PENYAJIAN MUSIK SEBAGAI DAYA TARIK MINAT WISATAWAN DI LOKASI OBJEK WISATA LUMBAN SILINTONG DESA LUMBAN SILINTONG KECAMATAN BALIGE KABUPATEN TOBASA.

(1)

PENYAJIAN MUSIK SEBAGAI DAYA TARIK MINAT

WISATAWAN DI LOKASI OBJEK WISATA

LUMBAN SILINTONG DESA LUMBAN

SILINTONG KECAMATAN BALIGE

KABUPATEN TOBASA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

NOVA R SIMAMORA

NIM. 2103140032

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Adapun

judul Skripsi ini adalah “Penyajian Musik Sebagai Daya Tarik Minat

Wisatawan Di Lokasi Objek Wisata Lumban Silintong Desa Lumban Silintong Kecamatan Balige Kabupaten Tobasa”.

Skripsi ini disusun guna memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

3. Dra.Tuti Rahayu, M.Si. selaku Ketua Jurusan sendratasik sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi I dan Adina Sastra Sembiring, M.Pd sebagai Pembimbing Skripsi II.

4. Panji Suroso, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Musik sekaligus Dosen Pembimbing Akademik.

5. Bapak/Ibu Dosen Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan yang telah memberikan ilmunya selama perkuliahan.


(7)

6. Bapak Kastel Siahaan selaku Kepala Desa Lumban Silintong, yang telah memberi izin penelitian di Objek Wisata Lumban Silintong,

7. Teristimewa buat Ayahanda Bernard Simaora S.Pd, Ibunda Lince

Pardede, memberikan doa, motivasi, dukungan materil serta moril, selama menjalankan studi di Universitas Negeri Medan, kembaran saya Nora Simamora, Adik-adik ku tercinta Yusri Simamora, Faisal Simamora, Mario Simamora serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa, motivasi, dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Teristimewa buat Abang ku Anggiat Sitorus yang Selama 4 tahun lebih

menemani penulis dalam suka dan duka. Makasi buat kebersamaan yang sudah kita jalani mulai 2010 sampai saat ini.

9. Teman – teman seperjuangan, K’Eva, K’Ipah, Elda, Gusti, Yose, Devi, Putri, atas kebersamaan selama ini.

10.Seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih.

Medan, September 2014 Penulis,

Nova R Simamora NIM. 2103140032


(8)

ABSTRAK

NOVA R SIMAMORA, NIM 2103140032. Penyajian Musik Sebagai Daya Tarik Minat Wisatawan Di Lokasi Objek Wisata Lumban Silintong Desa Lumban Silintong Kecamatan Balige Kabupaten Tobasa.

Penelitian ini membahas tentang musik yang disajikan untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung di objek wisata Lumban Silintong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan musik dalam peningkatan industri pariwisata Lumban Silintong, penyajian musik yang ada di objek wisata Lumban Silintong, minat wisatawan terhadap musik di objek wisata Lumban silintong dan upaya pemerintah dalan peningkatan objek wisata Lumban Silintong.

Landasan teoritis dan kerangka konseptual pada tulisan ini menggunakan beberapa teori-teri yang mendukung dalam penulisan karya ilmiah ini diantaranya teori penyajian, teori musik, fungsi musik, teori pariwisata dan teori minat.

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapangan, wawancara, dokumentasi, studi kepustakaan dan kuisioner. Populasi dalam penelitian ini adalah narasumber yaitu para wisatawan, pemain musik yang ada di kefe dan pengusaha kefe di Lumban Silintong.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa musik yang disajikan membawa peranan penting dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Lumban Silintong meski musik bukan menjadi daya tarik utama pada objek wisata ini tetapi musik telah menjadi faktor pendukung dalam pengembangan industri pariwisatanya. Adapun unsur penyajian musik yang ada di Lumban Silintong yaitu alat musik, dimana alat musik yang digunakan adalah keyboard tetapi dulunya ada yang menggunakan gitar dan seruling. Pemain musik, berasal dari warga sekitar Lumban Silintong. Musik, biasa disajikan disana umumnya adalah musik pop, dangdut, dan House music, lagu yang biasanya dibawakan yaitu lagu-lagu pop batak dan Indonesia, tembang lawas dan lagu dangdut sedangkan House music

