Hubungan Kebijakan Fiskal Dengan Apbn 2

PAPER II HUKUM KEUANGAN NEGARA
“HUBUNGAN KEBIJAKAN FISKAL DENGAN APBN
2017 SERTA PENGARUHNYA DENGAN
PEREKONOMIAN NASIONAL”

Ditulis oleh Rangga Arya Wibisono
Kelas I-30
NPM. 2102170853

Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas anugrahNya
penulisan paper ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya penulisan
paper ini hingga bisa tersusun dengan baik.
Paper ini saya susun berdasarkan pengetahuan yang saya dapatkan dari
beberapa buku dan internet dengan harapan orang yang membaca dapat
memahami analisis mengenai ‘Hubungan Kebijakan Fiskal Dengan APBN 2017
Serta Pengaruhnya Dengan Perekonomian Nasional’
Saya menyadari bahwa penulisan paper ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi perbaikan penerbitan paper ini di masa mendatang.


Tangerang Selatan, 28Oktober 2017
Rangga Arya Wibisono

1

Daftar isi
Kata pengantar .........................................................................................................i
Daftar isi .................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan ..................................................................................................1
A. Latar belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan masalah .........................................................................................1
C. Tujuan penelitian ......................................................................................... 2
Bab II Pembahasan..................................................................................................3
1. Kebijakan Fiskal APBN 2017 ...................................................................... 3
a. Pengertian Kebijakan Fiskal.......................................................................3
b. Kebijakan Fiskal 2017................................................................................3
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017…………………………4
2. KEM/ADEM 2017………………………...........................................................6
a. Pengertian KEM/ADEM........................................................................6


b. Indikator KEM/ADEM........................................................................6
3. Proses Penyusunan dan Penetapan APBN 2017…………………………........ 7
Bab III Analisis.......................................................................................................8
Bab IV Kesimpulan dan Saran ..............................................................................15
1.

Kesimpulan….................................................................................................15

2.

Saran

..........................................................................................................15

Daftar
pustaka ........................................................................................................16

2


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara yang luas, dengan jumlah penduduk
terbanyak ke-4 dunia, sehingga Indonesia mempunyai potensi untuk menjadi
negara besar. Namun, untuk menjadi sebuah negara yang besar dengan
masyarakat yang sejahtera, diperlukan kebijakan publik mengenai pelaksanaan
bagaimana pemerintah mengimplementasikan kebijakan yang telah dirancang
bersama wakil rakyat, salah satunya adalah dengan kebijakan fiskal.
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang mengatur penerimaan negara dan
pengeluaran negara. Bentuk implementasi dari kebijakan fiskal adalah melalui
APBN. Kebijakan fiskal digunakan sebagai alat stabilisasi ekonomi agar
perekonomian dapat tumbuh dengan baik sesuai harapan.
APBN sebagai sarana kebijakan fiskal juga harus mampu menjadi alat
pemerataan pendapatan agar masyarakat sejahtera secara keseluruhan.
Caranya bagaimana memanfaatkan anggaran yang tersedia digunakan sebaik
mungkin, baik dengan cara pembangunan infrastruktur, pemberian subsidi,
beasiswa pendidikan dan lain-lain.
Seperti yang sudah dijelaskan, lalu bagaimana pengaruhnya terhadap
perekonomian nasional? Paper ini akan menjelaskan bagaimana hubungan

kebijakan fiskal dengan APBN 2017 serta pengaruhnya terhadap
perekonomian nasional.

B. Rumusan Masalah
a.
b.
c.
d.

Apa kebijakan fiskal.
Apa kebijakan fiskal 2017.
Bagaimana APBN 2017.
Apa itu KEM 2017.

1

e. Bagaimana proses penyusunan dan penetapan APBN 2017.
f. Bagaimana analisis kebijakan fiskal dengan APBN 2017 terhadap
perekonomian nasional.


