LBM 2 Kerangka Teori yang Jelas

LBM 2
Kerangka Teori yang Jelas?
STEP 1
a. Tinjauan pustaka
= berisi teori yang merupakan landasan dari masalah yang akan diselesaikan
b.

Variabel
= karakteristik yang diukur, baik yg diukur scr numerik misalnya usia atau tinggi badan maupun dalam
kategori misalnya jenis kelamin atau ada tidaknya suatu penyakit
= karakteristik dari subjek (jenis kelamin, tinggi badan, dll)

c.

Hipotesis
= jawaban sementara yg harus dibuktikan kebenarannya yang mempunyai hubungan antar variabel
(minimal dua variabel) yang harus berbentuk pernyataan yang deklaratif.

d.

Kerangka teori

= dikembangkan dari tinjauan pustaka dalam bentuk mapping yang digunakan sebagai landasan berpikir
dalam memecahkan masalah serta terkait dgn konsep-konsep scr lengkap dan dpt disusun scr kualitatif,
matematis, persamaan atau diagram.

e.

Kerangka konsep
= suatu hubungan atau kaitan antar konsep atau variabel yg akan diamati atau diukur mll penelitian yg
akan dilakukan

f.

Definisi operasional
= batasan yg harus dibuat di dalam semua konsep yg ada dalam penelitian
= menjelaskan karakteristik yg diamati, termasuk juga cara mengamati dan cara mengukur
(definisi dari variabel penelitian)

g. Skala pengukuran
Lengkapi !!
STEP 2

1. Bagaimana penyusunan bab 2?
2. Apa tujuan tinjauan pustaka?
3. Apa saja isi dari tinjauan pustaka?
4. Apa saja syarat-syarat tinjauan pustaka?
5. Bagaimana cara menyusun tinjauan pustaka?
6. Apa saja isi dari kerangka teori dan kerangka konsep?
7. Bagaimana cara menyusun kerangka teori dan kerangka konsep?
8. Bagaimana hubungan antara tinjauan pustaka, kerangka teori dan kerangka konsep?
9. Apa saja jenis-jenis hipotesis?
10. Apa saja syarat hipotesis yang baik?
11. Apa saja macam variabel?
12. Sebut dan jelaskan macam-macam skala pengukuran!
13. Bagaimana cara membuat definisi operasional dan macam-macamnya?
14. Apa yang dimaksud dengan konsistensi antara bagian-bagian di bab 1 dan bab 2?
15. Bagaimana cara merujuk sumber pustaka dengan benar?
16. Apa saja syarat-syarat sumber pustaka?
STEP 3
1. Bagaimana penyusunan bab 2?
Bab 2 :
- Tinjauan pustaka


2.

- Kerangka teori
- Kerangka konsep
- Hipotesis
Apa tujuan tinjauan pustaka?
 Agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau
mengidentifikasikan variable yang akan diteliti.


Agar peneliti dapat meletakkan masalah yang ingin diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan
yang sedang digeluti.

Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi



memperdalam pengetahuan , khususnya tentang hubungan antar variable penelitian




mengkaji teori dasar yg berkaitan dengan masalah yg diteliti



mengkaji temuan penelitian sejenis atau yg pernah dilakukan sebelumnya



menemukan metode atau cara pendekatan pemecahan masalah



mendapatkan cara mengevaluasi ataupun analisa data



mencari informasi aspek penelitian yg belum tergarap




memperkaya ide-ide baru

Panduan Penelitian, Dr.B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M.Hum
3.

Apa saja isi dari tinjauan pustaka?
 Tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.


Tinjauan dari hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan dengn masalah yang akan diteliti.

Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi



Beberapa pengertian dasar




Perincian latar belakang masalah



Tinjauan komprehensif terhadap aspek yang diteliti, dengan penekanan utama pada hubungan
antar variabel yang akan dipermasalahkan dan variabel yang mungkin berperan.

DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro



Tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan ditelit.Hal ini dimaksudkan agar
para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau
mengidentifikasi variable-variabel yang akan diteliti (diamati).Lebih dari itu dengan tinjauan teori
ini dimaksudkan agar para peneliti dapat meletakkan atau mengidentifikasi masalah yang ingin
diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang digeluti.Oleh sebab itu,sering di dalam
tinjauan kepustakaan ini diuraikan “kerangka teori” sebagai dasar untuk mengembangkan
“kerangka konsep penelitian “.




Tinjauan dari hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Hal ini
penting,disamping akan memperluas pandangan dan pengetahuan peneliti,juga peneliti dapat
menghindari “pengulangan” dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan orang lain (menjaga
originalitas penelitian).

Buku metodologi penelitian kesehatan,Sukidjo Notoatmodjo

4.

Apa saja syarat-syarat tinjauan pustaka?
a. Keterkinian (recent)
sumber pustaka sejogyanya yang baru, Secara umum dikatkan baru bila kurang dari 10 tahun
terakhir
b. Relevansi (relevant)
sumber pustaka yang diambil hendaklah mempunyai relevansi yang jelas / tinggi dengan
permasalahn yang diutarakan.
c. Kelengkapan (completeness)
dalam era informasi global saat ini sangat memudahkan bagi peneliti untuk mendapatkan

informasi yang lengkap secara mudah lewat internet. Informasi yang lengkap ini saat ini mutlak
diperlukan agar apa yang akan ditulis dan dipakai dalam penelitian ini tidak ketinggalan dan yang
jelas lebih bisa yakin bahwa belum dikerjakan orang lain
d. Tingkat kepercayaan dari bukti bukti yang diajukan (level of evidence)
Bukti bukti yang didapat secara eksperimental menempati level yang tertinggi, terlebih bila
multisenter study atau hasil meta analisis.

