Fenomena Host Club Di Jepang Dewasa Ini

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HOST CLUB DALAM MASYARAKAT JEPANG

2.1 Pengertian Host Club

  Host Club ialah sebuah jenis perdagangan malam yang unik dimana para pria heterosexual melayani wanita muda dengan berbagai macam hiburan yang sebagian besar adalah mengobrol dan hiburan lainnya di dalam sebuah Host Club (Yamagishi, 2009:10).

  Host Club ialah sebuah tempat dimana perempuan membayar untuk menghabiskan waktu bersama dengan pria menarik. Club ini bukan sejenis Club striptis atau lingkaran prostitusi, tetapi lebih dikategorikan sebagai jasa pertemanan (Yamagishi, 2009: 10)

  Host Club ialah pekerja seks komersial berjenis kelamin pria, namun tidak menjual seks kepada pelanggannya, walaupun itu bisa terjadi diluar jam kerja. Namun Host Club lebih menitik beratkan hiburan untuk menemani mengobrol atau menghibur secara teroganisir menurut masing-masing perusahaan (club)nya.

  Host Club hampir sama dengan Hostess Club, perbedaannya ialah para pekerja di Host Club adalah pria. Host Club banyak terdapat di kota-kota besar diJepang. Dan yang terkenal berada diTokyo tepatnya di Distrik Kabukichoo danOsaka di Distrik Umeda dan Namba.Para pelanggan biasanya berasal dari wanita kaya, pekerja wanita dan hostess.

2.2 Asal Usul dan perkembangan Host Club

  Pada jaman Edo, saat kepemimpinan Tokugawa (1603-1868 ), sistem kerja seperti Host Club Bar ini disebut Mizu Shoubai 水商売, walaupun arti dari Mizu

  Shoubai itu sendiri saat itu sebenarnya masih mengambang, menurut Tokugawa, saat itu dengan melihat banyaknya tempat permandian air dan luasnya jaringan pelayanan jasa banyak didirikannya tempat-tempat hiburan malam, seperti pemandian air panas, tempat-tempat pelayanan seks, dan perluasan alokasi Geisha yang merupakan tempat hiburan untuk orang-orang kaya. Hal tersebut memicu Host Club Bar di Kabuki Chou Shinjuku dijadikan lahan bisnis, terutama bisnis di malam hari.Maka istilah Mizu Shoubai tersebut digunakan hingga saat ini, seperti halnya yang terjadi di Shinjuku.

  Istilah Mizu Shoubai 水商売 terdiri dari dua kata, yaitu Mizu 水 yang berarti air, shoubai

  商売 yang berati perdagangan, jadi Mizu Shoubai 水商売 adalah

  

perdagangan air. Mizu Shoubai dapat pula diartikan dunia yang mengambang atau

  dunia yang penuh dengan kesenangan dan ketidakkekalan, semua bergantung kepada faktor keberuntungan. Bisnis Mizu Shoubai diibaratkan mengikuti arus air yang mengalir. Maksudnya adalah pendapatan tergantung pada sejumlah besar faktor yang berubah-ubah seperti popularitas di kalangan pelanggan, cuaca, keadaan ekonomi, serta keberhasilan dan kegagalan yang ada sesuai dengan istilah aliran air yang mengalir. Pada tahun 1980 Pemerintah Jepang mulai menerapkan pendapatan kena pajak untuk mendorong kesuksesan ekonomi Jepang melalui kultur perusahaan korporasi diantaranya perusahaan Host Club / hostess.

  Mizushobai atau water trade adalah julukan untuk perdagangan hiburan malam di Jepang.Termasuk didalamnya adalah Bar,CabaretsClub, Host dan Hostess.Kabuki- choo di Tokyo,Shinjuku adalah tempat paling terkenal untuk perdagangan malam diJepang.Walaupun kapan pertama kali kemunculan Mizushobai ini masih diperdebatkan, tetapi sepertinya fenomena ini mulai terkenal di era Tokugawa (1603- 1868).Mizushobai di deskripsikan sebagai hiburan dewasa yang melayani tamu berdasarkan companionship (hubungan pertemanan) ketika mereka minum, bukan dalam bentuk seksual.

  Karena Host Club ialah sebuah perusahaan yang menawarkan companionship (hubungan pertemanan) kepada pelanggannya, yakni hanya sebatas menghibur seperti menyanyi, menari, minum dan menemani mengobrol, Host Club termasuk kedalam bagian dari Mizushobai yaitu bisnis hiburan malam di kawasan Red Light District di Jepang. sejak pertengahan tahun 1960 Jepang telah mendirikan salah satu dari hiburan malam yaitu Host Club.Dimana pria Jepang muda yang heterosexual melayani wanita.Walaupun mereka disebut pekerja sex, pekerjaan mereka ialah melayani tamu sebagai teman mengobrol dan jenis hiburan lainnya diluar dari berhubungan seks meskipun hal ini juga terjadi diluar jam kerja mereka. Ketika sebagian besar tempat- tempat hiburan malam dilayani oleh wanita dengan target tamu pria, Host club mulai berkembang. Pada tahun 1996 jumlah Host Club di Jepang meningkat pesat hingga mencapai 200 club.

  Menurut Yamagishi (2009:11) dalam desertasi nya menyebutkan bahwa Club pertama dibuka pada tahun 1995 di Tokyo.Sebelum pertengahan tahun 1990, Club eksis tidak lebih sebagai kegiatan illegal, yang diketahui hanya untuk kalangan terbatas.Sejak diujung tahun 1990, ada perkembangan yang signifikan dari Host Club.