C. Tujuan Penulisan
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Untuk mengetahui kebijakan fiskal.
Untuk mengetahui kebijakan fiskal 2017.
Untuk mengetahui APBN 2017.
Untuk mengetahui KEM 2017.
Untuk mengetahui proses penyusunan dan penetapan APBN 2017.
Untuk mengetahui kebijakan fiskal dengan APBN 2017 terhadap
perekonomian nasional.

BAB II
PEMBAHASAN

2


1. KEBIJAKAN FISKAL APBN 2017
A. Pengertian Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah salah satu perangkat kebijakan ekonomi makro
yang mengatur penerimaan dan belanja negara yang diimplementasikan melalui
APBN. Kebijakan fiskal juga memliki peran yang hampir sama dengan kebijakan
moneter dalam menjaga stabilitas perekonomian dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi nasional demi menuju masyarakat yang sejahtera. Fungsi kebijakan
fiskal menyasar fungsi APBN seperti fungsi alokasi, fungsi distribusi dan fungsi
stabilisasi.
B. Kebijakan Fiskal 2017
1. Optimalisasi Pendapatan Negara
Pertama adalah melakukan optimalisasi pendapatan negara. Pada sisi pendapatan
negara, optimalisasi pendapatan diarahkan pada perluasan basis pendapatan.
Namun tetap selaras dengan kapasitas perekonomian agar tidak mengganggu
iklim investasi.
2. Pengelolaan Belanja Negara Secara Produktif dan Berkualitas
Pada sisi belanja negara, kualitas belanja diarahkan pada pemanfaatan anggaran
yang bersifat produktif dan prioritas, diantaranya seperti pembangunan
infrastruktur,


pengurangan

kemiskinan,

penciptaan

lapangan

kerja,

dan

pengurangan kesenjangan.
3. Pengelolaan Pembiayaan Dengan Prinsip Kehati-Hatian (Prudent)
Yang ketiga adalah menjaga kesinambungan pembiayaan anggaran. Dari sisi
pembiayaan, kebijakan penghematan dilakukan pada pembiayaan investasi. Fokus
pemerintah adalah pada kemandirian BUMN dan infrastruktur melalui sumber
pembiayaan murah. Kebijakan defisit ekspansif dan terarah masih menjadi pilihan
pemerintah dengan tetap berkomitmen pada reformasi penganggaran dan prinsip

kehati-hatian.

3

C. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017
“Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN,
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat.” (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara) . APBN merupakan rencana tahunan pemerintah yang dibahas dengan
DPR dengan melihat pertimbangan dari DPD yang disahkan atau ditetapkan
melalui Undang-undang. Namun DPR dapat menyetujui ataupun menolak APBN
yang diajukan. Apabila begitu maka Pemerintah menggunakan APBN tahun lalu
sebagai APBN yang akan digunakan.
Seperti ini contoh APBN 2017 beserta perbandingannya dengan APBN
2014, 2015, dan 2016.

Sumber : https://www.slideshare.net/TonyHidayat4/ringkasan-apbn-2017

4


Sumber : https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017

Dari sumber yang tertera di atas, Penerimaan negara paling banyak berasal
dari pajak. Namun pendapatan negara lebih rendah daripada belanja negara
sehingga keseimbangan primernya negatif, oleh karena itu dilakukan pembiayaan
untuk menutup defisit APBN tahun 2017. Namun diharapkan, semakin tinggi
belanja negara maka sejajar dengan peningkatan dan perbaikan kualitas belanja
yang dilakukan oleh pemerintah.

Sumber : https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017

5

2. KEM/ADEM 2017
A. Pengertian KEM/ADEM
Kerangka Ekonomi Makro (KEM) atau Asumsi Dasar Ekonomi Makro
(ADEM) merupakan merupakan indikator ekonomi makro yang digunakan
sebagai acuan dalam menyusun berbagai komponen dari postur APBN. Asumsi
dasar ekonomimakro disusun mengacu pada sasaran pada pembangunan sesuai
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Rencana Kerja Pemerintah dengan

mempertimbangkan perkembangan dan kondisi perekonomian terkini baik
perekonomian domestik maupun perekonomian global. (Erisnanto, n.d.)
B. Indikator KEM/ADEM
Asumsi dasar ekonomi menggunakan tujuh indikator utama, yaitu seperti
gambar berikut beserta perbandingannya dengan ADEM APBN 2016.

