PEMELIHARAAN BENIH IKAN BALASHARK ( Balantiocheilus melanopterus) DENGAN PENINGKATAN KESUBURAN KOLAM
Pemeliharaan benih ikan balashark ..... (Irsyaphiani Insan) PEMELIHARAAN BENIH IKAN BALASHARK ( Balantiocheilus melanopterus) DENGAN PENINGKATAN KESUBURAN KOLAM
Ir syaphiani Insan
Pusat Penelit ian dan Pengem bangan Perik anan Budidaya Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakart a Selat an 12540
E- m ail: [email protected] (Naskah diterima: 10 November 2010; Disetujui publikasi: 24 Agustus 2011)
ABST RAK
Dom estikasi ikan balashark telah berhasil dilakukan tapi m asih ada perm asalahan pada stadia awal benih yaitu tingkat kem atian yang m asih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk m engetahui penam pilan benih ikan balashark yang dipelihara di kolam m el al u i p en i n g k at an k esu b u r an d en g an car a p em u p u k an . Ben i h b al ash ar k yan g digunakan ukuran 120 m g (usia 24 hari) dipelihara dalam hapa ukuran 2 m x 2 m x 1 m yang dilet akkan di kolam t anah ukuran 50 m dengan padat t ebar 225 ekor/ hapa. Perlakuan berupa penyuburan kolam dengan pem upukan yang berbeda yait u t anpa
2
2
pem upukan, pem upukan dengan kotoran ayam 800 g/ m , pupuk organik cair 2 m L/ m
2
dan pupuk kom ersial 1 g/ m serta setiap perlakuan diulang tiga kali. Param eter yang diam ati m eliputi kelim pahan plankton dan plankton di dalam usus ikan dilakukan setiap dua hari sekali. Sedangkan pertum buhan dan sintasan dilakukan setiap 10 hari sekali. Ran can g an p en el i t i an m en g g u n ak an Ran can g an A cak Len g k ap . Pen el i t i an dilak sanak an selam a 40 hari. Hasil penelit ian m enunj uk k an k elim pahan plank t on t er t i n g g i d i j u m p ai p ad a p er l ak u an p em u p u k an k o t o r an ayam yai t u 8 8 sp esi es f it oplankt on dan 26 spesies zooplankt on. Sedangkan plankt on yang paling banyak d i t em u k an d al am u su s i k an ad al ah d ar i k el as Ch l o r o p h yceae d an Cr u st acea. Pertum buhan (panjang dan bobot m utlak) pada perlakuan pem upukan kotoran ayam m enunjukkan hasil yang nyata lebih tinggi (P< 0,05), sedangkan sintasan pada sem ua perlakuan tidak m enunjukkan hasil yang berbeda (P> 0,05).
KATA KUNCI: balashar k , benih, pem upuk an, k olam ABST RACT : Improvement on culture technique of balashark (Balantiocheilus melanopterus) seed by incr easing t he f ish pond f er t ilit y. By: I r syap hiani I nsan
The domestication of Balashark fish has been showing a significant development and signs of positive results, however, some problems still remain unsolved, specifically the high mortality occurred on the early stage of seed. The research was aimed to develop and improve culture technique of balashark seed by means of increasing the fish pond fertility through fertilization. The size of seeds used in the research expe- riment was 120 mg (24 days old) in weight average, cultured in net-pocketed pond or “hapa’ sized 2 m x 2 m x 1 m. The hapas were placed in four earthen ponds sized 50
2 m and filled with Balashark seeds with the density of 225 ind./hapa. Treatments of pond fertilization were carried out by applying different amount and types of fertilizer
2
2 which were chicken manure of 800 g/m , liquid organic fertilizer of 2 mL/m , commercial
2 fertilizer of 1 g/m , and no fertilizer addition in which each treatment was set in three replications. Plankton abundance in the water, and number of plankton in fish gut
PENDAHULUAN
I k an b al as h ar k (Balantiocheilus
melanopterus) sebagai ikan hias t erm asuk
dalam kelompok cyprinid yang memiliki bentuk tubuh hampir seperti ikan tawes dengan ujung- ujung sirip berwarna hit am dan panjangnya dapat m encapai 35 cm . Penyebaran ikan t er- sebut m eliput i Asia Tenggar a diant ar anya t erdapat di Sum at era, Kalim ant an, Malaysia, Thailand, Kam boja, dan Laos. Ikan balashark ukuran 2 inci diketahui sebagai komoditas ikan hias yang diperdagangkan baik di dalam negeri maupun untuk ekspor. Perdagangan ikan hias balashark dianggap sebagai ancam an t er- hadap kelest arian populasi akibat penang- kapan langsung dari alam . Salah sat u cara unt uk m enjaga kelest arian ikan balashark t ersebut adalah m elalui budidaya.
St udy dom est ikasi yang bert ujuan unt uk m en g em b an g k an i k an b al ash ar k k e ar ah budidaya mencakup aspek lingkungan, aspek r ep r o d u k si (p em at an g an g o n ad , t i p e r e- produksi, musim pemijahan dikaitkan dengan profil hormonal), dan aspek pakan untuk induk t elah dilakukan (Zairin et al., 1977). Saat ini i n d u k b al ash ar k su d ah d ap at m en cap ai k em at angan k elam in d an m em ij ah secar a terkontrol dalam bak- bak pemeliharaan.