  Diawal tahun 2000 Host Club tidak hanya muncul di Hankagai (distrik yang dikenal dengan pusat hiburan dewasa) di Tokyo tetapi Host Club mulai dikenal di sejumlah distrik di seluruh Jepang. Awal tahun 2000 ada sekitar 1000 club dan 12000 Host yang eksis di Jepang.Mereka memproduksi 14.000.000 dollar dan menjadi sebuah hiburan popular di Jepang. yang merupakan pusat perdagangan malam terbesar di Jepang

  Kabukichou

  mengalami pertumbuhan yang paling pesat. Di tahun 1960-an hanya ada lima Host Club. Lalu kemudian berkembang menjadi dua puluh Host Club di tahun 1970-an.

  Menurut informan, total jumlah Host Club di Kabukichou adalah diantara 30 hingga 50 club. Satu kooshuunyuu zasshi (sebuah majalah dewasa tentang „pekerja seks‟ untuk wanita) melaporkan disana ada sekitar 55 Host Club di tahun 1999 lalu kemudian berkembang cepat menjadi 250 hingga 300 club pada tahun 2003. Di

  

Kabukichou dari Juli tahun 2004 hingga Juni tahun 2005 ada lebih dari 5000 pria di

  usia 20 tahun-an bekerja sebagai Host di setiap 600 meter di tempat perdagangan

  Berdasarkan luasnya, Host Club terbagi menjadi dua, yaitu Oobako dan

  Koubako .Oobako ditujukan untuk sebuah Host Club yang luasnya kira-kira 265

  • – 330 meter persegi dengan 40
  • – 100 Host. Oobako di Kabukichou sangat langka. Seorang pemilik Oobako mengatakan di Kabukichou terdapat tiga Club Oobako yang beroperasi. Sisanya biasanya di panggil Koubako.Koubako disini berukura
  • – 165 meter persegi dengan 10
  • – 20 Host. Koubako Club di buka tahun 1990-an dan mendominasi di akhir tahun 1990. (yamagishi, 2009:15)

  Berikut merupakan uraian perkembangan Host Club dari tahun 1960 hingga sekarang :

a) Tahun 1960- 1970

  Menurut Tuan Aida dalam Yamagishi ( 2009:15) Host Club ialah tempat berkumpulnya orang-orang untuk menari. Ini sebabnya Host Club memiliki lantai dansa dengan live music dan Host harus memiliki kemampuan menari untuk bekerja di Industri hiburan ini. Beberapa Host bahkan berasal dari seorang penari professional, sebaliknya yang tidak memiliki kemampuan menari diharuskan untuk mengikuti kelas menari hingga mahir seperti Tuan Aida. Sebelum bergabung dengan Host Club, tuan Aida adalah penjual tempat tidur. Untuk bekerja sebagai Host dia harus mengikuti kelas menari selama 2 bulan hingga menjadi mahir.(Yamagishi, 2009:16)

  Dapat terlihat dari deskripsi tuan Aida, konsep bisnis dari Host Club di waktu ini untuk menyediakan hiburan yaitu tempat menari dan minum dengan tampilan mewah. Host Club di tahun 1960 hingga 1970 di dekorasi sebagai „kelompok sosial yang fashionable untuk menarik wanita yang suka menari‟

  b) Tahun 1980 – 1990

  Sekitar akhir 1980, Jepang mengalami penggelembungan ekonomi.Jepang menjadi Negara dengan perekonomian terbaik.Selama gelembung ekonomi, masyarakat Jepang menikmati biaya hidup yang tinggi.Masyarakat menikmati keanggotaan Club elit, bermain Golf, berpergian ke luar negri, membeli barang mewah merk asing dan lain-lain.Industri hiburan dewasa pun berkembang, mereka berkembang begitu pesat sehingga sulit mencari taxi di kawasan neongai (red light

  district) pada malam hari dan ini menjadi masalah.

  Para pemilik Host Club yang membuka Host Club di awal tahun 1970 merubah target pelanggannya dari wanita kelas menengah keata menjadi pekerja seks wanita.

  Karena pendapatan para pekerja seks wanita mulai meningkat, selama periode penggelembungan ekonomi di Jepang, seorang Hostess bisa menghasilkan 1000.000 Yen dan jumlah mereka mulai lebih banyak daripada wanita kaum menengah atas yang mulai menurun jumlahnya. Pergantian pelanggan mulai terlihat ketika ekonomi jepang mengalami penurunan di awal tahun 1990,Host Club memulai perputaran titik balik dari segi pelanggan dan bisnis.

  c) Tahun 1990 – 2000an

  Ketika penggelembungan ekonomi tiba-tiba berakhir pada awal 1990-an, Hostess Club tidak bisa mempertahankan bisnis mereka. Mereka kemudian kehilangan pelanggan mereka seperti shayouzoku dan orang-orang kaya baru yang berkunjung ke red light districts yang bergantung pada kesuksesan ekonomi era 1980. Ketika pelanggan tidak mampu lagi untuk mengunjungi bisnis hiburan malam, kesulitan untuk menjalankan bisnis.Pada masa ini di Ginza, jumlah Hostess Club menurun dari sekitar 100 Club semasa gelembung ekonomi menjadi kurang dari setengahnya sekarang.Ini juga terjadi di Kabukichou.Disana hanya ada sekita 5 Hostess Club dan 2 kyabakura Club yang masih beroperasi. Untuk bertahan di masa sulit ini, para Hostess mengubah target pelanggan menjadi pria lajang di usia 30-an atau lebih muda, seperti seorang salaryman, pengusaha dan bahkan mahasiswa. Dengan demikian mereka dapat terselamatkan dari krisis ekonomi yang sedang melanda pada masa itu.

  Host Club yang berangsur-angsur berubah dalam mentargetkan pelanggan dari wanita kaya kaum menengah atas menjadi pekerja seks dan hiburan malam ditahun 1970 dan 1980-an diuntungkan dari transformasi dunia hiburan malam dan seks di Jepang di tahun 1990-an. Karena baik wanita fuuzoku ataupun kyabakura memuncak bisnisnya sekitar tahun 1990-an bahkan tahun 2000-an.

