INDIKATOR EKONOMI YANG AKAN DICAPAI
Bahan 3a – Indikator Ekonomi Yang Akan Dicapai
INDIKATOR EKONOMI YANG AKAN DICAPAI
Indikator ekonomi hasil kinerja Agregat Demand (AD) dan Agregat
Supply (AS) atau suatu perekonomian secara keseluruhan meliputi :
1. Produk domestik/nasional bruto (PDB/PNB – Gross domestic/
national product (GDP/GNP))
2. Inflasi
3. Neraca Pembayaran
4. Pengangguran
5. Pemerataan
1-EM
I. PRODUK DOMESTIK/NASIONAL BRUTO (PDB/PNB –
GROSS DOMESTIC/ NATIONAL PRODUCT (GDP/GNP))
1.
Definisi
Produk Domestik Bruto (PDB), Gross Domestic Product (GDP), adalah nilai (dalam nilai
pasar atau nilai riil) semua barang dan jasa yang diproduksi di domestik atau dalam
negeri suatu negara, baik oleh warga negara maupun warga negara asing, jadi terdiri
dari PDB Nominal (GDP Nominal) atau PDB Riil (GDP Riil) yang dinyatakan dalam
harga dasar.
Produk Nasional Bruto (PNB), Gross National Product (GDP), adalah nilai (dalam nilai
pasar atau nilai riil) semua barang dan jasa yang diproduksi hanya oleh warga negara
baik di domestik atau dalam negeri suatu negara dan di negara luar, jadi terdiri dari
PNB Nominal (GNP Nominal) atau PNB Riil (GNP Riil) yang dinyatakan dalam
harga dasar.
PDB gap (GDP gap) adalah PDB riil (real GDP) pada full employment – Realisasi PDB
riil (Actual real GDP)
2.
Komponen PDB (GDP) dan GNP (PNB)
Product or Expenditure Approach
(Atas Dasar Product Markets)*
1. Personal Consumption (Durables, Nondurables, Services) ------------------------------ C
2. Gross Private Domestic Investment,
(Resident and Business Investments, and
Change in Inventories) ------------------------- I
3. Government Consumption and Investment Purchases ----------------------------------------- G
4. Exports --------------------------------------------- X
5. Imports -------------------------------------------- M
6. GDP/GNP = C I G X M or
Y = AD
* Ingat the Circular Flow of an Open
Economy – jadi Aggregate Supply
(kiri) = Aggregate Demand (kanan)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Income
Earnings or Cost Approach
(Atas Dasar Factor Markets)*
Compensation
of
Employees
(Wages, Salaries, and Supplements)
---------------------------- for Labors
and Employees -- L
Net Interests -------------- for
Capital -- K
Rental Income of persons ----------------------------------- for Natural
Resources -- R
Income of unincorporated enterprises
--------------for
Enterpreneurship – E or L
Corporate profits before taxes (profit
taxes, dividends, undistributed profits
-------------for
Enterpreneurship – E or L
Indirect Business Taxes
Depreciation
GDP/GNP = 1 until 7
2-EM
3.
Komponen antara PDB/PNB ke Agregat Pendapatan Personal (Disposable Personal
Income -- Aggregate)
GDP/GNP ------------------------------------------------------------------------------------------------------ Y
Less : Depreciation -----------------------------------------------------------------------D
Net Domestic/National Product -------------------------------------------------------- NDP/NNP
Less : Indirect Business Taxes ---------------------------------------------------------IT
National Income -----------------------------------------------------------------------------------NI
Less : Direct Taxes ---------------------------------------------------------------------DT
Less :
Net Business Saving ----------------------------------------------------------NBS
Plus : Transfer Payments (Government payments for pension/ social security,
unemployment insurance, for which individuals do not work for any
service
in return --------------------------------------------------------------------------- Tr
Disposable Income --------------------------------------------------------------------------------Yd
Less : Personal Consumption ----------------------------------------------------------PC
Personal Saving ------------------------------------------------------------------------------------PS
Jadi : Yd = Y – D – (IT + DT) – NBS + Tr = Y - Z
Yd = PC + PS
Untuk analisa selanjutnya, diasumsikan atau disederhanakan :
Y = NDP/NNP = NI = Yd; Y = C + I + G + X – M; Y = C + S + T – Tr
3-EM
4.
Dua Cara Penghitungan PDB/PNB
a. Total dari semua barang dan jasa akhir (final goods) untuk konsumsi.
b. Total dari semua barang dan jasa yang dipergunakan untuk
memproduksi final goods, yaitu intermediate goods yang mempunyai
nilai tambah (value added).
Terdapat dua pendekatan (approach) : (1). Final product (output), (2). Value added.
Biaya bahan baku
Tahap produksi
Penjualan (intermediate products) Value Added
(1)
(2)
(3)
(4) = (3)−(2)
Gandum (wheat)
23
0
23
Tepung (flour)
53
23
30
Adonan matang (baked dough) 110
53
57
Roti (bread)
190 (output) 110
80
Total
376
186
190
(Total Value
Added)
Jadi, GDP/GNP = Y = 190 (Final product = bread, Total value added)
Data PDB Indonesia : PRODUK DOMESTIK BRUTO -- PDB
(GROSS DOMESTIC BRUTO -- GDP)
PENGELUARAN
(EXPENDITURES)
Triliun Rupiah
Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000
2009
2010
2011
2012
2009
2010
2011
2012
Konsumsi rumah tangga ------------------ C
Household consumption
Investasi bruto ------------------------------- I
Gross Investment
Perubahan Stok --------------------------- K
Change in Stock
Belanja/pengeluaran pemerintah ----- G
Government spending/expenditure
Ekspor barang dan jasa & jasa ---------- X
Exports of goods & services
Impor barang & jasa ---------------------- M
Imports of goods & services
PDB (GDP) = C + I + K + G + X – M
3.291
3.643
4.053
4.496
1.249
1.308
1.370
1.442
58,7%
56,5%
54,6%
54,6%
1.744
2.065
2.373
2.733
510
553
602
661
31,1%
32,0%
32,0%
33,2%
-7
18
71
178
-2
-1
9
53
- 0,1%
0,3%
1,0%
2,2%
538
587
668
732
196
196
203
205
9,6%
9,1%
9,0%
8,9%
1.354
1.585
1.956
1.999
932
1.075
1.221
1.246
24,2%
24,6%
26,4%
24,3%
1.197
1.476
1.851
2.128
708
831
942
1.005
21,4%
22,9%
24,9%
25,8%
5.606
6.446
7.422
8.242
100%
100%
100%
100%
2.179
2
2.314
14
2.465
2
2.618
16
Diskrepansi data dg PD per sektor
- 117
24
152
230
4-EM
Pendapatan thd luar negeri atas faktor
produksi Net factor income from
abroad
PNB (GNP) = 7 – 8
Pajak tidak langsung
Net indirect taxes
Penyusustan
Depreciation
Pendapatan Nasional (PN)
National product (NP)
Penduduk (tengah tahun) - juta
Population (mid year) – millions
Pendapatan per kapita - juta
Income per capita – millions
PDB (GDP)
PNB (GNP)
PN (NP)
- 196
- 180
- 211
- 239
- 110
-93
- 97
- 101
5.410
215
6.266
225
7.211
180
8.003
47
2.069
83
2.221
81
2.368
43
2.517
30
280
323
371
412
109
115
123
131
4.915
5.718
6.660
7.544
1.877
2.025
2.202
2.346
234,8
238,5
241,0
244,2
234,8
238,5
241,0
244,2
23,88
23,05
20,94
27,03
26,27
23,97
30.80
29,92
27,63
33,75
32,77
30,89
9,28
8,81
7,99
9,70
9,31
8,49
10,2
9,83
9,14
10,7
10,31
9,61
4,63
4,19
2,20
6,22
7,37
7,89
6,49
6,61
8,76
6,23
6,30
6,55
15. Pertumbuhan ekonomi (economic growth ) =
Yt Yt 1
x 100%
Yt 1
PDB (GDP)
PNB (GNP)
PN (NP)
Sumber: Badan Pusat Statistik (Buku Statistik Indonesia 2013)
5-EM
5. Siklus Bisnis (Business Cycles)
PDB
6
Diagram
Siklus binis :
- PDB naik (recovery, expansion, upturn), kemudian
ke tertinggi/puncak (peak), kemudian turun (recession,
downturn), terus menuju ke dasar (trough)
- Selama naik biasanya disertai dengan pengangguran
tapi inflasi
- Selama turun biasanya disertai dengan pengangguran
tapi inflasi . Kalau inflasi , maka kondisi ekonomi dalam
stagflasi (stagflation)
Tertinggi (Peak)
Tertinggi (Peak)
Resesi (recession,
downturn)
Tertinggi (Peak)
,
Dasar (Trough)
0
(TAHUN)
Recover (recovery)
WAKTU
6-EM
II. INFLASI (MONETER)
1 . Definisi
Inflasi adalah % perubahan harga (P) dalam satu periode (bulan, tahun)
terhadap periode sebelumnya, sehingga rumusnya :
Inflasi = % P =
x 100%
Inflasi bisa disebabkan dari sisi Agregat Permintaan (AD) disebut Demand
pull inflation, atau dari sisi Agregat Supply (AS) disebut Cost push inflation.
2 . Apa itu harga (P)
Harga (P) adalah biaya hidup (costs of living), yaitu harga dari satu basket
barang dan jasa untuk keperluan hidup satu rumah tangga
Jenis P terdiri dari harga :
► Harga konsumen (HK) - (consumer price - CP) --- dalam indeks adalah
IHK (CPI)
► Harga produsen (HP) - (producer price - PP) --- dalam indeks adalah IHP
(PPI)
► Harga pedagang besar (HPB) - (wholesale price - WP) --- dalam indeks
adalah IHPB (WPI)
Jadi berdasarkan HK, maka inflasi adalah :
Inflasi = % IHK =
x 100%
7-EM
3 . Data inflasi Indonesia per kelompok barang, bulan dan tahun
Indeks harga konsumen (IHK)
per kelompok barang dan jasa
Inflasi (%)
Per kelompok
barang
Per bulan (atas) dan
kumulatif bulanan (bawah)
2010
2011
2012
2010
2011
2012
IHK umum/
General index
121,0
127,5
132,9
6,96
3,79
4,30
1 . Bahan makanan/
Foodstaff
136,9
148,6
157,3
15,64
3,64
5,68
Maret
129,3
135,8
143,4
6,96
4,51
6,11
April
2 . Makanan jadi, minum, rokok, tembakau /prepared foods,
breverages, tobacco
117,3
4 . Sandang/clothing
115,9
131,4
139,2
6,51
7,57
4,57
5 . Kesehatan/health
114,7
119,0
122,8
2,19
4,26
2,91
115,7
120,9
126,2
3,29
5,16
4,21
7 . Transpor, komunikasi, dan jasa keuangan
/transport,
communi-cation, and
financial services
2011
2012
Januari
0,89
0,76
Pebruari
0,14
1,03
0,15
0,81
- 0,32
0,70
- 0,31
0,39
0,12
0,51
0,07
0,88
0,21
1,09
0,06
1,15
0,55
1,06
0,68
1,74
0,64
1,79
0,71
2,50
Agustus
0,95
2,69
0,98
3,48
September
0,28
2,97
0,01
3,49
Oktober
-0,12
2,85
0,17
3,66
Nopember
0,35
3,20
0,59
3,79
0,07
3,73
0,54
4,30
Mei
3 . Perumahan, air,
listrik, gas & bahan
bakar/ housing,
water, electricity,
gas, and fuel
6 . Pendidikan, rekreasi,
dan olahraga/ education, recreation, and
sports
Bulan
Juni
122,2
126,4
4,08
3,47
3,35
Juli
104,8
107,3
109,4
2,69
1,92
2,20
Desember
8-EM
III. NERACA PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENTS)
TRANSAKSI EKONOMI
INTERNASIONAL
SISTEM L/C
NERACA PEMBAYARAN,
CADANGAN DEVISA,
9-EM
1. Prosedur Ekspor Impor
Figure 1.
