Ilmu Sosial Dasar.docx

Ilmu Sosial Dasar
Bag 1
ILMU PENGETAHUAN
Pengetahuan diperoleh karena ada rangsangan pada diri manusia untuk
mengetahui sesuatu dalam rangka mempertahankan hidupnya. Pengetahuan ada
yang umum dan ada yang khusus. Pengetahuan dikatakan benar jika ada
kesesuaian antara pengetahuan dengan objeknya. Pengetahuan menjadi ilmiah
karena adanya keinginan yang mendalam untuk menyelidiki sesuatu yang ingin
kita ketahui dengan menggunakan metode tertentu, dan itulah yang kemudian
disebut ilmu pengetahuan. Penelitian untuk menyelidiki kebenaran ilmiah dapat
dilakukan melalui pendekatan induktif maupun deduktif. Ilmu pengetahuan
dikembangkan bukan hanya untuk ilmu pengetahuan itu sendiri, tetapi juga
karena adanya kepentingan-kepentingan di dalamnya. Apa pun kepentingannya,
ilmu pengetahuan seharusnya dikembangkan untuk meningkatkan harkat dan
kesejahteraan manusia.
ILMU BUDAYA DASAR, ILMU ALAMIAH DASAR, DAN ILMU SOSIAL DASAR
Ilmu pengetahuan dapat dikelompokan melalui beberapa cara. Secara umum ilmu
pengetahuan dikelompokan menjadi tiga yaitu ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan budaya atau lebih umum disebut ilmu
pengetahuan humaniora. Pengelompokan ilmu pengetahuan ini yang mendasari
pengembangan Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, dan Ilmu Budaya Dasar

sebagai matakuliah dasar umum yang wajib diambil oleh mahasiswa di samping
matakuliah dasar umum lainnya seperti Agama, Pancasila, dan Kewiraan.
Matakuliah Ilmu Sosial Dasar bukanlah merupakan suatu disiplin ilmu tetapi lebih
merupakan kajian yang sifatnya multi atau interdisipliner. Ilmu Sosial Dasar
diajarkan untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum kepada
mahasiswa tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejalagejala sosial yang terjadi di sekitamya. Dengan demikian, diharapkan mahasiswa
dapat memiliki kepekaan sosial yang tinggi terhadap lingkungan sosialnya.
Dengan kepekaan sosial yang dimilikinya, mahasiswa diharapkan memiliki
kepedulian sosial dalam menerapkan ilmunya di masyarakat.

ILMU PENGETAHUAN DAN PEMANFAATANNYA
Ilmu pengetahuan dikembangkan untuk meningkatkan harkat hidup manusia,
sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Masalahnya,
manusia sering memiliki rasa serakah, sehingga ilmu pengetahuan tidak jarang
digunakan untuk memenuhi kepentingannya sendiri walaupun dengan cara
mengorbankan

orang

lain.


Hal

itulah

yang

menyebabkan

terjadinya

penyalahgunaan ilmu pengetahuan. Karena itulah ilmu pengetahuan harus
memiliki etika atau kode etik ilmu pengetahuan. Dalam mempelajari etika ilmu
pengetahuan,

masalah

yang

menjadi


perhatian

utama

adalah

masalah

utilitarisme. Utilitarisme adalah nilai praktis kegunaan ilmu pengetahuan. Dalam
konteks utilitarisme, ilmu pengetahuan harus dikembangkan dalam rangka
memberikan kebahagiaan dan kesejehteraan semua manusia. Dari situlah perlu
ada rasa keadilan dalam penerapan ilmu pengetahuan.
INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
KONSEP INDIVIDU DAN KONSEP KELUARGA
Individu sebagai manusia perseorangan pada dasarnya dibentuk oleh tiga aspek
yaitu

aspek


organis

jasmaniah,

psikis

rohaniah,

dan

sosial.

Dalam

perkembangannya menjadi ‘manusia’, sebagaimana diistilahkan oleh Dick
Hartoko, individu tersebut menjalani sejumlah bentuk sosialisasi. Sosialisasi
inilah yang membantu individu mengembangkan ketiga aspeknya tersebut.
Salah satu bentuk sosialisasi adalah pola pengasuhan anak di dalam keluarga,
mengingat salah satu fungsi keluarga adalah sebagai media transmisi atas nilai,
norma dan simbol yang dianut masyarakat kepada anggotanya yang baru. Di

masyarakat

terdapat

berbagai

bentuk

keluarga

di

mana

dalam

proses

pengorganisasiannya mempunyai latar belakang maksud dan tujuannya sendiri.
Pranata keluarga ini bukanlah merupakan fenomena yang tetap melainkan

sebuah fenomena yang berubah, karena di dalam pranata keluarga ini terjadi
sejumlah krisis. Krisis tersebut oleh sebagian kalangan dikhawatirkan akan
meruntuhkan pranata keluarga ini. Akan tetapi bagi kalangan yang lain apa pun
krisis yang terjadi, pranata keluarga ini akan tetap survive.