  Kamiki mengatakan dalam Yamagishi (2009:158) seorang kyabakurajou mendapatkan upah per jam mulai dari 1500 sampai 4000 yen, tergantung pada popularitasnya.Seorang kyabakurajou yang populer bisa mendapatkan sebanyak 8000 yen atau lebih.Diatas dari upah per jam, mereka mendapatkan komisi ketika mereka ditunjuk oleh pelanggan untuk melayani mereka, dan dengan pelayanan mereka kepada pelanggan ketika di kyabakura (pelayanan tersebut disebut dengan douhan (menyertai), seharusnya seorang kyabakurajou mampu mendapatkan 3000 yen per jam.Jika diratakan dalam industri ini, pendapatan mereka bisa kira-kira 50.000 yen per hari.Kyabakurajou yang paling populer mampu menghasilkan 2000.000 yen sedangkan untuk wanita fuuzoku sendiri, upah bergantung dari jenis layanan yang disediakan. Pendapatan mereka umumnya lebih tinggi daripada seorang

  

kyabakurajou karena pekerjaan mereka biasanya berhubungan dengan seksual.

  Seorang pekerja seks yang populer dalam soap business (suatu bentuk prostitusi) menghasilkan lebih dari 2.400.000 yen hingga 5.000.000 yen per bulan, bahkan peringkat atasnya mampu mengumpulkan hampir 3000.000 yen.Di majalah lowongan pekerjaan untuk pekerja seks wanita bahkan menjanjikan wanita dengan gaji setiap bulan mencapai 800.000 yen. (yamagishi, 2009; 159) pengelola bisnis Host Club bergantung kepada dua kelompok wanita ini.

  Menurut tuan Shun dari Club Desire, sebuah kobako Club di Kabukichou dalam yamagishi (2009;160) lebih dari 50% pelanggan Host Club adalah wanita yang berasal dari kaum fuuzokujou dan sekitar 30% adalah kyabakurajou. Perubahan pelanggan pada tahun 1990-an membawa perubahan lain dalam Host Club. Pertama, mempengaruhi usia Host. Mereka menjadi lebih muda (usia remaja dan diawal 20) dibandingkan dengan usia rata-rata Host di awal 1990-an, Host sekarang lebih muda sekitar 10 tahun. Host diawal 1990 tercatat berusia antara akhir 20 hingga awal 30-an karena pelanggan mereka lebih tua. Bahkan ada yang berusia 40 hingga 50-an dan pelanggan mereka berada di usia yang sama. Tapi Host pada tahun ini dengan mayoritas pelanggan berusia remaja hingga awal 20 menganggap Host dengan usia akhir 20-an mendekati usia pensiun.

  Dalam wawancara pribadi yamagishi dengan seorang Host (yamagishi, 2009:161) aktifitas mereka juga telah berubah. Host Club yang di peruntukan sebagai berkaraoke dengan Host yang usianya rata-rata sama seperti mereka, yang berpenampilan baik dan fashionable. Fukuda dalam yamagishi (2009: 161) menjelaskan dimasa lalu Host Club adalah tempat dimana ada pertunjukan music dan orang-orang yang menari.Itu sedikit kuno.Saat ini, Host Club adalah tempat dimana pria yang terlihat seperti Pop Idol atau

  jhonny’s melayani alkohol untuk wanita.Ini seperi sebuah Sapaa bar (supper bar) dan lebih santai daripada yang terdahulu.

  Seperti Goukon (grup kencan buta). Jadi ini akan lebih mudah di jangkau oleh gadis- gadis yang ingin berkunjung. Mereka bisa menemukan laki-laki dengan tipe kesukaan mereka.

  Namun karena perubahan pelanggan mereka, pemilik Host Club sering mengeluh tentang kualitas dari Host sekarang.Mereka menganggap Host saat ini kurang memenuhi syarat untuk menjadi seorang Host Karena mereka tidak memiliki keterampilan menari atau kemampuan untuk membawa pembicaraan dengan wanita kaum menengah atas yang lebih tua. Tuan Ogawa yang kini menjadi konsultan di sebuah Host Club tetapi memulai pekerjaan sebagai Host di tahun 1994 mengatakan,

  “ pada waku itu masih ada perempuan terhormat yang datang ke Host Club. Tapi tidak ada wanita yang seperti itu datang belakangan ini.Kalian tahu, kami di haruskan mampu belajar sedikit tentang wanita seperti itu.mereka berpengalaman dan menarik. Mereka membantu kami untuk tumbuh dewasa.Tetapi sekarang Host kebanyakan hanya berurusan dengan pekerja Seks.Mereka hanya minum dan membuat keributan.Dinamika Host Club yang lama tidak ada lagi. Itulah sebabnya sekarang Host tidak membutuhkan kemampuan untuk mengatur percakapan mer eka..”

  Istri pengusaha kaya dan wanita karier, serta mama-san yang sukses ataupun Hostess menghilang dari Host Club bersama dengan penurunan ekonomi.Sebaliknya, didukung oleh reformasi industry seks di era paska penggelembungan ekonomi, Host Club berkembang dan tumbuh dengan pekerja seks.Untuk menghibur pelanggan yang muda, Host muda pun dibutuhkan.Ruang dansa diganti oleh perangkat karaoke, habitat alami Host Club yang biasanya minum dan mengobrol menjadi lebih intim. Ini menjadi gaya dominan di akhir 1990-an dan ini lah yang disebut dengan Industi Host Club modern. Pada awal 2000 ada 300 Club sejenis ini yang beroperasi di Kabukichou.Namun ada juga yang beroperasi menggunakan gaya lama Host Club yang lebih eksklusif dan mahal walaupun sebagian besar di dasarkan dengan gaya baru.

