Pedoman Metode Konstruksi Gedung Konstruksi Tahunan

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.1. PERENCANAAN SITE PLAN
Perencanaan Site Plan adalah perencanaan tata letak
atau lay out dari beberapa fasilitas yang diperlukan
selama pelaksanaan proyek yang harus sedemikian
rupa di atur agar sedapat mungkin meningkatkan
produktivitas kerja. Fasilitas-fasilitas proyek yang
dimaksud antara lain :
Kantor proyek/direksi keet
Gudang material dan peralatan
Base camp staf proyek dan barak pekerja
Tempat pabrikasi kerja besi dan kayu
Pos jaga dan pagar kerja
Jalan kerja
Penempatan alat berat, tower crane dan lift bahan
Lokasi pembuatan komponen precast jika memang
diperlukan
 Dll










1

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.2. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
1.2.1. DEWATERING
Sebelum pekerjaan galian dimulai, sudah harus pasti
lebih dahulu , sistem dewatering yang akan
diterapkan.
Pada dasarnya ada 3 ( tiga ) macam sistem
dewatering, yaitu :

1. Open Pumping ( debit rembesan kecil )
Pompa

Galian
Open
Pumping

2.Pre Drainage (debit rembesan besar dan tersedia
saluran drainase)
Pompa

Galian Pre
Drainage
( Well Point
System )

2

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG


3.Cut Off ( tidak diinginkan ada penurunan muka air
tanah , dan tidak tersedia saluran drainage )
Dinding Cut Off

Galian Cut Off

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
melakukan dewatering ialah menggunakan
metode pengurasan dengan pemompaan yang
dilakukan dengan sumur titik (well point
system).
Pekerjaan persiapan
1. Tentukan letak titik dan kedalaman rencana
pengeboran.
2. Menyiapkan casing pipa pvc dengan urutan
sebagai berikut :
 Lubangi pipa casing pada bagian ujung yg
akan terendam air dengan diameter lubang
sesuai shop drawing, dengan menggunakan

alat bor.
 Bungkus lubang-lubang pipa tersebut dengan
kawat ayam/plastik filter.

3

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

3. Buat bak penampung air sirkulasi pengeboran
berupa galian tanah yang dilapisi semen.
4. Laksanakan pengeboran tanah dengan mesin
bor, jumlah lubang dan diameter serta kedalaman
galian hams sesuai dengan rencana.
5. Masukkan pipa pvc yang telah dilubangi kedalam
lubang bor secara bertahap.
6. Isi rongga antara lubang pengeboran dan casing
pvc dengan koral gundu.
Buat saluran pembuangan air dari hasil dewatering
7. Pasang dan operasikan pompa submersible

secara otomatis kedalam casing pvc dengan
mengatur :
 Rangkaian pompa submersible dengan pipa
galvanis
 Letak manometer, stop kran, check valve
(untuk
mengetahui
dan
mengatur
tekanan/debit air).
 Letak water level control/ elektrode (untuk
mengatur tinggi rendahnya permukaan air di
dalam sumur sebagai pengamanan pompa).
 Letak panel kontrol dan instalasi listrik.
8. Merek-merek pompa dewatering yang sering
digunakan torishima, ebara, dll.

Lubang hasil pengeboran siap
dipasang pipa/casing PVC


4

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

Pengeboran Tanah untuk dewatering

Pembuatan
Lubang pada
ujung pipa
dan
Pembungkus
an pipa
dengan
kawat ayam

Pipa casing PVC dimasukan kedalam
lubang sumur hasil pengeboran

5


BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.2.2.

GALIAN TANAH BASEMENT
Metode galian tanah basement , ditetapkan
berdasarkan atas kondisi air tanah dan jenis tanah .
Bila galian cukup luas dan dalam , sehingga alat gali
dan alat angkut harus turun , maka galian harus
diperlebar untuk keperluan “ ramp “
Persiapan
Sebelum proses penggalian dilaksanakan, hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah :
 Kedalaman Galian
1. Cek stabilitas lereng, apakah dapat digali
secara open cut dengan mem-bentuk slope
(cek tinggi kritis & ke-miringan slope).
2. Untuk lahan yang sempit apakah diperlukan

dinding penahan tanah yang sementara
temporary (sheet pile, sheet pile + anchor, dll)
permanent (soldierpile, diafragma wall, dll).

6

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG



















Pengaturan arah manuvcr alat berat dan dump
truck yang baik yang dilakukan dengan
memperhatikan site installation yang ada.
Pemilihan, jumlah, dan komposisi alat gali yang
digunakan berdasarkan waktu pelaksanaan dan
lokasi proyek.
Jalan kerja yang memenuhi syarat.
Pemeliharaan lingkungan sekitar proyek (debu,
lumpur bekas material galian, dll).
Metode pekerjaan galian
Galian tahap 1
Penggalian dilakukan backhoe dan material
langsung didumping ke dump truck (posisi dump
truck yang optimal di mana sudut swing bucket

backhoe
(45"-90"),
tinggi
galian
sesuai
perhitungan tinggi kritis.
Galian tahap 2
Lereng hasil penggalian tahap 1 harus diproteksi
dari gerusan air hujan dengan menggunakan
terpal plastik (plastik sheet) dan galian tahap
kedua dapat dilaksanakan dengan metode yang
sama pada tahap 1.
Penggalian dilanjutkan sampai elevasi rencana,
untuk penggalian di bawah permukaan air tanah
dilakukan pekerjaan dewatering.
Hasil galian tanah dibuang ke lokasi disposal
area, diusahakan agar jarak disposal adalah jarak
terdekat dan yang perlu diperhatikan usahakan
tanah galian tidak berjatuhan di jalan dengan cara
menutup bak dump truck dengan terpal.

Tahap I

Elevasi dasar galian
Ramp

7

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.2.2.1. GALIAN TANAH SLOPE
Untuk melindungi slope terhadap gerusan air hujan,
permukaan slope dapat dilindungi dgn terpal atau dgn
shotcrete
Perlindungan

Slope

Ramp

1.2.2.2. GALIAN TANAH SUPPORT/ TEGAK
Untuk beban lateral yang tidak besar, ground support
dapat menggunakan sistem free cantilever

8

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

Untuk beban lateral yang besar dan galian yang
sangat lebar, ground support dapat diperkuat dengan
sistem bracing/ strutting / anchoring
STRUTTIN
G

Galian tahap I

Strutting tahap
I
Strutting tahap II

Galian tahap II

Galian tahap akhir

BRACING

Galian tahap I + Bracing tahap I

Galian tahap akhir + Bracing akhir

9

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

ANCHORING
Galian thp.I

Galian thp.akhir

1.2.3.