5.

Bagaimana cara menyusun tinjauan pustaka?
CARA MENYUSUN TINJAUAN PUSTAKA YANG BAIK
a.

Kumpulkan kepustakaan yang diperkirakan ada hubungan atau relevan dgn masalah penelitian

b.

Periksa sumber pendahuluan/abstrak dari karangan tadi

c.


Mulai membaca dengan cermat & kritis untuk penelitian

d.

Membuat catatan yang diperlukan

e.

Mencatat hal2 penting yang dibaca dari kepustakaan terpilih

f.

Tuliskan pada kertas tadi judul karangan, nama pengarang, volume, no halaman, & kata kunci
katangan tersebut

g.

Catatlah hal2 yang relevan


h.

Melalui penalaran deduktif & induktif biasanya akan ditemukan jawaban sementara/hipotesa dari
masalah penelitian

(Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.2006.Panduan Penelitian.Jakarta:Prestasi Pustaka)

Hal2 yang perlu diperhatikan dalam penulisan tinjauan pustaka :
1. Kalimatnya tidak terlalu panjang
2. Kalimat tanpa subjek atau ejaan yang tidak tepat harus dihindarkan
3. Tetap menjaga alur pikiran yang logis
4. Penulisan paragraph harus tepat agar informasi yang disampaikan jelas
5. Penulisan rujukan harus tepat
6. Bahan rujukan minimal 5-10 tahun sebelumnya
(Metodologi Penelitan Kesehatan, 2002, Dr. Seokidjo Notoatmodjo, Jakarta : Rikena Cipta)

6.

Apa saja isi dari kerangka teori dan kerangka konsep?
Kerangka teori

Definisi
Untuk memperjelas jalannya penelitian yang akan dilaksanakan maka calon peneliti perlu
menyusun kerangka pemikiran mengenai konsepsi tahap2 penelitiannya secara teoretis.
Kerangka ini dibuat berupa skema sederhana yg perlu menggambarkan secara singkat proses
pemecahan masalah yang dikemukakan dalam penelitian kemudian dijelaskan secukupnya
mengenai mekanisme kerja faktor2 yg timbul.

Disamping sebagai pedoman arah tujuan penelitian, kerangka teoretis juga akan membantu
pemilihan konsep2 yg diperlukan guna pembentukan hipotesis.
a.

Fungsi
 Memperjelas arah penelitian
 Membantu dlm membuat suatu hipotesis yg baik

(Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael. 2002. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi ke –
2. Jakarta : Sagung Seto)
Kerangka konsep
Menunjukkan jenis serta hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel lainnya yang terkait
DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro
Suatu hubungan/kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yg ingin diteliti.
Berkembang dari hasil tinjauan pustaka+kerangka teori serta masalah penelitian yg dirumuskan.
Konsep : suatu abstraksi yg dibentuk dg menggeneralisasikan suatu pengertian.
≠ diukur + diamati langsung, harus dijabarkan ke dalam variabel2 sehingga dapat diamati dan diukur.
hubungan2 antara konsep yg satu dgn konsep lainnya dr masalah yg diteliti sesuai dgn apa yg tlh
diuraikan pd tinjauan pustaka
(Dr.Soekidjo Notoatmodjo.2005.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta)
a.

Tujuan
Menunjukkan jenis serta hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel lainnya yang terkait
DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro

b.

Syarat
- Harus menunjukkan kerterkaitan antar variabel
- Dapat memberikan informasi yang jelas
- Mempermudah pemilihan desain penelitian
DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro

7.

Bagaimana cara menyusun kerangka teori dan kerangka konsep?
Kerangka teori :
o
o
o
o
o
o

Menetapkan variable yang diteliti
Membaca teori
Deskripsi teori  Menghubungkan variable 1 dengan yang lain
Analasis kritis hasil penelitian
Analisis komparatif dalam penelitian
Sintesis / simpulan yang sifatnya sementara






Mengidentifikasi variable
Cari dan periksa pustaka
Cari dan buat data variabel yang berpengaruh
Menentukan hubungan antar variabel
Menyusun kerangka teori atau bagan
(Sumardi Suryabrata.Metodologi Penelitian)

Kerangka konsep



diawali dengan mengungkapkan permasalahan penelitian, latar belakang serta
perumusan masalahnya
berbagai aspek teoritis disajikan dalam tinjauan pustaka







membuat rangkuman dari tinjauan pustaka sebagai dasar untuk membuat Kerangka
Konsep
kerangka konsep dibuat dalam bentuk diagram yang menunjukkan jenis serta hubungan
antar variabel yang diteliti dan variabel lainnya yang terkait (ada keterkaitan antar
variabel)
pada diagram digambarkan pula batas-batas lingkup penelitian
kerangka konseptual yang baik dapat memberikan informasi yang jelas dan
mempermudah pemilihan desain penelitian.

