MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI MELALUI PERMAINAN MENDAYUNG PADA PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KELAS V SDN PAMULIHAN KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukanuntukmemenuhisebagiandarisyaratmemperolehgelarsarjanapendidikan

Oleh SANDI GOPUR

0903235

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2013


(2)

”MeningkatkanKekuatanOtotTungkaiMelaluiPermainanMendayungPadaPembelaj

aranKebugaranJasmani Di Kelas V SDN

PamulihanKecamatanSiturajaKabupatenSumedang”, adalah benar-benar karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang, Juni 2013

Sandi Gopur 0903235


(3)

iv

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR DIAGRAM ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. RumusandanPemecahanMasalah ... 8

1. RumusanMasalah ... 8

2. PemecahanMasalah ... 9

C. TujuanPenelitian ... 10

D. ManfaatPenelitian... 10

E. BatasanIstilah ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. PendidikanJasmani ... 13

1. PengertianPendidikanJasmani ... 13

2. PembelajaranPenjas di SD ... 14

3. TujuanPembelajaranPenjas di SD ... 15

4. RuangLingkupPenjas di SD ... 15

5. TeoriPerkembanganAnak ... 17

6. KekuatanOtotTungkai ... 18

7. StrategiPembelajaranKebugaranJasmani ... 19

8. PermainanMendayung ... 19

B. Penelitian yang Relavan ... 20

C. HipotesisTindakan ... 21

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

A. LokasidanWaktuPenelitian ... 22

1. LokasiPenelitian ... 22

2. WaktuPenelitian ... 22

B. SubjekPenelitian ... 22

C. MetodedanDesainPenelitian ... 23


(4)

v

2. TahapPelaksanaanTindakan ... 25

3. TahapObservasi ... 28

4. TahapAnalisisdanRefleksi ... 28

E. Instrument Penelitian ... 29

G. TeknikPengolahandanAnalisis Data ... 30

H. Validasi Data ... 32

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Paparan Data Awal ... 33

1. Paparan Data AwalPerencanaan ... 33

2. Paparan Data AwalPelaksanaan ... 35

3. Paparan Data AwalAktivitasSiswa ... 36

4. Paparan Data AwalTesHasilBelajar ... 37

5. AnalisisdanRefleksi ... 38

B. Paparan Data Tindakan... 41

1. Paparan Data Siklus I ... 41

a. Paparan Data Perencanaan ... 41

b. Paparan Data Pelaksanaan ... 44

c. Paparan Data AktivitasSiswa ... 47

d. Paparan Data HasilBelajar ... 49

e. AnalisisdanRefleksi ... 51

2. Paparan Data Siklus II ... 58

a. Paparan Data Perencanaan ... 58

b. Paparan Data Pelaksanaan ... 62

c. Paparan Data AktivitasSiswa ... 66

d. Paparan Data HasilBelajar ... 68

e. AnalisisdanRefleksi ... 69

3. Paparan Data Siklus III ... 78

a. Paparan Data Perencanaan ... 78

b. Paparan Data Pelaksanaan ... 82

c. Paparan Data AktivitasSiswa ... 85

d. Paparan Data HasilBelajar ... 87

e. AnalisisdanRefleksi ... 88

C. Pembahasan ... 96

1. PembahasanPerencanaan ... 96

2. PembahasanPelaksanaan ... 98


(5)

vi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 107

A. Kesimpulan ... 107

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 111

LAMPIRAN ... 113


(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Salah satuupayauntukmeningkatkanmutupendidikanharusdilakukan dengan melibatkan seluruh system dalampendidikan, salahsatunyaadalah guru. Salah satu indicator berhasilnyapendidiikanadalahditanganguru,olehkarenaituguru harusmampumengaturdanmengkondisikanpembelajaran yang menyenangkan agar siswapadasaatpembelajaranpendidikanjasmanisiswamampumemahamiapa yang dijelaskanolehguru,mempunyaisikap yang baik, danbergerakaktif.

Melalui proses belajar pendidikan jasmani yang bertujuan untuk mengembangkan potensi anak secara seimbang. Perkembangan tersebut harus terjadi secara menyeluruh, sebab yang diharapkan dari proses belajar tersebut tidak hanya aspek jasmani yang biasa dikenal dengan istilah psikomotorik, akan tetapi juga potensi yang lainya, yaitu perkembangan pengetahuan dan penalaran yang biasa disebut dengan istilah kognitif. Selain itu juga diharapkan dapat mencapai perkembangan sikap serta kepribadian yang positif tercantum dalam ranah afektif.

Seiring dengan perkembangan fisiknya yang beranjak matang maka perkembangan motorik anak sudah dapat terkoordinir dengan baik. Setiap gerakannya dengan kelebihan gerak atau aktifitas motorik yang lincah. Oleh karena itu, usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik ini, seperti menulis, menggambar, melukis, mengetik, berenang, main bola dan atletik. Yusuf(Ahmad,2011). Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang diutamakan adalah siswa harus banyak bergerak atau aktif. Pada dasarnya pendidikan jasmani adalah upaya untuk membina manusia baik secara fisik maupun mental melalui aktifitas jasmani. Tujuan utama pendidikan jasmani adalah menghasilkan manusia yang sehat,cerdas,aktif,disiplin, serta sportif dan kemandiriannya yang tinggi.


(7)

Mata pelajaran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan kesegaran siswa, dengan kesehatan yang baik diharapkan siswa dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani adalah siswa yang banyak bergerak atau siswa yang aktif dalam pembelajaran. Maka dari itu, mata pelajaran pendidikan jasmani sangat berperan penting bagi kesehatan siswa.

Materi atau bahan ajar pada bidang studi pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dalam kurikulum tahun 2006/KTSP meliputi beberapa aspek, diantaranya adalah permainan dan olahraga, dan salah satu diantaranya adalah kebugaran jasmani.

Dalam pembelajaran kebugaran jasmani memiliki beberapa unsur-unsur kebugaran jasmani, yaitu: kekuatan, dayaledak, kecepatan, kelentukan, kelincahan, dan daya tahan yang harus dikuasai denganbaikolehpara pelakunya atau siswa agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar

Sebuah tingkat kebugaran jasmani akan dikuasai dengan baik apabila melalui proses latihan. Suatu tingkat kebugaran hanya akan didapat atau dikuasai dengan baik apabila dilatih dengan baik dan dengan sebaik-baiknya. Prosesnya mencakup kegiatan latihan atau pelaksanaan tugas-tugas secara berulang-ulang.

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani. Di dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia, peranan pendidikan jasmani adalah sangat penting, yakni memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematis. Sehingga memberi peluang bagi siswa untuk meningkatkan kedewasaan, membentuk sikap dan watak, menghargai orang lain, mencintai sesama serta dapat melayani kepentingan diri sendiri maupun lingkungan.


