Pengaruh Faktor Personal dan Manajemen K3 terhadap Tindakan Tidak Aman di PT. Inti Benua Perkasatama Dumai Tahun 2014

  Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH FAKTOR PERSONAL DAN MANAJEMEN K3 TERHADAP

TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACTION) PADA PEKERJA

DI PT. INTI BENUA PERKASATAMA DUMAI

  Saya adalah mahasiswi Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh Faktor Personal dan Manajemen K3 terhadap Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action) pada Pekerja di PT. Inti Benua Perkasatama Dumai”.

  Data dan informasi yang Bapak berikan merupakan hal yang sangat berharga, oleh karena itu partisipasi dan kesediaan Bapak dalam menjawab kuesioner ini sangat saya hargai. Data dan informasi yang Bapak berikan akan saya jamin kerahasiaan dan semata-mata digunakan untuk kegiatan ilmiah.

  Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada Bapak yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini.

  Hormat saya, Elisa Hafrida

  Petunjuk Pengisian :

  Mohon mengisi atau menjawab semua pertanyaan yang tersedia dengan memberikan tanda check list ( √) pada tempat atau kolom yang tersedia ! I.

IDENTITAS RESPONDEN

  Usia : .......... tahun Jenis Kelamin : Pria Wanita Pendidikan Terakhir : SD SMP

  SMA Perguruan Tinggi Status Kerja : Tetap Tidak Tetap Masa Kerja : .......... tahun

II. PENGETAHUAN K3 No Pernyataan ST T TT

  1. Penerapan manajemen K3 dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja

  2. Penerapan manajemen K3 dapat mencegah dan mengurangi penyakit akibat kerja

  3. Standar operasi prosedur kerja yang telah ditetapkan perusahaan

  4. Arti dari setiap pelabelan yang dibuat untuk bahan- bahan berbahaya di tempat kerja

  5. Mengetahui Material Safety Data Sheet (MSDS) setiap bahan-bahan kimia yang digunakan

  6. Kelengkapan isi kotak P3K sangat penting

  7. Fasilitas ruang P3K sangat penting

  8. Prosedur menggunakan APD secara benar

  9. Pentingnya pencahayaan di tempat kerja

  10. Pentingnya ventilasi atau sirkulasi udara yang baik di tempat kerja

  11. Kebisingan mesin dapat menyebabkan tuli permanen

  12. Banyaknya debu di tempat kerja dapat mengganggu fungsi paru

  13. Cara kerja dan posisi kerja yang baik dapat mengurangi kelelahan

  23. Pelayanan kesehatan yang disediakan sudah baik

  Ya (jika ya, lanjut ke No. 2) b. Tidak

  Apakah Anda pernah mengikuti pelatihan K3 ? a.

  Keterangan : ST : Sangat Tahu : diberi skor 3 T : Tahu : diberi skor 2 TT : Tidak Tahu : diberi skor 1

  Sumber : Zulliyanti S, Tahun 2010.

  25. Adanya organisasi P2K3 (Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

  24. Penggunaan APD untuk kepentingan kesehatan dan keselamatan pekerja

  22. Suasana dan hubungan kerja yang dibangun di tempat kerja sangat kondusif untuk bekerja

  14. Cara kerja dan posisi kerja yang salah dapat menyebabkan keluhan berupa gangguan nyeri otot dan kelelahan fisik

  21. Adanya pemantauan dan pengujian lingkungan kerja yang dilakukan secara berkala (pengujian kualitas mesin, alat dan bahan, kualitas udara)

  20. Poster-poster K3 dan rambu-rambu K3 (safety sign) di lingkungan kerja membantu mengingatkan pekerja untuk bekerja secara aman

  19. Arti dari setiap rambu-rambu keselamatan yang dipasang di tempat kerja

  18. Adanya tim P3K yang bertugas untuk menangani pertolongan pertama pada saat terjadi kecelakaan

  17. Potensi bahaya dari setiap alat, bahan dan mesin yang digunakan pada saat bekerja

  16. Adanya pemeriksaan kesehatan awal dan berkala

  15. Adanya jalur evakuasi jika terjadi kondisi darurat

III. PELATIHAN K3 1.

2. Pelatihan K3 apa yang pernah Anda ikuti ? a.

  b. K3 Umum K3 Umum dan K3 Khusus 3.

