SUMMERY AKBI Bahan Baku Overhead Pabrik

TUGAS MATA KULIAH
“ AKUNTANSI BIAYA ”

Disusun oleh :
(LAILY KUSUMANDARI 43114010024)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2015

BAB 9
BAHAN BAKU : PENGENDALIAN, PERHITUNGAN BIAYA DAN
PERENCANAAN

Bahan baku merupakan barang-barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses
produksi. Beberapa bahan baku diperoleh secara langsung dari sumber-sumber alam. Namun
demikian, lebih sering lagi bahwa bahan baku diperoleh dari perusahaan lain dan ini
merupakan produksi akhir dari para pensuplai. Sebagai contoh, kertas cetak merupakan
produk akhir dari pabrik kertas, akan tetapi merupakan bahan baku bagi perusahaan

percetakan.
Perolehan dan Penggunaan Bahan Baku
Meskipun proses produksi dan kebutuhan bahan baku bervariasi sesuai dengan ukuran dan
jenis industri dari perusahaan, pembelian dan penggunaan bahan baku biasanya meliputi
langkah-langkah berikut :
1. Menentukan rute (routing) dan menetapkan daftar bahan baku yang diperlukan (bill
of materials)
2. Anggaran produksi (production budget)
3. Bukti permintaan pembelian (purchase requisition) bahan baku
4. Pesanan pembelian (purchase order)
5. Laporan penerimaan ( receiving report)
6. Bukti permintaan bahan baku (materials requisition)
7. Kartu catatan (materials record card)
Pembelian dan penggunaan bahan baku melibatkan catatan elektronik atau dalam
bentuk kertas yang diperlukan untuk akuntansi keuangan umum : yaitu untuk menghitung
suatu pesanan, atau biaya suatu departemen dan untuk memelihara persediaan perpetual.

Pembelian Bahan Baku
Dalam organisasi besar, pembelian bahan baku biasanya dilakukan oleh departemen
pembelian, yang dikepalai oleh agen pembeli umum. Dalam perusahaan yang lebih kecil dan

dalam kondisi yang digunakan

Pembelian Perlengkapan, Jasa dan Perbaikan
Langkah-langkah pembelian bahan baku :

1. Pada perlengkapan dan peralatan kantor, kriteria perusahaan, unit P3K dan kantor
bendahara dibutuhkan :
a. Bukti permintaan diberikan pada departemen pembelian dari departemen akuntansi
b. Pesanan pembelian dibuat serta dicetak
2. Kontrak perbaikan tahunan untuk peralatan pemrosesan data dan beberapa mesin pabrik
dapat diminta dan dipesan dengan cara yang sama.
3. Jasa perbaikan mesin yang rusak memiliki prosedur sebagai berikut:
a. Agen pembelian mengeluarkan pesanan gabungan (blanket purchase order), yaitu
pesanan yang mencangkup seluruh biaya atas jenis tertentu tanpa spesifikasi atas
jumlah aktualyang akan dibebankan
b. Tagihdengan kepala dan diterima, klerek faktur melakukan verifikasi atas jumlah
tagihan dengan kepala departemen yang menerima jasa perbaikan.
c. Persetujuan faktur pembayaran
Formulir Pembelian
1. Bukti permintaan pembelian

Berasal dari :
a. Karyawan bagian gudang yang mengetahui bahwajumlah persediaan mencapai
titik pemesanan kembali .
b. Klerek catatan bahan baku atau karyawan maupun supervisor departemen lain
yang bertanggungjawab memberitahu agen pembelian kapan harus melakukan
pembelian.
c. Karyawan bagian riset,insinyur atau supervisor maupun karyawan departemen
lain yang memerlukan bahan baku khusus.
d. Program komputer yang dirancang untuk mengingatkan departemen
pembelian melakukan pengisian kemabali persediaan bahan baku.
Setiap kopi bukti permintaan pembelian teteap dipegang oleh pembuat dan aslinya
dikirimkan ke departemen pemebelian untuk dieksekusi dari permintaan tersebut. Untuk
bahan baku standar, hanya diindikasikan untuk nomor persediaan suatu item. Kemudian
tergantung pada agen pembelian untuk menggunakan pertimbangannya dan menetapkan
kebijakan mengenai sumber dan jumlah pasokan. Dan untuk bahan baku nonstandar,
informasi disediakan dalam buku permintaan pembelian melalui cetakan biru, berat, standar,
merek, jumlah dan harga yang disarankan.
2. Pesanan pembelian
Pesanan pembelian memberikan gambaran kepada pemasok mengenai barang da jasa
yang dipesan, persyaratan, harga dan instruksi pengapalan. Ditandatangani oleh agen

pembelian atau pihak yang berwenang. Kemudian memberikan wewenang kepada
pemasok untuk mengirimkan sejumlah barang tertentu sesuai dengan persyaratan

yang disepakati pada waktu dan tempat tertentu. Formulir pemesanan milik pemasok
dapat digunakan, namun pada praktiknya formulir pemesanan pembelian dibuat oleh
perusahaan pembeli yang dibuat sesuai kebutuhan pembeli. Ketika komitmen
pembelian dibuat melalui surat atau nelalui wakil penjualan lain, pesanan pembelian
berfungsi sebagai konfirmasi atas komitmen tersebut.
3. Electronic data interchange (EDI)
Merupakan pertukaran informasi transaksi anatara komputer dari suatu perusahaan
dengan komputer perusahaan lain. Metode ini dilakukan tanpa menggunakan kertas
(paperless) dengan menghilangkan banyak dokumen kertas.
Penerimaan (Departemen Penerimaan)
1) Membongkar bahan baku yang masuk
2) Membandingkan jumlah yang diterima dengan daftar perusahaan perkapalan
(shipper’s packing list)
3) Mencocokan bahan baku yang diterima dengan deskripsi dalam pesanan pembelian
4) Membuat laporan penerimaan yang menjadi bahan pengambilan keputusan bagi
departemen pemerikasaan untuk menerima atau menolak pesanan atas pengapalan
5) Memberitahu departemen pembelian atas perbedaan yang ditemukan

6) Mengatur pemeriksaan apabila diperlukan
7) Mengirimkan bahan baku yang diterima ke lokasi yang sesuai
Jika bahan baku tidak diperiksa pada saat penerimaan, laporan didistribusikan sebagai
berikut :
a. Departemen penerimaan menyimpan satu kopi lainnya ke departemen
pembelian sebagai pemberitahuan atas penerimaan bahan baku
b. Semua kopi lain dikirim ke departemen pemeriksaan dan didistribusikan
c. Saat pemeriksaan selesai, satu kopi dikirimkan ke departemen akuntansi
untuk dicocokkan dengan pesanan pembelian dan faktur pemasok dan
melakukan pembayaran.
d. Kopi lain dikirimkan ke departemen pengendalian bahan baku, perencanaan
produksi sebagai pelaporan dan rekomendasi bagi pesanan berikutnya.
e. Satu kopi dan bahan baku dikirim ke gudang
Alternatif lainnya, data laporan penerimaan dapat dimasukkan secara
elektronik, dengan menggunakan key-board atau alat scan optik sehingga
dapat ditransfer ke semua penerima yang sesuai.