biasanya disajikan mulai jam 11 malam. Pengunjung, yaitu wisatawan yang datang ke Lumban Silintong, singgah di kafe untuk menikmati hidangan sambil menikmati pemandangan Danau Toba. Waktu dan tempat penellitian, musik disajikan biasanya pada hari sabtu, minggu dan hari libur sedangkan tempatnya yaitu di kafe terapung yang dibangun di atas danau atau tepi danau. Wisatawan berminat dengan penyajian musik yang dibuat di kafe Lumban Silintong dimana musik menjadi sarana hiburan bagi wisatawan dan bisa juga sebagai sarana ekspresi. Upaya pemerintah dalam meningkatkan objek wisata Lumban Silintong belum sepenuhnya mendukung, pemerintah masih kurang dalam pembangunan untuk memajukan objek wisata Lumban Silintong


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 4.1 Luas wilayah dan jumlah penduduk lumban silintong ... 36

Tabel 4.2 Daftar lagu pop batak ... 47

Tabel 4.3 Daftar lagu tembang lawas ... 50


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Hal

1. Daftar kuisioner, wawancara dan jawaban ... 70 Lampiran II

2. Daftar nama-nama wisatawan ... 80 Lampiran III


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal dengan banyaknya objek wisata yang tersebar di banyak kota dan kabupatennya. Salah satunya adalah Kabupaten Toba Samosir yang bukan hanya dikenal di Indonesia namun sampai ke negara lain, salah satu yang tekenal dari sumatera utara khususnya kabupaten Toba Samosir adalah objek wisata Danau Toba.

Danau Toba merupakan sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit Lawang dan Nias yang banyak menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Danau Toba dikelilingi beberapa kabupaten, bukan hanya kabupaten Tobasa saja tetapi juga Kabupaten Karo, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Samosir, dan Kabupaten Dairi. Danau Toba memiliki luas sekitar 369.854 Ha. Banyak dari masyarakat sekitar Danau Toba menyakini legenda Danau Toba yang menceritakan kisah perjalanan hidup seorang nelayan yang menikah dengan seekor ikan yang dapat berubah menjadi wanita cantik, dengan adanya legenda Danau Toba ini juga sangat mendukung minat kunjung bagi para wisatawan untuk melihat Danau Toba. http://wordpress.com/2013/ pariwisata).


(12)

2

Pariwisata merupakan kegiatan seseorang untuk bertamasya atau pergi ke suatu tempat tertentu dan dalam beberapa waktu tertentu dan kembali lagi ke tempat semula namun bukan dengan tujuan mencari nafkah tetapi untuk beristirahat sejenak dari rutinitas. Menurut UU RI nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam waktu sementara. Pariwisata merupakan suatu usaha yang komplek, hal ini dikarenakan terdapat banyak kegiatan yang terkait dalam penyelenggaraan pariwisata. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya seperti usaha perhotelan, usaha kerajinan/cinderamata, usaha perjalanan, hiburan dan usaha – usaha lainnya. Usaha pariwisata dapat dapat dikaitkan dengan sarana pokok kepariwisataan yaitu perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada arus kedatangan orang-orang yang melakukan perjalanan wisata.

