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili untuk dijadikan sumber data, (Sutedi, 2011:179). Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel yaitu 30 siswa kelas XI IPA 1 untuk kelas eksperimen, dan 30 siswa kelas XI IPA 3 untuk kelas kontrol.

3. Instrumen Penelitian a. Tes

Tes dilakukan diawal pembelajaran yang disebut pre-test dan di akhir pembelajaran yang disebut post-test, dengan soal yang


(25)

sama. Tes berupa tes tulis untuk individu sebanyak 20 soal yang berisi 15 soal pilihan berganda dan 5 soal essai berstruktur. Tes ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai peningkatan kemampuan siswa dalam menguasai pola kalimat bahasa Jepang setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif round table.

b. Angket

Angket merupakan wawancara tidak langsung berupa instrument non-test. Angket berupa pilihan beserta alasannya yang berjumlah sepuluh pertanyaan. Angket ini digunakan untuk mengetahui gambaran penerapan model pembelajaran kooperatif round table dalam pembelajaran bahasa Jepang siswa kelas XI SMAN 15 Bandung.

I. Sistematika Penelitian

Berikut ini adalah sistematika penelitian yang akan disusun oleh penulis, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.


(26)

12

BAB II : LANDASAN TEORI

Menjelaskan tentang definisi model pembelajaran kooperatif, definisi round table dan kegunaannya, serta gambaran dan definisi kemampuan siswa dalam menguasai pola kalimat bahasa Jepang.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Menjelaskan secara rinci tentang metode penelitian yang telah dijelaskan secara garis besar pada BAB I.

BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang data-data dari siswa yang telah dikumpulkan melalui tes dan angket yang membahas tentang kesulitan, respon, dan perubahan kemampuan siswa dalam menguasai pola kalimat bahasa Jepang setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif round table.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Berupa kesimpulan dari penelitian yang telah penulis lakukan, serta saran dan rekomendasi bagi penulis lain untuk


(27)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Metode

Dalam kegiatan penelitian, metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian (Sutedi, 2011 : 53). Sedangkan penelitian secara umum diartikan sebagai suatu proses pengumpulan data dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu (Sukmadinata, 2006 : 5). Jadi dapat diartikan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk dapat memahami suatu masalah penelitian yang sedang diteliti.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujicobakan suatu model pengajaran kepada siswa. Sutedi (2011 : 64) mengemukakan bahwa tujuan dari penelitian eksperimental yaitu untuk menguji efektivitas dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik, atau media pengajaran dan pembelajaran, sehingga hasilnya dapat diterapkan jika memang baik, atau tidak digunakan jika tidak baik, dalam pengajaran yang sebenarnya.


(28)

28

2. Desain Penelitian

Penelitian eksperimental yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen murni (true experimental design). Metode ini dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif round table dalam meningkatkan penguasaan pola kalimat dasar bahasa Jepang.

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah control group pre-test and post-test, yaitu eksperimen yang dilaksanakan dengan menggunakan kelompok pembanding atau kelas kontrol. Awalnya pre-test dilakukan kepada dua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dari kedua kelas tersebut. Setelah itu, diberikan perlakuan (treatment) berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif round table untuk kelas eksperimen, dan model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol. Kemudian diakhir pertemuan diberikan post-test untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif round table pada kelas eksperimen dan perlakuan dengan model pembelajaran konvensional. Desain eksperimen ini dapat digambarkan sebagai berikut :


(29)

Table 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pre-test Treatment Post-test

Eksperimen T1 X T2

Kontrol T1 - T2

Keterangan :

T1 : Pre-test (tes awal) sebelum mendapat perlakuan

X : Treatment (perlakuan) dengan menggunakan round table T2 : Post-test (tes akhir) setelah mendapat perlakuan

B. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian terbagi menjadi tiga tahapan yaitu :

1. Tahap Persiapan

Langkah – langkah persiapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Mengadakan studi terlebih dahulu ke sekolah yang akan dijadikan

tempat penelitian untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam merumuskan masalah penelitian.


(30)

30

c. Menyiapkan pembelajaran yang meliputi penentuan materi ajar, penyusunan RPP, dan persiapan alat pembelajaran untuk kelas eksperimen. Pembelajaran dilakukan dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan dengan rincian yaitu pre-test dan perlakuan 1 pada pertemuan pertama, perlakuan 2 pada pertemuan kedua, serta perlakuan 3, post-test, dan angket pada pertemuan ketiga.

d. Menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari soal tes dan soal angket.

e. Konsultasi mengenai instrumen penelitian kepada dosen pembimbing.

