Negara Kertagama yang ditulis oleh Pujangga
BAB I PENDAHULUAN Sejarah Sebagai mana termuat Makam Raja
dalam buku Negara Kertagama yang ditulis oleh Pujangga Besar Empu Prapanca pada tahun Saka 1478 atau 1365 Masehi, Wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan merupakan bagian
dari Kerajaan Banggai yang sudah dikenal sejak abadke 13
Masehi. Pada saat itu, Kerajaan Banggai belum berdiri, yang
ada hanyalah empat kerajaan kecil, yaitu Kerajaan Babolau,
Singgolok, Kokini dan Katapean. Keempat kerajaan itu beribu
kota di Pulau Banggai. Kemudian pada awal abad ke-16,
empat kerajaan kecil itu dikuasai oleh Kesultanan Ternate.
Adi Cokro, Panglima Perang Kesultanan Ternate yang berasal
dari Jawa, kemudian menyatukan menjadi satu kerajaan,
yaitu Kerajaan Banggai, dengan ibu kota di Pulau Banggai.
Adi Cokro inilah yang kemudian dianggap sebagai pendiri
Kerajaan Banggai. Pada awal berdirinya, wilayah Kerajaan
1
Banggai, hanya meliputi wilayah Kabupaten Banggai
Kepulauan Dan KabupatenBanggai Laut, sedangkan Banggai Darat kala itu belum
dikenal, baru kemudian pada tahun 1580 Adi Cokro
memperluas Kerajaan Banggai sampai ke Banggai Daratan
(saat ini wilayah Kabupaten Banggai).Adi Cokro yang merasa
tugasnya selesai lalu kembali ke Jawa.Tahun 1600 putranya
yang bernama Mandapar diangkat menjadi Raja Banggai
pertama dan berkuasa sampai tahun 1625, Setelah masa
kekuasaan Raja Mandapar berakhir, raja-raja Banggai
berikutnya berusaha melepaskan diri dari Kesultanan
Ternate. Mereka juga menolak bekerja sama dengan Belanda
masa kekuasaan Raja Mandapar yang pada tahun 1602 sudah
menginjakkan kaki di tanah Banggai. Namun, pada tahun1908
Belanda akhirnya dapat menguasai Banggai dengan adanya
sebuah perjanjian antara Belanda dan Raja Banggai ke-17,
Abdurahman. Di sisi lain, perjanjian itu mengakhiri
kekuasaan Kesultanan Ternate atas Kerajaan Banggai.
Dalam buku Babad Banggai yang disusun Machmud HK,
sepintas kilas disebutkan bahwa sekitar tahun 1924 Kerajaan
Banggai dibagi menjadi dua onder-afdeling, yaitu Onder-
afdeling Banggai Laut dengan ibu kota di Banggai dan
Banggai Darat dengan ibu kota di Luwuk. Raja Banggai tetap
berkedudukan di Banggai, sedangkan Pemerintah Belanda di
Luwuk.Untuk penyelenggaraan pemerintahan diwilayah
Banggai Laut ditempatkan pejabat yang disebut Bun Kakense
dan untuk Banggai Darat disebut KenKariken. Wilayah
Banggai Darat dan Banggai Laut kemudian berdasarkan
Undang-UndangNomor 23 Tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II di Sulawesi Tengah menjadi Kabupaten Otonom
yang dikenal Kabupaten Banggai dengan ibukota Luwuk.
Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1952,
Kerajaan Banggai diberi status swapraja.
Beberapa tahun kemudian dibentuklah Badan Penuntut
Daerah Otonom yang terdiri dari Pemerintah Swapraja
Banggai dan tokoh-tokoh politik setempat untuk
memperjuangkan Banggai menjadi Daerah Swantara
(setingkat kabupaten) Tingkat II Banggai.Perjuangan itu akhirnya membuahkan hasil pada tahun 1959.
Namun, ibu kotanya ditetapkan di Luwuk, bukan di Banggai.
Pada tahun 1964 tokoh-tokoh masyarakat Banggai kemudian
membentuk Panitia Pembentukan Daerah Otonom Tingkat II
Banggai Kepulauan. Perjuangan membentuk Banggai
Kepulauan itu baru terwujud 31 tahun kemudian, yaitu
dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 51 Tahun 1999
tentang Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten Morowali,
dan Kabupaten Banggai Kepulauan.B. Visidan Misi Pemerintah Daerah
Pembangunan Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011- 2016 dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal penting :
1. Kabupaten Banggai Kepulauan sebagai daerah otonomi baru, saat ini merupakan periode kedua dalam pembangunan 5 ( Lima ) tahun kedepan sehingga masih memiliki banyak agenda pembangunan yang belum terselesaikan pada pembangunan periode sebelumnya;
2. Kabupaten Banggai Kepulauan adalah merupakan salah satuwilayah daerah tertinggal di Indonesia yang memerlukan penanganan serius melalui percepatan pembangunan di segala sector dan lintas sektor;
3. Pembangunan Kabupaten Banggai Kepulauan untuk 5 ( Lima ) tahun kedepan penekanannya dilakukan pada penguatan peningkatan ekonomi berbasis masyarakat dengan memanfaatkan potensi kelautan dan perikanan, agroindustri, perdagangan dan pertanian dalamrangka mendorong perbaikan kualitas kehidupan masyarakat;
4. Basis dari masyarakat Banggai Kepulauan yang maju terletak pada persatuan dan kerukunan anta rumat beragama, antar etnis maupun antar daerah, kesejahteraan yang berkualitas serta menjunjung tinggi kesadaran masyarakat mejemuk;
5. Indicator masyarakat Banggai Kepulauan yang sejahtera terletak pada tatanan kehidupan yang demokratis, berbudaya, religius, sehat dan cerdas, serta memiliki komitmen untuk maju dan berkembang. VISI
Berdasarkan permasalahan dan perspektif di atas, maka pemerintah daerah merumuskan Visi Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2011-2016 yaitu :
“ MEMBANGUN PEMERINTAHAN YANG BERKUALITAS, ADIL, DEMOKRATIS DAN
BERSIH DEMI TERWUJUDNYA MASYARAKAT BANGGAI YANG SEJAHTERA DAN
R ELIGIUS ”Dari VISI daerah tersebut, diharapkan dapat menjadikan dan mewujudkan masyarakat Banggai Kepulauan maju dan berdaya saing, serta dapat disejajarkan dengan daerah kabupaten lainnya di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah. Visi diatas mengandung pengertian dan kata kunci antara lain :
Pemerintahan yang berkualitas,dimaksudkan bahwa penyelenggaraan
pemerintahan diharpakan berdasar atas standar pelayanan, standar pelaksanaan, standar kelayakan dalam mencapai indicator kepemerintahan secara maksimal.
