Fenomena Host Club Di Jepang Dewasa Ini

(1)

FENOMENA HOST CLUB DI JEPANG DEWASA INI

SAIKIN NIHON DE NO HOSUTO KURABU NO GENSHOU

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana

dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

OLEH :

CHARINA EFFANY FIKRIALYSSA

NIM : 100708072

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

FENOMENA HOST CLUB DI JEPANG DEWASA INI SAIKIN NIHON DE NO HOSUTO KURABU NO GENSHOU

SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana

Dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang Oleh :

CHARINA EFFANY FIKRIALYSSA 100708072

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Eman Kusdiyana, M. Hum Drs. Nandi S_______ NIP. 19600919 1988 03 1 00 1 NIP. 19600822 1988 03 1002

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(3)

Disetujui Oleh :

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Medan, Januari 2015 Departemen Sastra Jepang Ketua,

Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum NIP. 19600919 1988 03 1 001


(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan alhamdulillahi rabbil‟alamin, segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya,dan shalawat serta salam kepada Rasullullah saw, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul : Fenomena Host Club Di Jepang Dewasa Ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengucakan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M. Hum, selaku ketua Departemen Sastra Jepang.

3. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M. Hum, selaku dosen pembimbing I penulis yang telah membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi.

4. Bapak Drs. Nandi selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis hingga mampu menyelesaikan skripsi.


(5)

5. Seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, khususnya kepada Departemen Sastra Jepang yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis.

6. Papa Buchari Effendi Bsc dan Mama Yuni Fitri, adik-adikku ( Reyfan dan Keysha) yang telah menjadi penyemangat penulis.

7. Teman- teman dan sahabat penulis, Resti, Liska,Dila, savit, Elvie, Martha, Linda, Indah, Baim, Rauf, Barry, Bundo, Puti, Rina, Cassiopeia tercinta, Upan, eni, uti yang dengan senang hati menemani dan membantu penulis dalam proses pembuatan skripsi ini.

8. Junsu‟s buin : Veryani Guinesty, S.s. M. Hum sensei dan Sri Khairani S.s sensei, yang telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis kejalan yang benar dan menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. 9. Rekan – rekan stambuk 2010 yang telah memberi banyak bantuan dan

dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, januari 2015

Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ………. ………..ii

BAB I PENDAHULUAN ………. ……….1

1.1.Latar belakang Masalah………... ……….1

1.2.Perumusan Masalah ……… ……….7

1.3.Ruang Lingkup Pembahasan ………... ………8

1.4.Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori ………. …………...9

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... …………...11

1.6.Metode Penelitian ……… …………...12

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HOST CLUB DALAM MASYARAKAT JEPANG 2.1. Pengertian Host Club ……….. ………...14

2.2. Asal Usul dan Perkembangan Host Club ……… ………...15

a) Tahun 1960 –1970 ………18

b) Tahun 1980 –1990 ………. ………..19

c) Tahun 1990 –2000 ………. ………..19


(7)

2.4. Pendapatan Host Club ………. ……….26

2.5. Masyarakat Host Club ………. ……….31

2.5.1. Host ……….. ……….31

2.5.2. Pelanggan ………. ……….34

2.6. Keterampilan Host ……….. ……….38

BAB III FENOMENA HOST CLUB DI JEPANG DEWASA INI 3.1. Pengaruh Host Club dalam Perusahaan ………. ………..40

3.2 Masyarakat dengan Host Club ……….... ………..41

a).fiksi………. .. ………..42

b) Non Fiksi……… ……… ………43

3.3. Pengaruh Host Club Terhadap Pemerintah ……….. 47

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan ………. ……….52

4.2. Saran ………... ……….54

DAFTAR PUSTAKA


(8)

Abstrak :

Host Club ialah tempat hiburan yang semua pekerjanya adalah pria yang di sebut Host dan bertugas melayani pelanggan wanita untuk menemani mengobrol, menyanyi, menari dan minum bersama. Host Club ialah bagian dari Mizushobai, yaitu pusat hiburan malam di Jepang yang menawarkan Companionship (hubungan pertemanan).

sejak pertengahan tahun 1960 Jepang telah mendirikan berbagai macam hiburan malam salah satunya yaitu Host Club. Walaupun mereka disebut pekerja sex, pekerjaan mereka ialah melayani tamu sebagai teman mengobrol dan jenis hiburan lainnya diluar dari berhubungan seks meskipun hal ini juga terjadi diluar jam kerja mereka.

Perusahaan Host Club sebenarnya untuk menjual minuman yang diperdagangkan oleh perusahaan minuman untuk meningkatkan penjualan minuman karena di Host Club minuman-minuman beralkohol dijual dengan harga Sembilan kali lipat lebih tinggi dari harga normal.

Host biasanya berusia 18 tahun hingga akhir 20 tahun. namun secara legal untuk menjadi seorang Host harus berusia 20 tahun keatas karena di Jepang seseorang dianggap dewasa ketika mereka mencapai usia 20 tahun. Biasanya berpenampilan menarik dengan menggunakan nama samaran dan kepribadian yang berbeda dari kehidupan sehari-hari Host diluar pekerjaannya sebagai seorang Host. Host mencari


(9)

pelanggan dengan cara kyacchi yaitu terjun langsung ke jalan untuk mencari pelanggannya.

Bayaran biasanya tergantung dari berapa banyaknya penjualan minuman yang dihasilkan para Host ketika minum bersama pelanggannya. semakin banyak Host minum semakin banyak para pelanggan menghabiskan uangnya untuk membeli minuman untuk biaya sewa para Host.

Host memiliki peringkat atau ranking. Host dengan penjualan minuman terbanyak akan meraih peringkat satu dan yang tidak mampu menghasilkan pelanggan akan di Drop Out dari Host Club.

Pada umumnya kebanyakan Host akan menolak untuk berhubungan seks dengan pelanggannya. ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut, Host yang telah berhubungan seks dengan pelanggan biasanya akan mengalami penurunan peminat dalam tempatnya bekerja, dan akan mempengaruhi ranking Host tersebut. Lalu ada juga Host Club yang menerapkan peraturan untuk tidak memperbolehkan Hostnya berhubungan lebih jauh dengan pelanggannya untuk menjaga nama baik Host Club tersebut.

Host berkompetisi untuk ranking dan pelanggan berkompetisi untuk diperhatikan, tapi Industri ini di bangun bukan hanya karena hal financial. Host yang paling sukses adalah Host yang bisa membuat hubungannya dengan pelanggannya berarti, menyembuhkan hati mereka (kokoro wo iyasu).


(10)

Sebagian masyarakat yang tidak mengerti tentang pekerjaan Host sebenarnya banyak yang berpendapat negatif. Seperti menganggap kalau Host Club adalah tempat yang menjual jasa seksual dan mengatakan kalau Host adalah orang-orang yang suka memeras wanita, namun bagi sebagian masyarakat lain Host Club dianggap berjasa untuk menghibur wanita kesepian.

Karena kepopulerannya banyak karya sastra, film dan dokumentasi yang mengangkat tema Host Club.

karena Host Club mempekerjakan Host di luar jam kerja dan di bawah umur, pemerintah melarang Host Club beroperasi di luar jam kerja dan mengharuskan pemlik Host Club membayar pajak untuk kelangsungan Host Club.