KONSEP MASYARAKAT DAN KONSEP KEBUDAYAAN
Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan kesepakatan bersama
untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat berbagai alasan
mengapa individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk membentuk
kehidupan bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis, psikologis,
dan sosial. Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa
tahapan

yaitu

interaksi,

adaptasi,

pengorganisasian


tingkah

laku,

dan

terbentuknya perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka
terbentuklah apa yang dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah
masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri. Di
dalam tubuh masyarakat itu sendiri terdapat unsur-unsur persekutuan sosial,
pengendalian sosial, media sosial, dan ukuran sosial. Pengendalian sosial di
dalam masyarakat dilakukan melalui beberapa cara yang pada dasarnya
bertujuan untuk mengontrol tingkah laku warga masyarakat agar tidak
menyeleweng dari apa yang telah disepakati bersama. Walupun demikian, tidak
berarti bahwa apa yang telah disepakati bersama tersebut tidak pernah berubah.
Elemen-elemen di dalam tubuh masyarakat selalu berubah di mana cakupannya
bisa bersifat mikro maupun makro.
Apa yang menjadi kesepakatan bersama warga masyarakat adalah kebudayaan,
yang antara lain diartikan sebagai pola-pola kehidupan di dalam komunitas.

Kebudayaan di sini dimengerti sebagai fenomena yang dapat diamati yang wujud
kebudayaannya adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari serangkaian
tindakan yang berpola yang bertujuan untuk memenuhi keperluan hidup.
Serangkaian tindakan berpola atau kebudayaan dimiliki individu melalui proses
belajar yang terdiri dari proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial
yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat
erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila
tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya
sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu

media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu,
individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk
mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah
lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas
pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan
berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai
anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial

individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apaapa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu
dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih
dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward,
Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai
individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu
mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu.
Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi
berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
KEPENDUDUKAN, GENERASI, DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
PENGERTIAN DAN KAJIAN KEPENDUDUKAN
Ilmu yang mempelajari masalah kependudukan adalah demografi.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh Achille Guillard. Demografi sebagai suatu
ilmu telah muncul sejak abad ke-17.
John Graunt seorang pedagang di London, yang melakukan analisis data
kelahiran dan kematian, migrasi dan perkawinan dalam hubungannya dengan
proses penduduk dianggap sebagai Bapak Demografi.
Jumlah penduduk dapat meningkat, stabil atau menurun. Indikator dari
perubahan penduduk ini adalah tingkat kelahiran, kematian dan migrasi.
Komposisi penduduk merupakan suatu konsep yang mengacu pada susunan
penduduk menurut kriteria tertentu, seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, suku

bangsa, dan pendidikan.

Data mengenai struktur penduduk yang disajikan secara grafis disebut piramida
penduduk (population pyramid).
Kebijaksanaan kependudukan berhubungan dengan keputusan pemerintah.
Dengan

mempengaruhi

pemerintah

memiliki

kelahiran,

strategi

yang

kematian,

dianggap

dan
baik

persebaran
untuk

penduduk,

meningkatkan

kesejahteraan penduduk.
Di luar kebijaksanaan persebaran penduduk atau migrasi, secara garis besar,
kebijaksanaan kependudukan terbagi menjadi dua bagian, yaitu kebijaksanaan
pronatal dan kebijaksanaan antinatal.
Karakteristik angkatan kerja tidak terlepas dari pengaruh ketiga variabel utama
kependudukan (kelahiran, kematian, dan migrasi). Kehidupan sosial suatu negara
dapat digambarkan jika kita mengetahui komposisi lapangan pekerjaan dari
angkatan kerjanya.
Antara kekuatan-kekuatan ekonomi dan kekuatan-kekuatan demografi ada
hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi.
GENERASI, REGENERASI, DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Generasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu masa di mana
kelompok manusia pada masa tersebut mempunyai keunikan yang dapat
memberi ciri pada dirinya dan pada perubahan sejarah atau zaman.
Menurut Notosusanto, pengertian generasi itu sendiri sebenarnya lebih berlaku
untuk kelompok inti yang menjadi panutan masyarakat zamannya, yang dalam
suatu situasi sosial dianggap sebagai pimpinan atau paling tidak penggaris pola
zamannya (pattern setter).
Di Indonesia, dianggap telah ada empat generasi, yaitu generasi ‘20-an, generasi
’45, generasi ’66, dan generasi reformasi (’98).
Suatu generasi harus dipersiapkan untuk menghadapi tantangan pada zamannya,
melaksanakan pembangunan dengan sumber daya yang ada dan akan ada, serta
menjaga keberlangsungan dan keberlanjutan dari pembangunan dan sumber
daya-sumber daya tersebut.

