Jenjang Ukuran Kinerja Organisasi terhadap

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Jenjang Ukuran Kinerja Organisasi

EKOJI999 Nomor

442, 24 November 2013

oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - [email protected]
Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus Eko Indrajit di bidang sistem dan
teknologi informasi. Untuk berlangganan, silahkan kirimkan permohonan anda melalui alamat email [email protected].

Dalam fungsi pengawasan manajemen organisasi selalu tersirat peringkat atau
jenjang pengukuran maupun ukuran keberhasilan kinerja. Penjenjangan ini
diperlukan untuk efisiensi, dalam arti bahwa tidak semua jenis ukuran disediakan
untuk semua orang, tetapi jenis atau kelompok ukuran tertentu disediakan untuk
kelompok orang tertentu. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis pengawasan. Dalam
hal metoda Balanced Scorecard, prinsip ini sebaiknya juga diterapkan untuk setiap
perspektif ukuran. Pada dasarnya ada tiga penjenjangan ukuran kinerja, yaitu

ukuran yang bersifat strategis, manajerial, dan operasional.

Ukuran Strategis.
Ukuran ini menyangkut ukuran yang mempunyai nilai strategis, yaitu yang sangat
erat hubungannya dengan mati hidupnya atau berkembang tidaknya organisasi.
Jumlah ukuran biasanya tidak banyak hanya beberapa saja. Ukuran jenis ini
diperuntukkan bagi pimpinan puncak organisasi untuk keperluan dan keputusan
strategis. Dalam dunia universitas, ukuran strategis diperlukan misalnya oleh
pimpinan yayasan dan rektor universitas.

Ukuran Manajerial.
Ukuran dalam jenjang ini menyangkut ukuran yang diperlukan untuk para manajer
senior untuk menilai kinerja dan untuk bahan pengambilan keputusan tingkat
manajerial. Jumlah ukuran dalam jenjang ini lebih banyak dari ukuran strategis,
tetapi biasanya lebih sedikit dari ukuran operasional. Dalam dunia universitas,
ukuran jenjang ini dapat diperlukan misalnya oleh rektor universitas, pembantu
rektor, direktur program pascasarjana, dan para dekan.

Ukuran Operasional.
Ukuran dalam jenjang ini menyangkut ukuran yang bersifat lebih terinci, yang

menyangkut ukuran operasional sehari-hari, yang diperlukan oleh para penyelia
dan pelaksana. Jumlahnya sangat banyak untuk seluruh universitas, tetapi dapat
dipilah dalam satuan unit-unit kegiatan. Dalam universitas, ukuran operasional
dapat diberlakukan dan digunakan misalnya untuk para dekan, pembantu dekan,
ketua program studi, kepala biro, kepala bagian.
HALAMAN 1 DARI 2

(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI

PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Hal ini juga berhubungan dengan pembuatan Balanced Scorecard. Pengukuran
kinerja dengan metoda Balanced Scorecard dapat dan memang sebaiknya
dilaksanakan untuk setiap tingkat organisasi. Dalam universitas misalnya dapat
dilakukan pada tingkat yayasan (apabila diselenggarakan oleh yayasan), tingkat
rektorat, tingkat bidang pembantu rektor, tingkat fakultas, tingkat program studi,
tingkat biro, tingkat unit kegiatan lain, dan sebagainya. Untuk ukuran dalam setiap
perspektif dalam Balanced Scorecard, perlu dibuat sesuai dengan ukuran untuk

masing-masing bidang dan tingkat, sesuai dengan pembidangan dan jenjang
ukuran tersebut. Dengan demikian, pengukuran dapat dilakukan secara lebih
terpilih, lebih terarah, lebih sesuai dengan kebutuhan, dan lebih efisien. Di satu
pihak tidak mungkin bagi rektor misalnya untuk membaca, menganalisis,
menangani dan menilai ukuran-ukuran operasional yang sedemikian banyaknya. Di
lain pihak, tidak mungkin juga kepala bagian untuk memahami, menilai, dan
menganalisis secara tepat ukuran-ukuran strategis.
Biasanya prinsip yang sama diberlakukan juga untuk sistem pelaporan, dimana ada
laporan yang bersifat strategis untuk tim pimpinan puncak, laporan yang bersifat
manajerial untuk pimpinan tingkat menengah, dan laporan operasional untuk
tingkat penyelia dan operator. Semua jenjang ukuran di atas, bersama dengan halhal lain yang perlu dilaporkan, disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dan
membutuhkan, sesuai dengan prinsip penjenjangan tersebut. Dengan pembagian
pelaporan tersebut, sistem pelaporan dapat berjalan dengan lebih efisien dan lebih
sesuai dengan maksud dan tujuannya.

--- akhir dokumen ---

HALAMAN 2 DARI 2

(C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013