PROSEDUR EKSPOR-IMPOR DAN ALIRAN DANA
DENGAN L/C
PENJUAL
(EXPORTER)
ATAU
PENERIMA L/C
(BENEFICIARY)
4
Info
Kontrak
1
Barang
5
7
a
PEMBELI
(IMPOTER)
ATAU
PEMBUKA L/C
(L/C OPENER)
1
9
8
a
Dokumen
Uan
g
Dokume
n
6
a
Uan
g
8
b
Aplika
si/Buk
2
Dokume
n
ADVISING/
CONFIRMING
BANK
L/C
3
7a
ISSUING
BANK
Uan
g
1. Kontrak antara penjual (exporter -- beneficiary)
dan pembeli (importir – L/C opener) dinegara lain.
2. Importir melakukan pembukaan L/C.
3. L/C disampaikan oleh the issuing bank kepada the
confirming bank (bisa sama atau berbeda dengan
the advising bank dari exporter).
4. The confirming/advising bank meneruskan info
pembukaan L/C kepada exporter.
5. Exporter mengirim barang melalui Kantor Bea &
Cukai dan perusahaan pelayaran (shipping company) yang menerbitkan semua dokumen pengapalan
barang ekspor yaitu Bill of Lading (B/L) dan
dokumen lainnya.
6a. B/L dan dokumen pengiriman barang lainnya disampaikan oleh exporter kpd the conf./adv.bank.
6b. Dokumen itu diteruskan oleh the confirming
bank kepada the issuing bank.
7a. Atas penyerahan dokumen, exporter langsung
menerima pembayaran untuk sight L/C.
7b. Atas penyampaian dokumen, the confirming
bank menda-pat pembayaran dari the issuing
bank.
8a. The issuing bank menyampaikan B/L dan
dokumen pengapalan lainnya kepada importer.
8b. Atas penyampaian dokumen, the issuing bank
menerima pembayaran dari importer.
9. Dengan menyerahkan dokumen kepada
perusahaan pelayaran, importer memperoleh
barang.
10-EM
2. Struktur Transaksi Ekonomi Internasional dan
Neraca Pembayaran (Balance of Payments – BOP)
1. Transaksi ekonomi internasional/transaksi internasional → TEI/TI
Definisi TI/TEI
Seperti dikemukakan di atas, TI/TEI adalah transaksi antara penduduk
suatu negara atau perekonomian dengan pendududuk dari semua negara
atau perekonomian mitra dagang (trading partner countries or
economies). Prosedur realisasi TEI seperti pada Figure A.1. di atas.
Yang dimaksud dengan penduduk (residents) meliputi individual,
perusahaan, institusi, pemerintah.
Jenis dan struktur TI/TEI (lihat Figure B.1.) :
TI/TEI terdiri dari transaksi dalam rangka :
Perdagangan internasional barang dan jasa (international trade of
goods and services).
Aliran modal dana (flows of fund capital).
Neraca Pembayaran (Balance of Payments atau BOP)
BOP adalah laporan TEI/TI selama jangka waktu tertentu biasanya
kuartal, semester, tahunan.
Karena BOP adalah neraca untuk kinerja TI/TEI selama jangka
waktu tertentu, maka berbeda dengan neraca (balance sheet) pada
akuntansi keuangan yang berisi aktiva dan pasiva pada posisi waktu
tertentu misal per 1 Januari. (Perbedaan pertama).
Prinsip akuntansi BOP
a). Transaksi yang mengakibatkan penerimaan devisa atau valas
(foreign exchange) dicatat sebagai kredit (credit atau Cr.).
Sebaliknya, bagi transaksi yang menyebabkan pembayaran atau
pengeluaran valas dicatat sebagai debit (Dr.).
b). Double entry, yaitu Dr. dan Cr.
c). Dr. selalu berarti dan bertanda tanda minus (), sebaliknya Cr.
Selalu berarti dan bertanda positif (+).
Pada akuntansi keuangan, Dr. dan Cr. masing-masing tidak selalu
berarti minus atau positif, tetapi tergantung apakah dalam kaitan
dengan neraca (aktiva dan pasiva), laporan laba rugi, laporan arus
kas, serta laporan neraca perubahan modal. (Perbedaan kedua).
BOP dapat disajikan dari atas (above) ke bawah (below), atau dalam
dua kolom Cr. dan Dr.
Contoh penysunan BOP pada Figure B.2.
Contoh BOP Indonesia pada Figure B.3.
11-EM
Contoh BOP U.S.A. pada Figure B.4.
Keseimbangan BOP ditentukan atas dasar konsep keseimbangan
yang dipilih (lihat Figure B.5.) :
a). Neraca Perdagangan (Trade Balance)
b). Neraca Berjalan (Current Account)
c). Basic Balance
d). Overall Balance atau Monetary Movements (Official or Central
bank’ Foreign Exchange Reserves)
e). Country’s Foreign Exchange Reserves.
12-EM
2.
Struktur Ekonomi Internasional – Struktur Neraca Pembayaran (BOP)
Figure 2.
STRUKTUR TRANSAKSI EKONOMI INTERNASIONAL
(STRUKTUR BALANCE OF PAYMENTS → BOP)
I.
II.
CURRENT ACCOUNT → (X M)
A. TRADE BALANCE
1. EXPORT FOB
2. IMPORT FOB
XM of GOODS
B. BALANCE OF SERVICES
1. FREIGHT
2. INSURANCE
3. TRAVEL
4. INTEREST
5. INVESMENT INCOME
6. OTHERS
XM of SERVICES :
- Non Factor Services
- Factor Services
CAPITAL ACCOUNT → K
(+K/K)
Flows : Inflows & Outflow
Maturity : Short term & Long term
Sector : Government & Private
A. LONG TERM CAPITAL ACCOUNT
1. INFLOW
a. GOVERNMENT
b. PRIVATE
2. OUTFLOW
a. GOVERNMENT
b. PRIVATE
B. SHORT TERM CAPITAL ACCOUNT
1. INFLOW
a. GOVERNMENT
b. PRIVATE
2. OUTFLOW
a. GOVERNMENT
b. PRIVATE
III. ERRORS & OMISSIONS (E & O)
XM
Official Transfer of Capital
Foreign (Direct & Portfolio)
Investments
Principal Debt Repayments
Short Term Capital Inflow
Short Term Capital Outflow
Timelags
Over or Under Recordings
Errors
13-EM
IV. CHANGE IN FOREIGN EXCHANGE (FX) RESERVES
3. Penyusunan Neraca Pembayaran (BOP)
Figure 3.
PENYUSUNAN
NERACA PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENTS)
A. CURRENT ACCOUNT ……………………………………….
De
- 1.000
1. Balance on Trade (Merchandise) ……………..………….. De
- 650
a. Exports, FOB ………………………..………………… Cr
+ 1.000 (1)
b. Imports, FOB ………………………..………………… De
- 1.000 (2)
- 150 (3), - 400 (4)
2. Balance of Service …………………………………………. De
- 350
a. Freight …………………………………………............. De
- 150 (2)
b. Travel ………………………………………….……….. De
- 50 (7)
c. Insurance ………………………………………………. De
- 100 (2)
d. Interest Payments ……………………………………… De -15 (5), - 10 (6)
e. Investment Income ………………………….…………. De
- 25 (5)
f. Others ……………………………………..…………….
--B. LONG TERM CAPITAL ACCOUNT ……………………….. Cr
+ 545
1. Foreign aid (inflows) ……………………………………….
2. Foreign investment (inflows)……………………………….
3. Principal Debt repayments (outflows)
a. Official ………………………………………………….
b. Private …………………………………….,.…………..
Cr
Cr
+ 150 (3)
+ 500 (4)
De
De
- 30 (6)
- 75 (5)
C. SHORT TERM CAPITAL ACCOUNT ……………………… Cr
1. Inflow ………………………………………………………. Cr
2. Outflow …………………………………………………..…
D. ERRORS AND OMISSIONS (E&O) …………….…………..
+35
+ 35 (8)
-----
E. OVERALL BALANCE ……………………………………….. Dr
- 420
F. CHANGES IN FOREIGN EXCHANGE RESERVES ………. Cr
+ 420
1.
2.
3.
4.
Gold ……………………………………………………….…
--SDR …………………………………………………….……
--Position in the fund
Foreign Exchange (FX) ……...……. De -1.000(1), Cr +1.350(2), De –100(4),
…….… Cr +115(5), Cr +40(6), Cr +50(7), De -35(8)
Note :
1. Balance of Payments contains changes instead of outstanding.
2. Total debit (De or ) is always equal total credit (Cr or +).
3. For changes in FX Reserves, minus (De) means increase, vice versa.
14-EM
4. Neraca Pembayaran (BOP) Indonesia
Figure 4.
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA 2004 2006 : RINGKASAN
INDONESIA’S BALANCE OF PAYMENTS 2004 2006: SUMMARY
(Juta USD/Millions of USD)
URAIAN
I. Transaksi Berjalan
A. Barang, bersih (Neraca
Perdagangan)
1. Ekspor, fob
2. Impor, fob
B. Jasa-jasa, bersih
C. Pendapatan, bersih
D. Transfer Berjalan, bersih
II. Transaksi Modal dan Finansial
A. Transaksi Modal
B. Transaksi Finansial
1. Investasi Asing Langsung
a. Keluar negeri, bersih
b.Di Indonesia-FDI, net
2. Investasi Asing Portofolio
a. Aset, bersih
b. Kewajiban, bersih
3. Investasi Lainnya
a. Aset, bersih
b. Kewajiban, bersih
III. Jumlah (I + II)
2004
2005
2006
T.1/Q.1
1.564
929
20.152
22.323
8.994
70.767 86.179
-50.615 -63.856
-8.811 -10.802
-10.917 -11.848
1.139
1.257
23.181
-14.187
-3.159
-2.688
276
1.852
-3.911
333
1.852 -4.244
-1.512
2.195
-3.408 -3.065
1.896
5.260
4.409
4.238
353 -1.078
4.056
5.316
-1.045 -10.677
985 -9.133
-2.030 -1.544
ITEMS
3.424 I. Current Account
A. Goods, net
(Trade Balance)
1. Export, fob
2. Import, fob
B. Services, net
C. Income, net
D. Current Transfer. net
756 II. Capital and Financial Account
100
656
283
-654
937
3.666
-406
4.071
-3.292
-1.563
-1.729
A. Capital Account
B. Financial Account
1. Direct Foreign Investments
a. Abroad, net
b. In Indonesia-FDI, net
2. Portfolio For. Inv., net
a. Assets, net
b. Liabilities, net
3. Other For. Investments
a. Assets, net
b. Liabilities, net
3.415
-2.982
-3.106
2.596
1.430 IV. Net Errors and Omissions
309
-385
5.610 V. Overall Balance (III + IV)
VI. Cadangan Devisa & yg Terkait 4)
-309
1. Perubahan Cadangan Devisa
2. Pinjaman IMF
a. Penarikan
b. Pembayaran
Memorandum :
Posisi Cadangan Devisa
Transaksi Berjalan (% GDP)
Rasio Pembayaran Utang (%)
a.l. Sektor terkait Pemerintah
& Otoritas Moneter
674
-983
0
-983
385
1.492
-1.107
0
-1.107
-5.610
-5.359
-250
0
-250
36.320
0,6
27,1
10,4
34.724
0,3
22,1
7,0
40.082
…
22,1
9,4
IV. Selisih Perhitungan Bersih
V. Neraca Keseluruhan (III + IV)
4.180 III. Total (I + II)
VI. Reserves and Related Items 4)
1. Reserve asset changes
2. Use of Fund credit and loans
a. Purchases
b. Repurchases
Memorandum :
Reserve Assets Position
Current Account (% GDP)
Debt Service Ratio (%)
o.w. Government Related & Monetary
Authorities
15-EM
5. Neraca Pembayaran (BOP) U.S.A. 1993-2000
Figure 5.