Untuk itu diperlukan adanya suatu sistem dan mekanisme pembangunan dalam
keseluruhan yang melibatkan semua pihak, baik aparatur, peraturan, pengawas,
maupun rakyatnya (grass-root).
Selain itu, diperlukan juga kajian-kajian sosial seperti ekonomi, kependudukan
(demografi) dan ekologi untuk pendukungnya.
Cara pandang kita terhadap pengertian generasi, baik dari sisi terminologi
maupun fakta dan persepsinya tidak dapat dilakukan dengan terlalu sederhana.
Dari generasi ke generasi selalu memunculkan permasalahan yang khusus dan
pola penyelesaiannya akan khas pula tergantung faktor manusia dan kondisi
yang ada pada zamannya.
Masing-masing generasi mencoba menjawab tantangan yang khas pada masanya
dan seharusnyalah dipandang secara holistik (menyeluruh) untuk mempelajari
dan mengkajinya.
Pemahaman tentang sejarah dan wawasan yang luas sangat mempengaruhi
tantang penilaian dan persepsi terhadap keberadaan suatu generasi dan
masyarakat secara keseluruhan.
Bila kita kaitkan antara generasi dengan pembangunan, maka keberadaan
generasi tidak akan terlepas dari karakter dan ciri-ciri penduduk suatu bangsa
beserta kondisinya.
Masalah penduduk yang meliputi jumlah, komposisi, persebaran, perubahan,
pertumbuhan dan ciri-ciri penduduk berkaitan langsung dengan perhitunganperhitungan pembangunan, baik konsep, tujuan maupun strategi pembangunan
suatu bangsa.
Penduduk suatu bangsa dapat merupakan modal yang sangat penting bagi
pembangunan (sumber daya), tetapi jika tidak dipelajari dan disesuaikan akan
dapat menjadi faktor penghambat yang cukup penting pula.
Masing-masing negara mempunyai kebijakan regenerasi yang berbeda dalam
menangani masalah penduduk dan dalam melakukan kaderisasi.
Pembangunan yang ideal ialah pembangunan yang harus disikapi dengan arif,
cermat dan dengan konsep yang berkelanjutan (sustainable development),
disesuaikan dengan kondisi dan karakter bangsa itu sendiri.

Ilmu Sosial Dasar
Bag 2
PENGERTIAN KOTA, DESA DAN PERMASALAHANNYA
Kota adalah suatu ciptaan peradaban budaya umat manusia.
Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda
dengan pedesaan, sedangkan masyarakat kota adalah suatu kelompok teritorial
di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya,
dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak
di wilayah tertentu dan memiliki derajat interkomuniti yang tinggi.
Permasalahan di kota adalah pengangguran, rawan pangan, rawan moral dan
lingkungan.
Desa adalah suatu perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik,
dan kultural yang terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya
secara timbal balik dengan daerah lain, sedangkan masyarakat pedesaan ditandai
dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu
perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya,
bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat di mana ia hidup dicintai serta mempunyai perasaan bersedia untuk
berkorban setiap waktu demi masyarakat atau anggota masyarakat.
Permasalahan di kota antara lain:
1. konflik (pertengkaran),
2. kontroversi (pertentangan),
3. kompetisi (persaingan),
4. kegiatan pada masyarakat pedesaan, dan
5. sistem nilai budaya.
Variabel-variabel yang mencirikan kemiskinan di pedesaan adalah:
1. lemahnya posisi sumber daya alam,
2. lemahnya posisi sumber daya manusia di pedesaan,
3. kurangnya penguasaan teknologi,
4. lemahnya infrastruktur dan lemahnya aspek kelembagaan, termasuk
budaya, sikap, dan motivasi.

