Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 denga

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus 1945 ~ KamuBisa-iO.
Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah pernyataan kemerdekaan dan pernyataan kemerdekaan yang
lebih rinci terdapat pada Pembukaan UUD 1945. Dalam Pembukaan UUD 1945 itu terkandung
pokok-pokok dan cita-cita luhur bangsa Indonesia yang menjadi jiwa dan semangat serta
pendorong ditegakkannya kemerdekaan dalam bentuk negara Republik Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila.

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus 1945

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus 1945
Pembukaan UUD 1945, di samping sebagai pernyataan kemerdekaan yang rinci dan mengandung
cita-cita luhur Proklamasi 17 Agustus 1945, juga mengandung dasar negara yang merupakan satu
rangkaian kesatuan dari

Postingan ini sambungan dari entri sebelumnya tentang "Isi Pembukaan UUD 1945. Dan kali ini
Saya akan tulis tentang "Hubungan Pembukaan UUD 1945 Dengan UUD".

1. Bagian pertama, kedua dan ketiga merupakan serangkayan pernyataan tentang keadaan dan
peristiwa
yang mendahului terbentuknya Negara Indonesia.
2. Bagian keempat merupakan pernyataan mengenai keadaan setelah Negara Indonesia ada dan

mempunyai
hubungan kausal dan organis dengan batang tubuh UUD
Hakekat Dan Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 menurut hakekatnya merupakan pokok kaidah Negara yang funda mental
dan
staatsfundamental, norm dan berkedudukan dua terhadap tertib hukum Indonesia dan ketentuan
hukum yang tinggi, kedudukan yang tetap, kuat dan tak bisa diubah. Ini dapat dirinjau dari dua
segi yaitu segi formal dan segi material.
Terpisahnya Pembukaan UUD 1945 Dengan Batang Tubuh UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 terpisah dengan Batang Tubuh UUD 1945 dan kedudukan serta
hakekatnya lebih tinggi Batang Tubuh UUD 1945
Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa Pancasila
terikat oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan secara formal yang
meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai dasar Negara (Suhadi, 1998).
Cita-cita hukum tersebut terangkum didalam empat pokok pikiran yang terkandung dalam
Undang Undang Dasar 1945 yang sama hakikatnya dengan
Pancasila, yaitu :
1. Negara Persatuan “ Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia “

2. Keadilan sosial “Negara hendak mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia “
3. Kedaulaatan Rakyat “ Neara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan
/perwakilan.”
4. Ketuhanan dan kemanusiaan “Negara berdasarkan atas ketuhanan yang menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradap.”
Pembukaan UUD 1945 adalah sumber motivasi dan aspirasi perjuangan dan tekad bangsa
Indonesia yang merupakan sumber cita-cita luhur dan cita cita mahal, sehingga pembukaan UUD
19445 merupakan tertib jukum yang tertinggi dan memberikan kemutlakan agi tertib hukum
Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 bersama dengan UUD 1945 diundnagkan dalam berita Republik
Indonesia tahun 11 No 7, ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada hakekatnya

semua aspek penyelenggaraan pemerintah Negara yang berdasarkan Pancasila terdapat dalam
alenia IV pembukaan UUD 1945.
Dengan demikian Pancasila secara yuridis formal ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara
Republik Indonesia bersamaan dengan ditetapkan Pembukaan UUD 1945 dan UUD 1945. Maka
Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 mempunyai hubungan timbal balik sebagai berikut :
Hubungan Secara Formal
Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan UUD 1945, maka