(Billions of U.S. dollars)
The United States Balance of Payments, Analytic Presentations, 1993-2000
A. CURRENT ACCOUNT
Goods: exports fob
Goods: imports fob
Balance on Goods
Services: credit
Services: debit
Balance on Services
Balance on Goods and Services
Income: credit
Income: debit
Balance on Income
Balance on Goods, Services, and Income
Current transfers: credit
Current transfers: debit
Balance on transfers
B. CAPITAL ACCOUNT
Capital account: credit
Capital account: debit
TOTAL A + B
C. FINANCIAL ACCOUNT
Direct Investment
Direct Investment abroad
Direct Investment in United States
Portfolio Investment Assets
Equity Securities
Debt Securities
Portfolio Investment liabilities
Equity Securities
Debt Securities
Other Investment Assets
Monetary authorities
General government
Banks
Other sectors
Other Investment liabilities
Monetary authorities
General government
Banks
Other sectors
TOTAL A THROUGH C
D. NET ERRORS AND OMISSIONS
TOTAL A THORUGH D
E. RESERVES AND RELATED ITEMS
1993
-82.48
458.84
-589.41
-130.57
184.06
-122.28
61.78
-68.79
134.21
-110.27
23.94
-44.85
5.93
-43.56
-37.63
-0.09
0.37
-0.46
-82.57
82.93
-32.57
-83.95
51.38
-146.25
-63.37
-82.88
111.00
20.94
90.06
31.04
0.00
-0.34
30.62
0.76
119.71
68.00
0.56
39.91
11.24
0.36
1.01
1.37
-1.38
1995
-109.89
577.05
-749.38
-172.33
217.46
-141.50
75.96
-96.37
211.54
-190.99
20.55
-75.82
7.68
-41.75
-34.07
0.37
0.67
-0.30
-109.52
123.06
-40.98
-98.78
57.80
-122.51
-65.41
-57.10
237.48
16.56
220.92
-121.38
0.00
-0.98
-75.11
-45.29
170.45
46.73
0.90
64.19
58.63
13.54
-3.79
9.75
-9.75
1997
-139.82
680.33
-876.51
-196.18
254.70
-166.28
88.42
-107.76
260.58
-251.85
8.73
-99.03
8.49
-49.28
-40.79
0.35
0.35
0.00
-139.47
272.50
0.77
-104.82
105.59
-118.98
-57.58
-61.40
385.61
67.85
317.76
-262.83
0.00
0.06
-141.13
-121.76
267.93
-18.86
-2.86
171.32
118.33
133.03
-132.01
1.02
-1.02
1998
-217.41
672.39
-917.12
-244.73
260.36
-182.44
77.92
-166.81
259.27
-265.45
-6.18
-172.99
9.20
-53.62
-44.42
0.64
0.64
0.00
-216.77
151.58
35.69
-142.51
178.20
-136.13
-101.28
-34.85
269.35
41.96
227.39
-74.21
0.00
-0.42
-35.58
-38.21
56.88
6.89
-3.35
30.27
23.07
-65.19
71.94
6.75
-6.74
1999
-324.39
686.86
-1029.98
-343.12
270.54
-189.27
81.27
-261.85
285.32
-298.94
-13.62
-275.47
9.27
-58.19
-48.92
-3.50
0.49
-3.99
-327.89
367.91
145.61
-155.41
301.02
-131.22
-114.39
-16.83
354.75
112.34
242.41
-159.23
0.00
2.75
-76.27
-85.71
158.00
24.59
-0.97
67.19
67.19
40.02
-48.77
-8.75
8.73
2000
-444.69
774.86
-1224.43
-449.57
290.88
-217.07
73.81
-375.76
352.90
-367.68
-14.78
-390.54
10.24
-64.39
-54.15
0.68
0.68
0.00
-444.01
443.58
135.24
-152.44
287.68
-124.94
-99.74
-25.20
474.59
193.85
280.74
-303.27
0.00
-0.94
-138.49
-163.84
261.96
-6.80
-0.55
93.75
175.56
-0.43
0.73
0.30
-0.30
Source: International Monetary Fund, Balance of Payments Statistics Yearbook, 2001 p. 944 (Totals
may not match original source due to rounding) ----- Diambil dari buku ESM (Book 4) Ch.3.
16-EM
6. Neraca Pembayaran (BOP) U.S.A. 1997 – The Concept of BOP Equilibrium
Figure 6.
U.S. Balance of Payments Equilibrium1) 1974
Merchandise Trade:
Exports……...………….……….…….
Imports…..……………………...…….
Merchandise Trade Balance ………..…..
Services:
Military Receipts…….……….………
Military Payments…….……………..
Income on U.S. Investments Abroad..
Payments for Foreign Investment in U.S.
Receipts from Travel & Transportation .
Receipts from Travel & Transportation
Other Services (net)……….…………
Balance on Services..………..……..……
Goods and Services Balance…...……..…
Transfer Payments:
Private …….…………..……...………
Government ………...……………...…
Balance on Transfer Payments...…….…
Current Account Balance…..………...…
+ 97.1
- 103.0
- 5.9
+ 3.0
- 5.1
+ 29.9
- 16.7
+ 10.2
- 12.7
+ 0.3
+ 9.1
+ 3.2
-
1.1
6.1
7.2
4.0
Long-term Capital:
Direct Investment Receipts …...……
Direct Investment Payments …..…...
Portfolio Investment Receipts ……...
Portfolio Investment Payments …….
Government Loans (net) ….……...…
Other Long-term (net) ….………..…
+
+
+
-
Balance on Long-term Capital……….…
Basic Balance ….....……………..………
- 6.7
- 10.6
2.3
6.8
1.2
2.0
1.0
2.4
Short-term Private Capital:
Nonliquid Liabilities ………………
Nonliquid Claims ………………….
Balance on Short-term Private Capital..
Miscellaneous:
Special Drawing Rights (SDRs) …...
Errors and Omissions …..……...…..
Balance on Miscellaneous Items…..…....
Net Liquidity Balance…..…………….…
Liquid Private Capital:
Liabilities to Foreigners …..…….....
Claims on Foreigners ……..………
Balance on liquid Private Capital…….
Official Settlements Balance2)…..……....
Liquid Liabilities ……………….…
Readily Marketable Liabilities …...
Special Liabilities ………………….
Balance in Liabilities to Foreign
Official Holders ……….
U.S. Reserves Assets:
Gold …….………………………….
Special Drawing Rights …….…….
Convertible Currencies …….…….
IMF Gold Tranche ………………..
Balance on Reserve Assets ……………..
Total Financing of Official Settlements
Balance …………………………………
+ 1.7
- 14.7
- 13.0
+ 5.2
+ 5.2
- 18.3
+ 15.7
- 5.5
+ 10.3
- 8.1
+ 8.3
+ 0.6
+ 0.7
+ 9.5
0.0
- 0.2
0.0
1.3
- 1.4
+ 8.1
* Equilibrium definition:
1) Current Account + Capital Account (related with fixed assets) + Financial Account =
= Basic Balance + Errors & Omissions = Overall Balance → financed by Official Reserves
2) Basic Balance + Errors & Omissions = Overall Balance → financed by Official Reserves
3) The Official Settlements Balance is Financed by Changes in: U.S. Liabilities to
Foreign Official Holders
* Source:
1) Kemp, Donald S., “Balance-of-Payments Concepts----What Do They Really Mean”,
Reading in International Finance, Federal Reserve Bank of Chicago, Second Edition,
1984, p.29.
2) See also ESM (Book 4) p. 49 --- Exhibit 3.1 Generic Balance of Payments.
17-EM
7. Cadangan Devisa (Foreign Exchange (FX) Reserves)
1). Pengertian dan komponen Cadanga Devisa
Cadangan Devisa (FX Reserves) adalah stok untuk alat pembayaran luar
negeri (transaksi internasional) dengan denominasi atau nilai dalam mata
uang keras (hard currencies).
Komponen FX Reserves
a). Emas moneter (emas sebagai asset Bank Sentral).
Emas sebagai Cadangan Devisa bermula dan berkembang karena
emas digunakan sebagai uang internasional (foreign exchange) pada
the Gold Standard dan kemudian pada the Bretton Woods System
dimana terdapat the International Monetary Fund (IMF).
b). Uang Kertas Koin (UKK) dalam hard currency.
c). Dana dalam hard currency pada Bank Sentral dan bank-bank di
negara lain (deposits).
d). Surat Berharga Hutang (IOUs) baik berjangka waktu pendek (short
term maturity), maupun IOUs berjangka waktu panjang (medium
term dan long term maturities) tapi yang likuid karena mempunyai
pasar sekunder yang baik sehingga dapat diperjualbelikan dalam
jangka waktu pendek.
e). Special Drawing Rights (ciptaan IMF), karena dapat digunakan
untuk pembayaran antar anggota IMF.
f). RPF (Reserves Position at the Fund (IMF)).
FX Reserves tidak biasa disebut cadangan valas tetapi Cadangan Devisa,
walaupun devisa atau valas disebut foreign exchange reserves (fx).
Cadangan devisa di suatu negara biasanya atas dasar undang-undang
dikuasai oleh Bank Sentral, disebut Official FX Reserves, atau Country FX
Reserves dengan ditambah Cadangan Devisa yang ada di bank-bank.
2). FX Reserves dan Changes in FX Reserves
Di Neraca Pembayaran (BOP), perubahan Cadangan Devisa (Changes in
FX Reserves) merupakan pos lawan (accommodated post) terhadap
Overall Balance atau Official Settlement Balance, yaitu penjumlahan
dari Current Account, Capital Account dan Errors and Omissions.
Dengan demikian FX Reserves serta Overall Balance atau Changes in
FX Reserves mencerminkan ketersediaan (supply) dan kinerja BOP atau
Transaksi Internasional. Kedua indicator dimaksud akan sangat berarti
bagi arah perubahan kurs (depresiasi/apresiasi atau devaluasi/revaluasi).
18-EM
IV. PENGANGGURAN (UNEMPLOYMENT) DAN
KEMISKINAN (POVERTY)
1. PENGANGGURAN
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong
angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum
dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang
menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat
kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal
yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
Data angkatan kerja dan pengangguran tahun 2012
(Badan Pusat Statistik, Buku Statistik Indonesia 2013) :
Golongan
Umur
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60+
Total
Bekerja
6.005.740
10.677.632
14.164.310
16.470.562
14.062.028
14.113.185
11.078.642
9.674.950
6.003.524
8.557.581
110.808.154
Pengangguran
Terbuka*
Angkatan
Kerja
2.137.870
1.920.021
1.108.667
718.292
379.852
335.774
248.613
250.880
94.469
50.518
7.244.956
8.143.610
12.597.653
15.272.977
17.188.854
14.441.880
14.448.959
11.327.255
9.925.830
6.097.993
8.608.099
118.053.110
% Bekerja
Terhadap
Angkatan
Kerja
73,75
84,76
92,74
95,82
97,37
97,68
97,81
97,47
98,45
99,41
93,86
Terdiri dari :
1. Mencari pekerjaan
2. Mempersiapkan usaha
3. Merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan,
4. Sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja
*
19-EM
2. JENIS-JENIS PENGANGGURAN
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan
kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal.
Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
a. Pengangguran
Terselubung
(Disguissed
Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal
karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya
tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan
tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama
seminggu.
c. Pengangguran
Terbuka
(Open
Unemployment)
adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal.
Macam-macam
pengangguran
berdasarkan
penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa jenis,
yaitu :
a. Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment)
adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
b. Pengangguran struktural (Struktural Unemployment)
adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam
jangka panjang. Pengangguran struktuiral bisa
diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
Akibat permintaan berkurang
Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
20-EM
c.
d.
e.
f.
Akibat kebijakan pemerintah
Pengangguran friksional
(Frictional Unemployment)
adalah pengangguran yang muncul akibat adanya
ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari
kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran
sukarela.
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang
muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian
musim tanam ke musim panen.
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang
terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga
manusia menjadi tenaga mesin-mesin
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian
(karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan
oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat
demand).
3. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran
adalah sebagai berikut:
1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan
Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah
angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja
yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan
penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau
lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran
belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu
terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang
dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan
tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang
21-EM
ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang
tersedia.
4. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja
Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
5. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar
daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin
saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di
daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya.
Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan
tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan
dari suatu negara ke negara lainnya.
III. DAMPAK-DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP
PEREKONOMIAN
Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap
per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh
pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
a. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian
suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara
pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran
masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil
dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif
tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian
tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicitacitakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak
negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti
yang dijelaskan di bawah ini:
Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat
tidak
dapat
memaksimalkan
tingkat
kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi
karena pengangguran bisa menyebabkan
pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai
22-EM
masyarakat akan lebih rendah daripada
pendapatan potensial (pendapatan yang
seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran
yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih
rendah.
Pengangguran
akan
menyebabkan
pendapatan nasional yang berasal dari sector
pajak berkurang. Hal ini terjadi karena
pengangguran
yang
tinggi
akan
menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun
akan menurun. Dengan demikian, pajak yang
harus dibayar dari masyarakat pun akan
menurun. Jika penerimaan pajak menurun,
dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga
akan
berkurang
sehingga
kegiatan
pembangunan pun akan terus menurun.
Pengangguran
tidak
menggalakkan
pertumbuhan
ekonomi.
Adanya
pengangguran akan menye-babkan daya beli
masyarakat
akan
berkurang
sehingga
permintaan terhadap barang-barang hasil
produksi akan berkurang. Keadaan demikian
tidak
merangsang
kalangan
Investor
(pengusaha) untuk melakukan perluasan atau
pendirian industri baru. Dengan demikian
tingkat
investasi
menurun
sehingga
pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang
Meng-alaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif
pengangguran terhadap individu yang
mengalaminya dan terhadap masyarakat pada
umumnya:
Pengangguran dapat menghilangkan mata
pencaharian
23-EM
IV.
Pengangguran
dapat
menghilangkan
ketrampilan
Pengangguran
akan
menimbulkan
ketidakstabilan social politik.
KEBIJAKAN – KEBIJAKAN PENGANGGURAN
Adanya bermacam-macam pengangguran
membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi,
yaitu sbb :
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara
yang digunakan adalah :
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga
kerja
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja
dari tempat dan sector yang kelebihan ke
tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk
mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja
yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di
wilayah yang mengalami pengangguran.
Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum
antara lain dapat digunakan cara-cara sbb:
1.Perluasan kesempatan kerja dengan cara
mendirikan industri-industri baru, terutama
yang bersifat padat karya
2. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai
bidang industri untuk merangsang timbulnya
investasi baru
3. Menggalakkan
pengembangan
sector
Informal, seperti home indiustri
4. Menggalakkan program transmigrasi untuk
me-nyerap tenaga kerja di sector agraris dan
sector formal lainnya
24-EM
5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan
raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa
menyerap tenaga kerja secara langsung
maupun untuk merangsang investasi baru
dari kalangan swasta.
Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1. Pemberian informasi yang cepat jika ada
lowongan kerja di sector lain, dan
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan
lain untuk memanfaatkan waktu ketika
menunggu musim tertentu.
Cara mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
1. Mengarahkan
permintaan
masyarakat
terhadap barang dan jasa, dan
2. Meningkatkan daya beli Masyarakat.
3. KEMISKINAN
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam
distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat
berpendapatan
tinggi
dan
kelompok
masyarakat
berpendapatan rendah serta
tingkat kemiskinan atau
jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan
(poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak
negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di
Indonesia.
I.
JENIS-JENIS KEMISKINAN DAN DEFINISINYA
Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau
tanpa mengacu kepada garis kemiskinan. Konsep
yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut
kemiskinan
relatif,
sedangkan
konsep
yang
pengukurannya tidak didasarkan pada garis
kemiskinan disebut kemiskinan absolut
25-EM
Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai
kesenjangan di dalam distribusi pendapatan,
biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya
dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang
dimaksud.
Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan
dibawah,
dimana
kebutuhan-kebutuhan
minimum untuk bertahan hidup tidak dapat
terpenuhi.
Data tentang kemiskinan di kota dan desa (Badan
Pusat Statistik, Buku Statistik Indonesia 2013) :
Tahun
(September)
Garis
kemiskinan/
Poverty line
(Rupiah)
Desa
Kota
Jumlah
Penduduk
Miskin
(juta)
Desa
Desa
+
Kota
%
Penduduk
Miskin
Desa
Desa
+
Kota
2011
263.594 223.181 18,94
29,89 15,59 12,36
2012
277.382 240.441 18,09
28,59 14,70 11,66
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan
Tentang
distribusi
pendapatan
atau
ketidakmerataan pendapatan (inequality of income)
diantara penduduk diukur dengan kurva Lorenz yang
menghasilkan indeks disebut Gini ratio atau Gini coefficient
of inequality. Lihat Bahan 3e.
II.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN
Tidak
sulit
mencari
faktor-faktor
penyebab
kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor tersebut sangat
sulit memastikan mana yang merupakan penyebab
26-EM
sebenarnya serta mana yang berpengaruh langsung
dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan
Tingkat dan laju pertumbuhan output
Tingkat upah neto
Distribusi pendapatan
Kesempatan kerja
Tingkat inflasi
Pajak dan subsidi
Investasi
Alokasi serta kualitas SDA
Ketersediaan fasilitas umum
Penggunaan teknologi
Tingkat dan jenis pendidikan
Kondisi fisik dan alam
Politik
Bencana alam
Peperangan
III.
KEBIJAKAN ANTIKEMISKINAN
Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan
di tanah air diperlukan suatu strategi dan bentuk
intervensi yang tepat, dalam arti cost effectivenessnya tinggi.
Ada tiga pilar utama strategi pengurangan
kemiskinan, yakni :
1. pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan
yang prokemiskinan
2. Pemerintahan yang baik (good governance)
3. Pembangunan sosial
Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan
intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai dengan
sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu
yaitu :
a. Intervensi
jangka
pendek,
terutama
pembangunan sektor pertanian dan ekonomi
pedesaan
b. Intervensi jangka menengah dan panjang
o Pembangunan sektor swasta
27-EM
Kerjasama regional
APBN dan administrasi
Desentralisasi
Pendidikan dan Kesehatan
Penyediaan
air
bersih
Pembangunan perkotaan
V. PEMERATAN (EQUITY)
o
o
o
o
o
dan
Sumber : Wikipedia
The Gini coefficient, atau juga disebut a Gini ratio atau a normalized Gini index, adalah suatu
ukuran statistic untuk pola distribusi pendapatan atau kekayaan dari semua penduduk suatu
negara, yaitu mencerminkan ketidakmerataan (inequality of income).
Pada dasarnya the Gini Ratio mengukur ketidakmerataan diantara angka nilai frekuensi
distribusi (inequality among values of a frequency distribution)), misalnya untuk tingkat
pendapatan.
The Gini coefficient diciptakan pada 1912 oleh ahli statistic dan sosiologi bernama Corrado
Gini pada makalah Variability and Mutability.
Kurva Lorenz dan the Gini coefficient
► Kurva Lorenz adalah lokasi dari titik-titik
kombinasi antara sumbu horizontal – porsi (%)
kumulatif penduduk dan sumbu vertical –
porsi (%) kumulatif pendapatan, tersambung
dari titik 0 ke titik 100% atau 1.
Pada Figur 1 terdapat 3 kurva Lorenz (LC) : 1.
LC yang berhimpit dengan garis 45 derajat
(karenanya tinggi vertical = panjang
horizontal), yaitu LC 0. 2, LC 1, 3. LC 2.
► Area antara garis 45 derajat dengan kurva
Lorenz adalah area A, yaitu 0 dengan LC 0, A1
dengan LC 1, A2 dengan LC 2.
Sisa dari area segitiga dengan A adalah B,
yaitu
B0 terkait dengan LC 0, B1 dengan LC 1, B2
dengan LC 2.
► The Gini coefficient atau the Gini ratio atau
,
the Gini index =
Untuk LC 0 :
=
yaitu :
= 0,
berarti
Figur 1 ; Kurva Lorenz
100%
Line of equality (45 degree) = LC 0
LC 1
LC 2
---A1---------------A2—
------------------------B0-------------B1-----------------B2--
100%
Sumbu horizontal :
Porsi (%) kumulatif penduduk
(Cumulative share (%) of popolation
Sumbu vertical :
Porsi (%) kumulatif pendapatan
(Cumulative share (%) of income
pemerataan penuh (total equality atau
completely equally) – setiap penduduk
memperoleh pendapatan sama besarnya
The Gini coefficient atau the Gini ratio
Selain dari untuk LC 0, terjadi ketimpangan atau the Gini index ditentukan oleh posisi
28-EM
pemertataan (inequality) dimana untuk LC atau besar kecekungan (convex) kurva
2 inequality lebih besar disbanding untuk Lorenz
LC1, yaitu
>
.
Buktikan.
Untuk LC pada titik 100% di sumbu
horizontal, berarti hanya 1 orang
penduduk
yang
menerima
semua
pendapatan – distribusi pendapatan yang
penuh tidak rata
Pada setiap the Lorenze curves selain pada garis 45 derajat, maka bagian atas
dari kurva menyatakan sedikit penduduk menerima pendapatan – distribusi
pendapatan semakin tidak merata (higher inequality). Buktikan.
Jika grup pendapatan tinggi adalah u% dari seluruh penduduk dan mereka
menerima f% dari semua pendapatan di negara mereka, maka the Gini ratio G
adalah f – u. Sebagai catatan dalam realisasinya Gini coefficient selalu lebih
besar dari f – u.
Formula the Gini coefficient G – dengan xi adalah kekayaan atau pendapatan
dari satu penduduk i, jumlah pendudk adalah n :
lihat pada https://en.wikipedia.org/wiki/Gini_coefficient
29-EM
INDIKATOR EKONOMI YANG AKAN DICAPAI
Indikator ekonomi hasil kinerja Agregat Demand (AD) dan Agregat
Supply (AS) atau suatu perekonomian secara keseluruhan meliputi :
1. Produk domestik/nasional bruto (PDB/PNB – Gross domestic/
national product (GDP/GNP))
2. Inflasi
3. Neraca Pembayaran
4. Pengangguran
5. Pemerataan
1-EM
I. PRODUK DOMESTIK/NASIONAL BRUTO (PDB/PNB –
GROSS DOMESTIC/ NATIONAL PRODUCT (GDP/GNP))
1.