Adil, dimaksudkan bahwa azas dalam pengambilan kebijakan dan strategi
pelaksanaan kepemerintahan dan pembangunan memegang prinsip manajemen yang memperhatikan azas keadilan demi kepentingan seluruh masyarakat.
Demokratisdanbersih, dimaksudkan bahwa pelaksanaan kepemerintahan dan
pembangunan tetap bersinergi serta bermanfaat untuk masyarakat, melalui perwujudan pemerintahan yang akuntabel, berwibawa dan bermartabat.
Sejahtera, dimaksudkan bahwa dampak dari segala kebijakan adalah mengangkat
derajat hidup dan bermuara pada kesejahteraan masyarakat.Religius, dimaksudkan bahwa penyelenggaraan pemerintahan dan kehidupan
masyarakat senantiasa dilandasi dengan nilai-nilai agama dan moral. MISI Berdasarkan VISI pembangunan tersebut ditetapkan MISI pembangunan Kabupaten Banggai Kepulauan Tahun 2011-2016 sebagai berikut :
1. Meningkatkan penegakan supremasi hukum dan tatakelola pemerintahan, dalam rangka mewujutkan pemerintah yang bersih dan bebas dari KKN.
2. Meningkatkan pendidikan yang berkualitas, relevan, efisien dan efektif yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat.
3. Memningkatkan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat melalui pelayanan yang dapat dijangkau seluruh masyarakat.
4. Mengembangkan struktur ekonomi berbasis pedesaan yang mampu memanfaatkan keunggulan potensi lokal.
5. Meningkatkan infrastruktur yang memadai agar masyarakat dapat
memiliki akses untuk memenuhi kebutuhan hidup dan layak.
6. Meningkatkan kualitas kehidupan, peran perempuan, kesejahteraan anak dan partisipasi pemuda dalam pembangunan.
BAB II
GAMBARAN UMUM Kabupaten Banggai Kepulauan dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 51 tahun 2009 di mana sebelummya merupakan bagian dari Kabupaten Banggai. Operasional Kabupaten ini dimulai pada tanggal 3 November 1999telah diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Tengah berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri tanggal 12 Oktober 1999 di Jakarta.
2.1 KEADAAN UMUM DAERAH
2 Kabupaten Banggai Kepulauan dengan luas wilayah ± 9.160,11 Km
2
2
yang terdiri dari luas darat 2.488,79 Km dan luas laut 6.671,32 Km atau sekitar 72,83 % dari luas keseluruhan. Berdasarkan Letak astronomis Kabupaten Banggai Kepulauan berada pada 1° 06' 30" Lintang Selatan sampai dengan 2° 20' 00" Lintang Selatan dan 122° 40' 00" Bujur Timur sampai dengan 124° 13' 30" Bujur Timur di Jazirah Timur Laut Pulau Sulawesi.
Berdasarkan letak geografis dan peta Kabupaten Banggai Kepulauan dapat di tentukan Batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Banggai Laut
Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tolo
Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Peling
Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Tomini
Secara administratif Kabupaten Banggai Kepulauanterdiri atas 12 Kecamatan, 3 Kelurahan dan 141 Desa. Selengkapnya, Kecamatan, Desa / Kelurahan di Kabupaten
Banggai Kepulauan adalah sebagai berikut:
Secara administratif Kabupaten Banggai Kepulauanterdiri atas 12 Kecamatan, 3 Kelurahan dan 141 Desa. Selengkapnya, Kecamatan, Desa / Kelurahan di Kabupaten
10. Bulungkobit
2 Jumlah Penduduk : 7.337 Jiwa - Laki-Laki : 3.743 Jiwa
08. Kautu
04. Tompudau
11. Bungin
07. Salakan*
03. Saiyong
06. Bongganan
Banggai Kepulauan adalah sebagai berikut:
02. Ambelang
09. Bakalan
05. Baka
01. Manggalai
Desa dan Kelurahan* di Kecamatan Tinangkung :
2 Jumlah Penduduk : 13.445 Jiwa - Laki-Laki : 6.771 Jiwa - Perempuan : 6.674 Jiwa Jumlah Desa : 10 Jumlah Kelurahan : 1
1. Kecamatan Tinangkung Ibu kota : Salakan (Ibu Kota Kabupaten) Luas Wilayah : 312,60 Km
2. Kecamatan Tinangkung Selatan Ibu kota : Mansamat Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : ± 25 Km Luas Wilayah : 187,89 Km
- - Perempuan : 3.594 Jiwa Jumlah Desa : 9 Jumlah Kelurahan : -
2 Jumlah Penduduk : 7.812 Jiwa - Laki : 3.935 Jiwa - Perempuan : 3.877 Jiwa Jumlah Desa : 6 Jumlah Kelurahan : -
2 Jumlah Penduduk : 9.896 Jiwa - Laki : 5.076 Jiwa - Perempuan : 4.820 Jiwa
06. Bampanga
04. Lalong
02. Tatakalai
05. Palam
03. Ponding-Ponding
01. Luksagu
Desa di Kecamatan Tinangkung Utara :