  Berapa kali Anda sudah mengikuti pelatihan K3 ?

  a. > 1 kali b. 1 kali Keterangan : a = benar, diberi skor 2 b = salah, diberi skor 1

IV. BEBAN KERJA No Pernyataan T R

  1. Kebutuhan fisik (Physical Demand) Aktivitas fisik yang dibutuhkan (misalnya : mendorong, menarik, memutar, mengendalikan, dan mengaktifkan).

  2. Kebutuhan Mental (Mental Demand) Aktivitas mental dan perseptual yang dibutuhkan (misalnya : berpikir, memutuskan, menghitung, menghafal, melihat, dan mencari).

  Kebutuhan Waktu (Temporal Demand). Tekanan batas 3. waktu yang diberikan untuk mengerjakan tugas atau kecepatan kerja

  4. Performansi (Performance). Kesuksesan dalam mencapai tujuan pekerjaan yang telah ditetapkan.

  5. Usaha (Effort) Usaha keras anda bekerja secara fisik dan mental untuk mencapai tingkat performansi yang telah dicapai.

  6. Tingkat Stres (Frustation Level) Perasaan terganggu, bosan, menjengkelkan, stress saat mengerjakan tugas

  Sumber : NASA TLX (Task Load Index) Hancock and Meshkati (1988)

  Keterangan :

  T : Tinggi : diberi skor 2 R : Rendah : diberi skor 1

V. KELELAHAN No Perasaan Kelelahan S S KK HTP TP

  1. Perasaan berat di kepala

  2. Lelah seluruh badan

  3. Berat di kaki

  4. Menguap

  5. Pikiran kacau

  6. Mengantuk

  A. Pelemahan Kegiatan

  8. Gerakan canggung dan kaku

  9. Berdiri tidak stabil

  10. Ingin berbaring

  B. Pelemahan Motivasi

  1. Susah berpikir

  2. Lelah untuk berbicara

  3. Gugup

  4. Tidak berkonsentrasi

  7. Ada beban pada mata

  5. Sulit memusatkan perhatian

  4. Sesak nafas

  Sumber : Subjective Self Rating Test, Industrial Fatique Research Committe (IFRC), Jepang. Keterangan :

  10. Merasa kurang sehat

  9. Tremor pada anggota badan

  8. Spasme di kelopak mata

  7. Merasa pening

  6. Suara serak

  5. Haus

  3. Nyeri di punggung

  6. Mudah lupa

  2. Kaku di bahu

  1. Sakit di kepala

  C. Gambaran Kelelahan Fisik

  10. Tidak tekun dalam pekerjaan

  9. Sulit mengontrol sikap

  8. Merasa cemas

  7. Kepercayaan

  S : Selalu : diberi skor 5 S : Sering : diberi skor 4

  KK : Kadang-kadang : diberi skor 3 HTP : Hampir Tidak Pernah : diberi skor 2 TP : Tidak Pernah : diberi skor 1

VI. MANAJEMEN K3 No Pernyataan SS S RR TS STS

A. KOMITMEN DAN KEBIJAKAN K3

  1. Manajemen perusahaan bertanggungjawab atas kinerja K3.

  2. Manajemen perusahaan menyediakan anggaran/ dana yang diperlukan di bidang K3.

  3. Manajemen perusahaan menyediakan tenaga kerja berkualitas dan sarana-sarana yang diperlukan di bidang K3.

  4. Penyediaan personil yang memiliki kompetensi dalam melakukan identifikasi, penilaian dan pengendalian potensi bahaya di lingkungan kerja.

  5. Perencanaan K3 terkoordinasi dengan baik.

  6. Perusahaan melakukan penilaian kinerja dan tindaklanjut pelaksanaan K3.

  7. Perusahaan memiliki kebijakan tertulis tentang K3.

  8. Kebijakan K3 dikonsultasikan dengan tenaga kerja.

  9. Pengurus menjelaskan peraturan perundangan dan persyaratan lainnya kepada pekerja.

B. PERENCANAAN

  1. Perencanaan kerja dilakukan dengan mempertimbangkan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko pada kegiatan yang akan dilakukan.