Uji coba pem eliharaan benih st adia awal memperlihatkan bahwa tingkat kematian masih t inggi, diperkirakan disebabkan oleh ket idak layakan m akanan yang diberikan. Pada st adia aw al b en i h i k an b al ash ar k b el u m d ap at m em anf aat kan pakan buat an, hanya m am pu m em anf aat k an pak an alam i, k arena organ p ecer n aan b el u m b er k em b an g d en g an sem purna dan kandungan enzim pecernaan sepert i prot ease dan lipase m asih rendah. Menurut Suryanti et al. (2006) kesem purnaan p er k em b an g an o r g an p ec er n aan i k an balashark dit em ui pada benih dengan ukuran
1,25 inci, dan pada ukuran ini alat pecernaan su d ah d ef i n i t i f seh i n g g a l eb i h m am p u memanfaatkan pakan buatan. Hal ini didukung dari perkem bangan enzim pencernaan pro- t ease m aupun lipase yang m em perlihat kan m eningkat set elah benih m encapai ukuran 1,25 inci. Oleh karena it u, unt uk m enjam in sintasan benih ikan balashark lebih baik pada stadia awal perlu disediakan pakan alami yang layak sesuai ukuran bukaan mulut dan bergizi. Pak an alam i b er up a naup li ar t em ia d ap at dit erim a oleh benih ikan balashark nam un dinilai tidak ekonomis karena harganya mahal, di sam ping it u pula pem eliharaan didalam wadah t erkont rol m em perlihat pert um buhan yan g l am b at d an k em at i an m asi h t i n g g i . Penyediaan pakan alam i terpisah dalam bak- b ak k h u su s j u g a k u r an g ef i si en , k ar en a m em but uhkan t enaga unt uk m em produksi pakan alami.
Oleh karena it u, perlu dilakukan suat u penelitian cara produksi benih ikan balashark yan g l eb i h p r ak t i s d an ef i si en d en g an m engandalkan pakan alam i di kolam . Tujuan dari penelit ian ini adalah unt uk m enget ahui p en am p i l an b en i h i k an b al ash ar k yan g d i p el i h ar a d i k o l am m el al u i p en i n g k at an kesuburan dengan cara pem upukan.
Pada percobaan ini digunakan benih ikan balashark yang berum ur 24 hari hasil dari pem ijahan secara t erkont rol. Jum lah benih yang digunakan adalah 2.700 ekor dengan bobot awal rata- rata 0,017 g dan panjang rata- rat a 1,48 cm . Benih dit ebar dalam hapa- hapa berukuran 2 m x 2 m x 1 m yang dilet akkan dalam kolam t anah berukuran 50 m
2
dengan ketinggian air 60 cm. Padat tebar benih adalah 225 ekor/ hapa dengan lama pemeliharaan 40 hari.
were the parameters observed in the research and were measured every two days.
The other parameters were weight gain and survival rate and measured every 10
days. The research employed Complete Randomized Design and lasted for 40 days.
The results showed that the highest plankton abundance was recorded in hapa treated
with chicken manure fertilizer in which 88 species of phytoplankton and 26 species of
zooplankton were found. Furthermore, the research also discovered that the dominant
plankton species found in fish gut was from Cynaphyceae, Chlorophyceae, and
Crustacea classes. Absolute weight gain and specific weight gain of seeds in hapas
treated with chicken manure fertilizer showed significant result (P>0.05) whereas the
survival rates in all treatments showed no significant result (P>0.05) KEYWORD S: b al ashar k , j uveni l e, f er t i l i z at i on, p ondJ. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 413-423
BAHAN DAN METODE
Perlakuan dalam percobaan ini adalah berupa penyuburan kolam dengan pem upukan yang berbeda yait u:
Table 1. Nitrogen, phosphate, and kalium contents in chicken manure, liquid organic fer-
tilizer and commercial fertilizer Sum ber (Sources): * ) Teucher et. al. (1960) dalam Soem int o (1987) * * ) Depart em en Pert anian RI (1992)- * * * ) Cit ra Nusa Insani Cem erlang (2006)
2 O Org anik ko t o ran ayam Ch icken m a n ur e ( %) *) Pup uk ano rg anik ko mersial Com m er cia l f er t ilizer ( %) ***) Pup uk o rg anik cair ko mersial Liq uid or g a n ic f er t ilizer ( %) **)
5 K
2 O
N P
5.59 Unsur hara Nut r ien t
6.60
12.80 0.363
2.12
0.10 0.907
9.78
1.361
Tabel 1. Kandungan unsur hara N, P, dan K pupuk kot oran ayam , pupuk organik cair dan pupuk anorganik komersial
A. Pem upukan dengan kot oran ayam 40 kg/ 50 m
D at a h as i l p en g am at an (T ab el 2 ) m en u n j u k k an b ah w a f i t o p l an k t o n k el as Ch l o r o p h yceae m em i l i k i j u m l ah sp esi es t erbanyak dibanding kelas lain, hal ini di-
Ber d asar k an h asi l p en g am at an d an i d en t i f i k asi f i t o p l an k t o n d ar i k eem p at perlak uan, yait u perlak uan A (pem upuk an d en g an k o t o r an ay am ), p er l ak u an B (pem upukan dengan pupuk cair kom ersial), perlakuan C (pemupukan dengan pupuk padat komersial) dan perlakuan D (tanpa pemupukan/ k ont rol) diperoleh fitoplankton sebanyak 6 k el as (Baci l l ar i o p h yceae, Ch l o r o p h yceae, Ch r y so p h y ceae, Cy an o p h y ceae, Euglenophyceae, Phyr op hyceae) d an z oo- plankt on sebanyak 2 kelas (Crust aceae dan Ro t at o r i a). Pad a p er l ak u an A d i p er o l eh fitoplankton (88 spesies) dan zooplankton (26 s p es i es ), p ad a p er l ak u an B d i p er o l eh fitoplankton (70 spesies) dan zooplankton (21 s p es i es ), p ad a p er l ak u an C d i p er o l eh fitoplankton (68 spesies) dan zooplankton (23 spesies) sert a pada perlak uan D diperoleh fitoplankton (60 spesies) dan zooplankton (24 spesies). Dat a selengkapnya t ent ang jum lah spesies plank t on yang didapat k an seper t i t erlihat pada Tabel 2.