Abstrak :

ホス ラ いう イン ーテイン ン 地区 労 働 者う う 全部男 性い

ホス 呼 女 性い い一 緒 飲 歌う ンス

いうサビス ホス ラ 水 商 売う い 部分 交 際う い 適 用う


(11)

6 年 い い イ ラ 建 一 ホス

ラ あ 彼 セッ スワー 呼 彼 仕事 客

べ 仕事 時間外い セッ ス い

ホス ラ アルコール 値段 九 回う い高 売う い飲 料う会 社い

売 上う あ

ホス 普通う 歳い 歳い 男性い あ 実

ホスほ 男性い 歳い以上い う い 年 齢い

日本ほ 人 大人 信 仰う あ あ ホス 普通うハン

サ 名前え 変わわ 仕 事 中う 日 常う生 活い 彼 性 質い 違う ホ

ス 客 探 キャッ いう方 法ほうほう 使う

料 金う 客 売う 飲 物 対い 依存い 飲

多 飲 物 買うう 使わわ 金 多

ホス 評 価う ランキン あ 飲 物 一 番い 多 売う い

ホス 一番目い ランキン 売う い ホス ラ ロッ


(12)

一 般 的

ホス 客 セッ ス 断わ 客

セッ ス ランキン 下 原 因い あ

ホス ラ 誇ほ

守 客 セッ ス い い いう規則 ホ

ス ラ あ

客 注 意うい 頑張 ホス ランキン 上あ

頑張 工 業う う 金 建

客 いい関係い 客 心 い

ほ 仕事 い わ い人 多いい 例ええ ホス ラ

セッ ス 場所 あ ほ 人 ホス ラ

い 女 幸あわ 大 切い 思うう人 多いい

人気 ホス ラ テーマ い キュ ンテーション

映画えい 文 学 多いい

未成年い 労 働 者う う 働 労 働う う時間外い 働 い

政府い ホス ラ えい営 業う時間外い 動作う 禁止 税 金い 払


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak lepas dari interaksi sosial sesama manusia lainnya.Seiring dengan keseharian manusia yang terus berinteraksi, membentuk sebuah peradaban.Kemudian dari peradaban tersebut lahirlah berbagai bentuk kebudayaan yang kemudian memunculkan bermacam-macam fenomena.

Menurut Ienaga Saburo dalam Situmorang (2009:2-3) menerangkan kebudayaan dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas adalah seluruh cara hidup manusia (ningen no seikatsu no itonami kata). Ienaga menjelaskan bahwa kebudayaan ialah keseluruh hal yang bukan alamiah.Sedangkan dalam arti sempit kebudayaan adalah terdiri dari ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan dan seni, oleh karena itu Ienaga mengatakan kebudayaan dalam arti luas ialah segala sesuatu yang bersifat konkret yang diolah manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan kebudayaan dalam arti sempit ialah sama dengan budaya yang berisikan sesuatu yang tidak kentara atau yang bersifat semiotik.

Dari kebudayaan yang memadukan ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan dan seni tumbuhlah kejadian-kejadian baru dikalangan masyarakat yang disebut dengan


(14)

fenomena.DalampemahamanEdmundHusserl, fenomenologi adalah suatu analisis deskriptif serta introspektif mengenai kedalaman dari semua bentuk kesadaran dan pengalaman-pengalaman yang didapat secara langsung seperti religius, moral, estetis, konseptual, serta indrawi. Ia juga menyarakan fokus utama filsafat hendaknya tertuju kepada penyelidikan tentang Labenswelt (dunia kehidupan) atau Erlebnisse (kehidupan subjektif dan batiniah). Fenomenologi sebaiknya menekankan watak intensional kesadaran, dan tanpa mengandaikan praduga-praduga konseptual dari

ilmu-ilmu.empiris.(zainabzilullah.wordpress.com/2013/01/20/pemikian-fenomenologi-menurut-edmund-husserl/ )

Fenomenologi berusaha mencari pemahaman bagaimana manusia mengkonstruksi makna dan konsep penting dalam kerangka intersubyektivitas (pemahaman kita mengenai dunia dibentuk oleh hubungan kita dengan orang lain) (kuswarno, 2009 : 2)

Negara Jepang yang merupakan negara maju dewasa ini juga tidak terlepas dari berbagai fenomena. Seiring meningkatnya persaingan, jam kerja dan tingkat stress di negara maju seperti Jepang, menimbulkan kurangnya interaksi antara manusia satu sama lainnya diJepang. Begitu pula dengan ditanamkannya sikap malu untuk menyusahkan orang lain diJepang juga membuat interaksi semakin lama semakin menipis. Hal ini banyak menimbulkan berbagai macam fenomena di Jepang. Mulai dari penyakit sosial hingga fenomena yang membuahkan sebuah pengelolaan usaha yang mengambil keuntungan dari tingkat stress warga negara itu sendiri.


(15)

Ada banyak fenomena yang terjadi di Jepang seiring dengan perkembangan zaman, pertukaran generasi, tingkat stress yang semakin meningkat,hingga kurangnya interaksi sesama masyarakat karena kesibukan masing-masing.Dari beberapa faktor diatas muncullah macam-macam fenomena seperti NEET Generation, Kodokushi, Freeter, Hikikomori, Koroshi,Ijimedan Mizushobai merupakan sebagian dari fenomena di negara Jepang.

Mizushobai atau water trade adalah julukan untuk perdagangan hiburan malam di Jepang.termasuk didalamnya adalah Bar,CabaretsClub, Host dan Hostess. Kabuki-choo di Tokyo,Shinjuku adalah tempat paling terkenal untuk perdagangan malam diJepang.Walaupun kapan pertama kali kemunculan Mizushobai ini masih diperdebatkan, tetapi sepertinya fenomena ini mulai terkenal di era Tokugawa (1603-1868).

Diantara aktivitas perdagangan malam Jepang atau Mizushobai, salah satunya dikenal dengan Host Club. Host Club ialah pekerja seks komersial berjenis kelamin pria, namun tidak menjual seks kepada pelanggannya, walaupun itu bisa terjadi diluar jam kerja. Namun Host Club lebih menitik beratkan hiburan untuk menemani mengobrol atau menghibur secara teroganisir menurut masing-masing perusahaan (club)nya.

Host ialah a person who invites guest to a social event (such as a party in his or her own home) and who is responsible fot them while they are there , seorang yang mengundang tamu ke acara sosial (seperti pesta di rumah mereka sendiri) dan


(16)

bertanggung jawab kepada tamu ketika mereka masih berada disana. (http://artikata.com/arti-90605-host.html)

Sedangkan Club ialah a formal association of people with similar interests, sebuah perkumpulan formal dari orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama. (http://www.artikata.com/arti-36025-club.html)

Host Club (ホス ラ ) hampir sama dengan Hostess Club, perbedaannya

ialah para pekerja di Host Club adalah pria. Host Club banyak terdapat di kota-kota besar diJepang.Dan yang terkenal berada diTokyo tepatnya di Distrik Kabukichoo danOsaka di Distrik Umeda dan Namba.Para pelanggan biasanya berasal dari wanita kaya, pekerja wanita dan hostess.

Pertama kali Host Club didirikan di Tokyo pada tahun 1966.Tetapi pada tahun 1996 jumlah Host Club di Jepang meningkat pesat hingga mencapai 200 club.Kegiatan mereka sendiri merupakan kegiatan non sexual, hanya sekedar menghibur pelanggan dengan menjadi teman mengobrol dan mendengarkan keluh kesah pelanggan.Atau membuat pelanggan sekedar merasa dicintai oleh seorang pria.

Host biasanya berusia 18 tahun hingga akhir 20 tahun.Namun secara legal, untuk menjadi seorang Host harus berusia 20 tahun keatas, karena di Jepang, seseorang dianggap dewasa ketika berusia 20 tahun. Biasanya harus berpenampilan menarik dan menggunakan nama samaran atau nama panggung agar dikehidupan 'siang'nya tidak diketahui oleh orang-orang bahwa ia bekerja sebagai Host. Biasanya


(17)

mereka menggunakan nama samaran dari berbagai anime,dorama, manga,tokoh sejarah atau artis favorit para wanita yang sesuai dengan karakter Host itu sendiri untuk menambah daya tarik.

Host biasanya akan terjun langsung ke jalan-jalan untuk mencari para pelanggannya. Biasanya istilah ini disebut dengan Kyacchu atau Catch.Tetapi itu dilakukan oleh para Host pemula yang belum memiliki pengalaman.Penampilan Host pada umumnya mengenakan jas hitam, kemeja satin, kalung atau perhiasan perakdan berambut pirang.Akhir-akhir ini Host yang mengenakan pakaian biasa sudah mulai bermunculan, tetapi masih sangat jarang.Host biasanya mengenakan pakaian biasa hanya sekali dalam setahun, ini disebut dengan shifukude.

Bayaran biasanya tergantung dari berapa banyaknya penjualan minuman yang dihasilkan dari para Host ketika minum-minum bersama pelanggannya. Semakin banyak Host minum, maka semakin banyak para pelanggan menghabiskan uangnya untuk membeli minuman untuk biaya sewa para Host. Jika penjualan mereka lebih sedikit dibandingkan para Host lainnya, mereka akan segera di Drop Out. Host di Drop Out biasanya karena tidak mampu untuk mengumpulkan pelanggan. Persaingan diantara para Host sangat ketat, mereka berkompetisi untuk menaikkan jumlah pelanggannya untuk mempertahankan posisi mereka atau menaikkan ranking Host itu sendiri.Setiap Host Club sendiri mempunyai peringkat atau ranking yang biasanya dipajang di dinding club untuk diperlihatkan kepada pelanggan, agar pelanggan bisa mempertimbangkan pilihannya untuk dilayani oleh Host yang mereka inginkan.