Pariwisata dapat membawa dampak besar terhadap peningkatan perekonomian suatu daerah, karena itu banyak upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan daya tarik dari suatu tempat wisata. Baik pembangunan infrastruktur, guna mendukung potensi pariwisata fasilitas hiburan dan berbagai fasilitas lainnya yang dapat menunjang kemajuan industri pariwisatanya, sama halnya seperti Negara Thailan, Singapura, Filipina, Bangladesh, Kepulauan Karibia, Tonga, Hawai, Maladewa, dan beberapa Negara lainnya, pariwisata telah menjadi salah satu industri terbesar di dunia dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan


(13)

3

devisa Negara. Negara-negara yang disebut diatas sangat bergantung pada devisa yang di dapat dari kedatangan wisatawan. Dampak pariwisata yang sangat besar terjadi pada bidang kesenian. Karena adanya kedatanga dari wisatawan maka kesenian dianggap sebagai sumber komersial. Sesuai dengan Depdikbud (1999 : 23) menyatakan bahwa kesenian, kerajinan san berbagai aspek kebudayaan lokal bisa mengalami kemajuan akibat kedatangan pariwisata.

Selain Kabupaten Samosir yang dikenal dengan banyak objek wisatanya, Kabupaten Tobasa juga merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang memiliki potensi wisata yang tidak kalah bagus nya, terutama di sekitar pinggiran Danau Toba yang sangat cocok dijadikan objek wisata dengan panorama Danau Toba yang tidak disangsikan lagi keindahannya. Salah satu yang menjedi objek wisata di Kabupaten Tobasa pada saat ini yaitu Objek Wisata Lumban Silintong. Berdasarkan pengamatan peneliti sebelumnya terhadap objek wisata Lumban Silintong Kecamatan Balige, ternyata daerah wisata ini ramai dikunjungi masyarakat pada hari atau kegiatan tertentu seperti pada hari libur nasional dan akhir pekan. Dari hasil observasi peneliti dan wawancara kepada beberapa pengunjung dan masyarakat sekitar , jumlah pengunjung hari biasa hanya sekitar 200 orang, namun pada hari minggu dan hari besar mencapai 800 orang per hari.

Lumban Silintong berada di Balige Kabupaten Toba Samosir, terletak di tepian Danau Toba yang indah, hanya sekitar 10 menit dari kota balige dan 5 jam dari Medan. Pengunjung bisa menikmati suasana pantai sambil menikmati kuliner khas batak yang tersedia dan Salah satunya cafe terapung. Saat ini banyak investor


(14)

4

Pantai Lumban Silintong, nampak Pelabuhan Balige, Pulau Samosir dan jajaran Bukit Barisan bahkan nampak Cerobong asap Toba Pulp Lestari di Porsea, dari jauh tampak kapal-kapal penumpang menujuh pulau Samosir, ada banyak pilihan menikmati Danau Toba. Terutama pada hari sabtu malam sampai minggu pagi tempat ini akan banyak dikunjungi oleh wisatawan yang akan menghabiskan akhir pekan bersama keluarga. Yang menambah ketertarikan wisatawan dengan objek wisata ini adalah dengan suguhan musik yang siap melayani para wisatawan.

Lagu-lagu yang umum ditampilkan tentunya adalah lagu house music, pop batak,

jika ada permintan pengunjung mereka juga akan menampilkan lagu yang diminta namun pada umumnya lagu yang menjadi permintaan dari pengunjung masih sekitar lagu-lagu batak dan di tempat ini wisatawan akan menyumbangkan suara dengan membawakan lagu dengan diiringi pemusik. Musik yang disajikan memberi pengaruh besar terhadap kemajuan industri wisata ini karena dengan menyantap makanan khas batak sambil memandangi keindahan alam toba yang indah, musik pun menjadi pendukung suasana dimana mereka berada di Bona Pasogit (tanah batak). Jadi disadari atau tidak, masyarakat membutuhkan kesenian dalam kehidupannya karena kesenian merupakan ekspresi hasrat manusia akan nilai keindahan, hiburan dan lain-lain. Salah satu bagiannya adalah musik baik itu berupa hiburan pribadi maupun hiburan yang dapat dinikmati secara bersama-sama. Hiburan tersebut dapat dibuat berdasarkan kebutuhan diri sendiri atau untuk orang lain. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa musik yang kini menjadi hiburan terbuka untuk dinikmati secara bersama-sama dan bahkan membawa pengaruh besar penting dalam kemajuan dunia industri pariwisata, namun tidak