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah – langkah dalam tahap pelaksanaan adalah sebagai berikut :

a. Melakukan uji validitas soal.

b. Mengadakan pre-test pada pertemuan pertama.

c. Memberikan perlakuan (treatment) pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga.

d. Mengadakan post-test pada pertemuan ketiga. e. Memberikan angket.


(31)

3. Tahap Pengolahan dan Pelaporan

Langkah-langkah dalam tahap pengolahan dan pelaporan adalah sebagai berikut :

a. Mengolah dan membahas data penelitian dengan menggunakan perhitungan uji t hitung.

b. Menyimpulkan hasil tes dan angket.

c. Membuat laporan penelitian dan melaporkannya kepada dosen pembimbing.

C. Rancangan Penelitian 1. Perlakuan (treatment) 1

Pada perlakuan (treatment) pertama, penulis terlebih dahulu menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table yang akan dilakasanakan serta memotivasi siswa agar bersemangat selama proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya, penulis menyampaikan informasi berupa kosakata yang akan digunakan serta pola kalimat yang akan dipelajari, yang terdapat pada buku ajar Mengenal Bahasa Jepang 2 pelajaran 2 し (shigoto). Pola kalimat tersebut yaitu :

a. ~ ~ す。(pekerjaan) b. ~ ~ す。(status)


(32)

32

Setelah itu, penulis membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, lalu siswa diberi waktu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan saling bertukar pendapat, dan kemudian mempresentasikan hasil kerja masing-masing kelompok ke depan kelas.

Dengan model pembelajaran kooperatif round table ini siswa diharapkan dapat menguasai pola kalimat yang terdapat pada buku ajar Mengenal Bahasa Jepang 2 pelajaran 2 し (shigoto). Selain itu, siswa juga diharapkan dapat memahami fungsi dari pola kalimat yang telah dipelajari dan mampu membuat kalimat sederhana dengan menggunakan pola kalimat tersebut.

2. Perlakuan (treatment) 2

Sama seperti pertemuan sebelumnya, pada perlakuan (treatment) kedua, penulis akan menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table yang akan dilakasanakan dan memotivasi siswa agar bersemangat selama proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya, penulis menyampaikan informasi berupa kosakata yang akan digunakan serta pola kalimat yang akan dipelajari, yang terdapat pada buku ajar Mengenal Bahasa Jepang 2 pelajaran 3 ハンサム (hansamu). Pola kalimat tersebut yaitu :


(33)

a. ~ ~が~ す。

b. ~ ~います。

c. ~ ~ す。

d. ~ ~ひ す。

Setelah itu, penulis membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, lalu siswa diberi waktu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan saling bertukar pendapat, dan kemudian mempresentasikan hasil kerja masing-masing kelompok ke depan kelas.

Dengan model pembelajaran kooperatif round table ini siswa diharapkan dapat menguasai pola kalimat yang terdapat pada buku ajar Mengenal Bahasa Jepang 2 pelajaran 3 ハ ン サ ム (hansamu). Selain itu, siswa juga diharapkan dapat memahami fungsi dari pola kalimat yang telah dipelajari dan mampu membuat kalimat sederhana dengan menggunakan pola kalimat tersebut.

3. Perlakuan (treatment) 3

Pada perlakuan (treatment) ketiga pun, penulis terlebih dahulu menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table yang akan dilakasanakan serta memotivasi siswa agar bersemangat selama proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya, penulis menyampaikan informasi berupa


(34)

34

kosakata yang akan digunakan serta pola kalimat yang akan dipelajari, yang terdapat pada buku ajar Mengenal Bahasa Jepang 2 pelajaran 4 うち (uchi). Pola kalimat tersebut yaitu :

a. ~ ん ~に~があります。(benda)

b. ~ ん ~に~が (jumlah) あります。

Setelah itu, penulis membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, lalu siswa diberi waktu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan saling bertukar pendapat, dan kemudian mempresentasikan hasil kerja masing-masing kelompok ke depan kelas.

