RANCANG BANGUN ALAT VOICE OPERATED EXCHANGE

JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 51 - 60, ISSN 1412-0372

RANCANG BANGUN ALAT VOICE OPERATED
EXCHANGE
Albert Mandagi
Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti
Jl. Kiai Tapa No 1, Grogol, Jakarta Barat 11410
E-mail: [email protected] (corresponding author)
ABSTRACT
A Voice Operated Exchange (VOX) is a switch used in telecommunications that operates
when a sound is detected and exceeds a certain threshold. It is often used to turn a
transmitter or recorder on when a user speaks and off when a user stops speaking. A VOX is
commonly used as part of video conference or telepresence equipment. It is also used in
cellular phones to preserve battery life. Cellular phones, two-way radios, phone recorders
and tape recorders often have VOX as an option. On intercom systems, a VOX on the main
console is often used in a room with a speaker, which serves as both a speaker and a
microphone to monitor sounds such as conversation. The device circuit consists of
microphone and speaker, amplifier, voltage doubler, comparator, monostable multivibrator
and relay. A VOX circuit takes only a voice or other sound to trigger it. It remains on as long
as the sound remains above a certain volume or decibel level. The circuit automatically
turns off when the volume drops below the minimum decibel level after a short delay.


Keywords: microphone and speaker, voice, monostable multivibrator, relays
ABSTRAK
Voice Operated Exchange (VOX) merupakan sebuah saklar yang digunakan dalam
telekomunikasi yang bekerja pada saat terdeteksi suara yang melebihi ambang tertentu.
Hal ini sering digunakan untuk menghidupkan pemancar atau perekam pada saat pengguna
berbicara dan mematikan ketika pengguna berhenti berbicara. Sebuah VOX umumnya
digunakan sebagai bagian dari peralatan video conference atau telepresence. VOX juga
digunakan pada telepon selular untuk menghemat masa pakai baterai. Telepon selular,
radio Citizen Band (CB), perekam telepon dan tape recorder sering memiliki VOX sebagai
pelengkap. Pada suatu sistem interkom, sebuah VOX pada console utama sering digunakan
dalam sebuah ruangan dengan sebuah speaker, yang berfungsi baik sebagai speaker
maupun mikrofon untuk memonitor suara dalam percakapan. Rangkaian VOX terdiri dari
mikrofon dan speaker, penguat, pengganda tegangan, komparator, multivibrator monostabil
dan relay. Rangkaian VOX hanya membutuhkan berbagai suara sebagai pemicu. Selama
masih ada suara di atas volume atau tingkat desibel tertentu, maka rangkaian akan bekerja.
Rangkaian otomatis mati ketika volume suara turun di bawah tingkat desibel minimum
setelah penundaan singkat .
Kata kunci: mikrofon dan speaker, suara, multivibrator monostabil, relay


JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 51 - 60, ISSN 1412-0372

1. PENDAHULUAN

Sebuah Voice Operated Exchange (VOX) umumnya digunakan sebagai
bagian dari peralatan video conference atau telepresence. VOX juga digunakan pada
telepon selular untuk menghemat masa pakai baterai. Telepon selular, radio Citizen
Band (CB), perekam telepon dan tape recorder sering memiliki VOX sebagai option.
Pada suatu sistem interkom, sebuah VOX pada console utama sering digunakan
dalam sebuah ruangan dengan sebuah speaker, yang berfungsi baik sebagai speaker
maupun mikrofon untuk memonitor suara dalam percakapan.
Pada umumnya pesawat pemancar-penerima (transceiver) pada perangkat
peralatan komunikasi radio antar penduduk, atau populernya disebut Citizen Band
(CB) yang biasa, tidak dilengkapi dengan fasilitas Voice Operated Exchange (VOX).
Pesawat transceiver yang mempunyai fasilitas VOX biasanya adalah pesawat besar,
dimana ada fasilitas SSB, sehingga harganya pun relatif mahal bila dibandingkan
dengan pesawat transceiver biasa. Seorang “breaker” dalam melakukan komunikasi,
kebanyakan masih menggunakan metode lama, yakni menekan saklar tipe Push To
Talk (PTT) untuk memindahkan mode dari menerima ke mode memancar.
Dengan dipasangnya Alat Voice Operated Exchange (VOX) ini, seorang