(15)

5

terlepas dari sebaik mana penyajian musik dibuat akan menjadi salah satu pendukung yang penting dalam menarik minat wisatawan. Hal inilah yang menjadi inspirasi bagi penulis untuk mengadakan penelitian dengan mengambil

judul “Penyajian Musik Sebagai Daya Tarik Minat Wisatawan Di Lokasi

Objek Wisata Lumban Silintong Desa Lumban Silintong Kecamatan Balige

Kabupaten Tobasa”.

B. Identifikasi Masalah

Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah, serta cakupan masalah tidak terlalu luas. Menurut pendapat Hadeli (2006 : 23) mengatakan: “ Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaan-keadaan, dan lain sebagainyaa) yang menimbulkan beberapa pertanyaan-pertanyaan”.

Dari uraian diatas maka permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi menjadi beberapa bagian, diantaranya:

1. Bagaimana peranan musik dalam peningkatan industri pariwisata Lumban

Silintong ?

2. Bagaimana penyajian musik yang ada di objek wisata Lumban Silintong ?

3. Alat musik apa saja yang dipakai dalam penyajian musik di objek Wisata Lumban Silintong ?

4. Bagaimana minat wisatawan terhadap musik di objek wisata Lumban


(16)

6

5. Bagaimana pendapat wisatawan terhadap penyajian musik di objek wisata Lumban Sillintong ?

6. Bagaimana perkembangan musik yang disuguhkan pada objek wisata

Lumban Silintong?

7. Apa upaya pemerintah dalan peningkatan objek wisata Lumban Silintong ?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu, dana da kemampuan teoritis, maka peneliti merasa perlu mengadakan pembatasan masalah untuk memudahkan pemecahan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Pembatasan masalah tersebut sesuai dengan pendapat Sugiono (2009:286) yang mengatakan bahwa: “Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi, serta faktor keterbatasan tenaga, dana, dan waktu.”

Sukardi (2004:30) yang mengatakan bahwa:

“Dalam merumuskan ataupun membatasi masalah permasalahan

dalam suatu penelitian sangatlah bervariasi dan tergantung pada peneliti. Oleh karena itu perlu hati-hati dan jeli dalam mengevaluasi rumusan permasalahan penelitian, dan dirangkum kedalam beberapa pertanyaan yang jelas.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa setiap permasalahan itu harus didapatkan jawabannya. Adapun yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:


(17)

7

1. Bagaimana peranan musik dalam peningkatan industri pariwisata Lumban

Silintong ?

2. Bagaimana penyajian musik yang ada di objek wisata Lumban Silintong ?

3. Bagaimana minat wisatawan terhadap musik di objek wisata Lumban

silintong ?

4. Apa upaya pemerintah dalan peningkatan objek wisata Lumban Silintong ?

D. Rumusan Masalah

Menurut Maryaeni (2005:14) mengatakan:

“Rumusan masalah merupakan jabaran detail fokus penelitian yang akan digarap. Rumusan masalah semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban

untuk pertanyaan sebagaimana terpapar pada rumusan

masalahnya.rumusan masalah juga bisa disikapi dengan jabaran focus penelitian karena dalam praktiknya, proses penelitian akan senantiasa berfokus pada butir-butir masalah sebagaimana telah difokuskan”.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi, dan pembatasan masalah maka permasalahan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana Penyajian Musik Sebagai Daya Tarik Minat Wisatawan Di Lokasi Objek Wisata Lumban Silintong Desa Lumban Silintong Kecamatan Balige Kabupaten Tobasa”

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan senantiasa berorientasi pada tujuan. Tanpa adanya tujuan yang jelas, maka arah kegiatan yang akan dilakukan tidak akan terarah karena tidak tau apa yang ingin dicapai kegiatan tersebut.