PONDASI
Pada umumnya fondasi untuk bangunan gedung
bertingkat, menggunakan fondasi dalam.
Beberapa alternatif adalah :
1. Pondasi Tiang Pancang (Driven Pile)
2. Pondasi Frankie Pile
3. Fondasi Bored Pile

10

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.2.3.1. TIANG PANCANG (DRIVEN PILE)
Ada dua alternatif, yaitu :

Galian Basement

Dipancang dulu baru digali
basement (umum)

Digali basement dulu, baru
dipancang

Bila tiang pancang berjarak rapat dan menimbulkan
soil displacement yang cukup besar, maka untuk
menghindari
terjadinya
“heaving“,
urutan
pemancangan harus dari tengah keluar .
Persiapan
 Penentuan alat pancang yang digunakan:
peralacan
pancang
yang
dipakai
harus
mempunyai efisiensi dan energi yang memadai.
 Pemilihan jenis hammer secara tepat harus
memper-hitungkan panjang tiang, daya dukung
tiang, dan kondisi tanah.
 Rencanakan set tiang final: untuk menentukan
pada kedaiaman mana pemancangan tiang dapat

11

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG





dihentikan, berdasarkan data tanah dan data
jumlah pukulan terakhir {final set)
Rencanakan urutan pemancangan dengan
pertimbangan kemudahan manuver alat. lokasi
stok material ditempat-kan sedekat mungkin
dengan lokasi pemancangannya.
Tentukan letak titik pancang dengan theodolit dan
tandai dengan patok.

Urutan pemancangan
Proses pemancangan
1. Dipasang patok 2 posisi rencana tiang pancang.
2. Diberi nomor urut pemancangan sesuai rencana.
3. Bila perlu penyambungan, disiapkan dari awal
baik
tiang
penyambung
maupun
alat
penyambung.
4. Pemancangan dihentikan bila final settlement
telah memenuhi syarat.
5. Penghentian
pemancangan
harus
sepengetahuan Pengawas yang bersangkutan.
1.2.3.2. FRANKIE PILE

Pipa baja dengan ujung bawah terbuka,
diletakkan tepat pada titik (patok) tiang. Split lalu
dimasukkan ke dalam pipa yang kosong itu

12

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG











dengan
menggunakan
suatu
alat
yang
dinamakan skip. Split dipadatkan dengan
tumbukan palu/drop hammer di dalam pipa
sehingga melekat menjadi suatu sumbat pada
ujung pipa.
Pemancangan pipa besi dilakukan dengan
cara menumbuk sumbat split pada ujung pipa.
Kedalaman pemancangan ditentukan melalui
data yang diperoleh dari penyelidikan tanah dan
kalendering pada setiap titik. Pemancangan
dihentikan apabila penurunan pipa tidak lebih dari
30 mm dalam 10 pukulan, dengan tinggi jatuh
palu setinggi 1,20 meter per pukulan.
Setelah
mencapai
kedalaman
yang
diharapkan, pipa ditahan dengan sling dan
sumbat split yang terdapat di dalam pipa dipukul
hingga lepas dan keluar dari pipa. Beton kering
lalu diisikan sedikit demi sedikit ke dalam pipa
untuk pembuatan pembesaran (bulb) atau
enlarged base.
Pembesian dimasukkan ke dalam pipa.
Pembesian dibuat sepanjang tiang dengan
tambahan ± 0,90 m stek untuk masuk ke dalam
poer untuk penyambungan, sehingga overlapping besi utama adalah ± 90 cm.
Pengecoran kedalam pipa dilakukan sedikit
demi
sedikit disertai dengan pamadatan,
sambil pipa sedikit demi sedikit dicabut.
Pengecoran beton terakhir ditambah setinggi
lebih kurang 30 cm - 50 cm.
Alat
tumbuk

Casing
Pembesian

Split

Pipa
tremie

Sambil
cor,
casing
diangkat
Pile cap

Tutup

13

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.2.3.3. BORED PILE
1.2.3.3.1. PROSES PENGEBORAN
1.

2.

Pengeboran dimulai dengan menggunakan
auger dengan diameter sedikit besar. Untuk
kemudian memasang casing sementara (bila
diperlukan) sepanjang maksimum 4.00 meter.
Casing sementara ini dibutuhkan untuk
menghindari runtuhnya tanah permukaan di
sekeliling lubang bor.
Pengeboran dilanjutkan menggunakan auger
atau bucket. Bila dinding lubang bor runtuh,
maka dibutuhkan pengisian air dalam lubang
bor selama proses pengeboran dilaksanakan.

1.2.3.3.2. PROSES PEMBERSIHAN LUBANG
Pembersihan dasar lubang dimulai dengan
menggunakan cleaning bucket. Bahan yang
dikeluarkan dan tebalnya harus dicatat. Proses
diulang beberapa kali sampai dasar lubang dalam
keadaan relatif bersih.
1.2.3.3.3. PROSES PENGECORAN BETON
1.

Setelah pembersihan dasar lubang kemudian
dilaksanakan pemasangan pembesian besi
beton disusul pemasangan pipa tremie.
Panjang, jumlah dan mutu besi beton dibuat

14

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

sesuai spesifikasi teknis.
2.

Bila di dalam lubang terdapat volume air yang
cukup banyak dan deras maka pengecoran
dilaksanakan melalui pipa tremie yang ditutup
pada ujung bawahnya, menggunakan plat baja
yang dinamakan end plate atau dengan
menggunakan plastic foam sebagai pemisah
antara beton dan air.

3.

Pipa tremie dipasang sepanjang lubang yang
dibor dengan ujungnya bertumpu pada dasar
lubang.
Beton Readymix dituangkan ke dalam tremie
hingga pipa tersebut terisi penuh. Pipa lalu
ditarik sehingga end plate terlapas dan beton
mengalir pengecoran tiang dilakukan berulang
kali hingga permukaan beton mencapai
ketinggian
yang
diinginkan.
Selama
pengecoran berlangsung ujung bawah pipa
tremie harus terbenam di dalam beton. Bila
pipa tremie terlampau panjang maka pipa
tremie
dengan
panjang
masing-masing
potongan antara 1 - 6 meter harus diangkat
dan dipotong.

15

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

4.

Casing lalu dicabut perlahan-lahan dan
dilakukan
pengukuran
terakhir
untuk
memeriksa apakah ketinggian permukaan
beton berada di atas rencana dasar poer
setinggi ± 1 meter untuk menjamin mutu beton
yang baik pada elevasi dasar poer.
Penyedot
sisa boring

Pembesian

Pipa casing
ditarik& cor

Pile Cap

Pipa
casing

Bor Tanah

Bila perlu , diisi
bentonite

Apabila perlu, casing sementara di cor beton
sampai penuh sehingga ketinggian permukaan
beton yang diinginkan tercapai. Bilamana tidak
ada air di dalam lubang bor, pengecoran beton
dilakukan dengan pipa tremie pendek (± 1 m)
dan corong saja. Pipa tremie pendek ini
berfungsi agar beton yang dituangkan jatuh

16

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

ditengah-tengah lubang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam bored pile :
 Tetapkan titik-titik bore pile.
 Siapkan saluran drainage untuk pembuangan
lumpur dari galian bor.
 Arah gerakan alat bor, mundur (bila perlu galian
sambil diisi lumpur bentonite).
 Sample tanah elevasi akhir, diserahkan pada
Pengawas, untuk persetujuan pemberhentian
boring.
 Penurunan
rangkaian
pembesian,
memperhatikan elevasi rencana.
 Pengecoran menggunakan sistem pipa tremi.
1.2.4.

PILE CAP DAN GROUNDING

PILE CAP

Permanen Form work

GROUND BEAM

1.2.5.