(Dasar2 Metodologi Penelitian Klinis, Sudigdo Sastroasmoro).
Perbedaan kerangka teori dan kerangka konsep?
Kerangka Teori
dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan – batasan tentang teori – teori yang dipakai
sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Poerwadarminta, TEORI adalah “Pendapat yang dikemukakan
sebagai suatu keterangan mengenai sesuatu peristiwa (kejadian), dan asas – asas, hukum – hukum
umum yang menjadi dasar sesuatu kesenian atau ilmu pengetahuan; serta pendapat cara – cara dan
aturan – aturan untuk melakukan sesuatu”.
Teori adalah satu set konstruk, konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan, yang
menyajikan suatu pandangan yang sistematik mengenai suatu fenomena dengan menspesifikkan
hubungan antar variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena;
A theory is generalization or series of generalization by which we attempt to explain some phenomena
in a systematic manner.
(Wiersma, 1986)
Kerangka Konsep
Konsep adalah Generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk
menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Dalam kenyataannya, KONSEP dapat mempunyai
tingkat generalisasi yang berbeda. Semakin dekat suatu KONSEP pada realita, maka semakin mudah
pula KONSEP tersebut diukur dan diartikan.
Misalnya :
Konsep ilmu alam lebih jelas dan konkrit, karena dapat diketahui dengan paca indera. Sebaliknya,
banyak konsep ilmu – ilmu sosial menggambarkan fenomena sosial yang bersifat abstrak dan tidak
segera dapat dimengerti. Seperti konsep tentang Tingkah Laku, Kecemasan, Kenakalan Remaja dsb.
Oleh karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam penelitian.
Konsep adalah Suatu abstraksi yang dibentuk dengan me-generalisasikan suatu pengertian. Oleh
karena itu, KONSEP tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat
diukur, maka KONSEP tersebut harus dijabarkan ke dalam variable – variable. Dari variable itulah
KONSEP dapat diamati dan diukur.
Contoh :
Ekonomi Keluarga adalah suatu konsep, untuk dapat mengukur konsep ekonomi keluarga dapat
melalui variable Pendapatan atau Pengeluaran keluarga. Status Sosial misalnya, dapat diamati dari
variable Pekerjaan dsb.

Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang sesuatu hal atas persoalan yang perlu
dirumuskan. Dalam merumuskannya, peneliti harus dapat menjelaskan sesuai dengan maksud peneliti
memakai konsep tersebut. Oleh karena itu, peneliti harus “konsisten” dalam memakainya.
ari uraian pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan beberapa pengertian dan peranan dari
KERANGKA KONSEP dalam suatu penelitian sebagai berikut : D
Kerangka Konsep adalah Suatu hubungan atau kaitan antara konsep – konsep atau variable – variable
yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan.

Konsep – konsep atau variable – variable yang akan diamati berdasarkan contoh tersebut adalah :
Pendidikan, Perilaku, Status Ekonomi, Status Sosial, Kualitas Fisik Sarana Air Bersih, Kualitas Air Bersih
(VARIABEL BEBAS) dan Kejadian Diare (VARIABEL TERIKAT)

Kerangka Konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti
menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa factor yang dianggap penting untuk
masalah. Sehingga KERANGKA KONSEP akan membahas saling ketergantungan antar variable yang
dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau hal – hal yang diteliti. Penyusunan KERANGKA
KONSEP akan
membantu kita untuk membuat hipotesis, menguji hubungan tertentu dan membantu peneliti dalam
menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat diamati atau diukur melalui variable.
Oleh karena itu, dalam menyusun sebuah KERANGKA KONSEP, peneliti hendaknya memahami variable
konsep yang hendak diukur.
Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan, Dr. Ahmad Watik Praktiknya

8.

Bagaimana hubungan antara tinjauan pustaka, kerangka teori dan kerangka konsep?
 tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Hal ini dimaksudkan agar
para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau
mengidentifikasi variable-variabel yang akan diteliti (diamati). Lebih dari itu dengan tinjauan teori
ini dimaksudkan agar para peneliti dapat meletakkan atau mengidentifikasi masalah yang ingin
diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang digeluti. Oleh sebab itu, sering di dalam
tinjauan kepustakaan ini diuraikan “kerangka teori” sebagai dasar untuk mengembangkan
“kerangka konsep penelitian “.


Tinjauan dari hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Hal ini
penting, disamping akan memperluas pandangan dan pengetahuan peneliti, juga peneliti dapat
menghindari “pengulangan” dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan orang lain (menjaga
originalitas penelitian )
o

9.

(buku metodologi penelitian kesehatan,Sukidjo Notoatmodjo)

Apa saja jenis-jenis hipotesis?
Berdasarkan bentuk rumusannya, hipotesis dapat digolongkan menjadi tiga:



Hipotesis Kerja

Adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang
terjadi apabila suatu gejala muncul. Biasanya menggunakan rumusan pernyataan Jika…, maka…
Artinya jika suatu factor atau variable terdapat atau terjadi pada suatu situasi, maka ada akibat
tertentu yang dapat ditimbulkan.


Hipotesis nol/ statistic

Biasanya dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang
bermakna antara kedua kelompok atau lebih mengenai suatu hal yang dipermasalahkan. Bila
dinyatakan adanya perbedaan antara dua variable, disebut hipotesa alternative.
Contoh: Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit jantung antara penduduk
perkotaan dengan penduduk pedesaan.


Hipotesis hubungan dan Perbedaan

Hipotesis dapat juga dibedakan berdasarkan hubungan atau perbedaan 2 variabel atau lebih. Hipotesis
hubungan berisi tentang dugaan adanya hubungan antara dua variable.
Contohnya: makin tinggi tingkat pendidikan ibu, makin teratur memeriksakan kehamilannya.
Sedangkan hipotesa perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan atau perbedaan di antara dua
variabel. Misalnya: praktek pemberian ASI ibu-ibu di kelurahan A berbeda/ lebih tinggi daripada
praktek pemberian ASI di kelurahan B.
Berdasarkan isinya, hipotesis dapat dibedakan:


Hipotesis mayor, hipotesis induk, atau hipotesis utama yaitu hipotesis yang menjadi sumber dari
hipotesis – hipotesis yang lain



Hipotesis minor, hipotesis penunjang atau anak hipotesis yaitu yang dijabarkan dari hipotesis
mayor

Metodologi penelitian kesehatan oleh Dr.Soekidjo Notoatmojo
Ada 3, berdasarkan bentuk rumusannya:


Hipotesis Kerja atau Hipotesis alternatif
Suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi
apabila suatu gejala muncul.



