Pengaruh BahanTambah Serbuk Kaca Pada Mortar Widarto Sutrisno Program Studi Teknik Sipil, Universitas SarjanawiyataTamansiswa widarto.sutrisnoustjogja.ac.id Abstrak - Pengaruh BahanTambah Serbuk Kaca Pada Mortar

Pengaruh BahanTambah Serbuk Kaca Pada Mortar
Widarto Sutrisno

Program Studi Teknik Sipil, Universitas SarjanawiyataTamansiswa
widarto.sutrisno@ustjogja.ac.id

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mencari alternative bahan tambah pada mortar yang akan
diaplikasikan pada dinding bangunan sebagai elemen isolator non struktur yang lebih tahan air.
Selama ini hujan sering menyebabkan dinding rumah menjadi lembab dan membuat warna cat
memudar. Air hujan dengan mudah masuk ke permukaan dinding bangunan karena plesteran tidak
tahan air dan tidak bekerja dengan baik setelah terjadi penguapan disertai efek sinar matahari yang
terus menerus. Dalam penelitian ini, pemakaian serbuk kaca dijadikan pilihan sebagai tambahan
adukan mortar. Mortar kaca kemudian dibakar sampai 700°C dimana bubuk kaca mulai
bermetamorfosis dan terjadi proses sintering (ikatan partikel pada suhu tinggi atau proses untuk
membentuk massa padat dengan pemanasan) yang diharapkan dapat menutup pori-pori mortar.
Pada aplikasinya jika air hujan turun mengenai permukaan dinding secara langsung, diharapkan air
tidak akan menyusup ke sisi dinding yang lain, sehingga dinding tidak akan menjadi berjamur dan
lembab. Hasilnya dibandingkan dengan cat dasar Sika Top 144 sebagai produk yang telah beredar
di pasaran. Hasilnya membuktikan bahwa dengan penambahan serbuk kaca ke dalam mortar
kemudian dibakar sampai 700°C menunjukkan kinerja mortar yang lebih baik untuk menghindari

infiltrasi air ke dalam mortar. Dengan penambahan serbuk kaca akan memberikan nilai ekonomis
sekaligus lebih menguntungkan dibanding menggunakan Sika Top 144.
Kata Kunci: mortar, kaca, sintering, plesteran
Pendahuluan
Akumulasi air yang tak terkendalikan pada suatu dinding bangunan dapat mengurangi integritas
komponen strukturalnya baik secara mekanik, kimia atau biologi. Kerusakan seperti lapuknya kayu,
berkaratnya besi atau lepasnya plesteran tembok merupakan suatu hal yang mungkin terjadi.
Kandungan air yang berlebihan pada dinding juga dapat mempengaruhi kesehatan dari penghuni
secara langsung bahkan berpotensi untuk tempat berkembang biaknya organisme yang berbahaya.
Kondisi bangunan yang lembab tentunya juga mengurangi indahnya penampilan.Air dapat dengan
mudah meresap masuk kedalam permukaan dinding suatu bangunan. Hal ini dapat terjadi karena
plesteran dan acian yang umum dipakai tidak kedap air atau kekedapannya berkurang karena
munculnya keretakan akibat penguapan dan atau beban tarik dan semakin ausnya permukaan
dinding bangunan akibat terkena sinar matahari secara terus menerus.
Dari segi pandangan pemakai, bangunan menjadi "kurang nyaman" dalam kaitan dengan integritas
struktural yang diragukan atau dalam kaitan dengan lingkungan dalam rumah yang tidak sehat.
Menurut Undang-Undang no.18 tahun 1999 dan PP 29 tahun 2000, Definisi Kegagalan Bangunan
secara umum adalah merupakan keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik secara keseluruhan
maupun sebagian dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja dan/atau keselamatan
umum, sebagai akibat kesalahan penyedia jasa dan atau pengguna jasa setelah penyerahan akhir

pekerjaan konstruksi (Rosliansjah, 2002).Salah satu jalan keluar yang ideal terhadap permasalahan
permasalahan diatas adalah manajemen air yang efektif sedemikian sehingga tidak terdapat
komponen pada sistem bangunan yang terlalu basah dengan memperkecil masuknya air ke dalam
sistem dan memaksimalkan jalan keluar air dari sistem (Kumaran, M.K. et al., 2003).
17