(8)

Pendidikan jasmani olah raga dan kesehatan merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dilaksanakan disebuah sekolah atau lingkungan pendidikan yang bertujuan untuk melatih atau meningkatkan tingkat kebugaran jasmani peserta didik yang melibatkan berbagai macam atau beberapa aspek kebugaran jasmani salah satunya kekuatan otot tungkai.

Syarifudin dan Muhadi (1993: 4) menjelaskan bahwa:

Pendidikan jasmani adalahsuatu proses melalui aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

Shaman(Nadisah1992: 15) mengemukakan bahwa“Pendidikan jasmani adalah bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktivitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan pola prilaku pada individu yang bersangkutan.” Disamping itu, Hetherrington (Nadisah 1922: 16) menjelaskan sebagai berikut :

Pendidikan jasmani berkenaan dengan aktifitas yang menggunakan kelompok otot-otot besar dan hasil yang diperoleh merupakan sumbangan bagi kesehatan dan pertumbuhan anak-anak didik sehingga menyadari benar bahwa dari proses pendidikan tersebut tidak akan cacat.

Dengandemikian, Pendidikanjasmanimerupakansuatu proses

pembelajaranmelaluiaktivitasjasmani yang

didesainuntukmeningkatkandengankebugaranjasmani,

mengembangkanketerampilanmotorikdanperilakuhidupsehatdan aktif pengetahuansikapsportif, kecerdasanemosi.

Fakta dilapangan peneliti menemukan sebuah masalah yang dihadapi guru saat melaksanakan pembelajaran kebugaran jasmani yaitu siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran kebugaran jasmani yang terkesan monoton dengan pembelajaran itu-itu saja dan tidak dikemas secara menarik yang akhirnya peserta didik kembali mengutarakan kengiinan berolah raga hanya bidang olah raga yang mereka gemari yaitu bermain sepak bola. Dengan penemuan masalah tersebut maka peneliti merencanakan melakukan penelitian terhadap siswa kelas V SDN


(9)

Pamulihan Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang, yaitu menerapkan suatu permainan untuk meningkatkan otot tungkai melalui permainan mendayung.

Sebuah permainan dapat diterapkan sebagai metode ajar kepada peserta didik agar peserta didik tidak merasa jenuh dengan pembelajaran yang biasa sering dilaksanakan, dalam suatu permainan anak juga tidak dituntut hanya untuk melakukan latihan kekuatan melalui permainan. Permainan menurut Schaller dan Lazarus (Sukintaka, 1992: 4) adalah “Permainan itu merupakan kegiatan manusia yang berlawanan dengan kerja dan kesungguhan hidup, tetapi permainan itu merupakan imbangan antara kerja dengan istirahat.” Sedangkan menurut Kusmaedi (2009: 4) “Permainan adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat aturan-aturan yang merupakan kesepakatan dari komunitas tertentu. Dalam permainan unsur-unsur kesenangan dan kepuasan tetap ada.” namun secar tidak langsung anak dilatih untuk dapat bekerja sama dengan rekan satu kelompoknya dan dilati lebih disiplin karena harus mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh guru olekarena itu aspek kognitif, psikomotor dan afekti akan dimasukan dalam suatu penilaian seorang peserta didik pada saat mengikuti pembelajaran atau pada saat siswa melaksanakan aktivitas.

Namun terlepas dari pembelajaran kebugaran jasmani yang terpokus kepada otot tungkai, semua aspek kebugaran jasmani yang terdapat pada pendidikan kebugaran jasmani akan di ajarkan kepada siswa agar pembelajaran tetap seimbang dengan program pendidikan jasmani yang terdapat pada Kurikulum tahun 2006/ KTSP.

Metode penelitian yang di ambil oleh penulis ialah metode penelitian tindakan kelas(PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu satu action research yang dilakukan di kelas. Menurut Carr dan Kemmis(Wardani dkk, 2006: 14).

1. Penelitian tindakan adalah satu bentuk inkuiri atau penyelidikan yang dilakukan melalui refleksi.

2. Penelitian tindakan dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang diteliti, seperti guru, siswa, atau kepala sekolah.


(10)

3. Penelitian tindakan dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan. 4. Tujuan penelitian tindakan adalah memperbaiki: dasar pemikiran dan kepantasan dari praktek-praktek, pemahaman praktek tersebut, serta situasi atau lembaga tempat praktek tersebut dilaksanakan.

Kesimpulan dari pengertian di atas adalah penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas atau diluar kelas melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Tabel 1.1

Hasil Tes Kekuatan Otot Tungkai

No Nama Siswa JK Hasil Tes Skor

keterangan

T TT

1 Aceplindra. K L 17 68 √

2 Ade Kartika P 12 48 √

3 Ade kasman L 15 60 √

4 Adityajaya L 17 68 √

5 Ai Rukmini P 13 52 √

6 Aldie Putra. T L 20 80 √

7 Alex Hidayat L 20 80 √

8 Andi. H L 17 68 √

9 CiptoSetiawan L 17 68 √

10 Dede Adrian L 18 72 √

11 Dedesubagja L 19 76 √

12 Eneng. Y P 13 52 √

13 Hani Kurnia P 13 52 √

14 Ikhsan. A L 17 68 √

15 Kikict. K. M L 19 76 √


(11)

T TT

16 Laisa Tiara. N P 13 52 √

17 LilisDarti P 13 52 √

18 Mina P 10 40 √

19 Nadia Fera. R P 14 48 √

20 Rika Suwarsih P 14 48 √

21 RinaSuparnita P 15 60 √

22 Riswali. R L 18 72 √

23 Shera P 18 72 √

24 Susi Rohaeti P 12 48 √

25 Tiara Sari P 14 48 √

26 Widiyansyah L 19 76 √

27 YadiSuryadi L 19 76 √

28 Gegen Patriot L 20 80 √

29 Ilhanm. S L 19 76 √

Jumlah 11 18

Persentase 38% 62%

Deskriptor:

1. Apabila siswa melakukan 18 lompatandengannilai 4 dalam 1 kali lompatan maka siswa dinyatakantuntas

2. Apabila siswa melakukankurangdari 18 lompatan maka

siswadinyatakantidaktuntas. Keterangan:

T = Tuntas

TT = Tidak Tuntas

Dari hasil tes yang telah dilakukan dengan mitra peneliti, dari jumlah 29 siswa dengan KKM 70%, siswa yang tuntas hanya 11 orang atau 38% dan siswa yang tidak tuntas yaitu 18 orang atau 62%.