Hipotesis NOL atau Hipotesis Statistik
Biasanya dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang
bermakna antara kedua kelompok / lebih mengenai suatu hal yang dipermasalahkan.



Hipotesis Hubungan dengan Hipotesis Perbedaan

Panduan Penelitian, Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M. Hum

a.

Hipotesis kerja : hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya dengan penelitian yang akan
dilakukan.

Contoh :
 ”Apabila ...., maka ....”
 ”Ada hubungan antara .... dengan ....”
 ”Ada perbedaan antara .... dengan ....”
Ada 2 macam hipotesis kerja :




hipotesis satu ekor : hubungan antarvariabel sudah jelas arahnya
hipotesis dua ekor : hubungan antarvariabel belum jelas arahnya
b. hipotesis nihil : hipotesis yang hanya ada dalam alam pikiran peneliti, yang berguna untuk
pembuktian dengan analisis statistik.

Contoh :
”Tidak ada korelasi (atau perbedaan) antara .... dengan ....”
 hipotesis tandingan : hipotesis dari variabel-variabel luar yaitu variabel tandingan bagi
variabel pengaruh yang ada dalam hipotesis kerja
Contoh :
 ”Faktor kelelahan akan mempengaruhi suseptibilitas individu terhadap penyakit infeksi” 
hipotesis kerja
 ”Faktor-faktor X,Y,Z (dan seterusnya) akan mempengaruhi suseptibilitas individu terhadap
penyakit infeksi”  hipotesis tandingan
Pratiknya, Ahmad Watik. 2003. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
10. Apa saja syarat hipotesis yang baik?

a.
b.

Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana, tidak bermakna ganda.
Mempunyai landasan teori yang kuat. Hipotesis tidak semata-mata datang dengan sendirinya,
namun harus dibangun atas dasar teori, pengalaman, serta sumber ilmiah lain yang sahih.
c. Menyetakan hubungan antara satu variabel tergantung dengan satu atau lebih variabel bebas;
kadang hipotesis menyatakan hubungan antara beberapa variabel bebas dengan satu variabel
tergantung, misalnya pada studi faktor-faktor risiko dengan analisis multivariat. Namun dalam
satu hipotesis hanya boleh terdapat satu variabel tergantung. Hipotesis yang menyebutkan lebih
dari satu variabel tergantung (disebut sebagai hipotesis yang kompleks) harus dipecah menjadi
dua atau lebih hipotesis.
d. Memungkinkan diuji secara empiris. Hal ini mutlak dalam studi empiris; suatu hipotesis meskipun
mempunyai dasar yang kuat, tidak dapat disebut memenuhi syarat bila tidak dapat diuji secara
empiris.
e. Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan variabel-variabel yang diukur. Disisi
lain rumusannya juga harus longgar, sehingga membuka kemungkinan untuk dilakukan
generalisasi. Rumusan yang terlalu umum atau bermakna ganda, harus dihindarkan.
f. Dikemukakan a-priori. Hipotesis harus dikemukakan sebelum penelitian, sebelum datanya
terkumpul. Hipotesis yang dirumuskan setelah peneliti melihat data, yang disebut sebagai
Hipotesis a-posteriori atau post-hoc hypothesis, pada dasarnya merupakan hipotesis multipel
yang mempunyai konsekuensi di dalam uji hipotesis (kemungkinan bahwa kenamaan yang
diperoleh disebabkan semata-mata oleh faktor peluang atau kesalahan tipe I menjadi makin besar
dengan makin bertambahnya hipotesis). Sedangkan ahli menyebut prosedur ini sebagai fihsing
expedition, atau data dredging, dan bahkan dapat dituduh “curang”, bagai seorang yang menebak
lotere setelah nomor loterenya diundi.
(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi II, 2002, Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp. A(K), Dkk,
Jakarta : CV.Sagung Seto)
a.

Merupakan kalimat deklaratif

b.

Mengekspresikan 2 variabel atau lebih

c.

Merupakan jawaban tentatif (sementara) terhadap permasalahan

d.

Memungkinkan untuk dibutuhkan secara empirik

Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Dr.Ahmad Watik Pratiknya
a.

hipotesis hanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan ( statemen )

b.

hipotesis harus tumbuh dari ilmu pengetahuan yang diteliti

c.

hipotesis harus dapat di uji

d.

hipotesis harus sederhana dan terbatas, artinya hipotesis yang tidak menimbulkan perbedaan’’
pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya

Metodologi Penelitian Keaehatan, DR. SOEKIDJO NOTOATMODJO

Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hypo = sebelum atau bawah dan thesis = pernyataan atau pendapat. Dapat diartikan
bahwa hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya,
tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris.
Hipotesis juga berarti pendapat yang kebenarannya masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum
meyakinkan. Dan kebenaran tersebut perlu diuji atau dibuktikan. Dalam hal pembuktian atau pengujian ini
dilakukan melalui bukti-bukti secara empiris, yaitu melalui data-data atau fakta-fakta di lapangan. Oleh sebab
itu, dapat dikatakan bahwa hipotesis membutuhkan dukungan berupa data atau fakta yang empiris, hal ini
dilakukan karena sifat dari hipotesis ini sementara. Hipotesis dinyatakan ditolak atau diterima. Selain itu
hipotesis harus dibuat dalam setiap penelitian yang bersifat analitis. Untuk penelitian yang bersifat
deskriptif, dimaksudkan untuk mendeskripsikan masalah yang diteliti, hipotesis tidak perlu dibuat, sebab
tidak pada tempatnya.
MANFAAT HIPOTESIS
Hipotesis memberikan manfaat memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan penelitian, yakni
menarik pernyataan-pernyatan hipotesis yang telah diuji kebenarannya. Dengan demikian akan mempermudah
peneliti untuk menangkap makna kesimpulan penelitian, hipotesis juga mempermudah dalam hal proses dan
langkah penelitian terutama dalam menentukan proses pengumpulan data seperti metode penelitian,
instrument yang harus digunakan, sampel atau sumber data, dan teknik analisis data. Sedangkan manfaat
hipotesis dalam hal penjelasan gejala yang diteliti dapat dilihat dari pernyataan hubungan variabel-variabel
penelitian.
.Menurut Ary Donald, bahwa fungsi hipotesis ada empat, antara lain :
1. Memberikan penjelasan tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu
bidang.
2. Mengemukakan pernyataan tentang hubungan dua konsep yang secara langsung dapat diuji dalam
penelitian.
3. Member arah pada penelitian.
4. Member kerangka pada penyusunan kesimpulan penelitian.

HIPOTESIS DALAM PENELITIAN
Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak
harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan
pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak
apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak. Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya
untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis Hal
ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya
membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang
menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian penjelasan
yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.
Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:

1.

Untuk menguji teori,

2.

Mendorong munculnya teori,

3. Menerangkan fenomena sosial,
4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
5.

Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

Perlukah penelitian menggunakan Hipotesis?
1. YA
untuk penelitian verifikatif yg berpola “masalah hipotesis-data-analisis-kesimpulan”
2. TIDAK
Untuk penelitian Eksploratif dan deskriptif
(Moh. Nazir, Ph.D, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, 2003, hal.150)
o

o

Yang tidak memerlukan hipotesis
 contoh judul penelitian deskriptif : prevalensi DM di Indonesia.
 Penelitian sejarah.
Yang memerlukan hipotesis
 Penelitian eksperimen
 Penelitian analitik

Menurut ada tidaknya hipotesis, penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu penelitian yang menggunakan
hipotesis dan yang tidak menggunakan hipotesis. Jenis-jenis penelitian yang tidak menggunakan hipotesis. Di
antara ialah penelitian deskriptif, penelitian filosofis, penelitian historis, dan penelitian evaluasi. Sedang
menurut jenis data yang dipergunakan penelitian dibagi menjadi penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
Penelitian bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif, misalnya: Historis, Deskriptif, Perkembangan, Kasus dan
penelitian lapangan, Korelasional, Kausal komparatif, Eksperimen murni, Eksperimen semu dan Kajian tindak.
1.

Penelitian Analisis. Adalah penelitian yang desain risetnya dimulai dari teori dan berakhir pada fakta,
oleh karenanya dalam riset ini terlibat satu atau lebih hipotesis. Teori berfungsi sebagai masukan
sekaligus sebagai pemecahan masalah yang bersangkutan.

2.

Penelitian Tindakan atau Action Research merupakan suatu kerja sama antara mahasiswa dengan
para pengambil keputusan misalnya perusahaan di mana hasil penelitian ini akan dapat langsung
dipakai dalam rangka mengambil keputusan manajemen. Validitas penelitian ini secara relatif lemah
karena sampel kurang representatif juga kontrol terhadap variabel bebas tidak ditekankan.

3.

Penelitian Deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan menemukan informasi sebanyakbanyaknya dari suatu fenomena. Teorisasi dan hipotesis dalam penelitian jenis ini kurang diperlukan.
Penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan satu jenis variabel.

4.

Penelitian Eksperimental. Suatu penelitian eksperimen didesain di mana variabel bebas diperlakukan
secara terkontrol dan pengaruhnya terhadap variabel terantung dipantau dengan teliti. Metode ini
lebih cocok untuk aplikasi ekstra.

5.

Penelitian Eksploratif. Penelitian Eksplorasi menjadi langkah awal setiap penelitian yang bertolak dari
variabel, bukan dari fakta. Jika tujuan riset deskriptif bersifat kumulatif, maka desain riset eksploratif
bersifat alternatif.

6.

Penelitian Historis. Penelitian historis memiliki tujuan yaitu menemukan sumber sejarah, pengukuran
secara kritis serta penyajian hasil kajiannya. Produk masa lalu itu biasanya terekam dalam bentuk
dokumen maupun artefak disamping imajinasi tradisional. Macam-macam metode penelitiannya yaitu
penelitian sejarah komparatif, penelitian yuridis, penelitian biografis dan penelitian bibliografis.

7.

Penelitian Komparatif. Penelitian komparatif tidak memakai data masa lalu, melainkan data masa
sekarang dengan sifat expost facto yaitu data dikumpulkan setelah suatu kejadian selesai berlangsung.
Sifat desain ini hampir sama dengan desai eksperimental, hanya dalam desain komparatif ini alat
kontrol dianggap tidak dimiliki.

8.