Sumber : https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017

Dari sini kita lihat ada sisi positif ada pula sisi negatif dalam indikator
tersebut, kita lihat pertumbuhan ekonomi negara kita menurun 0,2% namun inflasi
kita juga ikut menurun sebesar 0,7%. Nilai tukar rupiah 2017 menguat daripada
tahun 2016, suku bunga surat perbendaheraan negara (SPN) mengalami

6

penurunan 0,2%. Harga minyak mentah dunia juga menurun serta lifting minyak
dan gas bumi Indonesia juga ikut menurun, sehingga sekarang dalam perencanaan
APBN tahun depan Pajak kembali menjadi sumbangsih terbesar penerimaan
negara. Target Pajak di tahun 2018 adalah sebesar Rp1.400 T.
3. PROSES PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBN 2017

APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap
tahun dengan Undang- Undang. APBN dihasilkan dari penerimaan pajak,
penerimaan

bukan

pajak,

hibah

dan

dipergunakan

untuk

keperluan

penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan pelaksanaan perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Nah, bagaimana penyusunan dan
penetapan APBN-nya, tips hukum akan mengulas soal penyusunan APBN
tersebut.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, bahwa APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN disusun sesuai dengan
kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan kemampuan dalam
menghimpun pendapatan negara dengan berpedoman kepada rencana kerja
Pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.
Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, menteri di setiap kementerian
selaku pengguna anggaran menyusun rencana kerja dan anggaran kementerian.
Rencana kerja dan anggaran di susun berdasarkan prestasi kerja yang akan
dicapai. Kemudian rencana kerja dan anggaran disampaikan kepada DPR untuk
dibahas dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN.
Berdasarkan hasil pembahasan rencana kerja dan anggaran yang dihasilkan
oleh kementerian bersama DPR, lalu disampaikan kepada Menteri Keuangan
sebagai bahan penyusunan rancangan undang-undang tentang APBN. Presiden
melalui Menteri Keuangan mengajukan RUU APBN, disertai nota keuangan dan
dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR untuk dibahas untuk ditetapkan
sebagai Undang-Undang APBN.

7

BAB III
ANALISIS

Dengan mengusung tema “APBN 2017 Yang Kredibel, Efisien Dan Efektif,
Serta Berkesinambungan “ pemerintah ingin melakukan reformasi pada
perekonomian nasional dengan mengoptimalisasi tiga pilar utama pemerintah,
yaitu pembangunan di bidang infrastrukur dari pinggiran ke pusat. Ada 5 sektor
infrastruktur prioritas (energi, transportasi, jalan dan jembatan, air, dan
perumahan). Kemudian optimalisasi di bidang pendidikan dan terakhir
optimalisasi di bidang kesehatan.
Melalui poin-poin kebijakan fiskal pemerintah di 2017, mari kita lihat
hubungannya dengan APBN dan pengaruhnya dengan perekonomian nasional.
A. Optimalisasi Pendapatan Negara
Penyumbang terbesar APBN kita adalah penerimaan dar sektor pajak
sebesar Rp1.498,9 T. Kedua ada PNBP sebagai penyumbang terbesar sebanyak
Rp250,0 T dan terakhir ada dana hibah sebesar Rp1,4 T. Presentase pajak sebagai
sumber penerimaan negara adalah sebesar 77,6%, PNBP sebesar 14,3% dan dana
hibah sebesar 0,1% dari total APBN 2017 sebesar Rp 1.750,3 T.
Dalam mendukung optimalisasi penerimaan perpajakan, pemerintah akan
melakukan reformasi di bidang perpajakan, baik dalam bidang reformasi aturan
hukum maupun bidang administrasi. Reformasi kebijakan ini berupa revisi UU
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Revisi UU PPN, Revisi UU PPH,
serta Revisi UU Bea Materai.
Bidang Administrasi akan diupayakan efektivitas penegakan hukum,
dimana penegakan hukum di perpajakan masih terasa belum optimal. Kemudian
dilakukan juga peningkatan kualitas sistem IT perpajakan, dimana hukum tidak
berjalan dinamis seperti teknologi, sehingga ini sebuah tantangan bagi pemangku
kebijakan agar hukum perpajakan dan mengiringi teknologi yang tumbuh dengan
cepat dan masif. Lalu reformasi administrasi pada manajemen database yang lebih
baik. Terakhir ada perbaikan kapasitas dan kapabilitas SDM, karena kurangnya