3. Kecamatan Tinangkung Utara Ibu kota : Batulombu Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : ± 23 Km Luas Wilayah : 136,65 Km
Desa di Kecamatan Tinangkung Selatan :
09. Bobu
06. Kampung Baru
03. Tobungin
08. Gansal
05. Mansamat B
02. Tobing
07. Tinangkung
04. Mansamat A
01. Paisumosoni
4. Kecamatan Bulagi Selatan Ibu kota : Lolantang Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : ± 70 Km Luas Wilayah : 319,00 Km
Jumlah Desa : 20 Jumlah Kelurahan : -
06. Bakalinga
5. Kecamatan Bulagi Utara Ibu kota : Sambulangan Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : ± 65 Km Luas Wilayah : 318,00 Km
2 Jumlah Penduduk : 9.055 Jiwa - Laki : 4.658 Jiwa - Perempuan : 4.379 Jiwa Jumlah Desa : 11 Jumlah Kelurahan : 1
Desa dan Kelurahan di Kecamatan Bulagi Utara :
01. Sambulangan
05. Bolubung
09. Ombuli
02. Bangunemo
10. Luk Panenteng
07. Balalon
03. Paisuluno
07. Koyobunga
11. Minanga
04. Montop
08. Sabang*
12. Mandok
6. Kecamatan Bulagi Ibu kota : Bulagi I Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : ± 60 Km Luas Wilayah : 275,66 Km
14. Unu
20. Pipilogot Paipaisu
Desa di Kecamatan Bulagi Selatan :
10. Toi-Toi
01. Lolantang
08. Sabelak
15. Babang
02. Pandaluk
09. Suit
16. Momotan
03. Palabatu Satu
17. Labotakandi
13. Mangais
04. Palabatu Dua
11. Tatarandang
18. Alasan Nggolobuton
05. Lemelu
12. Bone Puso
19. Boluni
06. Osan
2
Jumlah Penduduk : 9.705 Jiwa - Laki : 4.909 Jiwa - Perempuan : 4.796 Jiwa Jumlah Desa : 15 Jumlah Kelurahan : 1
09. Bajo
01. Mamulusan
07. Binuntuli 13 .Boyomoute
02. Kindandal
08. Saleati
14. Apal
03. Tomboniki
15. Selekan
2 Jumlah Penduduk : 8.930 Jiwa - Laki : 4.506 Jiwa - Perempuan : 4.424 Jiwa Jumlah Desa : 16 Jumlah Kelurahan : -
04. Okumel
10. Liang
16. Loolong
05. Popidolon
11. Balayon
06. Tangkop
12. Basosol
Desa di Kecamatan Liang :
7. Kecamatan Liang Ibu kota : Liang Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : ± 40 Km Luas Wilayah : 176,19 Km
Desa dan Kelurahan di Kecamatan Bulagi :
03. Montomisan
01. Tolo
07. Bulagi Dua
13. Komba-Komba
02. Lalanday
08. Boloy
14. Kambal
09. Meselesek
12. Peling Seasa
15. Toolon
04. Sosom
10. Oluno
16. Kayubet
05. Alul
11. Sumondung
06. Bulagi Satu*
8. Kecamatan Peling Tengah
Ibu kota : Patukuki Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : ± 25 Km Luas Wilayah : 140,00 Km
2 Jumlah Penduduk : 10.051 Jiwa - Laki : 1 5.148 Jiwa - Perempuan : 1 4.903 Jiwa Jumlah Desa : 11 Jumlah Kelurahan : -
08. Batang Babasal
04. Sambiut
11. Kombutokan
07. Salangano
03. Sakay
10. Lopito
06. Abason
02. Bolonan
09. Sampaka
05. Tone
01. Sobonon
Desa di Kecamatan Totikum :
9. Kecamatan Totikum Ibu kota : Sambiut Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : ± 50 Km Luas Wilayah : 115,45 Km
2 Jumlah Penduduk : 9.415 Jiwa - Laki : 4.744 Jiwa - Perempuan : 4.671 Jiwa Jumlah Desa : 11 Jumlah Kelurahan : -
08. Koyobunga
04. Labibi
11. Tunggaling
07. Patukuki
03. Luk
10. Balombong
06. Alakasing
02. Popisi
09. Kolak
05. Tombos
01. Tolulos
Desa di Kecamatan Peling Tengah :
10. Kecamatan Totikum Selatan
Ibu kota : Kalumbatan Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : ± 40 Km Luas Wilayah : 95,19 Km
01. Paisubatu
05. Labasiano
09. Leme-Leme Darat
04. Peling Lalomo
13. Tatendeng
08. Leme-Leme Bungin
03. Lalengan
12. Olusi
07. Malanggong
02. Batangono
11. Okulo Potil
06. Tataba
Desa di Kecamatan Buko :
2 Jumlah Penduduk : 8.184 Jiwa - Laki : 4.120 Jiwa - Perempuan : 4.064 Jiwa Jumlah Desa : 8 Jumlah Kelurahan : -
2 Jumlah Penduduk : 9.529 Jiwa - Laki : 4.782 Jiwa - Perempuan : 4.747 Jiwa Jumlah Desa : 13 Jumlah Kelurahan : -
11. Kecamatan Buko Ibu kota : Tataba Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : ± 105 Km Luas Wilayah : 184,84 Km
06. Kanali
03. Nulion
08. Lobuton
05. Kalumbatan
02. Tobungku
07. Mata
04. Peley
01. Tonuson
Desa di Kecamatan Totikum Selatan :
10. Talas-Talas
12. Kecamatan Buko Selatan Ibu kota : Lumbi-Lumbia Jarak dari Ibu Kota Kabupaten : ± 120 Km
2 Luas Wilayah : 187,32 Km Jumlah Penduduk : 8.027 Jiwa - Laki : 4.014 Jiwa - Perempuan : 4.013 Jiwa Jumlah Desa : 11 Jumlah Kelurahan : -