(12)

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut maka diperlukan suatu cara atau tekhnik yang sesuai dengan pokok permasalahan yang muncul. Berdasarkan permasalahan di atas,menurut pendapat seorang pakar pendidikan jasmani yang menyatakan: “tujuannya menciptakan kondisi dan kegiatan belajar yang memungkinkan murid lancar belajar dan mencapai sasaran belajar.”(Supandi, 1922:5). Adapun upaya yang diajukan adalah guru menerapkan metode permainan sebagai tekhnik pembelajaran. Hal ini dilakukan agar siswa yang mengikuti pembelajaran tidak merasa bosan atau merasa jenuh dengan pembelajaran yang begitu-begitu saja dan kegiatan pun dilakukan secara bervariasi. Kemudian pada akhirnya dilakukan tes kebugaran jasmani pada unsur kekuatan yaitu kekuatan otot tungkai yang sebenarnya. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh permainan mendayung pada pembelajaran kebugaran jasmani di kelas V SDN pamulihan Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.

Permainan mendayung ini adalah permainan yang dilakukan anak yang dibagi dalam beberapa kelompok dengan menggunakan tongkat sebagai alat bantu permainan panjang tongkat 2 sampai3 meter sesuai dengan tongkat yang tersedia atau yang ada. Pada sebuah tongkat dapat berisikan 5 sampai 8 orang anak, Dengan bergerak menyerupai orang yang sedang mendayung perahu, anak mengangkangi tongkat yang mereka pegang dengan tangan kiri dan tangan kanan sebagai pengayuh, berlomba sampai batas yang ditentukan dengan berjalan jongkok. Kelompok yang seluruh tongkatnya masuk kedalam garis batas dianggap menang.

Mengapa peneliti mengambil permainan mendayung sebagai metode pembelajaran untuk melatih kekuatan otot tungkai pada siswa kelas V SDN Pamulihan Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang karena permainan ini memiliki sifat untuk melatih kekuatan, kecepatan dan kerjasama jadi walaupun ini hanya permainan namun permainan ini memiliki tujuan yang sama yaitu melatih kekuatan. Karena dengan berjalan jongkok secara tidak lanngsung otot tungkai akan menahan beban berat badan tubuh dan tungkai akan menjadi penyeibang. Jadi sangat erat sekali kaitanya permainan mendayung dengan latihan kekuatan


(13)

otot tungkai karena memilikii tujuan yang sama dengan pembelajaran kebugaran jasmani khususnya pada otot tungkai yaitu untuk melatih kekuatan otot tungkai.

Dengan mengangkat topik tersebut, maka judul skripsi yang diajukan oleh penulis adalah: “ Meningkatkan Kekuatan Otot Tungkai Melalui Permainan Mendayung Pada Pembelajaran Kebugaran Jasmani “.

Perumusan Dan Pemecahan Masalah 1. PerumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka terdapat rumusan masalah yang dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

a. Bagaimana gambaranperencanaan pembelajaran latihan kekuatan otot tungkai

melalui permainnan mendayungpadasiswa kelas V

SDNPamulihanKecamatanSituraja Kabupaten Sumedang?

b. Bagaimana pelaksanaan kinerja guru pada pembelajaran latihan otot tungkai

melalui permainnan mendayung padasiswa kelas V

SDNPamulihanKecamatanSituraja Kabupaten Sumedang?

c. Bagaimana aktivitas siswa pada pembelajaran latihan otot tungkai melalui permainan mendayung pada siswa kelas V SDN Pamulihan Kecamatan Situraja Kabupaten sumedang?

d. Bagaimana hasil pembelajara latihan otot tungkai melalui permainan

mendayungpadasiswakelas V SDN

PamulihanKecamatanSiturajaKabupatenSumedang?

1. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang muncul yaitu

Siswakurangantusiasmengikuti pembelajaran kebugaran jasmani, karenapembelajaran tidak dikemas secara menarik jadi siswa cepat bosan dengan


(14)

pemberian materi yang begitu-begitu saja dan siswa kurang teroganisir sehingga keadaan saat pembelajaran menjadi tidak lancar dan akhirnya hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang

a. Pada tahap perencanaan guru mempersiapkam pembelajaran kebugaran jasmani khususnya kekuatan otot tungkai yang mengacu pada IPKG 1 yang meliputi perumusan tujuan pembelajaran, mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media, dan sumber belajar.

b. Pada tahap pelaksanaan mengacu pada IPKG 2 yaitu menjelaskan topik belajar, memberikan bimbingan berupa pertanyaan dan komando kepada siswa secara terus menerus mengenai cara latihan kekuatan otot tungkai melalui permainan mendayung pada pembelajarankebugaran jasmani dan memberikan rasa senang kepada siswa pada saat mengikuti pembelajaran. c. Guru mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Hal ini terkait dengan nilai kerja sama, sportivitas dan kerja keras siswa saat pembelajaran kekuatan otot tungkai serta memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran kebugaran jasmani.

d. Pada tahap evaluasi guru mengevaluasi siswa dengan mengadakan tes dimana setiap siswa melakukan tes kekuatan otot tungkai dengan melakukan squat jump dan dicatat hasilnya.

B.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan latihan kekuatan otot tungkai pada pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainnan mendayung.

2. Untuk mengetahui bagaimana kinerja guru saat latihan kekuatan otot tungkai pada pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainnan mendayung.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa saat latihan kekuatan otot tungkai pada pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan mendayung.

4. Untuk mengetahui bagaimana hasil latihan kekuatan otot tungkai pada pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan mendayung.


(15)

C.Manfaat Penelitian

Dengan diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan dapat membuat manfaat sebagai berikut:

Untuk Guru

a. Mendongkrak atau meningkatkan kompetensi guru dalam rangka mengembangkan propesionalismenya.

b. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya

c. Membantu guru memperbaiki proses pembelajaran yang dikelolanya karena sasaran penelitian tindakan kelas yaitu untuk memperbaiki mutu praktik pembelajaran.

d. Membantu guru agar dapat berfikir lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan pembelajaran kepada siswa

Untuk Siswa

a. Diharapkan PTK ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa, disamping guru yang melaksanakan PTK dapat menjadi model bagi para siswa dalam bersikap kritis terhadap hasil belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara menyeluruh.

b. Bagi siswa selain bisa menambah ilmu, siswa juga di perkenalkan dengan pembelajaran yang sifatnya menyenangkan karna pembelajaran dikemas semenarik mungkin yaitu dengan menggunakan permainan sebagai perantara terjadinya pembelajaran.

c. Siswa tidak terbebani dengan kurangnya alat peraga atau alat peraktek yang menyebabkan siswa harus bergantian saat melakukan pembelajaran, karena dengan permainan anak-anak tidak ada yang menunggu atau diam untuk mendapatkan giliran jadi semua peserta didik dapat ikut serta selama pembelajaran berlangsung.


(16)

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pokok-pokok permasalahan yang diteliti, maka akan dijelaskan beberapa istilah yang perlu diketahui kejelasannya yaitu:

Meningkatkan menurut kamus besar bahasa indonesiaadalah

menaikan(derajat,taraf,dsb), mempertinggi,memperhebat atau mengangkat diri.

