PPT ASUHAN KEPERAWA TAN COBUSTIO

ASUHAN
KEPERAWATAN
COBUSTIO
Disusun Oleh Kelompok VIII

Disusun Oleh Kelompok VIII
• Dessy Ayu Armadani
(20121660002)
• Badrut Tamam
(20121660025)
• Hanan Jehha
(20121660120)

Defnisi Luka Bakar (Cobustio)
Luka bakar adalah Kerusakan atau kematian dari
kulit, mukosa, dan jaringan yang lebih dalam dapat
di sebabkan oleh panas. Suhu dingin yang tinggi, api,
matahari, arus listrik maupun bahan kimia
(Djohansyah, 2000)

Penyebab Luka Bakar

Air Panas

Bahan Kimia
Api atau
Ledakan Bom

Listrik, Petir
& Radiasi

Suhu Dingin
yg Tinggi

Sengatan
Matahari

(Noer, et, al, 2006)

Derajat Kedalam Luka Bakar
Luka bakar derajat 1
kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial) kulit

hiperemik berupa eriterma, tidak di jumpai bullae, nyeri
karena ujung-ujung saraf sensorik teriritas, penyembuhan
terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus (Noer, 2006).

Luka bakar derajat 2
Kerusakan meliputi epidermis dan berbagai dermis, berupa
reaksi inflamasi disertai proses eksudasi, terdapat bullae, nyeri
karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Dibedakan menjadi
II bagian yaitu: (Noer, 2006).

1. Derajat II dangkal / superficial (IIA): kerusakan mengenai
bagian epidermis dan Lapisan atas dari corium / dermis.
2. Derajat II dalam / deep (IIB ): kerusakan mengenai hampir
seluruh bagian dermis dan sisa –sisa jaringan epitel tinggal
sedikit. (Noer, 2006).

Luka bakar derajat III : Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit
dan lapisan yang lebih dalam sampai mencapai jaringan
subcutan ,otot dan tulang, organ kulit mengalami kerusakan,
tidak ada lagi sisa elemen epitel, tidak dijumpai bulla, kulit

terbakar berwarna abu-abu dan lebih pucat sampai berwarna
hitam kering.

Fase luka bakar
1. Fase Akut /fase syok / fase awal : Fase ini dimulai saat kejadian sampai
penderita mendapat perawatan di Unit Gawat darurat, pada fase ini
penderita mengalami ancaman ganguan airway (jalan nafas), breathing
(mekanisme bernafas) dan gangguan circulation.
2.

Fase sub Akut: Fase ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau
paska syok. Masalah yang umum dijumpai pada fase ini adalah entitas
klinis yang disebut Sistim inflamamatory Response Syndrome (SIRS),
yang diikuti Multi Organ Dysfunction Syndrome (MODS).

3.

Fase Lanjut : Penderita sudah di nyatakan sembuh, tetapi masih tetap
di pantau melalui rawat jalan.


Luas luka bakar
Anggota Tubuh
Kepala dan leher
Lengan
Badan Depan
Badan Belakang
Tungkai
Genetalia/ Perineum
TOTAL :

Prosentasi
 
9%
18%
18%
18%
36%
1%
100%
(Noer,et al, 2006).


Peatalaksanaan Luka Bakar
Penanganan Triage
Penangganan di Ruang
Emergency
Penanganan di Unit Luka
Bakar
Pemberian Antibiotika

Penyembuhan Luka Bakar
Menurut Syamsul hidayat dan Jong (2005), proses
penyembuhan luka bakar terbagi dalam tiga fase yaitu fase
inflamasi, fase proliferasi, fase proliferasi, dan fase maturasi.
(Syamsul hidayat dan Jong, 2005),

KLIK..

WOC LUKA BAKAR

ASUHAN KEPERAWATAN LUKA

BAKAR

Pengkajian
• Identifikasi Pasien: Yang perlu dikaji adalah nama, umur, jenis
kelamin,suku bangsa, agama, pekerjaan, alamat, tanggal MRS, diagnose
medis. (Eviana S Tambunan, 2012)
• Keluhan Utama: Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka
bakar (Combustio) adalah nyeri, sesak nafas. Nyeri dapat disebabakna
kerena iritasi terhadap saraf. Dalam melakukan pengkajian nyeri harus
diperhatikan paliatif, severe, time, quality (p,q,r,s,t). sesak nafas yang
timbul beberapa jam / hari setelah klien mengalami luka bakardan
disebabkan karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul
penyumbatan saluran nafas bagian atas, bila edema paru berakibat sampai
pada penurunan ekspansi paru. (Eviana S Tambunan, 2012)

