ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA. anak M

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tn.S DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA An. M DENGAN MASALAH
NUTRISI PENDERITA PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

1. PENGKAJIAN
Dilakukan tanggal 26 Maret 2015
A. Data Umum

No

1. Nama kepala keluarga (KK)

: Tn.S

2. Alamat dan telepon

: Madiun

3. Pekerjaan kepala keluarga

: Buruh


4. Pendidikan kepala keluarga

: SLTA

5. Komposisi keluarga

:

Nama

Jenis
kelamin

Hub.
dengan

umur

Pendidikan


Keterangan

34 th

SLTA

Sehat

1.

Tn. S

L

KK
KK

2.


Ny. D

P

Istri

30 th

SMK

Sehat

3.

AN.S

P

Anak


6 th

TK

Sehat

4.

AN.M

L

Anak

2,2 th

-

Sakit


6. Genogram



Keterangan :
: perempuan

: tinggal serumah

: laki-laki

: hubungan pernikahan

: perempuan meninggal

: klien

: laki-laki meninggal

7.


Tipe keluarga

: keluarga Tn. S merupakan tipe keluarga (Nuclear family) yang

terdiri Ayah, ibu, dan anak. Dimana ayah sebagai pencari nafkah dan ibu sebagai ibu
rumah tangga.
8.

Suku bangsa

: Keluarga Tn.S bersuku Jawa, dalam keluarga terdapat kebiasaan

yang merusak kesehatan yaitu ayah suka merokok.
9.

Agama

: KeluargaTn.S penganut agama Islam


B. Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. S saat ini adalah tahap 6, dimana keluarga dengan
anak dewasa.
2) Tahap perkembangan keluarga
Tugas keluarga dilaksanakan sesuai tugas, ayah sebagai pencari nafkah ibu sebagai ibu
rumah tangga, anak belum bekerja.
C. Data Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Rumah Tn. S merupakan rumah permanen dengan ukuran panjang 16 meter dan
lebar 8 meter. Rumah tersebut memiliki 2 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang tamu,
dapur, serta 1 kamar mandi dan 1 WC.
Lantai rumah terbuat dari semen, berdinding tembok, dan beratap genting. Rumah
ini memiliki 7 buah jendela dan 5 buah pintu, serta belum terdapat genting kaca
sehingga pencahayaan dan sirkulasi udara dalam rumah ini kurang baik. Kebersihan

rumah dan lingkungan sekitar baik. Keluarga mengatakan pengelolaan sampah dengan
cara di ambil tukang sampah.
Sumber air yang digunakan keluarga berasal dari air PDAM, kualitas air yang
digunakan keluarga Tn. S bersih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Jenis

jamban yang digunakan adalah leher angsa, jarak septiktank dengan sumber air > 2
meter. Untuk sarana penerangan dalam rumah sehari-hari keluarga Tn. S menggunakan
listrik.

Gambar denah rumah
H
U
A
B
B

T

C
S
D
E

F


Keterangan :

G

A

:ruang tamu

E

: dapur

B

: ruang keluarga

F

: kamar mandi


C

: kamar tidur 1

G

: wc

D

: kamar tidur 2

H

: teras

2) Karakteristik tetangga dan komunitas
Rumah di sekitar rumah Ny. K berdekatan, halaman tidak ada. Antar anggota saling
toleransi dan mengenal satu sama lain. Kebanyakan di sekitar Tn. S bekerja sebagai
petani dan pegawai swasta.

3) Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. S jarang berpergian jauh. Kegiatan rutin sehari hari adalah Tn. S bekerja
sebagai buruh, istri Tn. S tidak bekerja, anak Tn. S yang pertama sekolah TK, anak yang
ke 2 hanya bermain di rumah. Keluarga Tn. S tinggal didaerah tersebut sejak 10 tahun
yag lalu, rumah milik sendiri.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. S jarang ikut kegiatan masyarakat,karena apabila tidak ada panggilan buat buruh,
beliau bekerja serabutan.
5) Sistem pendukung keluarga
Tn. S, istri dan anak-anak nya selalu mensuport An. M agar tetap kuat menghadapi
penyakitnya. Apabila salah satu ada anggota keluarga yang sakit keluarga membawa ke
puskemas , yang berjarak ± 5 km dari rumah Tn. S . Kelurga Tn. S menggunakan
kartu jamkesmasta untuk berobat.
D. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga
Komunikasi keluarga Tn. S menggunakan bahasa jawa dan secara verbal. Komunikasi
berlangsung setiap hari karena mereka selalu ada di rumah.
2) Struktur peran
Keluarga tidak mempunyai peran formal dalam masyarakat, hanya sebagai masyarakat
biasa. Tn. S bekerja sebagai buurh. Sedangkan istrinya Ny. D sekarang tidak bekerja
sehingga berperan sebagai ibu rumah tangga, dan mengurus Anak yang selalu
bergantung padanya. Struktur kekuatan keluarga.
Tn. S mengatakan dalam memecahkan masalah yang dihadapi pengambilan
keputusan dilakukan oleh Tn. S sebagai kepala keluarga, setelah didiskusikan bersama.
3) Struktur nilai atau norma keluarga
Tn. S mengatakan bahwa dalam keluarganya terbiasa menanamkan sikap saling
menghormati, saling menghargai, dan saling menyayangi antar anggota keluarga
maupun dengan orang lain. Tn.S juga menerapkan sikap sopan terhadap setiap tamu
yang datang berkunjung ke rumah. Keluarga Tn. S juga menerapkan norma atau adat
yang ada di lingkungan sekitar misalnya takziah, menjenguk tetangga yang sakit, kerja
bakti dan membantu tentangga yang memiliki hajat.
E. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
Keluarga mengatakan berusaha memelihara hubungan baik antar anggota keluarga,
saling menyayangi, menghormati dan bila ada anggota keluarga yang membutuhkan
maka anggota keluarga yang lain akan berusaha membantunya.
2) Fungsi sosialisasi peran

Tn. S mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan baik. Hal
ini disebabkan karena setiap anggota keluarga berusaha untuk memenuhi aturan yang
ada misalnya, saling menghormati dan menghargai. Keluarga berusaha untuk mengikuti
aturan atau norma yang ada di masyarakat sehingga dapat menyesuaikan dengan
masyarakat di sekitarnya.

3) Fungsi reproduksi
Tn.S mengatakan bahwa saat ini
kelahiran anak keduanya. Tn. S

istrinya menggunakan KB suntik mulai

dikaruniai 2 orang anak, dan semuanya belum

menikah. selama ini Tn. S dan Ny. D tidak pernah ada keluhan pada alat seksualnya.
4) Fungsi ekonomi
Keluarga Tn. S berpendapatan cukup. Tn. S bekerja sebagai buruh setiap
bulannya pendapatannya 6 bulan) dan jangka pendek (< 6 bulan) yang terjadi pada
keluarga
a. Stress jangka pendek
Tn. S mengatakan saat ini memikirkan masalah kesehatan yang dialami oleh An. M
karena dokter sudah menyarankan untuk Rutin kontrol ke SBY dan rutin untuk

minum obat. Tn S mau dan dia harus bekerja lebih keras untuk mendapat uang untuk
kontrol ke SBY.
b. Stress jangka panjang
Keluarga Tn. S tidak pernah mengalami stress jangka panjang.

2) Strategi koping yang digunakan baik fungsional maupun disfungsional
Keluarga memberikan dorongan dan semangat pada anggota keluarga yang
memiliki masalah kesehatan. Keluarga juga ikut membantu memecahkan masalah yang
ada di keluarga dengan cara bermusyawarah. Selain itu, keluarga berusaha untuk
membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan guna mendapatkan
penanganan yang tepat, serta diiringi dengan do’a memohon kesembuhan bagi anggota
keluarga yang sakit.

