Laporan Praktikum FISIKA Pengukuran Indonesia

LAPORAN PRAKTIKUM
FISIKA
MATERI : “PENGUKURAN”
Guru Pendamping : Ibu Hj. Ayu Herlina Rustam,

S.Hut, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELAS X.3
KELOMPOK 7 , Atas Nama :
Alifia Rahmmaaati Solehmat
Muhmammad Alvin Alfando
Noor Syifa Badalliahm
Siti Ujrumiyahm

DINAS PENDIDIKAN KAB. BANJAR
SMA NEGERI 1 MARTAPURA

TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya

kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum dengan materi “pengukuran”.
Penulisan laporan ini adalah salah satu tugas dan praktikum untuk mata pelajaran Fisika di
SMA Negeri 1 Martapura.
Dalam penulisan laporan praktikum ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingatakan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan laporan ini.
Dalam penulisan makalah ini saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
khususnya kepada Ibu Hj. Ayu Herlina Rustam, S.Hut, M.Pd, yang telah memberikan
pengarahan dan dorongan dalam laporan ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi ka sehingga tujuan yangdiharapkan dapat tercapai.

Martapura, 04 September 2014
2

DAFTAR ISI
Cover Page…………………………………………………………………………………….1
Kata Pengantar………………………………………………………………………………...2

Daftar Isi………………………………………………………………………………………3
BAB I (PENDAHULUAN)..…………………………………………………………………4
A. Latar Belakang………………………………………………………………………...4
B. Tujuan………………………………………………………………………………....4
BAB II ALAT, BAHAN, CARA KERJA)………………………………………………….5-8
A. Alat……………………………………………………………………………………5
B. Bahan……………………………………………………………………………….....5
C. Cara Kerja……………………………………………………………………………58
BAB III (HASIL DAN PEMBAHASAN)………………………………………………….810
A. Hasil Pengamatan……………………………………………………………………..8
B. Pembahasan Hasil……………………………………………………………………910
BAB IV (PENUTUP)………………………………………………………………………...11
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………...11
B. Saran………………………………………………………………………………….11

3

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang

Fisika sebagai induk mekanika-mekanika fluida-hidrolik-alat berat memerlukan
pengukuran-pengukuran yang sangat teliti agar gejala yang dipelajari dapat dijelaskan
(dan bisa diramalkan) dengan akurat. Sebenarnya pengukuran tidak hanya mutlak
bagi fisika, tetapi juga bagi bidang-bidang ilmu lain termasuk aplikasi dari ilmu
tersebut. Dengan kata lain, tidak ada teori, prinsip, maupun hukum dalam ilmu
pengetahuan alam yang dapat diterima kecuali jika disertai denganhasilhasilpengukuranyangakurat.
Pengukuran didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan suatu besaran
dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan adalah pembanding
di dalam pengukuran. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu
yang lain yang dianggap sebagai patokan. Jadi dalam pengukuran terdapat dua faktor
utama yaitu perbandingan dan patokan (standar).
Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang dapat diukur dengan sesuatu
yang dijadikan sebagai acuan. Sesuatu yang dapat diukur,kemudian hasilnya
dinyatakan dengan angka-angka, dinamakan besaran. Besaran Fisika dikelompokkan
menjadi Besaran Pokok dan Besaran Turunan. Besaran pokok adalah besaran yang
sudah ditetapkan terlebih dahulu dan merupakan besaran dasar. Sedangkan besaran
turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok. Panjang, massa, waktu,
suhu dan arus listrik merupakan contoh besaran pokok. Luas, volume, massa jenis,
kecepatan dan gaya merupakan contoh dari besaran turunan. Dalam Sistem
Internasional (SI) terdapat tujuh besaran pokok yang mempunyai satuan dan dua

besaran pokok yang tidak mempunyai satuan.
-

-

Untuk mengetahui tingkat ketelitian masing-masing alat ukur panjang yaitu
penggaris, jangka sorong, dan mikrometer sekrup, dan cara penggunaan neraca
ohaus serta gelas ukur. Sehingga mengetahui alat ukur yang tepat untuk
melakukan pengukuran besaran suatu benda.
Untuk mengetahui cara penggunaan alat- alat ukur dengan benar dan baik.