Pancasila memporelehi kedudukan sebagai norma dasar hukum positif. Dengan demikian tata
kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada asas-asas social, ekonomi, politik, yaitu
perpaduan asas-asas kultural, religigius dan asas-asas kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam
Pancasila.
Jadi berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secarta formal dapat disimpulkan sebagai
berikut :
a.) Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia adalah seperti yang
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alenia IV.
b.) Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah, merupakan pokok kaedah
Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum Indonesia mempunyai dua macam
kedudukan yaitu :
1. Sebagai dasarnya, karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang memberi factor-faktor
mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia.
2. Memasukkkan dirinya di dalam tertib hukum sebagai tertib hukum tertinggi.
c.) Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi, selain sebgai
Mukaddimah dan UUD 1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan
sebagai suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan
pasal-Pasalnya. Karena Pembukaan UUD 1945 yang intinya adlah Pancasila tidak tergantung
pada batang tubuh UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya.
d.) Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai hakikat,sifat,kedudukan

dan fungsi sebagai pokokkaedah negara yang fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai
dasar kelangsungan hidup negara Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17 Agustus
1945.
e.) Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan demikian mempunyai
kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat di ubah dan terletak pada kelangsungan hidup
Negara Republik Indonesia.
Hubungan secara material
Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pncasila selain hubungan yang bersifat formal,
sebagaimana di jelaskan di atas juga hubungan secara material sebagai berikut:
Bilamana kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan pembukaan UUD 1945, maka
secara kronologis, materi yang di bahas oleh BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat
Pncasila baru kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama pembukaan UUD

1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara Pancasila berikutnya tersusunlah piagam
jakarata yang di susun oleh panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama pembukaan UUD 1945.
Jadi berdasar urut-urutan tertib hukum Indonesia Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib
hukum yang tertinggi, adapun tertib hukum Indonesia bersumber pada Pancasila, atau dengan
kata lain sebagai sumber tertib hukum Indonesia. Hal ini berarti secara material tertib hukum
Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila. Pancasila sebagai sumber
tertib hukum indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber bentuk dan sifat.

Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan pembukaan UUD 1945 sebagai
pokok kaidah negara yang fubdamental, maka sebenarnya secara material yang merupakan
esensi atau inti sari dari pokok kaidah negara fundamental tersebut tidak lain adalah pancasila.

memprihatinkan.

Senin, 07 Februari 2011
hubungan pembukaan uud 1945 dengan UUD 1945
HUBUNGAN PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Penjelasan UUD 1945 yang merupakan bagian dari keseluruhan UUD 1945 menyatakan
Pembukaan UUD 1945 mengandung empat pokok pikiran, yaitu: (1) bahwa Negara Indonesia
adalah negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, serta mencakupi segala paham golongan dan paham perseorangan; (2) bahwa
Negara Indonesia hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh warganya; (3) bahwa Negara
Indonesia menganut paham kedaulatan rakyat. Negara dibentuk dan diselenggarakan berdasarkan
kedaulatan rakyat; dan (4) bahwa Negara Indonesia adalah negara yang ber-Ketuhanan Yang
Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Kemudian dinyatakan bahwa
“Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia. Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum (rechtsidee) yang menguasai
hukum dasar negara, baik hukum yang tertulis (Undang-Undang Dasar) maupun hukum yang

tidak tertulis. Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran ini dalam pasalpasalnya”.
Dari Penjelasan UUD 1945, penulis melihat ada hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan
UUD 1945 sebagai berikut: Pembukaan UUD 1945 mengandung empat pokok pikiran dan UUD
menciptakan pokok-pokok pikiran itu dalam pasal-pasalnya. Ini berarti pasal-pasal yang terdapat
dalam UUD merupakan penjabaran dari keempat pokok pikiran dalam pembukaan UUD’45
tersebut. Dengan demikian, Pembukaan UUD 1945 sebagai satu kesatuan dengan pasal-pasalnya.
Satus Pembukaan UUD 1945 sebagai satu kesatuan dengan pasal-pasalnya, semakin jelas
didasarkan pada:
1. Proses penyusunan Pembukaan UUD 1945 yang merupakan satu kesatuan dengan
pembahasan masalah lain dalam Undang-Undang Dasar oleh BPUPKI, yaitu masalah bentuk
negara, daerah negara, badan perwakilan rakyat, dan badan penasehat.
2. Pasal II Aturan Tambahan UUD 1945 yang berbunyi: “Dengan ditetapkannya perubahan

Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal.”
Pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945 yang dimuat dalam Penjelasan UUD 1945 seiring
dengan dinamika ketatanegaraan sekarang ini telah mengalami perubahan. Perubahan UUD 1945
sebagai agenda utama era reformasi mulai dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR) pada tahun 1999 telah menghilangkan penjelasan ini. Pada Sidang Tahunan MPR 1999,
seluruh fraksi di MPR membuat kesepakatan tentang arah perubahan UUD 1945, yaitu:

1. sepakat untuk tidak mengubah Pembukaan UUD 1945;
2. sepakat untuk mempertahankan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia;
3. sepakat untuk mempertahankan sistem presidensiil (dalam pengertian sekaligus
menyempurnakan agar betul-betul memenuhi ciri-ciri umum sistem presidensiil);
4. sepakat untuk memindahkan hal-hal normatif yang ada dalam Penjelasan UUD 1945 ke dalam
pasal-pasal UUD 1945; dan
5. sepakat untuk menempuh cara adendum dalam melakukan amandemen terhadap UUD 1945.
Lima kesepakatan tersebut dilampirkan dalam Ketetapan MPR No. IX/MPR/1999 tentang
Penugasan Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia untuk
Melanjutkan Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
C. ANALISIS HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD 1945, UUD 1945,
DAN PERUNDANG-UNDANGAN
1. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN PEMBUKAAN UUD'45
Hubungan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945, meliputi hubungan secara formal dan secara
material.
a. Hubungan Secara Formal, bahwa rumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia adalah
seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD'45; bahwa Pembukaan UUD'45 berkedudukan
dan berfungsi selain sebagai Mukadimah UUD'45 juga sebagai suatu yang bereksistensi sendiri
karena Pembukaan UUD'45 yang intinya Pancasila tidak tergantung pada batang tubuh UUD'45,
bahkan sebagai sumbernya; bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD'45 dengan demikian

mempunyai kedudukan yang kuat, tetap, tidak dapat diubah dan terlekat pada kelangsungan
hidup Negara RI.
b. Hubungan Secara Material, yaitu proses perumusan Pancasila: sidang BPUPKI membahas
dasar filsafat Pancasila, baru kemudian membahas Pembukaan UUD'45; sidang berikutnya
tersusun Piagam Jakarta sebagai wujud bentuk pertama Pembukaan UUD'45.
Merujuk kepada sejarah tentang urut-urutan penyusunan antara Pancasila dengan Pembukaan
UUD 1945, penulis melihat bahwa para pendiri Negara menganggap penting perumusan dasar
Negara untuk dibahas karena memang suatu Negara yang akan dibentuk harus memiliki dulu
dasar ideologi Negara. Pada saat itu sudah ada ideologi komunis dan liberal. Dan bangsa
Indonesia menginginkan dasar Negara sesuai pandangan hidup bangsa Indonesia sendiri. Dasar
Negara tersebut mendapatkan suatu legalitasnya dalam Piagam Jakarta yang kemudian menjadi
Pembukaan UUD 1945. Dengan masuknya rumusan Pancasila dalam Pembukaan UUD, maka
Pancasila menjadi inti dari Pembukaan UUD 1945 dan kedudukan Pembukaan UUD 1945
menjadi kuat, apalagi dari Penjelasan UUD 1945 dikatakan kalau Pembukaan itu memiliki empat
pokok pikiran dan ternyata keempat pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 itu tiada lain
adalah Pancasila.
2. HUBUNGAN PANCASILA DENGAN UUD'45 DAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa Pancasila terikat
oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur kekuasaan secara formal, dan meliputi