“breaker” apabila hendak masuk ke jalur frekuensi, tidak perlu lagi menekan saklar
PTT, melainkan langsung mengucapkan kata-kata yang biasa dipakai (break in).
Secara otomatis rangkaian VOX ini meng-ON-kan relay transmit pada transceiver.
Alat ini sangat berguna untuk pengguna yang mengendarai mobil, karena pada
umumnya si pengendara selain memegang kemudi dan perseneling, juga harus
memegang mikrofon. Dengan alat ini maka operator tidak perlu lagi menekan saklar
PTT. Kegunaan lain dari alat ini adalah apabila diadakan “round-table” dan diskusi
udara, maka diskusi tersebut akan terasa lebih hidup. [1], [4], [6].
2. REALISASI RANGKAIAN
Voice Operated Exchange (VOX) terdiri dari delapan rangkaian utama, yaitu:


Rangkaian Penguat I.



Rangkaian Pengganda Tegangan I.

52


Albert Mandagi. “Rancang Bangun Alat Voice Operated Exchange ”



Rangkaian Penguat II.



Rangkaian Pengganda Tegangan II.



Rangkaian Penjumlah.



Rangkaian Komparator.




Rangkaian Multivibrator Monostabil.



Rangkaian Relay.

Diagram blok dari Alat Voice Operated Exchange (VOX) secara keseluruhan dapat
dilihat pada Gambar 1 berikut:
X1
MIC

Rangkaian
Penguat I

Rangkaian
Pengganda
Tegangan I
Penjumlah

LS1

Speaker
Rangkaian
Penguat II

Rangkaian
Pengganda
Tegangan II
Komparator

Transceiver

Saklar
PTT

Relay

Rangkaian
Multivibrator
Monostabil


Gambar 1. Diagram Blok Alat Voice Operated Exchange (VOX)
Fungsi-fungsi dari rangkaian-rangkaian dalam diagram blok pada Gambar 1 adalah
sebagai berikut:
1. Rangkaian Penguat I berfungsi menguatkan sinyal suara pembicara yang masuk
ke mikrofon. Amplitudo pada Rangkaian Penguat I ini dapat diatur sehingga
didapatkan hasil keluarannya.
2. Rangkaian Pengganda Tegangan I berfungsi menyearahkan dan menggandakan
sinyal dari Rangkaian Penguat I menjadi tegangan searah positif jika ada suara
yang masuk.

53

JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 51 - 60, ISSN 1412-0372

3. Rangkaian Penguat II berfungsi menguatkan sinyal audio yang masuk ke
speaker pada pesawat transceiver, dimana sinyal ini akan digunakan sebagai
sinyal anti VOX pada alat ini. Anti VOX berfungsi untuk mencegah
aktifnya VOX yang disebabkan oleh suara yang keluar dari transceiver itu
sendiri. Masukan dari rangkaian anti- VOX berupa sinyal yang berasal dari
keluaran transceiver 2 yaitu suara lawan bicara pengguna radio CB.

