Bab 12 Aktiva Tak Berwujud

Study Objectives :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menjabarkan karakteristik utama aktiva tak
berwujud
Mengidentifikasi biaya akuisisi aktiva tak
berwujud
Menjelaskan prosedur amortisasi aktiva tak
berwujud
Menjelaskan pengertian dan masalah khusus pada
goodwill
Mengidentifikasi penilaian biaya RND
Menyajikan pos-pos aktiva tak berwujud pada
laporan keuangan

A. MASALAH AKTIVA TAK BERWUJUD

Aktiva yang paling penting bagi banyak perusahaan besar di dunia bukanlah persediaan,
peralatan, gedung kantor ataupun kendaraan operasional dengan harga milyaran, melainkan citra
merek. Kita menghadapi ekonomi yang didominasi oleh penyedia informasi atau jasa, dan aktia
utamanya bersifat tidak berwujud. Aktiva-aktiva yang bersifat tidak berwujud memiliki
karakteristik, kurang memiliki eksistensi fisik, yang berarti aktiva ini memperoleh nilai dari
hak dan keistimewaan yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya, dan bukan
merupakan instrument keuangan, yang berarti aktiva ini tidak memiliki substansi fisik dan
merupakan instrument keuangan dan menghasilkan nilainya dari klaim untuk menerima kasa
atau ekuivalen kas di masa mendatang. Pada umumnya, perusahaan mengklasifikasikan aktiva

174

tak berwujud sebagai aktiva jangka panjang. Jenis aktiva tak berwujud yang paling umum
dilaporkan adalah paten, hak cipta, waralaba atau lisensi, merek dagang, dan goodwill.
Akuisisi aktiva tak berwujud dicatat pada biaya pembelian, dan seluruh pengeluaran yang
diperlukan untuk membuat aktiva tersebut siap digunakan. Apabila aktiva tersebut diperoleh
dengan menggunakan saham atau ditukarkan dengan aktiva lain, biaya aktiva tak berwujud
tersebut adalah sebesar nilai pasar wajar aktiva tak berwujud yang diterima. Apabila beberapa
aktiva tak berwujud, atau gabungan dari aktiva tak berwujud dan aktiva berwujud, dibeli
berdasarkan pembelian keranjang, maka biayanya dicatat sebesar nilai pasar wajar atau nilai jual

relative.
Sama seperti aktiva lainnya, aktiva tak berwujud juga memiliki umur manfaat yang terbatas
dan tidak terbatas. Untuk aktiva tak berwujud yang meiliki batas umur manfaat, perusahaan
umumnya mengamortisasi aktiva tersebut dengan pembebanan sistematis selama umur
manfaatnya. Umur manfaat ini harus mencerminkan periode-periode di mana aktiva-aktiva
tersebut memberikan kontribusi terhadap arus kas. Faktor –faktor untuk menentukan umur
manfaat diantaranya adalah :
1. Perkiraan penggunaan aktiva tersebut oleh perusahaan
2. Perkiraan umur manfaat aktiva lainnya yang terkait dengan umur manfaat aktiva tak
berwujud tersebut
3. Persyaratan hukum, undang-undang, dan kontrak yang akan membatasi umur manfaat
suatu aktiva tak berwujud
4. Persyaratan hukum, undang-undang, dan kontrak yang akan memperpanjang umur
kontrak aktiva tersebut tanpa biaya besar
5. Dampak dari keusangan, permintaan, persaingan, dan faktor-faktor ekonomi yang lain,
seperti stabilitas industry, kemajuan teknologi, kebijakan legislatif, yang berakibat pada
ketidakpastian atau perubahan lingkungan peraturan, dan perubahan pada jalur distribusi
6. Tingkat beban pemeliharaan yang diperlukan untuk mendapatkan arus kas yang
diharapkan dari aktivitas tersebut
Jumlah beban amortisasi untuk aktiva tak berwujud dengan umur manfaat yang terbatas

harus mencerminkan pola konsumsi atau pola pemakaian aktiva tersebut oleh perusahaan, jika
perusahaan itu dapat dengan pasti menentukan polanya. Ketika perusahaan mengamortisasi
lisensi-lisensi produknya, perusahaan harus menunjukkan biaya itu sebagai beban. Kredit harus
175

