Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk (1)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

1

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik
Indonesia

Nomor 12 /Prt/M/2014 Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase

Perkotaan menyatakan bahwa air adalah semua air yang terdapat pada, di atas,
ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan,
air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Dan juga termasuk air pada
sistem drainase kota. Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan adalah upaya

merencanakan,

melaksanakan

konstruksi,

mengoperasikan,

memelihara,

memantau, dan mengevaluasi sistem fisik dan non fisik drainase perkotaan.
Dalam Peraturan Menteri tersebut juga menyatakan bahwa rumah pompa
adalah salah satu sarana drainase yaitu bangunan pelengkap yang merupakan
bangunan yang ikut mengatur dan mengendalikan sistem aliran air hujan agar aman
dan mudah melewati saluran. Surabaya sebagai salah satu kota besar dengan
kepadatan penduduk yang tinggi, kepadatan pemukiman penduduk yang sangat
rapat, menimbulkan sebuah permasalahan yaitu berkurangnya ruang yang
seharusnya digunakan untuk sistem drainase kota. Hal tersebut yang menjadi dasar
dibutuhkannya sistem drainase kota yang baik, yang ditunjang dengan sarana dan
prasarana drainase yang layak sebagai bentuk antisipasi terhadap bahaya banjir

yang sangat mungkin terjadi di kota Surabaya pada saat musim hujan tiba.
Sistem drainase perkotaan untuk kota Surabaya diatur dalam Peraturan
Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Surabaya Tahun 2014-2034. Kebijakan dan Strategi Struktur Ruang
Wilayah Kota Surabaya terutama Kebijakan pengembangan sistem prasarana
wilayah kota diatur dalam Pasal 10 dengan pengembangan sistem jaringan secara
terpadu yang meliputi:
a. Pengembangan sistem jaringan transportasi;
b. Pengembangan sistem jaringan energi;
c. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi;
Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

2

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

d. Pengembangan sistem jaringan sumber daya air; dan
e. Pengembangan sistem jaringan infrastruktur perkotaan lainnya.

Sistem Drainase kota Surabaya termasuk di dalam pengembangan sistem

jaringan infrastruktur perkotaan lainnya seperti dimaksud dalam huruf e. Adapun
Strategi pengembangan sistem jaringan infrastruktur perkotaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 huruf e dilakukan dengan:
a. meningkatkan jangkauan pelayanan air minum melalui perluasan cakupan
pelayanan air minum;
b. meningkatan kuantitas dan kualitas air menjadi layak dan siap minum pada
kawasan budidaya yang dilakukan secara bertahap;
c. mengoptimalkan dan membangun jaringan pelayanan hidran umum melalui
pengintegrasian antara hidran dengan saluran sekunder perpipaan air bersih;
d. mengelola limbah domestik kota untuk mengurangi tingkat pencemaran
lingkungan, melalui penyediaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
terpusat dan IPAL Komunal secara terpadu;
e. mengembangkan sistem pengelolaan sampah dengan pengurangan volume,
penggunaan kembali dan pendaurulangan sampah;
f. mengoptimalkan fungsi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan sarana prasarana
kebersihan;
g. mengembangkan teknologi persampahan yang ramah lingkungan;
h. mengembangkan sistem drainase secara terpadu dengan memaksimalkan fungsi
drainase sebagai saluran pematusan air hujan dan mengurangi genangan;
i. mengembangkan dan meningkatkan kualitas penyediaan prasarana jalur pejalan

kaki dan jalur kendaraan tidak bermotor;
j. menyediakan jalur evakuasi bencana terhadap banjir, kebakaran dan bencana
lainnya seperti gempa bumi dan lainlain di kawasan rawan bencana; dan
k. menyediakan prasarana-sarana perkotaan lainnya.

Sistem drainase kota Surabaya seperti tercantum dalam huruf h yaitu
mengembangkan sistem drainase secara terpadu dengan memaksimalkan fungsi
drainase sebagai saluran pematusan air hujan dan mengurangi genangan.
Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

3

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

1.2. Landasan Hukum
Dalam melaksanakan pembangunan tidak akan terlepas dari peraturanperaturan atau ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Khusus dalam kegiatan Identifikasi Sarana Prasarana Infrastruktur Wilayah.
Peraturan-peraturan tersebut antara lain :
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;

2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota
Besar Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur / Jawa Tengah/Jawa Barat dan
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Tahun 2007 Nomor 68 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 7 Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5188);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4833);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 21 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5103);

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

4

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

9. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara
Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2010
Nomor 118 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5160);
10. Permen PU Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan
Produk hukum Daerah;
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 Nomor 3 Seri D,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 15).

1.3. Tujuan
Tujuan dari analisis Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk
Pengembangan Wilayah di Kota Surabaya ini antara lain :
a. Mengetahui secara detail dan terperinci mengenai sistem drainase perkotaan
di Kota Surabaya
b. Mengetahui gambaran tentang sarana dan prasarana sistem drainase
perkotaan di kota Surabaya
c. Mengenal lebih dekat keberadaan rumah pompa sebagai salah satu sarana
sistem drainase perkotaan di kota Surabaya
d. Mengetahui secara detail dan jelas pengaruh keberadaan rumah pompa
terhadap pengembangan kawasan di kota Surabaya
e. Membantu tercapainya Surabaya sebagai kota yang bebas banjir sehingga
mampu menciptakan pengembangan kawasan di kota Surabaya
f. Membantu Tujuan penataan ruang Kota Surabaya adalah mengembangkan
ruang kota metropolitan berbasis perdagangan dan jasa sebagai pusat
pelayanan Nasional dan Internasional yang berkelanjutan sebagai bagian
dari KSN Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan
(Gerbangkertasusila).


Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

5

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

1.4. Sasaran
Sasaran dari analisis Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk
Pengembangan Wilayah di Kota Surabaya adalah tersusunnya Wilayah
Strategis

ya n g b e b a s b a n j i r d a n g e n a n g a n , s e h i n g g a m e n j a d i

Cepat Tumbuh sehingga akan menunjang pertumbuhan ekonomi di wilayah
tersebut sesuai dengan potensi kawasan serta tujuan penataan ruang Kota
Surabaya

adalah


mengembangkan

ruang

kota

metropolitan

berbasis

perdagangan dan jasa sebagai pusat pelayanan Nasional dan Internasional yang
berkelanjutan sebagai bagian dari KSN Gresik, Bangkalan, Mojokerto,
Surabaya, Sidoarjo, Lamongan (Gerbangkertasusila).

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

6

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. RTRW Kota Surabaya tahun 2014 – 2034 (Perda no.12 tahun 2014)
2.1.1. Visi, Misi dan Tujuan
Visi penataan ruang Kota Surabaya adalah terwujudnya Kota
Perdagangan dan Jasa Internasional Berkarakter Lokal yang Cerdas,
Manusiawi dan Berbasis Ekologi.
Misi penataan ruang Kota Surabaya adalah :
a. meningkatkan kualitas penataan ruang kota dan infrastruktur kota yang
menjamin aksesibilitas publik berwawasan lingkungan dan nyaman;
b. meningkatkan akses, kesadaran, partisipasi dan kontrol publik dalam
pemanfaatan ruang, penyusunan kebijakan dan penyelenggaraan layanan
publik;
c. mengembangkan aktualisasi dan kearifan budaya lokal warga kota dalam
tata pergaulan global;
d. mewujudkan

penegakan

hukum


yang

berkeadilan

secara

konsisten meningkatkan iklim usaha yang kondusif dan berkeadilan;
e. mewujudkan masyarakat yang berdaya, kreatif dan sejahtera

Tujuan penataan ruang Kota Surabaya adalah mengembangkan ruang
kota metropolitan berbasis perdagangan dan jasa sebagai pusat pelayanan
Nasional dan Internasional yang berkelanjutan sebagai bagian dari KSN
Gresik,

Bangkalan,

Mojokerto,

Surabaya,

Sidoarjo,

Lamongan

(Gerbangkertasusila).

2.1.2. Rencana Sistem Prasarana Wilayah Kota Surabaya
Rencana sistem prasarana wilayah kota sebagaimana dimaksud dalam,
meliputi :
a. rencana pengembangan sistem jaringan transportasi;
b. rencana pengembangan sistem jaringan energi;
Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

7

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

c. rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi;
d. rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air; dan
e. rencana pengembangan sistem jaringan infrastruktur perkotaan lainnya.

Strategi pengembangan sistem jaringan transportasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 huruf a dilakukan dengan :
a. mengembangkan transportasi darat yang dikembangkan secara terpadu
dengan :
1. mengembangkan jaringan jalan secara berhirarki dengan mengutamakan
peningkatan akses yang setara antara koridor utara-selatan dan koridor
timur-barat;
2. meningkatkan pelayanan angkutan umum penumpang dan barang dalam
dan antar kota dengan mengutamakan angkutan umum massal;
3. mengembangkan angkutan massal perkotaan berbasis jalan yang
terintegrasi dengan moda transportasi lainnya;
4. meningkatkan kualitas dan kuantitas terminal angkutan umum dan
antarmoda secara berhirarki;
5. meningkatkan pelayanan prasarana pejalan kaki yang ramah bagi orang
berkebutuhan khusus dan sejalan dengan pengembangan jaringan jalan
dan kawasan fungsional kota;
6. mengembangkan

dan

meningkatkan

kualitas

prasarana

dan

saranabagimoda transportasi kendaraan tidak bermotor yang terintegrasi
dengan pengembangan jaringan jalan dan kawasan fungsional kota;
7. mengembangkan transportasi sungai sebagai pendukung transportasi darat
dan sarana wisata; dan
8. mendukung peningkatan jalur penyeberangan Ujung-Kamal sebagai
penghubung antara Surabaya-Madura disamping pengoperasian Jembatan
Suramadu.

b. mengembangkan transportasi perkeretaapian secara terpadu dan terintegrasi
dengan moda transportasi lainnya melalui peningkatan kapasitas sarana dan

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

8

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

prasarana, perluasan jaringan serta penataan kawasan sekitar angkutan
massal cepat berbasis rel;
c. mengembangkan sistem jaringan transportasi laut dengan mengoptimalkan
fungsi dan peranan pelabuhan Tanjung Perak secara terintegrasi dengan
pengembangan Pelabuhan di kawasan Teluk Lamong dan pelabuhan
disekitarnya;
d. mengembangkan prasarana penunjang jaringan transportasi udara dengan
mengembangkan infrastruktur jalan dan interkoneksi moda transportasi
yang menghubungkan terminal/stasiun dengan bandara; dan
e. mengembangkan sistem jaringan transportasi darat, perkeretaapian, laut dan
udara secara terpadu dan terkoneksi sebagai satu kesatuan sistem.

