KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP- 186 MEN2004 TENTANG - Kepmenakertrans 186 Tahun 2004

KEPUTUSAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : KEP- 186 /MEN/2004
TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI
KETRANSMIGRASIAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

Mengingat

: a. Bahwa sebagai pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1999
tentang Penyelenggaraan Transmigrasi, maka diperlukan adanya informasi
ketransmigrasian yang tepat, cepat dan komprehensif dari instansi yang
melaksanakan fungsi ketransmigrasian di lingkungan Departemen Tenaga
Kerja dan Transmigrasi maupun di daerah ;
b.


Bahwa pengembangan organisasi melalui e-government merupakan
bagian terpadu dalam membangun infrastruktur, sistem dan proses
Pemerintahan yang efisien, transparan dan akuntabel sebagaimana yang
diharapkan masyarakat ;

c.

Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan
b perlu
adanya
pedoman
tentang
Pengelolaan
Informasi
Ketransmigrasian yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

: 1.


Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1997 tentang
Ketransmigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor
37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3682) ;

2.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3474) ;

3.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Transmigrasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3800) ;

4.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952) ;

5.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090) ;

6.

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4124) ;

7.


Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 tentang
Pengangkatan Menteri Dalam Kabinet Gotong Royong ;

8.

Keputusan Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Republik
Indonesia Nomor : KEP- 06/MEN/1999 tentang Tingkat Perkembangan
Permukiman Transmigrasi dan Kesejahteraan Transmigran ;

9.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor KEP-17/MEN/2002 tentang Pedoman Sistem Pelaporan Bidang
Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian ;

10. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
KEP-219/MEN/2002 jo Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor : KEP-257/MEN/2003 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.


Memperhatikan

:

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan
dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government.
MEMUTUSKAN :

Menetapkan

:

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN DATA DAN PENGELOLAAN
INFORMASI KETRANSMIGRASIAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1.

Pengelolaan data dan informasi adalah proses mempersiapkan informasi mulai dari
mengumpulkan data (raw data), mengolah serta menganalisis menjadi informasi yang siap
disajikan untuk mendukung penetapan kebijakan manajemen dan pelayanan publik, yang dalam
pelaksanaannya dapat dilakukan secara manual maupun elektronik.

2.

Ketransmigrasian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penyelenggaraan transmigrasi.

3.

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan
dan menetap di Wilayah Pengembangan Transmigrasi atau Lokasi Permukiman Transmigrasi.

4.

Transmigran adalah warga negara Republik Indonesia yang berpindah secara sukarela ke
Wilayah Pengembangan Transmigrasi atau Lokasi Permukiman Transmigrasi melalui pengaturan

dan pelayanan pemerintah.

5.

Wilayah Pengembangan Transmigrasi adalah wilayah potensial yang ditetapkan sebagai
pengembangan permukiman transmigrasi untuk mewujudkan pusat pertumbuhan wilayah yang
baru sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.

6.

Lokasi Permukiman Transmigrasi adalah satu kesatuan permukiman atau bagian dari Satuan
Permukiman yang diperuntukkan bagi tempat tinggal dan tempat usaha transmigran.

7.

Data Ketransmigrasian adalah bahan baku informasi didefinisikan sebagai kelompok teratur
simbol simbol yang mewakili kuantitas, kejadian/peristiwa, benda dan sebagainya mengenai
ketransmigrasian.

8.


Informasi Ketransmigrasian adalah rincian dan analisis data yang telah diolah menjadi suatu
bentuk yang berarti dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang
mengenai ketransmigrasian.

9.

Sistem Informasi Ketransmigrasian adalah suatu sistem berbasis Teknologi Informasi yang
menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan
keputusan bagi penyelenggara ketransmigrasian.

10. Teknologi informasi adalah bagian/subset dari sistem informasi, termasuk didalamnya perangkat
keras, perangkat lunak, komunikasi, standard, dokumentasi dan lain lain.
11. Menteri adalah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
Pasal 2
Ruang lingkup pedoman pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian meliputi :
a.
b.
c.
d.


Data dan informasi ketransmigrasian;
organisasi pengelola data dan informasi ketransmigrasian;
pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi ketransmigrasian;
sarana dan prasarana pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian.
Pasal 3

(1).

Pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian bertujuan untuk menyediakan data dan
informasi yang akurat, lengkap dan berkesinambungan dalam satu sistem informasi
ketransmigrasian, serta sebagai acuan dalam rangka penyusunan kebijakan ketransmigrasian
dan pelayanan publik.

(2). Pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
dalam upaya mendukung perencanaan, pengendalian, dukungan manajemen penyelenggaraan
transmigrasi yang berkualitas, efektif, efisien dan baku.

(3). Pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian disesuaikan dengan jenis informasi
ketransmigrasian yang akan dikelola.

BAB II
DATA DAN INFORMASI KETRANSMIGRASIAN
Pasal 4
(1).