Desa di Kecamatan Buko Selatan :
01. Kambani
05. Lumbi-Lumbia
09. Seano
02. Tatabau
06. Labangun
10. Apal
03. Buko
07. Lelang Matamaling
11. Sapelang
04. Palapat
08. Landonan Bebeau
Tabel 2.1 Luas Wilayah per Kecamatan Kabupaten Banggai KepulauanLuas Wilayah Kecamatan Darat % Laut %
Tinangkung 312.60 41.16 446.96
58.84 Tinangkung Selatan 187.89 42.79 251.23
57.21 Tinangkung Utara 136.65 41.16 195.38
58.84 Totikum 155.45 12.55 1.082.85
87.45 Totikum Selatan
95.19 12.55 663.09
87.45 Liang 176.19 25.76 507.78
74.24 Peling Tengah 140.00 25.76 403.49
74.24 Bulagi 275.66 47.59 303.58
52.41 Bulagi Selatan 319.00 47.58 315.45
52.42 Bulagi Utara 318.00 47.59 350.21
52.41 Buko 184.84 14.96 1.050.60
85.04 Buko Selatan 187.32 14.96 1.064.70
85.04 Banggai Kepulauan 2.488.79 27 % 6.671.32 73 %
Sumber : Kabupaten Banggai Kepulauan Dalam Angka 2013
2.1.1 Tofografi
Kondisi kemiringan lereng di Kabupaten Banggai Kepulauan dapat diklasifikasikan atas : Kemiringan lereng 0 – 2 , dengan luas 22.633,31 Ha atau sekitar 6,25% dari luas wilayah tersebut. Kondisi tanah seperti ini sangat potensial dimanfaatkan untuk kegiatan usaha dan pemukiman.
Kemiringan lereng 2 - 15 dengan luas 82.592,29 Ha atau sekitar 19,13% dari luas wilayah, potensi ini dimanfaatkan untuk berbagai jenis usaha. Namun pada wilayah ini, sangat dibutuhkan usaha konservasi dan air.
- – 40 dengan luas 153.328,38 Ha atau sekitar
Kemiringan lereng 15 46,99% dari luas wilayah. Penggunaan tanah pada kemiringan ini cukup rawan, sehingga sebelum mengusahakan usaha tani perlu dilakukan pembuatan terasering untuk menghindari terjadinya erosi dan penanaman tanaman teras spesifik lokasi.
Kemiringan lereng diatas 40 dengan luas 54.748,82 Ha atau sekitar 27,45% dari luas wilayah daerah. Wilayah dengan kemiringan tersebut sangat potensial terkena erosi sehingga hanya layak untuk dimanfaatkan sebagai kawasan hutan lindung.
Berdasarkan data topografi tersebut, dapat diidentifikasi bahwa potensi lahan yang dapat digunakan untuk kegiatan usaha, baik budidaya tanaman pertanian maupun untuk lahan pemukiman hanya 25,38% dari luas wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan yakni pada kemiringan lereng 0 – 15 . Sedangkan Berdasarkan sudut elevasi atau ketinggian dari permukaan laut, wilayah daratan Kabupaten Banggai Kepulauan dapat diklasifikasi sebagai berikut:
Elevasi <500 Meter = 85.97 % Elevasi 500 – 700 Meter = 87.80 % Elevasi > 700 Meter = 86.23 %
Kondisi topografi berdasarkan jenis perbukitan di daerah Kepulauan Banggai bervariasi yakni :
Perbukitan Karst, morfologi di Pulau Peling didominasi oleh perbukitan karst yang tersusun oleh batu gamping. Topografi tersebut sangat jelas dikenal dilapangan maupun penampakannya pada citra LandSat TM-7.
Perbukitan karst dicirikan oleh bentuk bukit-bukit yang tidak beraturan dengan puncak tumpul membundar; Satuan Perbukitan bergelombang lemah- sedang, morfologi ini dijumpai dibagian timur Pulau Peling di sekitar Batang Babasal dan Salangano yang tersusun oleh batu lempung. Kemiringan lereng umumnya bervariasi antara 10 – 30 dengan beda tinggi berkisar 20 – 40 meter; Satuan Morfologi Dataran Pantai, morfologi ini tersusun oleh endapan aluvial pantai, yang terdiri dari material-material hasil erosi laut, maupun hasil erosi sungai yang terendapkan disekitar muara; material hasil endapan berukuran lempung hingga pasir dan bersifat lepas. Daerah dataran yang cukup luas dijumpai di labibi, Patukuki, Alakasing, Kayobunga dan Kolak (Peling Tengah) juga di daerah Luksagu, Palam, Mansamat, Salakan, Sabang, Tataba hingga Buko di bagian selatannya (Pulau Peling). Daerah pemukiman (desa) umumnya tersebar disekitar pesisir pantai dengan kemiringan lereng 0 – 10 .
2.1.2 Hidrologi
Keadaan hidrologi di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari sungai-sungai yang mengalir.Umumnya sungai-sungai tersebut mempunyai jarak aliran yang pendek dan bersifat perenial atau mengalir sepanjang tahun. Sungai-sungai tersebut antara lain Sungai Tatakalay, Sungai Nipa, Sungai Tobing, Sungai Mansamat, Sungai Paisumusoni, Sungai Lalengan dan Sungai Kambani.
Sungai di Kabupaten Banggai Kepulauan yang dapat dimanfaatkan dan dikelola sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS) yang potensial serta sumber energi listrik antara lain Sungai Tatakalai, Sungai Lalengan dan Sungai Kambani.
2.1.3 Geologi
Penyebaran satuan batuan di daerah Banggai Kepulauan terkait erat dengan proses geologi dan tektonik secara umum (regional). Dampak pergerakan lempeng menimbulkan terjadinya banyak sesar dan lipatan- - lipatan batuan. Berdasarkan citra satelit struktur sesar dan kelurusan- kelurusan yang terekam di bagian barat Pulau Peling, umumnya berarah utara ke selatan, sedangkan disebelah timur cenderung memperlihatkan suatu bentuk lengkung berarah barat laut tenggara. Selain struktur sesar, struktur lipatan terekam dengan baik di Pulau Peling barat yang memperlihatkan perlipatan batuan yang cukup kuat.
Secara geologi, daerah Banggai Kepulauan terletak pada zona tumbukan antara lempeng mikro kontinen Banggai Sula dari sebelah timur dengan jalur ofiolit Sulawesi Timur di bagian barat. Tumbukan antara kedua lempeng tersebut merupakan fenomena tektonik yang diakomodasikan dengan pergerakan sistem sesar Sorong yang bergerak ke arah barat dan bersifat mendatar. Pergerakan sesar Sorong yang bersifat aktif hingga sekarang ini telah beberapa kali menimbulkan gempa bumi. Kejadian gempa cukup besar terjadi pada tanggal 4 Mei 2000 dengan besaran magnitudo M = 7,6. Gempa ini menimbulkan kerusakan yang cukup parah pada bangunan maupun infrastruktur di daerah Kabupaten Banggai Kepulauan.
Satuan batuan di daerah Banggai Kepulauan tersusun oleh berbagai jenis dan tipe batuan dengan rentang umur yang cukup panjang, mulai dari batuan malihan berumur Karbon hingga endapan aluvial yang berumur Holosen. Urutan batuan yang tersingkap di daerah Banggai Kepulauan, dari satuan berumur tua hingga muda adalah sebagai berikut : (1). Satuan Batuan Malihan, adalah jenis batuan yang tercakup dalam satuan batuan sekis, gneis, amfibolit dan kuarsit. (2). Satuan Batuan Granit, kenampakan satuan batuan granit pada citra
LANDSAT memperlihatkan bentuk morfologi bergelombang dengan permukaan relatif halus membulat. Selain batuan granit, satuan ini juga tersusun oleh batuan granodiorit, diorit kuarsa dan pegmatit;
(3). Satuan Batuan Serpih, karakteristik satuan batuan serpih yang keras dengan sisipan batu lempung dan batu pasir menunjukkan kenampakan morfologi yang halus dengan permukaan perbukitan agak memanjang;
(4). Satuan Batu Gamping, kenampakan perbukitan batu gamping sangat mudah dapat dibedakan dengan morfologi batuan lainnya. Dalam citra LANDSAT, satuan batu gamping memperlihatkan bentuk perbukitan kecil yang menyatu. Kenampakan tersebut merupakan gambaran khas dari topografi karst dengan bantuk bukit-bukit kecil, membulat, agak terjal dan sangat kasar;
(5). Endapan Aluvial, terdiri dari satuan batuan yang tersusun oleh material berukuran lempung hingga kerikil dan umumnya bersifat lepas. Satuan ini terbentuk akibat pengendapan hasil erosi sungai ataupun erosi ombak pantai.
2.1.4 Klimatologi
Iklim di wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan mempunyai iklim tropis basah dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 25,7°C sampai 29,1°C. Suhu udara maksimum terjadi di bulan November, yaitu sebesar 32,1°C. Sedangkan suhu udara minimum terjadi di bulan Agustus, yaitu sebesar 23,3°C. Rata-rata Suhu Udara dan kelembaban relatif pada Stasiun Meteorologi Bubung Luwuk pada tahun 2012 berkisar antara 72% (Oktober) dan 82% (Mei).
Rata-rata tekanan udara selama tahun 2012 berkisar antara 1 009,5 mb (Desember) dan 1 013,1 mb (Agustus). Sedangkan rata-rata kecepatan angin tahun 2012 berkisar antara 4 – 8 knot.
Rata-rata jumlah curah hujan selama tahun 2012 berkisar antara 36,00 mm (September) dan 301,4 mm (Juli). Sedangkan jumlah hujan selama tahun 2012 berkisar antara 6 hari (Oktober dan November) dan 28hari (Juli).
2.2 EKONOMI
2.2.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomiKabupaten Banggai Kepulauan mengalami peningkatan dalam kurun waktu periode 2008-2012 dengan masih menunjukkan perkembangan yang signifikan, hal ini ditunjukan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari 8,53 persen yang dicapai tahun 2011 meningkat menjadi 8,60 persen pada tahun 2012. Dalam 5 tahun terakhir,pertumbuhan ekonomi Kabupaten Banggai Kepulauan mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 0,19% / tahun.