(2) Strategi pengembangan sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 10 huruf b dilakukan dengan:
a. mengembangkan jaringan gas kota yang dilakukan secara terpadu dengan
sistem jaringan gas Provinsi Jawa Timur dan Nasional untuk meningkatkan
kapasitas dan memperluas jaringan;
b. meningkatkan pelayanan dan memperluas jaringan listrik termasuk
mengembangkan jaringan listrik bawah tanah untuk memenuhi kebutuhan
listrik kota; dan
c. mengembangkan sumber energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan
listrik kota.

(3) Strategi pengembangan sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 huruf c dilakukan dengan:
a. meningkatkan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi khususnya
untuk kawasan yang baru dikembangkan;
b. meningkatkan pelayanan jaringan telepon nirkabel melalui penggunaan
secara

bersama

menara

telekomunikasi

telekomunikasi; dan

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

9

antar

operator

layanan

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

c. memperluas penggunaan teknologi informasi yang didukung penyediaan
jaringan internet nirkabelpada berbagai kawasan fungsional di Kota
Surabaya.

(4) Strategi pengembangan sistem jaringan sumber daya air sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 huruf d dilakukan dengan:
a. mengembangkan prasarana sumberdaya air untuk air minum melalui
pengoptimalan pemanfaatan sumber air permukaan dan sumber air lainnya;
dan
b. meningkatkan tampungan/resapan air melalui pengoptimalan fungsi
tampungan untuk wisata air, penataan lingkungan, konservasi serta
pengendalian banjir.
(5)

Strategi

pengembangan

sistem

jaringan

infrastruktur

perkotaan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf e dilakukan dengan:
a. meningkatkan jangkauan pelayanan air minum melalui perluasan cakupan
pelayanan air minum;
b. meningkatan kuantitas dan kualitas air menjadi layak dan siap minum pada
kawasan budidaya yang dilakukan secara bertahap;
c. mengoptimalkan dan membangun jaringan pelayanan hidran umum melalui
pengintegrasian antara hidran dengan saluran sekunder perpipaan air bersih;
d. mengelola limbah domestik kota untuk mengurangi tingkat pencemaran
lingkungan, melalui penyediaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
terpusat dan IPAL Komunal secara terpadu;
e. mengembangkan sistem pengelolaan sampah dengan pengurangan volume,
penggunaan kembali dan pendaurulangan sampah;
f. mengoptimalkan fungsi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan sarana
prasarana kebersihan;
g. mengembangkan teknologi persampahan yang ramah lingkungan;
h. mengembangkan sistem drainase secara terpadu dengan memaksimalkan
fungsi drainase sebagai saluran pematusan air hujan dan mengurangi
genangan;

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

10

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

i. mengembangkan dan meningkatkan kualitas penyediaan prasarana jalur
pejalan kaki dan jalur kendaraan tidak bermotor;
j. menyediakan jalur evakuasi bencana terhadap banjir, kebakaran dan
bencana lainnya seperti gempa bumi dan lainlain di kawasan rawan
bencana; dan
k. menyediakan prasarana-sarana perkotaan lainnya.

2.1.3. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Infrastruktur Perkotaan
lainnya
Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Infrastruktur Perkotaan lainnya
di kota Surabaya meliputi :
a. pengembangan sistem penyediaan air minum;
b. pengembangan sistem pengelolaan air limbah;
c. pengembangan sistem pengelolaan sampah;
d. pengembangan sistem drainase;
e. pengembangan penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan
jalan bagi pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor; dan
f. penyediaan jalur evakuasi bencana.

2.1.4. Pengembangan Sistem Drainase
Salah satu rencana Pengembangan Sistem Jaringan Infrastruktur
Perkotan

lainnya

adalah

pengembangan

Sistem

Drainase.

Rencana

pengembangan sistem drainase sebagaimana dimaksud adalah dengan
membagi wilayah layanan Surabaya melalui pembentukan sistem rayon.
Pembentukan sistem rayon sebagaimana dimaksud meliputi:

a. Rayon Genteng
Meliputi Rumah Pompa Bozem Morokrembangan, Rumah Pompa
Bozem Morokrembangan Screw, Rumah Pompa Gadukan, Rumah Pompa
Greges, Rumah Pompa Mungsing, Rumah Pompa Pesapen, Rumah Pompa
Dupak, Rumah Pompa Asemjaya, Rumah Pompa Darmokali, Rumah
Pompa Dinoyo, Rumah Pompa Keputran, Rumah Pompa Grahadi, Rumah
Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