8

pegawai pajak (fiskus) dalam mengemban tugas yang sangat berat. Perbandingan
pengawasan fiskus terhadap wajib pajak berkisar sebesar 1:1000, sehingga
dipastikan pengawasan terhadap wajib pajak sangatlah rendah sehingga dapat
menghilangkan potensi-potensi pajak yang dapat digali. Mungkin inilah yang
membuat Kementerian Keuangan sekarang sering kali membuka kesempatan
kerja paling banyak daripada Kementerian yang lain. Kemudian ada peningkatan
kapabilitas SDM dimana para fiskus lebih diperhatikan terutama dalam
pendidikannya. Dalam alam realisasinya, sangat disayangkan karena anggaran
dalam optimalisasi perpajakan masih sangat rendah, sehingga ini merupakan
sebuah tugas berat bagi para fiskus dengan keterbatasan anggaran dari pemerintah.
Namun dari beberapa reformasi yang dilakukan oleh pemerintah, harapan
pemerintah adalah dengan ini kepatuhan pajak meningkat setelah realisasi tax
amnesty di 2016, terciptanya sumber-sumber pajak yang baru yang taat agar
penerimaan negara dalam pajak terus meningkat setiap tahunnya.
Kemudian dalam Penerimaan Negara Bukan Pajak, optimalisasi yang
dapat dilakukan oleh pemerintah adalah dengan membuka investasi dari investor
asing maupun dalam negeri untuk menanamkan modalnya, peningkatan dividen
dari BUMN, realisasi lifting minyak dan gas bumi kemudian peningkatan kinerja
dari BLU. Mungkin pengaruh penanaman modal asing lebih berpengaruh kepada
masyarakat daripada sumber PNBP yang lain. Salah satu cara pemerintah dalam
meningkatkan investasi masuk adalah dengan cara para pengembang teknologi
seperti smartphone/tablet, harus memenuhi unsur TKDN dalam pembuatan
smartphonenya apabila ingin barang jualannya itu resmi diperdagangkan,
sehingga mau tak mau raksasa teknologi seperti Xiaomi, Oppo bahkan Apple
sendiri pun menanamkan dan akan membuka pabrik di Indonesia. Imbasnya,
kesempatan kerja di Indonesia pun akan bertambah sehingga memacu
pertumbuhan ekonomi di masyarakat.
B. Pengelolaan Belanja Negara Secara Produktif dan Berkualitas
APBN 2017, pemerintah dan DPR RI menyepakati jumlah Rp2.080 triliun
yang terdiri dari belanja pemerintah pusat, serta transfer ke daerah dan dana desa.
Dengan demikian, defisit anggaran ditetapkan sebesar Rp330,2 triliun atau 2,41

9

persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini dilakukan demi
mendukung

pembangunan

yang

produktif.

Pemerintah

cenderung

lebih

mengarahkan pengalokasian anggaran untuk pembangunan infrastruktur, daripada
untuk subsidi energi layaknya pemerintahan sebelumnya.
Anggaran infrastruktur dalam APBN 2017 meningkat secara signifikan
dibandingkan dengan tahun 2016. Hal tersebut dapat tercapai dengan melalui
peningkatan efisiensi belanja dan peningkatan earmark Dana Transfer Umum
yang dikhususkan untuk infrastruktur. Dana Transfer Umum merupakan bagian
dari Transfer Ke Daerah yang sepenuhnya menjadi kewenangan daerah dalam
penggunaannya.