  2. Perusahaan melakukan perancangan dan rekayasa untuk mengendalikan risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

  3. Penetapan tujuan dan sasaran K3 dikonsultasikan dengan wakil tenaga kerja.

  4. Perusahaan melakukan pengujian

  lingkungan kerja secara berkala (pengujian kualitas bising mesin, kualitas udara di lingkungan kerja, pengujian kualitas pencahayaan) setiap tahun.

  5. Prosedur rencana pemulihan keadaan

  gawat darurat dan pemulihan tenaga kerja yang trauma.

  6. Prosedur kerja telah disosialisasikan kepada seluruh pekerja.

  7. P rosedur pelaporan informasi yang terkait

  dengan identifikasi sumber bahaya, kinerja K3, kecelakaan kerja.

  8. Prosedur menghadapi keadaan darurat dan bencana alam.

  9. Prosedur menghadapi insiden yang

  meliputi penyediaan fasilitas P3K dengan jumlah yang cukup dan sesuai sampai mendapatkan pertolongan medik, dan proses perawatan lanjutan.

  10. Perusahaan menetapkan prosedur penanggulangan limbah.

C. PELAKSANAAN

  1. Pemeriksaan kesehatan pekerja secara berkala setiap tahun.

  2. Rambu-rambu mengenai keselamatan dan

  tanda pintu darurat telah diapasang dengan jelas.

  3. Pekerja diberi arahan tentang bagaimana

  menggunakan APD secara benar dan memelihara APD sehingga selalu dalam kondisi layak pakai.

  4. Alat pelindung diri yang berkualitas telah disediakan.

  5. S osialisasi informasi cara penggunaan

  bahan, alat dan mesin yang digunakan mengenai identifikasi, penilaian dan pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

  6. Petugas yang berkompeten telah mengidentifikasi dan menilai potensi bahaya dan risiko K3 yang berkaitan dengan operasi.

  7. Pekerja selalu diberi arahan tentang bagaimana mengindentifikasi bahaya yang mengancam pada saat bekerja dan bagaimana mencegah terjadinya insiden.

  8. Pekerja selalu diberi arahan tentang bahaya fisik, kimia, ergonomik, biologi dan psikologis yang mungkin dapat menciderai dan melukai pada saat bekerja.

  9. Petugas penanggulangan kebakaran telah mendapatkan pelatihan fire safety.

  10. Menyelenggarakan pelatihan sesuai kebutuhan program K3.

  11. Perusahaan memberikan reaksi yang

  cepat dan tepat terhadap kondisi yang menyimpang.

  12. Petugas P3K yang menangani

  pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan telah mendapatkan pelatihan P3K.

  13. Informasi K3 terbaru dikomunikasikan ke tenaga kerja.

  14. Pengolahan limbah dengan benar.

  15. Alat pemadam kebakaran tersedia di setiap

  area pekerjaan dan dilatih cara penggunaannya.

D. PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN PERBAIKAN 1.

  Pengawasan yang dilakukan petugas berwenang untuk menjamin pekerjaan dilaksanakan secara aman dan mengikuti setiap prosedur kerja yang telah ditetapkan.

  2. Catatan inspeksi, pengujian dan pemantauan terpelihara dengan baik.

  3. Pelaporan informasi yang terkait dengan identifikasi sumber bahaya, kinerja K3, kecelakaan kerja.

  4. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan SOP pelaksanaan program K3.

5. Perbaikan dan pencegahan dilaksanan berdasarkan hasil temuan.

E. KAJI ULANG MANAJEMEN 1.

  Mengadakan rapat dan tinjauan antara tim P2K3, direksi dan kepala divisi.

  2. Perwakilan pekerja ikut serta dalam rapat dan tinjauan antara tim P2K3 direksi dan kepala divisi.

  3. Hasil pengkajian manajemen K3 disosialisakan kepada seluruh pekerja.

  Sumber : Zulliyanti S, Tahun 2010.