Riwayat Penyakit
• Riwayat Penyakit Sekarang: Perlu diketahui mengenai tanggal, jam dan penyebab luka
bakar, pada pasien luka bakar derajat-derajat kerusakan jaringan kulit sampai dermis
dengan keluhan nyeri yang hebat yang terus, menerus pada luka, perasaan panas dan
haus dapat menggunakan aktivitas sehari-hari. (Eviana S Tambunan, 2012)

• Riwayat Penyakit Dahulu: Perlu dikaji tentang riwayat penyakit yang dahulu dan pasien
yaitu seperti penyakit jantung karena pada pasien luka bakar dengan kelainan jantung
memerlukan tindakan khusus seperti resusitasi selain itu penyakit jantung perlu dikaji
riwayat penyakit diabetes militus, karena pasien diabetes militus dengan luka bakar akan
mengakibatkan luka memerlukan perawatan yang lebih lama, penyakit-penyakit syaraf
seperti epilepsi, juga memrlukan perawatan atau penatalaksanaan khusus pada pasien
luka bakar. (Eviana S Tambunan, 2012)
• Riwayat Penyakit Keluarga : Merupakan gambaran keadaan kesehatan keluarga dan
penyakit yang berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi : jumlah anggota keluarga,
kebiasaan keluarga mencari pertolongan, tanggapan keluarga mengenai masalah
kesehatan, serta kemungkinan penyakit turunan. (Eviana S Tambunan, 2012)

Pola Fungsi Kesehatan

• Pola Presepsi dan Tata Laksanaan Kesehatan
• Pola Nutrisi dan Metabolisme
• Pola Eliminasi
• Pola Aktivitas LatihanPola Istirahat Tidur
• Pola Presepsi Sensorik dan Penegtahuan
• Pola Presepsi dan Konsep Diri

• Pola Hubungan dan PeranPola Seksual dan Reproduksi
• Pola Penangulanggan
• Pola Keyakinan dan Tata Nilai

Pemeriksaan Fisik Integument
• Pada luka bakar derajat 1 kerusakan terbatas pada lapisan epidermis dan superficial.
Kulit kering, hiperemik berupa eritem. Nyeri karena ujung – ujung saraf sensorik
teriritasi. (Eviana S Tambunan, 2012)
• Pada luka bakar derajat II: Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa
reaksi inflamasi disertai proses eksudat, dijumpai bulae, nyeri karena ujung-ujung saraf
sensorik teriritasi. Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebihh tinggi
diatas kulit normal. (Eviana S Tambunan, 2012)
• Pada luka bakar derajat III: Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan yang
lebih dalam. Organ-organ kulit sepeti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
mengelami kerusakan. Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat, karena kering
letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar. Terjadi koagulasi protein pada
epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar. Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang
sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan kematian.
Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka.
(Eviana S Tambunan, 2012)


Diagnosa Keperawatan
1.

Ketidakefektifan pola nafas b/d nyeri dan edema

2.

Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi jantung

3.

Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif akibat evaporasi dari daerah
luka bakar

4.

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan untuk
mencerna makanan


5.

Gangguan rasa nyaman nyeri b/d (Gejala Terkait Penyakit) cedera jaringan dan saraf

6.

Kerusakan integritas kulit b/d luka bakar karena zat kimia

7.

Intoleran aktivitas b/d tirah baring karena edema luka bakar, rasa nyeri dan
kontraktur persendian

8.

Risiko ketidakefektifan perfusi ginjal b/d penurunan frekuensi urin

9.

Risiko infeksi b/d luas luka bakar (Nanda 2012-2014, Brunner & Suddarth dkk, 2002)


Intervensi Keperawatan
• Diagnosa Keperawatan:
• Kerusakan integritas kulit b/d luka bakar karena zat kimia. (NANDA 2012-2014)
• Tujuan: Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan pasien dengan kerusakan integritas kulit dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
• Kriteria Hasil:
• Integritas kulit yang baik dapat dipertahankan (Sensasi, Elastisitas,
temperature, hidrasi, pigmentasi)
• Menunjukan perfusi jaringan: perifer, ditandai dengan indikator berikut 1-5
(Ekstrem, berat, sedang, ringan atau tidak ada)
• Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencega
terjadinya cedera berulang.
• Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan
perawatan alami. (Judith M. Wilkinson, 2007)