dilakukan ke akun aktiva yang sesuai maupun kea kun akumulasi amortisasi yang terpisah.
Jumlah aktiva tak berwujud yang akan diamortisasi adalah biaya dikurangi nilai sisa. Nilai sisa
yang dimaksud diasumsikan nol, kecuali pada akhir umur manfaatnya.
Sebuah aktiva tak berwujud dikatakan memiliki umur yang tidak terbatas apabila tidak ada
faktor hukum, perundangan, kontrak, persaingan atau faktor-faktor lainnya yang membatasi
umur manfaat dari sebuah aktiva tersebut. Maksudnya, tidak ada batas yang dapat diperkirakan
dalam periode waktu dimana aktiva tersebut dapat memberikan arus kas. Untuk aktiva yang tidak
memiliki batas umur manfaat tidak diamortisasi. Perusahaan harus menguji apakah aktiva tak
berwujud dengan umur tak tervatas tersebut mengalami penurunan. Pengujian penurunan untuk
penurunan untuk aktiva tak berwujud dengan umur tak terbatas ini berbeda dengan yang dipakai
untuk aktiva tak berwujud dengan umur terbatas, dalam hal bahwa hanya pengujian nilai wajar
saja yang dilakukan. Aktiva tak berwujud dengan umur tak terbatas tidak akan pernah gagal
dalam pengujian pemulihan arus kas tak berdiskonto karena arus kas dapat diperpanjang ke masa
depan secara tidak terbatas.


B. JENIS-JENIS AKTIVA TAK BERWUJUD
Akuntansi untuk aktiva tak berwujud bergantung pada umur aktiva tak berwujud tersebut,
baik terbatas maupun tidak terbatas. Aktiva tak berwujud dikategorikan menjadi enam, yaitu:
1. Aktiva Tak Berwujud yang Terkait dengan Pemasaran
Aktiva tak berwujud yang terkait dengan pemasaran, digunakan di dalam pemasaran atau
promosi produk atau jasa. Aktiva tak berwujud yang terkait dengan pemasaran adalah merek
dagang atau nama dagang. Merek atau nama dagang adalah simbol yang membedakan atau
mengidentifikasi suatu perusahaan atau produk tertentu dengan produk lainnya. Baik terdaftar
maupun tidak, hak untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang secara eksklusif berada
pada pengguna awal selama masa penggunaannya. Sehingga perusahaan yang menggunakan
merek dagang atau nama dagang yang telah dietetapkan dapat menganggapnya memiliki umur
yang tidak terbatas.

176

Jika suatu perusahaan memperoleh merek dagang atau nama dagang, maka biaya yang dapat
dikapitalisasi adalah harga pembelian. Jika suatu merek dagang atau nama dagang dikembangkan
oleh perusahaan tersebut, maka biaya yang dapat dikapitalisasi termasuk biaya pengacara, biaya
pendaftaran, biaya perancangan, biaya konsultasi, dan biaya lainnya. Jika total biaya merek
dagang atau nama dagang tidak signifikan, maka biaya tersebut dapat dibebankan. Kebanyakan

umur merek dagang atau nama dagang adalah tidak terbatas. Oleh sebab itu, perusahaan tidak
perlu mengamortisasi biayanya.
2. Aktiva Tak Berwujud yang Terkait dengan Pelanggan
Aktiva tak berwujud yang terkait dengan pelanggan pada umumnya diperoleh dari interaksi
dengan pihak luar perusahaan. Contohnya adalah daftar pelanggan, catatan pesanan atau catatan
produksi, dan hubungan dengan pelanggan yang terikat kontrak maupun yang tidak terikat
kontrak.
3. Aktiva Tak Berwujud yang Berhubungan dengan Seni
Contoh dari aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan seni adalah hak kepemilikan atas
naskah drama, karya sastra, karya music, gambar-gambar, foto, dan materi video dan
audiovisual. Hak cipta melindungi hak kepemilikan tersebut. Hak cipta adalah hak yang
diberikan pemerintah kepada para penulis, pelukis, pemusik, pematung, dan seniman lain atas
kreasi dan ekspresi mereka. Hak cipta ini diberikan selama umur penciptanya dan memberikan
kepada pemilik, atau pewarisnya, hak eksklusif untuk memproduksinya ulang dan menjual suatu
pekerjaan artistik atau yang dipublikasikan. Hak cipta tidak dapat diperbaharui. Biaya untuk
memperoleh dan mempertahankan suatu hak cipta dapat dikapitalisasi, tetapi biaya penelitian
dan pengembangan yang terlibat harus dibebankan pada saat terjadinya.
4. Aktiva Tak Berwujud yang Berhubungan dengan Kontrak
Aktiva tak berwujud yang terkait dengan kontrak adalah nilai dari hak yang timbul dari
perjanjian-perjanjian tertentu. Bentuk umum jenis aktiva tak berwujud tersebut adalah waralaba