Penelitian Studi Kasus. Penelitian studi kasus mengkaji unit analisisnya amat terbatas

dan

kesimpulannya pun hanya berlaku untuk kasus tertentu, walupun dapat saja dalam praktek menjadi
preseden bagi kasus berikutnya, tetapi temuan studi kasus tidak dijadikan teori.
Manfaat hipotesis dalam penelitian?


memberikan batasan dan jangkauan kecil penelitian



memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data



sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data



membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variable-variable yang akan diteliti.

Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi



memberi tuntutan kepada peneliti ke arah mana penelitian itu harus dilakukan



merupakan alat untuk melokalisasi fenomena2 dan menuntun secara identifikasi variabel2 yang
dibutuhkan untuk menjawab masalah penelitian



memberi petujuk prosedur mana atau rancangan penelitian mana yang dipilih



membri petunjuk bagi cara pengolahan data dan cara analisa hasil penelitian

Dasar –dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan, Dr. Ahmad Watik Praktiknya
Cara penyusunan hipotesis :




turunkan atau identifikasikan variabel-variabel dari rumusan penelitian yang ada
cari informasi sedalam dan seluas mungkin, dari teori dan fakta penelitian yang telah
ada, yang berkaitan dengan variabel2 diatas.
Hubungkan kenyataan yang ada dengan informasi tersebut, sehingga peneliti megetahui
akan adanya “sesuatu yang kurang”. Dari kekurangan inilah peneliti “mereka-reka”
konsep atau hubungan imajinatifnya sehingga antara kenyataan teori dan permasalahan
terdapat hubungan yang jelas
dasar –dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan, Dr. Ahmad Watik
Praktiknya

CARA MERUMUSKAN HIPOTESIS

Memperoleh sendiri dari sumber aslinya, yaitu dari pengalaman langsung di lapangan,
rumah sakit, puskesmas, atau laboratorium. Dalam mengemukakan, fakta ini kita tidak
berusaha untuk melakukan perubahan atau penafsiran dari keaslian fakta yang diperoleh
 Fakta yang diidentifikasikan dengan cara menggambarkan atau menafsirkannya dari
sumber yang asli, tetapi masih berada di tangan orang yang mengidentifikasi tersebut
tersebut, sehingga masih dalam bentuknya yang asli.
 Fakta yang diperoleh dari orang yang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam
bentuk penalaran abstrak, yang sudah merupakan symbol berpikir sebagai generalisasi
dari hubungan antara berbagai fakta atau variable.
Metode Penelitian Kesehatan, Soekidjo Notoatmodjo


11. Apa saja macam variabel?
JENIS VARIABEL
1.

2.

Variabel bebas / variabel pengaruh, perlakuan, kausa, treatment
Bentuk variabel bebas :
a.

Variabel perantara / Variabel penguhubung
Variabel yang menjembatani pengaruh suatu varibel bebas dengan variabel tergantung.

b.

Variabel pendahulu
Variabel bebas yang berpengaruh pada variabel tergantung tetapi sekaligus berpengaruh pula
pada variabel lain yang juga berperan sebagai variabel bebas terhadap variabel tergantung
tersebut.

c.

Variabel prakondisi
Variabel yang keberadaannya merupakan prasyarat bagi bekerjanya variabel bebas terhadap
variabel tergantung.

Variabel tergantung / variabel yang berubah karena variabel bebas tsb
Variabel bebas/ independen/ prediktor/ risiko/ kausa/ pengaruh/ perlakuan/ treatment : Variabel yang
bila ia berubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain
1.
2.

3.

4.

5.

Variabel tergantung/ dependen/ efek/ hasil/ outcome/ respons/ event/ terpengaruh/ tak bebas :
Variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas
Variabel perancu (confounding) : Jenis variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan
variabel tergantung, tetapi bukan merupakan variabel antara. Cth, kita tinjau penelitian yang
mencari hubungan antara kebiasaan minum kopi (variabel bebas) dan kejadian penyakit jantung
koroner (PJK) (variabel tergantung); peneliti ingin menguji hipotesis bahwa PJK lebih sering terjadi
pada peminum kopi ketimbang pada bukan peminum kopi. Kebiasaan merokok dapat merupakan
variabel perancu, oleh karena : Kebiasaan minum kopi berhubungan dengan kebiasaan merokok;
perokok lebih sering minum kopi daripada bukan perokok dan kebiasaan merokok diketahui
berhubungan dengan PJK
Variabel yang berlaku sebagai variabel bebas terhadap suatu variabel, dapat juga merupakan
variabel tergantung bila berpasangan dengan variabel yang lain, dan sebaliknya
Variabel perantara, atau disebut juga variabel penghubung : variabel yang menjembatani
pengaruh suatu variabel bebas dengan variabel tergantung. Cth, Ankilostomiasis (variabel bebas)
akan mempengaruhi terjadinya anemia (variabel tergantung) dengan melalui mekanisme
perdarahan kronis saluran digesti (variabel perantara)
Variabel pendahulu : variabel bebas yang berpengaruh pada variabel tergantung tetapi sekaligus
berpengaruh pula pada variabel lain yang juga berperan sebagai variabel bebas terhadap variabel
tergantung tersebut. Cth, diketahui bahwa tingkat pendidikan seseorang (variabel pendahulu)
mempengaruhi akseptabilitas mereka terhadap cara pengobatan modern (variabel bebas),
disamping itu juga mempengaruhi kepercayaan mereka terhadap pengobatan tradisional (variabel
tergantung)
Variabel prakondisi : variabel yang keberadaannya merupakan prasyarat bagi bekerjanya suatu
variabel bebas terhadap variabel tergantung. Cth, diketahui bahwa tuberkulosis paru (variabel
tergantung) terjadi karena masuknya mikobakteri tuberkulosis (variabel bebas) pada individu yang
lemah fisiknya (variabel prakondisi)