11

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Pompa Kenari, saluran Kali Mas, saluran Pelabuhan Barat, Pelabuhan
Timur dan Saluran Dupak, Saluran Greges;

b. Rayon Gubeng
Meliputi Rumah Pompa Tambak Wedi, Rumah Pompa Jeblokan,
Rumah Pompa Kenjeran1, Rumah Pompa Kenjeran2, Rumah Pompa
Kenjeran3, Rumah Pompa Kalijudan, Rumah pompa Kalisari, Rumah
Pompa Kalikepiting, Rumah Pompa Mulyorejo, Rumah Pompa Ringroad
ITS, Rumah Pompa Dharmahusada, Rumah Pompa Kalidami Screw,
Rumah Pompa Bozem Kalidami, Rumah Pompa Kalibokor, Saluran
Pegirian, saluran Kalitebu, Jeblokan Hulu, Jeblokan Hilir, Tanah Kali
Kedinding, Lebak Indah, Kenjeran, Kali Kepiting, Kalidami, Kalibokor
Hulu, Kalibokor Hilir, Daratan Pantai Timur, Oloran Utara Kalidami dan
Oloran Selatan Kalidami; saluran Undaan, saluran Setro;

c. Rayon Jambangan
Meliputi

Rumah

Pompa

Semolowaru1,

Rumah

Pompa

Semolowaru2, Rumah Pompa Medokan Semampir, Rumah Pompa
Kedungasem, Rumah Pompa Pandugo,Rumah Pompa Kalirungkut, Rumah
Pompa Wonorejo1, Rumah Pompa Wonorejo2, Rumah Pompa Bozem
Wonorejo, Rumah Pompa Medokan Ayu Hilir, Rumah Pompa Kebon
Agung, Rumah Pompa Kutisari, Rumah Pompa Jemur Andayani, Rumah
Pompa Gununganyar, Rumah Pompa Jambangan, Rumah Pompa Jemursari
Prapen, Rumah Pompa Jagir Kalimir, Rumah Pompa Bratang, Rumah
Pompa Bratang lapangan, Kali Mir Hulu, Kali Mir Hilir, PDAM Ngagel,
Kali Sumo, Medokan Semampir, , Kali Wonorejo, Kali Rungkut, Kali
Kebonagung dan Kali Perbatasan;

d. Rayon Wiyung
Meliputi Rumah Pompa Gunungsari1, Rumah Pompa Gunungsari2,
Rumah Pompa Waduk Kedurus, sistem Kali Kedurus, Kalimakmur, saluran
Kodam V Brawijaya,

dan Karang Pilang; serta waduk-waduk buatan

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

12

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

meliputi Waduk Jeruk, Waduk Sumur Welut, Waduk Sumur Welut Gg.2,
Waduk Sumur Welut Gunung Bajul 1, Waduk Sumur Welut Gunung Bajul
2, Waduk Hutan Kota Balas Klumprik, Bozem Pondok Maritim, Waduk
Sepat, Waduk Lakarsantri1, Waduk Lakarsantri 2, Waduk Bangkingan,
Long Storage UNESA Lidah Kulon, Bozem Kebraon, Bozem Marinir
Gunungsari, Long Storage Babatan Pilang, Waduk Sumberan, Waduk
Kedurus, Bozem Pondok Menggala, dan Waduk Slamet Lidah Kulon:

e. Rayon Tandes
Meliputi Rumah Pompa Balong1, Rumah Pompa Balong2, sistem
Gunungsari, Avoor Banyu Urip, saluran Branjangan, Saluran Kandangan,
Saluran Pakuwon, Saluran Margomulyo, Saluran Tambak Oso Wilangun,
Saluran Babat Jerawat, Saluran Sumberejo, Kalilamong dan Dataran
Rendah Barat.

Sistem drainase pada setiap rayon dibagi menjadi sistem primer,
sekunder dan tersier. Sistem drainase sebagaimana dimaksud yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pengelolaan sistem
drainase dilaksanakan untuk mengurangi dan mengatasi banjir serta genangan
yang dilakukan melalui pembangunan pintu air dan rumah pompa, pelaksanaan
kegiatan normalisasi dan perawatan saluran serta pengembangan area retensi
dan detensi waduk/boezem. Untuk detail saluran primer, sekunder dan tersier
serta rumah pompa ditampilkan dalam tabel pada lampiran.

2.1.5. Rumah Pompa
Adalah salah satu sarana sistem drainase yang berbentuk sebuah
bangunan yang di dalamnya terdiri dari beberapa perangkat yang bekerja
secara terpadu pada sebuah lokasi yang sehingga mampu menjalankan
fungsinya sebagai pengendali sistem drainase. Yaitu memperlancar aliran
air, mempercepat penyusutan tinggi genangan dan pencegahan banjir.

