Review artikel Sistem hukum sebagai kont

“Review” ARTIKEL SISTEM HUKUM SEBAGAI
KONTROL SOSIAL
(identifikasi dan proyeksi pemecahan masalah mentalitas dalam perspektif
hukum)
Oleh Sardi Isra (Guru Besar Hukum Tata Negara Dan Direktur Pusat Studi
Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Andalas, Padang)
Luaiyibni fatimatus zuhra
135110801111014
Antropologi Sosial
Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Brawijaya

Jus istud non humani generis proprium
est, sed omnium animalium, quae in caelo,
quae in terra, quae in mari nascuntur.
(ulpinianus)
Hukum
selalu
menyertai
maju
mundurnya peradaban manusia karena

dimana ada hukum disitulah ada masyarakat.
Hukum tidak mengambil jarak dengan
manusia atau sebaliknya sebab hukum itu
inheren dengan manusia. Para pakar hukum
dan filsuf sepakat bahwa hukum itu ada
bersamaan dengan keberadaan manusia.
Komunitas manusia dalam sebuah negara
menjadi objek dari hukum dan hukum
digunakan sebagai kontrol sosial yang berasal
dari pemerintah. Semua hukum adalah kontrol
sosial namun tidak semua kontrol sosial
adalah hukum, hukum adalah sebagian kecil
dari kontrol sosial.
Sebagai alat kontrol, hukum tidak hanya
diletakkan sebagai norma yang mengatur lalu
lintas pergaulan antar manusia di dalam
negara, melainkan juga mengatur dan
menjamin agar bagaimana kekuasaan negara
tidak melampaui batas-batas tertentu
sehingga dianggap merugikan rasa keadilan

manusia yang hidup di dalamnya. Hukum

ditujukan untuk mewujudkan pengayoman
bagi manusia secara pasif dengan mencegah
tindakan sewenang-wenang, dan secara aktif
menciptakan kondisi kemasyarakatan yang
manusiawi. Hukum diletakkan sebagai alat
untuk mengontrol kekuasaan agar kekuasaan
tersebut tidak melampaui wewenang dan
pada gilirannya akan merusak keseimbangan
sosial. Gagasan revousi mental yang
dikemukakan oleh presiden terpilih 2014 Joko
Widodo
bertujuan
untuk
mendorong
pembentukan karakter bangsa dan identitas
nasional yang kuat dimana hukum dijadikan
salah satu alat untuk mendorong berhasilnya
agenda revolusi mental.

SISTEM HUKUM DAN SISTEM KONTROL
SOSIAL
Sistem hukum merupakan bagian dari
sistem kontrol sosial yang artinya melakukan
kontrol sosial adalah bagian dari fungsi sistem
hukum. Sistem hukum memerintahkan setiap
orang apa yang harus dan jangan dilakukan
dengan menjunjung tinggi aturan-aturannya
dengan paksa. Hukum digunakan sebagai alat
membentuk pola hubungan tertentu dalam
masyarakat negara yang dikehendaki oleh
sebuah pemerintahan negara.

Lawrence M Friedman menilai bahwa
barhasil atau tidaknya hukum dalam
melaksanakan fungsinya akan bergantung
pada tiga komponen sistem hukum yaitu :
1. Substansi hukum (legal subtance)
2. Struktur hukum (legal structure)
3. Budaya hukum (legal culture)

IDENTIFIKASI DAN JALAN REVOLUSI MENTAL
DALAM SISTEM HUKUM
Pembentukan undang-undang berada di
dalam sebuah ruang proses politik yang di
dalamnya terjadi dialog, debat, dan dinamika
berbagai kepentingan anak bangsa. Debat
dalam membentuk undang-undang harus
dijauhkan dari dinamika sekedar menaikkan
posisi tawar demi melakukan barter
kepentingan kelompok politik di lembaga
perwakilan yang justru merugikan rakyat.
Revormasi sektor sub sistem struktur
hukum
haruslah
diarahkan
pada
pembangunan karakter dan mentalitas
penegak hukum melalui berbagai cara yang
ada terutama pendidikan, mulai dari yang
terendah hingga pendidikan tinggi. Selain itu

pendidikan yang paling penting adalah di
tingkat keluarga dan lingkungan.
Pada ranah budaya hukum, bangsa ini
telah dihada pkan pada budaya instan yang
lebih cepat kalau perlu semua masalah ingin
diselesaikan dengan cepat meskipun dengan
jalan pintas. Kondisi tersebut didukung oleh
kondisi hukum yang kadang menyulitkan para
pencari keadilan. Dalam hal ini praktik calo,
suap, dan memilih jalan pintas lainnya
menjadi hal satu-satunya yang dapat
dilakukan sehingga menjadi kebiasaan yang
sulit dilepaskan.
Revolusi mental dapat menyentuh
semua sub sistem hukum yang ada dan pada
ranah itu pula sistem hukum dapat turut serta
berkontribusi untuk terwujudnya agenda

revolusi mental menuju ke sebuah situasi
sehat mental. Reformasi sitem hukum juga

sangat bergantung pada ketersediaan sumber
daya manusia penegak hukum yang
berintegritas. Sebab proses itulah yang akan
berkontribusi
besar
untuk
terjadinya
pembiakan orang-orang baik yang nantiya
akan mengisi semua lini sistem hukum.