RAFT FONDATION
Raft foundation, biasanya digunakan pada bangunan
gedung bertingkat tinggi, dengan basement yang
dalam. Raft foundation, berfungsi juga sbg pile cap
fondasi tiang (bored pile), dan sbg pemberat

17

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

bangunan. Raft foundation, berbentuk sebagai plat
yang tebal sekali, missal >2 meter, sehingga perlu
metode pengecoran khusus .
Pengecoran Raft Foundation menggunakan sistem
papan catur, volume tahap pengecoran disesuaikan
kemampuan alat dan tenaga

Di Cor tahap I
(dgn form work)

Di Cor tahap II
(tanpa form work)

Pengecoran Tiap Kotak, (sistem papan catur tahap I )

Kawat anyaman
Balok Kayu

Tulangan Raft

Pengecoran Tiap Kotak, (sistem papan catur tahap II )

Tulnagan Raft

18

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.2.6.

DINDING DIAFRAGHMA

Galian & Cor panel Female

Secant pile wall
Galian &
Galian Bore pile , diisi semen bentonite

Cor panel Male

Galian Bore pile , disela-sela bore pile semen bentonite ,
kemudian di cor beton bertulang

Panel Female

Panel Female

Panel Female

19

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.2.7.

BASEMENT
Sistem pelaksanaan struktur basement , dapat dibagi
menjadi :

Sistem Konvensioal ( Bottom up )

Sistem Top Down ( Up and Down )

Sistem campuran ( Top Down & Bottom Up )
Sistem yang digunakan , dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi bangunan. Top Down adalah sistem baru,
yang dimaksudkan agar proses pelaksanaan dapat
lebih cepat.

1.2.7.1. KONVENSIONAL

Slab
basement

Kolom
basement

King Post

1.2.7.2. TOP DOWN
Diaphragm Wall

Galian level I

Galian level II

Galian level III

Raft Foundation

Bored Pile

20

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

TAHAP PENGERJAAN BASEMENT TOP DOWN SISTEM
Tulangan Slab

Tulangan Kolom

Lean concrete

King Post

Lean concrete

King Post

Pasang penulangan
kolom , dan pasang
bekisting kemudian
kolom di cor

21

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

Lobang untuk pipa concrete
pump

Kolom yang telah dicor

22

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.3. PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
1.3.1. KOLOM, BALOK, SLAB
1.3.1.1. FORM WORK/BEKISTING
BALOK / SLAB , KONVENSIONAL
Di cor beton Slab& Balok

Balok& papan Kayu

Tiang
Kayu

Kolom telah dicor

BALOK / SLAB DENGAN PERANCAH SCAFOLDING
Tiang Kayu
Di cor beton

Ajusting Frame

Balok& papan Kayu

Main Frame

Papan Alas

U Head Jack
Pipa
Bracing

Kolom telah
dicor

Joint Pin

Jack Base

23

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

BALOK / SLAB MENGUNAKAN STEEL DECK
Di cor beton
BALOK
/ SLAB DENGAN HORRY
BEAM
Steel Deck
Di cor beton

Horry Beam
Steel Support
bila diperlukan

U Head Jack
Kolom telah
dicorU Head Jack
Kolom telah
dicor

Concrete
Bucket

CAST IN PLACE

Profil Steel deck

Joint Pin

Joint Pin
Jack Base
Pengatur vertikal
Jack Base

Pedoman
vertikal

Sepatu Kolom
( beton / besi siku )

1.3.1.2.. CAST IN PLACE
Unting

24

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.3.1.3. PRECAST
KOLOM , dengan Sistem Pre-Grout

Kolom Bag. atas

Sebelum grouting
mengeras , tidak
boleh diganggu .
Diisi grout (dilebihkan)

Kolom Bag. bawah

25

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

KOLOM , dengan Sistem Post-Grout

Kolom Bag. atas

Splice Sleeve

Bedding mortar

Pompa grout
dari bawah
Kolom Bag. bawah

KOLOM , dengan Sistem Embeded Part dan Las

Kolom bagian atas

Baja penyambung
Kolom bagian atas

Di Las
Baja penyambung

Kolom bagian bawah
Kolom bagian bawah

26

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

KOLOM & BALOK, dengan Sistem Embeded
part dan las

Kolom

Balok

TANGGA Sistem Precast

Tampak Samping

Bagian Bordes di cast in place
Embeded Part

Bagian Trap di precast
Plat penyambung di las
Tampak Atas

BEAM , dengan Sistem Grout

Di Grout

Splice Sleeve

BEAM , dengan sistem Grout & Cor

Komponen Precast

Komponen Precast

Cast In Place

Komponen Precast

Komponen Precast

27

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.3.1.4. CAMPURAN

28

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

Dalam sistem ini , biasanya yang di precast adalah
Slab , antara lain :
CAMPURAN ( Half Slab )
Cast In Place

Half Slab precast

Temporary support
Half Slab precast

Kolom telah dicor

Penggunaan Half Slab precast , kolom dan balok
serta sebagian slab di cor ditempat .
CAMPURAN ( Hollow Slab )
Hollow Slab precast

Cast In Place

Kolom telah
dicor

29

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

Penggunaan Hollow Slab precast, kolom dan balok
serta toping slab di cor ditempat .
CAMPURAN ( Double Tee Beam)
Double Tee Beam Precast

Cast In Place

Scafolding untuk cor balok

Tampang Double Tee Beam

Penggunaan Double Tee Beam precast , kolom dan balok
induk, serta toping slab di cor ditempat .

30

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.3.2.. SHEAR WALL, CORE WALL
1.3.2.1. FORM WORK/BEKISTING
Pipa

CLIMBING FORM

Plat form untuk kerja

Bout penahan

Penggantung Plat form untuk finishing

Shear Wall yg sdh dicor .

SLIP FORM

Steel Jack Rod
Hydraulic Climbing Jacks
Yoke Unit

Hand Rail

Working Platform

Penggantung Plat form untuk finishing

31

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

AUTO JUMP FORM

Stationary jack rod

PEMASANGAN FORM

COR DINDING

Hydraulic jack

Grid Beam

Pengecoran Thp. I ,
manual
Adjustable shear
key support
system

Cekungan

MENGANGKAT JACK ROD

MENGANGKAT FORMWORK

LAY OUT GRID BEAM & HYDRAULIC JACK
( Tanpa gambar Deck )

CARA KERJA HYDRAULIC JACK

Jack Rod
Hydraulic Jack

Jack Rod

Hydraulic Jack

Core Wall

Penghubung Hydraulic Jack & Grid
Beam
Grid Beam
Jack Rod

Form work
dalam

• Unit Form work bertumpu pada Shear Key , kemudian Hydraulic
Jack menaikkan atau menurunkan Jack Rod
Hydraulic Jack

• Unit Form work bergerak keatas diangkat oleh Hydraulic Jack yang
merambat keatas pada Jack Rod , dimana Jack Rod bertumpu pada
beton yang sudah di cor .

Form work
luar

Grid Beam

32

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.3.2.2. HUBUNGAN CORE WALL DGN SLAB

Starter bar yg
ditanam

Starter bar tlh
dibuka

Core wall

Hubungan Core wall dengan slab, melalui starter bar yang
ditanam pada dinding core wall

1.3.3. PEKERJAAN BETON (CONCRETE)
1.3.3.1. SLAB DAN BALOK

1. Setelah beton agak mengering, pasang adukan
pada
sekeiiling
beton lantai yang akan
digenangi air dengan tinggi adukan ± 5 cm.
2. Biarkan adukan sampai kering/ keras.