INTERAKSI DESA DAN KOTA
Interaksi sosial dapat terjadi karena adanya kontak sosial dan komunikasi.
1. Pola interaksi sosial pada masyarakat ditentukan oleh struktur sosial
masyarakat yang bersangkutan.
2. Pola interaksi masyarakat pedesaan adalah dengan prinsip kerukunan,
sedang masyarakat perkotaan lebih ke motif ekonomi, politik, pendidikan,
dan kadang hierarki.
3. Pola interaksi masyarakat pedesaan bersifat horisontal, sedangkan
masyarakat perkotaan vertikal.
4. Pola interaksi masyarakat kota adalah individual, sedangkan masyarakat
desa adalah kebersamaan.
5. Pola solidaritas sosial masyarakat pedesaan timbul karena adanya
kesamaan-kesamaan
terbentuk

karena

kemasyarakatan,
adanya

sedangkan

perbedaan-perbedaan

masyarakat
yang

ada

kota
dalam

masyarakat.
6. Pengaruh kota terhadap desa:
1. kota menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan desa
2. menyediakan tenaga kerja bidang jasa
3. memproduksi hasil pertanian desa
4. penyedia fasilitas-fasilitas pendidikan, kesehatan, perdagangan, rekreasi
5. andil dalam terkikisnya budaya desa
6. Pengaruh desa terhadap kota
1. penyedia tenaga kerja kasar
2. penyedia bahan-bahan kebutuhan kota
3. merupakan hinterland
4. penyedia ruang (space).
URBANISASI DAN PENANGGULANGANNYA
Urbanisasi adalah suatu proses perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi dilihat dari kacamata sosiolog menunjukkan tiga gejala sosial yaitu:

urbanisasi itu sendiri, detribalisasi, dan stabilitas.
1. Ahli ekonomi melihat pada beralihnya corak mata pencaharian yang baru
di kota yang wujudnya subsistence urbanization sebagai pengganti corak
sebelumnya yaitu subsistence agriculture
2. Ahli geografi melihatnya sebagai:
1. Perkembangan persentase penduduk yang bertempat tinggal di perkotaan,
baik secara mondial, nasional, maupun regional.
2. Bertambahnya penduduk yang menjadi bermata pencaharian nonagraris di
pedesaan.
3. Tumbuhnya suatu pemukiman menjadi kota.
4. Mekar atau meluasnya struktur artefaktial-morfologis suatu kota ke
kawasan sekelilingnya.
5. Meluasnya pengaruh suasana perekonomian kota ke pedesaan.
6. Meluasnya pengaruh suasana sosial, psikologis, dan kultural kota ke
pedesaan; dengan perkataan lain meluasnya aneka nilai dan norma urban
ke kawasan di luarnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi urbanisasi
1. Faktor pendorong
1. timbulnya kemiskinan di kota
2. kegagalan panen
3. peraturan adat yang kuat
4. kurangnya sarana pendidikan pengembangan diri
5. perang antarkelompok
2. Faktor penarik
1. di kota banyak pekerjaan
2. pekerjaan lebih sesuai pendidikan
3. mengangkat status sosial
4. pengembangan usaha di luar bidang pertanian
5. fasilitas pendidikan lebih banyak
6. modal lebih banyak
7. tingkat budaya lebih tinggi

Akibat urbanisasi
1. berkurangnya tenaga kerja di desa
2. terbentuknya daerah suburban
3. terbentuknya pemukiman kumuh
4. meningkatnya tuna karya
Usaha penanggulangan urbanisasi
1. lokal jangka pendek
1. perbaikan perekonomian pedesaan
2. pembersihan pemukiman kumuh
3. penataan pemukiman kumuh
4. memperluas lapangan kerja
5. membuat dan melaksanakan proyek perkotaan
2. lokal jangka panjang
3. nasional jangka pendek
4. nasional jangka panjang
KONFLIK SOSIAL DAN INTEGRASI SOSIAL
KONFLIK SOSIAL
Perspektif fungsionalisme melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang stabil
dan selalu mengandung keseimbangan.
Sebaliknya, teori konflik sebagai reaksi terhadap fungsionalisme pada tahun
1950-an dan 1960-an mengemukakan bahwa masyarakat terdiri atas kelompokkelompok yang bertikai yang sering bertempur habis-habisan, bukannya sebagai
keluarga besar yang bahagia.
INTEGRASI SOSIAL
Integrasi sosial dikonsepkan sebagai suatu proses ketika kelompok-kelompok
sosial dalam masyarakat saling menjaga keseimbangan untuk mewujudkan
kedekatan hubungan-hubungan sosial, ekonomi maupun politik.
Kelompok-kelompok sosial tersebut dapat terwujud atas dasar agama atau
kepercayaan, suku, ras, dan kelas.