(Sastroasmoro, S., Ismael, S.,2002, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, CV Sagung Seto, Jakarta)

(Pratiknya, A. W., 2003, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan , Cetakan III, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta)
- variable bebas
adalah variable yg diduga sebagai penyebab timbulnya variable lain. variable bebas biasanya dimanipulasi,
diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variable lain.
Contoh : pupuk x adalah variable bebas, karena pupuk x yang akan mempengaruhi tanaman kacang. Pupuk
x dimanipulasi artinya jumlahnya ditambah atau dikurangi sesuai pelaksanaan penelitian. Selain itu pupuk
x juga diamati dan diukur, dalam hal ini ditemukan berapa banyak yang akan dipergunakan untuk
memupuk tanaman kacang.
- variable tergantung
adalah variable yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variable bebas. Dalam
penelitian, variable tergantung diamati dan diukur untuk mengetahui dari pengaruh variable bebas.
Contoh : tanaman kacang, atau lebih spesifiknya, kesuburan tanaman kacang merupakan variable
tergantung. Kesuburan tanaman kacang diamati dan diukur dg jalan mengukur tinggi tanaman kacang tadi
setelah sebulan diberi pupuk, sesuai protokol penelitian di atas.
- Variable moderator
Disebut juga variable bebas kedua yaitu variable yg dipilih, diukur dan diamati dan dimanipulasi oleh
peneliti karena diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variable bebas dan variable tergantung.
Contoh: pada penelitian pupuk x, diduga ada beberapa faktor yg mempengaruhi jalannya penelitian,
misal : tanah yg digunakan untuk tanaman kacang tadi. Bilamana tanah yg digunkan adalah tanah pasir,
maka hasil penelitian pasti akan berbeda bila tanah yg dipergunakan adalah tanah lumpur atau tanah
gembur. Faktor lain yg ikut mempengaruhi adalah air, pot, sinar matahari.
Contoh : Hubungan antara kemampuan dan produktifitas kerja makin tinggi bila etos kerja tinggi,Etos kerja
sebagai variabel moderator.

- Variable control
Adalah variable yg dikontrol oleh peneliti untuk menetralkan pengaruhnya thd variable tergantung.
Variable kontrol berbeda dg variable moderator. Variable ditetapkan sebagai variable moderator untuk
dipelajari pengaruhnya, sedangkan variable ditetapkan sbg variable kontrol untuk dihilangkan
pengaruhnya.
Contoh: tanah, air, dan sinar matahari dikontrol oleh peneliti untuk dihilangkan pengaruhnya dengan jalan
menyamakan faktor2 tadi. Jika kelompok pertama ditanam di pasir dan disiram dg air hujan dan diletakan
di tempat yg terkena sinar matahari, maka perlakuan tadi juga ditetapkan pada kelompok kedua. Hal yg
membedakan antara kedua kelompok tadi hanyalah pupuk x yg diberikan pada kelompok pertama, tetapi
tidak diberikan pada kelompok kedua. Dengan demikian peneliti akan tahu pasti bahwa hanya pupuklah yg
mempengaruhi kesuburan tanaman kacang dan bukan fakor lain.
Example;membandingkan kecepatan mengetik antara lulusan SMA dengan
kontrolnya:naskah yang dikrtikm sama,mesin ketiknya sama,ruang kerjanya sama.

SMK.variabel

- Variable antara
Adalah factor yg secara teoritik mempengaruhi hubungan variable bebas dan variable tergantung. Variable
ini tidak dapat diamati dan diukur namun, pengaruhnya dapat disimpulkan dari hubungan yg ada antara

variable bebas dan variable tergantung. Variable ini biasanya tidak pernah disebut dalam kajian
operasional, tetapi disebutkan keberadaannya dalam kajian teoritik.
Contoh: pupuk x dan kesuburan tanaman kacang, dihipotesiskan bahwa pupuk x yg mempengaruhi
kesuburan tanaman kacang. Pupuk x mempengaruhi proses kesuburan tanaman kacang. Namun karena
proses kesuburan tanaman kacang merupakan proses metabolisme abstrak dan tidak dapat diamati dan
diukur, maka proses tanaman kacang menjadi subur dipandang sbg variable antara.
(Panduan Penelitian, Sandjaja dan A. Heriyanto )

MACAM-MACAM HUBUNGAN ANTAR VARIABEL
Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara berbagai
variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel bebas dan variabel terikat
( Independent variabel dengan dengan dependent variabel).
a.

Hubungan Simetris
Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang
satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan
simetris :
1) Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
2) Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama.
3) Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang
lainnya pun pasti disana.
4) Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.

b. Hubungan Timbal Balik
Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi
sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik
bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi sebab dan
variabel yang menjadi akibat.
c.

Hubungan Asimetris (tidak simetri)
Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe
hubungan tidak simetris, yakni :
1) Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah
merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para
ahli.
2) Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan
untuk menunjukkkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila
“Stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “Disposisi”
berada dalam diri seseorang.
3) Hubungan antara diri indiviidu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri
di sini adalah sifat individu yag relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi
lingkungan.

4) Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.
5) Hubungan Imanen antara dua variabel.
6) Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)

Suryabrata, S. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Narbuko,C., Achmadi, A,H. 2004 . Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara
Sugiono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
AlfaBeta
Anonim, 1981. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.