atau franchise. Waralaba atau franchise adalah perjanjian kontraktual, di mana pemilik waralaba
memberikan hak kepada pemegang waralaba untuk menjual produk atau jasa tertentu, untuk
menggunakan merek dagang atau nama dagang tertentu, atau melakukan fungsi-fungsi tertentu.
177

Franchise memperoleh hak untuk memanfaatkan ide-ide atau produk franchise dengan
menandatangani perjanjian waralaba. Jenis waralaba lainnya adalah perjanjian yang biasa
dilakukan oleh pemerintah kota dan penggunaan properti publik oleh suatu perusahaan bisnis.
Dalam hal ini, perusahaan yang dimiliki secara pribadi diijinkan untuk menggunakan properti
publik dan melakukan jasa-jasanya.
Waralaba dan lisensi dapat berlangsung selama periode waktu tertentu, selama periode yang
tidak terbatas, atau perpetual. Perusahaan yang telah mendapatkan hak waralaba atau lisensi,
mencatat suatu akun waralaba atau lisensi dalam pembukuannya, hanya jika terdapat biaya yang
diidentifikasi pada akuisisi hak pengoperasian. Biaya waralaba dengan umur yang terbatas harus
diamortisasi sebagai beban operasi selama umur waralaba tersebut. Perusahaan seharusnya tidak
mengamortisasi biaya waralaba dengan umur yang tak terbatas atau waralaba perpetual, tetapi
seharusnya mencatat sebesar biayanya. Pembayaran tahunan yang dilakukan perusahaan
berdasarkan perjanjian waralaba harus dicatat sebagai beban operasi dalam periode perjanjian
tersebut terjadi. Jumlah tersebut bukan merupakan aktiva karena tidak berhubungan dengan hak
masa datang untuk menggunakan property public.

5. Aktiva Tak Berwujud yang Terkait dengan Teknologi
Aktiva tak berwujud yang terkait dengan teknologi berhubungan dengan inovasi atau
kemajuan teknologi. Sebuah inovasi atau pengembangan dan penciptaan teknologi baru
membutuhkan hak paten untuk melindungi hak kekayaan intelektual seorang innovator. Paten
memberikan hak eksklusif kepada pemegangnya untuk menggunakan, membuat, dan menjual
suatu produk atau proses selama periode 20 tahun tanpa campur tangan atau pelanggaran dari
pihak lain. Dua jenis utama paten adalah paten produk, yang meliputi produk fisik aktual, dan
paten proses, yang mengatur proses untuk membuat produk.
6. Goodwill
Goodwill merupakan aktiva yang paling tidak berwujud dari aktiva tak berwujud lainnya
karena goodwill hanya dapat diidentifikasi pada bisnis secara keseluruhan. Satu-satunya agar
goodwill itu dapat dijual adalah dengan menjual bisnis secara keseluruhan.

178

Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh dikapitalisasi. Pengukuran komponen
goodwill sangat kompleks dan menghubungkan setiap biaya dengan manfaat masa depan yang
tidak dapat diestimasi secara rasional. Manfaat masa depan dari goodwill tidak memiliki
hubungan dengan biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan goodwill tersebut. Goodwill
dapat muncul tanpa biaya khusus dalam pengembangannya. Sehingga karena tidak adanya

transaksi objektif dengan pihak luar yang telah dilakukan, maka subjektivitas bahkan
misrepresentasi dapat terjadi.
Goodwill hanya dicatat jika keseluruhan perusahaan dibeli. Karena goodwill merupakan
suatu penilaian yang bersifat going concern dan tidak dapat dipisahkan dari perusahaan secara
keseluruhan. Untuk mencatat goodwill, nilai pasar wajar dari aktiva berwujud bersih dan aktiva
tak berwujud yang dapat diidentifikasi, dibandingkan dengan nilai harga beli perusahaan yang
diperoleh. Perbedaannya dianggap sebagai Goodwill. Jadi, goodwill adalah nilai sisa kelebihan
biaya atas nialai wajar aktiva bersih yang dapat diidentifikasi yang diakuisisi.
Perusahaan yang mengakui goodwill dalam sebuah penggabungan usaha, menganggapnya
mempunyai

umur

yang

tidak

terbatas.