(18)

8

Diperkuat dengan pendapat Moleong (2005:94), yaitu mengatakan: “tujuan suatu penelitian ialah upaya untuk memecahkan masalah. Perumusan masalah dilakukan dengan jalan mengumpulkan sejumlah pengetahuan yang memadai dan yang mengarah pada upaya untuk memahami dan menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan yang ada dalam masalah tersebut”.

Jadi adapun tujuan penelitian adalah agar peneliti dapat mencapai sasaran yang diharapkan. Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan peranan musik dalam peningkatan industri pariwisata

Lumban Silintong.

2. Mendeskripsikan penyajian musik yang ada di objek wisata Lumban

Silintong .

3. Mengetahui bagaimana minat wisatawan terhadap musik di objek wisata

Lumban silintong.

4. Mengetahui apa upaya pemerintah dalan peningkatan objek wisata Lumban Silintong.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat tentang adanya objek wisata Lumban Silintong di Kecamatan Tobasa.

2. Menambah wawasan penulis dalam rangka menuangkan gagasan karya tulis dalam bentuk proposal.


(19)

9

3. Menambah pengetahuan tentang musik sebagai daya tarik wisatawan di objek

wisata Lumban Silintong di Kecamatan Tobasa.

4. Sebagai bahan referensi dan acuan kepada peneliti berikutnya yang memiliki


(20)

(21)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Musik yang disajikan di objek wisata Lumban Sillintong memiliki peranan

penting dalam pengembangan objek wisata, selain itu musik dengan disajikannya musik membawa pengaruh terhadap beberapa pihak yaitu kepada pengusaha kafe yang mendapat kunjungan wisatawan yang lebih banyak sehingga mendukung dalam bidang ekonomi, bagi pemusik selain sebagai sumber ekonomi tetapi juga sebagai sarana ekspresi jiwa. Dengan disajikannya musik di kefe-kefe terapung maka wisatawan lebih tertarik terhadap objek wisata Lumban Silintong meski musik bukan menjadi daya tarik utama tetapi sebagai factor pendorong kemajuan pariwisata.

2. Pada penyajian musik di Lumban Silintong ada beberapa unsure yang terdapat disana yaitu:

a. Alat musik: umumnya kefe disini menggunakan alat musik keyboard dan tambahan speaker juga menyediakan penyanyi, namun ada juga kafe yang menyediakan gitar dan seruling. Namun belakangan mereka hanya menggunakan keyboard karena sulit nya mendapatkan pemain musik dan biaya yang harus bertambah untuk bayaran pemusik sedangkan penyediaan alat musik tidak berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke kafe.

b. Pemain musik: pemain musik berasal dari masyarakat sekitar Lumban


(22)

2

otodidak dan pemusik disana bukan terbentuk dalam kelompok musik tetapi perorangan. Biasanya disetiap kafe disediakan 2-3 penyanyi selain pemain musik.

c. Musik: musik yang disajikan disana yaitu musik pop batak dan Indonesia, dangdut dan house music, sedangkan lagu yang biasa disajikan yaitu lagu-lagu pop batak, tembang lawas (nostalgia), dan

lagu dangdut dan mulai jam 11 malam akan disajikan musik DJ (house

music). Lagu yang banyak di diminati pengunjung yaitu lagu pop batak namun orangtua banyak yang meminta dan menyumbangkan lagu nostalgia.

d. Penonton (pengunjung): pengunjung yang menyaksikan musik yang disajikan yaitu wisatawan yang datang dari luar Tobasa ke Lumban Silintong, yang singgah di kafe terapung sambil menikmati pemandangan danau toba, selain itu masyarakat Lumban Silintong juga banyak yang datang ke kesana seusai dari aktifitas sehari-hari nya.

e. Waktu dan tempat pertunjukan: musik disajikan di kefe-kefe yang ada

di Lumban Silintong, kefe kebanyakan dibagun dari bangunan kayu yang dibagun di atas danau toba namun sudah ada juga bangunan kafe yang permanen, musik biasa disajikan pada hari sabtu dan minggu serta hari libur, dimana ramainya kunjungan wisatawan.

3. Wisatawan yang datang negakui adanya minat terhadap musik yang


(23)

3

adanya musik yang disajikan dan wisatawan berninat dengan musik maupun lagu-yang disajikan di kafe.

4. Upaya pemerintah dalam peningkatan objek wisata Lumban Silintong

belum sepenuhnya. Pemkab Tobasa masih setengah hati dalam mendorong kemajuan wisatanya. Yang telah dilaksanakan pemerintah yaitu membangun aspal di pinggiran danau toba untuk kelancaran transportasi bagi wisatawan meski masih sempit, dan pemerintah telah merencanakan pembuatan fasilitas umum di sekitar danau dan pantai nya seperti pembuatan WC dan kamar mandi umum dan pembuatan tempat-tempat persinggahan bagi wisatawan yang datang.

B. Saran

1. Bagi mengusaha kafe agar lebih meningkatkan fasilitas yang ada di

kefe-kefe milik mereka agar wisatawan lebih tertarik untuk datang kembali ke Lumban Silintong terutam dalam hal seni karena meski yang menjadi daya tarik utama Lumban Silintong bukan musik melainkan panorama Danau Toba, tetapi dengan penyajian musik yang lebih baik lambat laun bisa menyetarakan Lumban Silintong dengan Samosir yang terkenal dengan seni.

2. Agar pemerintah labih memberi perhatian dalam peningkatan objek wisata

Lumban Silintong, karena dari pariwisata akan bisa mendongkrak perekonomian daerah dan masyarakatnya. Pemerintah juga harus meningkatkan pembangunan agar wisatawan labih merasa nyaman dengan


(24)

4

fasilitas yang disediakan di Lumban Silintong serta meningkatkan kreasi seni sebagai daya tarik bagi wisatawan. Pemerintah juga agar memberikan pembinaan kepada pengusaha kafe dehubungan dengan peningkatan layanan terhadap wisatawan yang datang ke Lumban Silintong.

3. Pemerintah harus benar-benar memberi perhatia dalam menindak

perbuatan-perbuatan yang merusak nama Lumban Silintong dengan adanya seks bebas, mabuk-mabukan, dan perkelahian di kafe-kafe yang menyediakan musik sebelum wisatawan memandang buruk terhada Objek Wisata Lumban Silintong.


(25)

DAFTAR PUSTAKA

Crow and crow.1999. An Out Line of General Psychology. New York:

Lethe Field Adam And Co.

Djelantik, A.A.M. (1999). Estetika .Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Djohan. (2005). Psikoogi Musik.` Yogyakarta: Biku Baik

Ivanno Ritonga, Danny. (2011). Apresiasi Musik. Bahan Ajar/Modul. UNIMED.

Maryeani. (2005). Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara. Merriam Alan P. (2004). The Anthropology of Musik. Evaston III:

North Western University Press.

Kartono. (1990).Psikologi Belajar.Bogor: Proyek Pembinaan Pendidikan. Pendit. (2002). Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita. Pitana, I Gede dan Putu G. Gayatri. (2005). Sosiologi Priwisata.

Yogyakarta: Andi.

Sugiono. (2012). Strategi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Pitana, Diarta (2009). Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Sihite, Joni. (2013). Motivasi Wisatawan Domestik Untuk Melakukan Kunjungan

Rekreasi di Objek Wisata Lumban Silintong Kecamatan Balige Kabupaten Toba Samosir. Skripsi. UNIMED.

Stevani, Novi. (2010). Peranan Lagu-lagu Pop Batak Toba Dalam Konteks

Pengembangan Kepariwisataan Di Kota Medan. Skripsi.UNIMED.

Adha Sutrisno Situmorang. (2013). Potensi Objek Wisata Di Kabupaten Samosir.

Skripsi. UNIMED.

Kharisma Sinulingga. (2009). Minat Masyarakat Perbaungan Terhadap Musik

Pop Ditinjau Dari Hasil Penjualan VCD Di Perbaungan. Skripsi. UNIMED.

Yehezkiel Sinukaban. (2008). Minat Pengunjung Terhadap Grup Musik Big

Brothers Di Restauran Traiders Medan. Skripsi. UNIMED. Yoeti, Oka H.A. (2001). Ilmu Pariwisata: Sejarah, Perkembangan dan


(26)

Winkel,WS.1989.Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia

WTO (World Tourism Organisation). 2000. Tourism Highlights 2000.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Musik yang disajikan di objek wisata Lumban Sillintong memiliki peranan

penting dalam pengembangan objek wisata, selain itu musik dengan disajikannya musik membawa pengaruh terhadap beberapa pihak yaitu kepada pengusaha kafe yang mendapat kunjungan wisatawan yang lebih banyak sehingga mendukung dalam bidang ekonomi, bagi pemusik selain sebagai sumber ekonomi tetapi juga sebagai sarana ekspresi jiwa. Dengan disajikannya musik di kefe-kefe terapung maka wisatawan lebih tertarik terhadap objek wisata Lumban Silintong meski musik bukan menjadi daya tarik utama tetapi sebagai factor pendorong kemajuan pariwisata.

2. Pada penyajian musik di Lumban Silintong ada beberapa unsure yang terdapat disana yaitu:

a. Alat musik: umumnya kefe disini menggunakan alat musik keyboard dan tambahan speaker juga menyediakan penyanyi, namun ada juga kafe yang menyediakan gitar dan seruling. Namun belakangan mereka hanya menggunakan keyboard karena sulit nya mendapatkan pemain musik dan biaya yang harus bertambah untuk bayaran pemusik sedangkan penyediaan alat musik tidak berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke kafe.

b. Pemain musik: pemain musik berasal dari masyarakat sekitar Lumban


(2)

2

otodidak dan pemusik disana bukan terbentuk dalam kelompok musik tetapi perorangan. Biasanya disetiap kafe disediakan 2-3 penyanyi selain pemain musik.

c. Musik: musik yang disajikan disana yaitu musik pop batak dan

Indonesia, dangdut dan house music, sedangkan lagu yang biasa disajikan yaitu lagu-lagu pop batak, tembang lawas (nostalgia), dan

lagu dangdut dan mulai jam 11 malam akan disajikan musik DJ (house

music). Lagu yang banyak di diminati pengunjung yaitu lagu pop batak namun orangtua banyak yang meminta dan menyumbangkan lagu nostalgia.

d. Penonton (pengunjung): pengunjung yang menyaksikan musik yang

disajikan yaitu wisatawan yang datang dari luar Tobasa ke Lumban Silintong, yang singgah di kafe terapung sambil menikmati pemandangan danau toba, selain itu masyarakat Lumban Silintong juga banyak yang datang ke kesana seusai dari aktifitas sehari-hari nya.

e. Waktu dan tempat pertunjukan: musik disajikan di kefe-kefe yang ada

di Lumban Silintong, kefe kebanyakan dibagun dari bangunan kayu yang dibagun di atas danau toba namun sudah ada juga bangunan kafe yang permanen, musik biasa disajikan pada hari sabtu dan minggu serta hari libur, dimana ramainya kunjungan wisatawan.

3. Wisatawan yang datang negakui adanya minat terhadap musik yang


(3)

adanya musik yang disajikan dan wisatawan berninat dengan musik maupun lagu-yang disajikan di kafe.

4. Upaya pemerintah dalam peningkatan objek wisata Lumban Silintong

belum sepenuhnya. Pemkab Tobasa masih setengah hati dalam mendorong kemajuan wisatanya. Yang telah dilaksanakan pemerintah yaitu membangun aspal di pinggiran danau toba untuk kelancaran transportasi bagi wisatawan meski masih sempit, dan pemerintah telah merencanakan pembuatan fasilitas umum di sekitar danau dan pantai nya seperti pembuatan WC dan kamar mandi umum dan pembuatan tempat-tempat persinggahan bagi wisatawan yang datang.

B. Saran

1. Bagi mengusaha kafe agar lebih meningkatkan fasilitas yang ada di

kefe-kefe milik mereka agar wisatawan lebih tertarik untuk datang kembali ke Lumban Silintong terutam dalam hal seni karena meski yang menjadi daya tarik utama Lumban Silintong bukan musik melainkan panorama Danau Toba, tetapi dengan penyajian musik yang lebih baik lambat laun bisa menyetarakan Lumban Silintong dengan Samosir yang terkenal dengan seni.

2. Agar pemerintah labih memberi perhatian dalam peningkatan objek wisata

Lumban Silintong, karena dari pariwisata akan bisa mendongkrak perekonomian daerah dan masyarakatnya. Pemerintah juga harus meningkatkan pembangunan agar wisatawan labih merasa nyaman dengan


(4)

4

fasilitas yang disediakan di Lumban Silintong serta meningkatkan kreasi seni sebagai daya tarik bagi wisatawan. Pemerintah juga agar memberikan pembinaan kepada pengusaha kafe dehubungan dengan peningkatan layanan terhadap wisatawan yang datang ke Lumban Silintong.

3. Pemerintah harus benar-benar memberi perhatia dalam menindak

perbuatan-perbuatan yang merusak nama Lumban Silintong dengan adanya seks bebas, mabuk-mabukan, dan perkelahian di kafe-kafe yang menyediakan musik sebelum wisatawan memandang buruk terhada Objek Wisata Lumban Silintong.


(5)

Djelantik, A.A.M. (1999). Estetika .Sebuah Pengantar. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Djohan. (2005). Psikoogi Musik.` Yogyakarta: Biku Baik

Ivanno Ritonga, Danny. (2011). Apresiasi Musik. Bahan Ajar/Modul. UNIMED.

Maryeani. (2005). Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara. Merriam Alan P. (2004). The Anthropology of Musik. Evaston III:

North Western University Press.

Kartono. (1990).Psikologi Belajar.Bogor: Proyek Pembinaan Pendidikan.

Pendit. (2002). Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita. Pitana, I Gede dan Putu G. Gayatri. (2005). Sosiologi Priwisata.

Yogyakarta: Andi.

Sugiono. (2012). Strategi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Pitana, Diarta (2009). Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Sihite, Joni. (2013). Motivasi Wisatawan Domestik Untuk Melakukan Kunjungan

Rekreasi di Objek Wisata Lumban Silintong Kecamatan Balige Kabupaten

Toba Samosir. Skripsi. UNIMED.

Stevani, Novi. (2010). Peranan Lagu-lagu Pop Batak Toba Dalam Konteks

Pengembangan Kepariwisataan Di Kota Medan. Skripsi.UNIMED.

Adha Sutrisno Situmorang. (2013). Potensi Objek Wisata Di Kabupaten Samosir.

Skripsi. UNIMED.

Kharisma Sinulingga. (2009). Minat Masyarakat Perbaungan Terhadap Musik

Pop Ditinjau Dari Hasil Penjualan VCD Di Perbaungan. Skripsi. UNIMED.

Yehezkiel Sinukaban. (2008). Minat Pengunjung Terhadap Grup Musik Big

Brothers Di Restauran Traiders Medan. Skripsi. UNIMED.

Yoeti, Oka H.A. (2001). Ilmu Pariwisata: Sejarah, Perkembangan dan Prospeknya.Jakarta: Pertja.


(6)

Winkel,WS.1989.Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia

WTO (World Tourism Organisation). 2000. Tourism Highlights 2000.