Analisa data keperawatan keluarga pada keluarga Tn. S
NO
1

DATA
Data subyektif :

DIAGNOSA
KEP.
Gangguan tumbuh

- Keluarga mengatakan anak M sampai saat ini kembang

pada

masih sangat bergantung terhadap orang tua keluarga

Tn.S

terutama ibunya, Saat udara dingin anak M terutama An.M b/
mengalami kambuh dengan gejala sesak. Saat d
kambuh BB anak M, menurun.
Data obyektif :
- An.M tidak kuat beraktivitas berat seperti jalan
yang lama dan menguras tenaga.
- BB : 8Kg, TB :87 cm

Penyakit

Bawaan yang di
deritanya

- Extremitas dapat bergerak bebas, tidak ada
deformitas.

2

Data subyektif :

Potensial perilaku

-Ny D mengatakan jika anaknya sakit / kambuh segera

mencari kesehatan

di bawa ke RSUD Sogaten dan dilanjutkan rujuk ke

b/d

RSUP Soetomo.

anggota keluarga

Data obyektif :
-Keluarga mau dan rutin untuk mengantar An. M
berangkat kontrol ke Sby
- An.M rutin kontrol ke Sby dan selalu rutin minum
obat dari SBY.

adanya

yang mudah sakit

. Gangguan tumbuh kembang pada keluarga Tn.S terutama An.M b/d Penyakit Bawaan yang di deritanya
KRITERIA
1.

Sifat
Masalah
- Aktual

PERHIT.
=

1

Kurangnya stimulasi tumbuh kembang pada
anak
sesuai
tahapan
usianya
dapat
menimbulkan kegagalan pencapaian tumbuh
kembang di usia tersebut.

2.

Kemungkin 2/2 x 2 =
an untuk di
ubah
- mudah

2

Gangguan tumbuh kembang pada anak M
dapat diubah karena kelaurga mempunyai
motivasi yang tinggi untuk melakukannya,
latar belakang pendidikan orang tua anak M
cukup memadai dan dari social ekonomi dapat
memenuhi kebutuhan yang diperlukan untuk
stimulasi anak.

3.

Potensial di 1/3 x 1
cegah
- rendah

= 1/3

Gangguan tumbuh kembang pada anak Asusah
untuk dicegah tetapi bisa diatasi dengan saran
dari dokter dan tetap melaksanakan terapi.

4.

Menonjoln
ya masalah
Segera
di tangani

JUMLAH

3/3 x 1

PEMBENARAN

2/2
1

x 1

4 1/3

= Keluarga sangat ingin masalah yang di alami
anak M segera teratasi karena keluarga takut
dapat menganggu kesehatan anak M

DIAGNOSA 2

KRITERIA

PERHIT.

PEMBENARAN

1.Sifat Masalah
- Sejahtera

1/1 x 1

=

1

Ny. D mengatakan selalu mengantar An. M
untuk kontrol dengan rutin.

2.Kemungkinan
untuk di ubah
-sebagian

2/2 x 2 =

2

Ny. D mengatakan
anaknya

3.Potensial
cegah
- cukup
5.

di 2/3 x 1

Menonjoln 1 x 1
ya masalah
Tidak
perlu segera
ditangani

JUMLAH

= 1/3

=

1

4 1/6

selalu

mendampingi

Ny. D mengatakan klien setiap sakit langsung
diberi obat.
Keluarga selalu menganjurkan ibu klienuntuk
pemeliharaan kesehatan klien

Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 minggu kunjungan rumah,
keluarga dan klien mampu mengenali penyebab gangguan tumbuh kembang
pada An,M dan BB sesuai umur bayi.
Tujuan khusus :
1) Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 4 hari, Keluarga mampu mengenal masalah
yang muncul apabila terjadi kekambuhan
2) Setelah dilakukan kunjungan rumah Keluarga selama 6 hari, keluarga mampu merawat
dan mengambil keputusan yang tepat bagi anggota keluarga.
3) Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 6 hari, Keluarga mampu menciptakan
lingkungan yang sehat bagi anggota keluarga.
4) Setelah dilakukan kunjungan rumah selama 3 hari, Keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk berobat.
Kriteria hasil :
1) Mengidentifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan mengenai gangguan tumbuh
kembang pada anak.
2) Memperlihatkan kemampuan (ketrampilan atau perilaku).
3) Kelelahan pada klien berkurang.
Intervensi keperawatan :
1) Monitor BB anak
R/ Mengetahui perkembangan BB anak