Oleh


karena

itu,

perusahaan

tidak

boleh

mengamortisasinya. Goodwill adalah aktiva tak berwujud yang paling besar dari neraca suatu
perusahaan dan komunitas investasi ingin mengetahui jumlah yang diinvestasikan pada goodwill
tersebut. Sehingga perusahaan harus menyesuaikan nilai tercatatnya ketika goodwill mengalami
penurunan nilai. Nilai goodwill pada akhirnya akan habis, sehingga perusahaan harus mencatat
goodwill ke dalam biaya selama periode yang terpengaruh. Amortisasi goodwill akan
membandingkan beban dengan pendapatan dengan lebih baik.
Goodwill Negatif atau dikenal dengan istilah Badwill, muncul ketika nilai pasar wajar aktiva
yang diperoleh lebih tinggi daripada harga beli aktiva yang terkait. Situasi ini timbul sebagai
hasil dari ketidaksempurnaan sebuah pasar. Dalam hal ini, penjual lebih baik menjual aktiva

tersebut secara individu daripada secara keseluruhan. Akan tetapi, situasi ini dapat terjadi jika
harga beli lebih rendah daripada nilai aktiva bersih yang dapat diidentifikasi, sehingga timbul
istilah kredit. Kredit ini dikenal sebagai goodwill negative atau kelebihan nilai wajar atas biaya
aktiva yang diperoleh, badwill, atau pembelian tersaing.

179

C. PENURUNAN NILAI AKTIVA TAK BERWUJUD
Jumlah yang tercatat dari aktiva tak berwujud tidak dapat dipulihkan. Oleh karena itu,
perusahaan harus menghapusnya. Penghapusan tersebut menyebabkan penurunan nilai. Beberapa
situasi penurunan nilai terhadap aktiva tak berwujud adalah sebagai berikut :
a. Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud dengan Masa Manfaat Terbatas
Peraturan umum yang berlaku untuk penurunan nilai property, pabrik, dan peralatan juga
berlaku untuk aktiva tak berwujud dengan umur manfaat yang terbatas. Property, pabrik, dan
peralatan yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dianggap menurun nilainya apabila
kejadian atau perubahan situasi menunjukkan bahwa jumlah tercatat atau nilai buku aktiva tidak
dapat dipulihkan.
Pengujian kemampuan pemulihan dilakukan agar perusahaan dapat mengestimasi arus kas
masa depan yang diharapkan akan diperoleh dari penggunaan aktiva dan disposisi akhirnya. Jika
jumlah arus kas bersih yang diharapkan di masa depan lebih rendah dari nilai buku aktiva, maka

kerugian penurunan nilai akan diukur dan diakui. Kemudian, perusahaan menggunakan
pengujian nilai wajar. Pengujian ini mengukur kerugian penurunan nilai dengan membandingkan
nilai wajar aktiva dengan nilai bukunya. Kerugian penurunan nilai merupakan jumlah di mana
nilai buku aktiva kurang dari nilai wajar aktiva yang menurun nilainya. Kerugian pada aktiva tak
berwujud dengan umur terbatas dilaporkan sebagai bagian dari laba operasi yang berlangsung
terus-menerus. Ayat jurnalnya muncul pada beban dan kerugian lain-lain.
b. Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud dengan Umur Tidak Terbatas Selain Goodwill
Aktiva tak berwujud dengan umur manfaat tak terbatas selain goodwill harus diuji penurunan
nilainya. Pengujian penurunan nilai untuk aktiva dengan umur manfaat tidak terbatas selain
goodwill ini adalah pengujian nilai wajar. Pengujian nilai wajar akan membandingkan nilai wajar
aktiva tak berwujud dengan jumlah yang tercatat. Jika nilai wajar dari aktiva yang tak berwujud
lebih kecil daripada jumlah yang tercatat, maka penurunan nilainya diakui. Perusahaan memakai
pengujian satu tahap ini karena banyak aktiva dengan umur manfaat tidak terbatas dengan mudah
lolos uji pemulihan. Oleh karena itu, pengujian pemulihan tidak digunakan.