HASIL DAN BAHASAN Kelimpahan Plankton
Kandungan hara P (f osf at ), N (nit rogen), dan K (kalium ) ket iga jenis pupuk yang diuji disajikan pada Tabel 1. Di sam ping ket iga unsur ut am a t ersebut k et iga pupuk m asih m engandung m ikro elem en yang m encirikan spesif ik pupuk. Dosis yang diberikan kedua pupuk kom ersial disesuai dengan pet unjuk pada label, sedangkan pupuk kot oran ayam d i b er i k an p ad a l ev el d o s i s m en u r u t Departemen Pertanian (1992).
Pem u p u k an u l an g d en g an k ot or an ayam , p u p u k cai r k o m er si al d an p u p u k p ad at komersial sebanyak 1/ 3 dari pemupukan awal dan dilakukan set iap 5 hari sekali. Penebaran benih dilak uk an set elah penebaran pupuk pert am a berum ur 5 hari. Pengam at an yang d i l ak u k an ad al ah si n t asan b en i h d en g an m en cat at k em at i an d i ak h i r p er co b aan , sedangkan bobot dan panjang t ot al benih sert a pengam at an isi perut dilakukan set iap 1 0 h ar i , d en g an m en g am b i l co n t o h i k an sebanyak 10%. Pengam at an k ualit as f isik a dan kim ia air sert a plankt on dilakukan set iap int er val 5 har i. Par am et er yang dievaluasi unt uk m enilai pengar uh per lak uan adalah k el i m p ah an p l an k t on , p er t u m b u h an , d an sintasan benih ikan balashark.
Ran can g an y an g d i g u n ak an ad al ah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dan m asing- m asing perlakuan dengan t iga kali ulangan.
2 D. Tanpa pemupukan (kontrol)
50 g/ 50 m
2 C. Pemupukan dengan pupuk padat komersial
100 mL/ 50 m
2 B. Pem upukan dengan pupuk cair kom ersial
Pemeliharaan benih ikan balashark ..... (Irsyaphiani Insan) karenakan air t awar m erupakan habit at yang lebih cocok untuk kehidupannya. Garno (2002) m en g at ak an b ah w a Ch l o r o p h y t a d an Cyanophyta mudah ditemukan pada komunitas p l an k t on p er ai r an t awar , sed an g k an d ar i kelompok zooplankton kelas kurstase memiliki jum lah spesies t erbanyak.
Total jumlah spesies fitoplankton terbesar ditem ukan pada perlakuan A (88 spesies) dan t er en d ah p ad a p er l ak u an D (6 0 sp esi es). Sed an g k an u n t u k k el om p ok z oop l an k t on t erbesar pada perlakuan A (26 spesies) dan t er en d ah p ad a p er l ak u an B (2 1 sp esi es). Men u r u t Soem i n t o (1 9 8 7 ), h al i n i t er k ai t d en g an k an d u n g an u n su r h ar a yan g t er - kandung dalam pupuk A, walaupun m em iliki nilai kom posisi N, P, dan K rendah dibanding pupuk B dan C (Tabel 1), pupuk A m erupakan pupuk kandang yang mengandung komponen zat penum buh (enzim sepert i auksin, kreat in dan asam indol aset at ) yang sangat pent ing bagi pertumbuhan tanaman akuatik. Pendapat ini diduk ung dari hasil pem ant auan f osf at (PO
8.33 Py rrohphy c eae
2.94
2
2.86
2
2.27
2
5
1.67 88 100 70 100 68 100 60 100
14.71
10
15.71
11
15.91
14
13.33 Euglenaphy c eae
1
Zooplankton Crustac eae
14.71
33.33
Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ
91
91 84 114
37.50 26 100 21 100 23 100 24 100 Tot al Plankt on Kelas Cla ss Kolam (St asiun pengamat an) / Pond (Obser va t ion st a t ion) A B C D
9
30.43
7
7
18
30.77
8
62.50 Rotatoria
15
69.57
14 66.67 116
69.23
8
10
4
7
5
7.35
5
5.71
4
7.95
Fitoplankton Bac illariophy c eae
52
Table 2. Number of plankton based on class found in each treatment pond n (%) n ( %) n (%) n ( %)
Tabel 2. Jumlah spesies plankton berdasarkan kelas pada setiap kolam
Ju m l ah sp esi es f i t op l an k t on t er en d ah terdapat pada perlakuan D (tanpa perlakuan), m enurut Yam ada dalam Lannan et al.(1983) hal ini dikarenakan st rukt ur t anah t erut am a dasarnya yang berlum pur m asih cukup baik d alam m enum b uhk an p lank t on, sehing g a
organik pada pupuk hewan akan menstimulasi p er t u m b u h an o r g an i sm e m ak an an i k an , t erut am a zooplankt on. Bahan organik t er- suspensi dim anf aat kan oleh akt ivit as bakt eri melalui proses dekomposisi, kemudian bakteri m enjadi sant apan zooplankt on t ingkat yang lebih t inggi. sem ent ara nut rien yang t erlarut diasim ilasi oleh f it oplank t on dan t anam an akuatik lainnya. Sedangkan perlakuan B dan C l eb i h b an yak m en st i m u l asi p er t u m b u h an fit oplankt on karena unsur- unsur didalam nya ad al ah an o r g an i k k em u d i an f i t o p l an k t o n m enjadi sant apan zooplankt on. Selanjut nya dari kelom pok zooplankt on kelas krust ase memiliki jumlah spesies terbanyak. Kehadiran spesies dari kelom pok krustase adalah pakan alam i yang sangat diperlukan oleh benih ikan balashark.
al. (1983) dan Boyd (1990) bahwa nut rien
Selain it u, m enurut Moll dalam Lannan et
) di air kolam yang m enunjukkan bahwa t idak ada perbedaan yang m encolok ant ara perlakuan. Fluktuasi kandungngan fosfat untuk p er l ak u an A ad al ah 0 ,0 1 1 - 0 ,1 3 2 m g / L, p er l ak u an B ad al ah 0 ,0 1 1 - 0 ,0 9 9 m g / L, perlakuan C adalah 0,012- 0,077 m g/ L, dan perlakuan D adalah 0,014- 0,088 m g/ L (lihat Tabel 4).
8.33 Chlorophy c eae
59.09
14.29
1.43
10
13.64
12
1.67 Cy anophy c eae
1
1.47
1
1
42
1.14
1
66.67 Chry sophy c eae
40
58.82
40
60.00
J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 413-423 k and ung an unsur har a yang t er d ap at d i- dalam nya m elalui proses dekom posisi bahan m ineral oleh akt ivit as bakt eri dilepaskannya nutrien organik terlarut kemudian dimanfaat- kan secara langsung oleh f it oplankt on dan organism e akuat ik lainnya. Sedangkan, pada perlak uan B m em ilik i jum lah spesies zoo- plankt on t erendah, hal ini diduga pupuk B merupakan pupuk daun yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman tingkat tinggi.
Jumlah Plankton di Dalam Usus
Cyclops sp., Branchionus sp., dan Trichocerca (diurella) sp. pada kolam yang diberi pupuk C,
Pada kolam yang diberi pupuk A, B, C, dan k ont r ol j um l ah f i t op l ank t on l eb i h b anyak dibandingkan dengan jumlah zooplanktonnya,
kontrol, jum lah plankton di dalam usus benih balashark hasilnya lebih rendah dibandingkan dengan kolam yang diberi pupuk.
Oscillatoria rubescens, Branchionus sp ., Schenedesmus sp ., d an Eunotia sp . Pad a
sp., Closterium leibleinii, dan Eunotia sp. (Tabel 3). Hal t ersebut sesuai dengan kelim pahan plankton yang ada di kolam perlakuan D, tanpa pem upuk an, j um lah plank t on yang paling banyak pada kolam tersebut adalah Moina sp.,
Oscillatoria rubescens, Trichocerca (diurella)
Pada perlakuan D, jumlah fiitoplankton yang t er d ap at d i d al am u su s b en i h b al ash ar k sebanyak 109 individu dan jum lah zooplank- t on sebanyak 82 indidvidu. Jum lah plankt on t er banyak di dalam usus yait u Moina sp .,
B, sehingga plankton yang tumbuh jumlahnya tidak banyak. Menurut PIP (1995), pupuk buatan yang sering digunakan ialah pupuk- pupuk yang b anyak m engand ung unsur N, P, K, d engan d em ik ian p up uk anor ganik hanya mengandung beberapa unsur hara saja, tetapi dalam jumlah yang banyak. Kelemahan pupuk anorganik adalah t idak dapat m em perbaiki st rukt ur t anah, bahkan penggunaan dalam jangka panjang mengakibatkan tanah menjadi mengeras, tidak mampu menambah daya serap air dan t idak dapat m em perbaiki kehidupan m ik r oor ganism e dalam t anah. Tam pak nya unt uk m enum buhkan plankt on dalam kolam lebih memerlukan pupuk organik dibandingkan dengan pupuk anorganik.
jumlah plankton yang ada di dalam usus benih balashark t idak sebanyak pada kolam yang diberi pupuk A m aupun kolam yang diberi pupuk B, hal ini diduga karena kandungan unsur hara yang ada pada pupuk C (Tabel 1) lebih sedikit jika dibandingkan kandungan unsur hara yang ada pada pupuk A dan pupuk
k el i m p ah an p l an k t o n yan g ad a d i k o l am perlakuan C (Tabel 3), pem upukan dengan menggunakan pupuk padat komersial, jumlah p lank t on yang p aling b anyak p ad a k olam t ersebut adalah Moina sp., Gonatozygon sp.,
Hasil pengam atan jum lah plankton dalam usus benih ikan balashark pada perlakuan A m em p unyai j um lah p lank t on t er b anyak yait u fit oplankt on sebanyak 229 individu dan jum lah zooplankt on sebanyak 129 individu, jum lah f it oplankt on paling banyak dari kelas Cyanophyceae yait u Oscillatoria rubescens,
Oscillatoria rubescens, Cyclops sp ., d an Trichocerca (diurella) sp . Sesu ai d en g an
Pad a p er lak uan C j um lah f it op lank t on sebanyak 111 individu dan jum lah zooplank- t on sebanyak 92 individu, jum lah plankt on t er banyak di dalam usus yait u Moina sp .,
rubescens, Scenedesmus sp., Chlorella, dan Eunotia sp. (Tabel 3).
dengan k elim pahan plank t on yang ada di k o l am p er l ak u an B, p em u p u k an d en g an m enggunakan pupuk cair kom ersial, jum lah p lank t on yang p aling b anyak p ad a k olam t er seb u t ad al ah Moina sp . , Oscillatoria
rubescens, Moina sp., Closterium leibleinii, Chronococcus sp., dan Branchionus sp. sesuai
Men u r u t Kad ar i n i et al. (2 0 0 4 ), i k an Balashark yang hidup di alam , lam bung dan u su sn ya b er i si p l an k t o n d ar i k el o m p o k Ch l o r o p h y ceae, Cy an o p h y ceae, Chrysophyceae, dan zooplankt on. Pada per- lak uan B, jum lah f it oplank t on yang ada di dalam usus benih ikan balashark sebanyak 157 individu, jum lah zooplankt on sebanyak 8 9 ind ivid u, j um lah p lank t on yang p aling banyak di dalam usus benih yait u Oscillatoria
Chronococcus sp. dari kelas Cyanophyceae, Scenedesmus sp., Closterium sp., Mikrosopra tumidula, Gonatozygon sp., Chlorella dari kelas Chlorophyceae (Tabel 3).
sedangkan unt uk zooplankt on jum lah yang paling banyak dari kelas krustase, yaitu Moina sp. selain plankton- plankton di atas, di dalam usus benih balashark juga dijum pai jenis- jenis plankt on dari kelas Bacillariophyceae, Ch r y s o p h y c eae, d an Ro t at o r i a. Ses u ai dengan k elim pahan plank t on yang ada di dalam kolam perlakuan A, pemupukan dengan menggunakan kotoran ayam, jumlah plankton terbanyak di dalam kolam adalah Moina sp. dari k el as k r u st ase, Oscillatoria rubescens,
Mycrocystis sp. dan Chronococcus sp., dari k elas Chlor op hyceae yait u Closterium sp .
Pemeliharaan benih ikan balashark ..... (Irsyaphiani Insan) Tabel 3. Jum lah individu plankton yang terdapat di dalam usus benih ikan balashark dari hari ke- 10 sampai hari ke- 40
Table 3. Number of individual plankton based on species found in the blashark gut observed
from day 10 th to day 40 th95
44
57
68
6 Moina sp.
3 Mesocyclops leuckarti
19
6
19
62 Tot al 229 157 111 109 Zooplankton Crust acea Cyclops sp.
54
5 109
1
8
15
32
47 Microcystis sp.
35
55
48
10 Oscillatoria rubescens
11
25
29
54 Cyclops vicinus
88
6
4
Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ Σ
82 Plankt on Kolam ( Pond ) Kelas Cla ss
92
89
25 Tot al 129
23
26
41
2
2 Monostyla sp.
1
63
4
10 Lepadella sp.
9
12
13
13 Trichocerca (diurella) sp.
10
13
22
57 Rot at oria Brachionus sp.
69
5 Cyanophyceae Chronococcus sp.
5
A B C D Jml ( Ind.) Jml ( Ind.) Jml ( Ind.) Jml ( Ind.) Fitoplankton
29
8
12
22
1 Closterium leibleinii
1
2
1 Chlorella sp.
1 Asterococcus superbus
17 Chlorophyceae Ankistrodesmus sp.
19
53
4
3
2
9
5
1 Navicula sp.
19
14 Frustulia rhomboides
17
19
29
Bacillariophyceae Eunotia sp.
10 Coelastrum sp.
8 Gonatozygon sp.
6
1
30 Chrysophyceae Heterothrix ulothricoides
33
33
61
1
2
1 Microspora tumidula
4 Cosmarium pachydermum
10
1
1 Closterium lunula
8
1
8
1 Ulothrix zonata
4 Westella botryoides
12
7
12
2 Scenedesmus sp.
1
4
6 Pediastrum sp.
J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 413-423 hal ini disebabkan karena fitoplankton m eru- pakan plankton yang bersifat tum buhan yang m am pu berfotosintesis dan berperan sebagai produsen.
Menurut Lesm ana & Derm awan (2001), u n t u k k ep er l u an p em el i h ar aan i k an h i as, ada banyak j enis pak an alam i yang dapat diberikan diant aranya adalah rot if era, Moina sp, Daphnia sp., Artemia salina, Tubifex sp., Chironomus.