Definisi
Produk Domestik Bruto (PDB), Gross Domestic Product (GDP), adalah nilai (dalam nilai
pasar atau nilai riil) semua barang dan jasa yang diproduksi di domestik atau dalam
negeri suatu negara, baik oleh warga negara maupun warga negara asing, jadi terdiri
dari PDB Nominal (GDP Nominal) atau PDB Riil (GDP Riil) yang dinyatakan dalam
harga dasar.
Produk Nasional Bruto (PNB), Gross National Product (GDP), adalah nilai (dalam nilai
pasar atau nilai riil) semua barang dan jasa yang diproduksi hanya oleh warga negara
baik di domestik atau dalam negeri suatu negara dan di negara luar, jadi terdiri dari
PNB Nominal (GNP Nominal) atau PNB Riil (GNP Riil) yang dinyatakan dalam
harga dasar.
PDB gap (GDP gap) adalah PDB riil (real GDP) pada full employment – Realisasi PDB
riil (Actual real GDP)
2.
Komponen PDB (GDP) dan GNP (PNB)
Product or Expenditure Approach
(Atas Dasar Product Markets)*
1. Personal Consumption (Durables, Nondurables, Services) ------------------------------ C
2. Gross Private Domestic Investment,
(Resident and Business Investments, and
Change in Inventories) ------------------------- I
3. Government Consumption and Investment Purchases ----------------------------------------- G
4. Exports --------------------------------------------- X
5. Imports -------------------------------------------- M
6. GDP/GNP = C I G X M or
Y = AD
* Ingat the Circular Flow of an Open
Economy – jadi Aggregate Supply
(kiri) = Aggregate Demand (kanan)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Income
Earnings or Cost Approach
(Atas Dasar Factor Markets)*
Compensation
of
Employees
(Wages, Salaries, and Supplements)
---------------------------- for Labors
and Employees -- L
Net Interests -------------- for
Capital -- K
Rental Income of persons ----------------------------------- for Natural
Resources -- R
Income of unincorporated enterprises
--------------for
Enterpreneurship – E or L
Corporate profits before taxes (profit
taxes, dividends, undistributed profits
-------------for
Enterpreneurship – E or L
Indirect Business Taxes
Depreciation
GDP/GNP = 1 until 7
2-EM
3.
Komponen antara PDB/PNB ke Agregat Pendapatan Personal (Disposable Personal
Income -- Aggregate)
GDP/GNP ------------------------------------------------------------------------------------------------------ Y
Less : Depreciation -----------------------------------------------------------------------D
Net Domestic/National Product -------------------------------------------------------- NDP/NNP
Less : Indirect Business Taxes ---------------------------------------------------------IT
National Income -----------------------------------------------------------------------------------NI
Less : Direct Taxes ---------------------------------------------------------------------DT
Less :
Net Business Saving ----------------------------------------------------------NBS
Plus : Transfer Payments (Government payments for pension/ social security,
unemployment insurance, for which individuals do not work for any
service
in return --------------------------------------------------------------------------- Tr
Disposable Income --------------------------------------------------------------------------------Yd
Less : Personal Consumption ----------------------------------------------------------PC
Personal Saving ------------------------------------------------------------------------------------PS
Jadi : Yd = Y – D – (IT + DT) – NBS + Tr = Y - Z
Yd = PC + PS
Untuk analisa selanjutnya, diasumsikan atau disederhanakan :
Y = NDP/NNP = NI = Yd; Y = C + I + G + X – M; Y = C + S + T – Tr
3-EM
4.
Dua Cara Penghitungan PDB/PNB
a. Total dari semua barang dan jasa akhir (final goods) untuk konsumsi.
b. Total dari semua barang dan jasa yang dipergunakan untuk
memproduksi final goods, yaitu intermediate goods yang mempunyai
nilai tambah (value added).
Terdapat dua pendekatan (approach) : (1). Final product (output), (2). Value added.
Biaya bahan baku
Tahap produksi
Penjualan (intermediate products) Value Added
(1)
(2)
(3)
(4) = (3)−(2)
Gandum (wheat)
23
0
23
Tepung (flour)
53
23
30
Adonan matang (baked dough) 110
53
57
Roti (bread)
190 (output) 110
80
Total
376
186
190
(Total Value
Added)
Jadi, GDP/GNP = Y = 190 (Final product = bread, Total value added)
Data PDB Indonesia : PRODUK DOMESTIK BRUTO -- PDB
(GROSS DOMESTIC BRUTO -- GDP)
PENGELUARAN
(EXPENDITURES)
Triliun Rupiah
Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan
Tahun 2000
2009
2010
2011
2012
2009
2010
2011
2012
Konsumsi rumah tangga ------------------ C
Household consumption
Investasi bruto ------------------------------- I
Gross Investment
Perubahan Stok --------------------------- K
Change in Stock
Belanja/pengeluaran pemerintah ----- G
Government spending/expenditure
Ekspor barang dan jasa & jasa ---------- X
Exports of goods & services
Impor barang & jasa ---------------------- M
Imports of goods & services
PDB (GDP) = C + I + K + G + X – M
3.291
3.643
4.053
4.496
1.249
1.308
1.370
1.442
58,7%
56,5%
54,6%
54,6%
1.744
2.065
2.373
2.733
510
553
602
661
31,1%
32,0%
32,0%
33,2%
-7
18
71
178
-2
-1
9
53
- 0,1%
0,3%
1,0%
2,2%
538
587
668
732
196
196
203
205
9,6%
9,1%
9,0%
8,9%
1.354
1.585
1.956
1.999
932
1.075
1.221
1.246
24,2%
24,6%
26,4%
24,3%
1.197
1.476
1.851
2.128
708
831
942
1.005
21,4%
22,9%
24,9%
25,8%
5.606
6.446
7.422
8.242
100%
100%
100%
100%
2.179
2
2.314
14
2.465
2
2.618
16
Diskrepansi data dg PD per sektor
- 117
24
152
230
4-EM
Pendapatan thd luar negeri atas faktor
produksi Net factor income from
abroad
PNB (GNP) = 7 – 8
Pajak tidak langsung
Net indirect taxes
Penyusustan
Depreciation
Pendapatan Nasional (PN)
National product (NP)
Penduduk (tengah tahun) - juta
Population (mid year) – millions
Pendapatan per kapita - juta
Income per capita – millions
PDB (GDP)
PNB (GNP)
PN (NP)
- 196
- 180
- 211
- 239
- 110
-93
- 97
- 101
5.410
215
6.266
225
7.211
180
8.003
47
2.069
83
2.221
81
2.368
43
2.517
30
280
323
371
412
109
115
123
131
4.915
5.718
6.660
7.544
1.877
2.025
2.202
2.346
234,8
238,5
241,0
244,2
234,8
238,5
241,0
244,2
23,88
23,05
20,94
27,03
26,27
23,97
30.80
29,92
27,63
33,75
32,77
30,89
9,28
8,81
7,99
9,70
9,31
8,49
10,2
9,83
9,14
10,7
10,31
9,61
4,63
4,19
2,20
6,22
7,37
7,89
6,49
6,61
8,76
6,23
6,30
6,55
15. Pertumbuhan ekonomi (economic growth ) =
Yt Yt 1
x 100%
Yt 1
PDB (GDP)
PNB (GNP)
PN (NP)
Sumber: Badan Pusat Statistik (Buku Statistik Indonesia 2013)
5-EM
5. Siklus Bisnis (Business Cycles)
PDB
6
Diagram
Siklus binis :
- PDB naik (recovery, expansion, upturn), kemudian
ke tertinggi/puncak (peak), kemudian turun (recession,
downturn), terus menuju ke dasar (trough)
- Selama naik biasanya disertai dengan pengangguran
tapi inflasi
- Selama turun biasanya disertai dengan pengangguran
tapi inflasi . Kalau inflasi , maka kondisi ekonomi dalam
stagflasi (stagflation)
Tertinggi (Peak)
Tertinggi (Peak)
Resesi (recession,
downturn)
Tertinggi (Peak)
,
Dasar (Trough)
0
(TAHUN)
Recover (recovery)
WAKTU
6-EM
II. INFLASI (MONETER)
1 . Definisi
Inflasi adalah % perubahan harga (P) dalam satu periode (bulan, tahun)
terhadap periode sebelumnya, sehingga rumusnya :
Inflasi = % P =
x 100%
Inflasi bisa disebabkan dari sisi Agregat Permintaan (AD) disebut Demand
pull inflation, atau dari sisi Agregat Supply (AS) disebut Cost push inflation.
2 . Apa itu harga (P)
Harga (P) adalah biaya hidup (costs of living), yaitu harga dari satu basket
barang dan jasa untuk keperluan hidup satu rumah tangga
Jenis P terdiri dari harga :
► Harga konsumen (HK) - (consumer price - CP) --- dalam indeks adalah
IHK (CPI)
► Harga produsen (HP) - (producer price - PP) --- dalam indeks adalah IHP
(PPI)
► Harga pedagang besar (HPB) - (wholesale price - WP) --- dalam indeks
adalah IHPB (WPI)
Jadi berdasarkan HK, maka inflasi adalah :
Inflasi = % IHK =
x 100%
7-EM
3 . Data inflasi Indonesia per kelompok barang, bulan dan tahun
Indeks harga konsumen (IHK)
per kelompok barang dan jasa
Inflasi (%)
Per kelompok
barang
Per bulan (atas) dan
kumulatif bulanan (bawah)
2010
2011
2012
2010
2011
2012
IHK umum/
General index
121,0
127,5
132,9
6,96
3,79
4,30
1 . Bahan makanan/
Foodstaff
136,9
148,6
157,3
15,64
3,64
5,68
Maret
129,3
135,8
143,4
6,96
4,51
6,11
April
2 . Makanan jadi, minum, rokok, tembakau /prepared foods,
breverages, tobacco
117,3
4 . Sandang/clothing
115,9
131,4
139,2
6,51
7,57
4,57
5 . Kesehatan/health
114,7
119,0
122,8
2,19
4,26
2,91
115,7
120,9
126,2
3,29
5,16
4,21
7 . Transpor, komunikasi, dan jasa keuangan
/transport,
communi-cation, and
financial services
2011
2012
Januari
0,89
0,76
Pebruari
0,14
1,03
0,15
0,81
- 0,32
0,70
- 0,31
0,39
0,12
0,51
0,07
0,88
0,21
1,09
0,06
1,15
0,55
1,06
0,68
1,74
0,64
1,79
0,71
2,50
Agustus
0,95
2,69
0,98
3,48
September
0,28
2,97
0,01
3,49
Oktober
-0,12
2,85
0,17
3,66
Nopember
0,35
3,20
0,59
3,79
0,07
3,73
0,54
4,30
Mei
3 . Perumahan, air,
listrik, gas & bahan
bakar/ housing,
water, electricity,
gas, and fuel
6 . Pendidikan, rekreasi,
dan olahraga/ education, recreation, and
sports
Bulan
Juni
122,2
126,4
4,08
3,47
3,35
Juli
104,8
107,3
109,4
2,69
1,92
2,20
Desember
8-EM
III. NERACA PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENTS)
TRANSAKSI EKONOMI
INTERNASIONAL
SISTEM L/C
NERACA PEMBAYARAN,
CADANGAN DEVISA,
9-EM
1. Prosedur Ekspor Impor
Figure 1.
PROSEDUR EKSPOR-IMPOR DAN ALIRAN DANA
DENGAN L/C
PENJUAL
(EXPORTER)
ATAU
PENERIMA L/C
(BENEFICIARY)
4
Info
Kontrak
1
Barang
5
7
a
PEMBELI
(IMPOTER)
ATAU
PEMBUKA L/C
(L/C OPENER)
1
9
8
a
Dokumen
Uan
g
Dokume
n
6
a
Uan
g
8
b
Aplika
si/Buk
2
Dokume
n
ADVISING/
CONFIRMING
BANK
L/C
3
7a
ISSUING
BANK
Uan
g
1. Kontrak antara penjual (exporter -- beneficiary)
dan pembeli (importir – L/C opener) dinegara lain.
2. Importir melakukan pembukaan L/C.
3. L/C disampaikan oleh the issuing bank kepada the
confirming bank (bisa sama atau berbeda dengan
the advising bank dari exporter).
4. The confirming/advising bank meneruskan info
pembukaan L/C kepada exporter.
5. Exporter mengirim barang melalui Kantor Bea &
Cukai dan perusahaan pelayaran (shipping company) yang menerbitkan semua dokumen pengapalan
barang ekspor yaitu Bill of Lading (B/L) dan
dokumen lainnya.
6a. B/L dan dokumen pengiriman barang lainnya disampaikan oleh exporter kpd the conf./adv.bank.
6b. Dokumen itu diteruskan oleh the confirming
bank kepada the issuing bank.
7a. Atas penyerahan dokumen, exporter langsung
menerima pembayaran untuk sight L/C.
7b. Atas penyampaian dokumen, the confirming
bank menda-pat pembayaran dari the issuing
bank.
8a. The issuing bank menyampaikan B/L dan
dokumen pengapalan lainnya kepada importer.
8b. Atas penyampaian dokumen, the issuing bank
menerima pembayaran dari importer.
9. Dengan menyerahkan dokumen kepada
perusahaan pelayaran, importer memperoleh
barang.
10-EM
2. Struktur Transaksi Ekonomi Internasional dan
Neraca Pembayaran (Balance of Payments – BOP)
1. Transaksi ekonomi internasional/transaksi internasional → TEI/TI
Definisi TI/TEI
Seperti dikemukakan di atas, TI/TEI adalah transaksi antara penduduk
suatu negara atau perekonomian dengan pendududuk dari semua negara
atau perekonomian mitra dagang (trading partner countries or
economies). Prosedur realisasi TEI seperti pada Figure A.1. di atas.
Yang dimaksud dengan penduduk (residents) meliputi individual,
perusahaan, institusi, pemerintah.
Jenis dan struktur TI/TEI (lihat Figure B.1.) :
TI/TEI terdiri dari transaksi dalam rangka :
Perdagangan internasional barang dan jasa (international trade of
goods and services).
Aliran modal dana (flows of fund capital).
Neraca Pembayaran (Balance of Payments atau BOP)
BOP adalah laporan TEI/TI selama jangka waktu tertentu biasanya
kuartal, semester, tahunan.
Karena BOP adalah neraca untuk kinerja TI/TEI selama jangka
waktu tertentu, maka berbeda dengan neraca (balance sheet) pada
akuntansi keuangan yang berisi aktiva dan pasiva pada posisi waktu
tertentu misal per 1 Januari. (Perbedaan pertama).
Prinsip akuntansi BOP
a). Transaksi yang mengakibatkan penerimaan devisa atau valas
(foreign exchange) dicatat sebagai kredit (credit atau Cr.).
Sebaliknya, bagi transaksi yang menyebabkan pembayaran atau
pengeluaran valas dicatat sebagai debit (Dr.).
b). Double entry, yaitu Dr. dan Cr.
c). Dr. selalu berarti dan bertanda tanda minus (), sebaliknya Cr.
Selalu berarti dan bertanda positif (+).
Pada akuntansi keuangan, Dr. dan Cr. masing-masing tidak selalu
berarti minus atau positif, tetapi tergantung apakah dalam kaitan
dengan neraca (aktiva dan pasiva), laporan laba rugi, laporan arus
kas, serta laporan neraca perubahan modal. (Perbedaan kedua).
BOP dapat disajikan dari atas (above) ke bawah (below), atau dalam
dua kolom Cr. dan Dr.
Contoh penysunan BOP pada Figure B.2.
Contoh BOP Indonesia pada Figure B.3.
11-EM
Contoh BOP U.S.A. pada Figure B.4.
Keseimbangan BOP ditentukan atas dasar konsep keseimbangan
yang dipilih (lihat Figure B.5.) :
a). Neraca Perdagangan (Trade Balance)
b). Neraca Berjalan (Current Account)
c). Basic Balance
d). Overall Balance atau Monetary Movements (Official or Central
bank’ Foreign Exchange Reserves)
e). Country’s Foreign Exchange Reserves.
12-EM
2.
Struktur Ekonomi Internasional – Struktur Neraca Pembayaran (BOP)
Figure 2.
STRUKTUR TRANSAKSI EKONOMI INTERNASIONAL
(STRUKTUR BALANCE OF PAYMENTS → BOP)
I.
II.
CURRENT ACCOUNT → (X M)
A. TRADE BALANCE
1. EXPORT FOB
2. IMPORT FOB
XM of GOODS
B. BALANCE OF SERVICES
1. FREIGHT
2. INSURANCE
3. TRAVEL
4. INTEREST
5. INVESMENT INCOME
6. OTHERS
XM of SERVICES :
- Non Factor Services
- Factor Services
CAPITAL ACCOUNT → K
(+K/K)
Flows : Inflows & Outflow
Maturity : Short term & Long term
Sector : Government & Private
A. LONG TERM CAPITAL ACCOUNT
1. INFLOW
a. GOVERNMENT
b. PRIVATE
2. OUTFLOW
a. GOVERNMENT
b. PRIVATE
B. SHORT TERM CAPITAL ACCOUNT
1. INFLOW
a. GOVERNMENT
b. PRIVATE
2. OUTFLOW
a. GOVERNMENT
b. PRIVATE
III. ERRORS & OMISSIONS (E & O)
XM
Official Transfer of Capital
Foreign (Direct & Portfolio)
Investments
Principal Debt Repayments
Short Term Capital Inflow
Short Term Capital Outflow
Timelags
Over or Under Recordings
Errors
13-EM
IV. CHANGE IN FOREIGN EXCHANGE (FX) RESERVES
3. Penyusunan Neraca Pembayaran (BOP)
Figure 3.
PENYUSUNAN
NERACA PEMBAYARAN (BALANCE OF PAYMENTS)
A. CURRENT ACCOUNT ……………………………………….
De
- 1.000
1. Balance on Trade (Merchandise) ……………..………….. De
- 650
a. Exports, FOB ………………………..………………… Cr
+ 1.000 (1)
b. Imports, FOB ………………………..………………… De
- 1.000 (2)
- 150 (3), - 400 (4)
2. Balance of Service …………………………………………. De
- 350
a. Freight …………………………………………............. De
- 150 (2)
b. Travel ………………………………………….……….. De
- 50 (7)
c. Insurance ………………………………………………. De
- 100 (2)
d. Interest Payments ……………………………………… De -15 (5), - 10 (6)
e. Investment Income ………………………….…………. De
- 25 (5)
f. Others ……………………………………..…………….
--B. LONG TERM CAPITAL ACCOUNT ……………………….. Cr
+ 545
1. Foreign aid (inflows) ……………………………………….
2. Foreign investment (inflows)……………………………….
3. Principal Debt repayments (outflows)
a. Official ………………………………………………….
b. Private …………………………………….,.…………..
Cr
Cr
+ 150 (3)
+ 500 (4)
De
De
- 30 (6)
- 75 (5)
C. SHORT TERM CAPITAL ACCOUNT ……………………… Cr
1. Inflow ………………………………………………………. Cr
2. Outflow …………………………………………………..…
D. ERRORS AND OMISSIONS (E&O) …………….…………..
+35
+ 35 (8)
-----
E. OVERALL BALANCE ……………………………………….. Dr
- 420
F. CHANGES IN FOREIGN EXCHANGE RESERVES ………. Cr
+ 420
1.
2.
3.
4.
Gold ……………………………………………………….…
--SDR …………………………………………………….……
--Position in the fund
Foreign Exchange (FX) ……...……. De -1.000(1), Cr +1.350(2), De –100(4),
…….… Cr +115(5), Cr +40(6), Cr +50(7), De -35(8)
Note :
1. Balance of Payments contains changes instead of outstanding.
2. Total debit (De or ) is always equal total credit (Cr or +).
3. For changes in FX Reserves, minus (De) means increase, vice versa.
14-EM
4. Neraca Pembayaran (BOP) Indonesia
Figure 4.
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA 2004 2006 : RINGKASAN
INDONESIA’S BALANCE OF PAYMENTS 2004 2006: SUMMARY
(Juta USD/Millions of USD)
URAIAN
I. Transaksi Berjalan
A. Barang, bersih (Neraca
Perdagangan)
1. Ekspor, fob
2. Impor, fob
B. Jasa-jasa, bersih
C. Pendapatan, bersih
D. Transfer Berjalan, bersih
II. Transaksi Modal dan Finansial
A. Transaksi Modal
B. Transaksi Finansial
1. Investasi Asing Langsung
a. Keluar negeri, bersih
b.Di Indonesia-FDI, net
2. Investasi Asing Portofolio
a. Aset, bersih
b. Kewajiban, bersih
3. Investasi Lainnya
a. Aset, bersih
b. Kewajiban, bersih
III. Jumlah (I + II)
2004
2005
2006
T.1/Q.1
1.564
929
20.152
22.323
8.994
70.767 86.179
-50.615 -63.856
-8.811 -10.802
-10.917 -11.848
1.139
1.257
23.181
-14.187
-3.159
-2.688
276
1.852
-3.911
333
1.852 -4.244
-1.512
2.195
-3.408 -3.065
1.896
5.260
4.409
4.238
353 -1.078
4.056
5.316
-1.045 -10.677
985 -9.133
-2.030 -1.544
ITEMS
3.424 I. Current Account
A. Goods, net
(Trade Balance)
1. Export, fob
2. Import, fob
B. Services, net
C. Income, net
D. Current Transfer. net
756 II. Capital and Financial Account
100
656
283
-654
937
3.666
-406
4.071
-3.292
-1.563
-1.729
A. Capital Account
B. Financial Account
1. Direct Foreign Investments
a. Abroad, net
b. In Indonesia-FDI, net
2. Portfolio For. Inv., net
a. Assets, net
b. Liabilities, net
3. Other For. Investments
a. Assets, net
b. Liabilities, net
3.415
-2.982
-3.106
2.596
1.430 IV. Net Errors and Omissions
309
-385
5.610 V. Overall Balance (III + IV)
VI. Cadangan Devisa & yg Terkait 4)
-309
1. Perubahan Cadangan Devisa
2. Pinjaman IMF
a. Penarikan
b. Pembayaran
Memorandum :
Posisi Cadangan Devisa
Transaksi Berjalan (% GDP)
Rasio Pembayaran Utang (%)
a.l. Sektor terkait Pemerintah
& Otoritas Moneter
674
-983
0
-983
385
1.492
-1.107
0
-1.107
-5.610
-5.359
-250
0
-250
36.320
0,6
27,1
10,4
34.724
0,3
22,1
7,0
40.082
…
22,1
9,4
IV. Selisih Perhitungan Bersih
V. Neraca Keseluruhan (III + IV)
4.180 III. Total (I + II)
VI. Reserves and Related Items 4)
1. Reserve asset changes
2. Use of Fund credit and loans
a. Purchases
b. Repurchases
Memorandum :
Reserve Assets Position
Current Account (% GDP)
Debt Service Ratio (%)
o.w. Government Related & Monetary
Authorities
15-EM
5. Neraca Pembayaran (BOP) U.S.A. 1993-2000
Figure 5.
(Billions of U.S. dollars)
The United States Balance of Payments, Analytic Presentations, 1993-2000
A. CURRENT ACCOUNT
Goods: exports fob
Goods: imports fob
Balance on Goods
Services: credit
Services: debit
Balance on Services
Balance on Goods and Services
Income: credit
Income: debit
Balance on Income
Balance on Goods, Services, and Income
Current transfers: credit
Current transfers: debit
Balance on transfers
B. CAPITAL ACCOUNT
Capital account: credit
Capital account: debit
TOTAL A + B
C. FINANCIAL ACCOUNT
Direct Investment
Direct Investment abroad
Direct Investment in United States
Portfolio Investment Assets
Equity Securities
Debt Securities
Portfolio Investment liabilities
Equity Securities
Debt Securities
Other Investment Assets
Monetary authorities
General government
Banks
Other sectors
Other Investment liabilities
Monetary authorities
General government
Banks
Other sectors
TOTAL A THROUGH C
D. NET ERRORS AND OMISSIONS
TOTAL A THORUGH D
E. RESERVES AND RELATED ITEMS
1993
-82.48
458.84
-589.41
-130.57
184.06
-122.28
61.78
-68.79
134.21
-110.27
23.94
-44.85
5.93
-43.56
-37.63
-0.09
0.37
-0.46
-82.57
82.93
-32.57
-83.95
51.38
-146.25
-63.37
-82.88
111.00
20.94
90.06
31.04
0.00
-0.34
30.62
0.76
119.71
68.00
0.56
39.91
11.24
0.36
1.01
1.37
-1.38
1995
-109.89
577.05
-749.38
-172.33
217.46
-141.50
75.96
-96.37
211.54
-190.99
20.55
-75.82
7.68
-41.75
-34.07
0.37
0.67
-0.30
-109.52
123.06
-40.98
-98.78
57.80
-122.51
-65.41
-57.10
237.48
16.56
220.92
-121.38
0.00
-0.98
-75.11
-45.29
170.45
46.73
0.90
64.19
58.63
13.54
-3.79
9.75
-9.75
1997
-139.82
680.33
-876.51
-196.18
254.70
-166.28
88.42
-107.76
260.58
-251.85
8.73
-99.03
8.49
-49.28
-40.79
0.35
0.35
0.00
-139.47
272.50
0.77
-104.82
105.59
-118.98
-57.58
-61.40
385.61
67.85
317.76
-262.83
0.00
0.06
-141.13
-121.76
267.93
-18.86
-2.86
171.32
118.33
133.03
-132.01
1.02
-1.02
1998
-217.41
672.39
-917.12
-244.73
260.36
-182.44
77.92
-166.81
259.27
-265.45
-6.18
-172.99
9.20
-53.62
-44.42
0.64
0.64
0.00
-216.77
151.58
35.69
-142.51
178.20
-136.13
-101.28
-34.85
269.35
41.96
227.39
-74.21
0.00
-0.42
-35.58
-38.21
56.88
6.89
-3.35
30.27
23.07
-65.19
71.94
6.75
-6.74
1999
-324.39
686.86
-1029.98
-343.12
270.54
-189.27
81.27
-261.85
285.32
-298.94
-13.62
-275.47
9.27
-58.19
-48.92
-3.50
0.49
-3.99
-327.89
367.91
145.61
-155.41
301.02
-131.22
-114.39
-16.83
354.75
112.34
242.41
-159.23
0.00
2.75
-76.27
-85.71
158.00
24.59
-0.97
67.19
67.19
40.02
-48.77
-8.75
8.73
2000
-444.69
774.86
-1224.43
-449.57
290.88
-217.07
73.81
-375.76
352.90
-367.68
-14.78
-390.54
10.24
-64.39
-54.15
0.68
0.68
0.00
-444.01
443.58
135.24
-152.44
287.68
-124.94
-99.74
-25.20
474.59
193.85
280.74
-303.27
0.00
-0.94
-138.49
-163.84
261.96
-6.80
-0.55
93.75
175.56
-0.43
0.73
0.30
-0.30
Source: International Monetary Fund, Balance of Payments Statistics Yearbook, 2001 p. 944 (Totals
may not match original source due to rounding) ----- Diambil dari buku ESM (Book 4) Ch.3.
16-EM
6. Neraca Pembayaran (BOP) U.S.A. 1997 – The Concept of BOP Equilibrium
Figure 6.
U.S. Balance of Payments Equilibrium1) 1974
Merchandise Trade:
Exports……...………….……….…….
Imports…..……………………...…….
Merchandise Trade Balance ………..…..
Services:
Military Receipts…….……….………
Military Payments…….……………..
Income on U.S. Investments Abroad..
Payments for Foreign Investment in U.S.
Receipts from Travel & Transportation .
Receipts from Travel & Transportation
Other Services (net)……….…………
Balance on Services..………..……..……
Goods and Services Balance…...……..…
Transfer Payments:
Private …….…………..……...………
Government ………...……………...…
Balance on Transfer Payments...…….…
Current Account Balance…..………...…
+ 97.1
- 103.0
- 5.9
+ 3.0
- 5.1
+ 29.9
- 16.7
+ 10.2
- 12.7
+ 0.3
+ 9.1
+ 3.2
-
1.1
6.1
7.2
4.0
Long-term Capital:
Direct Investment Receipts …...……
Direct Investment Payments …..…...
Portfolio Investment Receipts ……...
Portfolio Investment Payments …….
Government Loans (net) ….……...…
Other Long-term (net) ….………..…
+
+
+
-
Balance on Long-term Capital……….…
Basic Balance ….....……………..………
- 6.7
- 10.6
2.3
6.8
1.2
2.0
1.0
2.4
Short-term Private Capital:
Nonliquid Liabilities ………………
Nonliquid Claims ………………….
Balance on Short-term Private Capital..
Miscellaneous:
Special Drawing Rights (SDRs) …...
Errors and Omissions …..……...…..
Balance on Miscellaneous Items…..…....
Net Liquidity Balance…..…………….…
Liquid Private Capital:
Liabilities to Foreigners …..…….....
Claims on Foreigners ……..………
Balance on liquid Private Capital…….
Official Settlements Balance2)…..……....
Liquid Liabilities ……………….…
Readily Marketable Liabilities …...
Special Liabilities ………………….
Balance in Liabilities to Foreign
Official Holders ……….
U.S. Reserves Assets:
Gold …….………………………….
Special Drawing Rights …….…….
Convertible Currencies …….…….
IMF Gold Tranche ………………..
Balance on Reserve Assets ……………..
Total Financing of Official Settlements
Balance …………………………………
+ 1.7
- 14.7
- 13.0
+ 5.2
+ 5.2
- 18.3
+ 15.7
- 5.5
+ 10.3
- 8.1
+ 8.3
+ 0.6
+ 0.7
+ 9.5
0.0
- 0.2
0.0
1.3
- 1.4
+ 8.1
* Equilibrium definition:
1) Current Account + Capital Account (related with fixed assets) + Financial Account =
= Basic Balance + Errors & Omissions = Overall Balance → financed by Official Reserves
2) Basic Balance + Errors & Omissions = Overall Balance → financed by Official Reserves
3) The Official Settlements Balance is Financed by Changes in: U.S. Liabilities to
Foreign Official Holders
* Source:
1) Kemp, Donald S., “Balance-of-Payments Concepts----What Do They Really Mean”,
Reading in International Finance, Federal Reserve Bank of Chicago, Second Edition,
1984, p.29.
2) See also ESM (Book 4) p. 49 --- Exhibit 3.1 Generic Balance of Payments.
17-EM
7. Cadangan Devisa (Foreign Exchange (FX) Reserves)
1). Pengertian dan komponen Cadanga Devisa
Cadangan Devisa (FX Reserves) adalah stok untuk alat pembayaran luar
negeri (transaksi internasional) dengan denominasi atau nilai dalam mata
uang keras (hard currencies).
Komponen FX Reserves
a). Emas moneter (emas sebagai asset Bank Sentral).
Emas sebagai Cadangan Devisa bermula dan berkembang karena
emas digunakan sebagai uang internasional (foreign exchange) pada
the Gold Standard dan kemudian pada the Bretton Woods System
dimana terdapat the International Monetary Fund (IMF).
b). Uang Kertas Koin (UKK) dalam hard currency.
c). Dana dalam hard currency pada Bank Sentral dan bank-bank di
negara lain (deposits).
d). Surat Berharga Hutang (IOUs) baik berjangka waktu pendek (short
term maturity), maupun IOUs berjangka waktu panjang (medium
term dan long term maturities) tapi yang likuid karena mempunyai
pasar sekunder yang baik sehingga dapat diperjualbelikan dalam
jangka waktu pendek.
e). Special Drawing Rights (ciptaan IMF), karena dapat digunakan
untuk pembayaran antar anggota IMF.
f). RPF (Reserves Position at the Fund (IMF)).
FX Reserves tidak biasa disebut cadangan valas tetapi Cadangan Devisa,
walaupun devisa atau valas disebut foreign exchange reserves (fx).
Cadangan devisa di suatu negara biasanya atas dasar undang-undang
dikuasai oleh Bank Sentral, disebut Official FX Reserves, atau Country FX
Reserves dengan ditambah Cadangan Devisa yang ada di bank-bank.
2). FX Reserves dan Changes in FX Reserves
Di Neraca Pembayaran (BOP), perubahan Cadangan Devisa (Changes in
FX Reserves) merupakan pos lawan (accommodated post) terhadap
Overall Balance atau Official Settlement Balance, yaitu penjumlahan
dari Current Account, Capital Account dan Errors and Omissions.
Dengan demikian FX Reserves serta Overall Balance atau Changes in
FX Reserves mencerminkan ketersediaan (supply) dan kinerja BOP atau
Transaksi Internasional. Kedua indicator dimaksud akan sangat berarti
bagi arah perubahan kurs (depresiasi/apresiasi atau devaluasi/revaluasi).
18-EM
IV. PENGANGGURAN (UNEMPLOYMENT) DAN
KEMISKINAN (POVERTY)
1. PENGANGGURAN
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong
angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum
dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang
menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat
kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal
yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama.
Data angkatan kerja dan pengangguran tahun 2012
(Badan Pusat Statistik, Buku Statistik Indonesia 2013) :
Golongan
Umur
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60+
Total
Bekerja
6.005.740
10.677.632
14.164.310
16.470.562
14.062.028
14.113.185
11.078.642
9.674.950
6.003.524
8.557.581
110.808.154
Pengangguran
Terbuka*
Angkatan
Kerja
2.137.870
1.920.021
1.108.667
718.292
379.852
335.774
248.613
250.880
94.469
50.518
7.244.956
8.143.610
12.597.653
15.272.977
17.188.854
14.441.880
14.448.959
11.327.255
9.925.830
6.097.993
8.608.099
118.053.110
% Bekerja
Terhadap
Angkatan
Kerja
73,75
84,76
92,74
95,82
97,37
97,68
97,81
97,47
98,45
99,41
93,86
Terdiri dari :
1. Mencari pekerjaan
2. Mempersiapkan usaha
3. Merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan,
4. Sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja
*
19-EM
2. JENIS-JENIS PENGANGGURAN
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan
kerja yang belum bekerja atau tidak bekerja secara optimal.
Berdasarkan pengertian diatas, maka pengangguran dapat
dibedakan menjadi tiga macam yaitu :
a. Pengangguran
Terselubung
(Disguissed
Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah
tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal
karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya
tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan
tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama
seminggu.
c. Pengangguran
Terbuka
(Open
Unemployment)
adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak
mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal.
Macam-macam
pengangguran
berdasarkan
penyebab terjadinya dikelompokkan menjadi beberapa jenis,
yaitu :
a. Pengangguran konjungtural (Cycle Unemployment)
adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan
perekonomian/siklus ekonomi.
b. Pengangguran struktural (Struktural Unemployment)
adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam
jangka panjang. Pengangguran struktuiral bisa
diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti :
Akibat permintaan berkurang
Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
20-EM
c.
d.
e.
f.