Data dan Infomasi Ketransmigrasian antara lain mencakup :
a. Perkembangan lokasi/unit permukiman transmigrasi;
b. lokasi unit permukiman transmigrasi binaan;
c. kesejahteraan transmigran;
d. permasalahan di lokasi permukiman transmigrasi;
e. monografi lokasi transmigrasi;
f. produksi usaha yang dikembangkan di lokasi transmigrasi;
g. pembangunan dan rehabilitasi/peningkatan sarana dan prasarana;
h. sertifikasi lahan;
i. legalitas lahan;
j. kemitraan;
k. potensi kawasan transmigrasi;
l. calon transmigran terdaftar dan terseleksi;
m. pelatihan calon transmigran dan transmigran;
n. kesiapan lokasi penempatan;

o. surat perintah pemberangkatan, pemindahan dan penempatan;
p. pengadaan dan pembagian peralatan transmigran;
q. pemberdayan masyarakat binaan unit permukiman transmigrasi;
r. pengerahan dan penempatan transmigran;
s. distribusi bantuan pangan beras untuk transmigran;
t. distribusi bantuan pangan non beras (natura/inatura) untuk transmigran;
u. pelaksanaan bantuan permukiman untuk TSM;
v. pelaksanaan transmigrasi swakarsa mandiri (TSM);
w. kesiapan berangkat dan keberangkatan transmigran TSM;
x. nominatif pengungsi transmigran yang belum mendapat penanganan;
y. daftar nama nama eks pengungsi transmigran yang telah mendapat penanganan;

(2).

Data dan Informasi ketransmigrasian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
dimanfaatkan seluruhnya oleh masyarakat.
Pasal 5

Sumber data dan informasi ketransmigrasian diperoleh dari :
a.
b.
c.
d.
e.

Unit kerja pengelola data dan informasi ketransmigrasian di lingkungan unit Eselon I yang
membidangi pelaporan dan evaluasi;
Pemerintah Provinsi dan atau pemerintah Kabupaten/Kota;
Perguruan Tinggi;
Lembaga Pemerintahan;
Lembaga Swasta.

BAB III
PENGELOLA DATA DAN INFORMASI KETRANSMIGRASIAN
Pasal 6
(1). Pengelolaan Data dan informasi ketransmigrasian dilaksanakan oleh Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
(2). Pengelola Data dan informasi ketransmigrasian dilingkungan Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi adalah Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi.
(3). Pengelola Data informasi ketransmigrasian dilingkungan pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota adalah unit kerja yang bertanggung jawab di bidang ketransmigrasian.
BAB IV
SISTEM, MEKANISME PELAPORAN, PENYAJIAN
DATA DAN INFORMASI KETRANSMIGRASIAN
Pasal 7
Sistem pengelolaan Data dan informasi ketransmigrasian dilaksanakan secara terpusat dan secara
tersebar.
Pasal 8
(1). Sistem pengelolaan Data dan informasi secara terpusat sebagaimana dimaksud dalam
7, meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
(2).

Pasal

perumusan kebijakan;
pengembangan sistem;
standardisasi sarana dan prasarana;
pengelolaan data berskala nasional;
kegiatan pembinaan.

Sistem pengelolaan informasi secara tersebar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,
dilaksanakan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang bertanggung jawab
di bidang ketransmigrasian meliputi :
a. pemeliharaan sistem dan data;
b. pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana;
c. pengelolaan data dan informasi sesuai dengan lingkup kewenangannya.
Pasal 9

(1).

Mekanisme penyampaian pelaporan data dan informasi ketransmigrasian antara lain melalui :
a. Kepala dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang ketransmigrasian
melaksanakan fungsi pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian yang disusun dalam
bentuk laporan yang disampaikan kepada Bupati/Walikota;

b. Bupati/walikota menyampaikan laporan data dan informasi ketransmigrasian kepada Menteri
dengan tembusan kepada Gubernur dan Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan
Informasi;
c. Kepala dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang ketransmigrasian melaksanakan
fungsi pengelolaan data dan informasi ketransmigrasian yang disusun dalam bentuk laporan
yang disampaikan kepada Gubernur;
d. Gubernur menyampaikan laporan data dan informasi ketransmigrasian kepada Menteri
dengan tembusan kepada Kepala Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi.
(2).

Pelaporan data dan informasi ketransmigrasian sebagaimana dimaksud dalam
disampaikan secara berkala dan atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan.

ayat (1)

(3).

Laporan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dilakukan secara manual dan atau
menggunakan teknologi informasi.
Pasal 10

Sistem, mekanisme dan pedoman pengelolaan informasi ketransmigrasian sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Keputusan Menteri.

BAB V
SARANA DAN PRASARANA
PENGELOLAAN INFORMASI KETRANSMIGRASIAN
Pasal 11
(1).

Pengumpulan dan pengolahan data, analisis dan penyajian informasi ketransmigrasian
menggunakan sarana dan prasarana pengelolaan informasi ketransmigrasian yang meliputi
perangkat lunak dan perangkat keras.

(2).

Perangkat lunak dan perangkat keras sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disediakan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi dan Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.
Pasal 12

Komunikasi data dan informasi ketransmigrasian dilaksanakan dengan memanfaatkan
jaringan komunikasi yang tersedia.
Pasal 13
Pelayanan Informasi untuk mendukung manajemen pemerintahan dan pelayanan publik dilaksanakan
melalui loket pelayanan informasi dan jaringan komunikasi data intranet dan internet.

BAB VI
PEMBIAYAAN
Pasal 14
Biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkan Keputusan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
BABVII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15
Keputusan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI
TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JACOB NUWA WEA