b. Tujuan
1. Mempelajari prinsip-prinsip dasar pengukuran
2. Menentukan panjang, diameter dalam, diameter luar dan ketebalan benda
3. Melakukan pengukuran massa benda

4

4. Untuk mengetahui cara menggunakan alat-alat pengukuran (neraca ohaus,
mikrometer sekrup, gelas ukur, dan jangka sorong)

5. Untuk melatih ketelitian pengukuran saat pada praktikum semester
6. Lebih memahami cara mengukur yang benar dan tepat
7. Melatih kerja sama di dalam kelompok

BAB II
ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA
a. Alat
-

Jangka sorong
Micrometer sekrup
Mistar (penggaris)
Neraca ohaus
Gelas ukur

b. Bahan
-

Air
Kubus besi

Silinder
Batu

c. Cara Kerja
A. Jangka Sorong

Mencari panjang, lebar, dan tinggi pada kubus besi, serta mencari diameter dan lebar
pada silinder.
Cara
1.

:
Putar mur penunci berlawanan arah dengan jarum jam
5

2.
3.
4.
5.
6.


Geser rahang kanan
Masukan benda yang aka diukur pada rahang bawah / rahang diameter luar
Geser rahang hingga tepi benda, sehingga benda tersebut terjepit pada rahang
diameter luar
Kunci rahang dengan memutar mur pengunci searah dengan jarum.
Lihat skala utama dan skala noniusnya (skala geser). Pastikan dulu posisi garis
nol pada skala geser. Lalu lihat garis pada skala geser yang sejajar dengan
skala utama. Hasil pengukuran yang didapat adalah skala utama + skala geser.

B. Micrometer Sekrup

Mencari panjang, lebar dan tinggi pada kubus besi, serta mencari diameter dan tinggi
pada silinder.
Cara

:

1.
2.


Buka kuncinya, jika sudah terbuka langsung saja ke point 2
Cek terlebih dahulu mikrometer sekrup yang akan digunakan, jika poros tetap
dan poros geser dirapatkan dengan memutar "pemutar" ke arah kanan, skala
utama harus menujukan nol. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan
pengukuran yang disebabkan oleh kerusakan alat.
Buka rahang (poros geser) dengan memutar pemutar ke arah kiri, buka
selebar mungkin agar benda yang akan diukur bisa masuk
Letakkan benda yang akan diukur lalu tutup kembali rahang dengan
memutar "pemutar" ke arah kanan hingga benda yang akan diukur terjepit
Kunci rahang dengan memutar pengunci hingga terdengar bunyi "klik".
Lihat nilai terbesar yang ditunjukan oleh skala utama, skala ini dalam
mm.
Lihat nilai skala nonius, cara menentukan skala nonius adalah dengan
menentukan garis skala nonius yang sejajar dengan garis tengah skala utama,
kalikan nilai skala nonius dengan 0,01 (skala putar x 0,01).
Jumlahkan nilai yang ditunjukkan angka skala utama dengan nilai yang
ditunjukkan skala nonius.

3.

4.
5.
6.
7.
8.

6

C. Mistar (Penggaris)

Mencari panjang, lebar, dan tinggi pada kubus besi, serta mencari diameter dan tinggi
pada silinder.
Cara
1.
2.
3.
4.

:
Impitkan skala nol pada mistar dengan salah satu ujung benda yang akan

diukur.
Lihat posisi ujung lain benda tersebut.
Baca skala mistar yang berimpit dengan ujung lain benda.
Secara umum akan teramati ujung benda tidak tepat berimpit dengan salah satu
skala millimeter pada mistar. Oleh karena itu laporan pengukuran adalah nilai
terbaca ± ketidakpastian pengukuran

D. Neraca ohaus

Mencari massa pada kubus besi, silinder, dan batu.
Cara

:
7

1.

2.
3.
4.

5.
6.

Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang,
dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke
kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar;
Meletakkan benda yang akan diukur massanya;
Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang
kecil. Jika panahnya sudah berada di titik setimbang 0; dan
Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil
pengukurannya.
Bacalah Skala yang ditunjukkan oleh anting (pemberat) pada masing-masing
lengan neraca.
Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan :

Hasil Pengukuran (xo) = Penjumlahan dari masing-masing Lengan.
Misalnya pada neraca Ohauss III lengan berarti hasilnya= LenganI +
Lengan II +Lengan III.