Akibat kebijakan pemerintah
Pengangguran friksional
(Frictional Unemployment)
adalah pengangguran yang muncul akibat adanya
ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari
kerja. Pengangguran ini sering disebut pengangguran
sukarela.
Pengangguran musiman adalah pengangguran yang
muncul akibat pergantian musim misalnya pergantian
musim tanam ke musim panen.
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang
terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga
manusia menjadi tenaga mesin-mesin
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang
diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian
(karena terjadi resesi). Pengangguran siklus disebabkan
oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerat
demand).
3. SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran
adalah sebagai berikut:
1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan
Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah
angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja
yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan
penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau
lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran
belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu
terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang
dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan
tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang
21-EM
ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang
tersedia.
4. Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja
Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia
5. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar
daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin
saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di
daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya.
Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan
tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan
dari suatu negara ke negara lainnya.
III. DAMPAK-DAMPAK PENGANGGURAN TERHADAP
PEREKONOMIAN
Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap
per-ekonomian kita perlu mengelompokkan pengaruh
pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
a. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian
suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara
pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran
masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil
dan dalam keadaan naik terus.
Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif
tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian
tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicitacitakan.
Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak
negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti
yang dijelaskan di bawah ini:
Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat
tidak
dapat
memaksimalkan
tingkat
kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi
karena pengangguran bisa menyebabkan
pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai
22-EM
masyarakat akan lebih rendah daripada
pendapatan potensial (pendapatan yang
seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran
yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih
rendah.
Pengangguran
akan
menyebabkan
pendapatan nasional yang berasal dari sector
pajak berkurang. Hal ini terjadi karena
pengangguran
yang
tinggi
akan
menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun
akan menurun. Dengan demikian, pajak yang
harus dibayar dari masyarakat pun akan
menurun. Jika penerimaan pajak menurun,
dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga
akan
berkurang
sehingga
kegiatan
pembangunan pun akan terus menurun.
Pengangguran
tidak
menggalakkan
pertumbuhan
ekonomi.
Adanya
pengangguran akan menye-babkan daya beli
masyarakat
akan
berkurang
sehingga
permintaan terhadap barang-barang hasil
produksi akan berkurang. Keadaan demikian
tidak
merangsang
kalangan
Investor
(pengusaha) untuk melakukan perluasan atau
pendirian industri baru. Dengan demikian
tingkat
investasi
menurun
sehingga
pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang
Meng-alaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif
pengangguran terhadap individu yang
mengalaminya dan terhadap masyarakat pada
umumnya:
Pengangguran dapat menghilangkan mata
pencaharian
23-EM
IV.
Pengangguran
dapat
menghilangkan
ketrampilan
Pengangguran
akan
menimbulkan
ketidakstabilan social politik.
KEBIJAKAN – KEBIJAKAN PENGANGGURAN
Adanya bermacam-macam pengangguran
membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang
disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi,
yaitu sbb :
Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara
yang digunakan adalah :
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga
kerja
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja
dari tempat dan sector yang kelebihan ke
tempat dan sector ekonomi yang kekurangan
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk
mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja
yang kosong, dan
4. Segera mendirikan industri padat karya di
wilayah yang mengalami pengangguran.
Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Untuk mengatasi pengangguran secara umum
antara lain dapat digunakan cara-cara sbb:
1.Perluasan kesempatan kerja dengan cara
mendirikan industri-industri baru, terutama
yang bersifat padat karya
2. Deregulasi dan Debirokratisasi di berbagai
bidang industri untuk merangsang timbulnya
investasi baru
3. Menggalakkan
pengembangan
sector
Informal, seperti home indiustri
4. Menggalakkan program transmigrasi untuk
me-nyerap tenaga kerja di sector agraris dan
sector formal lainnya
24-EM
5. Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan
raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa
menyerap tenaga kerja secara langsung
maupun untuk merangsang investasi baru
dari kalangan swasta.
Cara Mengatasi Pengangguran Musiman.
Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara :
1. Pemberian informasi yang cepat jika ada
lowongan kerja di sector lain, dan
2. Melakukan pelatihan di bidang keterampilan
lain untuk memanfaatkan waktu ketika
menunggu musim tertentu.
Cara mengatasi Pengangguran Siklus
Untuk mengatasi pengangguran jenis ini adalah :
1. Mengarahkan
permintaan
masyarakat
terhadap barang dan jasa, dan
2. Meningkatkan daya beli Masyarakat.
3. KEMISKINAN
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam
distribusi pendapatan antara kelompok masyarakat
berpendapatan
tinggi
dan
kelompok
masyarakat
berpendapatan rendah serta
tingkat kemiskinan atau
jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan
(poverty line) merupakan dua masalah besar di banyak
negara-negara berkembang (LDCs), tidak terkecuali di
Indonesia.
I.
JENIS-JENIS KEMISKINAN DAN DEFINISINYA
Besarnya kemiskinan dapat diukur dengan atau
tanpa mengacu kepada garis kemiskinan. Konsep
yang mengacu kepada garis kemiskinan disebut
kemiskinan
relatif,
sedangkan
konsep
yang
pengukurannya tidak didasarkan pada garis
kemiskinan disebut kemiskinan absolut
25-EM
Kemiskinan relatif adalah suatu ukuran mengenai
kesenjangan di dalam distribusi pendapatan,
biasanya dapat didefinisikan didalam kaitannya
dengan tingkat rata-rata dari distribusi yang
dimaksud.
Kemiskinan absolut adalah derajat kemiskinan
dibawah,
dimana
kebutuhan-kebutuhan
minimum untuk bertahan hidup tidak dapat
terpenuhi.
Data tentang kemiskinan di kota dan desa (Badan
Pusat Statistik, Buku Statistik Indonesia 2013) :
Tahun
(September)
Garis
kemiskinan/
Poverty line
(Rupiah)
Desa
Kota
Jumlah
Penduduk
Miskin
(juta)
Desa
Desa
+
Kota
%
Penduduk
Miskin
Desa
Desa
+
Kota
2011
263.594 223.181 18,94
29,89 15,59 12,36
2012
277.382 240.441 18,09
28,59 14,70 11,66
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis
Kemiskinan
Tentang
distribusi
pendapatan
atau
ketidakmerataan pendapatan (inequality of income)
diantara penduduk diukur dengan kurva Lorenz yang
menghasilkan indeks disebut Gini ratio atau Gini coefficient
of inequality. Lihat Bahan 3e.
II.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN
Tidak
sulit
mencari
faktor-faktor
penyebab
kemiskinan, tetapi dari faktor-faktor tersebut sangat
sulit memastikan mana yang merupakan penyebab
26-EM
sebenarnya serta mana yang berpengaruh langsung
dan tidak langsung terhadap perubahan kemiskinan
Tingkat dan laju pertumbuhan output
Tingkat upah neto
Distribusi pendapatan
Kesempatan kerja
Tingkat inflasi
Pajak dan subsidi
Investasi
Alokasi serta kualitas SDA
Ketersediaan fasilitas umum
Penggunaan teknologi
Tingkat dan jenis pendidikan
Kondisi fisik dan alam
Politik
Bencana alam
Peperangan
III.
KEBIJAKAN ANTIKEMISKINAN
Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan
di tanah air diperlukan suatu strategi dan bentuk
intervensi yang tepat, dalam arti cost effectivenessnya tinggi.
Ada tiga pilar utama strategi pengurangan
kemiskinan, yakni :
1. pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan
yang prokemiskinan
2. Pemerintahan yang baik (good governance)
3. Pembangunan sosial
Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan
intervensi-intervensi pemerintah yang sesuai dengan
sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu
yaitu :
a. Intervensi
jangka
pendek,
terutama
pembangunan sektor pertanian dan ekonomi
pedesaan
b. Intervensi jangka menengah dan panjang
o Pembangunan sektor swasta
27-EM
Kerjasama regional
APBN dan administrasi
Desentralisasi
Pendidikan dan Kesehatan
Penyediaan
air
bersih
Pembangunan perkotaan
V. PEMERATAN (EQUITY)
o
o
o
o
o
dan
Sumber : Wikipedia
The Gini coefficient, atau juga disebut a Gini ratio atau a normalized Gini index, adalah suatu
ukuran statistic untuk pola distribusi pendapatan atau kekayaan dari semua penduduk suatu
negara, yaitu mencerminkan ketidakmerataan (inequality of income).
Pada dasarnya the Gini Ratio mengukur ketidakmerataan diantara angka nilai frekuensi
distribusi (inequality among values of a frequency distribution)), misalnya untuk tingkat
pendapatan.
The Gini coefficient diciptakan pada 1912 oleh ahli statistic dan sosiologi bernama Corrado
Gini pada makalah Variability and Mutability.
Kurva Lorenz dan the Gini coefficient
► Kurva Lorenz adalah lokasi dari titik-titik
kombinasi antara sumbu horizontal – porsi (%)
kumulatif penduduk dan sumbu vertical –
porsi (%) kumulatif pendapatan, tersambung
dari titik 0 ke titik 100% atau 1.
Pada Figur 1 terdapat 3 kurva Lorenz (LC) : 1.
LC yang berhimpit dengan garis 45 derajat
(karenanya tinggi vertical = panjang
horizontal), yaitu LC 0. 2, LC 1, 3. LC 2.
► Area antara garis 45 derajat dengan kurva
Lorenz adalah area A, yaitu 0 dengan LC 0, A1
dengan LC 1, A2 dengan LC 2.
Sisa dari area segitiga dengan A adalah B,
yaitu
B0 terkait dengan LC 0, B1 dengan LC 1, B2
dengan LC 2.
► The Gini coefficient atau the Gini ratio atau
,
the Gini index =
Untuk LC 0 :
=
yaitu :
= 0,
berarti
Figur 1 ; Kurva Lorenz
100%
Line of equality (45 degree) = LC 0
LC 1
LC 2
---A1---------------A2—
------------------------B0-------------B1-----------------B2--
100%
Sumbu horizontal :
Porsi (%) kumulatif penduduk
(Cumulative share (%) of popolation
Sumbu vertical :
Porsi (%) kumulatif pendapatan
(Cumulative share (%) of income
pemerataan penuh (total equality atau
completely equally) – setiap penduduk
memperoleh pendapatan sama besarnya
The Gini coefficient atau the Gini ratio
Selain dari untuk LC 0, terjadi ketimpangan atau the Gini index ditentukan oleh posisi
28-EM
pemertataan (inequality) dimana untuk LC atau besar kecekungan (convex) kurva
2 inequality lebih besar disbanding untuk Lorenz
LC1, yaitu
>
.
Buktikan.
Untuk LC pada titik 100% di sumbu
horizontal, berarti hanya 1 orang
penduduk
yang
menerima
semua
pendapatan – distribusi pendapatan yang
penuh tidak rata
Pada setiap the Lorenze curves selain pada garis 45 derajat, maka bagian atas
dari kurva menyatakan sedikit penduduk menerima pendapatan – distribusi
pendapatan semakin tidak merata (higher inequality). Buktikan.
Jika grup pendapatan tinggi adalah u% dari seluruh penduduk dan mereka
menerima f% dari semua pendapatan di negara mereka, maka the Gini ratio G
adalah f – u. Sebagai catatan dalam realisasinya Gini coefficient selalu lebih
besar dari f – u.
Formula the Gini coefficient G – dengan xi adalah kekayaan atau pendapatan
dari satu penduduk i, jumlah pendudk adalah n :
lihat pada https://en.wikipedia.org/wiki/Gini_coefficient
29-EM