FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT PEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT PENGGUNAAN
LABORATORIUM E-COMMERCE PADA SISWA SMK PENJUALAN
DI SURAKARTA TAHUN 2013
Endah Puspitawati
Pendidikan Ekonomi BKK PTN FKIP UNS Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta
Alamat email : endahpuspitawati@gmail.com
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of performance expectancy, effort
expectancy, social influence, facilitating conditions, hedonic motivation, value pricing, and
habits of the students' intention to use e-commerce laboratory in vocational majors Sales in
Surakarta. This research is a quantitative study. The population in this study is a vocational
high school students in Surakarta sales department. The data analysis technique used was
Partial Least Square (PLS) . The sampling technique used was purposive sampling, random
sampling, proportional sampling, and convenience sampling. The number of samples in this
study were 100 students. The data collection technique used was a questionnaire with Likert
scale. The data used in this study is primary data obtained by distributing questionnaires to
the respondents. Based on the data analysis and discussion in this study it can be concluded
that the students' intention to use e-commerce laboratory at SMK majoring in Surakarta
affected sales performance expectancy, effort expectancy, social influence, and facilitating
conditions.
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekspektansi kinerja,
ekspektansi usaha, pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi, motivasi hedonis, nilai harga,
dan kebiasaan terhadap niat siswa dalam menggunakan laboratorium e-commerce pada SMK
jurusan Penjualan di Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah Siswa Sekolah Menengah Kejuruan jurusan penjualan di
Surakarta. Teknik analisis data yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, random sampling,
proportional sampling, dan convenience sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
100 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan skala likert.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan
menyebarkan kuesioner kepada responden. Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa niat siswa dalam menggunakan laboratorium ecommerce pada SMK jurusan Penjualan di Surakarta dipengaruhi ekspektansi kinerja,
ekspektansi usaha, pengaruh sosial, dan kondisi yang memfasilitasi.

Kata kunci : Niat, laboratorium e-commerce, UTAUT, SEM PLS
PENDAHULUAN

Teknologi telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Pada abad ini teknologi
telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Salah satu teknologi itu adalah internet.
Perkembangan internet terus meningkat secara merata di segala bidang yang didukung

dengan ditemukannya teknologi teknologi-teknologi baru dibidang internet yang semakin
canggih dan mudah diakses. Perkembangan internet dapat secara jelas kita lihat dengan
bertambahnya pengguna internet yang semakin hari semakin banyak.
Hingga akhir tahun 2012, tercatat dua institusi yang melakukan survei tentang
pengguna internet di Indonesia untuk tahun 2012, yaitu Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII) dan MarkPlus Insight. Menurut Asosiasiasi Penyelenggara Jasa Internet di
Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan tiap
tahunnya. Pada tahun 2012, jumlah pengguna internet sudah mencapai 63 juta orang. Hal ini
diperkuat dengan rilis data tentang penggunaan internet di Indonesia yang dilakukan
MarkPlus Insight yang menyatakan bahwa jumlah pengguna Internet di Indonesia mencapai
55 juta orang. Berdasarkan analisis tersebut, dapat diketahui bahwa begitu besar penggunaan
internet di Indonesia. Kemudian perusahaan memanfaatkan peluang ini untuk tujuan
komersil. Internet mulai digunakan sebagai sarana pemasaran sebuah produk. Selain itu,
internet juga digunakan agen iklan dan transaksi jual beli produk yang selanjutnya dinamakan
dengan electronic commerce (e-commerce).
Secara sederhana e-commerce merupakan perdagangan dalam bentuk barang maupun
jasa yang berbasiskan internet yang mempertemukan penjual dan pembeli melalui situs
internet. Hal ini membuat e-commerce menjadi tren bisnis yang sedang diminati. Salah satu
hal yang menyebabkan adalah karena entry barrier dalam bisnis ini dapat dikatakan
sedemikian kecilnya sehingga banyak orang yang mudah masuk dalam bisnis ini. Electronic