2.3. Pekerjaan Host Club

  Di Jepang bisnis hiburan malam dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu Mizushobai dan Fuuzoku.

  Mizushobai di deskripsikan sebagai hiburan dewasa yang melayani tamu

  berdasarkan companionship (hubungan pertemanan) ketika mereka minum, bukan dalam bentuk seksual. disisi lain termasuk semua bisnis yang menguntungkan pria dengan

  Fuuzoku

nuku (menghapus) dalam konteks seksual Jepang. Nuku ( kata kerja dari nuki ) artinya

  „ejakulasi‟, itu sebabnya fuuzoku juga bisa di artikan sebagai „industri ejakulasi‟ dan bisnis ini merupakan illegal di Jepang. (Hinako 2003; yamagishi, 2009 :157)

  Host biasanya menyebut diri mereka sebagai Host bukan dengan kata lain. Jika tidak, mereka mengklasifikasikan dirinya kedalam bisnis mizushobai (bisnis hiburan malam) yang menawarkan companionship (hubungan pertemenan) dengan pelanggannya. Itu berarti status mereka lebih tinggi daripada industri seks dan pekerjaan lain yang didominasi dengan kegiatan seksual dan sejenisnya.

  Orang yang belum begitu mengenal tentang budaya Jepang sering kali salah mengartikan Host sebagai pekerja seks yang melayani pertukaran seks dengan uang.Jika tidak, media asing biasanya mengatakan Host ialah versi laki-laki dari seorang geisha. Mereka menganggap Host sama seperti gigolo yang hidup dengan tunjangan dari para wanita pelanggannya. (Asian Lives 2005; Brown 2003; Fulford 2004; Lah 2008; Wee 2008; Yamagishi 2009) oleh karena itu, Host Club ingin menciptakan image mereka sebagai pria yang mengumpulkan uang berdasarkan pertemanan (companionship) bukan menjual seks, walau hal itu beberapa kali terjadi. Yamagishi (2009:27) mengatakan Host adalah versi laki-laki dari Hostess.Pekerjaan ini termasuk pekerjaan yang paling bergengsi di Industri hiburan dewasa karena mereka mengharuskan pekerja tidak hanya memiliki penampilan menarik tetapi harus memiliki intelegensi yang tinggi dan kemampuan berbicara yang baik, untuk melayani laki-laki kaum menengah keatas.

  Seks diantara seorang Host dan pelanggan tidak dilarang.Namun, tidak dilakukan di dalam sebuah Host Club.Dan hanya ketika sudah ada perjanjian dari kedua belah pihak baik pelanggan maupun Host.Seks bukanlah hal utama dalam bisnis ini. Beberapa Club bahkan melarang Host mereka untuk berhubungan seks

  Untuk menghibur para tamu agar meningkatkan penjualan minuman, Host harus memiliki kemampuan seperti menari dan bernyanyi. Nyonya Aida dalam Aida (2005:55) mengatakan :

  “ditengah Host Club, disana ada sebuah lantai dansa besar. Saya suka menari sedari kecil.Jadi, menari dengan atmosfir romantic dari sebuah Host Club adalah salah satu dari mimpi saya.Kapanpun saya menutup mata, saya masih bisa merasakan malam itu.ada banyak tamu yang mengunjungi Host Club karena ingin menari. Jadi, penting bagi seorang Host untuk bisa menari dengan baik.Ada juga Host yang menari sebagus penari professional.”

  Host yang telah dipilih oleh pelanggan sebagai Host tetap mereka disebut

  

Shimei .dan pelanggan hanya boleh memiliki satu orang Shimei. Pekerjaan seorang

Shimei yaitu harus berada di samping pelanggannya ketika si pelanggan

  berkunjung.Adalah tugasnya untuk mengingat ulang tahun pelanggan tersebut, bahkan menyadari apakah si pelanggan menukar warna rambut atau tidak merupakan bagian dari tugas seorang Shimei, atau menjawab telepon dan pesan pelanggan walaupun di hari libur Shimei tersebut.Shimei dipilih dan di konfirmasi sebagai seorang Shimei apabila seorang pelanggan yang pertama kali datang ke Host Club dan seorang Host bertukar informasi kontak, dan dari kejadian tersebut seorang secara rutin menghubungi si pelanggan diluar Club selama pelanggan masih

  Shimei

  rutin berkunjung ke Host Club. Pelanggan yang menghabiskan banyak uang akan mendapat perhatian lebih banyak dari Shimei-nya.

  Host berkompetisi untuk ranking dan pelanggan berkompetisi untuk paling sukses adalah Host yang bisa membuat hubungannya dengan pelanggannya berarti, menyembuhkan hati mereka (kokoro wo iyasu). Jun, seorang Host yang sudah bekerja selama 6 tahun mengatakan :

  “Sudah pasti ada pelanggan yang datang ke Club dengan membawa ketidak bahagiaan.Mereka ingin mencari cinta, atau mereka ingin mencari teman.Mungkin mereka hanya ingin seseorang yang bisa memperhatikan mereka, menyadari kehadiran mereka.Walaupun mereka membawa seorang teman yang duduk disamping mereka, tapi tetap ada sesuatu hal tentang mereka yang mereka ingin orang-orang ketahui.Terkadang ini gampang di lihat, tapi terkadang juga sulit.Tapi jika bisa mencari akar permasalahan tersebut dan memberikan mereka solusinya, itu adalah pekerjaan sebenarnya dari seorang Host.“ (Stutts, 2012 : 90)

2.4. Pendapatan Host Club

  Dibuku popular tentang pengalaman bekerja di sebuah Host Club, Sawamura(2001:29-33) mendefenisikan sebuah Host Club adalah sebuah tempat dimana para lelaki heteroseksual melayani wanita untuk minum. Namun, pengertian Host Club menjadi lebih sulit dikarenakan di perdagangan malam Jepang juga terdapat Club semacam ini, seperti :