-

12. Sebut dan jelaskan macam-macam skala pengukuran!
KATEGORIKAL:
 Skala nominal;adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota-anggota yg mempunyai
kesamaan tiap anggotanya,dan memiliki perbedaan dari anggota himpunan yg lain.
Misalnya : kelamin dibedakan antara laki2 dan perempuan. kita menghitung banyaknya subyek
dari setiap kategori gejala. masing-masing anggota himpunan tesebut tidak ada perbedaan nilai.
 Skala ordinal;himpunan yang beranggotakan menurut rangking,urutan,pangkat,jabatan.tiap
himpunan tidak hanya di kategorikan kepada persamaan atau perbedaan dengan himpunan
lain,tetapi berangkat dari pernyataan lebih besar/kecil.
misal,variable pendidikan dibedakan,SD,SMP,SMA.
NUMERIK:
 Skala interval;seperti pada skala ordinal,tetapi himpunan tersebut dapat memberikan nilai
interval atau jarak antara urutan kelas yg bersangkutan.kelebihanya adalah bahwa jarak nomor yg
sama menunjukan juga jarak yang sama dari sifat yang di ukur.
 Skala ratio; adalah variable yang mempunyai perbandingan yang sama,lebih besar/lebih
kecil.seperti panjang, berat,dan angka agregasi adalah variable ratio.
contoh;beras beratnya 1kuintal,maka 5 karung beras 5 kwintal.
Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi

Skala pengukuran
Nominal

Ciri
Klasifikasi
pembedaan
setara
tuntas

Operasi matematis
Simetri
A=B
B=A

Ordinal

Klasifikasi
pembedaan
berjenjang
interval tidaak sama
tuntas
Pembedaan
Interval sama
Titik nol : arbitrer
Sama dengan interval +
titik nol mutlak

Asimetri
A>B>C
C 2 Tanda garis atau penghubung nomor pertama dan nomor terakhir
Contoh:
- Bangunan molekul DNA berbentuk heliks ganda dilaporkan oleh Watson & Crick (2)
- DNA mempunyai bangunan molekul berbentuk heliks ganda (2)
b) System nama dan tahun (Harvard) Disusun secara alfabetik sesuai nama penulis, diikuti oleh
penulisan tahun atau dengan mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan diantara
tanda kurung atau pada akhir kalimat.
Contoh:
- Pauling (1979) melaporkan manfaat vitamin C dosis tinggi…
- Vit C dosis tinggi dilaporkan bermanfaat menghambat pertumbuhan sel tumor (Pauling,
1979)
c) Sistem kombinasi alphabet dan nomor (H&N) disusun secara alfabetik berdasrkan nama
penulis dan diberi nomor berurutan, Ditunjukkan dengan mencantumkan nomor atau penulis
atau keduanya (diantara tanda kurung)
d) Sistem Vancouver menggunakan system nomor disertai penyeragaman cara penulisannya,
dengan cara menunjukkan di dalam naskah dan pemberian urutan nomor sesuai dengan
munculnya yang pertama kali didalam naskah. Nama semua penulis ditulis untuk jumlah
penulis sampai dengan 6, bila >6  tiga penulis pertama disebutkan dan diikuti dengan et al
Tjokronegoro, Arjatmo dan Baraas Faisal.1986. Teknik Penulisan Makalah Ilmiah Kedokteran
dan Kesehatan.FK UI
Cara penulisan rujukan pustaka dalam naskah


Sistem nomor (Vancouver)



Sistem nama dan tahun (Harvard)



Pada sistem ini daftar rujukan disusun secara alfabetik berdasar nama penulis,dengan meletakkan
nama keluarga didepan.
Contoh : Abnormalitas of te male tract have only recently been defined in autopsy material
(Kaplan et al,.1968;Oppenheimer and Estrely.,1969).



Sistem kombinasi alfabet dan nomor



Sistem vancouver



Makalah


untuk makalah dengan jumlah pengarang kurang atau sama dengan 6 orang,nama pengarang
ditulis smua



bila jumlah pengarang lebih dari 6 orang,nama-nama pengarang hanya ditulis 6 orang sedang
sisanya ditulis dkk. Atau et al



buku atau monograf



bab pada buku yang ada penyuntingnya



Tanpa pengarang
Anonymous.Coffe drinking and cancer of the pancreas (Editorial).BrMedJ 1981;283:628

Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-2,Dr.Asril Aminullah,Sp.A(K)
16. Apa saja syarat-syarat sumber pustaka?
 Sumber primer: semua karangan asli yg ditulis oleh orang yg secara langsung mengalami, melihat
atau mengerjakannya
Contoh: laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal, & buletin


Sumber sekunder: tulisan mengenai penelitian orang lain yg disajikan dlm bentuk komentar atau
tinjauan oleh orang yg secara tdk langsung mengamati atau ikut serta terlibat
Contoh: buku teks, ensiklopedi, kamus

Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.Panduan Penelitian
17. Bagaimana tata cara penulisan daftar pustaka?
Daftar pustaka
Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama. Daftar pustaka ditulis dalam
spasi tunggal. Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi. Baris pertama rata
kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam.
Penulisan pustaka:
a. Pustaka dalam bentuk Buku dan Buku Terjemahan :
-

Buku: Penulis, tahun, judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada), edisi (jika ada),
nama penerbit dan kota penerbit .

-

Buku Terjemahan : Penulis asli, tahun buku terjemahan, judul buku terjemahan (harus
ditulis miring), volume (jika ada), edisi (jika ada), (diterjemahkan oleh : nama
penerjemah), nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan