PERSEPSI PEGIAT JENDER TERHADAP KONSEP PASAL 31 AYAT (3) UNDANG-UNDANG PERKAWINAN TENTANG STATUS KEPALA KELUARGA
Tri Lisiani Prihatinah
Fakult as Hukum UNSOED Purwokert o E-mail: t lisiani@yahoo. com.
Abst r act
Some of gender act i vi st s assume t hat st at us of husband as a head of househol d i s di scr imi nat i ng wi f e. Ther ef or e, t hey pr opose a gender equal i t y model whi ch gi ves t he same st at us t o bot h husband and wi f e as a head of househol d al t oget her . By usi ng sociol ogi cal met hod and f emi ni st l egal anal ysi s, i t i s r esul t ed t hat most gender act ivi st s who become t he sour ce of i nf or mat ion i n t hi s r esear ch do not agr ee wi t h t he pr oposed model of gender equal i t y because t hey do bel i eve it s l egal consequence wi l l bur den mor e t o t he wi f e. However , t hey agr ee t hat women devel op t heir economi c abi l i t y t o ear money. These gender act i vi st s do not want t o amend Ar t i cl e 31 (3) Law Number 1 Year 1974. They under st and t hi s ar t i cl e as a r ef lect ion of subst ant ive equal i t y whi ch r ecognizes husband as a head of househol d’ s st at us is par al l el wi t h t he bur den of t he r esponsi bi l i t y.
Key wor ds: gender equal i t y, head househol d
Abst rak
St at us suami sebagai kepala keluarga dalam hukum perkawinan yang berlaku selama ini dianggap sebagian pegiat j ender sebagai hukum yang mendiskriminasikan perempuan. Sehingga mereka mengaj ukan model keset araan j ender dengan suami dan ist ri bersama-sama mempunyai st at us sebagai kepala keluarga. Dengan menggunakan met ode yuridis-sosiologis dan analisis hukum f eminis, t ernyat a diperoleh hasil bahwa hampir semua pegiat j ender yang menj adi sumber inf ormasi t idak menyet uj ui t erhadap model keset araan t ersebut , karena konsekuensi hukumnya akan semakin membebani ist ri. Tet api mereka set uj u ist ri mengembangkan kemampuan ekonomi dalam mencari naf kah. Pegiat j ender ini t idak menghendaki dilakukannya amandemen t erhadap Pasal 31(3) UU No. 1 Tahun 1974, karena pasal ini sebagai ref leksi dari keset araan subst ant if yang mengakui st at us suami sebagai kepala keluarga paralel dengan besarnya kewaj iban yang harus dit anggungnya.
Kat a kunci: model, keset araan j ender, kepala keluarga
Pendahuluan
Sej ak t ahun 1974 semua rakyat Indonesia t et api j uga hak-haknya sebagai manusia t idak t unduk pada hukum perkawinan nasional yang
dapat sepenuhnya dipenuhi. 1 Dengan pema- sama yait u UU Nomor 1 t ahun 1974. Dalam
haman sepert i it u, ada pihak yang mengaj ukan Pasal 31 ayat 3 UU Perkawinan t ersebut di-
rancangan perubahan st at us kepala keluarga nyat akan bahwa suami berkedudukan sebagai
yang berkeset araan j ender dimana laki-laki dan kepala rumah t angga dan ist ri sebagai ibu ru-
bersama-sama sebagai kepala mah t angga. St at us suami sebagai kepala runah
perempuan
keluarga. 2 Tet api kenyat aannya t idak semua t angga dalam hukum perkawinan selama ini
masyarakat menyet uj ui adanya konsep kese- dianggap oleh sebagian pegiat j ender sebagai
t araan j ender t ersebut , meskipun kebij akan hukum yang mendiskriminasikan perempuan
berkeset araan j ender ini sudah menj adi komit - dimana perempuan t idak hanya menanggung
beban yang lebih berat dibanding laki-laki,
Endang Sumiarni, 2005,
Kaj i an Hukum Per kawi nan Yang
Ber keset ar aan Jender , Yogyakart a: Wonderf ul Publ ish-
ing Company, hl m. 17.
Art ikel ini merupakan art ikel hasil penel it ian Hibah 2 LBH-APIK/ Lembaga Bant uan Hukum-APIK, 2005, Usul an Bersai ng dengan sumber dana dari Dikt i 2009.
Amandemen UU Per kawi nan Nomor 1 t ahun 1974 ber i - kut ar gumen-ar gumennya.
Persepsi Pegi at Jender Terhadap Konsep Pasal 31 Ayat (3) Undang-undang Perkawinan … 23
men Pemerint ah Indonesia unt uk mewuj ud- sif at limit at if sert a t idak dapat disimpangi. 3 kannya.
Berdasarkan hal t ersebut di at as, maka Ket idakset uj uan
perlu diket ahui bagaimana sebenarnya persepsi perubahan st at us perempuan dan laki-laki ber-
masyarakat
t erhadap
masyarakat t erhadap konsep keset araan j ender sama-sama sebagai kepala keluarga disebabkan
it u sendiri khususnya dalam relasi j ender dalam oleh berbagai alasan. Per t ama, keberagaman
keluarga. Pemahaman t erhadap hal ini adalah pendapat t erhadap konsep suami-ist ri sebagai
sangat pent ing karena merupakan suat u ke- kepala keluarga bert ent angan dengan nilai-nilai
harusan agar t ercapai t uj uan yang sudah di- agama yang dianut sebagian besar masyarakat
t et apkan yait u t ercapainya kehidupan ber- Indonesia.
Kedua, ket idakpahaman dan ke- keluarga khususnya dapat t erlindunginya pe- t idakt ahuan masyarakat t erhadap konsep kese-
rempuan yang bisanya merupakan korban t araan j ender yang dikhawat irkan dapat meng-
kekerasan dalam rumah t angga, meski t idak goncang keut uhan keluarga karena menurut
menut up kemungkinan laki-laki j uga merupakan pendapat ini konsep keset araan j ender meng-
korban kekerasan serupa.
aj arkan perempuan unt uk melawan laki-laki. Ket i ga, st igmat isasi bahwa st at us kepala ke-
Perumusan Masalah
luarga berkeset araan j ender akan menyebab- Ada beberapa masalah yang hendak kan diskriminasi t erhadap laki-laki karena
dibahas pada t ulisan ini. Per t ama, bagaimana hukum keluarga berkeset araan j ender ini akan
persepsi t erhadap konsep keset araan dan t erlalu banyak memberikan t ambahan hak ke-
Kedua, bagaimana persepsi pada perempuan. Hal ini didasarkan pada
kepemimpinan?;
t erhadap hak dan kewaj iban suami ist ri?; Ke- pemikiran bahwa hukum perkawinan yang ada
t i ga, bagaiman persepsi t erhadap hak dan ke- sekarang ini sudah memberikan hak dan ke-
waj iban sebagai orang t ua?; Keempat , bagai- waj iban yang adil kepada laki-laki dan perem-
mana persepsi t erhadap hak dan kewaj iban puan.