180

c. Penurunan Nilai Goodwill
Aturan penurunan nilai untuk goodwill adalah proses dua tahap. Pertama, perusahaan harus
membandingkan nilai wajar unit yang dilaporkan terhadap jumlah yang tercatat, termasuk
goodwill. Jika nilai wajar unit yang dilaporkan melebihi jumlah yang tercatat, maka penurunan
nilai goodwill tidak dipertimbangkan. Namun, jika nilai wajar lebih kecil daripada jumlah yang
tercatat aktiva bersihnya, maka perusahaan harus melakukan langkah kedua untuk menentukan
penurunan nilai yang mungkin terjadi. Pada tahap kedua ini, perusahaan menentapkan nilai wajar
goodwill dan membandingkannya dengan jumlah yang tercatat.

D. BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Biaya penelitian dan pengembangan bukan merupakan aktiva tak berwujud. Melainkan
aktivitas penelitian dan pengembangan sering kali menghasilkan pengembangan sesuatu yang
dipatenkan atau diberi hak cipta. Dua kesulitan yang timbul dalam akuntansi untuk pengeluaran
penelitian dan pengembangan ini adalah :
1. Mengidentifikasi biaya-biaya yang berhubungan dengan aktivitas, proyek, atau
pencapaian tertentu, dan
2. Menentukan besarnya manfaat di masa depan serta lamanya waktu manfaat tersebut
dapat direalisasi.
Aktivitas Penelitian adalah pencarian yang direncanakan atau investigasi kritis yang
ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru. Contohnya adalah pencarian aplikasi dari
penemuan baru. Sementara itu, yang dimaksud dengan Aktivitas Pengembangan adalah
penjabaran penemuan penelitian atau pengetahuan lain ke dalam suatu rencana atau rancangan
untuk produk atau proses baru, atau perbaikan yang signifikan terhadap produk atau proses yang
ada, baik yang dimaksudkan untuk dijual atau digunakan.
Biaya yang berkaitan dengan aktivitas Penelitian dan Pengembangan dan perlakuan
akuntansi terhadap biaya tersebut adalah sebagai berikut :
1. Bahan, Peralatan, dan Fasilitas. Catat keseluruhan biaya sebagai beban, kecuali jika pospos itu memiliki kegunaan alternative di masa depan, kemudian catatlah sebagai
181

persediaan dan alokasikan ketika dikonsumsi, atau kapitalisasi dan susutkan ketika
digunakan.
2. Personil. Gaji, upah, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan personil yang terlibat
dalam penelitian dan pengembangan harus dibebankan ketika terjadi.
3. Aktiva Tak Berwujud yang Dibeli. Catat keseluruhan biaya sebagai beban, kecuali jika
pos-pos itu memiliki kegunaan alternative di masa depan, kemudian kapitalisasi dan
amortisasikan.
4. Jasa Kontrak. Biaya jasa yang dilakukan oleh pihak lain sehubungan dengan pelaporan
penelitian dan pengembangan perusahaan harus dibebankan ketika terjadi.
5. Biaya Tak Langsung. Alokasi yang tepat atas biaya tak langsung harus termasuk dalam
biaya penelitian dan pengembangan, kecuali untuk biaya administrasi dan umum, yang
secara jelas harus berhubungan agar dapat dimasukan dan dicatat sebagai beban.
Terdapat biaya-biaya yang memiliki karakteristik serupa dengan biaya penelitian dan
pengembangan. Biaya-biaya tersebut meliputi:
Biaya Start-Up
Biaya start-up dikeluarkan dalam satu kali aktivitas untuk memulai operasi baru. Biaya startup mencakup biaya organisasional, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengorganisasikan
entitas baru, seperti berbagai jenis biaya hukum dan biaya pemerintah daerah. Akuntansi untuk
biaya start-up bersifat langsung, maksudnya adalah biaya start-up dibebankan ketika dikeluarkan.
Beberapa biaya yang terkait dengan aktivitas start-up adalah:
1. Biaya yang berhubungan dengan perjalanan; biaya yang berhubungan dengan gaji
karyawan, dan biaya yang berhubungan dengan studi kelayakan, akuntansi, pajak, serta
urusan pemerintah.
2. Pelatihan karyawan lokal yang berhubungan dengan produk, pemeliharaan, sistem
computer, keuangan, dan operasi.
3. Perekrutasn, pengorganisasian, dan pelatihan yang berhubungan dengan penetapan
jaringan kerja distribusi.
Kerugian Operasi Awal
Kerugian operasi yang terjadi dalam memulai suatu bisnis harus dikapitalisasi. Oleh karena
itu, hal tersebut tidak dapat dihindari dan merupakan biaya untuk memulai suatu entitas baru.
182

