PENDEKATAN PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA PELATIHAN TATA KECANTIKAN KULIT DI LKP ESA BEKASI : Studi Kasus Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi Jl. Ir. H Juanda No. 109 Bekasi Timur.

(1)

Nomor Daftar FIP: 036/S/PLS/II/2014

PENDEKATAN PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA PELATIHAN TATA KECANTIKAN KULIT DI LKP ESA BEKASI

(Studi Kasus pada pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi Jl. Ir. H. Juanda No. 109)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

RIYA AJENG SARI 0900306

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2014


(2)

==================================================================

Non-Formal Education at Secondary Education

Oleh Riya Ajeng Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Riya Ajeng Sari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN RIYA AJENG SARI

0900306

PENDEKATAN PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA PELATIHAN TATA KECANTIKAN KULIT DI LKP ESA BEKASI

(Studi Kasus Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi Jl. Ir. H Juanda No. 109 Bekasi Timur)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING: PEMBIMBING I

Dr. H. Elih Sudiapermana, M.Pd 196111141987031001

PEMBIMBING II

Dr. H. Uyu Wahyudin, M.Pd 196009261985031003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr.Jajat S. Ardiwinata, M.Pd 19590826 198603 1 003


(4)

ABSTRAK

Riya Ajeng Sari, Pendekatan Pembelajaran Partisipatif Dalam

Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi

(Studi Kasus Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi Jl. Ir. H Juanda No. 109 Bekasi Timur)

Masalah dalam penelitian ini adalah adanya pendekatan pembelajaran partisipatif pada pelatihan tata kecantikan kulit Di LKP ESA Bekasi dengan melibatkan peserta didik agar berperan aktif serta memiliki motivasi belajar yang tinggi didalam kegitan pelatihan tata kecantikan kulit. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk memperoleh data mengenai: 1) Bagaimanakah pelaksanaan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi oleh instruktur; 2) Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar peserta pelatihan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi.

Kajian teori yang digunakan didalam penelitian terdiri dari konsep belajar, konsep pendekatan pembelajaran partisipatif, konsep motivasi belajar, konsep pelatihan pada pendidikan luar sekolah.

Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Menggunakan teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, studi dokumentasi serta triangulasi. Tahapan dalam proses penelitian ini dimulai dari tahap pra lapangan, tahap pelaksanaan dilapangan, tahap pelaporan. Subjek penelitian ini yaitu berjumlah 6 orang responden yaitu 1 orang pengelola, 3 orang instruktur, dan 2 orang peserta didik dalam ruang lingkup LKP ESA Bekasi.

Hasil penelitian ini mengenai1) Pelaksanaan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi yang dilihat dari pelaksanaan, perencanaan, dan evaluasi sudah sesuai dengan konsep tahapan pendekatan pembelajaran partisipatif2) Peningkatan motivasi belajar peserta pelatihandengan menggunakan pendekatan pendekatan pembelajaran partisipatifdalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasidengan melihat dari pada beberapa indikator bahwa dengan penggunaan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan ini dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik ini terlihat dari keaktifan peserta didik serta kesungguhan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.


(5)

ABSTRACT

Riya Ajeng Sari, Participatory Learning Approach in Developing Learning Motivation of the Participants of Skin Beauty Training in LKP ESA Bekasi

(A case study toward skin beauty training inLKP ESA Bekasi Jl. Ir. H Juanda No. 109 Bekasi Timur)

The problem in this study is the existence of a participatory learning approach on skin beauty trainingat LKP ESA Bekasi by involving learners in order to play an active role as well as having a high learning motivation in the training activities of the skin beauty. The purpose of this study is to obtain data regarding: 1) how is the implementation of a participatory learning approach in skin beauty at LKP ESA Bekasi by instructors; 2) how is the development of

participants’ learning motivation using participatory learning approaches in skin

beauty training at LKP ESA Bekasi.

The study of theory used in the research consists of studying concept, the concept of participatory learning approach, the concept of learning motivation, training concepts on education outside the school.

This research used approach is a qualitative approach with case study method. Techniques of collecting data are observation, interview, documentation and study of the triangulation. Stages in the research process starting from the stage of pre-registration field, the real implementation stage, the stage of reporting. The subject of this research that totaled 6 respondents i.e. one is Organizer, 3 instructors, and two learners in LKP ESA Bekasi.

Based on the results of this study regarding the implementation of approaches 1) participatory learning in skin beauty training in Bekasi ESA LKP which is seen in implementation, planning, and evaluation is suitable with the concept of the participatory learning approach phase 2) The development of

participants’ learning motivation using participatory learning approaches in skin

beautytraining at LKP ESA Bekasi by looking at some of the indicators shows that the use of participatory learning approaches in training hairstyling can

increase the motivation of participantsseen from the participants’ liveliness and


(6)

DAFTAR ISI

Hal

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maasalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. StrukturOrganisasiSkripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep PembelajaranPartisipatif ... 8

1. Pengertian Belajar ... 8

2. Pengertian Pembelajaran ... 9

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran ... 9

4. Proses Pembelajaran ... 10

5. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Partisipatif ... 11

6. Prinsip-prinsip Pembelajaran Partisipatif ... 12

7. Teori Pendekatan Pembelajaran Partisipatif ... 13

8. Ciri-ciri Pembelajaran Partisipatif ... 14

9. Kegunaan atau manfaat pembelajaran partisipatif bagi peserta didik ... 15

10.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pendekatan Pembelajaran partisipatif... 16

11.Tahapan teknik pembelajaran partisioatif berdasarkan tahapan Kegiatan pembelajaran ... 21