Kekuatan adalah kemampuan maksimum untuk menggunakan atau melawan suatu daya Wilmore(Soejoko,1992)

Permainan adalah suatu bentuk aktifitas kegiatan dari bahan sederhana maupun modern sesuai aspek budaya dalam kehidupan masyarakat.

Pembelajaran adalah dengan mengaktifkan indera siswa agar memperoleh pemahaman sedangkan pengaktifan indera dapat dilaksanakan dengan jalan menggunakan media atau alat bantu. Disamping itu penyampaian dengan berbaggai variasi artinya menggunakan banyak metode.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Otot adalah jaringan kenyal di tubuh manusia dan hewan yang berfungsi menggerakan organ tubuh.

Tungkai adalah seluruh kakinya dari pangkal paha dari sesudah lutut ke pangkal paha, bawah bagian kaki dari lutut ke bawah. Depdiknas,2001, kamus besar bahasa indonesia, jakarta:balai pustaka

Menurut (Sukintaka. dkk,1979: 109) Permainan mendayung adalah permainan yang dilakukan secara berkelompok dengan tongkat sebagai alat bantu, untuk satu tongkat berisikan 5 sampai 8 orang anak. Dengan bergerak seperti orang sedang mendayung, anak mengangkang tongkat yang mereka pegang dengan tangan kiri dan tangan kanan sebagai pengayuh, berlomba sampai batas yang ditentukan dengan berjalan jongkok. Kelompok yang seluruh tongkatnya masuk kedalam garis dianggap menang.


(17)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di SDN Pamulihan Desa Wanakerta Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.

2. Waktu Penelitian

Lama penelitian adalah selama 5 (lima) bulan, yaitu mulai dari bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013. Karena pada metode penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran dan hasil belajar. Oleh karena itu metode penelitian tindakan kelas dilakukan dalam beberapa siklus hingga permasalahan dapat teratasi. Untuk itu penelitian harus dilakukan dengan jangka waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil yang baik.

B.Subjek Penelitian

Subjek peneliti adalah siswa kelas V SDN Pamulihan Desa Wanakerta Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 29 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. 1. Letak Geografis

SDN Pamulihan terletak di Desa Wanakerta Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang. SDN Pamulihan dibangun pada tahun 1960.

2. Keadaan Guru

SDN Pamulihan mempunyai tenaga pengajar atau staf dewan guru sebanyak 14 orang, yang terdiri dari Pegawai Negri Sipil sebanyak 10 orang dan Sukwan sebanyak 4 orang, dan terdapat penjaga sekolah 1 orang.


(18)

3. Keadaan Siswa

Sekolah Dasar Negri Pamulihan memiliki siswa dengan jumlah 170 siswa. C.Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meingkatkan mutu suatu hal, yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

Kelas/ruangan adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seoran guru.

Penelitian tindakan kelas (classroom action research) merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara lebih propesional.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahammi apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Hopkins, (Karlina, 2011: 27).

Sedangkan menurut Kemmis, (Karlina, 2011: 12) menjelaskan bahwa penelitian tindakan adalah sebuah bentuk inkuiri reflektif yang dilaksanakan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka. b) Pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) Situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Tujuan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah untuk meningkatkan kualitas dan perbaikan proses pembelajaran yang seharusnya dilakukan guru sebagai tenaga propesional. Atau meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, menigkatkan propesionalisme dan menumbuhkan budaya akademik.


(19)

Sedangkan manfaat penelitian tindakan kelas adalah akan meningkatkan inovasi dalam menyampaikan pembelajaran sehingga pembelajaran lebih berpariasi, mampu mengembangkan kurikulum, dan akan meningkatkan propesionalisme guru yang akhirnya membuat lebih terbuka (apalagi bila dilaksanakan secara kolaboratif). Tahapan-tahapan yang dipergunakan dalam penelitian tindakan kelas ini dimulai dari pencarian masalah, melakukan orientasi, merencanakan tindakan perbaikan, merencanakan tindakan, observasi dan interpretasi, analisis dan refleksi, dan selanjutnya merencanakan kembali tindakan siklus 2 dan seterusnya.

2. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis membagi proses penelitian dalam empat tahapan yaitu: Perencanaan (planning), Pelaksanaan tindakan (action), Observasi (observation), Refleksi (reflektion), dalam setiap siklusnya. Prosedur penelitian yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah berbentuk siklus desain Kemmis and Mc. Taggart. Pada hakekatnya siklus ini berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat-perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Gambar 3.1

perencanaan

pelaksanaan

pengamatan Siklus I refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Siklus II Refleksi

perencanaan

pelaksanaan

pengamatan Siklus III Refleksi


(20)

Dari gambar di atas, terlihat jelas daur ulang aktivitas dalam penelitian tindakan kelas ini diawali dengan perencanaan (planing)¸ penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation dan evaluation), melakukan refleksi (reflection), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.

D.Prosedur Penelitian 1. Tahap Perencanaan

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Dalam setiap siklusnya dilaksanakn sesuai dengan target yang ingin dicapai oleh peneliti, sesuai dengan masalah yang didapat peneliti pada saat melakukan observasi dilapangan. Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menemukan titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah instrumen.

Dan peneliti mengambil langkah-langkah kegiatan dalam tahap perencanaan sebagai berikut :

1. Membuat perencanaan pembelajaran kebugaran jasmani melalui permainan mendayung

2. Membuat lembar ovservasi yang bertujuan untuk mengamati kondisi belajar mengajar saat permainan mendayung dilaksanakan oleh peserta didik.

3. Membuat instrumen yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang didapat dilapangan.

4. Membuat alat untuk evaluasi yang sesuai untuk mengetahui dampak penerapan permainan mendayung terhadap pembelajaran kebugaran jasmani yang berfokus kepada kekuatan otot tungkai.

2. Tahap Pelaksanaan/Tindakan

Tahapan yang kedua adalah tahap pelaksanaan tindakan (action). Pada tahap ini dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan rancangan atau perencanaan yang sudah disiapkan, yaitu mengenalkan pembelajaran dikelas. Hal yang perlu dalam tahap ini bahwa guru


(21)

harus ingat dan berusaha melaksanakan apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan dan harus pula berlaku wajar dan tidak dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan perencanaan dengan pelaksanaan harus diperhatikan dengan/secara seksama.

Pada tahap ini , kegiatan yang dilaksanankan adalah melaksanakan rancangan/perencanaan yang telah dibuat sedemikianrupa untuk pembelajaran kebugaran jasmani yang berfokus pada kekuatan otot tungkai melalui permainan mendayung untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai. Dan apabila pada pelaksanaan siklus pertama tujuan pembelajaran belum tercapai atau hasilnya kurang memuaskan maka dilanjutkan ke siklus kedua untuk memperbaiki pembelajaran yang sebelumnya dilaksanakan di siklus satu dan apabila pada siklus dua target yang ingin dicapai masih belum optimal maka kembali diperbaiki di siklus selanjutnya sampai target terccapai dengan baik.