Persetujuan faktur dan pemrosesan data
Persetujuan faktur penting dilakukan untuk pengendalian bahan baku. Pada saat bahan baku
sampai di departemen penerimaan akan menerima faktur dari pemasok. Faktur ini digunakan

untuk mencocokan dan memeriksa data pada faktur dengan pesanan yang diterima. Jika
sesuai, klerek faktur memberikan persetujuan dan melampirkan faktur tersebut ke pesanan
pembelian dan lapran penerimaan untuk membuat voucher. Data voucher dijurnal dan
diposting ke buku pembantu sehingga dapat dimasukkan ke jurnal pembayaran kas sesuai

dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Transaksi pemeblian memepengaruhi akun
pengendalian dan akun pembantu.

 Biaya Perolehan Bahan Baku
Harga faktur pemasok dan bahan baku dan beban transportasi adalah biaya pembelian barang
yang paling tampak. Dan biaya yang tidak tampak adalah biaya akuisisi, yaitu biaya dalam
melakukan pembelian, penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, penyimpanan dan
akuntansi.
Biaya akuisisi memerlukan usaha yang biayanya lebih besar dari manfaat yang diperoleh,
oleh karena itu, dijadikan sebagai overhead. Sedangkan bahan baku dibukukan sesuai dengan
harga faktur yang dibayar ke pemasok.
Diskon Pembelian, biasanya tidak dicatat dalam akun apapu. Hanya diperlukan sebagai
pengurangan saja. Yaitu, harga yang dibayar ke pemasok dicatat setelah diskon.
Beban angkut pembelian (freight-in). Merupakan biaya bahan baku. Cara pencatatannya
terdapat banyak alternatif, diantaranya :

a. Jika beban angkut dimasukkan ke debit ke bahan baku di buku besar, maka beban
angkut dapat ditambahkan secara proporsional ke setiap catatan pembantu bahan baku
dari setiap item.
b. Membebankan semua beban angkut pembelian ke akun beban angkut pembelian dan
mencatat harga faktur sebagai biaya bahan baku. Saat bahan baku akan diproduksi,
tarif beban angkut pembelian yang dibebankan akan ditambahkan ke biaya per unit
dari nilai yang tercantum dalam kartu catatan pembantu bahan baku. Jumlah ini akan
didebitkan pada barang dalam proses atau pengendalian overhead pabrik dan
kreditnya ke beban angkut pembelian.
Biaya akuisisi yang dibebankan, jika bahan baku akan dimasukkan biaya akuisisi, tarif
pembebanan dapat ditambahkan ke setiap faktur dan setiap item, daripada membebankan
biaya ke overdead pabrik. Dapat digunakan tarif tunggal atau yang terpisah untuk setiap kelas
biaya.
Buku pembantu bahan baku, menunjukkan jumlah dan harga dari setiap jenis bahan baku
yang diterima, dikeluarkan dan tersedia, catatan tersebut biasanya memuat rincian dari nomor
akun, deskripsi jenis bahan baku, serta lokasi dan jumlah maksimum atau minimum yang
harus tersedia.

Metode Kuantitatif
1. Merencanakan Kebutuhan Bahan Baku


Perencanaan bahan baku berurusan dengan dua faktor fundamental yaitu jumlah dan waktu
pembelian. Penentuan berapa banyak yang akan dibeli dan kapan akan membeli melibatkan
dua jenis biaya yang saling berlawanan, yaitu : biaya penyimpanan persediaan (cost of
carrying inventory) dan biaya karena tidak menyimpan cukup persediaan.
2. Kuantitas Pemesanan Ekonomis (Economic Order Quantity- EOQ)
Kuantitas pemesanan ekonomis (economic order quality-EOQ) adalah jumlah persediaan
yang dipesan pada suatu waktu yang meminimalkan biaya persediaan tahunan. Jika suatu
perusahaan tidak terlalu sering membeli bahan baku dan melakukan pembelian tersebut
dalam jumlah besar, penyimpanan persediaan menjadi tinggi karena investasi yang cukup
besar dalam persediaan. Jika pembelian dilakukan dalam jumlah yang kecil, dengan frekuensi
pesanan yang cukup sering , hal ini dapat mengakibatkan biaya pemesanan yang tinggi . oleh
karena itu, jumlah optimum yang dipesan pada suatu waktu tertentu ditentukan dengan cara
menyeimbangkan dua faktor : (1) biaya pemilikan (penyimpanan) bahan baku, dan (2) biaya
perolehan (pemesanan) bahan baku.
Kalkulasi diferensial memungkinkan perhitungan EOQ dengan rumus melalui penggunaan
informasi jumlah yang diperlukan, harga per unit, presentase biaya penyimpanan persediaan,
dan biaya per pesanan. Salah satu variasi rumus adalah sebagai berikut :
Kuantitas pemesanan ekonomis :


√ 2 x jumlah yang diperlukan per tahun x biaya per pesanan
biaya per unit bahan baku x presentase biaya penyimpanan

Atau EOQ = √

2 X RU x CO
CU x CC

Berdasarkan istilah EOQ, RU, CO, CU dan CC sebagaimana yang djelaskan di atas, rumus
tersebut didasarkan pada hubungan berikut :
RU
EOQ

= Jumlah pesanan pembelian per tahun

RU x CO
EOQ
EOQ
2


= Biaya pemesanan per tahun

= Rata-rata jumlah unit dalam persediaan pada setiap waktu

CU x CC x EOQ
2

= Biaya penyimpanan per tahun

RU x CO
CU X CC +EOQ
+
= Total biaya per tahun dari biaya pemesanan dan
EOQ
2
penyimpanan persediaan,
disebut sebagai AC

Menentukan Waktu Pemesanan
Rumus untuk Menentukan Titik Pemesanan

Titik pemesanan (order print) dicapai bila jumlah yang tersedia sama dengan kebutuhan yang
diperkirakan : I + QD = LTQ + SSQ