4. Rangkaian Pengganda Tegangan II berfungsi menyearahkan dan menggandakan
sinyal dari Rangkaian Penguat II menjadi tegangan searah negatif jika ada sinyal
audio yang diterima.
5. Rangkaian Penjumlah berfungsi menjumlahkan tegangan searah positif dari
Rangkaian Pengganda Tegangan I dan tegangan searah negatif dari Rangkaian.
6. Rangkaian Komparator berfungsi membandingkan tegangan searah hasil
penjumlahan dari Rangkaian Penjumlah dengan tegangan referensi untuk
mendapatkan tegangan pengendali bagi rangkaian multivibrator monostabil.
7. Rangkaian Multivibrator Monostabil berfungsi mengeluarkan suatu sinyal untuk
menggerakkan relay yang lamanya dapat diatur dari 0,1 detik sampai 2,86 detik
agar tetap memancar sejak sinyal suara sudah hilang.
8. Relay berfungsi menggantikan saklar Push To Talk (PTT) pada pesawat
transceiver.
Realisasi gambar rangkaian lengkap dari Alat Voice Operated Exchange (VOX)
dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini:
Analisa cara kerja rangkaian Alat Voice Operated Exchange (VOX) pada
Gambar 2 sebagai berikut:
Saat pengguna radio CB (breaker) ingin berbicara atau ingin berada
dalam kondisi memancar, maka pengguna radio CB ini harus menekan saklar
PTT pada radio CB yang digunakan. Dengan alat ini pengguna radio CB

tersebut tidak perlu menekan saklar PTT tersebut, pengguna radio CB ini
cukup berkata “break-in” atau apa saja untuk mengaktifkan saklar PTT yang
dihubungkan pada alat ini.

54

NO

NC

IC1d
+

4

RELAY
12VDC

PTT


Vcc +12VDC

Albert Mandagi. “Rancang Bangun Alat Voice Operated Exchange ”

D5

2

C12

R16
C11

D1

D2

C10

C4

6 5
1 +IC1b

D3

9

R6
R18

-

C3

11
IC 10
12 + 1a

8

R4

R2

R1
C2

D4

C9
IC1c
13 +

R5

R19

RV1

R17
C8

R3

RV2

C1

L2

L1
X1
MIC

Gambar 2. Rangkaian Lengkap Alat (VOX)

C5

IC2
555

R9

5 C

R7

4

R10 R8

3

R20

R12

Q
7
DIS

R13

R
2 TR

R14 R11

6
THR

RV3

V

3

R15

C7

LS1
Speaker

55

JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 51 - 60, ISSN 1412-0372

Suara yang diucapkan akan diterima oleh mikrofon pada Rangkaian Penguat
I, yang terdiri dari IC1a, R1-2 dan IC1b, R4-5. Sinyal suara ini akan diperkuat dan
disearahkan serta dilipat duakan oleh Rangkaian Pengganda Tegangan I, yang terdiri
dari D1-2 dan C4-5. Tegangan yang keluar dari Rangkaian Pengganda Tegangan I
ini adalah tegangan searah positif yang akan diumpankan ke Rangkaian Penjumlah,
yang terdiri dari rangkaian paralel R8-9. Rangkaian Penjumlah ini menjumlahkan
tegangan dari Rangkaian Pengganda Tegangan I, D1-2 dan C4-5 dengan tegangan
dari Rangkaian Pengganda Tegangan II, D3-4 dan

C9-10

yang mengeluarkan

tegangan searah negatif. Rangkaian Pengganda Tegangan II ini mendapat sinyal dari
Rangkaian Penguat II, yang terdiri dari IC1c, R17-18.
Penjumlahan tegangan akan diumpankan ke Rangkaian Komparator, yang
terdiri dari IC1d, R10-15. Rangkaian Komparator ini akan membandingkan tegangan
yang masuk tersebut dengan tegangan referensi 0,2V. Tegangan keluaran Rangkaian
Komparator ini akan diumpankan ke Rangkaian Multivibrator Monostabil yang
dibentuk dari IC2 555. Rangkaian multivibrator monostabil ini akan mengeluarkan
pulsa high dengan lebar pulsa yang dapat diatur dari 0,1 detik sampai 2,86 detik.
Pulsa high ini akan digunakan untuk menggerakkan saklar relay pada Rangkaian
Relay. Saklar relay tersebut dihubungkan pada tombol PTT pada pesawat CB,
dengan demikian maka saklar PTT tersebut akan aktif. [2], [3], [5], [7].