Biasanya, Host akan membuat pelanggan merasa mencintai mereka tanpa harus melakukan hubungan seks, dengan syarat mereka akan menghabiskan seluruh


(18)

tenaga dan jam kerja mereka untuk pelanggan tersebut. Terkadang, pelanggan yang membayar lebih dari biaya seharusnya atau yang sangat menyukai Host tersebut meminta mereka melakukan hubungan tersebut, itu jika host tersebut berkenan untuk melayani pelanggannya dalam melakukan hubungan seks.Ini disebut dengan Pillow Buisness atau Pillow.

Namun, pada umumnya kebanyakan Host akan menolak untuk berhubungan seks dengan pelanggannya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan para Host tidak ingin terlibat lebih jauh dengan pelanggan seperti urusan seks dan semacamnya. Beberapa diantaranya ialah: Host yang telah berhubungan seks dengan pelanggannya akan mengalami penurunan ranking dan peminat dalam Host Club tempatnya bekerja. Ini menyebabkan pengurangan pelanggan dan berakhir dengan pemecatan. Ada juga Host Club yang menerapkan peraturan untuk tidak memperbolehkan pelanggan dan Host mereka melakukan hubungan seks untuk menjaga nama baik Host Club tersebut. Mereka diperkenankan melakukannya di luar jam kerja, dengan demikian, Host Club tidak bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan seandainya terjadi suatu akibat buruk yang ditimbulkan dari hubungan tersebut. Sebagian pelanggan adalah istri pengusaha kaya, istri orang-orang yang bekerja di pemerintahan atau Yakuza. Sehingga Host Club sendiri memberikan peraturan ketat untuk tidak mencari masalah kepada keluarga atau suami pelanggan karena bisa berakibat fatal untuk Host Club atau host itu sendiri.

Sejak mencuatnya fenomena Host Club dikalangan masyarakat Jepang, Host Club banyak diangkat kedalam dunia sastra, film dan dokumentasi di Jepang maupun di luar Jepang.


(19)

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk menganalisis tentang fenomena Host Club dewasa ini yang mempengaruhi kehidupan masyarakat Jepang dan penulis menuangkannya dalam penulisan skripsi yang diberi judul “Fenomena Host Club di Jepang Dewasa Ini”

1.2Perumusan Masalah

Fenomena Host Club kini menjamur dan mulai meluas di kalangan masyarakat Jepang terutama di daerah ibu kota. Kehidupan para Host dan kinerja mereka dalam melayani pelanggan di Host Club juga menjadi satu fenomena yang mulai berkembang di kalangan masyarakat sekarang ini. Penampilan Host yang khas dengan kemeja satin dan cara Host mendapatkan pelanggannya dengan cara mencarinya di jalan sekitar Host club serta terdapatnya „dua dunia‟ yang ada di dalam kehidupan Host juga menimbulkan daya tarik tersendiri. Tentunya hal ini menimbulkan dampak dan pengaruh terhadap masyarakat Jepang. Dampaknya terhadap Host yaitu menambah lapangan pekerjaan bagi para pemuda di Jepang, keberadaan Host Club ini mampu menurunkan tingkat stress masyarakat Jepang khususnya wanita di tengah kesibukan mereka mengurus pekerjaan tanpa harus memberikan hiburan yang bersifat hubungan seks seperti kebanyakan jenis hiburan malam lainnya. Namun, hal ini juga memiliki dampak negatif terhadap masyarakat Jepang karena keberadaan Host ini juga bisa memeras uang pelanggan dengan menjajakan minuman dengan harga berkali-kali lipat dari harga normal. Pandangan masyarakat terhadap Host sendiri beragam, sebagian masyarakat yang sudah lebih dulu mengenal Host Club menganggap keberadaan Host Club adalah sebuah hiburan


(20)

untuk menghilangkan penat di tengah kesibukan yang mereka jalankan. Keberadaan Host yang berpenampilan menarik, bersuara lembut dan menawan membuat fenomena ini dikenal luas hingga ke dunia hiburan televisi dan bacaan di Jepang dan tentunya terhadap masyarakat Jepang itu sendiri. Namun sebagian masyarakat lainnya juga menganggap kalau pekerjaan Host di dalam Host Club tersebut adalah pekerjaan seks komersial dikarenakan Host Club hanya dibuka pada malam hari dan bertugas menghibur para pelanggan. Maka yang menjadi pertanyaan yang paling mendasar pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana eksistensi Host Club di Jepang?

2. Bagaimana pengaruh keberadaan Host Club terhadap masyarakat Jepang, Perusahaan dan pemerintah Jepang ?

1.3Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam setiap penelitian diperlukan adanya pembatasan masalah agar pembahasan tidak terlalu melebar sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami pokok permasalahan yang dibahas.Dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi permasalahannya hanya menjelaskan fenomena Host Club Jepang dewasa ini khususnya bagaimana Pengaruh Host Club terhadap Perusahaan, Masyarakat dan pemerintah Jepang.


(21)

Agar supaya pembahasannya memiliki akurasi data yang jelas, maka penulis pada bab II akan menjelaskan juga mengenai Eksistensi Host Club (asal usul, perkembangan, pekerjaan dan pendapatan) dan masyarakat Host Club.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1. Tinjauan Pustaka

Setiap kebudayaan yang tercipta akan melahirkan budaya baru dan menghasilkan fenomena. Dewasa ini di mana aktivitas, teknologi dan media semakin canggih juga menimbulkan berbagai macam fenomena di kalangan masyarakat yang dihasilkan melalui dampak berkembangnya kehidupan masyarakat.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, fenomena diartikan sebagai hal-hal yang dinikmati oleh panca indra dan dapat ditinjau secara ilmiah ( kamus besar bahasa Indonesia : 1997). Host Club ialah sebuah jenis perdagangan malam yang unik dimana para pria heterosexual melayani wanita muda dengan berbagai macam hiburan yang sebagian besar adalah mengobrol dan hiburan lainnya di dalam sebuah Host Club. (yamagishi,2009:10).

2. Kerangka Teori

Dalam pengerjaan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian fenomenologi.Fenomenologi berusaha mencari pemahaman bagaimana manusia


(22)

mengkonstruksi makna dan konsep penting dalam kerangka intersubyektivitas (pemahaman kita mengenai dunia dibentuk oleh hubungan kita dengan orang lain) (kuswarno, 2009 : 2).

Penulis berpendapat menurut teori Fenomenologi di atas ialah setiap manusia membutuhkan saling berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain. Karena kesuksesan suatu kelompok juga didasarkan karena hubungannya dengan satu sama lainnya. Interaksi yang dilakukan antar Host dan pelanggannya merupakan interaksi yang membentuk suatu kelompok manusia yang saling menguntungkan satu sama lain melalui proses kerja sama dengan memanfaatkan situasi yang berkembang pada zaman dewasa ini. Kurangnya komunikasi antar manusia saat ini menyebabkan munculnya fenomena baru yang terjadi termasuk dengan munculnya Host Club yang pada akhirnya membentuk lingkungan baru yang dibentuk oleh hubungan para Host dengan pelanggannya.

Penulis juga menggunakan pendekatan penelitian sosiologis, karena pembahasan dalam pendekatan ini mencakup golongan sosial yang berperan, jenis hubungan sosial, konflik berdasarkan kepentingan, pelapisan sosial, peranan dan status sosial dan sebagainya (Abdurrahman, 1999:11).Menurut Weber dalam Dudung Abdurrahman (1999:11) tujuan penelitian ini adalah memahami arti subjektif dari perilaku sosial, bukan semata-mata menyelidiki arti objektifnya.Penulis menggunakan pendekatan ini adalah untuk mengetahui kinerja, pengaruh dan dampak Host Club terhadap masyarakat Jepang.


(23)

Host Club ialah sebuah jenis perdagangan malam yang unik dimana para pria heterosexual melayani wanita muda dengan berbagai macam hiburan yang sebagian besar adalah mengobrol dan hiburan lainnya di dalam sebuah Host Club (Yamagishi, 2009:10).