Standar Akuntansi Internasional menyatakan bahwa kerugian operasi tidak boleh dikapitaliasasi
selama tahun-tahun pertama. Singkatnya, akuntansi dan standar pelaporan tidak boleh berbeda
antara perusahaan yang mencoba untuk membangun sebuah bisnis baru dengan perusahaan
lainnya.
Biaya Iklan
Perusahaan membebankan sebagian besar biaya iklan ketika iklan dikeluarkan atau pertama
kali iklan dimuat di media. Aktiva berwujud yang digunakan dalam iklan, seperti banner
perusahaan, dicatat sebagai aktiva karena hal itu memiliki kegunaan alternative di masa depan.
Biaya Perangkat Lunak Komputer
Akusisi, pengembangan, atau peningkatan nilai produk atau proses oleh sebuah perusahaan
untuk digunakan dalam aktivitas penjualan dan administrative dikeluarkan dari difinisi aktivitas
penelitian dan pengembangan.
Semua biaya penelitian dan pengembangan yang terjadi secara internal harus dibebankan
dengan segera karena merupakan suatu pemecahan konservatif dan praktis, yang mamastikan
konsistensi dalam praktek dan keseragaman di antara perusahaan. Akan tetapi, praktek
penghapusan pengeluaran secara langsung yang dilakukan dengan harapan bermanfaat di periode
masa depan tidak dapat dibenarkan.
Pendukung pembebanan dengan segera berpendapat bahwa dari sudut pandang laporan labarugi, aplikasi jangka panjang dari standar ini sering kali hanya membuat perbedaan yang kecil.
Mereka menyatakan bahwa jumlah biaya penelitian dan pengembangan yang dibebankan ke
beban setiap periode akuntansi kurang lebih akan sama, baik dicatat sebagai beban atau
dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi karena sifat berkelanjutan dari kebanyakan aktivitas
penelitian dan pengembangan perusahaan. Kritik terhadap praktek ini menyatakan bahwa neraca
harus melaporkan aktiva tak berwujud yang berhubungan dengan pengeluaran yang memiliki
manfaat masa depan. Menghindarkan semua kapitaliasai pengeluaran penelitian dan
pengembangan akan menghapus dari neraca sesuatu yang mungkin merupakan aktiva perusahaan
yang paling berharga.

183

E.

PENYAJIAN
POS-

POS

TAK

BERWUJUD
DAN

POS

YANG

BERHUBUNGAN
Perusahaan harus melaporkan semua aktiva tak berwujudnya selain goodwill sebagai pos
terpisah di dalam neraca. Goodwill harus dilaporkan terpisah, jika ada, karena goodwill dan
aktiva tak berwujud lainnya sangat berbeda dengan jenis aktiva yang lain, pengungkapan ini
akan bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan perusahaan, khususnya neraca.
Pada laporan laba-rugi, perusahaan harus menampilkan beban amortisasi dan kerugian
penurunan nilai untuk aktiva tak berwujud selain goodwill sebagai bagian dari operasi berjalan.
Kerugian penurunan nilai goodwill harus disajikan dalam pos terpisah pada bagian operasi
berjalan, kecuali jika penurunan goodwill tersebut terkait dengan operasi yang sudah tidak lagi
berjalan.
Catatan pada laporan keuangan harus meliputi informasi mengenai aktiva tak berwujud yang
diakuisisi, termasuk beban amortisasi keseluruhan untuk setiap tahun berikutnya selama 5 tahun.
Catatan tersebut harus mencakup informasi mengenai perubahan dalam jumlah yang tercatat
goodwill selama periode tersebut. Praktek akuntansi yang dapat diterima menyatakan bahwa
perusahaan harus mengungkapkan pada laporan keuangan mengenai total biaya penelitian dan
pengembangan yang dibebankan ke beban setiap periode di mana laporan laba-rugi disajikan.