Keempat , st igma bahwa keset araan t erhadap hart a?; dan Kel i ma, bagaimana per- j ender berasal dari konsep barat yang lebih
sepsi t erhadap pewarisan? mendorong t erj adinya gaya hidup negat if se- pert i maraknya pergaulan bebas, meningkat nya
Met ode Penelitian
j umlah perceraian dan lain-lain. Selain it u pen- Penelit ian ini menggunakan met ode yuri- dekat an mat erialist is dan sekuler unt uk t er-
dis-sosiologis. Dalam penelit ian ini, penelit i capainya keset araan j ender yang sudah dilaku-
menggali persepsi mereka t erhadap st at us ke- kan selama ini dianggap secara f ront al me-
pala keluarga. Inf ormasi dalam penelit ian ini nyerang nilai-nilai agama dan inst it usi-inst it usi
diperoleh dengan melakukan wawancara semi - sosial yang sudah mapan memperparah st igma
st r uct ur ed dan dilakukan dengan menggunakan ini.
inst rumen penelit ian berupa out l i ne i nt er vi ew, Wacana unt uk melakukan perubahan re-
sebagian inf ormasi diperoleh dengan mengirim- lasi suami ist ri dalam sist em hukum keluarga ini
kan pert anyaan melalui f asilit as email. Adapun merupakan hal serius karena akan membawa
pengambilan dat a dilakukan dari masyarakat konsekuensi hukum pada pihak-pihak yang ber-
khususnya dari pegiat j ender (anggot a at au sangkut an diant aranya adalah penambahan
peng-rus APPHGI/ Asosiasi Pengaj ar dan Pemi- t anggungj awab hukum. Apalagi hubungan suami
nat Hukum Berperspekt if Gender se-Indonesia, ist ri dalam UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974
ket ua Pusat St udi Gender) dan di luar APPHGI. t ersebut t elah diat ur secara t ert ut up dan ber-
Trust o Subekt i , “ Int erpret si Haki m, Pengacara dan No- t ari s Terhadap Konsep Hart a Bersama Menurut UU No. 1 Tahun 1974 Tent ang Perkaw inan di Kabupat en Banyu- mas (St udi Tent ang Krit eri a Yang Digunakan Dal am Mengkual if ikasi Hart a Ber sama)” ,
Jur nal Di nami ka Hukum, Vol . 12 No. 4 Mei 2008, Purwokert o: FH Unsoed, hl m. 102.
Vol . 11 No. 1 Januari 2011
24 Jurnal Dinamika Hukum
Sement ara met ode analisis yang digunakan rumah t angga, sert a persepsi kepat uhan ist ri adalah analisis kualit at if khususnya
f emi ni s
t erhadap suami.
l egal anal ysi s. Per t ama, persepsi makna keset araan de- ngan kesamaan. Hasil penelit ian menunj ukkan
Pembahasan
bahwa mayorit as nara sumber menyat akan Pembahasan dalam penelit ian ini dispe-
keset araan dimaknai dengan perbedaan sepert i sif ikasi menj adi dua bagian yait u hasil pe-
t erlihat pada Figur 1. Ini berart i unt uk men- nelit ian dan analisis unt uk menj awab per-
capai keset araan ant ara laki-laki dengan masalahan dalam penelit ian ini.
perempuan t idak berart i keduanya harus sama, hanya sat u orang dari delapan nara sumber
Hasil Penelitian
yang menj awab bahwa keduanya harus sama. Hasil penelit ian ini menunj ukkan j awab-
Figure 1: Persepsi thd Konsep kesetaraan an nara sumber t erhadap daf t ar pert anyaan
7 8 annya dengan st at us kedudukan sebagai kepala
yang diaj ukan pada nara sumber dalam kait - 9
m 5 setuju J u 4 3 keluarga dan hal-hal yang berkait an dengan tidak setuju
h la 6
st at us t ersebut . Meskipun pert anyaan-pert anya-
an t ersebut bersif at personal, t et api it u pen- kepatuhan
kesetaraan
suami
istri sebagai
sbg
sebagai
pemimpin mutlak istri
t ing karena j awaban-j awaban t ersebut meref - terhadap
leksikan perilaku dan persepsi nara sumber
Isue
dalam merespon permasalahan yang erat kait - annya dengan kedudukan sebagai kepala Sumber : Dat a l apangan, 2009.
keluarga. Hal ini didasarkan pada argumen Sumber inf ormasi yang t idak set uj u keset araan aliran f eminis bahwa “ per sonal i s pol i t i cal ”
diart ikan dengan perbedaan karena beralasan yang berart i bahwa set iap individu mampu
bahwa semua berasal dari kodrat yang berbeda, membuat pert imbangan sendiri dan j uga
sepert i diungkapan oleh salah sat u sumber in- mampu membuat keput usan sendiri melalui
f ormasi bahwa secara kodrat i manusia memang prosedur t ert ent u, dan keput usannya it ulah
dicipt akan berbeda-beda dengan pot ensi yang yang merupakan sikap polit ik mereka t erhadap
berbeda-beda. Maka t idaklah adil j ika keadaan sesuat u hal. Sehingga set iap orang t ermasuk
yang berbeda t ersebut harus menghasilkan perempuan mempunyai kepercayaan sendiri
out come yang sama. Karena pemahaman t er- t erhadap at uran-at uran yang t idak selalu f or-
hadap perbedaan yang ada dan pemberian mal berdasarkan pengert ian dan pemahaman
ruang pada perbedaan it u sangat diperlukan yang
dalam membangun keluarga yang berkualit as t ert ent u. Hasil yang diperoleh dari penelit ian
mereka yakini
t erhadap
nilai-nilai
dan mampu mencapai t uj uannya. keset araan, hak dan kewaj iban sebagai suami
Kedua, persepsi sif at kepemimpinan sua- ist ri, hak dan kewaj iban sebagai orang t ua, hak
mi dalam rumah t angga. Sama dengan hasil kewaj iban t erhadap
t ent ang makna keset araan, mayorit as nara pewarisan.
hart a
sert a t ent ang
sumber menyet uj ui bahwa suami t et ap sebagai pemimpin dalam keluarga. Sebagian besar men-
Konsep keset araan dan kepemimpinan
dasarkan pada keyakinan yang sudah dianut nya Nara sumber dimint a memberikan j awab-
yang menyebut kan t ent ang hal ini. Hanya sat u an mengenai konsep keset araan dan kepemim-
yang menyat akan bahwa kepemimpinan bisa pinan dan hasilnya sepert i t erdapat dalam Figur
dipert ukarkan ant ara suami ist ri t ergant ung
1. Figur t ersebut menggambarkan empat hal pada siapa yang lebih berkualit as diant ara yait u persepsi konsep keset araan apakah
keduanya.
ident ik dengan kesamaan at au perbedaan, Ket i ga, persepsi syarat -syarat yang harus alt ernat if kepemimpinan suami at au ist ri dalam
dipunyai suami sebagai pemimpin rumah t ang-
Persepsi Pegi at Jender Terhadap Konsep Pasal 31 Ayat (3) Undang-undang Perkawinan … 25
ga. Saat dit anya t ent ang f akt or yang melekat baikan, kalau yang dimint akan adalah hal-hal pada suami sehingga dia dij adikan pemimpin
yang bert ent angan dengan aj aran agama at au dalam rumah t angga t erdapat j awaban yang
hukum negara yang akibat nya akan mem- bervariasi yang pada int inya dapat dikerucut -
bahayakan ist ri at au anggot a keluarga yang kan menj adi j awaban sebagai berikut :
lain, at au bahkan menghancurkan keluarga it u, Nara sumber 1: ” . . . suami bisa sebagai cont oh,
maka perint ah suami t idak harus dit urut i. mampu memot ivasi dan menyediakan naf kah yang cukup . . . ”
Hak dan kewaj iban suami ist ri.