Penulis juga berpendapat Host Club ialah sebuah perdagangan malam yang menyuguhkan hiburan untuk melepas stress di malam hari namun tidak membuat orang memiliki pandangan negative terhadap jenis perdagangan malam ini karena peraturan yang dimiliki Host Club itu sendiri. Dengan kegiatan dan jadwal masyarakat Jepang yang padat dan menimbulkan tingkat stress yang tinggi, kehadiran Host Club merupakan hiburan tersendiri untuk menghibur wanita Jepang.

1.5 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembahasan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui eksistensi Host Club di Jepang.

2. Untuk mengetahui pengaruh keberadaan Host Club terhadap perusahaan, masyarakat dan pemerintah Jepang.


(24)

2. Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai fenomena Host Club dewasa ini.

2. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca mengenai berbagai macam fenomena di Jepang dewasa ini termasuk tentang perdagangan malam di Jepang

1.6Metode Penelitian

Dalam mengerjakan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan peristiwa atau gejala apa adanya. Menurut Saifuddin Azwar (1998:7) tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karateristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi dan kejadian.Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari implikasi.Penulis menggunakan metode ini oleh karena penelitian ini membuat gambaran yang sistematik dan akurat tentang fenomena Host Club di Jepang dewasa ini. Mengenai fungsi, penyebaran, pekerjaan Host Club yang sebenarnya, tata cara menjadi seorang Host Club, bagaimana memikat pelanggan dan hingga meluasnya fenomena Host Club ini ke dalam dunia hiburan cetak dan elektronik.


(25)

Selain itu untuk pengumpulan data penulisan menggunakan metode penelitian kepustakaan (Library research).Menurut Nasution (1996 : 14), metode kepustakaan atau Library Research adalah mengumpulkan data dan membaca referensi yang berkaitan dengan topik permasalahan yang dipilih penulis. Kemudian merangkainya menjadi suatu informasi yang mendukung penulisan skripsi ini.Studi kepustakaan merupakan aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan penelitian yang dilakukan. Beberapa aspek yang perlu dicari dan diteliti meliputi: masalah, teori, konsep, kesimpulan serta saran. Data dihimpun dari berbagai literatur buku yang berhubungan dengan masalah penelitian.Survey book dilakukan diberbagai perpustakaan.Data juga didapat melalui Internet yang berhubungan mengenai fenomena Host Club di dewasa ini.


(26)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG HOST CLUB DALAM MASYARAKAT JEPANG

2.1 Pengertian Host Club

Host Club ialah sebuah jenis perdagangan malam yang unik dimana para pria heterosexual melayani wanita muda dengan berbagai macam hiburan yang sebagian besar adalah mengobrol dan hiburan lainnya di dalam sebuah Host Club (Yamagishi, 2009:10).

Host Club ialah sebuah tempat dimana perempuan membayar untuk menghabiskan waktu bersama dengan pria menarik. Club ini bukan sejenis Club striptis atau lingkaran prostitusi, tetapi lebih dikategorikan sebagai jasa pertemanan (Yamagishi, 2009: 10)

Host Club ialah pekerja seks komersial berjenis kelamin pria, namun tidak menjual seks kepada pelanggannya, walaupun itu bisa terjadi diluar jam kerja. Namun Host Club lebih menitik beratkan hiburan untuk menemani mengobrol atau menghibur secara teroganisir menurut masing-masing perusahaan (club)nya.

Host Club (ホス ラ ) hampir sama dengan Hostess Club, perbedaannya

ialah para pekerja di Host Club adalah pria. Host Club banyak terdapat di kota-kota besar diJepang. Dan yang terkenal berada diTokyo tepatnya di Distrik Kabukichoo


(27)

danOsaka di Distrik Umeda dan Namba.Para pelanggan biasanya berasal dari wanita kaya, pekerja wanita dan hostess.

2.2 Asal Usul dan perkembangan Host Club

Pada jaman Edo, saat kepemimpinan Tokugawa (1603-1868 ), sistem kerja seperti Host Club Bar ini disebut Mizu Shoubai 水商売, walaupun arti dari Mizu

Shoubai itu sendiri saat itu sebenarnya masih mengambang, menurut Tokugawa, saat itu dengan melihat banyaknya tempat permandian air dan luasnya jaringan pelayanan jasa banyak didirikannya tempat-tempat hiburan malam, seperti pemandian air panas, tempat-tempat pelayanan seks, dan perluasan alokasi Geisha yang merupakan tempat hiburan untuk orang-orang kaya. Hal tersebut memicu Host Club Bar di Kabuki Chou Shinjuku dijadikan lahan bisnis, terutama bisnis di malam hari.Maka istilah Mizu Shoubai tersebut digunakan hingga saat ini, seperti halnya yang terjadi di Shinjuku.

Istilah Mizu Shoubai水商売 terdiri dari dua kata, yaitu Mizu 水 yang berarti

air, shoubai 商売 yang berati perdagangan, jadi Mizu Shoubai 水商売 adalah

perdagangan air. Mizu Shoubai dapat pula diartikan dunia yang mengambang atau dunia yang penuh dengan kesenangan dan ketidakkekalan, semua bergantung kepada faktor keberuntungan. Bisnis Mizu Shoubai diibaratkan mengikuti arus air yang mengalir. Maksudnya adalah pendapatan tergantung pada sejumlah besar faktor yang


(28)

berubah-ubah seperti popularitas di kalangan pelanggan, cuaca, keadaan ekonomi, serta keberhasilan dan kegagalan yang ada sesuai dengan istilah aliran air yang mengalir. Pada tahun 1980 Pemerintah Jepang mulai menerapkan pendapatan kena pajak untuk mendorong kesuksesan ekonomi Jepang melalui kultur perusahaan korporasi diantaranya perusahaan Host Club / hostess.

Mizushobai atau water trade adalah julukan untuk perdagangan hiburan malam di Jepang.Termasuk didalamnya adalah Bar,CabaretsClub, Host dan Hostess.Kabuki-choo di Tokyo,Shinjuku adalah tempat paling terkenal untuk perdagangan malam diJepang.Walaupun kapan pertama kali kemunculan Mizushobai ini masih diperdebatkan, tetapi sepertinya fenomena ini mulai terkenal di era Tokugawa (1603-1868).Mizushobai di deskripsikan sebagai hiburan dewasa yang melayani tamu berdasarkan companionship (hubungan pertemanan) ketika mereka minum, bukan dalam bentuk seksual.(www.wikipedia.com)

Karena Host Club ialah sebuah perusahaan yang menawarkan companionship (hubungan pertemanan) kepada pelanggannya, yakni hanya sebatas menghibur seperti menyanyi, menari, minum dan menemani mengobrol, Host Club termasuk kedalam bagian dari Mizushobai yaitu bisnis hiburan malam di kawasan Red Light District di Jepang.

sejak pertengahan tahun 1960 Jepang telah mendirikan salah satu dari hiburan malam yaitu Host Club.Dimana pria Jepang muda yang heterosexual melayani wanita.Walaupun mereka disebut pekerja sex, pekerjaan mereka ialah melayani tamu sebagai teman mengobrol dan jenis hiburan lainnya diluar dari berhubungan seks


(29)

meskipun hal ini juga terjadi diluar jam kerja mereka. Ketika sebagian besar tempat-tempat hiburan malam dilayani oleh wanita dengan target tamu pria, Host club mulai berkembang. Pada tahun 1996 jumlah Host Club di Jepang meningkat pesat hingga mencapai 200 club.

Menurut Yamagishi (2009:11) dalam desertasi nya menyebutkan bahwa Club pertama dibuka pada tahun 1995 di Tokyo.Sebelum pertengahan tahun 1990, Club eksis tidak lebih sebagai kegiatan illegal, yang diketahui hanya untuk kalangan terbatas.Sejak diujung tahun 1990, ada perkembangan yang signifikan dari Host Club. Diawal tahun 2000 Host Club tidak hanya muncul di Hankagai (distrik yang dikenal dengan pusat hiburan dewasa) di Tokyo tetapi Host Club mulai dikenal di sejumlah distrik di seluruh Jepang. Awal tahun 2000 ada sekitar 1000 club dan 12000 Host yang eksis di Jepang.Mereka memproduksi 14.000.000 dollar dan menjadi sebuah hiburan popular di Jepang.