0.7 Gambar 1. Grafik rata- rata bobot benih ikan balashark
0.1 1 0 2 0 3 0 4 0 Pupuk kotoran ayam Pupuk anorganik kom ersil Pupuk organik cair kom ersil Kont rol
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Figure 1. Average weight gain of balashark juvenile during the 40
days experimentWeight ( g )
Pertumbuhan Bobot Individu
Observation time (day) B o b o t
Waktu pengam atan (hari)
(perlakuan A), 78.294 individu/ L (perlakuan B), 79.577 individu/ L (perlakuan C), dan 14.350 individu/ L. Moina sp. merupakan pakan benih tercermin dari tingginya Moina sp. dalam usus b en i h i k an b al ash ak . Ter sed i an ya b ah an organik diperairan juga dapat m enum buhkan m ikroba yang berperanan sebagai probiot ik yang dalam sistem pecernaan m ensekresikan en z i m - en z i m y an g b er p er an an d al am p ecer naan. Menur ut Ef f end ie (1 9 9 7 ), ik an balashark t erm asuk ikan hias yang t ergolong om nivor, yait u pem akan hewan dan t anam an sepert i udang, serangga, f it oplankt on, siput k eci l , d an d au n - d au n an . Mesk i p u n p ad a perlak uan A t ersebut t erlihat bobot benih balashark bertambah akan tetapi kenaikannya tidak berarti (Gambar 1).
Moina sp . m en cap ai 1 0 0 .4 4 9 i n d i vi d u / L
Pad a p er lak uan d engan m enggunak an pupuk A m enghasilk an bobot yang paling t inggi dibandingkan dengan perlakuan B, C, dan D, hal ini disebabkan kandungan unsur hara yang ada pada pupuk A mampu menum- b u h k an f i t o p l an k t o n d al am j u m l ah yan g relat if banyak dan f it oplankt on yang t um buh pada kolam t ersebut adalah plankt on yang m enj adi pak an benih balashark . Dem ik ian j uga k and ungan r at a- r at a b eb er ap a z oo- plank t on di k olam A j auh lebih t inggi di- bandingkan perlakuan B, C, dan D yaitu untuk
m encapai bobot 0,269 g.
Tubifex sp. m encapai berat rat a- rat a sebesar 0,349 g, dan yang diberi pakan Moina sp.
Pengam at an bobot benih balashark pada p er l ak u an A m en g h asi l k an b o b o t yan g sem ak in m eningk at k an sam pai hari k e- 40 (akhir penelit ian) yait u dengan bobot akhir rata- rata 0,579 g, sedangkan pada perlakuan B, C, dan D hasilnya cenderung menurun pada hari ke- 40 yait u dengan bobot akhir rat a- rata 0,339 g, 0,392 g dan 0,305 g. Penambahan bobot benih ikan balashark di kolam lebih baik dibandingkan pert um buhan benih ikan b al ash ar k d i ak u ar i u m . Hasi l p en el i t i an Adriant o (2009) m encat at bahwa benih ikan balashark st adia 15 hari dipelihara dengan kepadat an 10 ekor/ L dan diberi pakan cacing Tubifex sp. m encapai bobot sebesar 0,107 g. Hal ser u p a d i t em u i j u g a d ar i p en el i t i an Hasanah (2006) yang m endapat kan bahwa benih ikan balashark usia awal 15 hari yang d i p el i h ar a d i ak u ar i u m d an d i b er i p ak an
Pemeliharaan benih ikan balashark ..... (Irsyaphiani Insan) Perlakuan dengan m enggunakan pupuk B dan C t erjadi penurunan bobot benih pada per iode wak t u k e- 4 0 , hal ini dik ar enak an kandungan unsur hara yang t erdapat pada kedua pupuk tersebut mampu menumbuhkan plankt on dalam kolam t et api jum lahnya t idak sebanyak pada perlakuan dengan m enggu- n ak an p u p u k A. Ad an ya k ecen d er u n g an p en u r u n an b ob ot b en i h p ad a h ar i k e- 4 0 dikarenakan benih sudah m em erlukan pakan tambahan, dan plankton yang tersedia di kolam jum lah dan ukurannya sudah t idak m em adai unt uk m enunjang pert um buhan benih ikan balashark, dem ikian pula unt uk perlakuan A. Hal t er seb ut d id uk ung d engan hasil sid ik ragam dan pert am bahan bobot benih ikan balashark selam a penelitian, diketahui bahwa pem berian pupuk A berbeda nyat a (P< 0,05) dengan pupuk B, C, dan D. Pertambahan bobot pada pem eliharaan pada hari ke- 20 berbeda nyat a d engan har i k e- 0 , 1 0 , 3 0 , d an 4 0 , sedangkan hari ke- 40 berbeda nyat a dengan hari ke- 0, 10, dan 20 tetapi tidak berbeda nyata dengan hari ke- 30 (P> 0.05) dan sebaliknya hari ke- 30 berbeda nyata dengan hari ke- 0, 10, dan 20 t et api t idak berbeda nyat a dengan hari ke- 40, hal ini disebabkan karena bobot t ot al hari ke- 30 dengan hari ke- 40 atau sebaliknya hari ke- 40 dengan hari ke- 30 t idak t erjadi pertambahan bobot yang signifikan dibanding dengan yang lain. Menurut pendapat Philips (1972), apabila pak an hanya unt uk m em - pert ahankan hidup m aka kondisi t ubuh ikan t idak ak an ber ubah at au bahk an per t um - buhannya akan menjadi lambat.