Nara sumber 2 : ” . . . mampu memberikan naf kah Masalah persepsi t erhadap hak dan ke- lahir dan bat in. . . ”
waj iban yang menj adi f okus penelit ian ini Nara sumber 3: ” . . . Ist ri bisa menj adi pemim-
t erdiri dari beberapa hal yang meliput i perlu- pim karena sif at -sif at kepemimpinan j uga bisa
nya seorang ist ri mempunyai penghasilan sen- dimiliki seorang ist ri. Akan t et api perlu diingat
diri, penangungj awab penyedia naf kah (lahir), bahwa masalah kepemimpinan bukan hanya
penanggungj awab urusan keluarga, kemungkin- sekedar penempat an siapa bawahan dan siapa
an dapat t idaknya suami ist ri digugat kalau at asan (mencipt akan suasana yang hierar-
mereka t idak melaksanakan kewaj ibannya. chical). Akan t et api j uga pada prinsip bahwa
Adapun dat a dari penelit ian mengenai persepsi pemimpin adalah orang yang melayani dan
hal-hal t ersebut disaj ikan sepert i t erlihat pada menunj ukkan j alan yang benar, dan mengaj ak
Figure 2 dan 3 berikut .
orang-orang yang dipimpinnya melalui j alan it u. Jadi t idak hanya dalam bat as pandangan bahwa
suami harus j adi pemimpin at au ist ri yang j adi Figur 2: Persepsi terhadap konsekuensi hukum pemimpin t et api lebih pada bagaimana mencip-
h t akan keluarga yang dapat mendiskusikan 7 la 6 5 Setuju akt if it as dan perj alan keluarga t ersebut dengan
J u m 3 Tidak setuju
1 baik. . . ” 2
karena tidak pin t erhadap suaminya. Nara sumber yang me-
Keempat , persepsi ist ri sebagai pemim-
Istri wajib
Suami dapat
Istri dapat digugat
berpenghasilan
digugat krn tidak
memberi nafkah
memberi nafkah
nyet uj ui, bahwa ist ri dapat bert indak sebagai lahir
lahir
Kategori
pemimpin dalam rumah t angga at au lebih cenderung t idak menghendaki adanya kepala Sumber : Dat a l apangan, 2009
dalam rumah t angga, hanya t erdapat sat u nara Per t ama, persepsi t erhadap kewaj iban sumber, dengan mengat akan, “ . . . mengubah
perempuan unt uk mencari naf kah. Hasil pene- st ereot ipe sehingga t idak ada kepala keluarga
lit ian dalam Figur 2 menunj ukkan bahwa mayo- dalam rumah t angga. . . ” . Tet api sebagian besar
rit as nara sumber menghendaki ist ri unt uk nara sumber ( 7 diant ara 8 orang) berpendapat
mempunyai penghasilan sendiri. Dari delapan bahwa suami masih pat ut sebagai pemimpin
nara sumber, t uj uh menj awab perlunya ist ri bagi keluarganya t ermasuk ist rinya.
mempunyai kemandirian ekonomi. Beberapa Kel i ma, persepsi t erhadap kepat uhan
alasan yang dikemukakan perlunya ist ri mem- ist ri t erhadap suaminya. Hasil penelit ian yang
punyai penghasilan sendiri ant ara lain: agar didapat t ent ang kepat uhan mut lak ist ri t er-
lebih mudah menj alankan pemenuhan kebut uh- hadap suami menunj ukkan bahwa semua nara
an sehari-hari dan agar mempunyai kemampuan sumber menj awab perlunya ist ri pat uh t er-
t awar yang besar lebih t erhadap put usan suami hadap suami. Akan t et api mereka memberikan
Kedua, persepsi t erhadap kewaj iban at as reservasi dengan menyat akan bahwa kepat uhan
pemenuhan kebut uhan naf kah. Tanggungj awab it u t idak bersif at mut lak, t et api dibat asi be-
t ent ang naf kah dan pengurusan rumah t angga berapa alasan berikut , yait u: unt uk kebaikan,
dapat digambarkan dalan Figur 3 berikut . Se- sesuai dengan t unt ut an agama dan unt uk ke-
pert i t ercant um dalam ini bahwa kewaj iban
Vol . 11 No. 1 Januari 2011
26 Jurnal Dinamika Hukum
memberikan naf kah it u berada di pundak sua- ist ri waj ib mengurus rumah t angga sebaik- mi. Dari delapan nara sumber, lima menj awab
baiknya.
laki-lakilah yang harus
Keempat , persepsi t erhadap akibat hu- t erhadap pemenuhan kebut uhan ekonomi se-
bert anggungj awab
kum suami yang t idak memberi naf kah. Ber- ment ara t iga yang lainnya menyat akan pe-
kait an dengan pert anyaan t ent ang kemungkin- menuhan kebut uhan ekonomi harus dit anggung
an dapat t idaknya suami digugat , karena t idak bersama-sama.