BAB 11
TENAGA KERJA : PENGENDALIAN DAN AKUNTANSI BIAYA

Produktivitas dan Biaya Tenaga Kerja (labor produktivity) yaitu sebagai suatu ukuran
kinerja produksi yang menggunakan pengeluaran atas usaha manusia sebagai tolok
ukurannya.
Rencana Pemberian Insentif, memberikan imbalan bagi pekerja sesuai dengan peningkatan
outputnya yang berkualitas tinggi.
Tujuan Rencana Pemberian Insentif, untuk mendorong pekerja agar memproduksi lebih
banyak guna memperoleh upah yang tinggi dan pada saat yang bersamaan mengurangi biaya
per unit. Rencana tersebut berusaha untuk memastikan output yang lebih besar untuk
meningkatkan pengendalian atas biaya tenaga kerja dengan memastikan biaya per unit yang
lebih seragam dan untuk mengubah dasar pemberian imbalan dari jam kerja yang dijalani
menjadi pekerjaan yang diselesaikan.
o Jenis Rencana Pemberian Insentif
1. Rencana Unit Kerja Langsung (Straight Pieceword Plan)
Adalah salah satu rencana pemberian insentif yang paling sederhana yaitu membayar upah
diatas tarif dasar untuk produksi diatas standar. Standar produksi dihitung dalam menit per
unit dan kemudian diterjemahkan menjadi jumlah dolar yang dibayarkan per unit.
2. Rencana Bonus Seratus Persen (One – Hundred- Percent Bonus Plan)
Merupakan suatu variasi dari rencana unit kerja langsung, rencana ini berbeda dengan
rencana unit kerja langsung dalam hal bahwa standar tidak dinyatakan dalam uang,
melainkan dalam waktu per unit output.
3. Rencana Bonus Kelompok (Grup Bonus Plan)
Seperti rencana yang didesain untuk pemberian insentif individual dimaksudkan untuk
mendorong produksi pada tarif diatas standar. Setiap pekerja dalam kelompok menerima tarif
per jam untuk produksi sampai sejumlah output standar. Unit yang diproduksi diatas standar
dianggap sebagai waktu yang dihemat oleh kelompok tersebut dan sebagi akibatnya setiap
pekerja menerima bonus untuk penghematan waktu tersebut. Biasanya bonus yang diperoleh
suatu keompok dibagi ke anggota-anggota kelompok sesuai dengan tarif dasar mereka
masing-masing.
4. Rencana Insentif Organisasi (Pembagian Keuntungan Organisasi)

Rencana ini mengharuskan manajemen mendorong partisipasi pekerja dan berkomitmen
untuk menyukseskan rencana pemberian insentf tersebut . Fitur utama dari rencana ini adalah
bahwa semua individu memiliki kapasitas untuk memberikan konstribusi yang berharga
kepada suatu organisasi.
 Standar Waktu dan Teori Kurva Belajar
Teori kurva belajar (learning curve theory) menyatakan bahwa setiap kali kuantitas output
kumulatif menjadi dua kali lipat, maka rata-rata waktu kumulatif per uni berkurang sebesar
presentase tertentu.
Pengaturan Akuntansi untuk Biaya Tenaga Kerja dan Pengendalian
Akuntansi biaya tenaga kerja mencakup :
1) Sejarah kerja dari setiap pekerja, seperti dipekerjakan, tingkat upah, penugasan awal,
promosi, kenaikan gaji dan waktu cuti untuk liburan atau karena sakit.
2) Informasi yang diperlukan untuk memenuhi kontrak serikat kerja, hukum jaminan
sosial, peraturan upah dan jam kerja, pajak penghasilan yang dipunggut dan
persyaratan pemerintah federal, pemerintah negara bagian atau pemerintah lokal
lainnya.
3) Waktu kerja dan biaya standar.
4) Jam kerja setiap karyawan, tingkat upah dan tota pendapatan untuk setiap periode
penggajian.
5) Perhitungan potongan dari upah kotor untuk setiap karyawan.
6) Output atau pencapaian dari setiap karyawan.
7) Jumlah biaya dan jam tenaga kerja tidak langsung maupun tenaga kerja langsung
yang akan dibebankan ke setiap pesanan, lot, proses atau departemen untuk setiap
periode. Biaya atau jam tenaga kerja langsung sering kali digunakan sebagai dasar
untuk mengalokasikan biaya overhead.
8) Total biaya tenaga kerja di setiap departemen untuk setiap periode
9) Data kumulatif atas potongan pendapatn dan gaji untuk setiap karyawan.
Biasanya adalah mungkin untuk menetapkan rasio yang cukup akurat dari
penggunaan tenaga kerja terhadap nilai penjualan dalam dolar untuk setiap produk atau lini
produk. Dengan menggunakan rasio-rasio tersebut dan ramalan penjualan, kebutuhan akan
tenaga kerja di masa depan dapat didedikasikan. Pengendalian biaya tenaga kerja dimulai
dengan desain produk dan terus berlanjut sampai waktu penjualan dan pelayanan purna jual.
Departemen yang terlibat dalam perhitungan biaya tenaga kerja termasuk departemen
personalia, departemen perencanaan produksi, departemen pencatatan waktu, departemen
penggajian dan departemen biaya.
a. Departemen Personalia
Fungsi utama dari departemen personalia adalh untuk menyediakan tenaga kerja yang
efisien dan memastikan bahwa seluruh organisasi mebgikuti kebijakan personalia yang

sesuai. Fungsi departemen personalia meliputi perektutan, pelatihan, penilaian, konseling
pensiun, pemustusan hubungan kerja dan penempatan ke luar.
b. Departemen Perencanaan Produksi
Departemen perencanaan produksi bertanggung jawan untuk menjadwalkan pekerjaan dan
memberikan perintah kerja ke departemen produksi. Pemberian perintah kerja umumnya
disertai dengan permintaan baha baku dan kartu jam tenaga kerja yang mengindikasikan
operasi yang akan dilakukan atas prosuk tersebut.
c. Departemen Pencatatan Waktu
Memastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan adalah langkah
pertama dalam perhitungan biaya tenaga kerja. Pencatatan waktu yang akurat biasanya
dicapai dengan :
1. Kartu absen yang menyediakan bukti yang dapat diandalkan atas kehadiran karyawan di
pabrik dari waktu masuk sampai waktu pulang.
2. Kartu jam kerja atau kartu pesanan untuk memastikan informasi atas jenis dan lama
pekerjaan yang dilakukan.
Kedua dokumen diawai, dikendalikan dan dikumpulkan oleh departemen pencatatan waktu.

 Departemen Penggajian
Data penggajian diproses dalam dua tahap (1) menghitung dan menyiapkan gaji serta
(2) mendistribusikan biaya gaji ke pesanan dan departemen. Langkah-langkah ini dilakukan
oleh departemen penggajian yang bertanggung jawab untuk mencatat klasifikasi pekerjaan,
departemen, dan tingkat upah untuk setiap karyawan. Departemen penggajian menghitung
jam kerja dan upah yang diterima, melakukan pemotongan gaji, menentukan jumlah bersih
yang harus dibayarkan ke setiap karyawan, memelihara catatan pendapatan permanen untuk
setiap tenaga kerja yang akan dibebankan ke setiap pesanan dan departemen. Departemen
penggajian juga mempersiapkan cek atau menyediakan data yang diperlukan oleh kasir atau
bendahara untuk melakukan pembayaran gaji.

 Departemen Biaya
Berdasarkan ikhrisar distribusi biaya tenaga kerja atau kartu jam kerja, departemen biaya
mencatat biaya tenaga kerja langsung pada kartu biaya pesanan atau laporan produksi
departemental, serta mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung pada catatan overhead
departemental yang terperinci.

 Akuntansi untuk Biaya-biaya yang Berkaitan dengan Tenaga Kerja

-

Penghasilan lembur

Pendapatan lembur terdiri atas dua elemen : (1) tarif upah reguler dan (2) premium lembur,
yang merupakan jumlah tambahan untuk jam kerja yang melebihi batas tertentu. Batas
tersebut mungkin saja adalah 40 jam kerja per minggu atau 8 jam kerja per hari. Bagi
sebagian besar pekerja, pemberi kerja harus membayar lembur minimal sebesar atau setengah
kali tarif upah reguler.
-

Pembayaran Bonus dan Kompensasi yang Ditunda

Sebagaimana perusahaan berusaha untuk mendtabilisasi atau mengurangi tunjangan
perusahaan juga berusaha mencari cara untuk mengurangi upah pokok. Jika seorang
karyawan diberikan kenaikan upah, maka kenaikan tersebut menjadi hak karyawan yang terus
dibayarkan setiap tahun, dan meningkatkan pensiun pekerja tersebut serta tunjangantunjangan lain yang dibayarkan oleh perusahaan. Pemberi kerja dapat menurunkan biaya
dengan meminimalkan kenaikan gaji pokok dan sebagai gantinya membayarkan bonus
insentif.
Jumlah pembayaran bonus dapat dihitung per karyawan untuk setiap klasifikasi pekerjaan.
Klasifikasi tersebut dapat didefinisikan sebagai presentase dari laba, sebagian dari upah serta
bulan atau sebagai jumlah terhitung lainnya. Jumlah bonus dapat merupakan tradisi yang
sudah lama dijalankan di suatu perusahaan, atau jumlahnya dapat bervariasi dari tahun ke
tahun.Pembayaran bonus adalah biaya produksi , beban pemasaran atau beban administrasi,
bergantung pada di mana pekerja tersebut ditugaskan.
-

Tunjangan Cuti

Tunjangan cuti mewakili masalah biaya yang serupa dengan pembayaran bonus. Ketika
seseorang karyawan berhak untuk mengambil cuti selama dua minggu dengan tetap dibayar,
tunjangan cuti diakrual selama 50 minggu masa produktif. Misalnya asumsikan seorang
pekerja langsung memiliki upah okok sebesar $ 300, dan berhak atas cuti dengan tetap
dibayar selama dua minggu. Biaya tenaga kerjanya adalah sebesar $ 300 plus $ 12 per
minggu. Dalam waktu 50 minggu dengan tarif $ 12 per minggu, maka pembayaran yang
ditunda adalah sebesar $ 600, yang merupakan estimasi tunjangan cuti.
Pernyataan FASB No: 43, “ Accounting for Compensated Absences”, mengharuskan pemberi
kerja untuk mengakrual suatu kewajiban berkaitan dengan hak karyawan atas kompensasi
untuk ketidakhadiran di masa depan ketika persyaratan-persyaratan berikut dipenuhi : (1) hak
tersebut timbul berkaitan dengan jasa karyawan yang telah diserahkan, (2) hak tersebut tetap
atau diakumulasikan, (3) pembayaran mungkin, dan (4) jumlahnya dapat diestimasikan
dengan wajar.

-

Rencana Upa Tahunan Terjamin

Pembayaran ini dimaksudkan untuk menambah asuransi pengangguran. Misalnya, asumsikan
bahwa seorang pekerja yang menganggur dijamin 60 persen dari gaji bersih normal, dimulai
dari minggu kedua pemutusan hubungan kerja dampai 26 minggu ke depan. Untuk mengakui
kewajiban atas pembayaran yang akan dilakukan selama pemutusan hubungan kerja,
dicatatlah akrual atas suatu jumlah estimasi, misalnya 15 sen per jam pekerja.
-

Program Pensiun

Program pensiun (personal plan) merupakan pengaturan untuk pembayaran ke karyawan
untuk tahun-tahun setelah pensiun. Dalam kasus bonus dan cuti yang dibayar, sebagian dari
total pendapatan karyawan dipotong atau diakrualkan untuk suatu periode waktu dalam bulan
dan kemudian dibayarkan sekaligus. Dalam kasus pembayaran pensiun, upah diperoleh dan
biaya tenaga kerja terjadi dalam banyak tahun sebelum pembayaran dlakukan. Dengan
asumsi bahwa karyawan dibayarkan upah pokok untuk 40 jam kerja per minggu dan biaya
pensiun pemberi kerja berjumlah $ 1,50 per jam, biaya pensiun yang terjadi adalah sebesar $
60 per minggu dan dibebankan ke overhead pabrik, beban pemasaran atau beban administasi.
Ada beberapa jenis metode program pensiun:
1) Employee Retirement Income Security Act tahun 1974
2) Standar Biaya Pensiun CASB
3) Imbalan Pscakerja Selain Pensiun
Tambahan Peraturan yang Memengaruhi Biaya yang Berkaitan dengan Tenaga kerja
Akuntansi untuk biaya tenaga kerja adalah lebih sederhana sebelum peraturan jaminan sosial
yang pertama. Peraturan tersebut menyebabkan banyak pemberi kerja merasa perlu untuk
mendesain ulang sistem penggajiannya guna mempertanggungjawabkan potongan gaji yang
diwajibkan dan untuk menyimpan lapran-laporan yang diharuskan.kemudian peraturan
negara bagian dan federal mengharuskan persyaratan tambahan untuk akuntansi.
1) Federal Insurance Contributions Act (FICA)
2) Federal Unemployment Tax Art (FUTA)

-

Asuransi Kompensasi Pekerja

Hukum asuransi kompensasi pekerja memberikan manfaat asuransi untuk pekerja dan ahli
warisnya atas kerugian yang disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit yang diderita karena
pekerjaan. Manfaat biaya premium dan rinciannya berbeda dari satu negara bagian ke negara
bagian lain. Total biaya dari asuransi ini ditanggung oleh pemberi kerja.
-

Pemotongan Pajak Penghasilan Federal, Negara Bagian, dan Pajak Upah Kota

Pemberi kerja diharuskan untuk memotong pajak penghasilan federal, serta negara bagian
dan lokal apabila memungkinkan , dari kompensasi karyawan. Pemberi kerja juga harus

melaporkan ke otoritas perpajakan federal, negara bagian, dan lokal mengenai jumlah
kompensasi yang dibayarkan ke setiap karyawan serta jumlah pajak penghasilan yang
dipotong.
-

Potongan – potongan yang Berkaitan dengan Tenaga Kerja

Selain potongan gaji yang diharuskan, berbagai jenis potongan lain juga dapat dipotong dari
pembayaran gaji sesuai dengan persetujuan karyawan.
Asuransi, banyak perusahaan menyediakan asuransi kesehatan, kecelakaan, rumah sakit dan
asuransi jiwa untuk karyawan. Sering kali perusahaan dan karyawan sama-sama menanggung
biayanya dan bagian karyawan dipotong dari upahnya secara berkala.
Iuran Serikat Kerja, banyak perusahaan yang mempekerjakan karyawan anggota serikat
kerja menyetujui “iuran serikat kerja”, dimana iuran keanggotaan pertama kali dan iuran
periodik sebagai anggota dipotong dari pembayaran gaji setiap karyawan. Untuk
mempertanggungjawabkan potongan-potongan ini, akun buku besar berjudul Iuran Serikat
Kerja dikredit untuk jumlah iuran yang ditahan secara berkala, perusahaan menyetorkan total
iuran yang dikumpulkan ke serikat kerja.
Persekot Gaji, persekot gaji dapat diberikan ke karyawan dalam bentuk uang tunai, bahan
baku, atau barang jadi. Untuk pengendalian, formulir otorisasi persekot dieksekusi oleh
manajer yang bertanggungjawab dan dikirim ke departemen penggajian. Akun aset persekot
gaji dan upah didebit untuk semua persekot. Bagi perushaan, akun ini adalah piutang.

BAB 12
OVERHEAD PABRIK : ANGGRAN, AKTUAL DAN PEMBEBANAN

 Karakteristik Overhead Pabrik
Overhead pabrik pada umumnya didefinisikan sebgai bahan baku tidak langsung, tenaga
kerja tidak langsung dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat dengan mudah
diidentifikasikan dengan atau dibebankan langsung ke pesanan , produk, atau objek biaya lain
tertentu. Istilah lain yang digunakan untuk overhead pabrik adalah beban pabrik, overhead
produksi, biaya produksi tidak langsung, beban produksi, overhead pabrik, beban pabrik dan
biaya manufaktur tidak langsung.
Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang memerlukan pertimbangan jika produk
akan dibebankan dengan jumlah yang wajar dari biaya ini. Karakteristik-karakteristik ini
berkaitan dengan hubungan antara overhead pabrik dengan produk atau volume produksi.
Tidak seperti bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, overhead merupakan bagian
yang tidak terlihat dari produk jadi. Karakteristik yang kedua dari overhead berkaitan dengan
bagaimana item-item yang berbeda dalam overhead berubah terhadap perubahan dalam
volume produksi. Overhead dapat bersifat tetap, variabel atau semivariabel.

 Faktor- faktor yang Dipertimbangkan dalam Pemilihan Tarif Biaya Overhead
Jenis tarif overhead berbeda tidak hanya dari suatu persudahaan ke perusahaan lain,
jtetapi juga dari suatu departemen, pusat biaya atau tempat penampungan biaya ke
departemen, pusat biaya atau tempat penampungan biaya lain di dalam satu perusahaan.
Paling tidak ada lima faktor yang mempengaruhi pemilihan tarif overhead, kelima faktor
tersebut diikhtisarkan sebagai berikut :
1. Dasar yang Digunakan
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Output fisik
Biaya bahan baku langsung
Biaya tenaga kerja langsung
Jam tenaga kerja langsung
Jam mesin
Transaksi atau aktivitas

2. Pemilihan Tingkat Aktivitas
a. Kapasitas teoretis
b. Kapasitas praktis
c. Kapasitas aktual yang diperkirakan

d. Kapasitas normal
e. Dampak kapasitas terhadap tarif overhead
f. Kapasitas menganggur versus kelebihan kapasitas
3. Memasukkan atau Tidak Memasukkan Overhead Tetap
a. Perhitungan biaya penerapan penuh
b. Perhitungan biaya langsung
4. Menggunakan Tarif Tunggal atau Beberapa Tarif
a. Tarif tingkat pabrik
b. Tarif departemental
c. Tarif subdepartemental dan aktivitas
5. Menggunakan Tarif yang Berbeda untuk Aktivitas Jasa

 Dasar yang Dapat Digunakan
Faktor yang diukur sebagai penyebut (denominator) dari tarif overhead tersebut sebagai
dasar tarif overhead, dasar lokasi overhead atau dasar. Tujuan utama dalam pemilihan dasar
adalah untuk memastikan pembebanan overhead dalam pesanan, produk, atau pekerjaan yang
dilakukan. Tujuan kedua dalam pemilihan dasar pembebanan adalah untuk meminimalkan
biaya dan usaha klerikal. Ketika dua atau lebih dasar pembebanan menghasilkan jumlah
pebebanan overhead pabrik yang hampir sama untuk setiap pesanan atau produk, maka dasar
pembebanan yang paling sederhana dan paling mudah diukurlah yang sebaiknya digunakan.
Output Fisik atau unit produksi adalah dasar uang paling sederhana untuk membebankan
overhead pabrik. Penggunaannya diilustrasikan sebagai berikut :
Estimasi Overhead Pabrik
Estimasi Unit Produksi

= Overhead pabrik per unit

Dasar Biaya Bahan Baku Langsung, dibeberapa perusahaan, suatu studi atas biaya masa
lampau menunjukkan korelasi yang tinggi antara biaya bahan baku langsung dan overhead.
Hal ini mungkin terjadi, misalnya ketika sebagian besar pekerjaan produksi terdiri atas
penerimaan, inspeksi, penyimpanan, pengambilan dan penanganan dari banyak lot bahan
baku yang mahal. Dalam kasus semacam ini, suatu tarif yang didasarkan pada biaya bahan
baku mugkin lebih sesuai. Tarif tersebut dihitung dengan cara membagi estimasi total
overhead dengan estimasi total biaya bahan baku langsung sebagai berikut :
Estimasi overhead pabrik
Estimasi biaya bahan baku
baku langsung

x100 = overhead pabrik sebagai presentase dari biaya bahan

Dasar Biaya Tenaga Kerja Langsung, mengguakan dasar biaya tenaga kerja langsung
untuk membebankan overhead pabrik ke pesanan atau produk mengharuskan estimasi

overhead dibagi dengan estimasi biaya tenaga kerja langsung untuk menghitung suatu
presentase :
Estimasi overhead pabr ik
Estimasi biaya tenagakerja langsung
biaya TKL

x100 = overhead pabrik sebagai presentase dari

Penggunaan metode ini adalahlogis apabila terdapat hubungan yang kuat antara biaya tenaga
kerja langsung dengan overhead pabrik dan tarif upah per jam untuk pekerjaan yang serupa
tidak jauh berbeda. Metode ini akan tidak sesuai apabila :
1. Overhead pabrik mencakup depresiasidari mesin yang mahal, yang tidak memiliki
hubungan dengan gaji tenaga kerja langsung.
2. Total biaya tenaga kerja langsung mencerminkan jumlah upah yang dibayarkan untuk para
pekerja produksi berupah tinggi maupun rendah yang melakukan pekerjaan yang serupa.
Dasar Jam Tenaga Kerja Langsung , didesain untuk mengatasi kelemahan kedua dari
penggunaan dasar biaya tenaga kerja langsung. Tarif overhead pabrik yang didasarkan pada
jam tenaga kerja langsung dihitung sebagai berikut :
Estimasi overhead pabrik
Estimasi jam tenagakerja langsung