Kabukichou yang merupakan pusat perdagangan malam terbesar di Jepang mengalami pertumbuhan yang paling pesat. Di tahun 1960-an hanya ada lima Host Club. Lalu kemudian berkembang menjadi dua puluh Host Club di tahun 1970-an. Menurut informan, total jumlah Host Club di Kabukichou adalah diantara 30 hingga 50 club. Satu kooshuunyuu zasshi (sebuah majalah dewasa tentang „pekerja seks‟ untuk wanita) melaporkan disana ada sekitar 55 Host Club di tahun 1999 lalu kemudian berkembang cepat menjadi 250 hingga 300 club pada tahun 2003. Di Kabukichou dari Juli tahun 2004 hingga Juni tahun 2005 ada lebih dari 5000 pria di usia 20 tahun-an bekerja sebagai Host di setiap 600 meter di tempat perdagangan malam di kabukichou.


(30)

Berdasarkan luasnya, Host Club terbagi menjadi dua, yaitu Oobako dan Koubako.Oobako ditujukan untuk sebuah Host Club yang luasnya kira-kira 265 – 330 meter persegi dengan 40 – 100 Host. Oobako di Kabukichou sangat langka. Seorang pemilik Oobako mengatakan di Kabukichou terdapat tiga Club Oobako yang beroperasi. Sisanya biasanya di panggil Koubako.Koubako disini berukuran 99 – 165 meter persegi dengan 10 – 20 Host. Koubako Club di buka tahun 1990-an dan mendominasi di akhir tahun 1990. (yamagishi, 2009:15)

Berikut merupakan uraian perkembangan Host Club dari tahun 1960 hingga sekarang :

a) Tahun 1960- 1970

Menurut Tuan Aida dalam Yamagishi ( 2009:15) Host Club ialah tempat berkumpulnya orang-orang untuk menari. Ini sebabnya Host Club memiliki lantai dansa dengan live music dan Host harus memiliki kemampuan menari untuk bekerja di Industri hiburan ini. Beberapa Host bahkan berasal dari seorang penari professional, sebaliknya yang tidak memiliki kemampuan menari diharuskan untuk mengikuti kelas menari hingga mahir seperti Tuan Aida. Sebelum bergabung dengan Host Club, tuan Aida adalah penjual tempat tidur. Untuk bekerja sebagai Host dia harus mengikuti kelas menari selama 2 bulan hingga menjadi mahir.(Yamagishi, 2009:16)

Dapat terlihat dari deskripsi tuan Aida, konsep bisnis dari Host Club di waktu ini untuk menyediakan hiburan yaitu tempat menari dan minum dengan tampilan mewah. Host Club di tahun 1960 hingga 1970 di dekorasi sebagai „kelompok sosial yang fashionable untuk menarik wanita yang suka menari‟


(31)

b) Tahun 1980 – 1990

Sekitar akhir 1980, Jepang mengalami penggelembungan ekonomi.Jepang menjadi Negara dengan perekonomian terbaik.Selama gelembung ekonomi, masyarakat Jepang menikmati biaya hidup yang tinggi.Masyarakat menikmati keanggotaan Club elit, bermain Golf, berpergian ke luar negri, membeli barang mewah merk asing dan lain-lain.Industri hiburan dewasa pun berkembang, mereka berkembang begitu pesat sehingga sulit mencari taxi di kawasan neongai (red light district) pada malam hari dan ini menjadi masalah.

Para pemilik Host Club yang membuka Host Club di awal tahun 1970 merubah target pelanggannya dari wanita kelas menengah keata menjadi pekerja seks wanita. Karena pendapatan para pekerja seks wanita mulai meningkat, selama periode penggelembungan ekonomi di Jepang, seorang Hostess bisa menghasilkan 1000.000 Yen dan jumlah mereka mulai lebih banyak daripada wanita kaum menengah atas yang mulai menurun jumlahnya. Pergantian pelanggan mulai terlihat ketika ekonomi jepang mengalami penurunan di awal tahun 1990,Host Club memulai perputaran titik balik dari segi pelanggan dan bisnis.

c) Tahun 1990 – 2000an

Ketika penggelembungan ekonomi tiba-tiba berakhir pada awal 1990-an, Hostess Club tidak bisa mempertahankan bisnis mereka. Mereka kemudian kehilangan pelanggan mereka seperti shayouzoku dan orang-orang kaya baru yang berkunjung ke red light districts yang bergantung pada kesuksesan ekonomi era 1980. Ketika pelanggan tidak mampu lagi untuk mengunjungi bisnis hiburan malam, terutama hiburan malam yang mahal seperti Hostess Club, Hostess Club mengalami


(32)

kesulitan untuk menjalankan bisnis.Pada masa ini di Ginza, jumlah Hostess Club menurun dari sekitar 100 Club semasa gelembung ekonomi menjadi kurang dari setengahnya sekarang.Ini juga terjadi di Kabukichou.Disana hanya ada sekita 5 Hostess Club dan 2 kyabakura Club yang masih beroperasi. Untuk bertahan di masa sulit ini, para Hostess mengubah target pelanggan menjadi pria lajang di usia 30-an atau lebih muda, seperti seorang salaryman, pengusaha dan bahkan mahasiswa. Dengan demikian mereka dapat terselamatkan dari krisis ekonomi yang sedang melanda pada masa itu.

Host Club yang berangsur-angsur berubah dalam mentargetkan pelanggan dari wanita kaya kaum menengah atas menjadi pekerja seks dan hiburan malam ditahun 1970 dan 1980-an diuntungkan dari transformasi dunia hiburan malam dan seks di Jepang di tahun 1990-an. Karena baik wanita fuuzoku ataupun kyabakura memuncak bisnisnya sekitar tahun 1990-an bahkan tahun 2000-an.

Kamiki mengatakan dalam Yamagishi (2009:158) seorang kyabakurajou mendapatkan upah per jam mulai dari 1500 sampai 4000 yen, tergantung pada popularitasnya.Seorang kyabakurajou yang populer bisa mendapatkan sebanyak 8000 yen atau lebih.Diatas dari upah per jam, mereka mendapatkan komisi ketika mereka ditunjuk oleh pelanggan untuk melayani mereka, dan dengan pelayanan mereka kepada pelanggan ketika di kyabakura (pelayanan tersebut disebut dengan douhan (menyertai), seharusnya seorang kyabakurajou mampu mendapatkan 3000 yen per jam.Jika diratakan dalam industri ini, pendapatan mereka bisa kira-kira 50.000 yen per hari.Kyabakurajou yang paling populer mampu menghasilkan 2000.000 yen sampai 3000.000 yen per bulan (yamagishi, 2009;158)


(33)

sedangkan untuk wanita fuuzoku sendiri, upah bergantung dari jenis layanan yang disediakan. Pendapatan mereka umumnya lebih tinggi daripada seorang kyabakurajou karena pekerjaan mereka biasanya berhubungan dengan seksual. Seorang pekerja seks yang populer dalam soap business (suatu bentuk prostitusi) menghasilkan lebih dari 2.400.000 yen hingga 5.000.000 yen per bulan, bahkan peringkat atasnya mampu mengumpulkan hampir 3000.000 yen.Di majalah lowongan pekerjaan untuk pekerja seks wanita bahkan menjanjikan wanita dengan gaji setiap bulan mencapai 800.000 yen. (yamagishi, 2009; 159)

pengelola bisnis Host Club bergantung kepada dua kelompok wanita ini. Menurut tuan Shun dari Club Desire, sebuah kobako Club di Kabukichou dalam yamagishi (2009;160) lebih dari 50% pelanggan Host Club adalah wanita yang berasal dari kaum fuuzokujou dan sekitar 30% adalah kyabakurajou.

Perubahan pelanggan pada tahun 1990-an membawa perubahan lain dalam Host Club. Pertama, mempengaruhi usia Host. Mereka menjadi lebih muda (usia remaja dan diawal 20) dibandingkan dengan usia rata-rata Host di awal 1990-an, Host sekarang lebih muda sekitar 10 tahun. Host diawal 1990 tercatat berusia antara akhir 20 hingga awal 30-an karena pelanggan mereka lebih tua. Bahkan ada yang berusia 40 hingga 50-an dan pelanggan mereka berada di usia yang sama. Tapi Host pada tahun ini dengan mayoritas pelanggan berusia remaja hingga awal 20 menganggap Host dengan usia akhir 20-an mendekati usia pensiun.