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

13

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Sebagai salah satu contoh adalah Rumah Pompa Greges yang dilengkapi
dengan berbagai perangkat pendukung operasional yang terdiri dari :
NO

NAMA ALAT

JUMLAH

1

Pompa banjir type submersible

5 unit

Daya listrik 175 kW,

1 unit

Debit air 2 �3 / detik

1 unit

Debit air 3 �3 / detik

type

5 set

Debit air 0,5 �3 / detik

type

1 set

Type Softstarter 250 kW

2 set

Type Softstarter 65 kW

8 set

6

merk Grundfos
2

Pompa banjir type submersible
merk Torishima

3

Pompa lumpur type sludge merk
Grundfos

4

Panel

Pompa

banjir

KETERANGAN

Daya Listrik 250 kW,

Daya Listrik 65 kW,

Type Softstarter 175 kW

submersible merk Grundfos
5

Panel

Pompa

banjir

submersible merk Torishima
6

Panel Pompa lumpur type sludge
merk Grundfos

7

Pipa Buang

set

pipa

buang

pompa

submersible, dan 2 set pipa buang
pompa sludge
8

Generator Set (Genset) 1000

2 unit

kVA merk Perkinz

Supply

listrik

apabila

PLN

padam

9

Transformator (trafo) 1600 kVA

1 unit

Supply listrik utama dari PLN

10

Incoming

1 set

Cubicle sisi pelanggan

dan

Outcoming

Cubicle
11

Pintu Air

12

Bar Screen

11 unit
2 set

9 unit listrik, 2 unit manual
1 set bar screen Mechanical
Screen
1 set bar screen manual

13

Mechanical Screen (MS)

6 unit

Penyarang sampah dengan sistem
elektrical hidrolis

14

Panel Mechanical Screen (MS)

6 unit

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

14

Panel menggunakan system PLC

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

15

Bangunan

Gardu

trafo

dan

1 unit

cubicle PLN
16

Bangunan Rumah Panel dan

Ruang tempat trafo dan cubicle
PLN

1 unit

Merangkap Ruang Operator

Genset
17

Bangunan Rumah Panel MS

1 unit

Ruang pengoperasian MS

18

Bangunan Rumah Jaga

1 unit

Ruang istirahat tenaga sarang

1. Submersible Pump
Seperti telah disebut diatas, bahwa Rumah Pompa Greges
menggunakan 2 jenis type pompa yang salah satunya yaitu Submersible
Pump. Pompa jenis ini adalah jenis pompa yang harus selalu terendam di
dalam air. Motor dan impeller berada di dalam air yang dilindungi oleh
sebuah pipa yang disebut Coloum Pipe. Pompa ini mampu menghisap air
dalam jumlah yang cukup besar tergantung kapasitasnya sehingga sangat
handal dan cocok digunakan sebagai pengendali banjir, untuk sesegera
mungkin mengosongkan saluran air yang dimaksud. Akan tetapi kelemahan
pompa ini adalah tidak bisa menghisap hingga dasar, karena dikhawatirkan

Gambar 1. Submersible Pump

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

15

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

dengan daya hisapnya yang besar akan menghisap segala material
yang ada di dasar folder baik sampah maupun bebatuan.

Gambar 2. Submersible Pump

2. Sludge Pump
Pompa ini berfungsi sebagai penghisap air dan lumpur. Oleh karena
itu pemasangannya lebih rendah daripada submersible pump. Kapasitasnya
memang lebih klecil tapi lebih tahan terhadap benda asing selain air yang
masuk ke dalam pompa semisal lumpur dan sampah. Biasa dioperasikan
apabila elevasi air sudah sangat rendah yang tidak mungkin lagi dijangkau
oleh submersible pump

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

16

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Gambar.3 Sludge Pump

3. Panel Pompa
Panel adalah perangkat yang memberi perintah dan mentransfer
energi listrik untuk digunakan menggerakkan pompa.

Gambar.4 Panel Pompa

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

17

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

4. Pipa Pompa
Sistem Perpipaan ini terdiri dari 3 bagian yaitu pipa inlet, coloum
pipe dan pipa outlet. Pipa Inlet berada di dalam folder (pengganti kolam
retensi), sehingga tidak nampak dari luar. Coloum pipe adalah casing pompa
dan pipa outlet adalah pipa pembuangan pompa.

Gambar.5 Pipa Pompa

5. Genset
Adalah sumber listrik cadangan (selain PLN) yang digunakan
untuk mengoperasikan pompa apabila terjadi pemadaman listrik oleh PLN.
Genset Rumah Pompa Greges merk Perkinz dengan Kapasitas genset 2 x
1000 kVA sama dengan 2000 kVA.

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

18

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Gambar.6 Genset

6. Tranformator (Trafo) dan Cubicle
Transformator dan cubicle yang digunakan mempunyai kapasitas
1600 kVA. Berfungsi untuk merubah listrik dari tegangan tinggi menjadi
tegangan yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan operasional pompa.

Gambar.7 Transformator (Trafo)
Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

19

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Gambar. 8 Cubicle

7. Pintu Air
Fungsi utamanya adalah sebagai pengendali laju air. Apabila sisi
bozem lebih rendah daripada sisi saluran maka pintu bisa dibuka sehingga
air bisa mengalir secara gravitasi. Dan apabila kondisi Bozem lebih tinggi
maka pintu harus ditutup dan pompa segera dioperasionalkan.

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

20

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Gambar.9 Pintu Air

8. Bar Screen
Berfungsi sebagai penyaring sampah agar seminimal mungkin
masuk ke dalam pompa yang mengakibatkan terganggunya kinerja pompa.
Serta mempermudah tenaga sarang membersihkan sampah dari saluran
sungai ke permukaan.