E. Gelas Ukur

Mencari volume pada silinder dan batu dengan air.
Cara
1.
2.
3.
4.
5.
6.

:
Mengambil sebuah gelas ukur dan mengamati skala yang tertera pada gelas
ukur tersebut terutama mengenai skala maksimum dan skala nilai terkecil.
Mengisi gelas ukur tersebut dengan air bersih hingga skala 20 ml lalu
membaca dan mencatat volume awal air tersebut.
Bahan uji pertama (balok gabus) diikat, lalu dicelupkan ke dalam gelas ukur
hingga balok gabus terendam. Kemudian membaca dan mencatat volume air
sebelum bahan uji tersebut diangkat.
Mengangkat balok gabus tersebut, lalu membaca dan mencatat volume akhir
setelah balok gabus tersebut diangkat.
Mengulangi kegiatan a sampai dengan d dengan menggunakan bahan uji
kedua yaitu bahan yang mudah tenggelam dalam hal ini menggunakan tutup
pulpen.
Mencatat hasil volume awal, volume ketika bahan uji berada dalam gelas ukur,
dan volume setelah bahan uji diangkat dari kedua bahan uji tersebut.
8

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil pengamatan
1) Bahan
Alat ukur
Massa kubus

: Kubus besi
: Jangka sorong, Neraca ohaus, Mikrometer sekrup, Penggaris
: 67, 06 gram

No.

Alat

Panjang
(p) (cm)

Lebar (l)
(cm)

Tinggi
(t) (cm)

1.

Penggaris

2 cm

2 cm

2 cm

8 cm3

8,38 gr/cm3

2.

Jangka
sorong

2,09 cm

2,09 cm

2,09 cm

9,12 cm3

7,35 gr/cm3

3.

Mikrometer
sekrup

2,014 cm

2,014 cm

2,014 cm

8,17 cm3

8,21 gr/cm3

2) Bahan
Alat ukur
Massa silinder

Volume (V) Massa jenis
(cm3)
(ρ) (gr/cm3)

: Silinder
: Air, Gelas ukur, Jangka sorong, Micrometer sekrup, Neraca
ohaus, dan Penggaris
: 18,3 gram

No.

Alat

Diameter
(d) (cm)

Tinggi (t)
(cm)

Volume
(V) (cm3)

Massa jenis (ρ)
(gr/cm3)

1.

Penggaris

0,9 cm

3,2 cm

2 cm3

9,15 gr/cm3

2.

Jangka sorong

0,95 cm

4,05 cm

2 cm3

9,15 gr/cm3

3.

Mikrometer
sekrup

1,036 cm

-

2 cm3

9,15 gr/cm3

3) Bahan
Alat ukur
Massa batu

: Batu
: Air, Gelas ukur, dan Neraca ohauss
: 3,15 gram

9

No .

Volume (V) (cm3)

Massa jenis (ρ) (gr/cm3)

1.

1 cm3

3,15 gr/cm3

b. Pembahasan hasil
1) Bahan
Alat ukur
Massa kubus

No.

1.

Alat

Penggaris

: Kubus besi
: Jangka sorong, Neraca ohaus, Mikrometer sekrup, Penggaris
: 67, 06 gram

Panjang
(p) (cm)

2 cm

Lebar (l)
(cm)

2 cm

Tinggi (t)
(cm)

2 cm

Volume
(v) (cm3)

Massa jenis
(ρ) (gr/cm3)

8 cm3

m
ρ= v
67,06 gr
=
8 cm3
= 8,38
gr/cm3

S3
=
(23 = 8
cm3)

2,09 cm

2,09 cm

2,09 cm
9,12 cm3

2.

3.