33

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

3. Aliri/ genangi permukaan beton lantai dengan
air kerja menggunakan pompa dan slang air.
4. Lakukan penyiraman atau penggenangan
permukaan lantai beton secara teratur
5. Kontrol genangan air jangan sampai kering
6. Jika terjadi hujan maka tidak perlu diadakan
pekerjaan penyiraman beton lantai
1.3.3.2.

1.3.3.3.

KOLOM
1. Setelah bekisting kolom dibuka curing dapat
dilakukan
2. Kondisi kolom agak mengering

3. Curring
dilakukan
dengan
melakukan
penyemprotan curing compound
4. Curing juga dapat dilakukan dengan menutupi
permukaan kolom dengan terpal/ kain karung
basah
SLUMP TEST

34

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1. Pengisian kerucut Abrams dilakukan 3 tahap
dimana tiap tahap untuk mengisi sepertiga
tinggi kerucut.
2. Pemampatan dengan merojok adukan beton
sebanyak ± 25 kali menggunakan besi untuk
tiap tahap pengisian kerucut.
3. Ratakan permukaan kerucut

4. Bersihkan bagian alas bawah kerucut
5. Tekan pegangan kemudian angkat kerucut
6. Ukur tinggi penurunan yang terjadi pada
adukan beton

1.3.3.4.

TEKNIK PENGECORAN DAN PEMADATAN

35

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

Pengecoran Kolom
Cara Yang Benar
1. Saat penuangkan beton dari gerobak salurkan
campuaran memlalui pipa flexible/tremi
2. Saat menuangkan beton menggunakan bucket
dari tower crane gunakan pipa penyaluran yang
flexible/tremi yang pangkalnya disambungkan
dengan kerucut corong
3. Saat
menuangkan
beton
menggunakan
Concrete Pump masukan ujung pipa concrete
pump sampai dasar bekisting sambil diangkat
perlahan saat bagian tersebut telah terisi beton.
Cara Yang Salah
4. penuangan beton dengan jarak jatuh yang jauh,
lama dan tak terkontrol dapat menyebabkan
segregasi dan campuran beton yang
membentur bekisting dapat merusak bekisting
dan campuran beton.
Segregasi menyebabkan mortar/adukan akan
tertinggal di permukaan sedangkan agregat
kasar akan menumpuk dibagian bawah
Prinsip untuk menghindari segregasi selama
pengecoran disegala tempat :
1. Beton dicor secara vertikal dan sedekat
mungkin dengan posisi pengecoran
2. Beton jangan dialiran ke posisi pengecoran,
tetapi beton dipindahkan.
Pada saat melakukan penggetaran harus
dilakukan dengan cara yang benar seperti
gambar dibawah ini :

36

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

Penggetaran pada saat melakukan pengecoran
harus dilakukan antara lain untuk
mengkonsolidasikan partikel agregat sampai
rata dan mengeluarkan udara yang terjebak.

1.4. PEKERJAAN ARSITEKTUR
1.4.1. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING
a. Peralatan Yang Digunakan
 Meteran
 Jidar aluminium
 Roskam kayu
 Roskam besi
 Kertas semen
 Benang
b. Bahan Yang Digunakan :
 Triplek
 Kawat ayam (jika plesteran lebih dari 3cm)
 Air
 Semen
c. Pelaksanaan :
1.
pasang batu bata/batako sesuai shop
drawing.
2.
basahi permukaan pasangan batu/ bata
dengan air sampai basah secara merata (curing).

37

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

3.

pasang tarikan benang vertikal dan horizontal
sebagai panduan kepalaan dan cek tarikan
benang.
4.
setelah kepalaan terpasang periksa hold
point ke 1
HOLD POINT 1
Instalasi M/E sesuai
shop drawing

Koordinat titik M/E harus tepat

Ketebalan kepalaan
sesuai speksifikasi

Ketebalan 1,5-3cm

Cek vertikalnya
shop drawing

Vertikal & horizontal lurus dan
rata (harus lot)

5. kemudian periksa hold point ke 2
HOLD POINT 2
Kerataan pemukaan
plesteran

Dengan Jidar alumunium
L=2m; deviasi ± 1mm

Posisi Outlet M /E

Harus sesuai Shopdrawing

38

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

MULAI

1. CEK SELURUH PASANGAN DINDING
2. CEK PERALATAN
3. CEK BAHAN DINDING

N
OK

KOREKSI

Y

1. PASANG BATU BATA/BATAKO SESUAI
SHOP DRAWING.
2. BASAHI PERMUKAAN PASANGAN
BATU/ BATA DENGAN AIR SAMPAI
BASAH SECARA MERATA (CURING).
3. PASANG TARIKAN BENANG VERTIKAL
DAN HORIZONTAL SEBAGAI PANDUAN
KEPALAAN DAN CEK TARIKAN BENANG.

N
OK
Y
LAKUKAN PEKERJAAN
PLESTERAN DENGAN
PANDUAN KEPALAN

N
OK
Y

HOLD POINT 1
1. KOORDINAT INSTALASI TITIK M/E
HARUS TEPAT SESUAI SHOP DRAWING
2. KETEBALAN KEPALAAN SESUAI
SPEKSIFIKASI 1,5-3CM
3. VERTIKAL & HORIZONTAL LURUS DAN
RATA (HARUS LOT)

HOLD POINT 2
1. KERATAAN PEMUKAANPLESTERAN
L=2M; DEVIASI ± 1MM
2. POSISI OUTLET M/E HARUS SESUAI
SHOP DRAWING

DITERIMA

SELESA
I

39

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.4.2.

PEKERJAAN PLAFOND GIPSUM
a. Peralatan Yang Digunakan
 rol meter
 benang
 screw driver
 ceiling net/ lakban
 waterpass
 amplas
 hand sander
 grit paper 150/120
 kuas
 rol cat
b. Bahan Yang Digunakan
 panel gypsum
 paku kait / penggantung
 rod (penggantung rangka plafond)
 hanger
 clip adjuster (ex. boral type 223)
 steel hollow
 wallen cle profil l 20 x 20 mm/ moulding profil w
 to/5 cross rail atau rangka utama (ex. boral type
201)
 furing chanel atau rangka pembagi (ex. boral type
204)

40

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG








locking clip (ex. boral type 210)
skrup ceiling
paper tape
compound
cat
plamur

c. Pelaksanaan
1. Tentukan/ marking elevasi plafond dan buat garis
sipatan pada dinding & as sumbu ruangan serta
titik-titik paku kait pada langit-langit dengan jarak
sesuai shop drawing.

2. Pasang paku kait. tembakanpaku-paku kait pada
marking titik -titik yang telah ada 600x1200mm.
3. Pasang penggantung rangkaplafond (rod) yang
terdiri dari hanger dan clip adjuster (ex. boral type
223), dengan posisi tegak - lurus.

41

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

4. Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall angle
profil l 20 x 20
mm atau moulding profil w
sebagai list tepi tepat pada sipatan marking
elevasi plafond.
5. Tentukan jarak penempatan kait penggantung.