Gambar 10. Bar Screen Manual

Gambar 11. Bar Screen MS

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

21

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

9. Mechanical Screen (MS)
Adalah alat penyarang sampah menggunakan sistem mechanical
elektrik hidrolis dengan menggunakan PLC sebagai pengendali geraknya.
Alat ini berfungsi menggantikan tenaga manusia untuk menyarang sampah
dari saluran. Selain itu dapat membersihkan sampah dari saluran dalam
volume yang sangat besar. Dapat bekerja secara otomatis atau manual sesuai
kebutuhan. Dikendalikan oleh operator dari sebuah ruang panel. Gerakan
utamanya adalah naik turun, buka tutup dan geser kanan kiri. Kemudian
sampah yang berhasil diangkat akan dibawa ke sisi tepi oleh sebuah
conveyor horisontal yang dilanjutkan oleh sebuah conveyor incline menuju
bak sampah yang disediakan.

Gambar. 12 Mechanical Screen

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

22

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Gambar.13 Mechanical Screen (MS)

10. Panel MS
Panel yang mengendalikan kerja MS dengan menggunakan
perangkat PLC sebagai pengendali utama. Dioperasikan otomatis dengan
menggunakan bantuan sensor, maupun dioperasikan secara manual oleh
operator. Otomatisasi sangat membantu kerja operator yang jumlahnya
sangat terbatas.

Gambar.15 Panel MS

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

23

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

11. Bangunan
Terdiri dari bangunan rumah jaga, ruangan panel pompa
sekaligus ruang operator, ruang panel MS, ruang genset dan rumah/gardu
trafo dan cubicle PLN

Gambar.16 Ruang panel dan Operator

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

24

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Genangan
Perubahan penggunaan lahan peruntukan dari pertanian ke permukiman
mengakibatkan perubahan fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase. Saat
ini pembenahan saluran ini belum maksimal sehingga menimbulkan kawasan
genangan di beberapa lokasi di Kota Surabaya , meliputi :
2. Jl. Tambak Asri dan sekitarnya, Kel Morokrembangan, Kec. Krembangan
3. Genangan di suatu kawasan di Kel.Genting, Kec. Asemrowo
4. Jl. Margomulyo dan sekitarnya, Kel. Greges, Kec. Asemrowo
5. Jl. Manukan Kulon dan sekitarnya, Kel. Manukan Kulon, Kec. Tandes
6. Komplek Perumahan Babatan Pratama II, Komplek Perumahan Babatan
Mukti, Perumahan Wiyung Indah Selatan (Kel. Babatan dan Kel. Wiyung),
Kec. Wiyung
7. Jl. Raya Menganti dan sekitarnya (Kel. Wiyung dan Jajar Tunggal), Kec.
Wiyung
8. Jl. Gayungan dan sekitarnya, Kel. Gayungan, Kec. Gayungan
9. Jl. Gadung dan sekitarnya, Kel. Bendul Merisi, Kec. Wonocolo
10. Jl. Jemur Wonosari Gg. Lebar dan sekitarnya, Kel. Jemur Wonosari, Kec.
Wonocolo
11. Genangan di suatu kawasan di Kel Sidosermo, Kec. Wonocolo
12. Jl. Semolowaru Elok dan sekitarnya, Kel. Semolowaru, Kec. Sukolilo
13. Jl. Semolowaru Utara dan sekitarnya, Kel. Semolowaru, Kec. Sukolilo
14. Jl. Manyar Rejo dan sekitarnya, Kel. Menur Pumpungan, Kec. Sukolilo
15. Jl. Manyar Sabrangan dan sekitarnya, Kel. Manyar Sabrangan, Kec. Gubeng
16. Jl. Gebang Wetan dan sekitarnya, Kel. Gebang Putih, Kec. Sukolilo
17. Genangan di suatu kawasan di Kel. Mulyorejo, Kec. Mulyorejo
18. Genangan di suatu kawasan di Kel. Mojo, Kec. Gubeng
19. Jl. Kalijudan dan sekitarnya, Perumahan Kalijudan Indah dan sekitarnya,
Komplek Perumahan Babadan Indah (Kel. Kalijudan, Kec. Tambaksari)
Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

25

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

20. Jl. Setro dan sekitarnya, Jl. Karang Asem dan sekitarnya, Jl. Lebak Jaya dan
sekitarnya (Kel. Gading, Kec. Tambaksari)
21. Jl. Tambak Rejo dan sekitarnya, Kel. Tambak Rejo dan Jl. Rangkah dan
sekitarnya, (Kel. Rangkah, Kec. Tambaksari)
22. Jl. Bubutan dan sekitarnya, Kel. Alun-Alun Contong, Kec. Bubutan
23. Jl. Kapas Madya dan sekitarnya, Kel. Simokerto, Kec. Kenjeran
24. Genangan di suatu kawasan di Kel. Sidotopo, Kec. Kenjeran
25. Jl. Kartini dan sekitarnya, Kel. Sutomo, Kec. Tegalsari

Genangan jl. di Mayjend Sungkono

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

26

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Genangan air di Jl. Ciliwung