Adapun penerapan tindakan terhadap pelaksanaan pembelajaran kebugaran jasmani khusunya kekuatan otot tungkai melalui permainan mendayung untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai sebagai berikut :

a. kegiatan awal ( + 10 menit) 1) Siswa dibariskan 3 bersap 2) Mengecek kehadiran siswa

3) Menegur siswa yang tidak berpakaian olahraga dan memeriksa kebersihan kuku siswa

4) Guru menjelaskan permaian mendayung

5) Melakukan gerakan pemanasan yang mengacu pada pembelajaran yang akan diberikan pada pembelajaran.

Melakukan streacing:

1) Gerakan merenggutkan kepala ke atas dan kebawah dengan 2) Gerakan menengokan kepada ke kiri dan ke kanan

3) Gerakan memutarkan kepala secara pelan-pelan dengan 1x8 hitungan 4) Gerakan tangan dilipat didepan dada dan kemudian dibuka kesamping 5) Gerakan tangan membentuk huruf S dengan posisi tangan di belakan 6) Gerakan kaki dilipat di depan


(22)

7) Gerakan kaki dilipat di belakang

8) Gerakan memutarkan bagian pergelangan kaki ke arah kiri dan kanan 9) Gerakan kombinasi

b. Kegiatan Inti ( + 50 menit )

1) Pertama-tama guru membegi siswa menjadi 5 kelompok dan setiap kelompok diberikan tongkat yang bertujuan menjadi gambaran perahu yang dinaiki. 2) Cara bermain permaian mendayung adalah setiap kelompok menyimpan

tongkat yang sudah dimiliki oleh setiap kelompok diselangkangan antara kedua paha/ditengah-tengan paha dan dipegang oleh tangan kiri oleh semua anggota kelompok dengan posisi kaki setengah jongkok, kemudian 2 (dua) kelompok berdiri di garis awal (start) untuk bersiap-siap melakukan permainan dengan posisi setengah jongkok kemudian ketika ada komando mulai berupa tiupan peluit setiap kelompok harus berjalan mengikuti lintasan yang telah disiapkan sampai mencapai garis akhir (finish), dan kelompok yang terlebih dahulu melewati garis akhir sampai semua bagian tongkat melewati garis maka dikatakan kelompok tersebut menjadi pemenang, permaian dilakukan dalam beberapa kali dengan berbagai pariasi.

3) Permainan dilakukan sampai waktu pelajaran habis dan semua kelompok mendapat giliran melakukan permainan mendayung.

c. Kegiatan akhir ( + 10 menit )

1) Siswa dikumpulkan kembali mendekati guru dengan kaki dilunjurkan 2) Guru menanyakan tentang jalanya pembelajaran kepada siswa

3) Siswa menyimak evaluasi dari guru dan melakukan tanya jawab 4) Guru memimpin siswa melakukan pendinginan dengan optimal

5) Setelah selesai kegiatan guru memimpin do’a , kemudian siswa dibubarkan untuk mengganti pakaian dan istirahat.

3. Tahap Observasi

Tahap ketiga adalah pengamatan atau (observation). Pada tahap ini, yaitu pengamatan yang dilakukan oleh peneliti (observer). Pengamatan tidak dapat dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan, pengamatan dilakukan pada waktu tindakan dilaksanakan atau berlangsung.


(23)

Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran kebugaran jasmani khususnya kekuatan otot tungkai berjalan melalui permainan mendayung, serta untuk mengumpulkan data dan membuat catatan lapangan mengenai hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berjalan dari awal sampai akhir.

Pengamatan dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan tindakan, yaitu selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan saat hasil akhir kerja siswa. Dilakukan dengan mengisi lembar observasi untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

4. Tahap Analisis dan Reflektif

Tahap keempat adalah refleksi (reflektion). Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang pada saat pembelajaran dilaksanakan. Kegiatan ini sangat tepat dilakukan pada saat guru sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasik kekurangan dan kelebihan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya dan merencanakan kembali tindakan selanjutnya yang akan dilakukan.

Dan peneliti membuat langkah-langkah kegiatan refleksi sebagai berikut: a) Mengecek data-data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian

b) Mendiskusikan hasil yang didapat dari hasil pengamatan dengan pihak-pihak terkait pada saat pelaksanaan.

c) Membuat rencana kembali yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya untuk mengetahui hal-hal yang pperlu diperbaiki pada siklus yang akan dilakukan selanjutmya.

Dan dalam kegiatan refleksi ini, para pelaku (peneliti, guru, dan kepala sekolah) yang terlibat dalam penelitian tindakan mempunyai banyak kesempatan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai dalam mengikuti pembelajaran kebugaran jasmani. Dengan melihat hasil analisa yang dilaksanakan dapat digunakan sebagai acuan untuk membuat perencanaan pada siklus selanjutnya.


(24)

E. Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi

Obsevasi dilaksanakan untuk mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa kelas V SDN Pamulihan dalam pembelajaran Penjas mengenai latihan kekuatan otot tungkai. Dengan adanya observasi ini, maka akan dapat diketahui pencapaian kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Observasi yang dilakukan adalah observasi terstruktur yaitu dengan menggunakan indikator-indikator pada format observasi yang telah disepakati.

Menurut Suherman (2012: 79). Observasi merupakan pengamatan langsung dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan, atau kalau perlu dengan pengecapan.

2. Lembar Wawancara (Intervieu)

Wawancara dilakukan untuk menggali informasi yang belum didapatkan dari instrumen lainnya. Sebelum melakukan wawancara, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi wawancara agar wawancara berlangsung secara terarah. Oleh karena itu, metode wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur yaitu wawancara yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu pedoman wawancaranya. Pedoman itu dibuat sebelum wawancara dilakukan. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan kepada guru dan siswa. Oleh karena itu, dibuat dua pedoman wawancara, yaitu pedoman wawancara untuk guru dan untuk siswa.

Menurut Suherman (2012: 79). Wawancara (Intervieu) adalah suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewer) dinamakan intervieu.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan salah satu instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui kejadian-kejadian khusus dan menonjol dalam pelaksanaanpembelajaran. Data yang diperoleh dari catatan lapangan digunakan untuk menunjang dan memperkuat data yang telah diperoleh dari instrumen-instrumen lainnya. Catatan lapangan dilakukan dari mulai awal hingga akhir


(25)

pembelajaran, yang meliputi kagiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, kegiatan akhir pembelajaran dan proses evaluasi pembelajaran. 4. Format Tes

Format tes adalah format untuk mencatat atau untuk mengumpulkan semua data siswa yang telah melakukan praktek kekuatan otot tungkai untuk mendapatkan informasi tentang data siswa mulai dari kemampuan awal siswa hingga proses peningkatan kemampuan siswa dari mulai awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran

Menurut Suherman (2012: 78). Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek penelitian.

karena dengan adanya format tes yang berisikan data seluruh siswa peneliti akan lebih mudah menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan pada tindakan selanjutnya dalam membuat perencanaan.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Data penelitian yang dikaji, yaitu data pelaksanaan tindakan dan data hasil belajar siswa. pertama, data pelaksanaan tindakan berupa deskripsi pelaksanaan proses pembelajaran kebugaran jasmani khusunya otot tungkai melalui permainan mendayung. Data pelaksanaan tindakan diperlukan untuk memonitor tahap-tahap pelaksanaan tindakan dengan cara observasi dan wawancara, dengan instrumen berbentuk pedoman wawancara, dengan instrumen berbentuk pedoman observasi, pedoman wawancara, dan catatan lapangan.