memenuhi kewaj ibannya memberi naf kah (la- st ereot ip pencari naf kah maka t erlihat t erj adi
hir), maka diperoleh hasil bahwa sebagian pergeseran nilai. Secara konvensional dan l egal
besar sumber inf ormsi menyat akan suami dapat st er eot i pe perempuan t idak mempunyai t ang-
digugat . Dari delapan j awaban, lima menyat a- gungj awab unt uk mencari naf kah, maka dalam
kan bahwa suami dapat digugat kalau t idak hasil penelit ian ini 3 dari 8 nara sumber menya-
memenuhi kebut uhan ekonomi sement ara t iga t akan bahwa perempuan bersama-sama dengan
lainnya lebih lunak pendapat nya. Lunaknya laki-laki j uga punya kewaj iban unt uk memenuhi
pendapat mereka it u t erj adi karena alasan kebut uhan ekonomi. Dat a ini sedikit berbeda
bahwa sebaiknya t idak t erj adi gugat menggugat dengan hasil penelit ian yang dilakukan Sendow
dan j uga alasan ist ri bisa lebih mampu sepert i dikut ip oleh Yulina dan Desrir Mif t ah
mengat asi kesulit an ekonomi karena kemampu- yang menyat akan bahwa peranan perempuan
annya dalam mencari naf kah. dalam kagiat an usaha padi sawah adalah
Kel i ma, persepsi t erhadap akibat hukum dominan dibandingkan pria. 4 ist ri yang t idak memberi naf kah. Berbeda dengan dapat digugat nya suami karena melalai- Figur 3: Tanggungjawab dalam keluarga kan kewaj ibannya dalam memenuhi kebut uhan ekonomi, mayorit as sumber inf ormasi men-
7 j awab bahwa ist ri t idak dapat digugat kalau
6 t idak memberi naf kah pada keluarga. Mereka
J u m la h Suami
Istri
4 beralasan bahwa meskipun ist ri dapat berpar-
3 Bersama-sama
t isipasi dalam memenuhi kebut uhan ekonomi
1 bahkan dalam beberapa kasus ist ri sebagai
Urusan rumahtangga t ulang punggung keluarga, t et api mereka t idak
Nafkah
Kategori
dapat digugat karena ket idakmampuan dalam sisi ini. Kalau sampai ist ri dapat digugat karena
Sumber : Dat a l apangan, 2009
hal ini, maka ini berart i t idak hanya menambah Ket i ga, persepsi t erhadap kewaj iban at as
beban ekonomi pada pundak ist ri, t et api j uga pekerj aan rumah dan apabila persepsi ini
j uga sekaligus menambah beban hukum pada dihubungkan dengan kewaj ian suami dalam
pundak ist ri.
memenuhi kebut uhan ekonomi, maka dat a
dalam Figur 3 j uga menunj ukkan bahwa suami
Hak dan kewaj iban sebagai orang t ua
ist ri bersama-sama bert anggungj awab t erhadap Hasil penelit ian t ent ang hak dan ke- pengurusan rumah t angga. Delapan dari nara
waj iban orang t ua dipaparkan dalam Figur 4 sumber yang menyet uj ui kebersamaan t ang-
yang t erdiri dari kewaj iban ayah memberikan gungj awab ini, hanya sat u yang set uj u ist ri ber-
naf kah, kewaj iban ibu memberikan naf kah t anggungj awab urusan rumah t angga. Temuan
pada keluarga, kewaj iban mendidik anak sert a ini adalah menggembirakan mengingat Pasal 34
kewaj iban anak t erhadap orang t ua. (2) UU Perkawinan Nomor 1 t ahun 1974 dimana
Yul ina dan Desr ir Mi f t ah, “ Peranan Perempuan Dal am Pember dayaan Ekonomi Kel uarga” ,
Jur nal Mar wah, VIII
(2), Desember 2009, hl m. 159.
Persepsi Pegi at Jender Terhadap Konsep Pasal 31 Ayat (3) Undang-undang Perkawinan … 27
Sumber : Dat a l apangan, 2009.
Per t ama, persepsi t erhadap kewaj iban ayah memberi naf kah kepada anaknya. Senada dengan t anggungj awab ayah at as naf kah ke- luarga sepert i yang t ercant um dalam Figur 3, t ernyat a sebagian nara sumber set uj u suami sebagai pencari dan pemenuhan naf kah ut ama. Dari Figure 4 t erlihat bahwa delapan sumber inf ormasi, t uj uh nara sumber set uj u ayah se- bagai penanggungj awab ut ama dalam peme- nuhan naf kah anaknya. Sebagian besar berpen- dapat karena memang it ulah yang diperint ah- kan oleh agama. Sement ara hanya sat u yang menyat akan ket idakset uj uannya karena ber- alasan bahwa seharusnya suami ist ri bersama- sama bert anggungj awab dalam pemenuhan kebut uhan ekonomi karena anak t ersebut anak mereka berdua dan unt uk alasan keset araan.
Kedua, persepsi t erhadap kewaj iban is- t ri/ ibu dalam memberi naf kah kepada anaknya. Dat a penelit ian dalam Figur 4 menunj ukkan bahwa sebagian besar berpendapat bahwa ist ri j uga mempunyai kewaj iban memberi naf kah t erhadap anaknya. Dari delapan sumber inf or- masi yang menyat akan set uj u ist ri/ ibu punya kewaj iban sama dengan suami, hanya sat u nara sumber yang menyat akan bahwa ist ri t idak waj ib memberi naf kah kepada kepada keluar-
ga. Ia berpendapat karena penghasilan ist ri it u hanya sebagai penghasilan t ambahan. Sehingga dat a ini menunj ukkan bergesernya peran ibu yang semula hanya dirumah t ernyat a part isi- pasinya dalam mencari naf kah merupakan alas- an unt uk keluar rumah.
Ket i ga, persepsi t erhadap kewaj iban mendidik anak. Nara sumber, ket ika dit anya
t ent ang siapa yang bert anggungj awab t erhadap pendidikan anak, t erdapat suara yang bulat dari sumber inf ormasi dimana kesembilan sumber inf ormasi sebagai pegiat j ender menya- t akan bahwa suami ist ri bert anggungj awab bersama-sama t erhadap pendidikan anak.
Keempat , persepsi t erhadap kewaj iban anak memenuhi kebut uhan orangt ua. Nara sumber, ket ika dit anya t ent ang kewaj iban anak t erhadap orang t ua j ika mereka sudah dewasa, t erdapat t emuan bahwa t idak semua set uj u kewaj iban anak unt uk mensupport orang t ua mereka. Dari delapan sumber inf ormasi, enam menyat akan bahwa anak mempunyai kewaj iban unt uk mensupport orang t ua mereka, semen- t ara dua lainnya menyat akan bahwa support anak kepada orang t ua mereka t idak merupa- kan kewaj iban. Nara sumber yang set uj u beralasan bahwa mereka perlu membalas budi kebaikan orang t ua dan j uga keinginan unt uk membahagiakan orang t ua t erlepas apakah orang t ua mereka mampu secara ekonomi at au t idak. Jikapun orang t ua mereka mampu secara ekonomi, support pada orang t ua t ersebut t e- t ap perlu karena it u merupakan ekspresi perhat ian anak t erhadap orang t ua, yang di- harapkan akan membawa kebahagiaan at aupun kebanggaan. Sement ara yang t idak set uj u per- lunya anak memenuhi kebut uhan orang t ua beralasan bahwa kewaj iban t ersebut hanya t imbul manakala anak melihat orang t uanya t idak mampu secara ekonomi.
Hak dan kewaj iban t erhadap hart a
Mat eri merupakan sat u hal yang pent ing dalam membina t rumah t angga. Relasi suami ist ri cenderung dipengaruhi keberadaan hart a ini, bahkan seringkali merupakan salah sat u sebab t erj adinya perceraian. Unt uk menget ahui salah sat u akibat perkawinan menyangkut j uga masalah keberadaan hart a baik hart a bawaan maupun hart a asal. Hasil penelit ain dalam Figur
5 menunj ukkan hak dan kewaj iban t erhadap hart a baik meliput i kewaj iban suami ist ri t erhadap hart a bersama maupun t erhadap har- t a bawaan.