Dalam wawancara pribadi yamagishi dengan seorang Host (yamagishi, 2009:161) aktifitas mereka juga telah berubah. Host Club yang di peruntukan sebagai tempat dimana wanita muda menikmati minum, mengobrol dan bernyanyi atau


(34)

berkaraoke dengan Host yang usianya rata-rata sama seperti mereka, yang berpenampilan baik dan fashionable. Fukuda dalam yamagishi (2009: 161) menjelaskan dimasa lalu Host Club adalah tempat dimana ada pertunjukan music dan orang-orang yang menari.Itu sedikit kuno.Saat ini, Host Club adalah tempat dimana pria yang terlihat seperti Pop Idol atau jhonny’s melayani alkohol untuk wanita.Ini seperi sebuah Sapaa bar (supper bar) dan lebih santai daripada yang terdahulu. Seperti Goukon (grup kencan buta). Jadi ini akan lebih mudah di jangkau oleh gadis-gadis yang ingin berkunjung. Mereka bisa menemukan laki-laki dengan tipe kesukaan mereka.

Namun karena perubahan pelanggan mereka, pemilik Host Club sering mengeluh tentang kualitas dari Host sekarang.Mereka menganggap Host saat ini kurang memenuhi syarat untuk menjadi seorang Host Karena mereka tidak memiliki keterampilan menari atau kemampuan untuk membawa pembicaraan dengan wanita kaum menengah atas yang lebih tua. Tuan Ogawa yang kini menjadi konsultan di sebuah Host Club tetapi memulai pekerjaan sebagai Host di tahun 1994 mengatakan,

“ pada waku itu masih ada perempuan terhormat yang datang ke Host Club. Tapi tidak ada wanita yang seperti itu datang belakangan ini.Kalian tahu, kami di haruskan mampu belajar sedikit tentang wanita seperti itu.mereka berpengalaman dan menarik. Mereka membantu kami untuk tumbuh dewasa.Tetapi sekarang Host kebanyakan hanya berurusan dengan pekerja Seks.Mereka hanya minum dan membuat keributan.Dinamika Host Club yang lama tidak ada lagi. Itulah sebabnya sekarang Host tidak membutuhkan kemampuan untuk mengatur percakapan mereka..” (yamagishi, 2009;161)


(35)

Istri pengusaha kaya dan wanita karier, serta mama-san yang sukses ataupun Hostess menghilang dari Host Club bersama dengan penurunan ekonomi.Sebaliknya, didukung oleh reformasi industry seks di era paska penggelembungan ekonomi, Host Club berkembang dan tumbuh dengan pekerja seks.Untuk menghibur pelanggan yang muda, Host muda pun dibutuhkan.Ruang dansa diganti oleh perangkat karaoke, habitat alami Host Club yang biasanya minum dan mengobrol menjadi lebih intim. Ini menjadi gaya dominan di akhir 1990-an dan ini lah yang disebut dengan Industi Host Club modern. Pada awal 2000 ada 300 Club sejenis ini yang beroperasi di Kabukichou.Namun ada juga yang beroperasi menggunakan gaya lama Host Club yang lebih eksklusif dan mahal walaupun sebagian besar di dasarkan dengan gaya baru.

2.3. Pekerjaan Host Club

Di Jepang bisnis hiburan malam dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu Mizushobaidan Fuuzoku.

Mizushobai di deskripsikan sebagai hiburan dewasa yang melayani tamu berdasarkan companionship (hubungan pertemanan) ketika mereka minum, bukan dalam bentuk seksual.

Fuuzoku disisi lain termasuk semua bisnis yang menguntungkan pria dengan nuku (menghapus) dalam konteks seksual Jepang. Nuku ( kata kerja dari nuki ) artinya „ejakulasi‟, itu sebabnya fuuzoku juga bisa di artikan sebagai „industri ejakulasi‟ dan bisnis ini merupakan illegal di Jepang. (Hinako 2003; yamagishi, 2009 :157)


(36)

Host biasanya menyebut diri mereka sebagai Host bukan dengan kata lain. Jika tidak, mereka mengklasifikasikan dirinya kedalam bisnis mizushobai (bisnis hiburan malam) yang menawarkan companionship (hubungan pertemenan) dengan pelanggannya. Itu berarti status mereka lebih tinggi daripada industri seks dan pekerjaan lain yang didominasi dengan kegiatan seksual dan sejenisnya.

Orang yang belum begitu mengenal tentang budaya Jepang sering kali salah mengartikan Host sebagai pekerja seks yang melayani pertukaran seks dengan uang.Jika tidak, media asing biasanya mengatakan Host ialah versi laki-laki dari seorang geisha. Mereka menganggap Host sama seperti gigolo yang hidup dengan tunjangan dari para wanita pelanggannya. (Asian Lives 2005; Brown 2003; Fulford 2004; Lah 2008; Wee 2008; Yamagishi 2009) oleh karena itu, Host Club ingin menciptakan image mereka sebagai pria yang mengumpulkan uang berdasarkan pertemanan (companionship) bukan menjual seks, walau hal itu beberapa kali terjadi. Yamagishi (2009:27) mengatakan Host adalah versi laki-laki dari Hostess.Pekerjaan ini termasuk pekerjaan yang paling bergengsi di Industri hiburan dewasa karena mereka mengharuskan pekerja tidak hanya memiliki penampilan menarik tetapi harus memiliki intelegensi yang tinggi dan kemampuan berbicara yang baik, untuk melayani laki-laki kaum menengah keatas.

Seks diantara seorang Host dan pelanggan tidak dilarang.Namun, tidak dilakukan di dalam sebuah Host Club.Dan hanya ketika sudah ada perjanjian dari kedua belah pihak baik pelanggan maupun Host.Seks bukanlah hal utama dalam bisnis ini. Beberapa Club bahkan melarang Host mereka untuk berhubungan seks karena hal itu akan meruntuhkan profesionalisme Host itu sendiri.


(37)

Untuk menghibur para tamu agar meningkatkan penjualan minuman, Host harus memiliki kemampuan seperti menari dan bernyanyi. Nyonya Aida dalam Aida (2005:55) mengatakan :

“ditengah Host Club, disana ada sebuah lantai dansa besar. Saya suka menari sedari kecil.Jadi, menari dengan atmosfir romantic dari sebuah Host Club adalah salah satu dari mimpi saya.Kapanpun saya menutup mata, saya masih bisa merasakan malam itu.ada banyak tamu yang mengunjungi Host Club karena ingin menari. Jadi, penting bagi seorang Host untuk bisa menari dengan baik.Ada juga Host yang menari sebagus penari professional.”

Host yang telah dipilih oleh pelanggan sebagai Host tetap mereka disebut Shimei .dan pelanggan hanya boleh memiliki satu orang Shimei. Pekerjaan seorang Shimei yaitu harus berada di samping pelanggannya ketika si pelanggan berkunjung.Adalah tugasnya untuk mengingat ulang tahun pelanggan tersebut, bahkan menyadari apakah si pelanggan menukar warna rambut atau tidak merupakan bagian dari tugas seorang Shimei, atau menjawab telepon dan pesan pelanggan walaupun di hari libur Shimei tersebut.Shimei dipilih dan di konfirmasi sebagai seorang Shimei apabila seorang pelanggan yang pertama kali datang ke Host Club dan seorang Host bertukar informasi kontak, dan dari kejadian tersebut seorang Shimei secara rutin menghubungi si pelanggan diluar Club selama pelanggan masih rutin berkunjung ke Host Club. Pelanggan yang menghabiskan banyak uang akan mendapat perhatian lebih banyak dari Shimei-nya.