Sumber : https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017

10

Sasaran dari pembangunan infrastruktur pemerintah di 2017 adalah pembangunan
jembatan, perluasan jalan seperti jalan di perbatasan, trans sumatera, trans papua,
pembangunan jalan tol, lalu ada perbaikan dan perluasan berbagai bandara,
pembangunan dan perluasan pelabuhan dan tol laut, pembangunan dan perbaikan
stasiun dan rel kereta api, pembangunan bendungan untuk keperluan persediaan
air masyarakat dan jalur irigasi. Hal ini memang lebih baik daripada pemerintah
hanya melakukan subsidi energi, karena sasaran subsidi yang masih kurang tepat,
lagi pula pembangunan infrastruktur bersifat jangka panjang, berbeda subsidi
yang hanya untuk kegiatan konsumsi. Pembangunan infrastruktur juga sangat
membantu mobilitas warga yang dampaknya akan memudahkan pendistribusian
barang sehingga harga kebutuhan menjadi lebih murah. Contoh seperti di Papua,
dimana harga BBM disana mencapai Rp50.000,-, sekarang harga BBM di
berbagai daerah sudah sama seperti harga yang ada di pusat. Hal itu membuat
harga kebutuhan di Papua mengalami penurunan harga sehingga orang-orang
disana

cenderung

mengkonsumsikan

uangnya

lebih

banyak

sehingga

pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh secara berkesinambungan.

Sumber : https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017

11

Pembangunan infrastruktur juga dilakukan dari pinggiran hingga ke pusat.
Pemerintah tidak ingin ibukota sebagai patokan dalam pembangunan, karena hall
ini bisa saja mengakibatan kesenjangan pada daerah pinggiran dan kota.
Contohnya adalah pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN), pembangunan
Trans Papua, Transfer daerah dan dana desa, perbaikan jaringan telekomunikasi,
dll. Mempercepat pembangunan infrastruktur diharapkan memacu pertumbuhan
ekonomi dan mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah. Masuknya
sentuhan pembangunan di perbatasan juga akan memperkuat kesatuan dan
persatuan bangsa serta memperkuat keamanan dan pertahanan negara, disamping
meningkatkan aktivitas perekonomian masyarakat setempat.
Lalu di bidang pendidikan, porsi dari APBN masih sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, yaitu 20% dari jumlah APBN. Fokusnya adalah
untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan yang lebih baik. Hal
ini diharapkan agar masyarakat yang tidak mampu tetap dapat mengenyam
pendidikan, agar ada perbaikan SDM serta kualitas hidup yang dirasakan
masyrakat kurang mampu dan mampu menghilangkan kesenjangan pendidikan.

12

Sumber : https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017

Kemudian optimalisasi anggaran yang dilakukan pemerintah adalah
anggaran kesehatan yang pada tahun 2017 juga tetap dialokasikan sebesar 5% dari
APBN. Kebijakan anggaran kesehatan tersebut difokuskan untuk memperkuat
upaya promotif dan preventif, serta meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan.

13

Sumber : https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017

Jadi dalam melaksanakan belanja negara yang produktif dan berkualitas,
pemerintah membuka konektivitas masyarakat dengan pembangunan
infrastruktur, melakukan efesiensi dan penghematan belanja pada K/L
pemerintahan. Pemerintah juga melakukan efektivitas dan produktivitas pada
bidang sosial, melakukan subsidi non-tunai yang tepat sasaran, melaksanakan
produktifitas di bidang yang di prioritaskan pemerintah, melaksanakan transfer
daerah dan dana desa dalam meningkatkan fungsi desentralisasi serta
dekonsentrasi untuk memperkuat pembangunan di daerah dan desa.
C. Pengelolaan Pembiayaan Dengan Prinsip Kehati-Hatian (Prudent)
Karena Pengeluaran negara yang lebih besar daripada penerimaan negara,
agar terciptanya pembangunan yang sesuai dengan rencana, pemerintah
melakukan pembiayaan. Kebijakan ekspansif pemerintah memang selalu tidak
sebanding dengan penerimaan negara, sehingga kebijakan defisit dilakukan demi
menjaga kapasitas produksi untuk meningkatkan daya saing. Pembiayaan melalui
utang dimanfaatkkan terutama untuk kegiatan produktif dan diarahkan untuk
mengoptimalkan pembiayaan yang kreatif dan inovatif bagi UMKM dengan
14