Dalam konteks ini, integrasi tidak selamanya menghilangkan diferensiasi tetapi
yang terpenting adalah memelihara kesadaran untuk menjaga keseimbangan
hubungan.
Pokok-pokok integrasi sosial menurut Dahrendoof (1986) adalah (a) Stabilitas, (b)
Fungsi koordinasi, (c) Konsensus, dan (d) Integrasi yang terstruktur dengan baik.
Sedangkan proses terjadinya integrasi sosial di masyarakat dapat dikelompokkan
ke dalam tiga dimensi, yaitu (1) masyarakat dapat terintegrasi di atas kesepakatan
sebagian besar anggota terhadap nilai-nilai sosial tertentu yang bersifat
fundamental dan (2) masyarakat dapat terintegrasi karena sebagian besar
anggotanya terhimpun dalam berbagai unit sosial sekaligus (cross-cutting
affiliations).
Melalui mekanisme demikian, konflik-konflik yang terjadi baik yang tampak
maupun yang laten, teredam oleh loyalitas ganda, dan (3) masyarakat dapat
terintegrasi atas saling ketergantungan di antara unit-unit sosial yang terhimpun
di dalamnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Akibat adanya perbedaan pemilikan dan penguasaan sumber ekonomi, seperti
kaya, menengah, dan miskin.
Ada dua macam mobilitas sosial yaitu vertikal dan horisontal.
Yang vertikal berhubungan dengan perpindahan posisi ke atas atau ke bawah,
sedangkan yang horisontal berhubungan dengan perpindahan dari satu bidang
atau dimensi ke bidang atau dimensi lainnya dalam kelas yang sama.
Pengendalian sosial (kontrol sosial) adalah kontrol yang bersifat psikologik dan
nonfisik, yaitu merupakan tekanan mental terhadap individu, sehingga individu
akan bersikap dan bertindak sesuai dengan penilaian kelompok, karena ia tinggal
dalam kelompok.
Adapun hasil dari pengendalian sosial adalah (a) proses pembentukan
kepribadian sesuai dengan keinginan kelompok, dan (b) kelangsungan hidup atau
kesatuan kelompok lebih.
NEGARA HUKUM DAN SISTEM PEMERINTAHAN

NEGARA HUKUM
Individu adalah orang seorang atau pribadi yang secara kodrati ingin hidup
bersama dengan individu lainnya.
Satu individu akan selalu membutuhkan individu lainnya.
Masyarakat adalah kumpulan individu yang saling membutuhkan satu sama lain.
Masyarakat tidak akan terbentuk tanpa ada individu-individu yang saling
membutuhkan satu sama lain.
Kumpulan individu tidaklah secara otomatis menjadi masyarakat hukum,
misalnya para penonton sepak bola, pembeli dan pedagang di pasar.
Walaupun sudah dapat disebut sebagai masyarakat tetapi masing-masing
individu tidak diikat oleh satu hukum tertentu yang mewajibkan mereka mengikuti
aturan yang diciptakan bersama oleh anggotanya.
Masyarakat hukum adalah masyarakat di mana para anggotanya diikat oleh satu
norma atau aturan hukum tertentu sebagai patokan untuk bersikap dan bertindak.
Misalnya masyarakat hukum adat, koperasi atau partai politik di mana masingmasing anggotanya harus tunduk pada aturan yang sudah ditentukan dan jika
tidak tunduk, maka individu tersebut dapat dikenakan sanksi.
Negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu
yang diorganisasikan oleh lembaga politik dan pemerintah yang sah, mempunyai
kedaulatan sehingga berhak menentukan tujuan nasional negaranya.
Lembaga politik dan pemerintah yang terorganisasikan tersebut dibentuk atas
dasar kehendak bersama dan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi agar
dapat mencapai tujuan bersama pula.
Negara hukum adalah negara yang menjadikan hukum sebagai kekuasaan
tertinggi.
Hukum yang berlaku di negara tersebut haruslah hukum yang mencerminkan
keadilan bagi masyarakatnya dan bukan hukum yang hanya berpihak kepada
masyarakat tertentu saja sehingga kedudukan semua individu atau masyarakat
sama di depan hukum.
Ciri-ciri negara hukum adalah:

1. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia yang mengandung
persamaan di bidang politik, hukum, sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
2. Peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak dipengaruhi oleh
sesuatu kekuasaan apa pun juga.
3. Legalitas dalam arti segala bentuknya.
Bentuk negara berasal dari dua bentuk dasar yaitu monarchi dan republik.
Jika kehendak negara ditentukan oleh satu orang saja, maka bentuk negara
tersebut adalah monarchi dan bila kehendak negara tersebut ditentukan oleh
banyak orang yang merupakan satu majelis, maka bentuk negaranya adalah
republik.
Negara federal adalah suatu susunan negara yang kedaulatannya terletak pada
keseluruhan komponen negara yaitu pada negara itu sendiri, sedangkan
kedaulatan negara konfederal terletak pada negara-negara bagiannya.
SISTEM PEMERINTAHAN
Ciri-ciri pemerintahan parlementer yaitu kepala negara (raja atau presiden) berada
di luar parlemen dan hanya menjalankan kekuasaan terbatas, hubungan antara
eksekutif dengan badan perwakilan sangat erat sebab menteri bertanggung jawab
kepada parlemen, kekuasaan yang sebenarnya ada pada parlemen, kebijakan
pemerintah tidak boleh menyimpang dari yang dikehendaki parlemen.
Ciri-ciri pemerintahan presidensial yaitu kepala negara bertindak juga sebagai
pemimpin kabinet, kedudukan eksekutif tidak tergantung

kepada badan

perwakilan rakyat, pembentukan kabinet tidak tergantung dari badan perwakilan
rakyat, para menteri bertanggung jawab kepada presiden.
Sistem

pemerintahan

dapat

dibagi

berdasarkan

pembagian

kekuasaan

(distribution of power) dan pemisahan kekuasaan (separation of power).
Bila dilihat dari bunyi Pasal 4 dan 17 UUD 45, maka negara Republik Indonesia
dapat disebut sebagai pemerintahan yang menganut sistem presidensial.

INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu
menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan
seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23).
Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat
dibagi,melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas didalam
lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta polatingkah laku
spesifik dirinya.
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yangmenjadi latar
belakang keberadaanya.Manusia sebagai individu salalu berada ditengah-tengah
kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang
prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuk pribadinya.Namun tidak
semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribaditetapi ada kalanya
menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Pertumbuhan Individu
Menurut aliran Asosiasi Pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi danyang
primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian ada lebih dahulu sedangkeseluruhan ada
pada kemudian dimana bagian-bagian ini terikat satu sama lainmenjadi keseluruhan
oleh asosiasi. Dimana proses asosiasi itu sendiri adalahterjadinya perubahan pada
seseorang secara bertahap karena pengaruh baik daripengalaman atau empiris luar
melalui panca indera yang menimbulkan sensationsmaupun pengalaman dalam
mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkanreflexions.
Pengertian Keluarga
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yangberarti
“anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang
yang masih memiliki hubungan darah, bersatu.

Menurut DepartemenKesehatan RI (1998 )
Pengertian Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri ataskepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempatdi bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Ki Hajar Dewantara
Kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengertidan
merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,esensial, enak danberkehendak
bersama-sama

memperteguh

gabungan

itu

untuk

memuliakanmasing-masing

anggotanya.
MenurutSalvicion dan Ara Celis
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karenahubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalamsuatu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannyamasing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah : Unit
terkecil dari masyarakat terdiri atas 2 orang atau lebih, adanya ikatanperkawinan atau
pertalian darah. Hidup dalam satu rumah tangga Di bawahasuhan seseorang kepala
rumah tangga, Berinteraksi diantara sesama anggotakeluarga Setiap anggota keluarga
mempunyai peran masing-masing Diciptakan,mempertahankan suatu kebudayaan
KELUARGA
Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku darikeluarga, kelompok dan
masyarakat.