Figur 4: Hak dan Kewajiban Orang tua
10
Kewajiban ayah menafkahi
Kewajiban ibu menafkahi
Kewajiban Ortu
mendidik anak
Kewajiban anak
pelihara ortu
Tidak setuju
Vol . 11 No. 1 Januari 2011
28 Jurnal Dinamika Hukum
dengan melihat kont eksnya. Dimana yang di- Figur 5: Hak-Kewajiban thd Harta maksudkan kont eks disini adalah f okus pada
7 8 6 kebut uhan keluarga, bukan pada kebut uhan
h la 5
m 3 4 ist ri secara pribadi.
0 1 2 Keempat , persepsi t erhadap hart a bawa-
Suami wajib Istri wajib
Suami wajib
Istri wajib
an ist ri. Persepsi ini Simet ri dengan hasil per-
memberi memberi
memberi
memberi
h.bersama pd h.bersama pd
h.bawaan pd istri h.bawaan pd
sepsi kewaj iban suami unt uk t idak memberikan
istri suami
suami
Kategori hart a bawaaan kepada ist ri. Dari delapan orang dalam Figur 5, hanya sat u sumber inf ormasi
Setuju
Tidak setuju yang menyat akan bahwa ist ri waj ib memberi-
kan hart a bawaannya kepada suaminya dengan Per t ama, persepsi t erhadap st at us hart a
Sumber : Dat a l apangan, 2009
alasan bahwa sudah t erj adi persat uan diant ara bersama. Hasil penelit ian dalam Figur 5 me-
keduanya, sehingga diperlukan pula persat uan nunj ukkan bahwa hampir semua suami harus
hart a bawaan karena lebih mendekat i ke- memberikan hart a bersama
kepada ist ri
set araan.
(keluarga). Hal ini seiring dengan t anggung
j awab suami unt uk melakukan kewaj ibannya
Pewarisan
memenuhi kebut uhan rumah t angga dimana Per t ama, persepsi t erhadap kesamaan t uj uh sumber inf ormasi memberikan j awaban-
pembagian warisan. Berkait an dengan pewaris- nya yang sama. Tet api hanya sat u t idak set uj u
an diperoleh hasil bahwa t erdapat perbanding- dengan alasan bahwa sebaiknya ist ri j uga
an yang seimbang ant ara yang set uj u dan yang melakukan hal yang sama sehingga pemberian
menolak pembagian pewarisan perempuan ini dilakukan bersama-sama
set engah dari laki-laki sepert i t erlihat pada memberi.
unt uk saling
Figur 6. Figur t ersebut menunj ukkan bahwa Kedua, persepsi kewaj iban ist ri memberi-
sumber inf ormasi yang set uj u dan t idak set uj u kan hart a bersama. Berdasar hasil penelit ian,
masing-masing berj umlah 4 orang. Meskipun t ernyat a t idak sepert i hasil pada kewaj iban
j umlah mereka sebanding yang menarik adalah suami memberikan hart a bersamanya kepada
t erdapat alasan yang berbeda-beda yang me- ist ri (keluarga), lebih sedikit nara sumber yang
nyert ainya. Nara sumber yang set uj u berpen- menyat akan
dapat bahwa laki-laki memang pant as men- diperoleh ist ri t idak diwaj ibkan unt uk diberikan
bahwa
hart a
bersama yang
dapat kan j umah pewarisan dua kali lipat dari kepada suami. Hal ini t erlihat pada Figur 5
perempuan karena besarnya t anggungj awab diamana hanya empat sumber inf ormasi (set e-
mereka t erhadap ekonomi keluarga dimana ngah j umah nara sumber) set uj u ist ri unt uk
akhirnya perempuan (ist ri) j uga yang menik- memberikan hart a bersama kepada suami. Hal
mat i. Sement ara alasan ket idakset uj uan per- ini dit engarai bahwa memang suami t idak
bedaan besarnya warisan dikarenakan keset ara- membadap support ist ri secara langsung, t et api
an dimana t idak diperlukan pembedaan j umlah j ika dihubungkan dengan pert anyaan nomor 12
besar warisan. Alasan lain yait u perbedaan maka dapat disimpulkan bahwa ist ri mensup-
j umlah t idak diperlukan karena unt uk mem- port keluarga lewat pemenuhan t erhadap ke-
berikan kesan yang baik ant ara pewaris dan ahli but uhan anak.
waris sepert i dikat akan salah sat u sumber Ket i ga, persepsi t erhadap hart a bawaan
inf ormasi bahwa, warisan secara hakikat se- suami. Sebagian besar sumber inf ormasi me-
bet ulnya merupakan kenang-kenangan bagi nyet uj ui suami t idak punya kewaj iban unt uk
orang yang dit inggalkan. Maka sangat lah baik memberikan hart a bawaan kepada ist rinya.
j ika kenang-kenangan it u diberikan secara me- Terlihat pada Figur 5 bahwa dari t uj uh sumber
rat a bagi laki-laki maupun perempuan. Agara inf ormasi, hanya sat u yang menyet uj ui unt uk
mereka memperoleh kesan yang sama baiknya memberikan hart a bawaan pada ist ri, it upun
t erhadap orang yang meninggalkan warisan it u.
Persepsi Pegi at Jender Terhadap Konsep Pasal 31 Ayat (3) Undang-undang Perkawinan … 29
Konsep keset eraan dan kepemimpinan
Figure 6: Prp setengah laki2 Pada dasarnya, sif at -sif at kepemimpinan j uga bisa dimiliki seorang ist ri. Akan t et api
5 perlu diingat bahwa masalah kepemimpinan bu-
h la 3 kan hanya sekedar penempat an siapa bawahan m u 2 dan siapa at asan (mencipt akan suasana yang
1 hi er ar chi cal ). Akan t et api j uga pada prinsip
0 bahwa pemimpin adalah orang yang melayani
Setuju
Tidak setuju
Kategori dan menunj ukkan j alan yang benar, dan meng- aj ak orang-orang yang dipimpinnya melalui j a- Prp setengah laki2 lan it u. Jadi t idak hanya dalam bat as pandang-
Sumber : Dat a l apangan, 2009.
an bahwa suami harus j adi pemimpin at au ist ri
yang j adi pemimpin t et api lebih pada bagai-
Analisis
mana mencipt akan keluarga yang dapat men-
Analisis Yuridis Terhadap Relasi Jender dalam
diskusikan akt if it as dan perj alan keluarga t er-
Keluarga
sebut dengan baik.