Data hasil belajar siswa berupa evaluasi hasil belajar dan sikap siswa selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Data hasil tindakan ini diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas pembelajaran kebugaran jasmani khususnya kekuatan otot tungkaimelalui permainan mendayung.

Teknik pengolahan data yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif berupa uraian/pembahasan. Hal ini dikarenakan bahwa dalam metode penelitian tindakan peneliti mencermati betul-betul proses selama proses dan setelah


(26)

tindakan dilaksanakan, sehingga diperoleh informasi yang akurat tentang dampak perlakuan yang dibuat.

2. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas, analisis data dilakukan sejak awal penelitian, pada setiap aspek kegiatan penelitian. Penelitian juga dapat langsung menganalisis apa yang diamati, situasi dan suasana kelas/lapangan, hubungan guru dengan anak didik, dan anak didik dengan teman yang lainnya. Analisis menurut Nasution, (Suparno,2005: 61) mengemukakan bahwa .

Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif, serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bias diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

Lebih lanjut analisis data Patton dan Moleong, (Suparno,2005: 61) mengemukakan bahwa .

Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penapsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan

Hal ini berarti analisis data yang dilakukan mulai sejak awal kegiatan dimulai dari kegiatan orientasi kegiatan lapangan hingga pelaksanaan dan kemudian semua data diolah menjadi hasil belajar siswa.

G.Validasi Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa cara validasi data yang diambil dari sejumlah cara validasi data menurut Syamsuddin A. R.dan Damaianti (2006: 242-243).Dibawah ini dijelaskan cara-cara yang dilakukan peneliti dalam proses validasi data.

1. Member check, yaitu memeriksa kembali data-data yang telah diperoleh melalui berbagai instrumen yang digunakan. Dengan cara ini peneliti juga memeriksa apakah data yang diperoleh sudah lengkap atau belum. Proses ini


(27)

dilakukan dengan bantuan observer untuk mengatasi kemungkinan adanya data yang belum dimengerti.

2. Triangulasi, yaitu membandingkan data-data yang diperoleh dari tiga sudut pandang, yaitu guru, siswa dan observer. Proses ini juga dilakukan dengan membandingkan data-data yang diperoleh dari berbagai instrumen yang

digunakan agar data yang diperoleh benar-benar dapat

dipertanggungjawabkan.

3. E×pert Opinion, yaitu meminta pendapat kepada pembimbing dan mitra peneliti mengenai penelitian yang dilakukan. E×pert Opinion dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian. Perbaikan, modifikasi atau perubahan yang dilakukan berdasarkan opini para ahli akan memberikan validasi pada penelitian dan meningkatkan derajat kepercayaan.


(28)

107

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran peningkatan kekuatan otot tungkai melalui penerapan permainan mendayung yang dilakukan di SDN Pamulihan Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang dapat disimpulkan bahwa :

Pembelajaran peningkatan kekuatan otot tungkai melalui permainan mendayung pada prosesnya meliputi perencanaan, kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar sebagai berikut:

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran peningkatan kekuatan otot tungkai melalui permainan mendayung, memberikan arah dan acuan yang jelas tentang materi gerak kekuatan otot tungkai. Perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan dan ditentukan. Dimana, RPP siklus I kegiatan siswa adalah siswa melakukan gerak kekuatan otot tungkai dengan jarak 15 m dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 77%. Kegiatan siswa pada siklus ke II adalah melakukan gerak kekuatan otot tungkai dengan jarak 30 m namun lintasan tidak bervariasi dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 91% masih belum mencapai target dan tetap memerlukan perbaikan untuk siklus selanjutnya. Kegiatan siswa pada sikluske III adalah siswa melakukan gerak kekuatan otot tungkai dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 100% dan target telah tercapai.

2. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan tetap mengacu pada perencanaan pembelajaran yang sudah disusun dan disiapkan sebelumnya yang terdapat pada RPP. Pelaksanaan pembelajaran gerak kekuatan otot tungkai melalui permainan mendayung dengan kinerja guru untuk memotivasi, mengarahkan dan membimbing


(29)

siswanya untuk melakukan gerak kekuatan otot tungkai. Pada siklus I kinerja guru hanya mencapai 78%, siklus II 92%, dan pada siklus III mencapai target yang diharapkan yaitu 100%. Hal tersebut sesuai yang diharapkan dan hasilnya signifikan. 3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada siklus I mencapai 50% dari jumlah keseluruhan siswa, pada siklus II meningkat menjadi 79% dari jumlah keselurhan siswa dan pada siklus III meningkat menjadi 96% dari jumlah keseluruhan siswa.

4. Hasil Belajar Siswa

Peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi kinerja guru dan aktivitas siswa, menunjukkan hasil yang nyata, mencapai target yang ditentukan sebasar 95%. Peningkatan pembelajaran gerak kekuatan otot tungkai terbukti dari peningkatan setiap siklus dimana pada siklus I jumlah siswa yang tuntas mencapai 19 siswa atau 65%, siklus II meningkat menjadi 22 siswa atau 75% yang tuntas, siklus III meningkat menjadi 28 siswa atau 97% yang tuntas dengan target yang ditentukan yaitu 95%.

B. Saran

Pembelajaran peningkatan kekuatan otot tungkai melalui permainan mendayung merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas gerak. Dengan memperhatikan hasil PenelitianTindakan Kelas yang telah dilaksanakan di SDN Pamulihan Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Penerapan permainan mendayung pada pembelajaran kebugaran jasmani khususnya kekuatan otot tungkai adalah merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran kebugaran jasmani. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu memilih dan mengembangkan teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok


(30)

untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainnya yang masih perlu dipertimbangkan.

b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai penggunaan model pembelajaran yang sesuai, sehingga dalam penerapannya tidak menjadi salah persepsi.

c. Para guru disarankan untuk memiliki kemauan, keuletan, kreatif, dan punya keberanian untuk mengembangkan pembelajaran dan mengembangkan berbaga ipotensi, baik potensi diri sebagai guru, potensi lingkungan maupun potensi siswa. Karena penelitian membuktikan bahwa pembelajaran kebugaran jasmani khususnya kekuatan otot tungkai yang selama ini dinilai sulit oleh para guru, dengan kerjakeras ternyata dapat dioptimalkan dengan baik.

d. Dalam mengembangkan langkah-langkah penerapan pembelajaran gerak kekuatan otot tungkai melalui permainan mendayung sebaiknya guru berperan optimal sebagai motivator, fasilitator, dan membimbing siswa sebaik-baiknya

e. Dalam pembelajaran kebugaran jasmani guru lebih menekankan pada proses bagaimana pengetahuan, dan keterampilan gerakan itu dibangun oleh para siswa yang difasilitasi melalui permainan mendayung sehingga akan lebih mempermudah dan mempercepat proses penguasaan gerak kekuatan otot tungkai tersebut.