1. Hosuto Baa (Host Bar) 2.

  Menzu Pub (Man‟s Pub) 3. Boizu Baa (Boy‟s Bar) 4. Hosuto Kurabu (Host Club) kunci dari perbedaan diantara mereka ialah pengaturan harga untuk pelayanan masing-masing dari empat tempat hiburan tersebut. Di Host Bar, pelanggan wanita bisa datang, kemudian minum dan membayar apa yang mereka konsumsi. Tapi di tiga tempat lainnya , pelanggan wajib membayar

  ‘set charge’ (setto ryoukin) baik

  makanan dan minuman yang di konsumsi si pelanggan ataupun Host yang menemani pelanggan tersebut di mejanya. Di Men‟s Pub, „set charge‟ termasuk harga satu meja dimana harganya berkisar 2000 hingga 5000 yen.Di Host Club terdapat harga yang lebih tinggi dimana itu termasuk harga satu meja, air dan es yang disuguhkan bersama dengan minuman yang di pesan serta biaya sewa untuk Host yang ikut menemani.Pelanggan juga harus memesan satu botol alkohol, tidak diperkenankan memesan satu gelas saja.harga biaya dari biaya „set charge‟ dari sebuah Host Club ialah berkisar 20.000 hingga 60.000 yen.

  Host Club lebih mewah dan jauh lebih mahal dibandingkan tiga Club lainnya. Host Taka dari Club Desire mengatakan di club lain selain Host Club, memesan minuman paling murah satu botol alkohol dan menghabiskan beberapa jam dengan pelayan menghabiskan sekitar 10.000 atau 20.000 yen tetapi di Host Club wanita harus membayar sedikitnya 30.000 yen dan itu akan bertambah lebih banyak tergantung dari jenis alkohol apa yang ia pesan dan seberapa sukses para Host membuat pelanggan membelikan mereka berbotol-botol alkohol. (yamagishi : 2009)

  Bayaran biasanya tergantung dari berapa banyaknya penjualan minuman yang dihasilkan dari para host ketika minum-minum bersama pelanggannya. Host harus bisa minum dalam jumlah yang banyak, semakin banyak host minum, maka semakin sewa para host.Host tidak boleh gampang mabuk, dia harus tetap memperlihatkan karismanya kepada para pelanggan. Karena, jika penjualan mereka lebih sedikit dibandingkan para host lainnya, mereka akan segera di drop out. Host di drop out biasanya karena tidak mampu untuk mengumpulkan pelanggan.Persaingan diantara para host sangat ketat, mereka berkompetisi untuk menaikkan jumlah pelanggannya untuk mempertahankan posisi mereka atau menaikkan ranking host itu sendiri.Setiap Host club sendiri mempunyai peringkat atau ranking yang biasanya di pajang di dinding club untuk diperlihatkan kepada pelanggan, agar pelanggan bisa mempertimbangkan pilihannya untuk dilayani oleh host yang mereka inginkan.

  Host akan menyarankan pelanggannya untuk mengunjungi Host Club selama 2 jam. Mengunjungi Host Club itu mahal. Walaupun untuk beberapa jam pelanggan harus membayar set charge dan minuman. Di Club Legend menurut yamagishi (2009 : 177) set charge untuk 2 jam kunjungan adalah 14.000 yen. Untuk tinggal lebih lama, seorang pelanggan harus membayar sambungan set charge 4000 yen untuk tiap jam. Pajak biasanya 30%, ini tidak termasuk harga sebotol alkohol. Di Host Club, alkohol sangat mahal.

  Melalui wawancara pribadi yang dilakukan yamagishi (yamagishi, 2009: 177) bersama dengan Host Taka dari Club Desire : Yamagishi :

  “berapa kisaran harga alkohol?” Taka

  : “ di Host Club kami harga dimulai dari 20.000 yen : 20.000 yen, 30.000

  Yen, 50.000 yen, 100.000 yen, 300.000 yen, 500.000 yen,

  800.000 yen.Itu sebelum pajak. Pajaknya 30%/ jadi, sebotol alkohol disini yang harganya 20.000 yen menjadi 26.000 yen setelah pajak, yang harganya 800.000 yen menjadi 1.040.000 yen.

  Yamagishi : “ berapa harga asli dari alkohol yang berharga 20.000 yen dipusat perbe lanjaan?”

  Taka : “kami menjualnya Sembilan kali lipat lebih mahal dari pusat perbelanjaan”

  Harga alkohol disetiap Host Club berbeda, tergantung Host Club yang dikunjungi.Namun kisaran harga setiap Host Club biasanya tidak jauh berbeda.

  Ada sebuah event yang disebut dengan Champagne Calls.Champagne Calls adalah harga termahal dari menu.Ini tergantung dari keberanian pelanggan untuk memesan event ini. Setiap Club memiliki cara sendiri untuk menampilkan

  Tapi secara keseluruhan ialah seorang pelanggan di kelilingi oleh Champagne Calls. semua Host, lalu kemudian di hibur dengan tarian dan nyanyian sembari sebotol champagne diminum bergantian dari satu orang ke orang lain dalam beberapa menit.

  Pelanggan yang akan minum pertama kali lalu kemudian di ikuti oleh Shimei (Host tetap pilihan pelanggan) lalu memberikan botolnya ke Host lainnya. Ketika champagne nya hampir habis akan di kembalikan lagi kepada Shimei dan terakhir pelanggan akan menghabiskan champagne tersebut. Champagne termahal di dalam menu Host Club ialah don Perignon yang satu botolnya rata-rata 80.000 yen namun di Club yang lebih berkelas biasanya harganya bisa mencapai 700.000 yen. Pelanggan dirinya sendiri, tapi menggunakan Champagne Calls untuk menaikkan status dari Shimei mereka dan bersaing dengan pelanggan lainnya.