= overhead pabrik per jam tenaga kerja langsung

Dasar Jam Mesin, ketika mesi n digunakan secara ekstensif, maka jam mesin mungkin
merupakan dasar yang paling sesuai untuk pembebanan overhead. Metode ini didasarkan
pada waktu yang diperlukan untuk melakukan operasi yang identik oleh suatu mesin atau
sekelompok mesin. Total jam mesin yang diperkirakan akan digunakan diestimasi dan tarif
per jam mesin ditentukan sebagai berikut :
Estimasi overhead pabrik
Estimasi jam mesin

= Overhead pabrik per jam mesin

Dasar Transaksi, sekelompok biaya mungkin dapat diasosiasikan dengan suatu aktivitas
tertentu yang tidak terwakili oleh dasar mana pun yang telah dibahas sebelumnya. Semakin
besar perbedaan kompleksitas dalam lini produk, semakin besar jumlah transaksi. Pendekatan
transaksi (transaction-base approach) terhadap alokasi overhead lebih dikenal sebagai
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC). Kriteria utama dalam
pemilihan dasar overhead adalah kewajiban korelasi anara dasar pembebanan dengan biaya
overhead, kepraktisan dari pekerjaan klerikal dan akurasi perhitungan biaya. Semakin
banyak perusahaan yang memilih dasar yang berbeda untuk kategori biaya yang berbeda.
Salah satu contoh pendekatan ini adalah beberapa departemen produksi dengan satu atau
lebih tarif overhead yang dihitung untuk masing-masing departemen.
 Pemilihan Tingkat Aktivitas
Dalam menghitung tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya, tingkat aktivitas yang
dipilih sangat menentukan. Pembilang (numerator) dari tarif overhead adalah estimasi biaya

overhead untuk tingkat aktivitas tertentu dan penyebutnya (denominator) adalah estimasi dari
dasar alokasi pada tingkat aktivitas yang sama. Semakin besar tingkat aktivitas yang
diasumsikan, semakin rendah tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya.
Kapasitas Teoritis, kapasitas teoretis dari suatu departemen, pabrik atau fasilitas lainya
adalah kapasitas untuk memproduksi pada kecepatan penuh tanpa interupsi. Hal ini dicapai
jika pabrik atau departemen tersebut memproduksi pada tingkat 100% dari kapasitas yang
dinyatakan. Misalnya jika sebagian besar dari kapasitas yang tidak terpakai disebabkan oleh
ketidaktersediaan bahan baku, maka manajer dapat melakukan investigasi atas berapa banyak
perbaikan yang dapat diperoleh dengan melakukan relokasi sehingga lebih dekat ke pemasok
atau dengan membeli perusahaan pemasok.
Kapasitas Praktis, adalah sangat tidak mungkin bahwa perusahaan mana pun dapat
beroperasi pada tingkat kapasitas teoretis lebih dari beberapa menit atau jam dalam satu
waktu. Dan sangat jarang menemukan perusahaan yang mengoperasikan tiga shift per hari
dan mempertahankan proses produksi selama 24 jam. Faktor – faktor ini mengurangi tingkat
kapasitas teoretis menjadi tingkat kapasitas praktis. Pengurangan ini disebabkan oleh
pengaruh internal dan tidak mempertimbangkan pengaruh eksternal seperti langkanya
pesanan pelanggan. Penurunan kapasitas teoretis ke kapasitas praktis biasanya berkisar dari
15% sampai 25% yang mengakibatkan tingkat kapasitas praktis hanyalah 75% sampai 85%
dari kapasitas teoretis.
Kapasitas Aktual yang Diperkirakan, kapasitas aktual yang diperkirakan mengacu pada
jumlah output yang diperkirakan akan diproduksi selama periode tersebut. Tingkat aktivitas
ini biasanya mengakibatkan perbedaan dalam tarif yang ditentukan sebelumnya di setiap
periode, karena peningkatan atau penurunan dalam produksi yang direncanakan.
Kapasitas Normal, mengacu pada aktivitas rata-rata selama suatu periode waktu yang cukup
lama untuk meratakan fluktuasi. Konsep ini berusaha untuk menstabilisasi suatu tarif
overhead yang akan berfluktuasi ketika fasilitas dipergunakan dalam tingkatan yang berbeda
dalam periode yang berbeda.
Memasukkan atau Mengeluarkan Biaya Overhead Tetap
Biasanya akuntansi biaya membebankan semua biaya pabrik ke output dari suatu periode.
Dalam pendekatan ini, yang disebut perhitungan biaya penerapan penuh (absorption costing),
perhitungan biaya konvensional (conventional costing) atau perhitungan biaya penug (full
costing) baik biaya tetap maupun variabel dimasukkan dalam tarif overhead pabrik.
Metode biaya lain disebut perhitungan biaya langsung (direct costing) atau perhitungan biaya
variabel (variable costing), dalam pendekatan ini hanya overhead pabrik variabel yang
dimasukkan dalam tarif overhead pabrik.
 Perhitungan Tarif Biaya Overhead
Langkah pertama dalam menghitung tarif oberhead adalah menentukan tingkat aktivitas yang
akan digunakan untuk dasar yang dipilih. Kemudian setiap item biaya overhead diestimasikan

atau dianggarkan pada tingkat aktivitas tersebut, sehingga menghasilkan estimasi total
overhead pabrik.
Biaya Overhead Aktual
Beberapa biaya overhead pabrik aktual dicatat ketika terjasi, pada saat transaksi dijurnal dan
diposting ke buku besar atau buku pembantu. Pencatatan ini tidak bergantung pada
pembebanan overhead pabrik. Tujuan dasar dari akumulasi overhead pabrik adalah untuk
menyediakan informasi untuk pengendalian. Pengendalian pertama-tama mengharuskan
pelaporan biaya ke kepala masing-masing departemen yang bertanggung jawab atas biaya
tersebut dan kemudian membuat perbandingan dengan jumlah yang akan dianggarkan untuk
tingkat aktivitas yang benar-benar dicapai. Pengumpulan data overhead bergantung pada
daftar akun, yang mengindikasikan akun yang digunakan untuk mencatat pemebanan dari
berbagai transaksi overhead.