Commerce merupakan perdagangan elektronik menggunakan komputer dimediasi jaringan
elektronik seperti internet sebagai mekanisme untuk mentransfer kepemilikan atau hak untuk
menggunakan barang dan jasa. E-commerce merupakan suatu cara berbelanja atau berdagang
secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat
website yang dapat menyediakan layanan "get and deliver". E-commerce akan merubah
semua kegiatan marketing dan juga sekaligus memangkas biaya-biaya operasional untuk
kegiatan trading (perdagangan).
Eksistensi teknologi e-commerce telah membuat paradigma baru di bidang
marketing. E-commerce mampu memangkas biaya-biaya operasional untuk trading
(perdagangan). Hanya bermodalkan koneksi internet, E-commerce dapat dijalankan. Sebelum
melakukan e-commerce, ada beberapa faktor yang dipertimbangkan konsumen yaitu
keyakinan masyarakat akan e-commerce (performance expectancy), kemudahan penggunaan

e-commerce (effort expectancy), dampak sosial (social influence), kondisi fasilitas yang
mendukung e-commerce ini bisa berjalan (facilitating conditions), motivasi hedonis (hedonic
motivation), nilai harga (price value), dan kebiasaan (habit). Masing-masing faktor ini
memiliki peranan penting hingga terjadinya e-commerce.
Pada bidang pendidikan, teknologi e-commerce telah dikenalkan sejak tingkat
menengah, khususnya pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini karena Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) mencetak siswa yang siap kerja dan berani berkompetisi

sehingga siswa SMK penting untuk mengetahui e-commerce. Pengenalan e-commerce pada
siswa SMK (khusunya bidang penjualan/pemasaran) penting dilakukan untuk meningkatkan
kompetensi siswa dalam bidang pemasaran produk.
Realitas di lapangan, pembelajaran pada SMK masih terfokus pada retail dan belum
menyentuh mengenai e-commerce. Sehingga saat ini masih banyak siswa SMK yang belum
menguasai teknologi e-commerce. Selain itu, pengetahuan para siswa terhadap e-commerce
masih minim, sehingga diperlukan laboratorium pembelajaran khusus untuk teknologi ecommerce tersebut.
Usaha penyediaan laboratorium pembelajaran khusus untuk teknologi e-commerce ini
perlu didasari akan adanya niat siswa menggunakan laboratorium e-commerce. Hal ini
dikarenakan, usaha ini akan sia-sia bila tidak ada niat siswa untuk menggunakan laboratorium
e-commerce. Guna menimbulkan niat siswa dalam menggunakan laboratorium e-commerce
perlu diketahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi niat siswa dalam menggunakan
laboratorium e-commerce.
Seperti tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi

faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap niat siswa SMK jurusan

penjualan dalam menggunakan laboratorium e-commerce. Sehingga pihak sekolah bisa
menyediakan laboratorium e-commerce yang sesuai dengan keinginan siswa.

Penelitian ini penting dilakukan karena usaha penyediaan laboraturium tidak akan
maksimal apabila belum diketahuinya apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi niat siswa
menggunakan laboratorium e-commerce. Oleh karena itu, perlu ada kerjasama antara siswa
dengan guru untuk membangun sistem e-commerce tersebut.

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode non eksperimen. Sumber data dalam penelitian ini adalah

Sekolah Menengah Kejuruan jurusan Penjualan di Surakarta. Sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh melalui instrumen berupa

kuesioner untuk memperoleh data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi niat siswa
SMK menggunakan laboratorium e-commerce.
Untuk uji validitas data, terdapat syarat untuk dapat menganalisis model dengan
analisis SEM yaitu indikator masing-masing konstruk harus memiliki loading factor yang
signifikan terhadap konstruk yang diukur. Pada penelitian ini pengujian validitas instrument
yang digunakan adalah Confirmatory Factor Analisys (CFA) dengan bantuan SmartPLS versi
2.0, dimana setiap item pertanyaan harus mempunyai factor loading yang lebih dari 0,50
(Ghozali, 2005: 49). Selain itu, untuk uji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha dengan

bantuan SmartPLS versi 2.0. Hair et al. (2008) menyatakan bahwa nilai Cronbach Alpha
dapat dikatakan reliable (andal) apabila nilainya > 0,70 (Jogiyanto 2011:72).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan pendekatan Partial
Least Square (PLS) dengan software SmartPLS 2.0M3. Adapun langkah-langkah yang
perlu dilakukan dalam menggunakan model persamaan struktural PLS yaitu merancang
model struktural (inner model), merancang model pengukuran (outer model), mengkonstruksi
diagram jalur, konversi diagram jalur ke dalam persamaan, pendugaan parameter, evaluasi
kriteria Goodness of Fit, dan pengujian hipotesis.