  Biasanya, Host akan membuat pelanggan merasa mencintai mereka tanpa harus melakukan hubungan seks, dengan syarat mereka akan menghabiskan seluruh tenaga dan jam kerja mereka untuk pelanggan tersebut. Terkadang, pelanggan yang membayar lebih dari biaya seharusnya atau yang sangat menyukai host tersebut meminta mereka melakukan hubungan tersebut, itu jika host tersebut berkenan untuk melayani pelanggannya dalam melakukan hubungan seks. Ini disebut dengan 'pillow buisness' atau 'pillow'.

  Namun, pada umumnya kebanyakan host akan menolak untuk berhubungan seks dengan pelanggannya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan para host tidak ingin terlibat lebih jauh dengan pelanggan seperti urusan seks dan semacamnya. Beberapa diantaranya ialah : host telah berhubungan seks dengan pelanggannya akan mengalami penurunan ranking dan peminat dalam host club tempatnya bekerja, ini menyebabkan pengurangan pelanggan dan berakhir dengan pemecatan. Ada juga host club yang menerapkan peraturan untuk tidak memperbolehkan pelanggan dan host mereka melakukan hubungan seks untuk menjaga nama baik host club tersebut. Mereka diperkenankan melakukannya di luar jam kerja, dengan demikian, host club tidak bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan seandainya terjadi suatu akibat buruk yang ditimbulkan dari hubungan tersebut. Sebagian pelanggan adalah istri pengusaha kaya, istri orang-orang yang bekerja di pemerintahan atau yakuza, sehingga host club sendiri memberikan peraturan ketat untuk tidak mencari masalah kepada keluarga atau suami pelanggan karena bisa berakibat fatal untuk host club atau host itu sendiri.

  • – Saat ini Host yang populer mampu mengumpulkan uang dari 10.000 dollar

  50.000 dollar setiap bulan disaat seorang salary man hanya mampu mengumpulkan 2000 dollar setiap bulan. Host yang mengumpulkan uang terbanyak adalah Host nomor satu di Club tempatnya bekerja.

2.5. Masyarakat Host Club

2.5.1. Host

  Host biasanya berusia dari 18 hingga akhir 20-an. Namun secara legal, untuk menjadi seorang Host harus berusia 20 tahun keatas, karena di jepang, seseorang dianggap dewasa ketika berusia 20 tahun. Biasanya harus berpenampilan menarik, dan menggunakan nama samaran atau nama panggung agar dikehidupan 'siang'nya tidak di ketahui oleh orang-orang bahwa ia bekerja sebagai host. Biasanya mereka menggunakan nama samaran dari berbagai anime,dorama, manga,tokoh sejarah atau artis favorite para wanita yang sesuai dengan karakter host itu sendiri untuk menambah daya tarik.

  Penampilan Host pada umumnya mengenakan jas hitam, kemeja satin, kalung atau perhiasan perak, dan berambut pirang.Akhir-akhir ini Host yang mengenakan pakaian biasa sudah mulai bermunculan, tetapi masih sangat jarang.Host biasanya mengenakan pakaian biasa hanya sekali dalam setahun, ini disebut dengan 'shifukude'.

  Hampir setiap Host memiliki cirikhasnya masing-masing.Owaraikei (tipe

  (tipe liar) diartikan sebagai seorang pria nakal yang kuat dan genit, dan iyashikei (tipe penenang) akan mendengarkan keluhan para pelanggan dan memberikan mereka nasihat. Host sangat menaruh perhatian dengan tipe yang mereka pilih. Seorang

  

owaraikei menghabiskan waktu dua jam perhari untuk menonton acara komedi secara

  rutin dan berlatih beberapa trik sulap. Seorang tipe penenang atau penyembuh akan membaca buku

  • – buku motivasi jadi dia dapat memberikan nasihat – nasihat kepada pelanggan yang membutuhkan nasihatnya. Ada lagi tipe kawaiikei (tipe imut) yang lebih muda dari pelanggannya dan tidak lebih tinggi diatas 170 cm.

  Sebagian dari Host memiliki kehidupan yang jauh berbeda ketika dia berada di dunia Host Club.Sebagian berlatar belakang dari orang yang memiliki pendapatan kecil atau orang yang berasal dari keluarga yang di besarkan oleh orang tua tunggal. Mereka juga ada yang memiliki keseharian sebagai seorang otaku (penggila anime dan manga) atau seorang fans dari band music rock beraliran visual kei dan penggila fashion. Mereka juga berasal dari komunitas sosila yang berbeda seperti dari kumpulan homoseksual dan soushoku danshi ( herbivore men) . sebuah istilah untuk menggambarkan seorang pria yang lebih tertarik terhadap fashion dan penampilan dibandingkan dengan perasaan pribadi seperti hubungan asmara atau seksual. Yang mengejutkan ada juga yang berasal dari keluarga multikultural.Mereka semua ingin di ketahui dan diterima.

  Dari penelitian Stutts (Host Boy: 93) seorang Host bernama Sota datang dari latar belakang yang sangat berbeda dibandingkan Host lainnya yang ia wawancarai.