suasana kebatinan atau cita-cita hukum yang menguasai dasar negara (Suhadi, 1998). Cita-cita
hukum atau suasana kebatinan tersebut terangkum di dalam empat pokok pikiran Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 di mana keempatnya sama hakikatnya dengan Pancasila. Empat
pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut lebih lanjut terjelma ke dalam
pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Barulah dari pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945
itu diuraikan lagi ke dalam banyak peraturan perundang-undangan lainnya, seperti misalnya
ketetapan MPR, undang-undang, peraturan pemerintah dan lain sebagainya. Jadi selain
tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4, Pancasila terangkum dalam empat pokok
pikiran Pembukaan UUD 1945.
Jika mencermati Pembukaan UUD 1945, masing-masing alenia mengandung pula cita-cita luhur
dan filosofis yang harus menjiwai keseluruhan sistem berpikir materi Undang-Undang Dasar.
Alenia pertama menegaskan keyakinan bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan adalah hak asasi
segala bangsa, dan karena itu segala bentuk penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Alenia kedua menggambarkan proses
perjuangan bangsa Indonesia yang panjang dan penuh penderitaan yang akhirnya berhasil
mengantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Alenia ketiga menegaskan pengakuan bangsa Indonesia
akan ke-Maha Kuasaan Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan dorongan spiritual kepada
segenap bangsa untuk memperjuangkan perwujudan cita-cita luhurnya sehingga rakyat Indonesia
menyatakan kemerdekaannya. Terakhir alenia keempat menggambarkan visi bangsa Indonesia

mengenai bangunan kenegaraan yang hendak dibentuk dan diselenggarakan dalam rangka
melembagakan keseluruhan cita-cita bangsa untuk merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur
dalam wadah Negara Indonesia. Dalam alenia keempat inilah disebutkan tujuan negara dan dasar
negara.
Keseluruhan Pembukaan UUD 1945 yang berisi latar belakang kemerdekaan, pandangan hidup,
tujuan negara, dan dasar negara dalam bentuk pokok-pokok pikiran sebagaimana telah diuraikan
tersebut-lah yang dalam bahasa Soekarno disebut sebagai Philosofische grondslag atau dasar
negara secara umum. Jelas bahwa Pembukaan UUD 1945 sebagai ideologi bangsa tidak hanya
berisi Pancasila. Dalam ilmu politik, Pembukaan UUD 1945 tersebut dapat disebut sebagai
ideologi bangsa Indonesia.
________________________________________
Pidato Presiden RI, Bung Karno, pada tanggal 17-8-1963 RESOPIM
Pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945 ini dimuat dalam Penjelasan UUD 1945 sebelum
perubahan UUD 1945 yang menghilangkan penjelasan ini. Lihat juga Jimly Asshiddiqie,
Konstitusi & Konstitusionalisme Indonesia, (Jakarta: Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
dan Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004), hal. 51.

Pokok-pokok pikiran terkandung dalam Pembukaan UUD 1945. Pokok-pokok pikiran tersebut
merupakan suasana kebatinan dari hukum dasar. Maka Pembukaan UUD 1945 mempunyai
hubungan langsung dengan UUD 1945 karena pokok-pokok pikiran di dalamnya dijelmakan

dalam pasal-pasal UUD 1945. Untuk menyelidiki hukum dasar suatu negara tidak cukup hanya
menyelidiki pasal-pasal UUD saja, tetapi harus menyelidiki juga praktiknya dan bagaimana