Dengan model pembelajaran kooperatif round table ini siswa diharapkan dapat menguasai pola kalimat yang terdapat pada buku ajar Mengenal Bahasa Jepang 2 pelajaran 4 うち (uchi). Selain itu, siswa juga diharapkan dapat memahami fungsi dari pola kalimat yang telah dipelajari dan mampu membuat kalimat sederhana dengan menggunakan pola kalimat tersebut.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Manusia yang dijadikan sebagai sumber data disebut dengan populasi penelitian. Kemudian sebagian dari populasi tersebut, yang dianggap bisa mewakili seluruh karakter dari populasi yang ada dapat dipilih untuk dijadikan subjek penelitian. Subjek penelitian tersebut


(35)

disebut dengan sampel. Jadi, sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili untuk dijadikan sumber data (Sutedi, 2011 : 179).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 15 Bandung. Agar penelitian ini tidak terlalu luas, penulis mengambil sampel yang dapat mewakili penelitian ini, yaitu 30 siswa kelas XI IPA 1 untuk kelas eksperimen, dan 30 siswa kelas XI IPA 3 untuk kelas kontrol. Pemilihan sampel ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sample atau sampel bertujuan, yang artinya cara mengambil sampel bukan berdasarkan atas strata, random, atau daerah, tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah mengukur kemampuan siswa dalam menguasai pola kalimat dasar bahasa Jepang.

E. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan penelitian adalah membuat instrumen penelitian atau alat pengumpul data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Menurut Sutedi (2011 : 155) instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :

1. Tes

Tes merupakan alat ukur yang biasa digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program


(36)

36

pengajaran tertentu. Jadi, penelitian yang memberikan perlakuan pada siswa (penelitian eksperimental) umumnya akan diukur dengan menggunakan tes (post-test) (Sutedi, 2011 : 157). Oleh karena itu, pada penelitian ini tes akan dilakukan dua kali yaitu pre-test dan post-test. Pre-test ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal sampel sebelum diberi perlakuan (treatment).

Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tulis untuk individu berupa 20 soal, dengan rincian yaitu 15 soal pilihan berganda dan 5 soal essai berstruktur. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan mengacu pada pembahasan bab 2,3, dan 4 yang terdapat dalam buku ajar Mengenal Bahasa Jepang 2 MGMP Jawa barat. Agar hasil tes dapat diandalkan, maka pre-test dan post-test menggunakan soal yang sama.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Soal Tes

No. Kompetensi dasar materi indikator No. soal 1. Menguasai pola

kalimat beserta fungsinya secara tepat.

Shigoto

 Mengetahui partikel yang digunakan dalam pola kalimat.  Memahami kata

1,2


(37)

tanya beserta jawabannya dalam percakapan

sederhana.  Mengetahui

susunan kalimat sesuai dengan struktur pola kalimat.

16

2. Menguasai pola kalimat beserta fungsinya secara tepat.

ハンサム

Hansamu

 Mengetahui partikel yang digunakan dalam pola kalimat.  Memahami kata

tanya beserta jawabannya dalam percakapan

sederhana.  Mengetahui

susunan kalimat sesuai dengan struktur pola kalimat.

3,4,5,6

10,11,12


(38)

38

3. Menguasai pola kalimat beserta fungsinya secara tepat.

うち

Uchi

 Mengetahui partikel yang digunakan dalam pola kalimat.  Memahami kata

tanya beserta jawabannya dalam percakapan

sederhana.  Mengetahui

susunan kalimat sesuai dengan struktur pola kalimat yang tepat.

7

13,14,15

19,20

Jumlah soal 20

2. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2006 : 142). Angket diberikan untuk mengetahui tanggapan dan respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif round table. Angket yang


(39)

digunakan dalam penelitian ini merupakan angket tertutup yang artinya alternatif jawaban dari angket tersebut sudah disediakan oleh penulis, sehingga responden hanya dapat menjawab sesuai dengan pilihan jawaban yang telah disediakan.

Table 3.3 Kisi-kisi Angket

No. Variabel Penelitian

Indikator No.

Pertanyaan 1. Kesan siswa  Minat siswa terhadap

pembelajaran bahasa Jepang

 Kesulitan siswa

menguasai pola kalimat bahasa Jepang

1,2

3

2. Round Table  Pengetahuan siswa tentang round table

 Pendapat siswa tentang round table

 Pengalaman siswa mengenai penggunaan round table

4

5,6,


(40)

40

3. Efektivitas

penggunaan round table dalam pembelajaran pola kalimat bahasa Jepang

Round table dapat

membantu siswa

menguasai pola kalimat  Kekurangan dan kelebihan

round table

8,9

10

F. Teknik Pengolahan Data 1. Tes

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen murni, sedangkan teknik statistik yang digunakan adalah teknik komparansional. Variabel atau titik perhatian dalam penelitian ini adalah :

 Variabel X yaitu hasil belajar kelas eksperimen dalam pembelajaran pola kalimat dasar bahasa Jepang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table.