Genangan di Jalan Kertajaya

2.2. Sistem Drainase
Kali Surabaya merupakan saluran penerima limpasan curah hujan utama
yang terpecah menjadi dua anak sungai, yaitu Kali Mas dan Kali Wonokromo.
Kali Mas mengalir melewati kota menuju pantai di sebelah utara, sedangkan Kali
Wonokromo mengalir ke pantai timur Surabaya, dan bermuara di selat Madura.
Kali Surabaya menampung masukan air dari daerah pematusan Kali
Marmoyo, Kali Watudakon dan Kali Tengah (yang masuk ke hulu Dam
Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

27

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Gunungsari) serta daerah pematusan Kali Kedurus (yang masuk melalui
pematusan primer baru di hilir Dam Gunungsari). Aliran-aliran ini dibawa menuju
laut melalui Dam Jagir ke Kali Wonokromo, dan dicegah supaya tidak masuk ke
sistem drainase internal dengan cara mengatur pintu-pintu air di Bendung
Wonokromo. Bangunan-bangunan pengatur utama ini semuanya dioperasikan
oleh Perum Jasa Tirta.
Selama masa kolonial Belanda, bangunan-bangunan pengatur utama
dibangun di daerah Gunungsari dan Jagir untuk mengatur muka air sungai di
bagian hulu untuk irigasi, dan Kali Wonokromo
Seiring dengan berkembangnya kota menjadi pusat perdagangan maritim,
wilayah perkotaan tumbuh ke arah barat digali sebagai saluran sudetan untuk
membuang limpasan dari Kali Brantas ke Selat Madura di sebelah timur. Pintu
navigasi dibangun di Dam Gunungsari untuk memberi kesempatan perahu-perahu
kecil melewati hulu menuju Kali Surabaya. Saluran-saluran Kalibokor dan
Gunungsari berfungsi sebagai saluran pembawa untuk irigasi sawah dan tambak
di wilayah barat dan timur kota, yang memang dipusatkan di sekitar Kali Mas.
Karena dekat dengan pantai, Kali Mas, Kali Wonokromo dan area pertanian
kawasan rendah di sepanjang pesisir pantai, merupakan area yang sangat
dipengaruhi pasang surut air laut. dan timur, dan menggeser area lahan yang
sebelumnya digunakan untuk tujuan-tujuan pertanian. Saluran-saluran pematusan
baru dibangun untuk membuang limpasan dari kawasan perkotaan baru menuju
selat Madura di daerah timur. Akan tetapi, jaringan saluran irigasi masih tertinggal
dan disatukan dengan lahan-lahan terbangun.
Pada akhir tahun 1970, bangunan pengatur dengan pintu air baru yang
dioperasikan dengan listrik dibangun di daerah Gunungsari, dan sekarang
dioperasikan oleh Perum Jasa Tirta. Pintu navigasi di Gunungsari dan Mlirip di
Kali Surabaya sekarang sudah tidak dipakai lagi dan sungainya pun sudah tidak
digunakan untuk lalu lintas pengangkutan. Sekarang ini, terminal kontainer
modern sudah dibangun di pelabuhan Tanjung Perak, untuk melayani kapal-kapal
besar yang berlayar dari samudra, kendati pelabuhan lama di sepanjang Kali Mas
masih dipergunakan untuk pelayaran tradisional antara Surabaya dan pulau-pulau
lain di kepulauan Indonesia.
Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

28

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Dam Jagir dan Dam Wonokromo mengatur masukan air ke instalasi
penjernihan air Ngagel, yang dimulai operasinya di tahun 1922. Dam Gunungsari
mengatur elevasi muka air pada Kali Surabaya untuk instalasi penjernihan air
Karangpilang.

Sistem drainase yang ada terdiri dari 4 macam fasilitas sebagai berikut:
a) Saluran-saluran pematusan primer untuk mengalirkan banjir yang berasal dari
Luar Surabaya diarahkan ke laut (Kali Surabaya dan Kali Wonokromo).
b) Pengumpulan limpasan dari area perkotaan melalui saluran-saluran tersier,
sekunder, dan primer dibantu oleh pompa-pompa drainase pada daerah yang
tidak memungkinkan adanya aliran secara gravitasi.
c) Pintu air untuk mencegah arus balik di saluran pematusan primer selama pasang
tinggi (di daerah pantai timur)
d) Serangkaian saluran-saluran irigasi primer dan sekunder dari bangunan pengatur
Gunungsari dan Gubeng. Saat ini saluran-saluran ini memiliki fungsi ganda di
musim hujan dengan menerima aliran dari saluran pematusan.
Dengan sistem drainase tersebut, maka kebaradaan rumah rumah pompa
di Surabaya sangat dibutuhkan. Rumah-rumah pompa tersebut

berfungsi

sebagai berikkut :
1. Sarana mempercepat aliran dari saluran-saluran pematusan primer untuk
mengalirkan banjir yang berasal dari Luar Surabaya diarahkan ke laut (Kali
Surabaya dan Kali Wonokromo).
2. Pengumpulan limpasan dari area perkotaan melalui saluran-saluran tersier,
sekunder, dan primer dibantu oleh rumah rumah pompa drainase pada
daerah yang tidak memungkinkan adanya aliran secara gravitasi.
3. Rumah Pompa dibantu dengan Pintu air untuk mencegah arus balik dari laut
di saluran pematusan primer selama pasang tinggi (di daerah pantai timur)
4. Memperlancar dan mempercepat Serangkaian saluran-saluran irigasi primer
dan sekunder dari bangunan pengatur Gunungsari dan Gubeng. Saat ini
saluran-saluran ini memiliki fungsi ganda di musim hujan dengan menerima
aliran dari saluran pematusan.