12.Pengelolaan Pembelajaran Partisipatif ... 25

a. Perencanaaan partisipatif ... 25

b. Pelaksanaan partisipatif ... 26

c. Evaluasi partisipatif ... 28

B. Konsep Motivasi Belajar ... 29

1. Konsep motivasi ... 29

2. Konsep motivasi belajar ... 30

C. Pelatihan dalam Pendidikan Luar Sekolah ... 32

1. Konsep pendidikan luar sekolah ... 32

2. Fungsi pendidikan luar sekolah ... 33

3. Ciri-ciri pendidikan luar sekolah ... 34

4. Pelatihan dalam pendidikan luar sekolah ... 35

1). Konsep pelatihan ... 36

2). Tujuan pelatihan ... 37


(7)

BAB III MEDOTE PENELITIAN

A. LokasiPenelitian ... 40

B. Langkah-langkah Penelitian ... 41

C. MetodePenelitian... 42

D. Definisi Operasional... 43

E. Instrumen Penelitian... 45

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 46

G. Teknika Pengumpulan Data ... 46

1. Wawancara (Interview) ... 46

2. Pengamatan (Observation) ... 46

3. Studi Dokumentasi ... 46

H. Teknik Analisis Data ... 47

1. Reduksi Data (Data Reduction) ... 48

2. Penyajian Data (Data Display) ... 49

3. Kesimpulan/ Verifikasi Data (Clonclution Drawing/ Verification ) ... 49

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum LKP ESA Bekasi ... 50

1. Sejarah Singkat LKP ESA Bekasi... 50

2. Visi Dan Misi LKP ESA Bekasi ... 50

3. Struktur Organisasi LKP ESA Bekasi... 50

4. Jenis Program LKP ESA Bekasi ... 51

5. Metode Belajar ... 51

6. Kurikulum LKP ESA Bekasi ... 51

7. Perencanaan Pembelajaran ... 51

8. Pelaksanaan Pembelajaran ... 51

9. Sistem Evaluasi Pmebelajaran ... 52

B. Gambaran Umum Hasil Penelitian ... 52

1. Identitas Subjek Penelitian ... 53

2. Pendapat Responde ... 53

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74

1. Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran Parrtrisipatif Dalam Pelatihan Tata Kulit LKP ESA Bekasi ... 74

2. Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Partisipatif Dalam Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESABekasi ... 78

BAB V KESIMPILAN A. Kesimpulan ... 81

B. Saran/ Rekomendasi ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Hal Tabel 4.1 : Sarana Prasarana LKP ESA Bekasi ... 52 Tabel 4.2 : Identitas Responden ... 53 Tabel 4.3 : Perencanaan pendekatan pembelajaran partisipatif (hasil

Wawancara Dengan Pengelola dan Instruktur) ... 54 Tabel 4.4 : Pelaksanaan Pendekatan Pembelajaran Partisipatif (hasil

Wawancara Dengan Pengelola dan Instruktur) ... 58 Tabel 4.5 : Evaluasi Pendekatan Pembelajaran Partisipatif (hasil

Wawancara Dengan Pengelola dan Instruktur) ... 60 Tabel 4.6 : Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Pelatihan

dengan pendekatan Pembelajaran Partisipatif

(hasil waancara dengan instruktur) ... 63 Tabel 4.7 : Catatan Hasil Wawancara Dengan Peserta Didik ... 68


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Masalah besar yang masih menjadi perbincangan adalah masalah tenaga kerja yang kompleks di Indonesia adalah pengangguran, yang dari tahun ketahun makin bertambah. Oleh karena itu butuh perhatian khusus serta penanganan yang sangat keras dari pihak atau instansi pemerintah dalam memberi bekal keterampilan bagi para pengangguran di Indonesia.

Tingkat pengangguran yang semakin meningkat ini terlihat dari per februari 2013 yang mencapai 7,17 juta orang dari jumlah angkatan kerja di Indonesia sebesar 121,2 juta orang Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Tersedia: Republikan online. Banyaknya pengangguran yang berada di Indonesia membuat pemerintah harus berfikir bagaimana untuk menganggualangi hal tersebut agar nantinya para pengganguran mendapatkan pekerjaan yang layak serta tidak menjadi manusia yang bergantung kepada orang lain. Menyikapi hal tersebut, dewasa ini perlu adanya solusi yang tepat untuk memberikan pendidikan yang layak serta keterampilan yang di butuhkan oleh para pengangguran agar dapat menjadi SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas dan produktif.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:326) Pendidikan merupakan proses pengubahan dan tata laku seseorang atau kelompok orang dulu usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perubahan mendidik. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia, dasarnya memiliki tujuan dan fungsi seperti yang tercantum pada Pasal 3 Undang-undang no.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut:

Pendidikan Nasional berfungsi atau bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peseta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.


(10)

2

Sesuai dengan pernyataan diatas bahwasanya sebuah fungsi dan tujuan dari penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu usaha untuk menciptakan genaerasi bangsa yang tangguh sebagai penerus bangsa serta menjadi pemimpin negara. Agar seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan pendidikan yang layak maka pemerinta menggolongkan tiga jalur pendidikan yaitu pendididikan informal, formal dan non formal atau dapat dikenal dengan pendidikan luar sekolah.

Pendidikan luar sekolah atau dalam perundangan di sebut dengan pendidikan non formal, informal dan formal, pendidikan luar sekolah dalam pembangunan bangsa memiliki cakupan yang luas didalam penyelenggaraannya. Ini dapat dikuatkan dengan definisi pendidikan luar

sekolah menurut Coombs dalam Sudjana, (2001:22), “Pendidikan Luar

Sekolah adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sisitematis, di luar sisitem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang segaja dilakukan untuk melayani

peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajarnya”.

Pendidikan luar sekolah pada fungsinya adalah sebagai penambah, pelengkap, dan pengganti pendidikan sekolah. Berdasarkan ketiga prinsip tersebut, pendidikan luar sekolah memiliki peran sebagai pembelajar bagi

masyarakat”. Artinya, pendidikan luar sekolah memiliki tugas dan fungsi

sebagai fasilitator untuk membelajarkan orang-orang yang pada dasarnya tidak sempat menuntaskan pembelajarannya di pendidikan formal atau bahkan orang-orang yang sama sekali tidak pernah belajar di bangku sekolah pada jenjang manapun.