 Variabel Y yaitu hasil belajar kelas kontrol dalam pembelajaran pola kalimat dasar bahasa Jepang tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif round table (model pembelajaran konvensional).


(41)

a. Membuat tabel persiapan

Tabel 3.4

Tabel Persiapan untuk menghitung nilai t hitung

No X Y x y x2 y2

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Σ M

Keterangan :

1. Kolom (1) diisi dengan nomor urut sampel, sesuai dengan jumlah sampel yang tersedia.

2. Kolom (2) diisi dengan nilai yang diperoleh kelas eksperimen. 3. Kolom (3) diisi dengan nilai yang diperoleh kelas kontrol.

4. Kolom (4) diisi dengan deviasi dari angka-angka pada kolom (2). 5. Kolom (5) diisi dengan deviasi dari angka-angka pada kolom (3).


(42)

42

6. Kolom (6) diisi dengan hasil pengkuadratan angka-angka pada kolom (4).

7. Kolom (7) diisi dengan hasil pengkuadratan angka-angka pada kolom (5).

8. Isi baris ∑ (sigma) atau jumlah dari setiap kolom tersebut, untu kolom (4) dan (5) jumlahnya harus 0 (nol).

9. M (mean) adalah nilai rata-rata

b. Mencari mean kedua variabel dengan rumus :

c. Mencari standar deviasi dari variabel X dan Y dengan rumus :

d. Mencari standar eror mean kedua variabel tersebut dengan rumus :


(43)

e. Mencari standar eror perbedaan mean X dan Y, dengan rumus :

f. Mencari nilai t hitung dengan rumus :

g. Memberikan interpretasi terhadap nilai ‘t hitung’ tersebut.

1. Merumuskan hipotesis kerja (Hk) jika terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel X dan Y, dan merumuskan hipotesis nol (Ho) jika tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y.

2. Menguji kebenarannya dengan membandingkan nilai t tabel. db = (Nx+Ny) – 2 (karena sampel berbeda)

Melihat t tabel pada statistik pendidikan yaitu pada taraf signifikasi 5% dan 1%.

Uji hipotesis yang berlaku adalah :

t hitung ≥ t tabel maka Hk diterima sedangkan Ho ditolak

t hitung ≤ t tabel maka Hk ditolak sedangkan Ho diterima


(44)

44

2. Angket

Pengolahan data hasil angket dilakukan dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

P = Presentase frekuensi dari setiap jawaban sampel f = Frekuensi setiap jawaban

n = Jumlah sampel (banyaknya subjek penelitian)

Klasifikasi interpretasi perhitungan presentasi tiap kategori dari angket tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Klasifikasi interpretasi perhitungan presentasi tiap kategori

Interval Presentase Keterangan

0,00% Tak seorangpun

01,00%-05,00% Hampir tidak ada


(45)

26,00%-49,00% Hampir setengahnya

50,00% Setengahnya

51,00%-75,00% Lebih dari setengahnya

76,00%-95,00% Sebagian besar

96,00%-99,00% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

G. Uji Kelayakan Instrumen Tes

Instrumen penelitian harus diuji coba terlebih dahulu sebelum digunakan. Uji coba instrumen tersebut dilakukan pada kelas XII IPA 3 sebanyak 10 orang. Analisis uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui soal-soal yang baik sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Analisis uji coba instrumen ini terdiri dari uji tingkat kesukaran soal, uji daya pembeda, validitas, serta reliabilitas. Dari semua uji coba tersebut diambil kesimpulan berupa uji kelayakan dari tiap-tiap butir soal.

1. Analisis Butir Soal

Pada penelitian ini analisis butir soal yang akan dilakukan adalah analisis tingkat kesukaran dan analisis daya pembeda. Berikut adalah langkah-langkah untuk menganalisis butir soal :


(46)

46

a. Mengurutkan jawaban siswa berdasarkan pada nilai yang diperoleh dari hasil uji coba, mulai dari nilai tertinggi sampai pada nilai yang paling rendah.

b. Menentukan kelompok atas dan bawah.

c. Menyajikan jumlah jawaban benar dan salah dari kelompok atas dan bawah secara lengkap.

Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan antara siswa yang tergolong mampu (kelompok atas) dan siswa yang kurang mampu (kelompok bawah). (Sutedi, 2011 : 212)

a. Analisis Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

TK = tingkat kesukaran

BA = jumlah jawaban benar kelompok atas BB = jumlah jawaban benar kelompok bawah N = jumlah sampel kelompok atas dan bawah


(47)

Tabel 3.6

Penafsiran Tingkat Kesukaran

Rentang Angka Penafsiran

0.00- 0.25 Sukar

0.26-0.75 Sedang

0.76-1.00 Mudah

b. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda dihitung dengan rumus :

Keterangan

DP = daya pembeda

BA = jumlah jawaban benar kelompok atas BB = jumlah jawaban benar kelompok bawah N = jumlah sampel kelompok atas dan bawah


(48)

48

Tabel 3.7

Penafsiran Daya Pembeda

Rentang Angka Penafsiran

0.00- 0.25 Rendah

0.26-0.75 Sedang

0.76-1.00 Tinggi

2. Validitas

Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes. Suatu instrumen tes dikatakan valid jika instrumen tersebut dengan tepat mengukur apa yang hendak diukurnya.

Validitas terdiri dari dua macam yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal dapat disusun berdasarkan pada fakta-fakta empirik yang telah terbukti, sehingga bisa dilakukan dengan cara membandingkannya dengan perangkat tes yang sudah dianggap standar. Sedangkan validitas internal dapat diukur dengan cara konsultasi pada pakar (Sutedi, 2011 : 217-218).


(49)

Dalam penelitian ini, penulis mengkonsultasikan instrumen tes kepada pembimbing skripsi yang berkompeten untuk menilai valid atau tidaknya suatu instrumen melalui surat pernyataan expert-judgment (terlampir).

Setelah melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing mengenai instrumen tes, maka pernyataan expert-judgment dari dosen yang bersangkutan menyatakan bahwa instrumen tes yang diberikan kepada sampel terbukti valid.

3. Reliabilitas

Perangkat tes dikatakan memiliki reliabilitas jika dapat mengukur secara ajeg, artinya meskipun berkali-kali tes tersebut digunakan pada sampel yang sama dengan waktu yang tidak terlalu lama, akan menghasilkan data yang sama pula (Sutedi 2011 : 220).

Pada penelitian ini, penulis menggunakan reliabilitas internal yaitu dengan menggunakan teknik belah dua. Hasil uji coba tes dicari korelasinya antara soal bernomor ganjil dengan soal bernomor genap menggunakan rumus :


(50)

50

Keterangan :

r = Koefisien antara variabel X dan Y N = Jumlah sampel

X = Jumlah jawaban benar soal bernomor ganjil Y = Jumlah jawaban benar soal bernomor genap

Rumus untuk mencari reliabilitas penuh dalam teknik belah dua yaitu :

Tabel 3.8

Penafsiran Angka Korelasi

Rentang Angka Penafsiran

0.00- 0.20 Sangat kuat

0.21-0.40 Rendah

0.41-0.60 Sedang

0.61-0.80 Kuat


(51)

H. Hasil Uji Kelayakan Instrumen Tes

Hasil dari uji kelayakan instrumen tes dalam penelitian ini adalah :

1. Soal pilihan berganda

 Rata2= 11.10

 Reliabilitas Tes= 0.68 (kuat)  Simpang Baku= 3.14

 Butir Soal= 15  KorelasiXY= 0.52  Jumlah Subyek= 10

Tabel 3.9

Rekap Analisis Butir Soal Pilihan Berganda

Butir

Daya pembeda (%)

Tingkat kesukaran

Korelasi Signifikasi korelasi

1 33,33

Sangat Mudah

0,682 Sangat Signifikan

2 66,67 Mudah 0,688 Sangat Signifikan

3 0,00 Sedang 0,242 -

4 66,67 Sedang 0,301 -


(52)

52

6 00,00 Sedang 0.315 Sangat Signifikan

7 33,33 Mudah 0,352 -

8 66,67 Sedang 0,507 Signifikan

9 33,33 Sedang 0,388 -

10 100,00 Sedang 0,827 -

11 33,33 Mudah 0,352 -

12 33,33 Sedang 0,388 -

13 66,67 Mudah 0,771 Sangat Signifikan

14 66,67 Mudah 0,436 -


(53)

2. Soal essai berstruktur

 Rata2= 2.60

 Simpang Baku= 1.51  KorelasiXY= 0.54  Reliabilitas Tes= 0.70

Tabel 3.10

Rekap Analisis Butir Soal Essai Berstruktur

Butir Daya pembeda (%) Tingkat kesukaran

1 0,00 Sangat Sukar

2 33,33 Mudah

3 0,00 Mudah

4 66,67 Sedang


(54)

88

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data hasil tes dan angket yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan tentang:

1. Penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa sebelum diberikan perlakuan (treatment)

Untuk mengetahui bagaimana penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa SMA Negeri 15 Bandung sebelum diberikan perlakuan (treatment) berupa model pembelajaran kooperatif round table, penulis mengambil data dengan cara memberikan pre-test di awal pertemuan. Dari hasil pre-test tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata kemampuan penguasaan pola kalimat dasar bahasa jepang SMA Negeri 15 Bandung pada kelas eksperimen adalah 7.26 dan pada kelas kontrol adalah 6.86 dimana menurut tabel penafsiran, kedua nilai tersebut dapat dikategorikan cukup. Setelah melalui uji statistik, diketahui nilai t hitung lebih kecil dibandingkan dengan t tabel yaitu 1.18<2.68 dengan taraf signifikasi 1%. Dengan demikian Hipotesis Kerja (Hk) pada pre-test ini ditolak karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(55)

2. Penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa setelah diberikan perlakuan (treatment)

Setelah diberikan perlakuan (treatment) berupa model pembelajaran kooperatif round table pada kelas eksperimen, penulis lalu memberikan post-test kepada kedua kelas, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Berdasarkan hasil post-test tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata kemampuan penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa SMA Negeri 15 Bandung pada kelas eksperimen adalah 9.003 dan pada kelas kontrol adalah 8.146 dimana menurut tabel penafsiran standar penilaian UPI, nilai rata-rata post-test pada kelas eksperimen dikategorikan baik sekali dan nilai rata-rata post-test pada kelas kontrol dikategorikan baik. Setelah melalui uji statistik dengan t hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel yaitu 4.66>2.68 dengan taraf signifikasi 1%, maka dapat dinyatakan bahwa Hipotesis Kerja (Hk) dalam penelitian ini diterima.

3. Efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif round table

Berdasarkan data hasil pre-test dan post-test, rata-rata normalized gain yang diperoleh kelompok eksperimen yaitu 0.669 dengan kriteria efektivitas pembelajaran efektif, sedangkan rata-rata normalized gain yang diperoleh kelompok kontrol yaitu 0.401 dengan kriteria kurang efektif. Berdasarkan interpretasi data tersebut, diambil kesimpulan bahwa pembelajaran pola kalimat dasar bahasa Jepang


(56)

90

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional.

4. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif round

table

Berdasarkan data angket yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar dari siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif round table berpendapat bahwa round table ini dapat membantu dan mempermudah dalam menguasai pola kalimat bahasa Jepang. Hampir seluruh siswa menjawab round table ini dapat meningkatkan kemampuan dalam menguasai pola kalimat.

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table ini, membuat siswa dapat bekerja sama, memecahkan masalah bersama dan bahkan membuat teman kelompok lainnya pun mengerti mengenai pola kalimat yang sedang dipelajari. Siswa pun merasa menjadi lebih mudah mengingat pola kalimat, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, pembelajaran menjadi tidak membosankan, dan menambah semangat belajar.

B. Rekomendasi

Hasil penelitian tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif round table dalam meningkatkan penguasaan pola kalimat dasar bahasa jepang yang telah dilakukan ini masih jauh dari kata


(57)

sempurna. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan penulis terhadap objek-objek tertentu. Dengan harapan dapat membantu dalam penelitian selanjutnya, penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut :

1. Dalam pembelajaran pola kalimat banyak metode yang bisa diberikan kepada siswa selain metode ceramah. Karena itu dibutuhkan strategi atau metode pembelajaran pola kalimat dengan mempertimbangkan kooperatif round table.

2. Model pembelajaran kooperatif round table dalam penelitian ini terbatas pada pembelajaran pola kalimat saja. Pada dasarnya round table juga dapat digunakan dalam pembelajaran lain seperti membaca. Sehingga perlu adanya penelitian lanjutan mengenai model pembelajaran kooperatif round table dalam pembelajaran membaca. 3. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif round table

diperoleh kemampuan penguasaan pola kalimat siswa yang cukup baik. Sehingga penulis berasumsi bahwa untuk memperoleh nilai yang lebih baik, terdapat faktor di luar round table yang juga mempengaruhi kemampuan siswa dalam menguasaai pola kalimat. Untuk itu perlu adanya penelitian lanjutan mengenai seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif round table terhadap pembelajaran pola kalimat dasar bahasa Jepang.