HASIL dan PEMBAHASAN
Setelah menilai model secara keseluruhan dan menguji hubungan kausalitas seperti yang
dihipotesiskan, tahap selanjutnya adalah pembahasan hasil penelitian. Dalam penelitian ini
terdapat 7 hipotesis yang akan diuraikan sebagai berikut:
1. Hubungan

ekspektansi

kinerja

(performance


expectancy)

terhadap

niat

menggunakan laboratorium e-commerce.
Ekspektansi kinerja merupakan tingkat kepercayaan siswa bahwa menggunakan
laboratorium e-commerce mampu memberikan keuntungan padanya. Davis et. al
menyatakan

bahwa

kegunaan

persepsian

mengukur


kepercayaan

seseorang

menggunakan sistem akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Berarti semakin tinggi
kepercayaan siswa akan keuntungan menggunakan laboratorium e-commerce, maka
semakin tinggi pula niat siswa menggunakan laboratorium e-commerce.
Ekspektansi kinerja mencakup kebermanfaatan laboratorium didalam pelajaran,
kepercayaan akan peningkatan peluang dan produktivitas ketika menggunakan
laboratorium e-commerce. Apabila laboratorium e-commerce ini mampu membantu
siswa dalam pelajaran, mempercepat pengerjaan tugas siswa, dan mampu meningkatkan
peluang serta produktivitas belajar siswa, maka akan memberikan kontribusi positif pada
niat siswa menggunakan laboratorium e-commerce.
Hasil pengujian menunjukan path antara variabel Ekspektansi kinerja dengan niat
menggunakan e-commerce memiliki nilai koefisien beta 0,167 dan t-value 2,107 > 1,96.

Hal ini menunjukan bahwa variabel ekspektansi kinerja yang diukur dengan indikator
laboratorium e-commerce bermanfaat dalam pelajaran, laboratorium e-commerce
memberikan kemudahan pengerjaan tugas dan dapat meningkatkan produktivitas
pembelajaran, berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan ecommerce. Nilai positif koefisien beta menjelaskan bahwa semakin tinggi ekspektansi

kinerja yang diperoleh dari laboratorium e-commerce maka akan meningkatkan intensi
siswa untuk terlibat dalam penggunaan laboratorium e-commerce. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mita Indriani yang menyatakan bahwa
ekspektansi kinerja berpengaruh signifikan dalam untuk menjelaskan niat masyarakat
menggunakan (intention to use) E-KTP.
2. Hubungan ekspektansi usaha (effort expectancy) terhadap niat menggunakan

laboratorium e-commerce
Ekspektansi usaha didefinisikan sebagai tingkat kemudahan dalam menggunakan
laboratorium e-commerce. Apabila sistem mudah digunakan, maka usaha yang dilakukan
tidak terlalu tinggi dan sebaliknya jika suatu sistem sulit digunakan maka diperlukan
usaha tinggi untuk menggunakannya. Dalam konteks penggunaan laboratorium ecommerce dapat dijelaskan bahwa, apabila siswa percaya bahwa sistem e-commerce yang
akan digunakan tersebut mudah untuk dipelajari dan tidak memerlukan waktu yang lama,
maka keinginan dan keputusan untuk menggunakan sistem informasi kemungkinan besar
akan terwujud
Hasil analisis menunjukan bahwa ekspektansi usaha berpengaruh positif dan
signifikan pada tingkat kesalahan 5% terhadap niat untuk menggunakan e-commerce. Hal
ini menerangkan bahwa variabel ekspektansi usaha berpengaruh signifikan terhadap niat
menggunakan e-commerce. Dengan demikian siswa menginginkan sistem e-commerce
yang mudah dipelajari, mudah dipahami, mudah digunakan, dan dikuasai dengan cepat.