Biaya Overhead yang Dibebankan dan Jumlah Pembebanan yang Terlalu Tinggi atau
Rendah
Overhead pabrik aktual (actual factory overhead) adlah jumlah biaya tidak langsung yang
terjadi, sementara overhead pabrik dibebankan (applied factory overhead) adalah jumlah
biaya yang dialokasikan ke output.
 Pembebanan Biaya Overhead
Tarif overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya sebesar $ 15 per jam mesin
dihitung untuk DeWitt Products, menggunakan estimasi overhead pabrik dan estimasi
jam mesin. Untuk meneruskan ilustrasi ini, asumsikan bahwa total jam mesin aktual
dari DeWitt Product adalah sebesar 18.900 dan biaya overhead pabrik aktual sebesar
$292.000. Overhead pabrik yang dibebankan selama periode ini adalah sebesar
18.900 x $ 15 = $283.000. Ayat jurnal umum yang mengikhtisarkan pembebanan
overhead adalah :
Barang dalam proses
Overhead Pabrik

283.000
283.000

Akun overhead pabrik dibebankan kemudian ditutup ke akun pengendali overhead di
akhir tahun dengan ayat jurnal berikut :
Overhead Pabrik
283.500
Pengendali Overhead Pabrik
283.5000
 Jumlah Pembebanan yang Terlalu Tinggi atau Terlalu Rendah
Oleh karena jumlah debit jarang sama dengan jumlah kredit, maka biasanya terdapat
saldo debit atau kredit di akun tersebut. Saldo debit mengindikasikan bahwa overhead
pabrik telah dibebankan terlalu rendah (underapllied), sedangkan saldo kredit
mengindikasikan bahwa overhead pabrik terlalu tinggi (overapplied). Saldo
pemberian terlalu tinggi atau terlalu rendah ini merupakan sumber bagi banyak

informasi yang diperlukan oleh manajemen untuk mengendaliakan dan menilai
efisiensi operasi serta penggunaan kapasitas yang tersedia dan untuk menghitung tarif
overhead pabrik yang telah ditentukan sebelumnya bagi periode-periode berikutnya.
 Disposisi Jumlah Pembebanan yang Terlalu Tinggi atau Terlalu Rendah
Disposisi dari overhead pabrik yang dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah
biasanya cukup sederhana, diakhir periode akuntansi jumlah tersebut dapat
diperlakukan sebagai biaya periodik atau dialokasikan ke persediaan dan harga pokok
penjualan.
 Mengubah Tarif Biaya Overhead
Tarif overhead biasanya ditinjau kembali secara periodik. Perubahan dalam periode
produksi harga, efisiensi dan ramalan penjualan membuat tinjuan kembali dan revisi
yang memungkinkan dari tarif overhead diperlukan paling tidak setahun sekali.
Batasan yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam merevisi tarif overhead
bergantung pada frekuensi perubahan, pada faktor-faktor ang mempengaruhi tarif
overhead dan pada kebutuhan serta keinginan manajemen akan data biaya terkini.

BAB 13
BIAYA OVERHEAD PABRIK : DEPARTEMENTALISASI

Departementalisasi (departmentalization) dari overhead pabrik berarti membagi
pabrik ke dalam segmen-segmen yang disebut departemen, yang menjadi tujuan pembebanan
biaya overhead. Untuk tujuan akuntansi pembagian suatu pabrik ke departemen-departemen
yang terpisah menghasilkan perhitungan biaya produksi yang lebih baik dan meningkatkan
pengendalian yang bertanggung jawab atas biaya overhead.
Proses departementalisasi overhead merupakan pengembangan dari metode yang telah
dibahas sebelumnya. Mengestimasi biaya atau menganggarkan biaya dan memilih dasar yang
sesuai untuk membebankan biaya tersebut masih diperlukan. Selain itu departementalisasi
overhead memerlukan estimasi atau anggaran yang terpisah untuk setiap departemen. Biaya
aktual dari suatu periode masih tetap dicatat diakun pengendali overhead pabrik dan buku
pembantu overhead, tetapi biaya tersebut dirinci sampai tingkat departemen maupun jenis
biayanya. Hal ini memungkinkan perbandingan biaya aktual dengan biaya yang dibebankan
untuk setiap departemen.

 Departemen Produksi dan Departemen Jasa
Departemen produksi (producing department) menghasilkan produk dengan
mengubah bentuk atau sifat dari bahan baku atau dengan merakit komponen.
Departemen jasa (service department) memberikan pelayanan yang berkontribusi
secara tidak langsung terhadap produksi produk tetapi tidak mengubah bentuk,
rakitam, maupun sifat dari bahan baku. Contoh-contoh dari departemen produksi dan
departemen jasa adalah sebgai berikut :
Produksi
Pemotongan penggilingan
Penyerutan
pelapisan
Perakitan
pengrajutan
Pelapisan kain percampuran
-

Jasa
Utilitas
Penerimaan
penyimpanan
pembelian

pengapalan
medis
personalia
kafetaria

Pemilihan Departemen Produksi
Sisitem informasi biaya didesain untuk mencerminkan departementalisasi. Sistem
tersebut mengakumulasikan biaya produksi per departemen, tanpa memerhatikan
apakah operasinya merupakan jsnis pesanan atau jenis proses kontinu. Faktor-faktor
yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jenis departemen yang diperlukan
untuk menetapkan tarif overhead departemental yang akurat adalah sebgai berikut :
1) Kesamaan operasi dan mesin di setiap departemen
2) Lokasi dari operasi dan mesin
3) Tanggung jawab atas produksi dan biaya
4) Hubungan operasi terhadap aliran produk

5) Jumlah departemen
- Pemilihan Departemen Jasa
Jasa yang memberikan manfaat kepada departemen produksi dan departemen
jasa lain, dapat diatur dengan cara (1) menetapkan departemen jasa yang terpisah
untuk setiap fungsi, (2) menggabungkan berbagai fungsi ke dalam suatu
departemen atau (3) menempatkan beberapa biaya jasa dalam suatu deprtemen
yang disebut tempat penampungan biaya umum pabrik. Penetapan departemen
yang terpisah untuk setiap fungsi jasa jarang dilakukan, bahkan perusahaanperusahaan besar. Ketika hanya relatif sedikit karyawan yang terlibat dan
aktivitasnya berkaitan erat, fungsi jasa sering digabungkan, bergantung pada
kondisi dimasing-masing perusahaan.
Biaya Langsung Departemental
Overhead pabrik terdiri dari atas semua biaya produksi yang tidak dapat
ditelusuri secara langsung ke pesanan atau produk tertentu. Tetapi, dalam
membebankan biaya ke departemen adalah penting untuk mengingat bahwa
departemen cenderung menjadi area yang relatif besar dalam suatu perusahaan.
Akibatnya banyak biaya overhead pabrik dapat ditelusuri secara langsung ke
departemen tertentu, biaya ini disebut biaya langsung departemental (direct
departmental cost)
1)
2)
3)
4)
5)