Pada penelitian yang kami lakukan kali ini, kami mencoba menggunakan serbuk kaca sebagai
tambahan pada mortar. Selanjutnya mortar dibakar untuk melelehkan kacanya sehingga diharapkan
dapat menutup pori pori yang terdapat pada mortar. Kami juga akan membandingkan hasilnya
dengan produk yang telah beredar dipasaran yaitu Sika Top 144 cement based polymer modified
protective paint sebagai perbandingan.Penelitian ini diharapkan mendapatkan hasil yang dapat
mendukung penelitian-penelitian sebelumnya pada bidang yang sama sehingga dapat menguatkan
dasar yang telah ada selama ini. Penelitian kali ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi
baru dalam dunia konstruksi terutama dalam bidang finishing dinding bata supaya tahan terhadap
air. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui apakah penambahan bubuk kaca kedalam
campuran mortar dapat menambah kekedapan air sehingga limbah kaca yang selama ini dibuang
begitu saja dapat dimanfaatkan.
Tinjauan Pustaka
Mortar
Mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekat dan air. Bahan perekat dapat berupa

tanah liat, kapur dan semen. Apabila yang dipakai sebagai perekat adalah tanah liat, maka disebut
mortar lumpur. Sedangkan untuk yang perekat yang menggunakan kapur disebut mortar kapur, dan
bila dari semen portland disebut mortar semen (Tjokrodimuljo, 1996)
Dinding dengan mortar semen Portland secara umum lebih baik daripada dinding dengan mortar
kapur padam. Gradasi pasir pada mortar berpengaruh terhadap kekedapan air, semakin banyak
butiran halusnya semakin banyak air yang dibutuhkan untuk membasahi permukaannya. Akibatnya
mortar akan mengalami susut lebih besar dan kekuatannya menjadi lebih rendah. Dalam suhu
ruangan direkomendasikan campuran mortar (PC:kapur:pasir) 1:1:4 untuk serapan air kurang dari
5%, 1:1:6 untuk serapan air 5-10% dan 1:2:9 untuk serapan air lebih dari 10% (Meredith, 2003).
Mortar adalah material penyusun konstruksi dinding batu bata yang merupakan bagian kecil saja,
kira-kira tujuh prosen, tetapi pengaruhnya cukup besar terhadap kinerja dinding. Kehadiran dan
karakteristik mortar sangat berpengaruh dan rumit seperti sistem dinding itu sendiri(Taly, 2000).
rongga udara
partikel pasir
pasta semen
Gambar 1. Skema meso-struktur mortar (Brocken, 1998)
Semen (Portland Cement)
Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang
terdiri dari silikat-silikat kalsium yang bersifat hidrolis, dengan gips sebagai bahan tambahan
(PUBI-1982), untuk merekatkan dan mengisi rongga antar butir-butir agregat agar terjadi suatu

massa yang kompak dan padat (Tjokrodimulyo, 1996).
Suatu semen jika diaduk dengan air akan terbentuk pasta semen, sedangkan jika diduk dengan air
dan ditambahkan pasir menjadi mortar semen, jika ditambah lagi dengan batu pecah atau kerikil
menjadi beton. Pasta semen dan mortar semen bila telah mengeras memiliki struktur yang berpori,
dengan ukuran pori bervariasi dari yang sangat kecil (4 x 10-7 mm) sampai yang lebih besar dan
bila saling berhubungan akan membentuk kapiler yang mampu menyerap air.Butiran semen
portland sangat kecil dengan luas permukaan spesifik/blaine antara 280-360 m3/kg dicampur air
18