Host berkompetisi untuk ranking dan pelanggan berkompetisi untuk diperhatikan, tapi Industri ini di bangun bukan hanya karena hal financial. Host yang


(38)

paling sukses adalah Host yang bisa membuat hubungannya dengan pelanggannya berarti, menyembuhkan hati mereka (kokoro wo iyasu). Jun, seorang Host yang sudah bekerja selama 6 tahun mengatakan :

“Sudah pasti ada pelanggan yang datang ke Club dengan membawa ketidak bahagiaan.Mereka ingin mencari cinta, atau mereka ingin mencari teman.Mungkin mereka hanya ingin seseorang yang bisa memperhatikan mereka, menyadari kehadiran mereka.Walaupun mereka membawa seorang teman yang duduk disamping mereka, tapi tetap ada sesuatu hal tentang mereka yang mereka ingin orang-orang ketahui.Terkadang ini gampang di lihat, tapi terkadang juga sulit.Tapi jika bisa mencari akar permasalahan tersebut dan memberikan mereka solusinya, itu adalah pekerjaan sebenarnya dari seorang Host.“ (Stutts, 2012 : 90)

2.4. Pendapatan Host Club

Dibuku popular tentang pengalaman bekerja di sebuah Host Club, Sawamura(2001:29-33) mendefenisikan sebuah Host Club adalah sebuah tempat dimana para lelaki heteroseksual melayani wanita untuk minum. Namun, pengertian Host Club menjadi lebih sulit dikarenakan di perdagangan malam Jepang juga terdapat Club semacam ini, seperti :

1. Hosuto Baa (Host Bar) 2. Menzu Pub (Man‟s Pub) 3. Boizu Baa (Boy‟s Bar) 4. Hosuto Kurabu (Host Club)


(39)

kunci dari perbedaan diantara mereka ialah pengaturan harga untuk pelayanan masing-masing dari empat tempat hiburan tersebut. Di Host Bar, pelanggan wanita bisa datang, kemudian minum dan membayar apa yang mereka konsumsi. Tapi di tiga tempat lainnya , pelanggan wajib membayar ‘set charge’ (setto ryoukin) baik makanan dan minuman yang di konsumsi si pelanggan ataupun Host yang menemani pelanggan tersebut di mejanya. Di Men‟s Pub, „set charge‟ termasuk harga satu meja dimana harganya berkisar 2000 hingga 5000 yen.Di Host Club terdapat harga yang lebih tinggi dimana itu termasuk harga satu meja, air dan es yang disuguhkan bersama dengan minuman yang di pesan serta biaya sewa untuk Host yang ikut menemani.Pelanggan juga harus memesan satu botol alkohol, tidak diperkenankan memesan satu gelas saja.harga biaya dari biaya „set charge‟ dari sebuah Host Club ialah berkisar 20.000 hingga 60.000 yen.

Host Club lebih mewah dan jauh lebih mahal dibandingkan tiga Club lainnya. Host Taka dari Club Desire mengatakan di club lain selain Host Club, memesan minuman paling murah satu botol alkohol dan menghabiskan beberapa jam dengan pelayan menghabiskan sekitar 10.000 atau 20.000 yen tetapi di Host Club wanita harus membayar sedikitnya 30.000 yen dan itu akan bertambah lebih banyak tergantung dari jenis alkohol apa yang ia pesan dan seberapa sukses para Host membuat pelanggan membelikan mereka berbotol-botol alkohol. (yamagishi : 2009)

Bayaran biasanya tergantung dari berapa banyaknya penjualan minuman yang dihasilkan dari para host ketika minum-minum bersama pelanggannya. Host harus bisa minum dalam jumlah yang banyak, semakin banyak host minum, maka semakin banyak para pelanggan menghabiskan uangnya untuk membeli minuman untuk biaya


(40)

sewa para host.Host tidak boleh gampang mabuk, dia harus tetap memperlihatkan karismanya kepada para pelanggan. Karena, jika penjualan mereka lebih sedikit dibandingkan para host lainnya, mereka akan segera di drop out. Host di drop out biasanya karena tidak mampu untuk mengumpulkan pelanggan.Persaingan diantara para host sangat ketat, mereka berkompetisi untuk menaikkan jumlah pelanggannya untuk mempertahankan posisi mereka atau menaikkan ranking host itu sendiri.Setiap Host club sendiri mempunyai peringkat atau ranking yang biasanya di pajang di dinding club untuk diperlihatkan kepada pelanggan, agar pelanggan bisa mempertimbangkan pilihannya untuk dilayani oleh host yang mereka inginkan.

Host akan menyarankan pelanggannya untuk mengunjungi Host Club selama 2 jam. Mengunjungi Host Club itu mahal. Walaupun untuk beberapa jam pelanggan harus membayar set charge dan minuman. Di Club Legend menurut yamagishi (2009 : 177) set charge untuk 2 jam kunjungan adalah 14.000 yen. Untuk tinggal lebih lama, seorang pelanggan harus membayar sambungan set charge 4000 yen untuk tiap jam. Pajak biasanya 30%, ini tidak termasuk harga sebotol alkohol. Di Host Club, alkohol sangat mahal.

Melalui wawancara pribadi yang dilakukan yamagishi (yamagishi, 2009: 177) bersama dengan Host Taka dari Club Desire :

Yamagishi : “berapa kisaran harga alkohol?”

Taka : “ di Host Club kami harga dimulai dari 20.000 yen : 20.000 yen, 30.000

Yen, 50.000 yen, 100.000 yen, 300.000 yen, 500.000 yen, 600.000 yen,


(41)

800.000 yen.Itu sebelum pajak. Pajaknya 30%/ jadi, sebotol alkohol disini yang harganya 20.000 yen menjadi 26.000 yen setelah pajak, yang harganya 800.000 yen menjadi 1.040.000 yen.

Yamagishi : “ berapa harga asli dari alkohol yang berharga 20.000 yen dipusat perbelanjaan?”

Taka : “kami menjualnya Sembilan kali lipat lebih mahal dari pusat perbelanjaan”

Harga alkohol disetiap Host Club berbeda, tergantung Host Club yang dikunjungi.Namun kisaran harga setiap Host Club biasanya tidak jauh berbeda.

Ada sebuah event yang disebut dengan Champagne Calls.Champagne Calls adalah harga termahal dari menu.Ini tergantung dari keberanian pelanggan untuk memesan event ini. Setiap Club memiliki cara sendiri untuk menampilkan Champagne Calls. Tapi secara keseluruhan ialah seorang pelanggan di kelilingi oleh semua Host, lalu kemudian di hibur dengan tarian dan nyanyian sembari sebotol champagne diminum bergantian dari satu orang ke orang lain dalam beberapa menit. Pelanggan yang akan minum pertama kali lalu kemudian di ikuti oleh Shimei (Host tetap pilihan pelanggan) lalu memberikan botolnya ke Host lainnya. Ketika champagne nya hampir habis akan di kembalikan lagi kepada Shimei dan terakhir pelanggan akan menghabiskan champagne tersebut. Champagne termahal di dalam menu Host Club ialah don Perignon yang satu botolnya rata-rata 80.000 yen namun di Club yang lebih berkelas biasanya harganya bisa mencapai 700.000 yen. Pelanggan memesan Champagne Calls bukan hanya untuk menarik perhatian para Host untuk


(42)

dirinya sendiri, tapi menggunakan Champagne Calls untuk menaikkan status dari Shimei mereka dan bersaing dengan pelanggan lainnya.

Biasanya, Host akan membuat pelanggan merasa mencintai mereka tanpa harus melakukan hubungan seks, dengan syarat mereka akan menghabiskan seluruh tenaga dan jam kerja mereka untuk pelanggan tersebut. Terkadang, pelanggan yang membayar lebih dari biaya seharusnya atau yang sangat menyukai host tersebut meminta mereka melakukan hubungan tersebut, itu jika host tersebut berkenan untuk melayani pelanggannya dalam melakukan hubungan seks. Ini disebut dengan 'pillow buisness' atau 'pillow'.

Namun, pada umumnya kebanyakan host akan menolak untuk berhubungan seks dengan pelanggannya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan para host tidak ingin terlibat lebih jauh dengan pelanggan seperti urusan seks dan semacamnya. Beberapa diantaranya ialah : host telah berhubungan seks dengan pelanggannya akan mengalami penurunan ranking dan peminat dalam host club tempatnya bekerja, ini menyebabkan pengurangan pelanggan dan berakhir dengan pemecatan. Ada juga host club yang menerapkan peraturan untuk tidak memperbolehkan pelanggan dan host mereka melakukan hubungan seks untuk menjaga nama baik host club tersebut. Mereka diperkenankan melakukannya di luar jam kerja, dengan demikian, host club tidak bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan seandainya terjadi suatu akibat buruk yang ditimbulkan dari hubungan tersebut. Sebagian pelanggan adalah istri pengusaha kaya, istri orang-orang yang bekerja di pemerintahan atau yakuza, sehingga host club sendiri memberikan peraturan ketat untuk tidak mencari masalah


(43)

kepada keluarga atau suami pelanggan karena bisa berakibat fatal untuk host club atau host itu sendiri.