(58)

DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, Anisatul.A. (2011). Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi Melalui Model Kooperatif Tipe Round Table Pada Siswa Kelas XA SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta. UNY : Tidak diterbitkan

Isjoni. (2010). Cooperative learning (Efektifitas Pembelajaran Kelompok). Bandung : Alfabeta

Johnson, David dan Johnson, Roger.T. (2007). “Cooperative Learning and Moral Education”. The Newsletter of cooperative learning Insttitude [Online], Vol 22 (www.co-operation.org)

Joice and Weil. (1992). Models of Teaching. New Jersey : Prentice Hall Inc. Lie, Anita. (2000). Metode Pembelajaran Gotong Royong. Surabaya : C.V. Citra Media

Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo

M. Saputra, Yudha. (2008). Strategi Pembelajaran Kooperatif. Bandung: C.V. Bintang Warli Artika

Mariam, Siti (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Jenjang Analisis dan Sintesis.UIN Syarif Hidayatullah : Tidak diterbitkan.

Slavin, Robert. (2008). Cooperative Learning, Teori, Riset Dan Praktik. Bandung : Nusamedia

Solihatin, Etin. (2008) Cooperative learning: analisis model pembelajaran IPS. Jakarta : Bumi Aksara

Sudjianto. (2005). Pengantar Linguistik. Jakarta : Kesaint Blanc

Sudjianto dan Dahidi, Ahmad. (2009). Metodologi Pembelajaran Keterampilan Bahasa Jepang. Bekasi : Kesaint Blanc.


(59)

Sugiyono. (2006). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sukmadinata, N.S. (2006). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda Karya

Sutedi, Dedi. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung : UPI PRESS

Winataputra, Udin,S. (1994). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

WIDIANINGSIH, Winda. 2011. Efektivitas Metode Cooperative Learning Teknik Think-Pair-Share Pada Pembelajaran Pola Kalimat Dasar Bahasa Jepang. Tidak diterbitkan

http://dianekaamrina.blogspot.com/2009/12/anotasi-bibliografi-cooperative.html

http://arjusunarna.blogspot.com/2012/10/jurnal-ptk-oleh-sunarna.html http://guru-kbm.blogspot.com/2008/05/model-pembelajaran.html


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data hasil tes dan angket yang telah dilakukan, penulis mengambil kesimpulan tentang:

1. Penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa sebelum diberikan perlakuan (treatment)

Untuk mengetahui bagaimana penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa SMA Negeri 15 Bandung sebelum diberikan perlakuan (treatment) berupa model pembelajaran kooperatif round table, penulis mengambil data dengan cara memberikan pre-test di awal pertemuan. Dari hasil pre-test tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata kemampuan penguasaan pola kalimat dasar bahasa jepang SMA Negeri 15 Bandung pada kelas eksperimen adalah 7.26 dan pada kelas kontrol adalah 6.86 dimana menurut tabel penafsiran, kedua nilai tersebut dapat dikategorikan cukup. Setelah melalui uji statistik, diketahui nilai t hitung lebih kecil dibandingkan dengan t tabel yaitu 1.18<2.68 dengan taraf signifikasi 1%. Dengan demikian Hipotesis Kerja (Hk) pada

pre-test ini ditolak karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara


(2)

89

Mia Mukarromah, 2013

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Round Table Dalam Meningkatkan Penguasaan Pola Kalimat Dasar Bahasa Jepang

2. Penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa setelah diberikan perlakuan (treatment)

Setelah diberikan perlakuan (treatment) berupa model pembelajaran kooperatif round table pada kelas eksperimen, penulis lalu memberikan post-test kepada kedua kelas, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Berdasarkan hasil post-test tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata kemampuan penguasaan pola kalimat bahasa Jepang siswa SMA Negeri 15 Bandung pada kelas eksperimen adalah 9.003 dan pada kelas kontrol adalah 8.146 dimana menurut tabel penafsiran standar penilaian UPI, nilai rata-rata post-test pada kelas eksperimen dikategorikan baik sekali dan nilai rata-rata post-test pada kelas kontrol dikategorikan baik. Setelah melalui uji statistik dengan t hitung lebih besar dibandingkan dengan t tabel yaitu 4.66>2.68 dengan taraf signifikasi 1%, maka dapat dinyatakan bahwa Hipotesis Kerja (Hk) dalam penelitian ini diterima.

3. Efektifitas penggunaan model pembelajaran kooperatif round table

Berdasarkan data hasil pre-test dan post-test, rata-rata

normalized gain yang diperoleh kelompok eksperimen yaitu 0.669

dengan kriteria efektivitas pembelajaran efektif, sedangkan rata-rata

normalized gain yang diperoleh kelompok kontrol yaitu 0.401 dengan

kriteria kurang efektif. Berdasarkan interpretasi data tersebut, diambil kesimpulan bahwa pembelajaran pola kalimat dasar bahasa Jepang


(3)

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round table lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional.

4. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif round table

Berdasarkan data angket yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar dari siswa yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif round table berpendapat bahwa round

table ini dapat membantu dan mempermudah dalam menguasai pola

kalimat bahasa Jepang. Hampir seluruh siswa menjawab round table ini dapat meningkatkan kemampuan dalam menguasai pola kalimat.

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif round

table ini, membuat siswa dapat bekerja sama, memecahkan masalah

bersama dan bahkan membuat teman kelompok lainnya pun mengerti mengenai pola kalimat yang sedang dipelajari. Siswa pun merasa menjadi lebih mudah mengingat pola kalimat, pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, pembelajaran menjadi tidak membosankan, dan menambah semangat belajar.

B. Rekomendasi

Hasil penelitian tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif round table dalam meningkatkan penguasaan pola kalimat dasar bahasa jepang yang telah dilakukan ini masih jauh dari kata


(4)

91

Mia Mukarromah, 2013

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Round Table Dalam Meningkatkan Penguasaan Pola Kalimat Dasar Bahasa Jepang

sempurna. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan penulis terhadap objek-objek tertentu. Dengan harapan dapat membantu dalam penelitian selanjutnya, penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut :

1. Dalam pembelajaran pola kalimat banyak metode yang bisa diberikan kepada siswa selain metode ceramah. Karena itu dibutuhkan strategi atau metode pembelajaran pola kalimat dengan mempertimbangkan kooperatif round table.

2. Model pembelajaran kooperatif round table dalam penelitian ini terbatas pada pembelajaran pola kalimat saja. Pada dasarnya round

table juga dapat digunakan dalam pembelajaran lain seperti membaca.

Sehingga perlu adanya penelitian lanjutan mengenai model pembelajaran kooperatif round table dalam pembelajaran membaca. 3. Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif round table

diperoleh kemampuan penguasaan pola kalimat siswa yang cukup baik. Sehingga penulis berasumsi bahwa untuk memperoleh nilai yang lebih baik, terdapat faktor di luar round table yang juga mempengaruhi kemampuan siswa dalam menguasaai pola kalimat. Untuk itu perlu adanya penelitian lanjutan mengenai seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif round table terhadap pembelajaran pola kalimat dasar bahasa Jepang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, Anisatul.A. (2011). Peningkatan Keterampilan Menulis Deskripsi

Melalui Model Kooperatif Tipe Round Table Pada Siswa Kelas XA SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta. UNY : Tidak diterbitkan

Isjoni. (2010). Cooperative learning (Efektifitas Pembelajaran Kelompok). Bandung : Alfabeta

Johnson, David dan Johnson, Roger.T. (2007). “Cooperative Learning and Moral Education”. The Newsletter of cooperative learning Insttitude [Online], Vol 22 (www.co-operation.org)

Joice and Weil. (1992). Models of Teaching. New Jersey : Prentice Hall Inc. Lie, Anita. (2000). Metode Pembelajaran Gotong Royong. Surabaya : C.V. Citra Media

Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative

Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo

M. Saputra, Yudha. (2008). Strategi Pembelajaran Kooperatif. Bandung: C.V. Bintang Warli Artika

Mariam, Siti (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Jenjang Analisis dan Sintesis.UIN Syarif Hidayatullah : Tidak diterbitkan.

Slavin, Robert. (2008). Cooperative Learning, Teori, Riset Dan Praktik. Bandung : Nusamedia

Solihatin, Etin. (2008) Cooperative learning: analisis model pembelajaran

IPS. Jakarta : Bumi Aksara

Sudjianto. (2005). Pengantar Linguistik. Jakarta : Kesaint Blanc

Sudjianto dan Dahidi, Ahmad. (2009). Metodologi Pembelajaran


(6)

Mia Mukarromah, 2013

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Round Table Dalam Meningkatkan Penguasaan Pola Kalimat Dasar Bahasa Jepang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2006). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sukmadinata, N.S. (2006). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosda Karya

Sutedi, Dedi. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung : UPI PRESS

Winataputra, Udin,S. (1994). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

WIDIANINGSIH, Winda. 2011. Efektivitas Metode Cooperative Learning

Teknik Think-Pair-Share Pada Pembelajaran Pola Kalimat Dasar Bahasa Jepang. Tidak diterbitkan

http://dianekaamrina.blogspot.com/2009/12/anotasi-bibliografi-cooperative.html

http://arjusunarna.blogspot.com/2012/10/jurnal-ptk-oleh-sunarna.html http://guru-kbm.blogspot.com/2008/05/model-pembelajaran.html