Tabel 2.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Banggai KepulauanLapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012 6,54 6,67 6,93 6,99 7,40 Pertanian
Penggalian 4,71 7,59 8,79 8,23 8,81
7,49 7,24 7,64 7,52 6,58 Industri Pengolahan 10,38 10,16 11,03 11,41 10,63 Listrik dan Air Bersih Bangunan 9,45 10,69 10,9011.09
14.46 perdagangan, Hotel &
10.71
10.65
10.72
10.79
10.63 Restoran Transportasi dan Komunikasi
8.48
8.63 8.99 `10.83
10.96 Keuangan, Persewaan &
6.75
7.61
9.18
9.11
9.39 Jasa Perusahaan Jasa-jasa
8.07
8.11
9.22
8.89
7.67 GRDP
7.84
7.98
8.38
8.53
8.60 Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kepulauan 2013
2.2.2 Perkembangan PDRB
Berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita Kabupaten Banggai Kepulauan mengindikasikan adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perkembangan PDRB Perkapita atas dasar harga berlaku tahun 2012 mencapai 11.089.744 rupiah, mengalami kenaikan dari tahun 2011 lalu yang mencapai 9.850.967 rupiah. Perkembangan PDRB Perkapita harga konstan 2000 jugameningkat dari tahun 2011 sebesar 4.542.549 rupiah meningkat 6,56persen menjadi 4.875.640 rupiah pada tahun 2012, peningkatan pertumbuhan PDRB Perkapita 7,33 persen diatas pertumbuhan penduduk 1,18 persen.
Tabel. 2.3
PDRB Perkapita Kabupaten Banggai Kepulauan atas
dasar Harga berlaku dan Konstan 2000
PDRB PDRB Perkembangan PDRB Perkapita Perkapita TahunPerkapita (%) Harga Berlaku Harga Harga Berlaku Harga Konstan ( Rp ) Konstan ( Rp )
2008 6.788.265 3.729.517 19,10 6,47 2009 7.674.810 3.977.290 13,06 6,64
2010 8.716.500 4.262.917 13,57 7,18 2011*) 9.850.967 4.542.549 13,02 6,56 2012**) 11.089.744 4.875.640 12,58 7,33
Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kepulauan 2013
Adanya perbedaan pertumbuhan yang dialami oleh masing-masing sektor ekonomi pembentuk PDRB menyebabkan berubahnya struktur perekonomian. Berdasarkan harga konstan, diketahui bahwa sektor ekonomi yang paling berperan tahun 2012 adalah sektor pertanian dengan kontribusi sebesar 47,08 persen, kemudian disusul sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 24,48 persen, selanjutnya sektor jasa-jasa sebesar 10,34 persen dan sektor angkutan dan komunikasi sebesar 6,79 persen, sektor industri pengolahan sebesar 4,44 persen, demikian pula sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan lainnya sebesar 4,27 persen. Sektor lainnya dibawah 4 persen adalah sektor bangunan sebesar 1,23 persen, sektor penggalian sebesar 0,56 persen, sektor listrik dan air bersih sebesar 0,45 persen.
Tabel 2.4 PDRB Kabupaten Banggai Kepulauan
Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)
Tahun 2008-2012
PDRB Harga Sektor Berlaku (Juta Rupiah) Ekonomi 2008 2009 2010 2011* 2012**1. Pertanian 569.361 646.115 734.749 832.706 932.603
2. Pertambangan / 6.523 7.436 8.589 10.073 11.654
Penggalian
3. Industri Pengolahan
2008 2009 2010 2011* 2012**
26.234 28.231 30.822 33.629 36.788
8. Keu. Persewaan & . Jasa Perusahaan
7. Pengangkutan dan . Komunikasi 40.233 43.703 47.634 52.791 58.579
142.684 157.877 174.795 193.651 214.229
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
5. Bangunan 6.787 7.513 8.332 9.256 10.594
2.554 2.814 3.124 3.481 3.851
4.Listrik dan Air Bersih
28.966 31.064 33.438 35.952 38.319
3. Industri Pengolahan
3.493 3.758 4.088 4.425 4.814
1. Pertanian 309.779 330.440 353.341 378.035 406.007 2. Pertambangan / . Penggalian
Atas Dasar Harga Konstan 2000 (Juta Rupiah)
Tahun 2008-2012
Sektor Ekonomi PDRB Harga Konstan (Juta Rupiah)51.856 57.877 66.229 76.238 85.063
Tabel 2.5 PDRB Kabupaten Banggai Kepulauan
Jumlah/Total 1.137.849 1.302.584 1.495.987 1.721.949 1.961.432
Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kepulauan9. Jasa-Jasa 120.555 140.113 161.683 185.451 208.133
50.251 56.761 65.296 75.254 85.153
8. Keu. Persewaan & . Jasa Perusahaan
7. Pengangkutan dan . Komunikasi 69.344 80.103 93.500 110.195 126.505
251.127 291.151 337.757 398.742 471.924
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
5. Bangunan 14.755 18.357 22.885 27.044 33.251
4.077 4.671 5.298 6.202 7.146
Bersih
4. Listrik dan Air
9. Jasa-Jasa 64.412 69.634 76.058 82.819 89.167
Jumlah/Total 625.142 675.034 731.632 794.038 862.350 Sumber : BPS Kab. Banggai Kepulauan
2.3 SARANA DAN PRASARANA
2.3.1 Jalan
Jalan raya merupakan sarana utama lalu lintas yang sangat diperlukan untuk transportasi dan kelancaran roda perekonomian dan investasi. Oleh sebab itu, maka kondisi dan penggunaannya harus diperhatikan dan terus ditingkatkan.
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banggai Kepulauan, bahwa panjang jalan keseluruhan di Kabupaten Banggai Kepulauan dari tahun 2009-2013 terus mengalami peningkatan. Jalan yang terdapat di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri atas Jalan Provinsi dan Jalan Kabupaten. Pada tahun 2009 panjang jalan menjadi 1.181,05 km, di tahun 2010 panjang jalan keseluruhan adalah 1.261,70 km, sedangkan tahun 2011 panjang jalan adalah 1.286,21 km.Sementara itu, tahun 2012 panjang jalan adalah 1.317,21.km. Untuk tahun 2013 panjang jalan keseluruhan di Kabupaten Banggai Kepulauan meningkat menjadi1. 912.24 km. Pada tahun 2012 panjang jalan kondisi baik 746,51km, kondisi sedang 261,07km, kondisi rusak 131,65 km dan kondisi jalan rusak berat 177,98 km.Sedangkan untuk tahun 2013 panjang jalan kondisi baik 460,30km, kondisi sedang 192,03km, kondisi rusak 132,89 km dan kondisi jalan rusak berat 63,03 km.