Keluarga merupakan kesat uan t erkecil Berdasar hasil penelit ian dalam Figur 1
dari masyarakat . Keluarga merupakan sokoguru yang menunj ukkan bahwa mayorit as pegiat j en-
dari masyarakat dimana pendidikan anggot a der memaknai keset araan dengan perbedaan.
masyarakat dimulai. Keberadaan keluarga yang Hal ini diart ikan bahwa unt uk mencapai ke- sehat dan sej aht era dapat diharapkan adanya
set araan j ender t idak berart i keduanya harus masyarakat yang sehat dan t ert ib. Di dalam
sama st at usnya sebagai kepala keluarga. Bah- hubungan kekeluargaan, moral, sopan sant un
kan kalau mereka dipaksakan sama st at usnya dan agama memainkan peranan yang sangat
dengan hak dan kewaj iban yang sama, maka mendalam. Menj unj ung t inggi moral dan ke-
hal ini dapat dikat akan memaknai keset araan t ert iban umum merupakan kewaj iban negara.
j ender t et api sampai pada t araf yang “ ke- It ulah sebabnya negara yang mengeluarkan
bablasan” , dimana salah sat u bukt i adanya ke- banyak perat uran t ent ang hukum keluarga yang
raguan t erhadap akt if it as perempuan unt uk bersif at memaksa.
mengandung, melahirkan dan menyusui bukan Subekt i memberikan rumusan hukum
sebagai kodrat t et api sebagai seks. 5 Mereka keluarga kurang lebih sama t et api lebih lengkap
mengemukakan alasan bahwa suami dan ist ri karena di dalamnya meliput i j uga hubungan
berasal dari kodrat yang berbeda, sepert i di- hukum dalam lapangan hukum hart a kekayaan
ungkapan oleh salah sat u sumber inf ormasi ant ara suami ist ri. Jadi hukum keluarga me-
bahwa secara kodrat i manusia memang dicipt a- liput i perkawinan dengan semua segi-seginya
kan berbeda-beda dengan pot ensi yang ber- sert a akibat yang t imbul dari adanya perkawin-
beda-beda. Maka t idaklah adil j ika keadaan an (perist iwa-perist iwa hukum yang hanya
yang berbeda t ersebut harus menghasilkan mungkin t imbul karena adanya perkawinan) dan
out come yang sama. Karena pemahaman t er- bahkan seringkali mengat ur hubungan ant ara
hadap perbedaan yang ada dan pemberian orang-orang dengan anak luar kawinnya yang
ruang pada perbedaan it u sangat diperlukan t idak dapat dikat akan merupakan akibat suat u
dalam membangun keluarga yang berkualit as perkawinan. Uraian berikut menerangkan ba-
dan mampu mencapai t uj uannya. gaimana kedudukan perempuan dalam hukum
Pola pikir ini apabila dihubungkan dengan keluarga
dikait kan
pendapat Endang Sumiarni, maka keset araan penelit ian ini.
yang
diart ikan dengan perbedaan dapat
Mi si yah, “ Pengal aman Perempuan: Sumber Penget ahu-
an Yang Membebaskan” , Jur nal Per empuan Vol . 48, Jul i 2006, hl m. 40.
Vol . 11 No. 1 Januari 2011
30 Jurnal Dinamika Hukum
dikat egorikan pada Model keset araan yang ist ri sebagai ibu rumah t angga (Pasal 31 ayat 3 subst ant ive yang mengakui perbedaan ant ara
UU Perkawinan). Berdasarkan hasil pada Figur laki-laki dan perempuan, dimana secara khusus
1, maka diperoleh kesimpulan bahwa suami dan mengakui bahwa f ungsi reproduksi (misalnya
ist ri mempunyai kedudukan seimbang dimana mengandung) adalah f ungsi khusus yang dipikul
keseimbangan bukan berart i sama dimana di- oleh perempuan dan merupakan f ungsi sosial
kat akan, ’ seimbang berart i t idak sama karena yang t idak dapat digunakan sebagai dasar unt uk
perbedaan kodrat laki-laki dan wanit a berlain- melakukan diskriminasi t erhadap perempuan.
an sehingga t ak mungkin kepada mereka diberi- Hal ini senada dengan dimaknainya perbedaan
kan hak dan kewaj iban yang sama’ . Konse- sebagai r esul t -based management yang lebih
kuensinya adalah bahwa suami ist ri harus saling memf okuskan pada “ hasil” dimana kebij akan
menghormat i, set ia dan memberikan bant uan menerima “ perbedaan proses” demi t ercapai-
lahir maupun bat in yang sat u kepada yang lain nya kesamaan hasil.
(Pasal 33 UU Perkawinan, Pasal 103, 105 KUH Set iap kebij akan yang dikeluarkan harus
Perdat a), suami waj ib melindungi ist ri dan memperhit ungkan bias j ender. Alasan perlunya
memberikan segala keperluan hidup berumah- konsep yang kedua ini karena perlakuan yang
t angga sesuai dengan kemampuannya dan ist ri sama t erhadap laki-laki dan perempuan t idak
waj ib mengat ur urusan rumah t angga sebaik- selalu membuahkan hasil yang posit if bahkan
baiknya (Pasal 34 ayat 1 dan ayat 2 UU Per- t et ap melanggengkan bias j ender karena kon-
kawinan).
disi ket erbelakangan yang dialami perempuan. Berbeda dengan KUH Perdat a dimana Unt uk it u kalau suat u kebij akan ingin memberi-
kedudukan suami sangat dominan sepert i diat ur kan hasil yang sama ant ara laki-laki dan perem-
dalam Pasal 105, “ Set iap suami adalah kepala puan, maka para pihak yang berkepent ingan
persat uan suami ist ri” dan Pasal 106 KUH Per- dalam pengambilan kebij akan harus mempunyai
dat a menet apkan bahwa ist ri harus pat uh komit men yang t inggi t erhadap subst ant i al
kepada suami. Di dalam KUH Perdat a j uga ada equal i t y (keset araan isi) dimana diperlukan
ket ent uan yang mengat akan bahwa suami ist ri kebij akan berbeda dalam “ proses” ant ara laki-
harus t olong menolong dan saling membant u laki dan perempuan.
(Pasal 103) dan Pasal 107 ayat (2) mengat akan Delapan dari nara sumber pegiat j ender,
bahwa suami waj ib melindungi dan memberi hanya sat u orang yang menj awab bahwa ke-
padanya segala apa yang perlu dan berpat ut duanya harus sama. Hal ini didukung dengan
dengan kedudukan dan kemampuannya. Hanya argument asinya bahwa unt uk mencapai kese-
saj a ket idakmampuan suami t ernyat a merupa- t araan, maka kepemimpinan dimiliki bukan
kan salah sat u f akt or pendorong bagi seorang karena j enis kelaminnya t et api karena at ribut
ist ri unt uk mencari naf kah 6 . kelebihan yang dimilikinya, j adi siapapun yang
Ist ri sepanj ang perkawinan t et ap wenang memiliki kelebihan it u akan menj adi pemimpin
unt uk bert indak (Pasal 31 ayat 2 UU Per- t anpa memandang apakah ia berj enis kelamin
kawinan). Disini t erdapat perbedaan yang t a- laki-laki at au perempuan. Pemikiran ini biasa-
j am dengan asas yang dianut dalam BW dimana nya banyak dit ent ang oleh ahli-ahli hukum yang
pada asasnya seorang ist ri t idak wenang unt uk berpikir dogmat is.
melakukan t indakan-t indakan hukum dalam lapangan hukum kekayaan (Pasal 108, 110 dan
Hak dan kewaj iban suami ist ri
1330 BW). Namun dengan SEMA nomor 1115/ P/ Suami ist ri mempunyai kewaj iban unt uk
3292/ M/ 1963 t ert anggal 4 Agust us 1964 ket en- menegakkan rumah t angga (Pasal 30 UU Per-
t uan Pasal 108 dan 110 BW yang membat asi kawinan), ‘ Membina keluarga merupakan ke- waj iban/ t anggungj awab baik suami maupun
Mar iyah dan Tut ik Pr iyant ini , “ Part i si pasi Wanit a Ter-
ist ri bersama-sama’ . Dalam keluarga suami
hadap Ker agaman Sumber Pendapat an Pekebun di Ka-
berkedudukan sebagai kepala rumah t angga dan
bupat en Pasir” ,
Jur nal EPP, Vol . 5 No. 2, 2008, hl m.