terjadi reaksi hidrasi maka terbentuk gel semen yang akan menutupi dan mengisi celah permukaan
agregat dalam beton, makin lama reaksi berjalan pada suhu yang sesuai makin banyak gel semen
terbentuk yang berpori- pori sangat kecil dan selalu terisi air yang menjaga kestabilan struktur gel
dalam pasta semen (Parka, 2004).
Air
Air diperlukan untuk membuat semen menjadi pasta sehingga adukan beton atau mortar menjadi
mudah dikerjakan dan digunakan untuk proses hidrasi semen sehingga terjadi lekatan antara semen
dan agregat. Air merupakan bahan yang sangat penting tetapi harganya paling murah. Agar beton
atau mortar yang dihasilkan bisa digunakan seperti yang diharapkan, maka air yang digunakan
harus memenuhi persyaratan bebas dari lumpur, klorida, senyawa sulfat dan garamgaraman(Tjokrodimulyo, 1996).
Agregat Halus

Agregat halus berupa pasir, dapat digunakan sebagai campuran adukan untuk pasangan bata. Yang
dimaksudkan pasir disini adalah bahan batuan berukuran kecil dengan diameter butirannya antara
0,15 mm sampai 5 mm. Pasir harus mempunyai butiran-butiran yang keras, warna hitam, bentuk
bulat (seragam) atau tidak boleh terlalu banyak yang pipih, awet dan tidak boleh mengandung
lumpur atau tanah liat (Clay lump) lebih dari 3 %. Pasir tidak boleh mengandung kotoran organik
dan harus lolos saringan nomor 7 atau dapat diganti dengan saringan ukuran 3 mm dan harus
memenuhi syarat-syarat sebagai agregat halus. Pasir tidak boleh mengandung kotoran organik lebih
dari 0,5 % dan faktor penyerapan air harus kurang dari 5 % (Tjokrodimuljo, 1996).
Pasir adalah bagian terbesar dalam mortar dan merupakan material yang mewarnai dan memberi
teksture pada mortar (Mack, 2005). Pasir dapat berupa pasir alam (sebagai hasil pelapukan batuan
oleh alam) atau berupa pasir pecah (hasil dan pemecahan batu dengan mesin pemecah atau stone
crusher). Jika dilihat dibawah kaca pembesar, partikel pasir mempunyai tepian yang membulat
(pasir sungai, pasir pantai) dan tepian yang menyudut (pasir pecah buatan).Pasir dari gunung
Merapi sesuai penelitian Sumaryono (2004) memiliki berat jenis 2,65-2,68, kandungan organik
3,5%-5,0%, kandungan lumpur 0,8%-1,4%, kuat tekan mortar 2,023-3,006 kPa,
Bahan Tambah
Bahan tambah ialah bahan selain unsur pokok beton (air, semen, dan agregat) yang ditambahkan
pada adukan beton, sebelum, segera atau selama pengadukan. Tujuannya adalah untuk mengubah
satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih dalam keadaan segar atau setelah mengeras,
misalnya mempercepat pengerasan, menambah daktilitas, mengurangi retak-retak pengerasan dan

sebagainya. Bahan tambah diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit dan dengan pengawasan
ketat agar tidak berlebihan yang justru akan memperburuk sifat beton (Tjokrodimulyo, 1996).
Kaca
Kaca adalah suatu material yang unik yang bisa didaur ulang berkali - kali tanpa merubah sifat
kimia nya. Komposisi kimia dari berbagai unsur menentukan jenis kaca, dan komposisi kimia dari
berbagai kaca warna ditunjukkan dalam Tabel 1.