184

1. Jelaskan yang anda ketahui mengenai Goodwill!
2. Apa yang anda ketahui mengenai Badwill atau Goodwill negatif?

3. PT. Kurnia Abadi membeli paten dari PT. Sukses Makmur pada tanggal 3 Januari 2012
sebesar Rp 45.000.000,00. Paten mempunyai usia hukum selama 10 tahun. PT. Kurnia
Abadi merasa bahwa paten akan bermanfaat selama 8 tahun.
Buatlah jurnal untuk mencatat pada saat pembelian paten dan amortisasi paten pada tahun
2012.
4. Selama tahun 2011 PT. Maju Mundur mempunyai rincian data pencatatan asset tidak
berwujud seperti di bawah ini:
1 Februari 2011, Membeli paten, usia ekonomis 9 tahun
RP 350.000.000,00
3 April 2011 Goodwill
Rp 320.000.000,00
2April 2011 Membeli Franchise, usia ekonomis 7 tahun Rp 400.000.000,00
30Juni 2011 Membayar Copyright, usia ekonomis 5 tahun Rp 140.000.000,00
Buatlah pencatatan jurnal yang berhubungan dengan intangible asset dan penghitungan
amortisasinya!
5. Dibawah ini adalah data Aktiva tak Berwujud PT. Indo Karya pada bulan Desember 2012
Hak Paten Rp 50.000.000,00, amortisasi Rp 4.000.000,00
HakCipta Rp 35.000.000,00, amortisasiRp 12.000.000,00
Hak paten diperoleh pada Januari 2012 dan memiliki umur 10 tahun, sedangkan hak
ciptadiperoleh padaJanuari 2012 dengan umur ekonomis yang sama.
Pada tanggal 2 Januari membayar biaya hukun Rp 20.000.000,00 untuk mempertahankan
patennya. Bagaimana pencatatan jurnalnya?
6. PT. Jaya Raya mengeluarkan Rp 150.000.000,00 untuk biaya penelitian dan
pengembangan sehingga menghasilkan sebuah produk house tools baru yang dipatenkan.
Paten dilakukan pada tanggal 4 Juni 2012 dan mempunyai perkiraan usia ekonomis
selama 12 tahun. Biaya pengesahan lain yang berkaitan dengan paten sebesar Rp
75.000.000,00 dan dibayar pada tanggal yang sama. Buatlah pencatatan jurnal dari semua
transaksi diatas!
185

7. Pada bulan September 2010, PT. Sukses Makmur mengakuisisi PT. Indo Utama dengan
pembayaran tunai sebesar 700.000. Pada saat yang sama, posisi keuangan PT. Indo
Utama menunjukkan dari 620.000; kewajiban 220.000, dan ekuitas 420.000. Nilai wajar
aset PT. Indo Utama diperkirakan 800.000. Hitunglah jumlah goodwill yang diperoleh
perusahaan PT. Sukses Makmur?

186

1. Goodwill merupakan aktiva yang paling tidak berwujud dari aktiva tak berwujud lainnya
karena goodwill hanya dapat diidentifikasi pada bisnis secara keseluruhan.Satu-satunya
agar goodwill itu dapat dijual adalah dengan menjual bisnis secara keseluruhan.
2. Goodwill Negatif atau dikenal dengan istilah Badwill, muncul ketika nilai pasar wajar
aktiva yang diperoleh lebih tinggi daripada harga beli aktiva yang terkait. Situasi ini
timbul sebagai hasil dari ketidaksempurnaan sebuah pasar. Dalam hal ini, penjual lebih
baik menjual aktiva tersebut secara individu daripada secara keseluruhan.
3. -

-

4. -

-

Pembelian paten:
Hak Paten
Kas

45.000.000

Amortisasi tahun 2012:
Beban Amortisasi Paten
Paten

5.625.000

45.000.000

5.625.000

Jurnal Pembelian:
Paten
Goodwill
Franchise
Copyright
Intangible Aset

350.000.000
320.000.000
400.000.000
140.000.000
1.210.000.000

Amortisasi:
BebanAmortisasi
Paten (350.000.000/9)
Franchise (400.000.000/7 x 9/12)
Copyright (140.000.000/5 x 6/12)

5. Hak Paten

95.746.031,7
38.888.888,9
42.857.142,8
14.000.000

20.000.000
Kas

6. Beban Penelitian dan Pengembangan
Kas
Paten

20.000.000
150.000.000
150.000.000
75.000.000

Kas

75.000.000
187

Beban amortisasi Paten

3.645.833

Paten

3.645.833

(75.000.000/12 x 7/12)

7. Harga pembelian

£ 700.000

Nilai wajar Aset

£ 800.000

Nilai wajar kewajiban

(200.000)

Nilai wajar Aset bersih
Nilai Ditugaskan untuk goodwill

(600.000)
£ 100.000

188