Pertumbuhan Panjang Total
Figure 2. Average total lenght gain of balashark juvenile during
the 40 days experiment2.0 1 0 2 0 3 0 4 0 Pupuk kotoran ayam Pupuk anorganik kom ersil Pupuk organik cair kom ersil Kont rol
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
1.0 Gambar 2. Grafik rata- rata panjang total benih ikan balashark
Hasil pengamatan panjang total benih ikan balashark yang dilakukan setiap 10 hari sekali selam a 40 hari dapat dilihat pada Gam bar 2. Bila dilihat dari Gambar 2 tertera panjang total t ert inggi t erdapat pada perlak uan dengan m enggunakan pupuk A, yait u dengan hasil ak hir seb esar 4 ,3 5 cm d an p anj ang t ot al t erendah t erdapat pada perlakuan D (t anpa pupuk) sebesar 3,56 cm. Hal ini membuktikan bahwa pem berian pupuk pada perlakuan A m em berikan panjang t ot al t erbaik t erhadap b en i h i k an b al ash ar k . Pad a p er l ak u an D (kont rol) m em punyai panjang t erendah jikan d i b an d i n g k an d en g an p er l ak u an l ai n n ya (Gambar 2).
5.0
Length (c m )
Observation time (day) P a n ja n g
Waktu pengam atan (hari)
B, C, dan D. Pada pem eliharaan hari ke- 30 berbeda nyata (P< 0,05) dengan hari ke- 10 dan ke- 20 t et api t idak berbeda nyat a (P> 0,05) dengan hari ke- 40 dan sebaliknya hari ke- 40 tidak berbeda nyata (P> 0,05) dengan hari ke- 30 tetapi berbeda nyata (P< 0,05) dengan yang
Berdasark an hasil analisa sidik ragam , p an j an g t ot al b en i h i k an b al ash ar k p ad a keem pat perlakuan m enunjukkan hasil yang signifikan (P< 0,05). Perlakuan dengan m eng- gunakan pupuk A lebih berpengaruh dalam p er t am b ah an p an j an g t o t al b en i h i k an balashark dibandingk an dengan perlak uan
1.5 J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 413-423 lain. Pada periode wakt u ke- 40 panjang ikan cenderung m enurun, hal ini diduga karena jumlah ukuran dan nutrisi yang ada pada pakan alam i sudah t idak m am pu lagi m encuk upi kebut uhan pakan benih balashark, sehingga perlu adanya pakan t am bahan yang m am pu m en u n j an g p er t u m b u h an n y a. M en u r u t Ef f end ie (1 9 7 9 ), ener gi yang b er asal d ar i p ak an sel ai n u n t u k p er t u m b u h an b o b o t digunakan juga untuk pertum buhan panjang, k ead aan i k an ak an d i k at ak an k u r u s j i k a pertam bahan panjang lebih cepat dibanding- k an dengan pert am bahan bobot dan ak an dikatakan gemuk jika pertambahan bobot lebih cep at d ib and ingk an d engan p er t am b ahan panjang.
KESIMPULAN DAN SARAN
Figure 3. Average survival rate of balashark juvenile during the 40
days experimentPemeliharaan benih ikan balashark ..... (Irsyaphiani Insan)
Pupuk B Pupuk C Pupuk D
Pupuk A 1 0 0 5 0 9 0 8 0 7 0 6 0
Survival rate ( % )
S in ta s a n
Perlakuan (Treatment)
Sint asan
Dari hasil pengam at an selam a penelit ian d i p er o l eh si n t asan b en i h i k an b al ash ar k seperti yang terlihat pada Gam bar 3.
4. Pem b er i an p u p u k yan g b er b ed a t i d ak b er p en g ar u h t er h ad ap k el an g su n g an hidup benih ikan balashark. Kisaran nilai kualit as fisika kim ia air selam a penelit ian m asih dalam kondisi yang layak unt uk sintasan benih ikan balashark.
3. Ben i h i k an b al ash ar k yan g d i p el i h ar a d i k ol am d eng an m eng g unak an p up uk kotoran ayam pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya.
2. Pakan alam i yang dit em ui di usus benih ikan balashark yang dipelihara di kolam dengan perlakuan A keanekaragam annya l eb i h t i n g g i b an d i n g k an d en g an j en i s pupuk lainnya.
1. Pupuk kotoran ayam menghasilkan spesies fit oplankt on dan zooplankt on yang lebih beragam.
Hasi l p en g u k u r an k u al i t as ai r k o l am selam a penelit ian dapat dilihat pada Tabel 4. Secara umum kualitas fisika dan kimia pada setiap kolam m asih berada pada kondisi yang layak untuk pertum buhan organism e air.
Kualitas Fisika Kimia Air Media
Gam bar 3 m enunjukkan bahwa m asing- m asing t araf perlak uan dan sint asan pada benih ikan balashark berkisar 79,29% sam pai 8 7 ,3 8 %. Ber d asar k an h asi l an al i sa an t ar a perlakuan A, B, C, dan D m enunjukkan hasil yang t idak nyat a (P> 0 ,0 5 ) at au per lak uan dengan m enggunakan pupuk A, B, C, dan D t idak m em beri pengaruh t erhadap sint asan benih balashark. Diagram bat ang rat a- rat a sint asan benih balashark dapat dilihat pada Gambar 3. Sintasan benih ikan balashark yang d i p el i h ar a d i k ol am d al am p er cob aan i n i m en d ek at i d en g an si n t asan b en i h yan g dipelihara secara terkontrol di akuarium .
5. Sistem pemeliharaan benih ikan balashark di k olam dengan m enggunak an pupuk Gambar 3. Diagram batang rata- rata sintasan benih ikan balashark
Principles and Practices of Pond Aquacul- ture: A State of The Art Review. 12 th Edition.
7
Oregon: Marine Science Center, p.103- 115. Suryanti, Y., Priyadi, A., & Subam ia, I W. 2006.