19

Tabel 1. Komposisi Kimia dari berbagai jenis kaca warna (Shayan, 2002)

Suatu perhatian utama mengenai penggunaan dari kaca di dalam mortar adalah reaksi kimia yang
berlangsung antara partikel silika dari butir kaca dan partikel alkali dari butir semen pada pori-pori
dari mortar atau sering disebut alkali-silica reaction ( ASR). Reaksi ini menciptakan suatu 'gel' agaragar, yang dapat membengkak dan menyebabkan kerusakan (Shayan, 2002).

Gambar 2. Foto mikro permukaan mortar dengan 30% bubuk kaca
(Shayan, 2002)
Sebagian butiran partikel kaca digunakan sebagai pengganti dari agregat alami yaitu pasir,
sedangkan bubuk kaca akan dipelajari sebagai material pozzolan yaitu bahan yang mengandung
silika atau senyawanya dan alumina, yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen, akan

tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air, senyawa tersebut akan bereaksi secara
kimia dengan kalsium hidroksida pada suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat
seperti semen (SNI 15-2049- 2004).
Tabel 2. Unsur kimia dari pecahan kaca, bubuk kaca dan silica (Shayan, 2002)

Sika Top -144
Sikatop 144 adalah produk pabrikan dari PT. SIKA NUSA PRATAMA yang telah beredar
dipasaran yang biasa digunakan untuk membuat lapisan kedap air pada dinding bangunan dari beton
atau bata. Sika Top 144 terdiri dari Komponen A (cair) dan Komponen B (bubuk) mempunyai
berat campuran 1.7 kg/liter dengan kuat ikatan pada permukaan dinding mencapai 3 Mpa.
Digunakan pada suhu minimum +5°C sampai maksimum +30°C untuk 8-10m2 / 4kg per lapisan
20

(minimal 2 lapisan, 4kg = 2.35 liter) atau 700 gr/m2. Permeabilitas air setelah 2 jam (ISAT)
mencapai 0,006 ml/m2/detik (B.S. 1881 Part 5, Product Data Sheet, 2001)
LandasanTeori
Serapan air
Pada proses pengeringan terjadi pengurangan sejumlah air pada mortar yaitu pengurangan volume
absolut dari air dan semen setelah reaksi kimia. Pengeringan terjadisedemikian rupa sehingga pasta
semen yang sudah kering akan menempati volume yang lebih kecil dibanding dengan pasta semen

yang masih basah, berapapun perbandingan air semen yang digunakan.
Penghitungan serapan air bahan uji sebagai berikut :
WB  WK
K
 100%
WK
dimana :
WB = Berat basah (gram)
WK = Berat kering (gram)
K
= Serapan air (%)
Tabel 3. Tingkat Serapan Air
(Operating Instruction Poroscope P-600, James Instruments INC.)

Kuat tekan mortar
Pengujian kuat tekan menunjukkan mutu dan kelas kuat tekannya. Secara tidak langsung dapat
diketahui banyak tidaknya pori dalam bahan uji tersebut. Semakin banyak pori maka kuat tekan dari
bahan uji tersebut juga rendah dan daya serapnya juga semakin tinggi. Kuat tekan sebuah benda
percobaan didapat sebagai hasil bagi beban tekan tertinggi dan luas bidang tekan terkecil.
Penghitungan kuat tekan bahan uji sebagai berikut :

W
C
A
dimana :
C
= Kuat tekan bahan uji ( kg/cm2)
W
= Maksimum pembebanan (kg)
A
= Luas bidang tekan (cm2)

21

Hasil dan Pembahasan
Benda Uji
Dimensi benda uji dibuat kubus mortar (5cm x 5cm x 5cm). Komposisi dari bahan penyusun mortar
adalah :
1. Untuk mortar plesteran dipakai komposisi semen : pasir adalah 1:5, dan menggunakan f.a.s 75 %.
Tabel 3.Komposisi penyusun mortar tiap m3
No