Menghadapi permasalahan-permasalahan diatas salah satu upaya pemerintah dengan menadakan program kursus dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah bagi para masyarakat yang putus sekolah atau atau masyarakat yang belum memiliki pekerjaan yang diselenggarakan oleh LKP (Lembaga Kursus Pelatihan).

Salah satu satuan Pendidikan Luar Sekolah yang ada adalah Kursus dan Pelatihan. Kursus dan Pelatihan merupakan salah satu cakupan dari


(11)

3

pendidikan luar sekolah dimana pelatihan bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada warga masyarakat. Pernyataan diatas diperkuat dengan definisi Instruksi Presiden No. 15 tahun 1974 dalam Kamil (2012:4)

“Pelatihan pada dasarnya adalah bagian dari pendidikan yang menyangkut

proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sisitem pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat, dan dengan menggunakan metode yang lebih mengutamakan praktik dari pada

teori”.

Keadaan objektifnya dilapangan pelatihan yang di selenggarakan oleh LKP ESA Bekasi ini, adalah program pelatihan yang diberikan oleh pemerintah. Dikatan program pemerintah karena bersifat top dwon untuk mengurangi jumlah pengangguran khususnya masyarakat yang berdomisili sekitar bekasi timur. Diselenggarakannya pelatihan tata kecantikkan kulit ini pengelola LKP ESA bermaksud untuk memberikan keterampilan kepada warga masyarakat bekasi timur, sebab semakin bertambahnya zaman era globalisasi yang semakin maju ini pemerintah ingin para peserta didik yang mengikuti kegiatan pelatihan tata kecantikkan kulit dapat bersaing didunia kerja dan dapat berwirausaha secara mandiri.

Sasaran pada pelatihan yang diselenggarakan oleh LKP ESA Bekasi ini adalah warga masyarakat sekitar bekasi timur dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda dengan jenjang pendidikan SMP dan SMA. Pelatihan tata kecantikkan kulit yang diberikan kepada peserta didik oleh pihak pengelola LKP ESA yaitu keterampilan mengenai kulit seperti make

up, facial muka, manicure, padicure. Kegiatan pelatihan tata kecantikan kulit

ini di laksanakan dengan 50 kali pertemuan selama 4 jam.

Jumlah pesesrta didik yang mengikuti pelatihan tata kecantikkan kulit di LKP ESA adalah 20 orang dengan usia rata-rata 18-30 tahun Jumlah peserta didik yang mengikuti pelatihan tata kecantikan kulit wajah yang diselenggarakan oleh LKP ESA berjumlah, 20 orang dengan usia 18-35 tahun jika di jumlahkan setiap minggunya peserta didik yang hadir sekitar 8 sampai 10 orang dari jumlah peserta didik yang ada. Peserta yang mengikuti


(12)

4

program pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi cenderung semangat diawal kegiatan pebelajaran maka untuk hal itu dibutuhkannya pendekatan pembelajaran partisipatif.

Proses pembelajaran dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi menggunakan pendekatan pembelajaran partisipatif dengan kata lain pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendekatan pembelajaran partisipatif antara dua belah pihak saling mengetahui yaitu antara peserta didik dengan instruktur. Diharapkan dengan pendekatan pembelajaran partisipatif bisa memunculkan situasi suasana belajar yang dapat meningkatkan motivasi belajar serta dapat meningkatkan keaktifan peserta dalam menempuh tujuannya beserta kompetensinya.

Berdasarkan latar belakang diatas oleh karenanya peneliti tertarik melakukan penelitian penulis mengenai Bagaimakah Pendekatan Pembelajaran Partisipatif dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Pelatihan Tata Kecantikan Kulit di LKP ESA Beaksi?

B. Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan pokok yang berhasil di Identifikasi berdasarkan temuan dilapangan adalah sebagai berikut:

1. Angka pengangguran dari tahun ketahun yang semakin meningkat seharusnya pemerintah sebagai pemegang kebijakan mempersiapkan lapangan pekerjaan serta memberikan pembekalan keterampilan.

2. Salah satu pembekalan keterampilan yang diberikan oleh pemerintah adalah pelatihan tata kecantikan kulit yang diadakan oleh LKP ESA Bekasi, yang seharusnya program pelatihan tersebut dibutuhkan oleh masyarakat.

3. Pelatihan tata kecantikan kulit merupakan salah satu penyelenggarakan program dan dana bantuan sosial pendidikan kecakapan hidup melalui lembaga pendidikan (PKH-LPd) dan seyogyanya bertujuan untuk memberikan keterampilan dan motivasi bagi peserta didik untuk membangun usaha mandiri.


(13)

5

4. Pelatihan tata kecantikan kulit yang diadakan oleh LKP ESA Bekasi menggunakan pendekatan pembelajaran partisipatif. Dengan kata lain segala kegiatan yang bersifat pembelajaran mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendekatan pembelajaran partisipatif dilaksanakan oleh dua belah pihak.

5. Peserta yang mengikuti penyeleggaran program pelatihan yang diadakan oleh pemereintah cenderung memiliki semangat diawal kegiatan utntuk itu maka dibutuhkan pendekatan pembelajaran partisipatif.

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Untuk memperjelas penelitian ini maka peneliti membatasi masalah dan merumuskannya ke pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi oleh instruktur ?

2. Bagaimanakah peningkatan motivasi belajar peserta pelatihan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi oleh instruktur. 2. Untuk merngetahui peningkatan motivasi belajar peserta pelatihan dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi.

E. Manfaat Penelitian

Kegunaan dan manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Secara Teoritis


(14)

6

a. Secara Teoritis manfaat penelitian ini, diharapkan dapat memperkaya konsep, teori, dan wawasan Pendidikan Luar Sekolah terutama Pelatihan.

b. Mengembangakan konsep-konsep pelatihan dan kursus terutama mengenai pendekatan pembelajaran partisipatif.