Tabel 2.6 Panjang Jalan (Km)Jenis Jalan Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 Jalan Provinsi
64
64
64
64
64 Jalan Kabupaten 1.117,05 1.197,70 1.222,21 1.253,21 1.848,24
Jumlah 1.181,05 1.261,70 1.286,21 1.317,21 1.912.24
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banggai Kepulauan
2.3.2 Pos, Telekomunikasi dan Informasi
Untuk melayani masyarakat dalam hal pendistribusian pengiriman surat menyurat dan pengiriman paket, pos serta wesel, di Kabupaten Banggai Kepulauandari tahun 2009-2013 tersedia 1 buah kantor pos yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan. Disamping melayani surat menyurat, benda pos, paket dan lainnya, kini kantor pos juga sudahdapat melayani pembelian token listrik, pembayaran telepon dan jasa-jasapembayaran lainnya.
Saat ini di Kabupaten Banggai Kepulauan terdapat 9 Tower Band Telphone Seluler (BTS) terdiri dari Telkomsel sebanyak 8 towerdan Indosat sebanyak 1 tower. Dan yang sedang dalam tahap persiapan pengoperasian sebanyak 3 tower milik Telkomsel.
2.3.3 Perhubungan dan Transportasi
Sebagian besar wilayah permukiman penduduk di Kabupaten Banggai Kepulauan, terletak di tepi laut Dari total desa dan Kelurahan yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan sebagian diantaranya atau 51,8% berbatasan langsung dengan pantai. Oleh karenanya transportasi laut / keberadaan kapal laut menjadi penting sebagai sarana transportasi masyarakat di kabupaten ini.
Prasarana transportasi laut terdapat tiga pelabuhan yaitu :dua pelabuhan penyebrangan dan satu pelabuhan umum yang merupakan pelabuhan nasional. Pelabuhan penyebrangan Boniton dan pelabuhan penyebrangan Saiyong dikelolah oleh PT. ASDP. Pelabuhan salakan di gunakan untuk bongkar muat hasil bumi dan melayani angkutan penumpang salakan-luwuk dan sebaliknya dari luwuk – salakan. Untuk mencapai Kabupaten Banggai Kepulauan dapat menggunakan berbagai jenis transportasi. Rute perjalanan dari Jakarta dengan pesawat terbang diawali dari Bandara Sukarno-Hatta, dan kemudian transit di Bandara Sultan Hasanudin di Makassar, kurang lebih 30 menit kemudian perjalanan dilanjutkan dengan penerbangan ke Bandara Sultan Aminudin Amir di Kota Luwuk, Kabupaten Banggai. Dan kemudian untuk menuju Kabupaten Banggai Kepulauan di gunakan transportasi Kapal Feri milik PT. ASDP atau menggunakan Kapal Kayu serta Kapal Cepat yang secara regular beroperasi tiap hari sambil menikmati pemandangan laut yang sangat indah dan mengagumkan.
Disamping transportasi laut, terdapat juga transportasi darat, untuk menghubungkan wilayah daratan dengan beroperasinya bus-bus penumpang yang menghubungkan antar wilayah kecamatan dan pedesaan. Kendaraan yang melayani trayek antar kecamatan dan desa di Kabupaten Banggai Kepulauan terdiri dari jenis truk, bus, pick up dan mobil jenis lain.
2.3.4. BUMD dan Perbankan
Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan sampai saat ini memiliki 1 (satu) buah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sedangkan untuk Perbankan yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan meliputi Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang terdapat di Salakan ( Kecamatan
Tinangkung ) dan di Bulagi ( Kecamatan Bulagi ). Terdapat pula1 (Satu) buah Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan2(Buah) Bank Perkreditan Rakyatyang semuanya terletak di salakan ( Kecamatan Tinangkung ).
2.3.5. Energi
Tidak dapat dipungkiri, aktifitas masyarakat di berbagai bidang kehidupan, salah satunya menuntut penyediaan kebutuhan listrik yang sangat besar. Lima tahun terakhir menunjukkan kebutuhan masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan akan listrik mengalami peningkatan yang cukuf signifikan.
Pembangkit tenaga listrik di Kabupaten Banggai Kepulauan, dihasilkan dengan menggunakan tenaga mesin diesel, seperti yang umum digunakan Kabupaten- kabupaten lain di Provinsi Sulawesi Tengah. Tenaga listrik yang diproduksi oleh PLN di Kabupaten Banggai Kepulauan pada tahun 2008 adalah sebesar 8.374.601 kwh, dari keseluruhan tenaga listrik yang diproduksi yang berhasil didistribusikan kepada pelanggan sebanyak 7.835.249 kwh. Tahun 2009 tenaga listrik yang diproduksi sebesar 9.269.157 kwh dan didistribusikan kepada pelanggan sebanyak 8.505.629 kwh.Untuk Tahun 2010 PLN mendistribusikan tenaga listrik kepada pelanggan sebanyak 10.156.898 kwh dari hasil produksi tenaga listrik sebesar 10.880.824 kwh.Di tahun 2011 tenaga listrik yang diproduksi sebesar 14.375.746 kwh dan didistribusikan kepada pelanggan sebanyak 13.307.034 kwh. Dan sampai akhir tahun 2012 tenaga listrik yang diproduksi oleh PLN Kabupaten Banggai Kepulauan adalah sebesar 116.969.418 kwh dengan jumlah pendistribusian kepada masyarakat sebesar 64.273.482 kwh.
Dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, cakupan pelayanan listrik di Kabupaten Banggai Kepulauan terus mengalami peningkatan. Pada akhir tahun 2008, jumlah pelanggan sebanyak 13.783yang terdiri dari pelanggan rumah tangga, instansi pemerintah, swasta, industri dan lain-lain, meningkat menjadi 14.105 pelanggan pada tahun 2009. Pada tahun 2010 jumlah pelanggan sebanyak 15.055. Tahun 2011 jumlah pelanggan bertambah menjadi 15.789.Dan sampai dengan akhir tahun 2012 jumlah pelanggan baik rumah tangga, instansi pemerintah, swasta, industri dan lain-lain sebanyak 16.985.
Di samping tenaga listrik yang diproduksi oleh PLN, Sebagian masyarakat pedesaan, menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bantuan dari pemerintah dan ada juga yang menggunakan mesin genset untuk digunakan sehari-hari, diantaranya untuk berjualan oleh pedagang, maupun masyarakat pedesaan yang belum terlayani oleh listrik dari PLN.
Tabel 2.7 Daya Terpasang Produksi dan Distribusi Listrik PT. PLN (Persero)
Pada Cabang/Ranting PLN di Kabupaten Banggai Kepulauan
Tahun 2008-2012
Daya Produksi Listrik Dipakai Susut/Hilang Tahun Terpasang Listrik Terjual Sendiri (Kwh) (KW) (Kwh) (Kwh) (Kwh)
2008 8.440,000 8.374.601 7.835.249 692.877 5.347.973
2009 8.787,500 9.269.157 8.505.629 820.398 5.819.418
2010 9.802,800 10.880.824 10.156.898 884.723 6.351.703
2011 6.022,000 14.375.746 13.307.034 2.878.597 1.068.712
2012 44.717,000 116.969.418 64.273.482 735.799 110.761
Sumber : BPS Kabupaten Banggai Kepulauan
BAB III SEKTOR PERIKANAN DAN KELAUTAN
3.1 Perikanan Tangkap
Sektor Perikanan merupakan sector potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Banggai Kepulauan. Hal ini di dukung oleh sumber daya alam dan letak geografis wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan.
KawasanperairanBanggaiKepulauanmemilikipotensiPerikananTangkap yang beranekaragamjenisnyadanbernilaiekonomis,misalnya :
- Pelagis besar dengan produksinya rata-rata 1.050,40 Ton/Thn.
- Pelagis kecil dengan produksinya rata-rata 53.386,20 Ton/Thn.
- Demersal denganproduksinya rata-rata 10.835,60 Ton/Thn
- Molusca yang meliputi gurita, cumi –cumi, siput dan kerang dengan
produksinya rata-rata 961,20 Ton/Thn
- Crustacea yang meliputi udang dan kepiting dengan produksinya rata-
rata 4,40 Ton/thn
Wilayah Komoditasmeliputi :KecamatanTinangkung, Kecamatan Liang,
KecamatanPeling Tengah, Tinangkung Utara, Bulagi Utara Bulagi Selatan.3.2 Perikanan Budidaya
Sampai pada saat ini Optimalisasi dan Produktifitas Budidaya di Banggai Kepulauan masih rendah, Jenis ikan yang banyak dibudidayakan masyarakat adalah :
- keramba/jaringapung. Wilayah potensial yang dikembangkan di Kecamatan Liang, KecamatanBulagi, Kecamatan Bulagi Selatan, Kecamatan Buko Selatan dan Kecamatan Tinangkung Selatan.
Pembesaran Ikan Hidup ( Napoleon ) budidaya unggulan dalam bentuk
- Ton/Thn pada tahun 2012 dengan hasil produksi sebesar 68,96 Ton/Thn. Mengalami kenaikan 30,63%
Pembesaran Ikan Hidup ( Kerapu ) tahun 2011 hasil produksi 52,76
- sebesar 275,19 Ton/thn, pada tahun2012 dengan hasil produksi sebesar 393,76 Ton/Thn, mengalami kenaikan 43,08 %
PembesaranIkanHidup ( Kuwe, baronang ) tahun 2011 hasil produksi
Areal budidaya perikanan sampai dengan tahun 2012 baru dimanfaatkan sekitar 73,71 % danbelum mencapai tingkat produksi maksimal. Hal tersebut karena minimnya permodalan yang dimiliki petani budidaya ikan. Sangat terbuka peluang investasi untuk budidaya perikanan laut.
3.3 Rumput Laut
Areal Budidaya Rumput Laut tersebar cukup luas di sepanjang wilayah pesisir Kabupaten Banggai Kepulauan, Produksi rumput laut kering Banggai Kepulauan pada tahun 2011 mencapai 39.948,80 Ton/thn. Sedangkan pada tahun 2012 mencapai
45.008,61 Ton/thn atau mengalami kenaikan sebesar 12,60 %. Budidaya rumput laut telah menjadi mata pencaharian utama masyarakat Kabupaten Banggai Kepulauan karena kondisi alam yang sesuai. Pasar Komoditi meliputi :Luwuk, Makassar, Kendari, Surabaya.Sangat terbuka investasi untuk membangun Pabrik Pengolahan Rumput Laut di Kabupaten Banggai Kepulauan. Wilayah budidaya meliputi : Kecamatan Liang, Kecamatan Peling Tengah, Kecamatan Bulagi, Kecamatan Bulagi Selatan, Kecamatan Bulagi Utara, Kecamatan Tinangkung, Selatan dan Kecamatan Totikum Selatan.