Jangka
sorong

Mikrometer
sekrup

SU + SN
=
(2 cm +
(0,01 x 9
cm)
= 2 + 0,09
= 2,09 cm)

SU + SN
=
(2 cm +
(0,01 x 9
cm)
= 2 + 0,09
= 2,09 cm)

SU + SN
=
S3
(2 cm +
=
(0,01 x 9
(2,093 =
cm)
9,12 cm3)
= 2 + 0,09
= 2,09 cm)

2,014 cm

2,014 cm

2,014 cm

SU + SN
=
(2 mm +
(0,01 x
14)
= 2 mm +
0,14 mm =
2,14 mm
= 2,014

SU + SN
=
(2 mm +
(0,01 x 14)
= 2 mm +
0,14 mm =
2,14 mm
= 2,014 cm)

SU + SN
=
(2 mm +
(0,01 x
14)
= 2 mm +
0,14 mm =
2,14 mm
= 2,014

10

8,17 cm3
S3
=
2,0143 =
8,17 cm3

m
ρ= v
67,06 gr
=
9,12 cm3
= 7,35
gr/cm3

m
ρ= v
67,06 gr
=
8,17 cm 3
= 8,21
gr/cm3

cm)

2) Bahan
Alat ukur
Massa silinder

No.

1.

2.

Alat

Penggaris dan
Gelas ukur

Jangka
sorong dan
Gelas ukur

cm)

: Silinder
: Air, Gelas ukur, Jangka sorong, Micrometer sekrup, Neraca
ohaus, dan Penggaris
: 18,3 gram

Diameter
(d) (cm)

0,9 cm

Tinggi (t)
(cm)

Volume (V)
(cm3)

Massa jenis (ρ)
(gr/cm3)

3,2 cm

2 cm3
(2 ml = 0.002 l
/ 0.002 dm3
=
2 cm3)

m
ρ= v
18,3 gr
=
2cm3
= 9,15 gr/cm3

0,95 cm

4,05 cm

SU + SN
=
(0,9 cm +
(0,01 x 5)
cm
= 0,9 cm +
0,05 cm
= 0,95 cm)

SU + SN
=
(4 cm +
(0,01 x 5)
cm
= 4 cm
+ 0,05 cm
= 4,05 cm)

2 cm3
(2 ml = 0.002 l
/ 0.002 dm3
=
2 cm3)

m
ρ= v
18,3 gr
=
2cm3
= 9,15 gr/cm3

1,036 cm

3.

Mikrometer
sekrup dan
Gelas ukur

SU + SN
=
(10 mm +
(0,01 x 36)
= 10 mm +
0,36 mm
= 10,36 mm
= 1,036 cm

2 cm3
-

11

(2 ml = 0.002 l
/ 0.002 dm3
=
2 cm3)

m
ρ= v
18,3 gr
=
2cm3
= 9,15 gr/cm3

3) Bahan
Alat ukur
Massa batu

No

: batu
: Air, Gelas ukur, dan Neraca ohauss
: 3,15 gram

Volume (V) (cm3)

Massa jenis (ρ) (gr/cm3)

1 cm3
1.

m 3,15 gr
ρ= v =
= 3,15 gr/cm3
1cm 3

(1 ml = 0.001 l /
0.001 dm3
= 1 cm3)

12

BAB IV
PENUTUP
a.

Kesimpulan

Kita bisa mengukur suatu benda dengan menggunakan neraca ohaus, gelas ukur,
penggaris, micrometer sekrup, jangka sorong, dan masih banyak lagi. Tetapi hasilnya
berbeda-beda. Hal itu diantaranya mungkin dikarenakan alatnya sedikit error, waktunya
sempit (sehingga terburu-buru), kurangnya kerjasama, banyaknya perbedaan pendapat,
serta yang paling jelas itu dikarenakan setiap alat pengukuran memiliki ketelitian yang
berbeda-beda. Misalnya micrometer sekrup (0,01 mm), jangka sorong (0,01 cm),
penggaris (1 mm), neraca ohauss (0.1 gr), dll. Walaupun hasil yang ditampilkan ada
sedikit perbedaan, yang penting kita telah mengukur dan menghitung dengan
semaksimal mungkin teliti.

b.
1.
2.
3.
4.
5.

Saran
Kita harus lebih teliti lagi dalam mengukur objek dan menghitung data-data
yang didapat dari pengukuran tadi.
Jangan lupa untuk mengecek ulang data yang telah didapatkan, apakah sudah
benar atau tidak.
Praktikan lebik teliti dalam membaca hasil pengukuran.
Mengoptimalkan kerjasama yang terjalin antara anggota kelompok.
Co. Asst membimbing praktikan dengan lebih baik lagi agar praktikan
memperoleh hasil pengamatan yang lebih akurat.

13

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Perancangan Sarana Praktikum Prestasi Mesin Pendingin Pembuat Es Batu

10 135 1

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157