2) Mengembangkan dan memberikan bimbingan dan pengalaman belajar untuk kesehatan
individu dan keluarga.
R/ Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan pada individu dan keluarga.
3) Sarankan untuk memanfaatkan fasilitas pengobatan pasien dan penggunaan layanan
kesehatan yang sesuai.
R/ Meningkatkan kesehatan pada anggota keluarga.
4) Meningkatkan kemampuan untuk memproses dalam memahami informasi.
R/ Membantu dalam pemahaman informasi yang benar.
5) Memperbaiki kemampuan dalam menerima informasi kesehatan.
R/ Membenarkan pengetahuan keluarga yang masih salah.
6) Bantu pasien dan keluarga untuk mengambil tindakan yang tepat dalam menangani
masalah kesehatan..
R/ Membantu mencapai kesehatan yang optimal.
7) Gunakan berbagai strategi penyuluhan.
R/ Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan.
8) Ukur kemampuan dan pengetahuan dalam bentuk psikomotor.
R/ Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam perawatan pada penyakit hipertensi.
9) Hubungkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya
tentang kesehatan.
R/ Melanjutkan pengalaman dalam informasi yang benar dan meninggalkan pengalaman
dalam informasi yang salah.

10) Berikan waktu pada pasien dan keluarga untuk mengajukan pertanyaan.
R/ Membantu keluarga untuk mengungkapkan pengetahuan yang belum dimengerti.
11) Kolaborasi dengan dalam mendeteksi diri tumbuh kembang anak.
R/ Untuk Zmengetahui sejak dini perkembangan anak.
12) Menghitung kebutuhan kalori pada An. M
R/ Mengetahui kebutuhan kalori pada anak.

No.
1

TGL/JAM
26/03/2015
14.00 WIB

IMPLEMENTASI
1. Mengembangkan dan

EVALUASI

S:
- Tn. S mengatakan
mengerti tentang
penjelasan yang
diberikan
- Tn. S dan Ny. D
mulai tahu gangguan
tumbuh kembang
anaknya.
a. Pengertian : penyakit jantung
- Tn. S dan Ny. D
kongenital adalah suatu
mengatakan akan
bentuk penyakit
menjaga untuk
kardiovaskuler yang ada sejak
mencegah komplikasi
lahir dan terjadi karena
yang terjadi.
kelainan perkembangan.
O:
b. Penyakit jantung kongenital
- Keluarga mampu
(CHD) adalah defek oleh
menjelaskan ulang
struktural atau fungsional
pembelajaran yang
pada jantung atau pembuluh
diberikan
darah besar yang terjadi pada
- Keluarga mulai tidak
saat lahir.
banyak bertanya lagi
- Wajah mulai rilex,
c. Tanda dan Gejala :
tidak tegang lagi
perkembangan lambat, cepat
A:
lelah saat bermain, nafas
- Masalah teratasi
terengah-engah, berkeringat
sebagian
banyak daripada anak yang
P:
lain, tampak kebiruan pada
- Pertahankan
mulut, lidah, dan ujung-ujung
implementasi no 2 dan
jari. Serangan biru ditandai
lanjutkan
dengan nafas terengah-engah
implementasi lain
anak tampak lebih biru
daripada biasanya, bila berat
mengakibatkan anak kejang,
pertumbuhan dan
perkembangan terlambat
d. Dampak buruk atau
komplikasi : gagal jantung
kongestif (CHF), renjatan
kardiogenik atau henti
jantung, aritmia, endokarditis
bakterialistis, hipertensi,
hipertensi pulmonal, trombo
emboli dan abses otak,
obstruksi pembuluh darah
pulmonal, enterokolitis
nekrosis, gangguan paru,
perdarah gastrointestinal,
memberikan bimbingan dan
pengalaman belajar untuk
kesehatan keluarga tentang
pengertian, tanda dan gejala, dan
dampak buruk atau komplikasi
serta perawatan untuk penyakit
jantung bawaan.