3. HASIL PENGUJIAN RANGKAIAN
Setelah rangkaian Alat VOX ini direalisasikan, maka dilakukan pengujian terhadap
beberapa bagian rangkaian dari alat tersebut dengan tujuan mengetahui kinerja alat.

Titik-titik pengujian dari Alat Voice Operated Exchange (VOX) meliputi:
Titik uji 1: Pengujian Rangkaian Penguat I.
Titik uji 2: Pengujian Rangkaian Pengganda Tegangan I.
Titik uji 3: Pengujian Rangkaian Komparator.
Titik uji 4: Pengujian Tanggapan Frekuensi Rangkaian Penguat I.
Titik uji 5: Pengujian Tanggapan Frekuensi Rangkaian Penguat II.

56

Albert Mandagi. “Rancang Bangun Alat Voice Operated Exchange ”

Hasil Pengujian Rangkaian dari Alat VOX dapat dilihat pada Tabel 1 sampai dengan
Tabel 6 berikut ini:
Tabel 1. Hasil Pengujian Rangkaian Penguat
Titik Uji

Rangkaian Penguat I

Tegangan Input [mV]

Tegangan Output [V]

1

I1
I2

50
50

2
1

Tabel 2. Analisa Hasil Pengujian
Hasil Pengujian

Hasil Perhitungan

Persentasi Perbedaan (%)

I1

40 kali

47 kali

14,9

I2

20 kali

21 kali

4,7

Dari Tabel 2 diatas terlihat, terdapat perbedaan antara perhitungan dan pengujian.
Tabel 3. Hasil Pengujian Rangkaian Pengganda Tegangan I
Titik Uji

Tegangan Input [mV]

Tegangan Output [V]

2

50

10

Analisa Hasil Pengujian:
Hasil Pengganda Tegangan didapat tegangan positip sebesar 10 V , jika
tegangan masukan diatur sebesar 50 mV.
Tabel 4. Hasil Pengujian Rangkaian Komparator
Titik Uji

Tegangan Input [mV]

Tegangan Output [V]

3

0
50

11,3 (high)
0,4 (low)

Analisa Hasil Pengujian:
Berdasarkan hasil pengujian rangkaian komparator maka dapat disimpulkan
rangkaian komparator bekerja sesuai dengan rancangan, yaitu pada saat tidak
terdeteksi tegangan keluaran komparator high, sedangkan pada saat terdeteksi
tegangan keluaran komparator low.
57

JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 51 - 60, ISSN 1412-0372

Tabel 5. Hasil Pengujian Tanggapan Frekuensi Rangkaian Penguat I.
Frekuensi [Hz]

Tegangan Input [mV]

Tegangan Output [V]

20
40
60
80
100
200
400
600
800
1000
1500
2000
4000
6000
8000
10000
20000

50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50

0,00
0,00
0,00
0,05
0,10
1,10
3,40
3,70
3,80
3,80
3,80
3,60
2,40
1,50
0,90
0,60
0,00

Gambar 3. KurvaTanggapan Frekuensi Rangkaian Penguat I

Analisa Hasil Pengujian:
Berdasarkan hasil pengujian Rangkaian Penguat I diperoleh

hasil dari

tanggapan frekuensi yaitu lebar pita sebesar 3180 Hz, dengan frekuensi cutoff 320
Hz dan 3500 Hz, dimana frekuensi tersebut masih dalam batas-batas frekuensi
pembicaraan suara manusia.
58

Albert Mandagi. “Rancang Bangun Alat Voice Operated Exchange ”

Tabel 6. Hasil Pengujian Tanggapan Frekuensi Rangkaian Penguat II.
Frekuensi [Hz]

Tegangan Input [mV]

Tegangan Output [V]

20
40
60
80
100
200
400
600
800
1000
1500
2000
4000
6000
8000
10000
20000

50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50
50

0,00
0,00
0,00
0,00
0,05
0,90
3,20
3,50
3,60
3,60
3,60
3,40
2,20
1,30
0,80
0,50
0,00