Item
Bagian
Kebutuhan (kg)
1

Semen

1

24,622

2

Pasir

5

123,113

3


Air

0,75

18,466

2.Untuk mortar pasangan dipakai komposisi semen : pasir adalah 1:4, dan menggunakan f.a.s 50 %.
Tabel 4. Komposisi penyusun mortar tiap m3
No
Item
Bagian
Kebutuhan (kg)
1

Semen

1

31.267

2

Pasir

5

125.068

3

Air

0,75

15.633

Mortar bahan uji standar dan mortar bahan uji kaca dioven selama 48 jam pada suhu 60°C
kemudian dilakukan perendaman selama 24 jam (jenuh air). Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan rumus diatas, pengujian ini memakai alat berupa timbangan untuk mengetahui berapa
air yang masuk kedalam bahan uji.Selain mortar standar, pada penelitian ini juga akan
membandingkan hasilnya dengan mortar dilapis bahan yang telah beredar dipasaran berupa Sika
Top 144. Sika Top 144 dilapiskan 2 kali pelapisan dengan minimal 600 gr/m2 setelah 2 jam dan
dibiarkan 24 jam sebelum di uji.
Hasil Pengujian Serapan Air
WATER ABSORPTION RATE (detik/ml)

TINGKAT SERAPAN AIR
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
1

2

3

4

5

6

7

8

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
JUMLAH SAMPEL

STANDAR

KACA

SIKA TOP

Poly. (STANDAR)

Poly. (KACA)

Gambar 3. Hasil Pengujian Serapan Air

22

Poly. (SIKA TOP)

WATER ABSORPTION RATE (detik/ml)

TINGKAT SERAPAN AIR RATA RATA
18
16

KACA,
13.356

14
12

SIKATOP,
15.428

STANDAR, 10.7373

10
8
6
4
2
0
KUBUS MORTAR

Gambar 4. Hasil Pengujian Serapan Air Rata rata
Didapat nilai rata-rata dari air yang masuk kedalam mortar standar per satuan luas adalah 10,737x
10 3 detik/ml dan dapat disimpulkan bahwa serapan air dari mortar standar masuk dalam daerah
batas antara fair dan not very good,maka hal ini yang menyebabkan banyak masalah pada temboktembok menjadi lembab dan kemudian timbul jamur. Kondisi ini akan diperparah dengan
pelaksanaan pekerjaan yang kurang bagus kontrol kualitasnya. Oleh karena itu perlu suatu
perlakuan tambahan yang dapat menjadikan tembok lebih kedap air.
Dari hasil pengujian didapat nilai rata-rata dari air yang masuk kedalam mortar pasir-kaca per
satuan luas adalah 13,356 x 103 detik/ml dan menunjukkan bahwa serapan air dari mortar pasirkaca paska bakar masuk dalam daerah fair. Sedangkan untuk mortar normal dilapisi Sika Top 144
didapat nilai rata-rata dari air yang mak kedalam mortar per satuan luas adalah 15,428 x 103
detik/ml atau fair.
Hasil Pengujian Kuat Desak
Nilai rata-rata kuat desak dari mortar standar adalah 12,919 Mpa. Kuat desak dari mortar pasirkaca paska bakar adalah 15,987 Mpa. Hasil ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kuat tekan
mortar pasir-kaca paska bakar dengan 5% penambahan kaca sebesar 23,75 %. Sedangkan untuk
mortar Sika Top 144 didapatkuat desak rata-ratanya adalah 12,518 Mpa atau tidak mengalami
kenaikan dari mortar standar.
KUAT DESAK KUBUS MORTAR
25.00

KUAT DESAK (MPa)

20.00
15.00
10.00
5.00
1

2

3

4

5

6

7

8

9

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
JUMLAH SAMPEL

STANDAR

KACA

SIKATOP

Poly. (STANDAR)

Poly. (KACA)

Gambar 5. Hasil Pengujian Kuat Desak

23

Poly. (SIKATOP)

KUAT DESAK RATA RATA
KACA,
15.987

18

KUAT DESAK
(Mpa)