suasana kebatinan UUD itu. Bagaimana terjadinya, bagaimana keterangan-keterangannya dan
dalam suasana bagaimana dibuatnya. (Berita Republik Indonesia Tahun II Nomor 7).
Dalam alinea pertama, kedua dan ketiga Pembukaan UUD 1945 terkandung:
a. Rangkaian peristiwa/keadaan yang mendahului terbentuknya negara.
b. Rumusan dasar-dasar pemikiran yang mendorong tersusunnya kemerdekaan bangsa atau
terbentuknya negara Indonesia.
Dalam alinea keempat tercermin ekspresi peristiwa dan keadaan setelah negara Indonesia
terwujud. Hal ini mengandung beberapa segi yaitu:
a. Akan ditentukannya suatu UUD.
b. UUD tersebut akan mengatur persyaratan pembentukan pemerintah negara.
c. Negara Indonesia berbentuk republik yang berkedaulatn rakyat.
d. Ditetapkannya dasar kerohanian (filsafat negara Pancasila)
Butir c dan d harus teruang dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar karena telah merupakan
ketentuan pembukaan.
Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaidah negara yang fundamental (staats fundamentale
norm), yang menjadi dasar-dasar pokok undangundang dasar. Oleh karena itu, pembukaan
memiliki kedudukan lebih tinggi dari undang-undang dasar. Pembukaan tersebut, khususnya
alinea keempat memuat unsur-unsur tertib hukum (rechtsorde, legal orde), yaitu kebulatan dari
keseluruhan peraturan hukum, yakni:
a. Kesatuan subjek (penguasa, atau Pemerintah RI) yang mengadakan peraturan-peraturan
hukum.
b. Kesatuan asas kerohanian (Pancasila).
c. Kesatuan daerah (seluruh tumpah darah Indonesia).
d. Kesatuan waktu (disusunlah Kemerdekan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undangundang dasar negara Indonesia, yang menyangkut saat timbulnya negara sampai seterusnya).

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi

Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia
.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta hari 17 boelan 8 tahoen 05’
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta

Latar Belakang Proklamasi
Latar belakang terjadinya proklamasi saat Jepang diserang oleh tentara sekutu pada
tanggal 6 Agustus 1945. Pemimpin Jepang menyadari akan kekalahannya bahwa
negaranya telah mendekati kekalahan. Oleh sebab itu tanggal 7 Agustus 1945,
Panglima dari jepang yaitu Jendral Tarauchi memberikan pernyataan bahwa Jepang
akan memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945.
Dan pada tanggal 9 Agustus, Ir. Soekarno, Drs Moh. Hatta dan DR. Radjiman
Wedyodiningrat diminta datang ke \saigon untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk
mengenai penyelenggaraan kemerdekaan tersebut. Pada tanggal 15 Agustus 1945
Jepang menyerah tanpa syarat pada tentara sekutu, hilanglah ”janji kemerdekaan” dari
Jendral Terauchi behubung dengan kekalahan Jepang tersebut. Maka, pada pukul
10.00 WIB pagi hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan nomor 56,
Jakarta. Proklamasi kemerdekaan RI diumumkan kepada dunia, “INDONESIA
MERDEKA” dan Indonesia siap mempertahankan kemerdekaannya. Sampailah
perjuangan bangsa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera.
Arti Proklamasi
Proklamasi yaitu pernyataan bangsa Indonesia kepada diri sendiri maupun kepada
dunia luar bahwasanya Indonesia telah merdeka. Hal ini dapat dilihat pada :
1. Bagian pertama (alinea pertama) Proklamasi Kemerdekaan (“Kami bangsa
Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”) mendapat
penegasan dan penjelasan pada alinea pertama sampai dengan alinea ketiga
Pembukaan UUD 1945.
2. Bagian kedua (alinea kedua) Proklamasi Kemerdekaan (“Hal-hal yang mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”) yang merupakan amanat tindakan
yang segera harus dilaksanakan yaitu pembentukan negara Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea
keempat.

Pembukaan UUD 1945
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan."
"Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan
pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur."
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya."

"Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu
Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :
Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,
serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."
Latar Belakang Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD’45 memberikan pedoman-pedoman tertentu antara lain :

untuk mengisi kemerdekaan nasional kita

untuk melaksanakan kenegaraan kita

untuk mengetahui tujuan dalam memperkembangkan kebangsaan kita

untuk setia kepada suara batin yang hidup dalam kalbu rakyat kita.
Makna yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
1. Makna Alinea Pertama:
• Keteguhan bangsa Indonesia dalam membela kemerdekaan melawan penjajah dalam
segala bentuk.
• Pernyataan subjektif bangsa Indonesia untuk menentang dan menghapus penjajahan
diatas dunia.
• Pernyataan objektif bangsa Indonesia bahwa penjajasan tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
• Pemerintah Indonesia mendukung kemerdekaan bagi setiap bangsa Indonesia untuk
berdiri sendiri.
2. Makna Alinea Kedua:
• Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia merupakan hasil perjuangan
pergerakan melawan penjajah.
• Adanya momentum yang harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan.
• Bahwa kemerdekaan bukanlah akhir perjuangan, tetap iharus diisi dengan
mewujudkan negara Indonesia yang merdeka,bersatu , berdaulat,adil dan makmur.
3. Makna Alinea ketiga:
• Motivasi spiritual yang luhur bahwa kemerdekaan kitaadalah berkat rahmat Alllah
Yang Maha Kuasa.
• Keinginan yang didambakan oleh segenap bangsaIndonesia terhadap suatu
kehidupan yang berkesinambungan antara kehidupan material dan spiritual, dan
kehidupan dunia maupun akhirat
• Pengukuhan pernyataan Proklamasi Kemerdekan

4. Makna Alinea Keempat:
• Adanya fungsi dan sekaligus tujuan Negara Indonesia,yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
2. Memajukan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dubia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social
• Kemerdekaan bangsa Indonesia yang disusun dalam suatuUndang-Undang Dasar
1945.
• Susunan/bentuk Negara Republik Indonesia.
• Sistem pemerintahan Negara, yaitu berdasarkan kedaulatan rakyat (demokrasi)
• Dasar Negara Pancasila
Hubungan Proklamasi dengan Pembukaan UUD 1945
Jadi kesimpulan yang kita dapat ambil dalam hubungan proklamasi dengan pembukaan
UUD 1945 yaitu :
1. Dalam proklamasi dan pembukaan UUD 1945 menjelaskan bahwa rakyat Indonesia
mengumumkan kepada dunia bahwa rakyat Indonesia ingin terbebas dari penjajahan.
2. Dalam proklamasi dan pembukaan UUD 1945 menjelaskan bahwa rakyat Indonesia
ingin mencapai cita-cita nasional yaitu menuju masyarakat yang adil, makmur, dan
sejahtera.

Pokok-pokok pikiran pembukaan UUD 1945, merupakan suasana kebatinan Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia serta mewujudkan cita hukum yang menguasai hukum dasar Negara,
baik yang tertulis maupun tidak tertulis, dan pokok-pokok pikiran tersebut dijelmakan dalam
pasal UUD 1945. Oleh
karena itu, dipahami bahwa suasana kebatinan UUD 1945 serta cita hukum UUD 1945
bersumber atau dijiwai oleh dasar falsafat Pancasila. Inilah yang dimaksud dengan arti dan
fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara.
Dengan demikian, jelaslah bahwa Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan
langsung dengan Batang Tubuh UUD 1945, karena Pembukaan UUD 1945 mengandung pokokpokok pikiran yang dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal di Batang Tubuh UUD 1945
tersebut. Pembukaan UUD 1945 yang merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan
hal ini menjadi rangkaian kesatuan nilai dan norma yang terpadu.
Batang Tubuh UUD 1945 terdiri dari rangkaian pasal-pasal merupakan perwujudan pokok-pokok
pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, yang tidak lain adalah pokok pikiran :
Persatuan Indonesia, Keadilan social, Kedaulatan Rakyat berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan/ perwakilan, dan Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang
adil dan beradab.
Pokok-pokok pikiran tersebut tidak lain adalah pancaran dari Pancasila yang telah manpu
nenberikan semangat dan terpancang dengan khidmat dalam perangkat UUD 1945. Semangat

(Pembukaan) pada hakikatnya merupakan suatu rangkaian lesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Kesatuan serta semangat yang demikian itulah yang harus diketahui, dipahami, dan dihayati oleh
setiap insan warga Negara Indonesia.