  Keterangan : SS : Sangat Setuju : skor 5 TS : Tidak Setuju : skor 2 S : Setuju : skor 4 STS : Sangat Tidak Setuju : skor 1 R : Ragu-ragu : skor 3

VII. TINDAKAN TIDAK AMAN (UNSAFE ACTION) No. Jenis Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action) Ya Tidak

  1. Menjalankan peralatan atau mesin kerja tanpa perintah atau wewenang.

  2. Tidak memberikan peringatan, seperti : memberi tanda/simbol untuk berhenti dan label pada bahan kimia berbahaya atau bahaya lain.

  3. Menjalankan peralatan atau mesin kerja dengan kecepatan yang tidak sesuai prosedur.

  4. Tidak melakukan pengamanan, seperti : mematikan peralatan atau mesin kerja yang tidak digunakan.

  5. Membuat alat pengaman pada mesin menjadi tidak berfungsi.

  6. Menghilangkan atau memindahkan alat pengaman.

  7. Menggunakan peralatan kerja yang rusak.

  8. Menggunakan peralatan kerja yang tidak sesuai dengan pekerjaannya.

  9. Memuat beban berlebihan, misalnya pada forklift atau trolly.

  10. Tidak menggunakan alat pelindung diri secara lengkap sesuai dengan peraturan yang berlaku.

  11. Penempatan yang tidak benar seperti menempatkan peralatan kerja, baik pada saat bekerja maupun setelah bekerja.

  12. Mengangkat beban dengan posisi tubuh yang janggal, misalnya dengan posisi tubuh yang bungkuk.

  13. Posisi tubuh yang salah saat bekerja.

  14. Memperbaiki atau melakukan perawatan terhadap peralatan kerja yang sedang beroperasi.

  15. Bersenda gurau berlebihan (mengagetkan rekan kerja, berteriak, iseng atau jahil terhadap rekan kerja, dan lain- lain).

  16. Mengkonsumsi alkohol dan/atau obat-obatan terlarang sebelum, saat bekerja dan setelah bekerja.

  Sumber : Lembar observasi tindakan tidak aman (Unsafe Action) perusahaan.

  Keterangan : Ya : diberi skor 2 Tidak : diberi skor 1

  Lampiran 2. Surat Pernyataan (Informed Concern) SURAT PERNYATAAN (INFORMED CONCERN)

  Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Umur :

  Dengan ini bersedia secara sukarela dan tanpa paksaan untuk mengisi lembar kuesioner penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Personal dan Manajemen K3 terhadap Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action) di PT. Inti Benua Perksatama Dumai Tahun 2014”.

  Demikian surat pernyataan ini saya perbuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

  Dumai, 2014 Responden,

  ( ..................................... )

  Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

Dokumen yang terkait

Gambaran Penanganan Kasus Trauma Gigi Permanen Oleh Dokter Gigi di Kecamatan Medan Baru, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Petisah, Medan Maimun dan Medan Selayang

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Laba dan Dividen Payout Ratio Pada Bank Umum

0 0 38

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Laba dan Dividen Payout Ratio Pada Bank Umum

0 0 12

Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Laba dan Dividen Payout Ratio Pada Bank Umum

0 0 16

Isolasi dan Uji Antifungi Bakteri Endofit Tanaman Padi (Oryza sativa L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Rhizoctonia solani

0 1 6

Identifikasi Fungi Endemik dan Pemanfaatannya untuk Meningkatkan Pertumbuhan Beberapa Klon Karet (Hevea brasiliensis) Di Tanah Gambut

0 0 13

A. Identitas responden - Hubungan Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat dengan Waktu Tanggap (Respon Time) Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Permata Bunda 2014

0 0 20

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penatalaksanaan Pelayanan Gawat Darurat 2.1.1. Pengertian - Hubungan Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat dengan Waktu Tanggap (Respon Time) Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Permata Bunda 2014

0 0 26

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan Penatalaksanaan Penanganan Gawat Darurat dengan Waktu Tanggap (Respon Time) Keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Permata Bunda 2014

0 2 9

Proporsi Berat Badan Lahi r Rendah Pada Bayi Kembar Yang Lahir Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2008 -2012

0 0 14