6. Pasang tarikan benang sebagai pedoman
penentu kelurusan dan ketinggian rangka plafond.
7. Pasang rangka utama/ top cross rail (ex.boral

42

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

type 201 ) dengan jarak 1200 mm.

8. Pasang rangka pembagi/ furing chanel (ex.boral
type 204) dengan jarak 600 mm menggunakan
locking clip (ex.boral type 210), cek elevasi dan
jarak rangkaplafond cek sparing, ducting dan
perlengkapan mekanikal elektrikal lainnya.
9. Pasang dan kencangkan clip rod.
10. Pasang panel gypsum pada rangka dengan
sekrup ceiling menggunakan screw driver dengan
jarak
60 cm dan setiap sambungan harus
tepat pada rangka.

43

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

11. Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond
dengan menggunakan waterpass.
12.
Perataan
sambungan
plafond
dengan
menggunakan ceiling net lakban.
13. Kemudian ditutup dengan paper tape dan
compound ceillng.
14. Setelah itu diamplas.
15. Finish permukaan plafond gypsum tersebut
dengan cat.
a. Ratakan
permukaan
plafon
gypsum
menggunakan plamur sampai terlihat rata
dan lurus.
b. Haluskan dengan amplas sampai rata dan
benar - benar halus.
c. Cat seluruh permukaan plafond secara
merata dengan kuas untuk bagian tepi dan
sudut, serta rol cat untuk bidang luas.
A

MULAI

MARKING ELEVASI & TITIK
PENGGANTUNG

PASANG PANEL GIPSUM

PERBAIKI

RATAKAN SAMBUNGAN GYPSUM
Y

CEK ELEVASI & JARAK
TITIK GANTUNGAN

N

MARKING POSISI ACCESSORIES M/E
PERBAIKI

Y

CEK ELEVASI &
JARAK

N

PASANG PENGGANTUNG & RANGKA TEPI
Y
LUBANGI POSISI ACCESSORIES M/E
PASANG TARIKAN BENANG MEMANJANG
NELINTANG & DIAGONAL SEBAGAI ACUAN
ELEVASI & KELURUSAN PLAFOND
FINISHING PERMUKAAN PLAFOND

PASANG RANGKA PLAFOND

PASANG ACCESSORIES M/E
PERBAIKI

CEK ELEVASI &
JARAK

N

DITERIMA

44

Y
SELESAI
A

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

Flow Chart Pelaksanaan Pekerjaan Plafond Gypsum

45

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.4.3.

PEKERJAAN PLAFOND PLYWOOD
a. Peralatan Yang Digunakan
 roll meter (meteran)
 steger kerja
 mesin poles kayu
 benang nylon
 waterpass
 siku besi
 gergaji
 amplas biasa (kasar & halus)
 paku
 palu besi
 kain lap
b. bahan yang digunakan :
 plywood tebal 6 mm ukuran disesuaikan dengan
kebutuhan
jenis kayu : kayu kamper
 plywood tebal 6 mm
jenis kayu: kayu kamper (dia\ dan lurus
 ukuran : 5 / 7 cm dan 5/10 cm
c. pelaksanaan
2. Buat marking elevasi, as dan jarak penggantung
rangka plafond sesuai dengan shopdrawing (untuk
menentukan ketinggian plafond ).

3. Pasang benang nylon dua sisi dan sejajar sebagai
pedoman kelurusan & ketinggian rangka, sesuai
elevasi yang telah dibuat pemasangan benang
nylon.
4. Pasang
instalasi terlebih
dahulu
sebelum
memasang rangka plafond.
46

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

5. Pasang rangka plafond (yang telah dihaluskan,
dimeni & dipotong) sesuai marking yang telah
dibuat.
6. Periksa
kelurusan
dan
kerataan
rangka
menggunakan waterpass & siku besi.
7. Potong panel plafond plywood dengan gergaji
sesuai shop drawing.
8. Haluskan bekas potongan plywood dengan amplas.
Pasang panel plafond plywood tersebutdengan
mengatur :

kelurusan & kerapatan nad plafond

kerataan plafond
Pemasangan plafond dimulai dari tepi (mengikuti
gambar kerja) dan diperkuat dengan paku yang
diketok dengan palu besi

9. Cek kerataan permukaan plafond yang sudah jadi
dengan waterpass.
10. Rapikan & haluskan permukaan plafond plywood
yang telah terpasang dengan amplas sampai rata /
licin.
11. Bersihkan permukaan yang telah diamplas dengan
kain lap

47

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.4.4.

PEKERJAAN GENTENG METAL
a. Umum
1. Dalam hal penggunaan kaso dan reng
pemasangan genteng metal "rainbow" tidak
berbeda dari pemasangan genteng lainnya.
2. Perbedaan prinsip adalah pemasangan genteng
di mulai dari atas ke arah bawah.
3. Perakitan antara genteng yang satu dengan
lainnya menggunakan paku anti karat.
4. Mengikuti bentuk atap dengan mudah karena
terbuat dari galvanil campuran aluminium yang
fleksibel.
5. Walaupun terbuat dari metal tetapi sangat ringan
yaitu 1/6 berat genteng beton ± 7kg/m2, sehingga
dapat dipasang dengan sudut 12° sampai
dengan 90°.
b. Perhitungan jarak reng :
1. Jika atap diakhiri listplank kayu, maka
perhitungan reng dimulai dari bawah dengan
overlap yang diinginkan (disarankan 7cm)
sehingga jarak reng pertama dari listplank adalah
36,5 - 7 = 29,5 cm.
2. Jika akhir atap diakhiri dengan talang datar,
maka perhitungan reng dimulai dari atas.
c. Pelaksanaan
1. Pemasangan genteng dimulai dari atas agar
jarak genteng tetap pada posisinya.
2. Pemakuan genteng pertama pada lekukan atas.
Untuk yang kedua dan selanjutnya pada
pertemuan atau sambungan 4 buah genteng.
3. Lakukan pemasangan wall flashing.
4. Kemudian lakukan pemasangan nok atas
persegi.

48

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.4.5. PEKERJAAN PEMASANGAN KUSEN PINTU / JENDELA
ALUMINIUM
a.
Alat yang digunakan

Baji karet

Bor

Obeng
b.
Bahan yang digunakan

Kusen
aluminium

Daun pintu/
jendela (setelah dipasang kaca)

Fischer

Skrup

Mortar/
semen/ sealant

Vaseline/
isolasi kertas/ plastik
c. Pelaksanaan :
1. Pasang kusen pintu/ jendela aluminium pada lokasi
yang ditentukan (sesuai type yang ada), sesuaikan
lubang kusen dengan ukuran kusen (selisih lubang
1cm).

2. Masukkan kusen yang siap dipasang ke lubang
tembok dengan bantuan baji karet/ kayu.
3. Atur kedudukan kusen dengan baji karet/ kayu.
4. Stel kelurusan kedudukan kusen terhadap tembok/
dinding

49

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

5. Lubangi tembok/dinding melalui lubang kusen
dengan bor, untuk tempat skrup
6. Masukan fischer kedalam lubang bor

7. Fischer dikencangkan dengan obeng
8. Pasang daun pintu/ jendela (setelah dipasang
kaga) ke dalam kusen. aksesoris
9. Stel perlengkapan serta (roda/rel, engsel, kunci
dll).
10. Finish tembok/ dinding dengan mortar/ semen/
sealant (pengisian pada celah antara kusen dan
tembok/ dinding ).
11. Untuk menghindari cacat pada profil-profil
alumunium yang telah terpasang, maka beri
pelindung sejenis vaseline/ isolasi kertas/ plastik
pada tempat yang rawan goresan.