memperhatikan prinsip kehati-hatian agar rasio utang terhadap PDB masih kecil
dan dapat terkendali. Rasio utang kita memang masih sangat rendah dibandingkan
beberapa negara berkembang yang lain. Namun pemerintah tetap harus
mengusahakan agar utang negara tetap kecil, sehingga pengalokasian anggaran
dapat dioptimalkan dengan baik daripada harus digunakan untuk membayar beban
bunga utang pemerintah.

Sumber : https://www.kemenkeu.go.id/apbn2017

Rasio utang Indonesia terhadap PDB masih mencapai 27,7%, masih belum
mencapai 40% dimana menerut Kementerian Keuangan adalah batas aman rasio
utang.

15

BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
1. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa pemerintah dalam pelaksanaan APBN
memperhatikan efisiensi, efektivitas, dan diharapkan dapat memacu
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, dengan mengoptimalisasi tiga
pilar utama pemerintah, yaitu infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
Pemerintah juga mengupayakan peningkatan penerimaan negara dengan
memperbaiki sistem perpajakan dengan cara meningkatkan kepatuhan WP
ataupun menambah sumber-sumber pajak yang baru serta mengoptimalisasi
PNBP.

Pemerintah

juga

mengupayakan

prinsip

kehati-hatian

dalam

pembiayaan negara karena defisitnya anggaran dengan mengoptimalkan
anggaran demi inovasi dan kreatifitas serta peningkatan daya saing.
2. Saran
Dalam memperhatikan belanja negara yang sangat besar dibandingkan
pendapatannya, alangkah baiknya apabila pemerintah meningkatkan modal
maupun usaha dalam peningkatan pemerintah, daripada pemerintah selalu
melakukan utang setiap tahunnya. Pemerintah juga diharapkan agar tetap
menjaga semangat pembangunan dengan mengusahakan pertumbuhan
ekonomi hingga 7% agar Indonesia menjadi negara maju pada 2025.
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
penulisan paper di kemudian hari, terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA
16

Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian
Keuangan RI (n.d.) ‘Perekonomian Indonesia dan APBN 2017’. Accessed 10
October 2017 .
‘Postur APBN 2017’(Image) (n.d.). Accessed 10 October 2017
.
‘Belanja APBN’(Image) (n.d.). Accessed 10 October 2017
.
‘Asumsi Dasar Ekonomi Makro’ (Image) (n.d.). Accessed 20 October 2017
.
‘Anggaran Infrastruktur’ (Image) (n.d.). Accessed 28 October 2017
.
‘Anggaran Pendidikan’ (Image) (n.d.). Accessed 28 October 2017
.
‘Anggaran Kesehatan’ (Image) (n.d.). Accessed 28 October 2017
.
‘Rasio Utang Beberapa Negara Berkembang’ (Image) (n.d.). Accessed 28 October
2017 .
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (n.d.) ‘Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara’. Accessed 10
October 2017 .
Hidayat, Toni (2017) ‘Ringkasan APBN 2017’. Accessed 20 October 2017
.
Erisnanto (n.d.) 'Asumsi Dasar Ekonomi Makro’. Accessed 26 October 2017
.
‘Penyusunan dan Penetapan APBN’(2016) Accessed 25 October 2017
.
Simorangkir, Eduardo (2017) ‘Gencar Bangun Infrastruktur, Jokowi Genjot
Pertumbuhan Ekonomi RI’. Accessed 28 October 2017
.

17

Damarjati, Danu (2017) ‘Tak Boleh Malu Lagi dengan Perbatasan Indonesia’.
Accessed 28 October 2017 .

18