Persepsi Pegi at Jender Terhadap Konsep Pasal 31 Ayat (3) Undang-undang Perkawinan … 31
kewenangan bert indak seorang ist ri dinyat akan bahwa kegagalan dalam mendidik anak di- t idak berlaku lagi. Kewenangan bert indak ini
bebankan pada pundak seorang ibu. Hal ini menimbulkan suat u bent uk kekerasan t ersendiri
senada dengan argumen yang dikemukakan manakala karena suat u kondisi t ert ent u ist ri
seorang f eminis religius, Amina Wadud, sepert i harus bekerj a di luar rumah dan dia mengalami
dikut ip oleh Yoke Sri Ast ut i yang menyat akan apa yang disebut dengan perdagangan orang
bahwa laki-laki disamping memenuhi kebut uhan at au ada yang malah menyebut nya dengan
mat eri j uga harus bert anggungj awab mengasuh “ kej ahat an t erorganisisr” . 7 anak dan merawat keluarga. 8 Selanj ut nya Amina Wadud mengungkapkan bahwa suami
Hak at au kewajiban sebagai orang tua
ist ri hendaknya saling melengkapi t idak hanya UU Nomor 1 t ahun 1974 mengat ur me-
dalam masalah keluarga t et api j uga dalam ngenai hubungan hukum yang lahir sebagai
masalah kehidupan sosial kemasyarakat an. salah sat u akibat adanya perkawinan mengenai
Kewaj iban memelihara dan mendidik me- susunan masyarakat di Indonesia dan pem-
nurut UU Perkawinan berakhir pada wakt u anak binaan generasi berikut nya. Sebagai hubungan
t ersebut t elah berdiri sendiri (Pasal 45 ayat 2 hukum yang berisi hak dan kewaj iban ant ara
UU Perkawinan). Kat a-kat a berdiri sendiri ber- orang t ua dan anak ini merupakan hal yang
art i t elah mempunyai penghasilan sendiri yang harus dit unaikan. Pada asasnya seorang anak
mencukupi unt uk hidup t ak bergant ung dari berada di bawah kekuasaan orang t uanya.
orang t uanya.
Anak adalah orang yang belum dewasa Kekuasaan orang t ua t ersebut dilaksana- (Pasal 198 BW), sedang yang t ermasuk dalam
kan oleh ayah sendiri (Pasal 300 ayat 1 BW). UU kelompok orang yang belum dewasa menurut
Perkawinan t idak secara t egas mengat akan BW adalah mereka yang belum genap berusia
demikian, namun demikian, dalam prakt eknya
21 t ahun dan t idak t elah menikah sebelumnya memang yang menj alankan kekuasaan orang (Pasal 330 BW). UU Perkawinan menganut asas
t ua adalah ayahnya. Kecuali si ayah berhalang- yang lain yait u anak yang berada di bawah
an at au dipecat / dibubarkan dari kekuasaan kekuasaan orang t ua adalah anak yang belum
orang t ua. Mereka pula yang dengan menge- genap berusia 18 t ahun dan belum menikah
sampingkan orang lain mewakili si anak dalam (Pasal 47 UU Perkawinan). Disini yang menj adi
segala t indakan hukum di dalam maupun diluar pat okan adalah umur dan st at us t idak diper-
pengadilan. Adakalanya diperlukan suat u pe- t imbangkan apakah anak t ersebut sebelum
nyelenggaraan kepent ingan seorang anak yang mencapai usia yang disebut kan di at as t elah
harus dilaksanakan melalui suat u t indakan hu- mandiri at au belum mandiri dalam art i t elah
kum t ert ent u. Seorang anak pada prinsipnya mempunyai penghasilan sendiri dan hidupnya
t idak cakap unt uk melakukan t indakan hukum, t idak t ergant ung dari orang t uanya lagi.
maka perlu adanya seseorang yang mewakili- Pihak yang menj alankan kekuasaan orang
nya. Dalam hal ada orang t ua yang menj alankan t ua adalah ibu dan bapak si anak (Pasal 298 BW
kekuasaan orang t ualah yang mewakili si anak dan Pasal 45 ayat 1 UU Perkawinan). Kekuasaan
Dalam prakt eknya yang mewakili adalah ayah di sini t ermasuk hak maupun kewaj iban bagi
anak yang bersangkut an. Dalam hal t idak hadir- orang t ua. Kewaj iban adalah unt uk memelihara
nya sang ayah, maka ibuk yang mewakilinya. dan mendidik anak t ersebut (Pasal 298 ayat 2
Tet api dengan perkembangan j aman dan dalam BW dan Pasal 45 ayat 1 UU Perkawinan). Prinsip
kasus ibu dianggap lebih cakap, maka ibulah kesamaan t anggungj awab ini bert ent angan de-
yang mewakili anak t ersebut , bahkan dalam ngan st ereot ipe yang hidup dalam masyarakat
kasus perceraianpun khususnya dalam perebut - an hak asuh anak, maka anak t et ap dilindungi
dengan mempert imbangkan kepent ingan t er-
Kusumaw ardhani, “ Pencegahan dan Penanggul angan
Perdagangan Perempuan Yang Berorient asi Perl indung-
an Korban” , Jur nal Masyar akat dan Budaya, Vol . 12 No. 8 Ast ut i , Y. S. , “ Qur’ an Adil Bagi Perempuan?” , Jur nal 2, Tahun 2010, hl m. 333.
Per empuan, Vol . 48, Jul i 2006, hl m. 139.