50

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.4.6. PEKERJAAN KUSEN KAYU
a. Alat yang digunakan

Meteran
minimal 2m

Lot

Waterpass

Palu
b. Bahan yang digunakan

Kusen
Kusen telah dibuat di workshop sesuai ukuran
dalam gambar kerja.

Kayu
3/5cm & 4/6 cm (untuk skur/penyangga sementara)

Paku

Papan
c. Pelaksanaan :

Sebelum
kusen pintu/ jendela kayu dipasang cek
1.
Sudah betulkah ukuran tinggi & lebar
kusen
2.
Apakah terdapat cacat atau tidak
3.
Sponeng :
a. Sudahkah sesuaikah ukuran sponeng dengan rencana daun pintu/ jendela

51

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

b. Untuk kusen gendong apakah sudah
betulkah letak sponeng bukaan daun pintu
dengan daun jendela/ kaca mati

c.

Bagaimana sudut sponeng apakah sudah
90º
d. Sudah adakah sponeng tali air/ tali kapur
tiangnya

4. Periksa angkur
Apakah material yang digunakan sudah benar
Apakah posisi angkur pada tiang kusen sudah
benar

52

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

5. Apakah ketinggian kusen pintu sudah
diperhitungkan terhadap ketinggian neut/ locis







Jika sudah ok
semua, ukur posisi kusen di lokasi yang akan
dipasang sesuai gambar kerja.
Pasang kusen
pintu/ jendela kayu pada lokasi sesuai ukuran yang
telah ditentukan, dengan bantuan skur/ penyangga
sementara (skur/ penyangga jangan dimatikan
terlebih dahulu)
Pasang kusen
sesuai shop drawing dengan dasar elevasi & absis/
ordinat pinjaman

53

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG





Pasang
2
buah lot untuk mencecek posisi/ kevertikalan
masing- masing ambang samping, apakah betulbetul tegak lurus.
Bila posisi &
elevasi sudah betul, skur/ penyangga sementara
dimatikan untuk menghindari kusen berubah posisi
& elevasi.
Pasang



batu

bata penjepit pada tepi kusen.







Pasang
bekisting pada masing-masing posisi angkur,
kemudian cor pada masing-masing angkur kusen.
Pasang
2
buah lot untuk mengetahui posisi kusen apakah
betul-betul tegak lurus.
Pasang batu
baia sekitar kusen yang tersisa.
Cor
balok

lantai
dan
neut/
locis.

54

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.4.7.

PEKERJAAN PENGECATAN
a. Peralatan yang digunakan

koran






Kertas semen/
Lakban
Amplas
Rol
Kuas
Skrap

55

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG


Kain lap
b. Bahan yang digunakan :

Plamur

Cat dinding
c. Pelaksanaan :
1.
Bersihkan permukaan dinding dari debu,
kotoran dan bekas percikan plesteran dengan
kain lap.
2.
Llindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang
berbatasan dengan dinding yang akan dicat
dengan kertas semen/ koran dan lakban.
3.
Gunakan skrap untuk memperbaiki bagianbagian dinding yang retak & kurang rata dengan
pilamur, kemudian tunggu sampai kering.
4.
Haluskan plamur yang telah kering dengan
amplas hingga rata.
5.
Cek, apakah permukaan dinding sudah rata ?
6.
Jika permukaan sudah rata, maka lakukan
pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang
yang luas & dengan kuas untuk bidang yang
sempit (sulit).
7.
Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan
pengecatan finish yang pertama.
8.
Jika cat finish yang pertamasudah kering,
lakukan pengecatan finish yang kedua/ terakhir
(jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).
9.
Cek apakah pengecatan finish yang kedua/
terakhir itu sudah rata
10. Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang
mengotori bahan-bahan/ pekerjaan lain yang
seharusnya tidak terrkena cat dengan kain lap.
d. Hasil akhir :
hasil akhir pengecatan dinding yang baik adalah
sebagai berikut:

56

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

Permukaan


rata

Tidak


mengenai bidang lain

Tidak


mengelupas

1.4.8.

PEKERJAAN PEMASANGAN DINDING KERAMIK
a. Planning
1. Shop drawing

Menentukan
sisa potongan keramik harus > 1/3 badan

57

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

keramik
Menentukan
nad keramik dinding &lantai agar bertemu &
nad keramik seragam

Menentukan
supaya perempatan keramik bertemu

Menentukan
posisi dinding bata.

Menentukan
tata letak sanitair & fixture harus
diperempatan/ tengah badan keramik.

Menentukan
titik awal pemasangan keramik.
2. Perhitungan resources (sumber daya)
a. Bahan yang digunakan

Keramik

Semen pc

Air

Additive
b. Alat yang digunakan

Jidar
aluminium

Bak
air
(ember)

Tempat
dudukan /tatakan keramik

Benang atau
senar

Palu karet

Plastic cross
atau tile spacer

Waterpass

Busa/spon

Kain/lap basah
c. Tenaga kerja :
menentukan tenaga kerja yang
dibutuhkan sesuai jadwal dan volume
pekerjaan


58

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

b. Pelaksanaan
1.
Setelah pasangan batu bata, instalasi air &
listrik selesai, dimulai marking untuk batas
pemasangan keramik.
2.

Pasangan bata diplester tanpa acian, dengan
ketebalan ±2 cm, diamkan
selama 1x24 jam
sehingga plesteran menjadi kuat.
3.
Sortir
keramik
agar
menhasilkan
keseragaman

Ukuran/ dimensi

Presisi

Warna

4.

Rendam keramik yang akan dipasang
kedalam bak air (ember) selama 1jam.

5.

Keramik dianginkan dengan cara diletakan
pada tempat dudukan/ tatakan keramik, setelah
proses perendaman
6.
Basahi pasangan dinding yang akan
dipasang keramik dengan air.
7.
Pasang benang/senar untuk kepalaan, dan
59

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

benang/ senar tersebut harus dicek secara
periodik baik kekencangan maupun elevasinya.
8.
Cek lebar nad dan hindari las-lasan.
9.
Pasang perekat laticrete+semen (acian/ air +
semen) pada permukaan dinding
10.
Beri acian pada seluruh permukaan sisi
belakang keramik.
11.

12.

Pasang kepalan keramik arah horizontal dan
vertical dengan menempelkan keramik pada
posisinya.
13.
Setelah itu ketuk keramik yang ditempel
tersebut dengan palu karet agar merata.
14.
Atur jarak nad dengan lebar sesuai gambar
kerja, supaya ukuran nad bisa seragam & rapi
diharuskan menggunakan plastic cross sebagai
pengatur jarak nad (tanda " + ") atau dengan tile
spacer.
15.
Cek kerataan pasangan keramik dengan
water pass.

16.

Bersihkanlah permukaan keramik yang telah
terpasang dengan kain/ lap basah
17.
Lakukan pengecekan terhadap nad dari
laticrete menggunakan material
18.
grouting nad dengan alat busa/spon.
60

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

19.

Setelah kering bersihkan sekitar pasangan
keramik dan permukaan keramik dengan kain /
lap basah.

1.4.9.

PEKERJAAN DINDING MARMER/ GRANIT SISTEM
BASAH
a. Peralatan
 Sendok spesi  Ramset (alat tembak paku beton)
 Ember
 Batu gerinda
 Cangkul
 Amplas halus
 Sekop
 Paku beton
 Benang
 Siku-siku
 Waterpass
 Rol meter
 Unting-unting
 Kain lap
 Paku
 Palu
 Tang
 Cape
 Mesin poles marmer/granit (untuk mengkilapkan
permukaan)
b. Bahan

Marmer/granit

Semen pc

Pasir

Air

Bahan cor nad (afagrout, ibagruot,
afafik dan lain-lainwarna sesuai rencana).

Kawat angkur kuningan diameter 0,2
cm.

61

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

Bubuk pengkilap/batu kuning (untuk
mengkilapkan permukaan).
Pelaksanaan
1.
Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang
akan digunakan.
2.
Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan
lain-lain.


c.

3.

Gelar
marmer/ granit seluas dinding sesuai
dengan pola yang ada pada gambar shopdrawing

4.

Seleksi ukuran, warna, arah serat, dan cacatcacat permanen marmer/granit.
5.
Marking atau tandai marmer/ granit sesuai posis1
dan arah serat. penandaan ini menggu-nakan isolasi,
setelah marmer/ granit terpasang isolasi baru dilepas
6.
Marking dan tandai letak angkur dengan paku
pada dinding yang akan dipasang marmer/granit.

7.

Lubangi marmer/granit untuk dudukan kawat
angkur
62

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

8.

Pasang benang arah horisontal dan vertikal pada
dinding sesuai elevasi pada shopdrawing. kedudukan
benang antara horisontal dan vertikal harus siku dan
datar, cek kedataran benang dengan waterpass.
9.
Pasang kawat angkur arah melintang/horisontal
pada dinding sesuai marking dengan bantuan paku.
10. Pasang alat bantu kawat penahan sementara.

63

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

11. Pasang kawat angkur sesual kedudukan.

12.

Pasang marmer/granit pada posisinya
dengan bantuan angkur mati dan angkur sementara.
arah
pemasangan
dimulai dari bawah dan
kedudukan marmer/ granit harus sesuai dengan saat
penggelaran

13. Isi spesi secara hati-hati agar kedudukannya tidak
berubah, dan sebelum spesi kering/ mengeras lepas
kawat Bantu sementara
14. Cek kerataan permukaan marmer/ granit dengan
64

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

waterpass.

15. Isi sela nad dengan bahan pengisi yang telah disetujui.
16. Bersihkan permukaan marmer/ granit yang terpasang
dengan kain lap basah.

1.4.10. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK
a. Planning
1. Shop drawing

Menentukan
sisa potongan keramik harus > 1/3 badan
keramik

Menentukan
nad keramik dinding &lantai agar bertemu &
nad keramik seragam

Menentukan
supaya perempatan keramik bertemu

Menentukan
posisi dinding bata.

Menentukan
tata letak sanitair & fixture harus

65

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG




diperempatan/ tengah badan keramik.
Menentukan
titik awal pemasangan keramik.
Menentukan
expantion joint minimal setiap luasan 12 m216 m2.

2. Perhitungan resources (sumber daya)
a. Bahan yang digunakan

Keramik

Semen pc

Air

Additive
b. Alat yang digunakan

Jidar
aluminium

Bak
air
(ember)

Tempat
dudukan /tatakan keramik

Benang atau
senar

Palu karet

Sendok Spesi

Plastic cross
atau tile spacer

Waterpass

Busa/spon

Kain/lap basah
c. Tenaga kerja :
menentukan tenaga kerja yang
dibutuhkan sesuai jadwal dan volume
pekerjaan
b. Pelaksanaan
1.
Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan
digunakan.
2.

Pahami gambar kerja, pola pema-sangan, dan
lain – iain.
66

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

3.

4.

5.
6.
7.

8.

9.

Sortir keramik agar menghasilkan keseragaman

Ukuran/
dimensi

Presisi

Warna
Rendam keramik yang akan dipasang
kedalam bak air (ember) selama 1jam.

Keramik dianginkan dengan cara diletakan
pada tempat dudukan/ tatakan keramik, setelah
proses perendaman
Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari
lantai.penentuan peil ini untuk seluruh
kesatuan.
Pasang benang arah horisontal dan vertikal
pada lantai sesuai elevasi pada shopdrawing.
kedudukan benang datar dan siku apabii.a
dinding yang ada adalah dinding keramik,
maka kedudukan nad lantai harus disesuaikan
dengan yang ada pada dinding.
Pasang keramik
sebagal
pasangan
kepalaan, sepanjang garis dasar yang telah
terpasang.

Cek kesikuan keramik dengan besi siku
dan kerataan elevasi keramik dengan
67

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

waterpass

10.
11.
12.

13.
14.

15.

Isi bagian/daerah permukaan lantai yang
lainnya dengan adukan/
Spesi. ll.setelah
itu
pasang
keramik
berikutnya sesuai poslsinya sampai selesai,
usahakan supaya tidak ada las - lasan.
Jika keramik sudah terpasang semua, ketuk
permukaan keramik dengan palu karet untuk
mendatarkan/meratakan permukaan keramik
supaya tidak rusak/cacat.
Setelah itu
cek kerataan elevasi keramik
dengan waterpass.
Bersihkan permukaan pasangan keramik
yang telah terpasang dengan kain/lap basah
sampai bersih.

Untuk
menghindari
naiknya
(menggelembungnva lantai) maka
delatasi

lantai
buatlah

68

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

16.
17.

18.

19.
20.

Kemudian siapkan isian/bahan cor nad pada
bakair (ember) dan aduklah hingga rata
Setelah adukan rata, isi sela - sela nad dengan
bahan cor nad dengan
menggunakan
sendok spesi ( sekop ). Pengisian nad
dilakukan apabila
kedudukan keramik telah
kuat atau spesi telah kering.
Kemudian ratakan nad tersebut dengan cape.

Diamkan dan tunggu sampai nad ter-sebut
benar-benar kering.
Setelah kering, bersihkan
permukaan
pasangan keramik yang sudah dipa-sang nad
dari sisa-sisa bahan cor
nad
dengan
menggunakan kain/lap basah sampai bersih.
69

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.4.11. LANTAI GRANITE/ MARMER
a. Peralatan Yang Digunakan

Sendok Spesi

Ember

Canckul

Sekop

Benang

Siku - Siku

Waterrpass

Rol Meter

Kain Lap

Palu Karet

Palu Besi

Amplas Haeus

Mesin poles
marmer/granit (untuk mengkilapkan permukaan).

Gergaji/
Gerinda Beton

b. Bahan Yang Digunakan:

Ubin Marmer/
Granit

Semen Pc

Pasir

Air

Bahan Cor
Nad (Afagrout, Ibagruot, Afafik Dan Lain - Lain
Warna Sesuai Rencana)

Bubuk
Pengkilap/Batu Kuning (Untuk Mengkilapkan
Permukaan)
c. Pelaksanaan:
1. Siapkan peralatan dan bahan-bahan yang akan
digunakan.