FUNGSI KELUARGA
Ada delapan fungsi keluarga yang digaris bawahi oleh ulama dan cendikia, yang
kemudian dirumuskan dalam Peraturan Pemerintah No. 21, 1994, yaitu fungsi:
[*] keagamaan
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak
dananggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala
keluargauntuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur
kehidupan inidan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
[*] sosial budaya
Fungsi ini diharapkan dapat mengantarkan seluruh keluarga untuk memeliharabudaya
bangsa dan memperkayanya.Islam secara tegas mendukung setiap hal yangdinilai oleh
masyarakat sebagai sesuatu yang baik dan sejalan dengannilai-nilai agama.Budaya
positif satu bangsa atau masyarakat, dicakup oleh apayang diistilahkan oleh Al Qur'an
dengan kata "ma'ruf."
[*] cinta kasih
Fungsi ini telah digaris bawahi secara amat jelas dan populer oleh AlQur'an, yang
diistilahkannya;bila antar pasangan dengan "mawaddatan warahmat", dan terhadap
anak dengan "qurrata a'yun" (penyejukmata).Tahukah engkau, bahwa karya-karya
besar manusia lahir oleh dorongancinta?Salah satu keajaiban dunia "Taj Mahal" lahir
dari cinta seorangsuami kepada istrinya.Syair-syair Homerus, sastrawan Yunani
kenamaan pun lahiratas dorongan cinta.Piramid yang berdiri tegar di Mesir dan
Meksiko, jugadibangun oleh motivasi cinta.CINTA SEJATI SELALU MENCIPTA, TIDAK
MERUSAK.Cintakasih, "mawaddah" dan "rahmah" antara suami istri sudahbanyak kita
bicarakan, tak usahlah kita berpanjang lebar disini.Hubungan anakdan orang tua juga
harus didasari oleh cinta kasih.
[*] melindungi

fungsi keluarga sebagai pelindung menurut Al Qur'an:Mereka (istri-istri)adalah pakaian
untuk kamu (para suami), dan kamu (para suami) adalah pakaianuntuk para istri..::QS
Al Baqarah 187::.Perisai yang dipakai sebagai pakaiandalam peperangan memberi rasa
aman;bukankah

hidup

adalah

peperangan?Pakaian

tebalmemberi

kehangatan,

sebaliknya bila gerah, dengan pakaian lembut dan haluskegerahan dapat dikurangi.Jika
demikian halnya pakaian, dan masing-masingpasangan dinamai Al Qur'an sebagai
"pakaian", maka tidak diragukanlagi bahwa salah sutu fungsi keluarga adalah
melindungi.
[*] reproduksi
Fungsi keluarga dalam hal ini adalah untukmeneruskan keturunan sebagai generasi
penerus.
[*] sosialisasi dan pendidikan
Fungsi

keluarga

dalam

menjalankan

fungsi

ini

adalahbagaimana

keluarga

mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
[*] ekonomi
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupandalam
memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untukmencari
penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapatmemenuhi
kebutuhan-kebutuhan keluarga
[*] pembinaan lingkungan.
Manusia

adalah

menggambarkan

makhluk
kehidupan

sosial.Ia

tidak

masyarakat

dapathidup

sebagai

sendirian.Nabi

sejumlahorang

yang

SAW
sedang

menumpang perahu.Jika yang digeladak seenaknya inginmemperoleh air dengan
membocorkan perahu, maka seluruh penumpang akanhanyut.Demikian kehidupan kita
dan keluarga dalam satu lingkungan.Lingkunganadalah satu kekuatan yang dapat
menjadi positif atau negatif yang mempengaruhianggota keluarga.Keluargapun dapat
memberi pengaruh terhadap lingkungannya.

MASYARAKAT
A. Arti Definisi / Pengertian Masyarakat
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa
ahlisosiologi dunia.
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersamadan
menghasilkan kebudayaan.
2.

Menurut

Karl

suatuketegangan

Marx

masyarakat

organisasi

atau

adalah

suatu

perkembangan

struktur

akibat

yang

adanya

menderita

pertentangan

antarakelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektifpribadipribadi yang merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulanmanusia yang
relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama,tinggal di suatu
wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukansebagian besar
kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.

B. Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagaiberikut
ini :
1. Berangotakan minimal dua orang.
2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru
yangsaling

berkomunikasi

dan

membuat

aturan-aturan

hubungan

antar

anggotamasyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitansatu
sama lain sebagai anggota masyarakat.

C. Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik
Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agarsekumpolan
manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada sistem tindakan utama.
2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksimanusia.
Bila dipandang cara terbentuk nya masyaraka:
1.Masyarakat paksaan,misalnya negara, masyarakat tawanan
2.Masyarakat mardeka
Masyarakat dipandang dari sudut Antropologi terdapat dua typemasyarakat:
1)Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, belum mengenal pembagiankerja,
belum mengenal tulisan, dan tehknologi nya sederhana.
2).Masyarakat sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasidalam
segala
(1) Masyarakat Non Industri
Kita

telah

tahu

secara

garis

besar

bahwa

,

kelompok

nasional

atau

organisasikemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan,
yaitukelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
(a) Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebiherat, lebih
akrab. Di karenakan para anggota kelompok sering berdialog,bertatap muka, sehingga
mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab.
dalam

kelompok-kelompok

primer

bercorak

kekeluargaan

dan

lebih

berdasarkansimpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima
sertamenjalankan