2. Bagi Siswa

a. Keterampilan gerak dasar misalnya gerak kekuatan otot tungkai harus diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.

b. Para siswa perlu dibina untuk melakukan gerak kekuatan otot tungkai yang bermanfaat bagi dirinya, sehingga dengan pembelajaran kekuatan otot tungkai nantinya siswa dapat melakukan peningkatan dengan baik.

c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.


(31)

3. Bagi Sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

b. Dalam meningkatkan minat dan bakat terhadap kebugaran jasmani, maka perlu diadakannya pertandingan baik padat ingkat intern sekolah, gugus, kecamatan maupun tingkat kabupaten yang dilakukan secara berkala.

c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bias bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program studi Pendidikan Jasmani yang memproduksi guru yang kreatif.

5. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan modifikasi pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan permainan dalam pembelajaran sebagai tindakan.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Untuk Sekolah Dasar. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dikdasmen.

Sukintaka, dkk. (1979). Permainan Dan Metodik Buku II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan

Ahmad, S. (2011). Pembelajaran Passing Dengan Kaki Bagian Dalam Melaluui Media Tali Pada Permainan Sepak Bola Kelas IV SDN Margamulya Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Proposal pada Jurusan S1 PGSD Upi Sumedang: Tidak Diterbitkan

Wardani, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Depdiknas, (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi II. Jakarta:Balai Pustaka Hendromartono, Soejoko(1992). 0lah Raga Pilihan Renang. Depdikbud

Muhadi, Aip Syarifuddin. 1993. Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.

Nadisah.1992. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Dir jen Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Pembelajaran Kasti Pada Siswa Selas III SDN Sindang 1Lutan, Rusli (1996: 1)

Pembelajaran Penjas Sekolah Dasar.

Mahendra. (2003: 21) Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Ateng. (1992: 1). Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan.

Hidayat, Anggi. (2011) Meningkatkan Gerak Dasar Lempar Tangkap Pada Pembelajaran Kasti Pada Siswa Kelas III SDN Sindang I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Sumedang :Tidak diterbitkan.

Rukmana, A. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sebuah Alternatif Peningkatan Propesionalisme Guru.

Karlina, N. (2011). Meningkatkan Kelincahan Dalam Kebugaran Jasmani


(33)

SDN Margasuka I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Sumedang: Tidak Diterbitkan.

Suparno, B. (2012). Meningkatkan Gerakan Dasar Shooting Dalam Permainan Bola Basket Melalui Permainan Target Dinding Pada Siswa Kelas V SDN Cikondang 2 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.

Sumedang: Tidak Diterbitkan

Suherman, A. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Bintang Warliartika. Nugraha, Y. (2005. Pengaruh Permainan Tradisional Kucing Priss Terhadap

Peningkatan Kebugaran Jasmani Siswa Kelas V (Lima) Di SDN Cijerah 5 Kota Bandung. Sumedang: Tidak diterbikan.

Rohaeni, H. (20011). Penerapan Permainan Tradisional Lari Balok Untuk Meningkatkan Keseimbangan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Ciuyah Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang. Sumedang:Tidak

diterbitkan


(1)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran peningkatan kekuatan otot tungkai melalui penerapan permainan mendayung yang dilakukan di SDN Pamulihan Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang dapat disimpulkan bahwa :

Pembelajaran peningkatan kekuatan otot tungkai melalui permainan mendayung pada prosesnya meliputi perencanaan, kinerja guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar sebagai berikut:

1. Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran peningkatan kekuatan otot tungkai melalui permainan mendayung, memberikan arah dan acuan yang jelas tentang materi gerak kekuatan otot tungkai. Perencanaan pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan dan ditentukan. Dimana, RPP siklus I kegiatan siswa adalah siswa melakukan gerak kekuatan otot tungkai dengan jarak 15 m dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 77%. Kegiatan siswa pada siklus ke II adalah melakukan gerak kekuatan otot tungkai dengan jarak 30 m namun lintasan tidak bervariasi dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 91% masih belum mencapai target dan tetap memerlukan perbaikan untuk siklus selanjutnya. Kegiatan siswa pada sikluske III adalah siswa melakukan gerak kekuatan otot tungkai dengan perolehan persentase perencanaan kinerja guru sebesar 100% dan target telah tercapai.

2. Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan tetap mengacu pada perencanaan pembelajaran yang sudah disusun dan disiapkan sebelumnya yang terdapat pada RPP. Pelaksanaan pembelajaran gerak kekuatan otot tungkai melalui permainan mendayung dengan kinerja guru untuk memotivasi, mengarahkan dan membimbing


(2)

siswanya untuk melakukan gerak kekuatan otot tungkai. Pada siklus I kinerja guru hanya mencapai 78%, siklus II 92%, dan pada siklus III mencapai target yang diharapkan yaitu 100%. Hal tersebut sesuai yang diharapkan dan hasilnya signifikan. 3. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa pada siklus I mencapai 50% dari jumlah keseluruhan siswa, pada siklus II meningkat menjadi 79% dari jumlah keselurhan siswa dan pada siklus III meningkat menjadi 96% dari jumlah keseluruhan siswa.

4. Hasil Belajar Siswa

Peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi kinerja guru dan aktivitas siswa, menunjukkan hasil yang nyata, mencapai target yang ditentukan sebasar 95%. Peningkatan pembelajaran gerak kekuatan otot tungkai terbukti dari peningkatan setiap siklus dimana pada siklus I jumlah siswa yang tuntas mencapai 19 siswa atau 65%, siklus II meningkat menjadi 22 siswa atau 75% yang tuntas, siklus III meningkat menjadi 28 siswa atau 97% yang tuntas dengan target yang ditentukan yaitu 95%.