Temuan ini selaras dengan temuan Venkatesh et al. (2012), yang mengemukakan bahwa
individu akan menunjukkan penerimaan positif terhadap penerimaan teknologi
informasi, jika teknologi tersebut tidak terlalu memakan waktu yang lama untuk
dipelajari.
3. Hubungan

pengaruh sosial (social influence) berpengaruh terhadap niat

menggunakan laboratorium e-commerce
Pengaruh sosial didefinisikan sebagai sejauh mana seorang siswa individual
mempersepsikan kepentingan yang dipercaya oleh orang lain akan mempengaruhinya

menggunakan sistem yang baru. Pengaruh sosial ini diukur dari orang yang
mempengaruhi siswa menggunakan laboratorium e-commerce. Pengaruh itu bisa dari
guru, orang tua, dan masyarakat sekitar.
Melalui esatimasi dengan PLS-SEM telah ditemukan bahwa pengaruh sosial tidak
mempengaruhi niat siswa untuk menggunakan laboratorium e-commerce, hal ini
ditunjukan dengan nilai t-statistik lebih kecil dari t-tabel yakni 1,138 < 1,96. Hal ini
menjelaskankan bahwa siswa tidak menghiraukan anjuran orang lain


untuk

menggunakan laboratorium e-commerce, mungkin karena pengaruh sosial tersebut
sifatnya tidak memaksa atau sukarela. Penelitian sebelumnya (Venkatesh dan Davis
2000) juga mengemukakan bahwa pengaruh sosial bisa signifikan ketika pengaruh sosial
sifatnya wajib.
4. Hubungan kondisi memfasilitasi (facilitating conditions) terhadap niat siswa

menggunakan laboratorium e-commerce
Kondisi yang memfasilitasi didefinisikan sebagai sejauh mana siswa percaya
bahwa infrastruktur organisasional dan teknikal tersedia untuk mendukung sistem.
Sehingga ketersediaan sarana dan prasarana pendukung mempengaruhi niat siswa
menggunakan sistem.
Hasil pengujian menunjukan path antara variabel kondisi yang memfasilitasi
dengan niat menggunakan e-commerce memiliki nilai koefisien beta 0,205 dan t-value
1,975 > 1,96. Hal ini menunjukan bahwa variabel kondisi yang memfasilitasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan e-commerce. Kondisi
yang memfasilitasi ini mencakup pengetahuan siswa mengenai e-commerce, dan adanya
bantuan ketika siswa mengalami kesulitan saat menggunakan laboratorium e-commerce.
Semakin tinggi pengetahuan siswa mengenai e-commerce, kompatibelnya teknologi yang
ada, ketersediaan bantuan/ahli maka akan meningkatkan niat siswa untuk menggunakan
laboratorium e-commerce. Temuan ini sejalan dengan pernyataan Mita Indriani bahwa
kondisi yang memfasilitasi mempengaruhi niat menggunakan (intension to use) E-KTP.
5. Hubungan motivasi hedonis (hedonic motivation) terhadap niat menggunakan

laboratorium e-commerce
Motivasi hedonis merupakan kesenangan yang berasal dari menggunakan
teknologi. Motivasi hedonis mencakup sistem yang menyenangkan, laboratorium ecommerce yang menghibur dan memudahkan pelajaran. Ketika siswa itu sudah
menyenangi e-commerce maka ia akan berniat menggunakan laboratorium e-commerce.
Tetapi hasil pengujian menunjukan path antara variabel motivasi hedonis dengan niat

menggunakan e-commerce memiliki nilai koefisien beta 0,030 dan t-value 0,283 < 1,96.
Hal ini menunjukan bahwa variabel motivasi hedonis tidak berpengaruh terhadap niat
menggunakan e-commerce. Tidak semua siswa yang menyukai/menyenangi e-commerce
akan menggunakan laboratorium e-commerce. Hal ini bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Brown dan Venkatesh (2005) yang menyatakan bahwa motivasi
hedonis terbukti memainkan peranan penting dalam menentukan penerimaan dan
penggunaan teknologi.
6. Hubungan nilai harga (price value) terhadap niat menggunakan laboratorium e-

commerce
Nilai harga merupakan imbalan kognitif konsumen antara manfaat yang dirasakan
dengan biaya yang dikeluarkan. Nilai harga mencakup harga yang murah, membantu
cepat mendapatkan uang, dan membantu mendapatkan pekerjaan. Dari hasil pengujian
menunjukan path antara variabel nilai harga dengan niat menggunakan e-commerce
memiliki nilai koefisien beta 0,045 dan t-value 0,533 < 1,96. Hal ini menunjukan bahwa
variabel nilai harga tidak berpengaruh terhadap niat menggunakan e-commerce. Harga
yang murah, membantu cepat mendapatkan uang, dan membantu cepat mendapatkan
pekerjaan ternyata tidak membuat siswa berniat menggunakan laboratorium e-commerce.
7. Hubungan kebiasaan (habit) terhadap niat menggunakan laboratorium e-commerce