tugas

tidak

secara

paksa,

lebih

dititik

beratkan

pada

kesadaran,tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan
secarasukarela.
Contoh-contoh

kelompok

primer,

antara

lain

:keluarga,

rukun

tetangga,

kelompokbelajar,kelompok agama, dan lain sebagainya.
(b) Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal,juga
kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagiankerja,
pembagian kerja antara anggota kelompok di atur atas dasarpertimbanganpertimbangan rasional, obyektif.
Para

anggota

menerima

pembagian

kerja/pembagian

tugas

atas

dasar

kemampuan;keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu
diperlukanuntuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalamprogramprogram yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompoksekunder,
misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh,organisasi profesi dan
sebagainya.
(2) Masyarakat Industri

Durkheim

mempergunakan

variasi

pembangian

kerja

sebagai

dasar

untukmengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan
tetapilebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana
danyang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm
tadidiabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
Jika

pembagian

kerja

bertambah

masyarakatsemakintinggi.
ketergantunganantara

Solidaritas

kompleks,

suatu

didasarkan

kelompok-kelompok

tanda
pada

masyarakat

yang

bahwa

kapasitas

hubungan
telah

saling

men2enal

pengkhususan.Otonomisejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok
masyarakat industri.Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian
khusus yang dimilikiseseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.

Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahlimesin, ahli
listrik dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri.Dengan timbulnya
spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektifuntuk diekspresikan dan
dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplekspembagian kerja, semakin
banyak

timbul

kepribadian

individu.

Sudah

barang

tentumasyarakat

sebagai

keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akantetapi hanya akan sampai
pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnyaindividualisme.

Hubungan,individu, keluarga, masyarakat
Sebagaibagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai
korelasifungsional

dengan

prosespengembangan
diarahkansesuai

masyarakat

individu

dengan

menjadi

struktur

tertentu,
seorang

masyarakat

oleh
yang

yang

karena
berpribadi

ada,

itu

dalam

hendaknya

sehingga

seorang

individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan
melakukanhubungan



hubungan

sosial

di

dalam

masyarakat

yang

cukup

majemuk.Individu yangberada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu
konteks budayatertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas
danbermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan gejala – gejalanya. Karena
disini akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakanmakhluk
sosial sebagai perwujudan anggota kelompok atau anggotamasyarakat.
Pengertian Urbanisasi-ruralisasi
URBANISASI
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah
masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata
antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial
kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung
dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak

hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu
masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase
penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota
hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam,
yakni:
1. Migrasi Penduduk dan
2. Mobilitas Penduduk
perbedaannya adalah Migrasi penduduk lebih bermakna perpindahan penduduk dari
desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas
Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara atau tidak
menetap.
Di bawah ini dalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat
menggerakkanseseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke
perkotaan.
A. FaktorPenarik Terjadinya Urbanisasi
1. Kehidupan kota yang lebih modern dan mewah
2. Sarana dan prasarana kota yang lebih lengkap
3. Banyaklapangan pekerjaan di kota
4. Di kota banyak perempuan cantik dan laki-laki ganteng
5. Pengaruh buruk sinetron Indonesia
6. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi jauh lebih baik dan berkualitas
B. FaktorPendorong Terjadinya Urbanisasi
1. Lahanpertanian yang semakin sempit
2. Merasa tidakcocok dengan budaya tempat asalnya
3. Menganggurkarena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5. Diusir daridesa asal

6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
Ruralisasi
Ruralisasi adalah kebalikan dari urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke
desa.Ruralisasi pada umumnya banyak dilakukan oleh mereka yang dulu pernah
melakukan urbanisasi, namun banyak juga pelaku ruralisasi yang merupakan orang
kota asli.Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya ruralisasi dibedakan menjadi faktor
pendorong dan faktor penarik berikut ini.
Faktor pendorong:
1) kejenuhan tinggal di kota;
2) harga lahan di kota semakin mahal sehingga tidak terjangkau;
3) keinginan untuk memajukan desa atau daerah asalnya; serta
4) merasa tidak mampu lagi mengikuti dinamika kehidupan di kota.
Faktor penarik:
1) harga lahan di pedesaan relatif masih murah;
2) pola kehidupan masyarakatnya lebih sederhana;
3) suasana lebih tenang, sehingga cocok untuk penduduk usia tua dalam
menjalanimasa pensiun; serta
4) adanya perasaan keterkaitan dengan daerah asal atau kenangan masa kecil.