70

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

2. Pahami gambar kerja, pola pemasangan dan
iain-lain
3. Apabila marmer/ granit dipasang pada :
 Lantai biasa (diatas pasir urug), kepadatan
dan keda-taran pasir urug harus sesuai
rencana.
 Lantai beton (diatas pasir urug), permukaan
lantai dibersihkan dan disiram dengan air.
4. Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai.
penentuan peil ini untukseluruh kesatuan.
Kedudukan benang harus datar dan siku. Apabila
din-ding yang ada adalah dinding marmer/ granit,
maka kedudukan nad lantai
harus disesuaikan
dengan yang ada pada dinding.

5. Pasang marmer/granit sebagai pasangan kepaila,
sepanjang garis dasar yang telah terpasang
6. Untuk marmer/granit yang tidak sama dimensinya,
dipotong/
digerjnda
dengan
alat
potong
gergaji/gerinda marmer/granit.

71

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

7. Cek kedatarannya dengan waterpass untuk setiap
pemasangan marmer/ granit
8. Gunakan palu karet untuk mendatarkan/meratakan
agar permukaan marmer/granit tidak rusak/cacat
9. Lanjutkan pemasangan marmer/granit dengan
pertolongan
benang dan lakukan pengecekan
dengan waterpass setiap memasang sebuah
marmer/granit.
10. Isi sela-sela nad dengan bahan cor nad. pengisian
nad dilakukan apabila kedudukan marmer/granit telah
kuat atau spesi telah kering.
11. Bersihkan permukaan marmer/granit dari sisa-sisa
bahan cor nad dengan menggunakan kain lap
sampai bersih.
12. Poles permukaan marmer/granit dengan bubuk
pengkilap dengan menggunakan mesin poles
marmer/granit.

13. Untuk mengkilapkan permukaan marmer/ granit
bekas potongan (daerah pinggulan), gosok daerah
bekas gergaji dengan batu gerinda sampai halus.
Setelah digosok dengan batu gerinda haluskan
dengan amplas yang halus.
14. untuk mengkilapkan gosok permukaan dengan
batu
kuning.
Apabila marmer/granit dipasang pada lantai luar,
maka perlu diberi lapisan polymer coating.
1.4.12. PEKERJAAN SCREED LANTAI
a. Peralatan yang digunakan


Selang air.
72

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

Waterpass.
Sapu.
Compressor.
Paku.
Benang nylon /






sknar.

Meteran.
Jidar



aluminium.

Roskam kayu
Molen untuk
mengaduk mortar kapasitas 150 liter

Lift untuk
menaikan mortar (bangunan bertingkat)
kapasitas 1 ton

Gerobak
uintuk mengangkut mortar (dua roda)

Sendok
tembok

Drum air

Ember
b. Bahan yang digunakan

Pasir pasang/
extra beton.

Semen (pc).

Air.
c. Pelaksanaan :
1. Buat marking untuk elevasi screed dengan
selang air / waterpass.
2. Bersihkan permukaan lantai dari debu dan puing
dengan sapu/ compressor.
3. Siram permukaan lantai dengan air sampai
lembab.
4. Pasang benang pada jalur kepalaan (elevasi
sesuai dengan marking)
5. Tentukan tebal screed lantai sesuai dengan jenis
finishing lantai.



73

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

6. Buat caplaan pada jalur kepalaan dengan
jarak 1,5 s/d 2 m, elevasi sesuai benang.
pada bagian atas caplaan diberi triplek 5x5 cm

7. lsi
adukan dengan campuran 1:4 diantara
caplaan, elevasi sesuai benang, demiklan
seterusnya untuk jalur kepalaan yang lain
8. Dengan jarak antar kepalaan 1,5m s/d 2m sejajar
kepalaan pertama.
9. Isi adukan dengan campuran 1:4 diantara 2
kepalaan. dan ratakan dengan jidar aluminium
lalu haluskan dengan roskam kayu.

74

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

10. Aci permukaan bidang screed setelah umur
screed 2-3 hari (khusus finishing lantai keramik,
permukaan screed tidak perlu di aci tetapi di
kasarkan).
1.4.13. EXPANTION JOINT
a. Deatil Expansion Joint

2.

POT MEMANJANG

75

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

b. Expansion Joint

Expansion Joint
Expansiaon Joint
Arah Horisontal
Arah Horisontal & vertical
c. Macam-macam Expansion Joint
1. Joint Alignment To Structural Movement Joint

76

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

3. Prefabricated Joint With Reinforcement Edges
And Capping Over Structural Movement Joint

4. Flexible Joint In Bed Or Without Separating Layer

5. Flexible Joint Reinforcement Edges

77

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

6. Flexible Joint In Bed, With Or Without Separating
Layer Type 1

7. Flexible Joint In Bed, With Or Without Separating
Layer Type 2

7. Floor Joint-Vertical Cove 8. Floor Joint-Skirting

78

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

1.4.14. PEKERJAAN WATERPROFING TIPE BITHUTENE
a. Alat yang digunakan :

Sikat.

Sapu.

Cape.
b. Bahan yang digunakan :

Waterproofing
membrane.

Bahan primer
coating.

Screed.

Acian halus.

Kawat ayam.
c. Pelaksanaan :
1. Bersihkan lokasi yang akan dipasang dari kotoran dan debu serta sisa adukan mengguna-kan
sikat, sapu dan cape.
2. Labur permukaan / bidang yang akan dipasang
deng an primer coating secara merata, juga
START
A
bidang dinding naik ± 20 cm dari finishing
lantai.
Pembersihan
Lokasi dari debu &
Kotoran lain

Cek
Kebersi
han

Pasang
WaterProfing

No

Test
Perendama
n
1X24 jam

Yes
Labur Permukaan
Dengan Primer
Coating

A

No

Yes

Tutup Screed
Lantai

FINISH

79

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG

Flow Chart Pekerjaan Waterproofing
3. Cek laburan primer coating.
4. Pasang waterproofing secara merata mulai dari
dinding terjauh dengan overlap
±10 cm.
5. Cek pemasangan waterproofing mem-brane
6. Test penggenangan selama 1 x 24 jam (1 hari).
7. Screed penutup waterproofing :
a. Untuk toilet, langsung ditutup screed dengan
tebal 2-5 cm.
b. Untuk gutter, sebelum penutupan screed
dipa-sang kawat ayam mengikuti alur
pemasangan, ketebalan screed 2-3cm dan
difinish acian halus.

1.4.15. WATER PROFING MEMBRANE
a. Alat yang digunakan :

Sapu.

Pisau.
80

BUKU PEDOMAN METODE KONSTRUKSI
METODE KONSTRUKSI GEDUNG


Meteran.

Kuas.

Kuas rol, kegel.

Sipatan/tali pemberi tanda.
b. Bahan yang digunakan :

Primer dicampur dengan bensin
(sampai dapat dikuaskan)

Masting (bitumastic).

Lapisan waterproofing (bituthene),
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Lebar (l)
= 1m
Panjang (p)
= 20 m, 25 m atau 30 m