Penent uan saat Pem berian Pakan Buat an yang Tepat Berdasarkan Perkem bangan Tabel 4. Kisaran rata- rata kualitas fisika kimia air media pada keempat kolam
Table 4. Variation of chemical and physical water parameters in the treatment ponds A B C D
Kec erahan (Transparancy ) (c m) 30.85-49.07 30.88-50.78 36.12-50.92 30.93-58.87
pH (unit)7
7
7 Suhu (Temperature ) ( o
Fert ilizat ion Pract ices in Warm wat er Fish Ponds. in Lannan, James E., Smitherman R., Oneal, Tchobanoglous George. Edit ors.
C) 25-27 25-27 25-27 25-27
Alkalinitas (Alkalinity ) (mg/ L) 33.180-77.240 33.180-77.240 33.180-77.240 33.180-77.240
DO (mg/ L) 0.760-3.520 1.060-3.073 1.177-3.176 1.060-3.620
CONH
4
(mg/ L) 0.001-0.020 0.003-0.019 0.007-0.018 0.007-0.018
NO2
(mg/ L) 0.001-0.077 0.001-0.090 0.002-0.064 0.002-0.063
PO4
(mg/ L) 0.011-0.132 0.011-0.099 0.012-0.077 0.014-0.088
Paramet er lingkungan Envir onm ent pa r a m et er Kolam ( Pond ) J. Ris. Akuakultur Vol.6 No.3 Tahun 2011: 413-423
2 Bebas (mg/ L) 7.323-9.990 7.323-9.990 6.657-9.990 5.990-9.990
kotoran ayam dapat direkomendasi sebagai salah satu cara produksi benih.
DAFTAR ACUAN
Ad r i an t o. 2 0 0 9 . Pertumbuhan benih ikan
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup benih Ikan Balashark (Balantiocheilus melanopterus) yang Diberi Jenis Pakan berbeda di Loka Budidaya Ikan Hias Air Tawar Depok . Skripsi. Fakultas MIFA- UNJ,
Balashark (Balanthioceilus melanopterus) pada Padat Penebaran yang Berbeda. Dalam Sistem Resirkulasi. Skripsi. Fakultas Perikanan dan kelautan UNPAD, 53 hlm.
Boyd, C.E. 1990. Wat er Qualit y in Ponds for Aquaculture. Auburn University, Alabama, 482 pp.
Departemen Pertanian. 1992. Petunjuk Teknis Budidaya Pakan Alam i Ikan dan Udang.
Pu sat Pen el i t i an d an Pen g em b an g an Perikanan. Badan Penelitian dan Pengem - bangan Pusat Pertanian. Jakarta, 84 hlm.
Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan
Bagian Ictiologi. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor, 163 hlm. Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta, 163 hlm. Garno, Y.S. 2002. Penerapan Metoda Pengen- d ap an p ad a Pen en t u an Kel i m p ah an Fit oplankt on di Perairan Pesisir dan Laut (Studi Status Kualitas Perairan Pesisir Pulau Harapan – Kepulauan Seribu). Jurnal Sains dan Teknologi BPPT, 8 hlm. Hasanah, R.A. 2006. Pengamatan Terhadap
72 hlm.
Kum pulan Kliping Ikan Hias Air Tawar, Jenis Ikan Hias Air Tawar, Budidaya dan Pemeliharaan, Penyakit Ikan Hias Air Tawar, Peluang Bisnis Tokoh Ikan Hias Air Tawar.
Kadarini, T. 1997. Pupuk Anorganik Sebagai Alt ernat if unt uk Meningkat kan Produksi Pakan Alam i Pada Budidaya Ikan. Warta Penelitian Perikanan Indonesia, 3(3) : 2- 5.
Lesm ana, D.S. & Derm awan. 2001. Budidaya Ik an Hi as Ai r Tawar Pop u l er . Pen eb ar Swadaya. Jakarta, 26 hlm.
Moll, R. 1983. Biological Principels of Pond Cul- t ur e: Bact er ia and Nut r ient Cycling. in Lannan Jam es E. Sm it herm an R. Oneal, Tchobanglous George. Edit ors. Principles
and Practices of Pond Aquaculture: A State of The Art Review. 12 th
Edit ion. Oregon, Marine Science Center, p. 27- 32. Ph i l i p s, A.M. 1 9 7 2 . Cal o r i e an d En er g i e
Requirem ent dalam Halver, J.E. (ed) Fish Nutrition. Academic Press. New York, p. 484- 510.
Pusat Inf orm asi Ilm iah (PIP) Trubus. 1995.
Soem int o, B. 1987. Pupuk Kandang. Warta Penelitian Perikanan Indonesia, 3(3): 23- 26. Yam ada, R. 1983. Pond Product ion Syst em s: Akt ivit as Enzim Pencernaan pada Benih Bo t i a (Botia macracantha). Seminar
Nasional Tahunan III Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. 27 Juli 2006. Tahunan III Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. 27 Juli 2006. Yogyakarta, 5 hlm.
Zairin, J.R., Sumantadinata, K. , & Arafah, H. 1977.
Aplikasi Bioteknologi pada Reproduksi Ikan Balashark (Balantiocheilus melanopterus Bleeker) dalam Upaya Mem pert ahankan Ker agam an Hayat i d an Sum b er Devisa Negara. PAU. IPB, 10(2).
Pemeliharaan benih ikan balashark ..... (Irsyaphiani Insan)