Vol . 11 No. 1 Januari 2011
32 Jurnal Dinamika Hukum
baik bagi anak sepert i diamanat kan dalam Pasal put us. Sedangkan hart a bersama art inya hart a
2 UU Nomor 23 Tahun 2002 t ent ang Perlindung- t ersebut milik suami dan ist ri bersama-sama. an Anak. Hanya saj a def inisi “ kepent ingan
Dalam hal ini t erdapat persamaan asas ant ara t erbaik bagi anak” ini harus diput us oleh
BW dan UUPerkawinan, t et api kebersamaan pengadilan, hal inilah yang menyebabkan kasus
hart a di dalam BW bersif at menyeluruh art inya perebut an anak kadangkala menj adi berkepan-
meliput i seluruh hart a perkawinan yang sudah j angan. 9 Meskipun anak dilahirkan dalam ke-
ada pada wakt u penikahan dilangsungkan mau- adaan suci, t ernyat a dalam prakt ek sosial
pun yang diperoleh sepanj ang perkawinan yuridis, anak t idak mendapat perlindungan se-
(Pasal 121 dan 122 BW), dan karenanya orang penuhnya, misalnhya dalam kasus anak yang
menyebut nya persat uan hart a secara bulat ,
sedang dalam UU Perkawinan, persat uan hart a Islamiyat i menganj urkan dilakukannya peng-
lahir dari perkawinan sirri. 10 Oleh karena it u
t ersebut hanya meliput i yang diperoleh se- galian t ent ang pencat at an perkawinan dalam
panj ang perkawinan saj a (Pasal 35 UU Per- hukum Islam secara eksplisit dengan t uj uan
kawinan).
unt uk memberikan perlindungan pada anak Pengelolaan hart a bersama, UU Per- khususnya dan perempuan umumnya.
kawinan menent ukan bahwa, suami at au ist ri Pada asasnya seorang anak yang t elah
dapat bert indak at as perset uj uan kedua belah dewasa mempunyai kewaj iban unt uk meme-
pihak. (Pasal 36 ayat (1) UU Perkawinan). At as lihara orang t ua dan keluarganya dalam garis
hart a bersama suami at au ist ri dapat bert indak lurus keat as menurut kemampuannya apabila
at as perset uj uan bersama. Perhat ikan kat a mereka memerlukannya. Imbalan at as pemeli-
“ at au” bukan “ dan” , sehingga dapat disimpul- haraan dan pendidikan orang t ua t erhadap
kan bahwa ist ri sepanj ang perkawinan t et ap anak, maka anak-anak yang sudah dewasa
wenang unt uk bert indak dalam lapangan hukum mempunyai kewaj iban unt uk merawat orang
hart a kekayaan. Sedangkan maksud kat a t ua dan keluarga dalam garis lurus ke at as.
“ . . . at as perset uj uan bersama” berart i bahwa Besarnya kewaj iban pemeliharaan t idak di-
ist ri t idak perlu didampingi suami t et api cukup t ent ukan secara past i, t et api didasarkan at as
kalau ia menunj ukkan adanya perset uj uan kemampuan dan kebut uhan orang-orang yang
suami, demikian j uga sebaliknya. bersangkut an (Pasal 46 ayat 2 UU Perkawinan
BW menganut asas yang berlainan sekali. dan Pasal 321 BW). Hal ini kalau dirunut me-
At as hart a persat uan suami sendirilah yang rupakan t imbal balik dari apa yang sudah di-
mengurusnya. Kepengurusan meliput i baik t in- berikan orang t ua walaupun t idak bisa disama-
dakan beheer maupun beschi kki ng (Pasal 124 kan.
BW) dengan hanya sedikit pembat asan yait u dalam hal ia memberikan hibah (Pasal 124 ayat
Hak dan Kewaj iban Terhadap Hart a
(3) BW). Disini nampak bet apa besarnya ke-
Hart a Bersama
kuasaan seorang suami at as hart a persat uan. Pada asasnya hart a benda yang diperoleh
Sehingga Pasal 124 BW dapat dit af sirkan bahwa sepanj ang perkawinan menj adi hart a bersama
unt uk kepengurusannya, suami t ak usah ber- (Pasal 35 ayat (1) dan Pasal 119 KUH Perdat a).
t anggungj awab t erhadap siapapun. Maksud “ sepanj ang perkawinan” art inya sej ak perkawinan dimulai hingga perkawinan t er-
Hart a pribadi
Pada asasnya hart a bawaan masing-
Sudi man Sidabukke, “ Perebut an Hak Asuh Anak Sebagai
masing suami dan ist ri sepert i diat ur dalam
Wuj ud Pel anggar an Terhadap Hak-Hak Anak” ,
Jur nal
Pasal 35 ayat 2 UU Perkawinan, ’ merupakan
Di nami ka Hak Asasi Manusi a, Vol . 10 No. 3, Sept ember
2010, hl m. 218.
hart a yang t et ap dalam penguasaan masing-
10 Isl ami yat i, “ Pencat at an Pernikahan Sebagai Upaya Pe- nanggul angan Nikah Sirr i Dal am Hukum Isl am (Anal i si s
masing suami ist ri yang membawa kedalam
Terhadap Met ode Penggal ian Hukum)” , Jur nal Masal ah-
perkawinan sepanj ang para pihak t ak menent u-
Masal ah Hukum, Vol . 39 No. 3, Sept ember 2010, hl m. 259.
kan lain’ . Yang dimaksud dengan hart a bawaan
Persepsi Pegi at Jender Terhadap Konsep Pasal 31 Ayat (3) Undang-undang Perkawinan … 33
adalah hart a yang dibawa masuk ke dalam sepenuhnya unt uk melakukan perbuat an hukum suat u perkawinan. Jadi hart a t ersebut adalah
mengenai hart a bendanya, sepert i disarikan hart a yang sudah dimiliki suami at au ist ri pada
dari asas dalam Pasal 36 ayat 2 UU Perkawinan. saat mereka belum menikah. Maksud kat a
Pada asasnya ist ri menurut UU Perkawinan “ . . . t et ap dalam masing-masing penguasaan
t et ap cakap unt uk bert indak, maka suami at au suami ist ri” , art inya t et ap menj adi milik pri-
ist ri masing-masing dapat mengambil t indakan badi suami at au ist ri yang bersangkut an. De-
beheer maupun beschi kking at as hart a bawaan ngan demikian hart a pribadi t erpisah dari hart a
masing-masing t ermasuk at as hart a hibahan/ bersama.
warisan. Dengan demikain dapat disimpulkan Art i kat a-kat a dalam Pasal 35 ayat 2 UU
bahwa masing-masing ist ri dan suami mengelola Perkawinan, ” . . . sepanj ang masing-masing (sua-
hart anya sendiri. Adalah logis bahwa mereka mi ist ri) t ak menent ukan lain” diart ikan bahwa
t ak perlu mempert anggungj awabkan pengelola- ket ent uan t ersebut merupakan ket ent uan yang
an mereka t erhadap siapapun. bersif at menambah/ mengisi ( aanvul l end) dan
Berbeda sekali asas yang dianut dalam karenanya para pihak dapat menyimpanginya
BW sebagai akibat dari ket idakcakapan ist ri dengan menent ukan lain. Dengan demikian
dalam perkawinan dan demi agar di dalam sat u pada asasnya menurut UU Perkawinan hart a
rumah t angga t ak t erdapat lebih dari sat u yang dibawa pernikahan demi hukum t erpisah
nahkoda, maka Pasal 105 ayat 3 BW menet ap- dari hart a bersama yang diperoleh sepanj ang
kan bahwa, ’ Set iap suami harus mengemudikan perkawinan. Hart a t ersebut t et ap menj adi