Gambar 4. KurvaTanggapan Frekuensi Rangkaian Penguat II

Analisa Hasil Pengujian:
Berdasarkan hasil pengujian Rangkaian Penguat II diperoleh hasil dari tanggapan
frekuensi yaitu lebar pita sebesar 3220 Hz, dengan frekuensi cutoff 280 Hz dan
3500 Hz, dimana frekuensi tersebut masih dalam batas-batas frekuensi pembicaraan
suara manusia.
59

JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 51 - 60, ISSN 1412-0372

4. KESIMPULAN
1. Alat Voice Operated Exchange (VOX) bekerja sesuai dengan rancangan.
Penerapan anti VOX pada alat ini memberikan kemampuan yang cukup baik. Anti
VOX ini berguna untuk menghambat sinyal yang masuk dari speaker pada saat
menerima suara, sehingga relay tidak dapat menggerakkan saklar.
2. Penguatan sinyal dari Rangkaian Penguat I yaitu sebesar 2 V untuk pengujian
dengan penguatan I1 dan 1 V untuk pengujian dengan penguatan I2. Didapatkan
perbedaan persentase dengan analisa teoritis sebesar 14,9% untuk penguatan I1
dan 4,7% untuk penguatan I2.
3. Rangkaian Pengganda Tegangan dan Rangkaian Komparator bekerja sesuai
dengan fungsinya.
4. Hasil uji tanggapan frekuensi, mempunyai lebar bidang 320 Hz – 3500 Hz untuk
Rangkaian Penguat I dan 280 Hz – 3500 Hz untuk Rangkaian Penguat II, masih
dalam batas pembicaraan suara manusia.

DAFTAR PUSTAKA
[1]. V Chan. Fundamental of Communication Data Analog & Digital. New Jersey:
Prentice-Hall International, Inc., 1998.
[2]. Boylestad, R., & Louis Nalhelsky. Electronic Devices and Circuit Theory, 11th
edition. New Jersey, Pearson Education, Inc. 2012.
[3]. D.J. Dailey. Operational Amplifier and Linier Integrated Circuit, Theory and
Applications. Pennsylvania, McGraw-Hill Book Co., 1989.
[4]. T.S. Kang . “VOX for Ham Rigs”.

Electronics Projects Vol 15. EFY

Enterprises Pvt Ltd New Delhi, Pp 50-52, 1994.
[5]. P. Malvino & David J. B. Electronic Principles, 7th Edition. New York:
McGraw-Hill Inc., 2011
[6]. Newton, H. Newton's Telecom Dictionary, CMP books. p. 901. 2004.
[7]. G. Ramakant. Op-Amp and Linier Integrated Cicuit , 4th Edition. New Jersey :
Prentice-Hall International Inc., 2009

60

Dokumen yang terkait

PERANCANGAN DAN ANALISIS ALAT UJI GETARAN PAKSA MENGGUNAKAN FFT (FAST FOURIER TRANSFORM)

23 212 19

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL UNSUR BANGUN DATAR KELAS II SDN LANGKAP 01 BANGSALSARI

1 60 18

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS IV (EMPAT) SDN 3 TEGALSARI KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

23 110 52

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENENDANG BOLA MENGGUNAKAN KURA-KURA KAKI ATAU KAKI BAGIAN PUNGGUNG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU MODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SDN 1 PADANGRATU KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 30 41

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

4 56 61

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LUAS BANGUN DATAR MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY DI KELAS VB SD NEGERI 5 SUMBEREJO KECAMATAN KEMILING BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

7 63 30

RANCANG BANGUN PENGGERAK OTOMATIS PANEL SURYA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTODIODA BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16.

20 120 60

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI ALAT UKUR COS φ METER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328

2 23 54

RANCANG BANGUN PROTEKSI MESIN MOBIL TERHADAP PANAS (OVER HEATING) DAN PERINGATAN TERHADAP PERUBAHAN TEGANGAN UNTUK MENCEGAH KERUSAKAN AKI

16 79 73