B. Saran

Pembelajaran peningkatan kekuatan otot tungkai melalui permainan mendayung merupakan suatu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan aktivitas gerak. Dengan memperhatikan hasil PenelitianTindakan Kelas yang telah dilaksanakan di SDN Pamulihan Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Penerapan permainan mendayung pada pembelajaran kebugaran jasmani khususnya kekuatan otot tungkai adalah merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dan diterapkan oleh guru pendidikan jasmani dalam pembelajaran kebugaran jasmani. Namun demikian, guru pendidikan jasmani harus mampu memilih dan mengembangkan teknik-teknik pembelajaran lainnya yang cocok


(3)

untuk diterapkan pada pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa, kedalaman materi, dan hal-hal lainnya yang masih perlu dipertimbangkan.

b. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai penggunaan model pembelajaran yang sesuai, sehingga dalam penerapannya tidak menjadi salah persepsi.

c. Para guru disarankan untuk memiliki kemauan, keuletan, kreatif, dan punya keberanian untuk mengembangkan pembelajaran dan mengembangkan berbaga ipotensi, baik potensi diri sebagai guru, potensi lingkungan maupun potensi siswa. Karena penelitian membuktikan bahwa pembelajaran kebugaran jasmani khususnya kekuatan otot tungkai yang selama ini dinilai sulit oleh para guru, dengan kerjakeras ternyata dapat dioptimalkan dengan baik.

d. Dalam mengembangkan langkah-langkah penerapan pembelajaran gerak kekuatan otot tungkai melalui permainan mendayung sebaiknya guru berperan optimal sebagai motivator, fasilitator, dan membimbing siswa sebaik-baiknya

e. Dalam pembelajaran kebugaran jasmani guru lebih menekankan pada proses bagaimana pengetahuan, dan keterampilan gerakan itu dibangun oleh para siswa yang difasilitasi melalui permainan mendayung sehingga akan lebih mempermudah dan mempercepat proses penguasaan gerak kekuatan otot tungkai tersebut.

2. Bagi Siswa

a. Keterampilan gerak dasar misalnya gerak kekuatan otot tungkai harus diajarkan kepada siswa dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa.

b. Para siswa perlu dibina untuk melakukan gerak kekuatan otot tungkai yang bermanfaat bagi dirinya, sehingga dengan pembelajaran kekuatan otot tungkai nantinya siswa dapat melakukan peningkatan dengan baik.

c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani, ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.


(4)

3. Bagi Sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, maka pihak sekolah diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik untuk siswa maupun guru.

b. Dalam meningkatkan minat dan bakat terhadap kebugaran jasmani, maka perlu diadakannya pertandingan baik padat ingkat intern sekolah, gugus, kecamatan maupun tingkat kabupaten yang dilakukan secara berkala.

c. Pembinaan dan pelatihan yang intensif terhadap para guru juga perlu diadakan oleh pihak sekolah, ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya dalam rangka inovasi pembelajaran pendidikan jasmani.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

Hasil-hasil dari penelitian ini diharapkan bias bermanfaat dalam rangka perbaikan pembelajaran, khususnya bagi program studi Pendidikan Jasmani yang memproduksi guru yang kreatif.

5. Bagi Peneliti Lain

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bandingan sekaligus landasan penelitian lanjut yang berhubungan dengan pengembangan modifikasi pembelajaran.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian khususnya dengan menjadikan permainan dalam pembelajaran sebagai tindakan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Untuk Sekolah Dasar. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta : Dikdasmen.

Sukintaka, dkk. (1979). Permainan Dan Metodik Buku II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan

Ahmad, S. (2011). Pembelajaran Passing Dengan Kaki Bagian Dalam Melaluui Media Tali Pada Permainan Sepak Bola Kelas IV SDN Margamulya Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Proposal pada Jurusan S1 PGSD Upi Sumedang: Tidak Diterbitkan

Wardani, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka Depdiknas, (2001). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi II. Jakarta:Balai Pustaka Hendromartono, Soejoko(1992). 0lah Raga Pilihan Renang. Depdikbud

Muhadi, Aip Syarifuddin. 1993. Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.

Nadisah.1992. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Dir jen Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Pembelajaran Kasti Pada Siswa Selas III SDN Sindang 1Lutan, Rusli (1996: 1) Pembelajaran Penjas Sekolah Dasar.

Mahendra. (2003: 21) Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Ateng. (1992: 1). Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan.

Hidayat, Anggi. (2011) Meningkatkan Gerak Dasar Lempar Tangkap Pada Pembelajaran Kasti Pada Siswa Kelas III SDN Sindang I Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Sumedang :Tidak diterbitkan.

Rukmana, A. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sebuah Alternatif Peningkatan Propesionalisme Guru.

Karlina, N. (2011). Meningkatkan Kelincahan Dalam Kebugaran Jasmani


(6)

SDN Margasuka I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Sumedang: Tidak Diterbitkan.

Suparno, B. (2012). Meningkatkan Gerakan Dasar Shooting Dalam Permainan Bola Basket Melalui Permainan Target Dinding Pada Siswa Kelas V SDN Cikondang 2 Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.

Sumedang: Tidak Diterbitkan

Suherman, A. (2012). Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Bintang Warliartika. Nugraha, Y. (2005. Pengaruh Permainan Tradisional Kucing Priss Terhadap

Peningkatan Kebugaran Jasmani Siswa Kelas V (Lima) Di SDN Cijerah 5 Kota Bandung. Sumedang: Tidak diterbikan.

Rohaeni, H. (20011). Penerapan Permainan Tradisional Lari Balok Untuk Meningkatkan Keseimbangan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Ciuyah Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang. Sumedang:Tidak

diterbitkan


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MELALUI LATIHAN SIRKUIT PADA SISWA KELAS V SDN 1 KEPUTRAN KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

1 16 32

PENERAPAN PEMBELAJARAN PASSING BERVARIASI UNTUK MENINGKATKAN CHEST PASS PERMAINAN BOLA TANGAN PADA SISWA KELAS V SDN PANYINGKIRAN II KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

0 8 63

PENERAPAN PERMAINAN JALAN KALAJENGKING UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT LENGAN DALAM PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Nagrak I Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang).

0 0 43

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR CHEST PASS MELALUI MEDIA SIMPAI DALAM PERMAINAN BOLA BAKET DI KELAS V SDN BABAKAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 39

MENINGKATKAN KELINCAHAN DALAM KEBUGARAN JASMANI MELALUI PERMAINAN TUKANG RAMPAS PADA SISWA KELAS V SDN BENDUNGAN II KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 60

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI SPRINT 40 METER MELALUI PERMAINAN MODIFIKASI KASTI DI KELAS V SDN LEBAKSIUH KECAMATAN JATIGEDE KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 47

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI MEDIA DINDING PADA SISWA KELAS V SDN CIJATI KECAMATAN SITURAJA KABUPATEN SUMEDANG.

5 27 44

MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR MENOLAK PADA LOMPAT JAUH DALAM PEMBELAJARAN ATLETIK MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN SONDAH PADA SISWA KELAS V SDN CINANGGERANG II KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 60

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN BOLA RAJA DI KELAS V SDN MARGAJAYA KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

2 151 45

PENERAPAN PERMAINAN BENTENGAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KELINCAHAN PADA KEBUGARAN JASMANI (PTK Pada Kelas V SDN Balerante 2 Kecamatan Palimanan Kabupaten Cirebon).

4 14 64