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

29

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

5. Mempercepat surut genangan dan memperlancar laju aliran air hujan di
jalan supaya segera menuju saluran tepi untuk selanjutnya menuju saluran
utama.
6. Percepatan dalam membuang air aliran dari saluran utama menuju ke laut

Genangan di Kota Surabaya dipicu oleh kegiatan warga kota sehingga
kapasitas saluran/boezem menjadi berkurang dikarenakan akumulasi
sedimen dan sampah yang masuk ke dalam saluran/boezem. Disamping itu
penyempitan aliran juga dapat menjadi penyebab selain kondisi topografi,
geografi, geometri alur sungai dan juga peristiwa alam seperti curah hujan
tinggi, sedimentasi dan peristiwa pasang surut.

Penyebab banjir yang berhasil dihimpun di lapangan sebagai berikut:
a. Tidak memadainya kapasitas saluran irigasi yang belum diubah
menjadi saluran pematusan kota, terutama saluran Gunungsari;
b. Tidak lengkapnya sistem drainase, dimana aliran tidak dapat mencapai
saluran pematusan primer;
c. Tidak selesainya proyek-proyek yang menangani drainase, disebabkan
oleh masalah-masalah di seputar pembebasan tanah;
d. Berkurangnya

kapasitas

saluran

pematusan

yang

sudah

ada

dikarenakan sedimentasi yang telah terakumulasi dan sampah-sampah
yang masuk ke dalam saluran;
e. Berkurangnya kapasitas muara pantai timur yang disebabkan oleh
perluasan tambak ikan hingga jauh ke arah timur;
f. Penyempitan aliran yang disebabkan oleh gorong-gorong yang rusak,
jembatan dan jembatan pipa;
g. Pengaruh dari pasang surut laut;

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

30

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Yang juga paling mendasar adalah kondisi geografis Surabaya yang berada
di hulu DAS Brantas dimana aliran banjir di bagian hulu Kali Brantas Surabaya
yang diatur oleh Perum Jasa Tirta melalui serangkaian waduk-waduk
penyimpanan dan bangunan-bangunan pengatur. Aliran-aliran yang besar di
Kali Brantas sebagian besar diteruskan melalui saluran sudetan buatan Kali
Porong yang berawal di Dam Lengkong di Mojokerto dan mengalir langsung
ke laut. Pembagian limpasan ke Kali Surabaya dan Kali Porong ini dibuat
dengan membuka pintu air di Bendung Mlirip dan Dam Lengkon

Dengan demikian, keberadaan rumah pompa sangat dibutuhkan dalam
sistem drainase kota untuk mencegah banjir ataupun pengurangan genangan
dalam waktu yang singkat. Dengan demikian akan semakin mudah dalam
mengembangkan suatu wilayah.

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

31

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Genangan terjadi akibat kurang lancarnya laju aliran air di saluran baik
saluran primer, sekunder dan tersier
2. Genangan juga bisa terjadi oleh karena kiriman air dari Kali atau Sungai
besar yang melintasi Surabaya
3. Pengumpulan limpasan dari area perkotaan melalui saluran-saluran tersier,
sekunder, dan primer sangat terbantu oleh pompa-pompa drainase pada
daerah yang tidak memungkinkan adanya aliran secara gravitasi.
4. Keberadaan rumah pompa sangat dibutuhkan dalam rangka sistem drainase
perkotaan di Surabaya
5. Rumah Pompa mampu mengurangi genangan dalam waktu yang relatif
cepat, sehingga dapat dikatakan Surabaya bebas banjir
6. Dengan kawasan yang bebas banjir, maka pengembangan wilayah di
Surabaya sangat mungkin untuk dilakukan.

4.2. Saran
Dari kesimpulan yang dihasilkan maka dapat dibuat saran sebagai berikut :
1.

Guna memperlancar saluran perlu diadakan normalisasi saluran baik secara
manual maupun menggunakan alat berat

2. Perlu memperhatikan buka tutup pintu air Jagir Wonokromo agar dampak
yang terjadi akibat tingginya debit air tidak menimblkan genangan
3. Maksimalkan kinerja pompa untk membantu laju aliran air di daerah yang
tidak bisa mengalir secara gravitasi.
4. Tingkatkan jumlah pompa maupun rumah pompa dalam rangka
peningkatan kuantitas air yang dibuang

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

32

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

5. Maksimalkan kinerja pompa dalam rangka menciptakan upaya menuju
Surabaya yang bebas banjir
6.

Kembangkan wilayah yang sudah terbebas dari genangan maunpun banjir

Mata Kuliah : Sistem Wilayah Lingkungan Dan Hukum Pertanahan

33