2. Secara Praktis

Manfaat secara praktis dapat dijabarkan seperti dibawah ini :

a. Sebagai pengalaman praktis dalam mengaplikasikan konsep-konsep serta teori-teori yang telah disampaikan di masa perkuliahan.

b. Dengan penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan untuk pengelola, LKP ESA Bekasi sebagai penyelenggara pelatihan kecantikkan kulit.

c. Bagi pihak lain, sebagai bahan kajian bagi para pihak yang ingin meneliti dengan penelitian sejenis atau penelitian lebih lanjut permasalahan yang berhubungan dengan Pendidikan Luar Sekolah.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk dapat mempermudah pmebahasan dalam penyususnan selanjutnya, maka penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan amateri yang nantinya akan dibahas yaitu sebagai berikut:

BAB I Berisi tentang pendahuluan, yang didalamnya ada beberapa Komponen-komponen lainya akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi penulisan skripsi.

BAB II Kajian Pustaka, berisi tentang landasan teoritis yang mendukung dan relevan dengan permasalahan penelitian. BAB III Membahas mengenai Metode penelitian, mengenai lokasi dan

subjek penelitian, desain penelitian, metode dan pendekatan penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses


(15)

7

pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data, kegiatan yang terperinci ini dilakukan oleh peneliti selama penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi tentang pengolahan data atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembatasan hasil-hasil yang diperoleh dalam penelitian. BAB V Kesimpulan dan Saran, menyajikan penafsiran dan


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN A.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di mana penulis menemukan masalah terkait pendekatan pembelajaran partisipatif dalam meningkatkan motivasi belajar ini yang di dasari dari studi pendahuluan. Sebelumnya sudah dipaparkan dalam latar belakang, penelitian ini di laksanakan di LKP ESA Bekasi di jl.Ir.H Juanda No.109 Bekasi Timur subjek penelitian ini adalah satu orang pengelola LKS ESA Bekasi ini untuk mendapatkan hasil mengenai data-data tentang LKP ESA serta data yang diperlukan, tiga orang instruktur LKP ESA Bekasi atas rekomendasi pengelola menyarankan untuk mencari data yang diinginkan peneliti tiga instruktur ini sering mengajar dan sudah bagus di dalam kegiatan pembelajaran, mengambil dua orang peserta didik sebagai pelengkap dari hasil wawancara instruktur menyarankan dua peserta didik yang sering mengikuti kegiatan pembelajaran pada pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi serta dua orang peserta didik Lembaga LKP ESA Bekasi.

Dalam penelitian ini menggunakan sampling pruposive menurut Sugiyono (2012:125) sampling pruposive adalah teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu.

B.Langkah-langkah Penelitian

Tahapan yang dilakukan penelitian ada empat tahapan penelitian menurut Meleong (2013:127) yaitu:

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan dilaksanakan oleh peneliti sebelum mengumpulkan data. Pada tahap ini peneliti melakukan :

a. Studi kepustakaan sebagai bahan rujukan yang nantinya dijadikan dasar dalam menentukan fokus penelitian.

b. Mempersiapkan izin dari kampus untuk permohonan izin kepada tempat penelitian.


(17)

41

c. Peneliti melakukan studi lapangan ke LKP ESA Bekasi agar mendapatkan gambaran yang jelas mengenai fokus permasalahan.

d. Peneliti mengadakan observasi dan percakapan secara informal dengan pengelola dan instruktur LKP ESA Bekasi.

2. Tahap Pelaksanaan Dilapangan

Tahap pelaksanaan di lapangan ini dilaksanakan peneliti ke dalam tiga bagian yaitu: 1) peneliti memahami latar penelitian dan persiapan diri, latar penelitian di sini adalah latar tertutup antara peneliti dengan LPK ESA Bekasi di mana hubungan antara peneliti dengan responden perlu akrab sebab latar penelitian ini akan bercirikan orang-orang sebagai subyek yang diamati secara ditelili dalam wawancara mendalam antara peneliti dengan subyek peneliti dengan mengunakan wawancara yang mendalam, 2) tahap memasuki lapangan dimana peneliti ikut serta di dalam kegiatan yang terjadi di lapanagan untuk bisa lebih dekat dengan subjek penelitian agar dapat terjalin keakraban antara peneliti dengan subjek penelitian. Dengan demikian nantinya akan memudahkan peneliti mendapatkan informasi dan data-data yang dibutuhkan dari subyek penelitian, dengan begitu subyek penelitian juga mamu menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti secara sukarela, 3) tahap pengumpulan data di sini peneliti mengumpulkan data langsung dari lapangan. Pengumpulan data dilakukan langsung dari lapangan, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi kepustakaan, wawancara dilaksanakan langsung dengan satu pengelola, tiga instruktur, dua orang peserta didik peserta didik langsung dari LKP ESA Bekasi ini dilaksanakan dalam upaya mencari data yang sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian. Diusahakan agar hingga setelah penelitian berjalan selama waktu tertentu wawancara akan beralih kearah yang lebih tersetruktur.

3. Tahap Pelaporan

Pada tahap pelaporan ini penulis melakukan kegiatan triangulasi data yang merupakan mengecek kebenaran data dengan membandingkan data. Informasi yang diperoleh dari satu sumber dicek silang dengan menggunakan triangulasi,


(18)

42

Menurut Sugiyono (2012:330) Triangulasi data diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data yang telah ada. bertujuan untuk membandingkan tingkat kesahihan data dengan kenyataan sebenarnya.

Di dalam mengumpulkan data mengenai pendekatan pembelajaran partisipatif dalam meningkatkan motivasi belajar peserta pelatihan tata kecantikan kulit LKP ESA Bekasi yang menjadi informasi utama dalam penelitian ini adalah :

a. Pengelola

Pada pengelola melakukan wawancara mengenai proses pPelatihan tata kecantikan kulit yang berlangsung di mana pesertanya sebagian besar adalah para ibu rumah tangga dan pengganguran, pendekatan dan metode yang digunakan instruktur dalam pembelajaran, kelebihan dan kelamahan dari penggunaan pendekatan partisipatif pada pembelajaran dalam meningkatkan motivasi peserta pelatihan tata kecantikan kulitn di LKP ESA Bekasi.

Sementara untuk melengkapi informasi, maka yang menjadi informan pelengkap adalah sebagai berikut:

b. Instruktur

Pada instruktur melakukan wawancara mengenai proses pembelajaran tata kecantikan kulit yang berlangsung di mana pesertanya kurang terlibat aktif bertanya, pendekatan dan metode yang digunakan instruktur dalam mengajarkan kecantikkan kulit, faktor penghambat dan pendukung pendekatan partisipatif pada pembelajaran dalam meningkatkan motivasi peserta pelatihan kecantikkan kulit. c. Peserta Didik

Pada peserta didik melakukan wawancara tentang bagaimana motivasi belajar mereka, dan pendekatan pembelajaran partisipatif yang dirasakan.

C. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian karena pendekatan dan metode penelitian dapat memadu peneliti dalam melakukan penelitian. Menurut Sugiyono (2012:6) metode penelitian adalah :


(19)

43

Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Didalam penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data yang empiris tentang pendekatan pembelajaran partisipatif dalam meningkatkan motivasi peserta pelatihan tata kecantikkan kulit di LPK ESA Bekasi, oleh karena itu untuk mencapai suatu tujuan tersebut peneliti mengunakan pendekatan penelitian kualitatif, sebab peneliti ingin memahami dan mengungkapkan secara mendalam bagaimana pendekatan pembelajaran partisipatif dalam meningkatkan motivasi peserta pelatihan tata kecantikkan kulit wajah di LKP ESA

Di dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metode studi kasus. Pendekatan kualitatif Menurut Sugiyono (2012:15) menyatakan bahwa penelitian kualitataif adalah :

“Metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat postpotivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber data yang dilakukan secara purposive dan

snowball, teknik pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif/kulalitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”.

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode studi kasus. Menurut Sudjana (1989 : 69), metode penelitian studi kasus adalah mempelajari secara instensif terhadaap kasus-kasus tersebut (pilih salah satu kasus yang paling diperlukan) peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu yang cukup lama. Mendalam artinya mengungkap semua variabel yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek yang mempengaruhinya.

Penggunaan metode studi kasus pada penelitian ini didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mangungkap data tentang pendekatan pembelajaran partisipatif dalam meningkatkan motivasi belajar peserta pelatihan kulit wajah di LKP ESA Bekasi.


(20)

44

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang pengertian secara garis besar terhadap peristilahan yang digunakan di dalam penelitian ini. Definisi operasional ini berguna untuk membatasi tentang pengertian terhadap peristilahan yang dimaksud di dalam penelitihan sehingga diharapkan para pembaca atau pihak lain tidak salah menafsirkan terhadap pengertian istilah yang dipakai. Untuk menghindari hal tersebut dalam menafsirkan istilah-istilah yang penulis gunakan, makan penulis menjelaskan istilah-istilah sebagi berikut:

1. Pembelajaran

Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian interen yang berlangsung dialami peserta didik winkel, 1991 dalam Siregar E dkk (2011: 12). Bahwa pembelajaran di LKP ESA Bekasi. Instruktur harus berperan kreatif dan aktif dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode demonstrasi, dengan begitu instruktur harus membuat suasana belajar yang menyenangkan dan terjasinya interaksi antara peserta didik dan instruktur.

2. Pendekatan Pembelajaran Partisipatif

Menurut Sudjana (129:2012) proses pembelajaran partisipatif adalah interaksi masukan saran terutama pendidik dengan masukan mentah yaitu peserta didik. Pihak pendidik (pengajar, pelatih, instruktur, dan tutor) yang berperan untuk membantu peserta didik untuk melakukan belajar yang berdaya guna dan berhasil guna. Yang melakukan belajar adalah pihak peserta didik. Tekanan dalam proses pendidik. Proses pembelajaran di LKP ESA Bekasi menitik beratkan kepada peserta didik sebab di sini peserta didik harus berperan aktif bertanya kepada instruktur agar di dalam pembelajaran mereka dapat terampil. 3. Motivasi belajar

Menurut Uno (2009:31) motivasi belajar timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dari dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Motivasi


(21)

45

para peserta didik yang mengikuti pelatihan tata kecantikkan kulit kurang sebab bioasanya peserta didik setelah mengikuti pembelajaran ingin segera pulang kerumah padahal tugas yang sedang dilakukan oleh peserta didik belum selaesai.

4. Pelatihan

menurut Simamora dalam Kamil (2012:4) mengartikan pelatihan sebagai serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seorang individu. LKP ESA Bekasi ini bergerak dalam jasa khususnya dalam memberikan keterampilan tata kecantikan kulit untuk para pengganguran dan ibu rumah tangga.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:305) dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai instrumen penelitian adalah peneliti sebagai kunci instrument, sebab memiliki kapasistas dan kapabilitas yang dimilikinya sebagai human instrument yang tinggi untuk dapat menyusuri dan menelusuri fakta-fakta dan menggali informasi dari informan dengan cara-cara yang dipandang sesuai berdasarkan kriteria penelitian dan dari sisi seni bergaul. Dengan demikian peneliti sebagai instrumen penelitian memiliki keunggulan dalam prosedur dan aetika penelitian, porsonalitas, intelektualitas, maupun cara-cara merepresentasikan komunikasinya dalam pergaulan di lapangan.

Dalam penelitian kualitatif, data masih belum mengetahui, sumber data belum teridentifikasi secara pasti, cara-cara menggal, mengungkapkan mengeksplorasi data belum terdefinisiskan secara jelas sehingga keberadaan alat pengumpul data utama sangat diandalkan. Peneliti kualitatif memiliki keleluasaan yang bertanggung jawab untuk mengembangakan penelitian berdasarkan etika dan feasibilitas kondisi lapangan yang terhjawantahkan dalam rancangan yang bersifat

emergent hal ini karena penelitilah yang memiliki judgement yang tepat untuk

menilai apakah rancangan perlu direvisi sesuai kondisi lapanagan atau batasi eksplorasi unit analisis sesuai rancangan.


(22)

46

Berdasarkan penyataan diatas maka dapat dipahami bahawa dalam penelitian kualitatif intrument utamanya adalah peneliti, sebab peneliti di sini memiliki kekuatan untuk meneliti dan mencari sumber data yang peneliti butuhkan. Peneliti mengunakan alat pengumpulan data untuk menjadi human instrument agar mendapatkan data yang sesuai dan data yang jelas, alat pengumpulan data secara sederhana yang digunakan oleh peneliti adalah observasi awal, wawancara studi dokumentasi, serta peneliti terjun langsung ke lapangan yang bertujuan untuk membandingkan hasil data yang didapatkan oleh pneliti di lapangan.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam proses pengembangan instrumen penelitian ini, peneliti mengembangkan instrumen sebagai berikut :

1. Membuat kisi-kisi penelitian

2. Menjabarkan kisi-kisi penelitian ke dalam pedoman observasi dan pedoman wawancara

3. Konsultasi kepada dosen pembimbing mengenai pedoman observasi dan pedoman wawancara

4. Melaksanakan observasi ke lapangan dengan mengunakan pedoman wawancara yang sudah disepakati antara peneliti dengan dosen pembimbing.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Wawancara (Interview)

Menurut Satori (2012:130) wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi infomasi secara holistik.

Pada tahap wawancara peneliti memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam meningkatkan motivasi belajar peserta pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi.


(23)

47

2. Pengamatan (Observation)

Menurut Satori (2012:105) observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Pada penelitian ini, peneliti terlibat langsung dalam kegiatan pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan karena penelitian berkenaan dengan proses kerja dan responden yang akan diamati tidak terlalu besar. Jika dalam wawancara selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, melainkan juga pada obyek-obyek alam yang lain.

3. Studi Dokumentasi

Menueurt Satori (2012:149) Studi dokumentasi merupakan pengumpulan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu diteleeh secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Studi dokumentasi sebagai pelengkap dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh dokumen yang terkait dengan fokus penelitian.

H. Teknik Analisis Data.

Bogdan dalam Sugiyono (2012:334) menyatakan bahwa analisis data kualitatif data dalah proses mencari dan menyususn secra sisitematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, cacatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuanya dapat diinformasikan kepada orang lain. Didalam analisis data kualitatif data yang didapatkan sangatlah banyak dan hingga ribuan halaman, data kualitatif yang sudah dikumpulkan oleh peneliti secepatnya di oleh atau dianalisis dan ditafsirkan oleh peneliti sehingga data yang masih mentah menjadi data yang matang, jadi penelitian kualitatif yaitu analisis data yang diperoleh dari sejak awal sampai penelitian berakhir, data yang didapatkan harus segera dituangkan kedalam bentuk tulisan serta di analisis oleh peneliti.


(24)

48

Dalam penelitian data terdapat beberapa komponen yang dikemukkakan oleh Sugiyono (2012:338) yaitu :

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalam wawasan yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli melalui diskusi itu, maka wawasan peniliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang dimiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan Sugiyono (2012:339).

2. Penyajian Data (Data Display)

Di dalam bagian penyajian data, setelah data direduksi langkah selanjutnya adalah mendisplay data. Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data ini dapat dilaksanakan dalam bentuk data, grafik, phie card, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan, tersusun, dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah di pahami. Dalam penelitian kualitatif, menyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uaraian singkat, bagan, hubungan antara katagori, flowachart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Hubrreman (1984) dalam Sugiyono (2012:341) menyatakan “the most frequent from of

display data for qualitative reseach data in the past has been narrrative tex”.

Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.

3. Kesimpulan/verifikasi data (Conclusion Drawing/Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Hubernam dalam Sugiyono (2012:345) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.


(25)

49

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang di rumuskan sejak awal, tetapi mungkin tidak, karena telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupankan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteleti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaksi, hipotesis atau teori.


(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil temuan dari bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang penulis teliti yaitu:

“Pendekatan Pembelajaran Partisipatif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Peserta Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi (Studi Kasus Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi Jl. Ir. H. Juanda No. 109 Bekasi Timur)”. Dapat disimpulkan sebabgai berikut:

Bagaimanakah pelaksanaan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi oleh instruktur. Pelaksanaan pendekatan pembelajaran partisipatif pada pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi, dari tahap perencanaan isntruktur sebelumnya merencanakan aspek-aspek penting untuk menentukan kegiatan pembelajaran di antaranya identifikasi kebutuhan belajar peserta didik dengan mewawancarai serta menggunakan alat tes agar instruktur dapat merumuskan tujuan belajar peserta didik. Sumber-sumber belajar pada pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi ini adalah modul yang sudah disesuaikan dengan kurikulum yang ada dari lembaga, perumusan tujuan pembelajaran sudah disesuaikan oleh kurikulum yang dikeluarkan oleh pihak LKP ESA Bekasi, tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi ini instruktur ingin membuat suasana kondusif antara peserta didik dengan instruktur dimana peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Pada pelaksanaan pendekatan pembelajaran partisipatif di LKP ESA Bekasi ini pada kegiatan pembelajaran instruktur dan peserta didik memiliki keakraban dan interaksi dalam kegiatan pembelajaran yang baik sedangkan dalam kegiatan pembelajaran instruktur memberikan tekanan pembelajaran kepada peserta didik yaitu peserta didik lebih aktif di dalam kegiatan pembelajaran instruktur hanya sebagai fasilitator.


(27)

82

Evaluasi yang dilaksanakan ini adalah ealuasi pada proses pembelajaran dimana evaluasi ini dilaksanakannya tes kepada peserta didik dengan menggulang kegiatan pembelajaran praktek terhadap peserta didik tanpa harus melihat modul yang diberikan kepada peserta didik bertujuan untuk melatih daya ingat mereka, sedangkan evaluasi yang dilaksanakan pada hasil pembelajaran yaitu evaluasi ujian lokal yang dilaksanakan oleh pihak lembaga dengan menggunakan alat tes serta uji kompetensi yang dilaksanakan oleh pemerintah, sedangkan untuk evaluasi terhadap dampak pembelajaran ini dilakukan oleh pihak lembaga dengan cara mendata para almuni yang bisa memanfaatkan ilmu yang di dapat dari LKP ESA Bekasi seperti peserta didik yang sudah membuka salon atau yang sudah bekerja dengan orang lain.

Dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pendekatan pembelajaran partisipatif yang dilaksanakan oleh LKP ESA Bekasi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendekatan pembelajaran peserta didik terlibat.

Adapun untuk peningkatan motivasi belajar peserta pelatihan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi, dengan melihat indikator yang ada maka dapat disimpulkan bahwasanya pendekatan pembelajaran partisipatif dapat meningkatan motivasi belajar ini terlihat dari keaktifan belajar peserta didik serta kesungguhan, aspirasi, dan kualitas peserta didik yang semakin baik.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dikemukakan beberapa hal yang mungkin bisa menjadi sebuah pertimbangan masukan oleh beberapa pihak terkait dengan pendekatan pemnelajaran dalam meningkatkanmotivasi belajar peserta pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi.

1. Bagi Pengelola LKP ESA Bekasi

Pengelola di harapkan bisa menyusun sebuah kotrak pembelajaran oleh peserta didik untuk menentukan waktu pembelajaran agar peserta didik tidak sering telat dalam mengikuti kegiatan pelatihan.


(28)

83

2. Bagi Instruktur LKP ESA Bekasi

a. Instruktur diharapkan dapat mengeksplorasi teknik pembelajaran lebih banyak agar didalam kegiatan pelatihan peserta didik tidak merasa jenuh.

b. Insrtuktur diharapkan agar lebih peka terhadap tingkah laku perbuatan peserta didik didalam kegiatan pelatihan agar mengetahui sejauh mana peserta didik mengetahui pembelajaran yang disampaikan.

c. Instruktur di harapkan dapat memberi dorongan motivasi belajar bagi peserta didik yang mengikuti pelatihan.

3. Bagi Peserta Didik

a. Diharapkan peserta didi dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat selama mengikuti pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi di lingkungan tempat tinggal peserta didik.

b. Diharapkan peserta didik dalam kegiatan pelatihan bisa berperana aktif serta memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam kegiatan pelatihan agar nantinya bisa mengapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan peserta didik.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

A. M. Sardiman, (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa

Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kamil, M, (2012). Model Pndidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung : Alfabeta

Moleong, L.J.(2013). Metode Penelitian Kualitatif EDISI REVISI. Bandung: Rosda.

Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Asdi Mhasatya.

Sudjana, N, (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Offset.

Siregar, E dan Nara, H, (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Gahalia Indonesia

Sudjana,D.(2010). Strategi Pembelajaran.Bandung: Falah Production

_________ (1993).Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif dalam

Pendidikan Luar Sekolah.Bandung : Falah Production.

_________ (2010).Manajemen Program Pendidikan (Untuk Pendidikan Non

Formal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia).Bandung : Falah

Production.

_________ (2001).Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan,

Falsafah, teori pendukung, Asas.Bandung : Falah Production.

Sudjana, N, (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif.

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Satori, D, dan Komariah, A, (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.


(30)

85

Syamsudin, A, (2003). Psikologi Pendidikan.Bandung : Rosdakarya Uno,B.(2009),Teori Motivasi dan Pengukurannya.Jakarta :Bumi Aksara

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003. Jakarta : Depdiknas.

Sumber Lainnya :

Putri, Pratama. GS (2010). Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Dalam Kursus

Bahasa Inggris Di Lembaga Bahasa Dan Pendidikan Profesional (LBPP) LIA Ujung Berung Bandung. Skripsi Sarjana pada UPI Bandung: tidak

diterbitkan. Suber Dari Internet:

Republika Online. (2013). Jumlah Pengangguran di Indonesia Berpotensi

Meningkat. [Online]. Tersedia:

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/13/08/15/mrkhd2-jumlah-pengangguran-di-indonesia-berpotensi-meningkat [ 4 November 2013]. _______. (2014). [Online]. Tersedia: www.bpk penabur.or.id [20 Februari 2014].


(1)

49

Riya Ajeng Saki, 2014

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang di rumuskan sejak awal, tetapi mungkin tidak, karena telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupankan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteleti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaksi, hipotesis atau teori.


(2)

Riya Ajeng Saki, 2014

Pendekatan Pembelajaran Partisipatif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil temuan dari bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang penulis teliti yaitu:

“Pendekatan Pembelajaran Partisipatif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi (Studi Kasus Pada Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi Jl. Ir. H. Juanda No. 109 Bekasi Timur)”. Dapat disimpulkan sebabgai berikut:

Bagaimanakah pelaksanaan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi oleh instruktur. Pelaksanaan pendekatan pembelajaran partisipatif pada pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi, dari tahap perencanaan isntruktur sebelumnya merencanakan aspek-aspek penting untuk menentukan kegiatan pembelajaran di antaranya identifikasi kebutuhan belajar peserta didik dengan mewawancarai serta menggunakan alat tes agar instruktur dapat merumuskan tujuan belajar peserta didik. Sumber-sumber belajar pada pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi ini adalah modul yang sudah disesuaikan dengan kurikulum yang ada dari lembaga, perumusan tujuan pembelajaran sudah disesuaikan oleh kurikulum yang dikeluarkan oleh pihak LKP ESA Bekasi, tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi ini instruktur ingin membuat suasana kondusif antara peserta didik dengan instruktur dimana peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Pada pelaksanaan pendekatan pembelajaran partisipatif di LKP ESA Bekasi ini pada kegiatan pembelajaran instruktur dan peserta didik memiliki keakraban dan interaksi dalam kegiatan pembelajaran yang baik sedangkan dalam kegiatan pembelajaran instruktur memberikan tekanan pembelajaran kepada peserta didik yaitu peserta didik lebih aktif di dalam kegiatan pembelajaran instruktur hanya sebagai fasilitator.


(3)

82

Riya Ajeng Saki, 2014

Evaluasi yang dilaksanakan ini adalah ealuasi pada proses pembelajaran dimana evaluasi ini dilaksanakannya tes kepada peserta didik dengan menggulang kegiatan pembelajaran praktek terhadap peserta didik tanpa harus melihat modul yang diberikan kepada peserta didik bertujuan untuk melatih daya ingat mereka, sedangkan evaluasi yang dilaksanakan pada hasil pembelajaran yaitu evaluasi ujian lokal yang dilaksanakan oleh pihak lembaga dengan menggunakan alat tes serta uji kompetensi yang dilaksanakan oleh pemerintah, sedangkan untuk evaluasi terhadap dampak pembelajaran ini dilakukan oleh pihak lembaga dengan cara mendata para almuni yang bisa memanfaatkan ilmu yang di dapat dari LKP ESA Bekasi seperti peserta didik yang sudah membuka salon atau yang sudah bekerja dengan orang lain.

Dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pendekatan pembelajaran partisipatif yang dilaksanakan oleh LKP ESA Bekasi dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendekatan pembelajaran peserta didik terlibat.

Adapun untuk peningkatan motivasi belajar peserta pelatihan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran partisipatif dalam pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi, dengan melihat indikator yang ada maka dapat disimpulkan bahwasanya pendekatan pembelajaran partisipatif dapat meningkatan motivasi belajar ini terlihat dari keaktifan belajar peserta didik serta kesungguhan, aspirasi, dan kualitas peserta didik yang semakin baik.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat dikemukakan beberapa hal yang mungkin bisa menjadi sebuah pertimbangan masukan oleh beberapa pihak terkait dengan pendekatan pemnelajaran dalam meningkatkanmotivasi belajar peserta pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi.

1. Bagi Pengelola LKP ESA Bekasi

Pengelola di harapkan bisa menyusun sebuah kotrak pembelajaran oleh peserta didik untuk menentukan waktu pembelajaran agar peserta didik tidak sering telat dalam mengikuti kegiatan pelatihan.


(4)

83

Riya Ajeng Saki, 2014

Pendekatan Pembelajaran Partisipatif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Instruktur LKP ESA Bekasi

a. Instruktur diharapkan dapat mengeksplorasi teknik pembelajaran lebih banyak agar didalam kegiatan pelatihan peserta didik tidak merasa jenuh.

b. Insrtuktur diharapkan agar lebih peka terhadap tingkah laku perbuatan peserta didik didalam kegiatan pelatihan agar mengetahui sejauh mana peserta didik mengetahui pembelajaran yang disampaikan.

c. Instruktur di harapkan dapat memberi dorongan motivasi belajar bagi peserta didik yang mengikuti pelatihan.

3. Bagi Peserta Didik

a. Diharapkan peserta didi dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat selama mengikuti pelatihan tata kecantikan kulit di LKP ESA Bekasi di lingkungan tempat tinggal peserta didik.

b. Diharapkan peserta didik dalam kegiatan pelatihan bisa berperana aktif serta memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam kegiatan pelatihan agar nantinya bisa mengapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan peserta didik.


(5)

Riya Ajeng Saki, 2014

DAFTAR PUSTAKA

A. M. Sardiman, (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kamil, M, (2012). Model Pndidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung : Alfabeta

Moleong, L.J.(2013). Metode Penelitian Kualitatif EDISI REVISI. Bandung: Rosda.

Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Asdi Mhasatya.

Sudjana, N, (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru Offset.

Siregar, E dan Nara, H, (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor : Gahalia Indonesia

Sudjana,D.(2010). Strategi Pembelajaran.Bandung: Falah Production

_________ (1993).Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif dalam Pendidikan Luar Sekolah.Bandung : Falah Production.

_________ (2010).Manajemen Program Pendidikan (Untuk Pendidikan Non Formal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia).Bandung : Falah Production.

_________ (2001).Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, teori pendukung, Asas.Bandung : Falah Production.

Sudjana, N, (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Satori, D, dan Komariah, A, (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.


(6)

85 Riya Ajeng Saki, 2014

Pendekatan Pembelajaran Partisipatif Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Pelatihan Tata Kecantikan Kulit Di LKP ESA Bekasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Syamsudin, A, (2003). Psikologi Pendidikan.Bandung : Rosdakarya Uno,B.(2009),Teori Motivasi dan Pengukurannya.Jakarta :Bumi Aksara

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003. Jakarta : Depdiknas.

Sumber Lainnya :

Putri, Pratama. GS (2010). Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Dalam Kursus Bahasa Inggris Di Lembaga Bahasa Dan Pendidikan Profesional (LBPP) LIA Ujung Berung Bandung. Skripsi Sarjana pada UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Suber Dari Internet:

Republika Online. (2013). Jumlah Pengangguran di Indonesia Berpotensi Meningkat. [Online]. Tersedia:

http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro/13/08/15/mrkhd2-jumlah-pengangguran-di-indonesia-berpotensi-meningkat [ 4 November 2013]. _______. (2014). [Online]. Tersedia: www.bpk penabur.or.id [20 Februari 2014].