Intervensi Keperawatan
• Observasi luka: lokasi, dimensi, kedalaman luka, karakteristik, warna, cairan, granulasi,
jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal, formasi traktus
• Rasional: Dengan selalu mengobservasi luka dapat diketahui tingkat keparahan luka dan
bagaimana proses penigkatan kesembuhan pada luka
• Lakukan teknik perawatan luka dengan steril
• Rasional: Dengan teknik perawatan luka yang steril tidak akan menambah besar luka dan
timbulnya bakteri yang ditimbulkan Karena perawatan
• Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka
• Rasional: Agar pasien dan keluarga dapat mengetahui bagaimana perawatan yang baik
dan benar yang seharusnya diterapkan
• Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik seperti antibiotik sistemik,
antibiotik profilaksis, antibiotic terapeutik
• Rasional: Dengan pemberian antibiotic sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter maka
luka akan perlahan-lahan akan membaik. (Judith M. Wilkinson, 2007)

ASPEK LEGAL ETIK

Identifkasi Isu
Nn Z mengalami luka bakar karena bahan kima yang disiramkan oleh temanya
dari hasil pertengkaran tersebut di peroleh luka bakar daerah wajah, tangan dan
kaki, yang meliputi wajah 9%, kedua tangan depan 18%. Dalam minggu ini Nn Z
harus mengikuti kegiatan fashion show di salah satu event tertentu dan Nn Z
berharap ia harus hadir di event fashion show tersebut karena Nn Z telah
menandatangi sebuah kontrak jauh-jauh hari untuk menghadiri event fashion
show tersebut. Apabilah Nn Z tidak datang dalam event fashion show tersebut
maka Nn Z akan terjerat pidana karena Nn Z telah menanda tangani kontrak
tersebut. Nn Z bertanya kepada perawat apakah ia dapat sembuh dan apakah
wajahnya dapat kembali seperti semula dalam 5 hari ini dengan nada bicara
emosi Nn Z berkata ia siap mambayar sebesar apapun asal wajah dan luka
bakarnya dapat sembuh dalam 5 hari ini. Perawat pun hanya mengatakan bahwa

“Menurut saran dokter mbk harus istirahat terlebih dahulu dan mbk
harus mengikuti langkah-langkah yang dilakukan oleh pihak rumah
sakit”.
Pihak keluarga Nn Z pun semakin mendesak perawat dengan cara
marah-marah dan mintak anaknya segerah bisa di sembuhkan dalam 5
hari ini. Perawat hanya biasa mengatakan dengan jawaban yang singkat
bahwa
“Dalam jangka waktu 5 hari ini Nn Z tidak bisa di sembuhkan secepat
itu dan saya harap pihak keluarga menunggu tindakan yang diberikan
oleh pihak rumah sakit”
melainkan pihak keluarga Nn Z tidak puas atas jawaban perawat
tersebut. Perawat pun langsung meninggalkan pihak keluarga Nn Z
tersebut.
Dengan luapan kemarahan akhirnya Nn Z dipindahkan oleh keluarga ke
salah satu rumah sakit. Beberapa hari kemudian pihak rumah sakit
mendapat surat keluhan dari keluarga Nn Z yang berisi ketidak puasan

Prinsip-Prinsip Moral/ Etik Dalam Keperawatan:
A. Otonomi Pasien: Pada kasus Nn Z tersebut adalah kurangnya informasi dari pihak
perawat dan kurangnya pemahaman keluarga dan Nn Z terhadap penyakitnya.
Kurangnya informasi yang didapatkan oleh pihak keluarga Nn Z membuat mereka
berfikir bahwa dalam jangka 5 hari Nn Z dpat sembuh. Hak pasien meminta untuk
disembuhkan melainkan kurangnya informasi tentang proses penyembuhan
membuat permintaan pasien tersebut tidak bisa dilakukan. Kewajiban perawt
adalah memberikan asuhan keperawatan dan memeberikan informasi mengenai
penyakit Nn Z
B. Advokasi Perawat terhadap PasienAdvoksi yang dapat dilakukan dalam Nn Z
adalah berupa penjelasan yang sejelas-jelasnya tentang informasi perjalanan luka
bakar pada Nn Z serta perlunya menjelaskana proses penyembuhan yang dilakukan
Nn Z tidak secepat itu. Perlunya konsultasi dengan tim medis juga sangat
diperlukan berkaitan dengan masalah

Membuat Keputusan
Dalam kasus Nn Z dokter berperan dalam mengambil keputusan
terhadap tindakan yang harus dilakuakan pada Nn Z. Dokter sebaiknya
memberikan pengertian dan memberikan alternative penyembuhan yang
cepat dan aman bagi Nn Z. sedangkan perawat primer berperan sebagai
advoksi dan fasilitator agar pasien dan keluarga dapat membuat
keputusan yang baik bagi Nn Z. Serta keputusan yang diambil tidak
menimbulkan permasalahan atau dapat menimbulkan kerugihan bagi
pasien, perawat, dokter maupun pihak rumah sakit. Sehingga
diharapakan dapat memutuskan hal terbaik dan memilih alternative
yang lebih baik.

SEKIAN
TERIMA KASIH