  Jauh dari para pria yang di Drop Out dari sekolah, Sota berhasil meraih gelar strata

  Sota kembali ke Jepang dan mencari pekerjaan sebagai pengajar bahasa Inggris. Walaupun ia bisa berbicara bahasa Inggris selancar seorang native speaker dan melamar kerja di banyak sekolah dan perusahaan yang membutuhkan bahasa Inggris, masalahnya ialah penampilannya yang tidak mirip seorang pria asing melainkan orang Jepang asli membuatnya susah mendapatkan pekerjaan. Padahal ia percaya akan mudah mendapatkan pekerjaan jika bisa menguasai bahasa Inggris dengan baik. Dia di tolak di berbagai macam wawancara pekerjaan. Ketika ia merasa frustasi, ia mulai penasaran dan melamar pekerjaan sebagai seorang Host. “tidak ada spesifikasi yang spesial untuk menjadi seorang Host, anda tidak perlu memiliki penampilan menarik atau lucu atau hal lainnya, anda hanya perlu berdedikasi dalam pekerjaan dan mungkin harus bisa berbahasa Jepang dengan baik dan bersikap seperti lelaki”

  Tidak ada diskriminasi dalam Host Club. Latar belakang,status dan orientasi tidak pernah menjadi masalah, karena menjadi seorang Host mengharuskan seorang pria untuk membentuk kepribadiannya yang baru, yang berbeda dari kesehariannya ketika ia tidak menjadi seorang Host. Shota, si orang asing, harus menjadi Shota yang berasal dari Tokyo.Seiya, si pria homoseksual, harus menjadi Seiya si pria heteroseksual.Harus pandai merubah kepribadian juga, sebagai contoh, Ryuji, seorang Host yang pribadinya sangat blak-blakan dan bicara terus terang sebenarnya memiliki kepribadian asli yang sangat lembut dan pemalu di kehidupan sehari- harinya.Dengan kata lain, host bisa hidup di dunia yang mereka buat sendiri dan didalam kehidupan asli mereka. (Stutts : 93)

2.5.2. Pelanggan

  Kurashina dalam yamagishi mengatakan (yamagishi, 2009 : 143) “kebanyakan tamu berasal dari kaum sosialita yang mampu membayar aktivitas mahal seperti istri pengusaha kaya dan wanita karir, pemilik hotel atau restoran

  ” Manager Kanda, salah satu manager tertua di Industri hiburan malam

  Kabukichou menambahkan dalam Allison 1994; yamagishi 2009: 144) bahwa sebuah Host Club adalah tempat untuk istri „kesepian‟ dari pria kaya karena suaminya terlalu sibuk bekerja.

  Untuk para Host, sebuah Host Club ialah sebuah tempat dimana uang adalah penting. Semakin banyak uang yang dihabiskan pelanggan mereka, semakin banyak Host yang akan menunjukkan perhatiannya kepada mereka. Ada jargon yang telah terorganisir yang biasanya mereka gunakan untuk menandakan pelanggannya :

  1. Kouza („Bank Account‟ atau pelanggan tetap) 2.

  Futokyaku ( „Thick Client‟ atau seorang pelanggan yang menghabiskan lebih 1000.000 yen per bulan) 3. Hosokyaku („ Thin Client‟ atau seorang pelanggan yang hanya menghabiskan sedikit uang)

  4. Esu ( „Ace‟ seorang pelanggan yang menghabiskan uang paling banyak) Host Club buka dari pukul 6 sore dan tutup ditengah malam setelah pelanggan tetap mereka dimana itu adalah wanita kaya dan wanita karier pulang kembali kerumah. Tetapi ada juga yang membuka Clubnya hingga pagi jadi para wanita pekerja seks komersial bisa mengunjungi mereka setelah bekerja. Di biografi tuan

  “ini adalah waktu dimana partisipasi wanita di masyarakat telah maju, dan sebagai hasilnya, kebutuhan mereka menjadi beragam. Karena ini, Host Club tidak bisa bertahan jika mereka hanya mentargetkan istri orang kaya seperti yang sudah mereka lakukan. Tuan Aida kemudian memulai untuk mentargetkan wanita yang bekerjad di cabaret club dan Hostess club atau wanita yang bekerja di neongai (red

  light district

  /hiburan malam)” Host Shun dalam yamagishi (2009: 159) mengatakan bahwa di Kabukichou kira- kira 10% dari tamu adalah pelajar, 10% lainnya adalah wanita pekerja, 40% berasal dari bisnis fuuzoku( pekerja seks komersial), 30% berasal dari orang-orang yang berhubungan dengan mizushobai dan 10% berasal dari kalangan menengah keatas seperti istri pengusaha kaya atau pejabat negara.

  Host yang melakukan kyacchi (memburu pelanggan)sangat mengenal dengan baik pelanggannya.terutama dari Kyabakurajou (Hostess, pekerja dunia hiburan) dan Pekerja Seks Komersial). Mereka bisa menandai kedua tipe wanita ini

  Fuuzokujou (

  dari penampilan dan aksesoris yang mereka kenakan. Seorang fuuzoku berpenampilan seperti wanita biasa pada umumnya dengan tas lebih kecil dibandingkan kantung belanjaan yang digunakan mereka untuk menyimpan keperluan ketika melayani para tamu mereka seperti Lotion dan lain sebagainya. Sedangkan kyabakurajou memiliki penampilan lebih mencolok, dengan rambut yang di wave dan seperti model yang sedang populer pada saat ini, diwarnai dengan warna Orange atau Brown dan make

  

up yang penuh serta baju yang fashionable. Dan berdasarkan dari penampilan mereka,

kyabakura atau Fuuzokujou Host mengambil kata-kata yang tepat untuk membujuk merayu wanita-wanita ini dengan memuji penampilannya, menyatakan hal seperti “ kamu terlihat hebat, kamu pasti populer” menaikkan kepercayaan diri mereka dan membuat mereka yakin mereka tampak menarik. Untuk Fuuzokujo, mereka mengatakan “otsukaresamadeshita… kamu terlihat lelah, datang dan beristirahatlah di Host Club kami…” Host biasanya mengatakan itu untuk membuat mereka tertawa.