Supervisi, tenaga kerja tidak langsung dan lembur
Tunjangan-tunjangan tenaga kerja
Bahan baku tidak langsung dan perlengkapan pabrik
Perbaikan ddan pemeliharaan
Penyusutan peralatan
Biaya Tidak Langsung Departemental

Biaya seperti listirk, penerangan, sewa dan penyusutan atas bangunan pabrik,
apabila digunakan oleh semua departemen, tidak dibebankan langsung ke departemen
tertentu. Biaya ini tidak berasal dari departemen tertentu mana pun. Biaya ini terjadi
untuk memberikan manfaat bagi semua departemen, sehingga biayanya dialokasikan
ke semua departemen. Beberapa dari beban tidak langsung departemental yang
memerlukan alokasi antardepartemen, beserta dasar yang paling umum digunakan,
mencakup :
Biaya Departemen Tidak Langsung

Dasar Alokasi

Sewa gedung

Kaki Persegi

Pajak Properti

Kaki Persegi

Pengawas

Jumlah Karyawan

Asuransi kompensasi pekerja
Posisi variabel dari biaya listrik

Beban gaji departemen
Kwh

Menentukan Tarif Biaya Overhead Departemental
Overhead pabrik biasanya dibebankan berdasarkan jam mesin, jam tenaga kerja
langsung atau biaya tenaga kerja langsung, ketika hanya satu tarif overhead yang digunakan
untuk pabrik tersebut secara keeluruhan. Tetapi, penggunaan tarif departemental
mengharuskan pertimbangan yang berbeda untuk setiap overhead departemen produksi. Oleh
karena pada akhirnya semua overhead pabrik, baik yang berasal dari departemen produksi
maupun dari departemen jasa, akan dialokasikan ke departemen produksi, penetapan tarif
overhead departemental mencangkup langkah-langkah berikut :
1) Estimasi tota overhead departemental dari departemen produksi dan
departemen jasa pada tingkat aktivitas yang diperkirakan. Tentukan, jika
mungkin, sifat tetap dan variabel untuk seiap kategori biaya.
2) Buat suatu survei (dengan pengukuran atas semua dasar alokasi) dengan
tujuan untuk mendistribusikan biaya overhead tidak langsung departemental
dan biaya departemen jasa.
3) Estimasikan total overhead tidak langsung departemental (seperti listirk,
bahan bakar, air, penyusutan gedung, pajak properti, dan asuransi kebakaran)
pada tingkat aktivitas yang dipilih dan alokasikan biaya-biaya tersebut ke
departemen-departemen
4) Distribusikan biaya departemen jasa ke departemen yang memperoleh
manfaat dari jasa tersebut.
5) Hitung tarif overhead departmental.
Dalam rangka perhitungan biaya departemental dan produk, direkomendasikan dua
metode akuntansi berikut untuk biaya utilitas :
1) Membebankan semua biaya tenaga dan bahan bakar ke departemen utilitas tersendiri,
kemudian mengalokasikannya ke departemen yang menerima manfaatnya
2) Membebankan departemen-departemen tertentu dengan biaya tenaga dan bahan bakar
jika ada meteran terpisah dan membebankan sisanya ke departemen utilitas tersendiri.
Sisa inilah yang kemudian dialokasikan ke departemen yang menerima manfaatnya.

- Mengestimasikan Biaya Departemen Jasa
1) Metode langsung (direct method), dibeberapa perusahaan, biaya departemen jasa
didistribusikan hanya ke departemen produksi saja, meminimalkan pekerjaan klerikal
tetapi gagal untuk mengukur total biaya dari setiap departemen jasa. Metode langsung
dapat dibenarkan untuk perhitungan biaya produk jika hasil akhirnya tidak jauh
berbeda dengan hasil dari metode distribusi lainnya. Metode ini mengabaikan dan

tidak membebankan biaya apapun ke jasa yang diberikan oleh suatu departemen jasa
ke departemen jasa lain.
2) Metode bertingkat (step method), mendistribusikan biaya dari departemen jasa
berdasarkan urutan tertentu yaitu, urutan yang diterapkan oleh departemen. Metode
bertingkat juga disebut metode sekuensial (sequential method) karena biaya
didistribusikan dari departemen jasa sesuai dengan urutan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Biaya departemen jasa biasanya didistirbusikan sesuai dengan urutan yang didasarkan
pada jumlah jasa yang diberikan dan diterima. Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan adalah memulai dari departemen yang paling banyak melayani departemen
lain dan paling sedikit menggunakan jasa departemen lain. Alternatifnya, biaya dari
departemen jasa yang menyediakan jasa ke departemen jasa lain dengan nilai dolar
terbesar dapat didistribusikan pertama kali.
3) Metode stimultan, metode ini juga biasa dikenal dengan metode aljabar (algebraic
method),
Yaitu mempertimbangkan secara lengkap hubungan timbal balik antarsemua
departemen jasa. Biaya dari departemen jasa didistribusikan secara simultan, pertamatama dengan menggunakan aljabar untuk menyelesaikan dua pesamaan linear dengan
dua variabel yang tidak diketahui. Apabila ada banyak departemen jasa, matriks
aljabar menjadi berguna dan perhitungan dapat dilakukan menggunakan komputer.
Departementalisasi Biaya Overhead dalam bisnis Nonmanufaktur dan Organisasi Nirlaba
Pengendalian yang bertanggung jawan atas biaya departemental sama pentingnya di
aktivitas nonmanufaktur. Berikut adalah contoh dari entitas yang umumnya dibagi menjadi
departemen administratif dan departemen supervisi untuk perencanaan dan pengendalian
biaya. Dalam entitas-entitas ini, departemen dapat disebut dengan beberapa nama, seperti
bagian, kelompok, unit jasa atau pusat usaha.
a. Segmen nonmanufaktur dari perusahaan manufaktur (misalnya: departemen
pemasaran dan administrasi)
b. Toko ritel
c. Bank dan institusi keuangan lain
d. Perusahaan asuransi
e. Institusi pendidikan
f. Organisasi jasa, seperti hotel motel,rumah sakit, rumah perawatan, firma
hukum, firma akuntansi, praktis medis dan gigi serta agen rumah
g. Pemerintah federal, pemerintah negara bagian dan pemerintah lokal beserta
badan-badannya.