16
14

STANDAR,
12.919

SIKATOP,
12.518

12
10
8
6
4
2
0

KUBUS MORTAR

Gambar 6. Hasil Pengujian Kuat Desak Rata rata
Dari hasil diatas didapatkan bahwa penggantian pasir dengan kaca sebanyak 5 % dan dilakukan
pembakaran sampai 700 º C dapat meningkatkan nilai kuat desak rata rata nya sampai 23,75% dan
meningkatkan kekedapannya sampai 24,39 %.
Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa penambahan kaca pada mortar dapat meningkatkan
durabilitas yang digambarkan sebagai kemampuan bahan untuk melawan pengaruh merusak dari
kondisi lingkungan seperti perubahan iklim, pengaruh garam-garaman, pengaruh sulfat dan
pengaruh salju (Brocken, 1998 ). Scierka(2003) juga membuktikan bahwa bahan tambah berupa
filler pada mortar untuk meningkatkan sifat tidak tembus cahaya dan memperbaiki tampilan
luarnya.
Kesimpulan
Penelitian in dapat membuktikan bahwa penambahan serbuk kaca ke dalam mortar kemudian
dibakar sampai 700°C menunjukkan kinerja mortar yang lebih baik untuk menghindari infiltrasi air
ke dalam mortar yaitu menaikkan kuat desak dan kekedapannya.
Dengan penambahan serbuk kaca akan memberikan nilai ekonomis sekaligus lebih menguntungkan
dibanding menggunakan Sika Top 144.
DaftarPustaka
Anonim, 2001, SikaTop ®144 :Cement based polymer modified protective paint, Product Data
Sheet Version no : 11/98 (reprinted 07/01), Sika (NZ) Ltd. PO Box 71 001, Rosebank
Auckland New Zealand
Anonim, 2004, Sika Top ®144 : Technical Data Sheet Edition 1 Identification no. 02 03 02 04 005
0 000019 Version no. 00011, PT. Sika Indonesia, Jl. Raya Cibinong- Bekasi km. 20,
Limusnunggal- Cileungsi BOGOR 16820- Indonesia
Anonim, 2004, Semen portland pozolan (SNI 15-0302-2004), Badan Standardisasi Nasional
Anonim, 2005, Diktat Praktikum Bahan Bangunan, Laboratorium Bahan Bangunan D3 UGM,
Yogyakarta
Brocken, H.J.P., 1998, Moisture transport in brick masonry : the grey area between bricks,
Eindhoven University of Technology, Eindhoven

24

Kumaran, M.K. et al., 2003, An integrated methodology to develop moisture management strategies
for exterior wall systems, Proceedings of the 9th Canadian Conference on Building Science and
Technology, Vancouver, B.C., Feb. 27-28
Parka, Nyoman, 2004, Pengaruh Agregat Halus Terhadap Kekuatan Dan Keawetan Beton, Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang Teknik, Departemen
Perindustrian dan Perdagangan, Bandung
Rosliansjah, S., 2002, Penyebab dan Indikator Kegagalan Bangunan Jalandan Jembatan, Panduan
Sertifikasi HPJI &Draf konsep naskah kegagalan bangunan untuk keperluan Asuransi Jasa
konstruksi oleh Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI), Balai Kajian Mutu
Konstruksi & Anggota DPP-HPJI, Jakarta
Scierka, S. et al., 2003, An XPS Study on the Effects of Pigment on the UV Degradation of an Epoxy
System, Proceedings of the 81st Annual Meeting Technical Program of the FSCT, Philadelphia,
Nov.13-14
Shayan, Ahmad, 2002, Value-added Utilisation of Waste Glass in Concrete, IABSE Symposium,
ARRB Transport Research Vermont South Vic Aust, Melbourne
Taly, Narendra, 2000, Design of Reinforced Masonry Structure, McGraw-Hill, New York
Tjokrodimuljo, 1996, TeknologiBeton, Nafiri, Yogyakarta

25

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45