  “tawa adalah pemecah es” ujar Host Taka. Ketika wanita tertawa dengan candaan mereka dalam melakukan Kyacchi Host akan mendapat kesempatan bagus dalam berbicara dan membujuk mereka. (yamagishi, 2009: 176)

  Ada tiga alasan penting kenapa para wanita pekerja dunia hiburan malam paling banyak mengunjungi Host Club, yaitu :

1. Untuk menghilangkan stress 2.

  Untuk berbagi pengalaman 3. Untuk bertukar peran, sebagai yang dilayani setelah mereka melayani tamu didalam pekerjaan mereka.

  Kanako dalam yamagishi ( yamagishi, 2009 : 201) ialah seorang wanita 30 tahun yang di panggil mama-san karena beliau adalah pemilik kyabakura club kecil ketika di temui mengatakan, Host Club bukan untuk setiap wanita, tetapi sebenarnya untuk pekerja hiburan malam karena Host bekerja di tempat yang sama dengan mereka sehingga mereka mengenal jenis stress dan masalah wanita-wanita ini. Lalu mereka bisa menenangkan dan memberikan nasihat yang dibutuhkan wanita tersebut.

  Faktanya, wanita yang bekerja di Club Kanako mengunjungi Host Club termasuk dirinya yang mengunjungi Host Club sejak umur 21 tahun. Untuknya mengunjungi

  “saya percaya untuk menghilangkan stress, sekarang saya adalah mama-san, pemilik club yang harus mendengarkan keluh kesah junior yang bekerja di Club dan juga menenangkan mereka. Tetapi tidak ada yang bisa menenangkan dan mendengarkan keluh kesah saya.Jadi saya ingin pergi ketempat seperti Host Club untuk menghilangkan stress. Ketika kita berbicara dengan yang lain, kita akan menjadi lebih baik bukan? Teman saya tidak mengerti pekerjaan saya, pulang kerumah dalam keadaan seperti ini terkadang hal yang keterlaluan.Disaat itulah saya mengunjungi Host Club.”

  Ada juga sisi buruk dari semua hal ini. Klien bisa menjadi sangat bergantung kepada Host nya, dengan kata lain pelanggan bisa jatuh cinta kepada Hostnya. Ketika seorang pelanggan menjadi sangat tergantung dengan Hostnya, dia akan mulai menghabiskan banyak uang untuk Host nya. ini adalah tujuan di balik didirikannya bisnis ini. Pelanggan akan menggunakan uang simpanan mereka untuk mengunjungi Hostnya. Para pelanggan akan menjadi sangat kecanduan dengan atmosfer Host Club dan terkadang ada pelanggan yang mencoba untuk meminta Hostnya menikahinya.

  Host sendiri juga memiliki masalah serius dengan pekerjaannya.Karena pendapatan mereka bergantung dari membeli dan mengkonsumsi alkohol, banyak dari mereka yang sering jatuh sakit.Dari mual di malam hari hingga masalah kerusakan hati kerap di alami oleh Host.Hal ini disebabkan oleh konsumsi minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan setiap hari disaat mereka bekerja sebagai Host. Lebih dari itu, kerusakan fisik dan mental pun merupakan hal yang harus dihadapi oleh para Host. Tak terkecuali merupakan Hal sulit untuk seorang Host memiliki pelanggannya untuk membuat pelanggannya bahagia.Tak jarang ada pelanggan yang membuat mereka kerepotan atau marah. Jika mereka merasa marah dan frustasi terhadap pelanggan, mereka tidak boleh memperlihatkan itu secara langsung Karena itu akan berakibat buruk untuk bisnis mereka. Sejak begitu banyak pelanggan yang mengunjungi Club yang berbeda-beda dan kemudian mereka mengatakan kepada setiap Host langganannya jika pelanggan tersebut mencintai mereka, para Host menjadi curiga terhadap wanita. Dengan kata lain mereka menjadi kehilangan kepercayaan terhadap seseorang. Karena itu, bersama dengan rasa bersalah karena menyebabkan wanita menghabiskan begitu banyak uang karena mereka, banyak dari para Host yang meninggakan pekerjaan ini hanya dalam beberapa tahun saja.

2.6. Keterampilan Host

  Host biasanya akan terjun langsung ke jalan-jalan untuk mencari para pelanggannya. Biasanya istilah ini disebut dengan 'kyacchu' atau 'catch'.Tetapi itu dilakukan oleh para Host pemula yang belum memiliki pengalaman.Kata kouhai (junior) dan senpai (senior) di mengerti secara berbeda di Industri ini. Karena perusahaan Jepang biasanya menggunakan sistem senioritas dengan

  

lifelongemployment , senior berarti orang yang lebih tua secara umur, sudah lama

bergabung dengan perusahaan, dan menikmati posisi yang lebih tinggi dari juniornya.

  Namun dalam konteks Host Club, hubungan antara senior dan junior berbeda dari pemahaman pada umumnya. Seorang senior di Host Club ialah seorang yang sudah melayani lebih lama di industri ini, tetapi ia tidak dikatakan seorang senior jika berdasarkan pendapatan Host. Jika penjualan seorang Host tinggi, maka posisinya di Host Club akan tinggi. Jika seorang junior melakukannya dengan baik dia dengan mudah mendapatkan pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan senior yang memulainya lebih dahulu dibandingkan Host junior tersebut.

  Host Club di bentuk untuk menjadi sebuah tempat dimana wanita muda menikmati minum, mengobrol atau bernyanyi (karaoke) dengan Host yang usianya hampir sama dengan mereka, yang berpenampilan menarik dan fashionable.

  “ini tempat dimana laki-laki muda yang berpenampilang ala pop-idol atau “jhonny’s” melayani alkohol kepada wanita. Ini seperti Goukon (kencan buta) jadi ini menjadi lebih baik dikunjungi para wanita.Mereka bisa mencari laki-laki yang sesuai dengan tipe mereka. (yamagishi, 2009 : 160)