Kebiasaan merupakan sejauh mana siwa cenderung melakukan perilaku otomatis
karena belajar, Limayem et.al 2007. Kebiasaan diukur dari keinginan kuat siswa,
kecanduan siswa, dan rasa alami siswa dalam menggunakan e-commerce. Semakin siswa
terbiasa menggunakan e-commerce akan semakin tinggi pula niat siswa menggunakan
laboratorium e-commerce. Hal ini didukung dengan penelitian Kim dan Malhotra (2005)
yang menemukan bahwa penggunaan sebelumnya merupakan prediktor yang kuat dalam
penggunaan teknologi di masa mendatang. Temuan serupa juga ditemukan oleh Oulette
dan Wood (1998) dalam penelitian psikologinya.
Hasil pengujian menunjukan path antara variabel kebiasaan dengan niat
menggunakan e-commerce memiliki nilai koefisien beta 0,337 dan t-value 3,497 > 1,96.
Hal ini menunjukan bahwa variabel kebiasaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap niat menggunakan e-commerce.

Isinya bab 4
Hasil (Paragraf 1)
Pembahasan (Paragraf 2)
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan (Paragraf 1)
Saran (Paragraf 2)
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, hasil penelitian telah mengkonfirmasi teori
UTAUT2 (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology), yaitu bahwa niat seseorang
menggunakan laboratorium e-commerce signifikan dipengaruhi oleh ekspektansi kinerja,
ekspektansi usaha, kondisi yang memfasilitasi, dan kebiasaan. Yang selanjutnya akan
diuraikan sebagai berikut:
a.

Ekspektansi kinerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan ecommerce. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi sistem itu memberikan
keuntungan, kebermanfaatan, dan peningkatan produktivitas kerja maka akan semakin
tinggi pula niat untuk menggunakan laboratorium e-commerce.

b. Ekspektansi usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan e-

commerce. Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat kemudahan penggunaan,
kemudahan untuk dipelajari, dan kemudahan untuk dipahami, maka akan semakin tinggi
pula niat siswa untuk menggunakan laboratorium e-commerce. Kemudahan ini
memberikan pengaruh besar terhadap niat siswa. Sehingga ketika siswa menemui
kesulitan dalam menggunakan laboratorium e-commerce, itu akan mengurangi
kecenderungan siswa untuk menggunakan laboratorium e-commerce.
c.

Kondisi-kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat
menggunakan e-commerce. sehingga bisa diketahui bahwa ketika infrastruktur
organisasional dan teknikal tersedia untuk mendukung sistem, maka akan niat siswa

menggunakan laboratorium e-commerce akan bertambah. Karena siswa percaya,
laboratorium e-commerce akan membantu menunjang pelajarannya.
Kebiasaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat menggunakan e-commerce.
Semakin terbiasa siswa menggunakan jual beli melalui internet, maka semakin tinggi niat
siswa menggunakan laboratorium e-commerce. Karena siswa menganggap menggunakan
laboratorium e-commerce akan memudahkan dalam melakukan kebiasaannya.
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, adapun saran yang dapat diberikan oleh
peneliti sebagai berikut:
a.

Bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Hasil penelitian telah menemukan bahwa ekspektansi kinerja, ekspektansi usaha, kondisi
yang memfasilitasi, dan kebiasaan berpengaruh terhadap niat siswa untuk menggunakan
e-commerce. Untuk itu dalam rangka mengadopsi laboratorium e-commerce maka pihak
sekolah perlu memperhatikan ekspektasi kinerja, yakni sistem yang digunakan pada
laboratorium e-commerce harus bermanfaat dalam pelajaran, dapat memberikan
kemudahan dalam penyelesaian

tugas dan dapat meningkatkan

produktivitas

pembelajaran, untuk itu ketika memesan atau membeli sebuah sistem perlu
memperhatikan item atau bahan apa saja yang perlu dimasukan kedalam sistem tersebut
yang relevan dengan kebutuhan e-commerce. Kedua, pihak sekolah perlu memperhatikan
kemudahan sistem, supaya siswa mudah memahami, mudah menguasai, dan mudah
menggunakan sehingga tidak terlalu memakan waktu yang lama dalam mempelajari
sistem tersebut, misalnya sistem tersebut memiliki desain layar yang menarik, memiliki
terminologi yang jelas dan memiliki navigasi yang baik. Ketiga, pihak sekolah perlu
mengadakan pendidikan dan pelatihan tentang penggunaan sistem e-commerce dan
pembagian modul.
b. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini hanya menguji pengaruh variabel ekspektansi kinerja, ekspektansi usaha,
pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi, motivasi hedonis, nilai harga, dan kebiasaan
saja. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk menyertakan variabel
moderating, dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara laki-laki
dengan perempuan pada tingkat usia dan pengalaman tertentu dalam menentukan niat
individu menggunakan sistem informasi. Dari hasil penelitian tersebut nantinya dapat

digunakan oleh perancang sistem untuk pengelompokan atau segmentasi pasar dalam
kontek sistem informasi.

DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, Sri (2010). Studi Pemanfaatan Fasilitas Universal Services Obligation (USO) di
Purwakarta-Jawa Barat. Buletin Pos dan Telekomunikasi, vol.8 no.2.
Diana, Anastasia. (2001). Mengenal E-commerce. Yogyakarta: Andi offset.
Dimyati, Mudjiono. 1998. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pusat Pembukuan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dengan penerbit PT. Rineka Cipta (Anggota IKAPI)
Indriani, Mita, P. Isap Santoso, & Sri Suning Kusumawardani. (2012). Efek modernisasi dari
usia dan jenis kelamin dalam penerimaan E-KTP di kecamatan Gondokusuman
Yogyakarta. Jurnal penelitian IPTEK-KOM, vol.16 no.01.
Jogiyanto, H.M. (2011). Konsep dan Aplikasi Structural Equation Modeling Berbasis Varian
Dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Kasim, Handy. (2001). Kiat Memulai Dan Mengelola E-Commerce Sendiri. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Latan, H., & Ghozali, I. (2012). Partial Least Squares Konsep Teknik dan Aplikasi SmartPLS
2.0M3 Untuk Penelitian Empiris. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
MADCOMS. (2010). Menggenggam Dunia dengan Internet. Yogyakarta: Andi Offset.
M. Jogiyanto H. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan. Yogyakarta: Andi Offset.
M, Suyanto. (2003). Strategi Periklanan Pada E-commerce Perusahaan Top Dunia.
Yogyakarta: Andi Offset.
M, Suyanto. (2005). Pengantar Teknologi Informasi Untuk Bisnis. Yogyakarta: Andi Offset.
Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. (2001). Perspektif E-Business Tinjauan Teknis, Manajerial,
Dan Strategi. Yogyakarta: Andi Offset.
Padhyay, N.Bandyo. (2003). E-commerce Context, Concepts, And Consequences. New
York:The McGraw-Hill Companies.
Rayport, Jeffrey F, Jaworski, Bernald J. (2001). Introduction to E-commerce. New York: The
McGraw-Hill Companies.
Santoso, S.. 2012. Analisis SEM Menggunakan AMOS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Albabeta, cv.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Supriadie, Didi, Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
Turban, Efraim, David King, Jae Lee, & Dennis Viehland. (2004). Electronic E-commerce
2004: A Managerial Perspektive. USA: Pearson Education, Inc.

Venkatesh, V, Thong, James Y. L., Xin Xu. (2012). Consumer Acceptance And Use Of
Information Technology: Extending The Unified Theory Of Acceptance And Use Of
Technology. MIS Quarterly vol. 36 no.1 pp. 157-178.
Venkatesh, et. al (2012). User Acceptance of Information Technology: Toward To Unified
View. MIS Quarterly vol. 27 no.3 pp. 425-478.