Saat ini Host yang populer mampu mengumpulkan uang dari 10.000 dollar – 50.000 dollar setiap bulan disaat seorang salary man hanya mampu mengumpulkan 2000 dollar setiap bulan. Host yang mengumpulkan uang terbanyak adalah Host nomor satu di Club tempatnya bekerja.

2.5. Masyarakat Host Club 2.5.1. Host

Host biasanya berusia dari 18 hingga akhir 20-an. Namun secara legal, untuk menjadi seorang Host harus berusia 20 tahun keatas, karena di jepang, seseorang dianggap dewasa ketika berusia 20 tahun. Biasanya harus berpenampilan menarik, dan menggunakan nama samaran atau nama panggung agar dikehidupan 'siang'nya tidak di ketahui oleh orang-orang bahwa ia bekerja sebagai host. Biasanya mereka menggunakan nama samaran dari berbagai anime,dorama, manga,tokoh sejarah atau artis favorite para wanita yang sesuai dengan karakter host itu sendiri untuk menambah daya tarik.

Penampilan Host pada umumnya mengenakan jas hitam, kemeja satin, kalung atau perhiasan perak, dan berambut pirang.Akhir-akhir ini Host yang mengenakan pakaian biasa sudah mulai bermunculan, tetapi masih sangat jarang.Host biasanya mengenakan pakaian biasa hanya sekali dalam setahun, ini disebut dengan 'shifukude'.

Hampir setiap Host memiliki cirikhasnya masing-masing.Owaraikei (tipe komedi) akan menggunakan candaan untuk membuat pelanggan tertawa, wirudokei


(44)

(tipe liar) diartikan sebagai seorang pria nakal yang kuat dan genit, dan iyashikei (tipe penenang) akan mendengarkan keluhan para pelanggan dan memberikan mereka nasihat. Host sangat menaruh perhatian dengan tipe yang mereka pilih. Seorang owaraikei menghabiskan waktu dua jam perhari untuk menonton acara komedi secara rutin dan berlatih beberapa trik sulap. Seorang tipe penenang atau penyembuh akan membaca buku – buku motivasi jadi dia dapat memberikan nasihat – nasihat kepada pelanggan yang membutuhkan nasihatnya. Ada lagi tipe kawaiikei (tipe imut) yang lebih muda dari pelanggannya dan tidak lebih tinggi diatas 170 cm.

Sebagian dari Host memiliki kehidupan yang jauh berbeda ketika dia berada di dunia Host Club.Sebagian berlatar belakang dari orang yang memiliki pendapatan kecil atau orang yang berasal dari keluarga yang di besarkan oleh orang tua tunggal. Mereka juga ada yang memiliki keseharian sebagai seorang otaku (penggila anime dan manga) atau seorang fans dari band music rock beraliran visual kei dan penggila fashion. Mereka juga berasal dari komunitas sosila yang berbeda seperti dari kumpulan homoseksual dan soushoku danshi ( herbivore men) . sebuah istilah untuk menggambarkan seorang pria yang lebih tertarik terhadap fashion dan penampilan dibandingkan dengan perasaan pribadi seperti hubungan asmara atau seksual. Yang mengejutkan ada juga yang berasal dari keluarga multikultural.Mereka semua ingin di ketahui dan diterima.

Dari penelitian Stutts (Host Boy: 93) seorang Host bernama Sota datang dari latar belakang yang sangat berbeda dibandingkan Host lainnya yang ia wawancarai. Jauh dari para pria yang di Drop Out dari sekolah, Sota berhasil meraih gelar strata satu dari universitas di Amerika.Setelah tamat kuliah di usianya yang ke 22 tahun,


(45)

Sota kembali ke Jepang dan mencari pekerjaan sebagai pengajar bahasa Inggris. Walaupun ia bisa berbicara bahasa Inggris selancar seorang native speaker dan melamar kerja di banyak sekolah dan perusahaan yang membutuhkan bahasa Inggris, masalahnya ialah penampilannya yang tidak mirip seorang pria asing melainkan orang Jepang asli membuatnya susah mendapatkan pekerjaan. Padahal ia percaya akan mudah mendapatkan pekerjaan jika bisa menguasai bahasa Inggris dengan baik. Dia di tolak di berbagai macam wawancara pekerjaan. Ketika ia merasa frustasi, ia mulai penasaran dan melamar pekerjaan sebagai seorang Host. “tidak ada spesifikasi yang spesial untuk menjadi seorang Host, anda tidak perlu memiliki penampilan menarik atau lucu atau hal lainnya, anda hanya perlu berdedikasi dalam pekerjaan dan mungkin harus bisa berbahasa Jepang dengan baik dan bersikap seperti lelaki”

Tidak ada diskriminasi dalam Host Club. Latar belakang,status dan orientasi tidak pernah menjadi masalah, karena menjadi seorang Host mengharuskan seorang pria untuk membentuk kepribadiannya yang baru, yang berbeda dari kesehariannya ketika ia tidak menjadi seorang Host. Shota, si orang asing, harus menjadi Shota yang berasal dari Tokyo.Seiya, si pria homoseksual, harus menjadi Seiya si pria heteroseksual.Harus pandai merubah kepribadian juga, sebagai contoh, Ryuji, seorang Host yang pribadinya sangat blak-blakan dan bicara terus terang sebenarnya memiliki kepribadian asli yang sangat lembut dan pemalu di kehidupan sehari-harinya.Dengan kata lain, host bisa hidup di dunia yang mereka buat sendiri dan didalam kehidupan asli mereka. (Stutts : 93)


(46)

2.5.2. Pelanggan

Kurashina dalam yamagishi mengatakan (yamagishi, 2009 : 143) “kebanyakan tamu berasal dari kaum sosialita yang mampu membayar aktivitas mahal seperti istri pengusaha kaya dan wanita karir, pemilik hotel atau restoran”

Manager Kanda, salah satu manager tertua di Industri hiburan malam Kabukichou menambahkan dalam Allison 1994; yamagishi 2009: 144) bahwa sebuah Host Club adalah tempat untuk istri „kesepian‟ dari pria kaya karena suaminya terlalu sibuk bekerja.

Untuk para Host, sebuah Host Club ialah sebuah tempat dimana uang adalah penting. Semakin banyak uang yang dihabiskan pelanggan mereka, semakin banyak Host yang akan menunjukkan perhatiannya kepada mereka. Ada jargon yang telah terorganisir yang biasanya mereka gunakan untuk menandakan pelanggannya :

1. Kouza („Bank Account‟ atau pelanggan tetap)

2. Futokyaku ( „Thick Client‟ atau seorang pelanggan yang menghabiskan lebih 1000.000 yen per bulan)

3. Hosokyaku („ Thin Client‟ atau seorang pelanggan yang hanya menghabiskan sedikit uang)

4. Esu ( „Ace‟ seorang pelanggan yang menghabiskan uang paling banyak) Host Club buka dari pukul 6 sore dan tutup ditengah malam setelah pelanggan tetap mereka dimana itu adalah wanita kaya dan wanita karier pulang kembali kerumah. Tetapi ada juga yang membuka Clubnya hingga pagi jadi para wanita pekerja seks komersial bisa mengunjungi mereka setelah bekerja. Di biografi tuan Aida dalam kurashina (2006) dan Yamagishi (2009)menyebutkan :


(47)

“ini adalah waktu dimana partisipasi wanita di masyarakat telah maju, dan sebagai hasilnya, kebutuhan mereka menjadi beragam. Karena ini, Host Club tidak bisa bertahan jika mereka hanya mentargetkan istri orang kaya seperti yang sudah mereka lakukan. Tuan Aida kemudian memulai untuk mentargetkan wanita yang bekerjad di cabaret club dan Hostess club atau wanita yang bekerja di neongai (red light district/hiburan malam)”

Host Shun dalam yamagishi (2009: 159) mengatakan bahwa di Kabukichou kira-kira 10% dari tamu adalah pelajar, 10% lainnya adalah wanita pekerja, 40% berasal dari bisnis fuuzoku( pekerja seks komersial), 30% berasal dari orang-orang yang berhubungan dengan mizushobai dan 10% berasal dari kalangan menengah keatas seperti istri pengusaha kaya atau pejabat negara.

Host yang melakukan kyacchi (memburu pelanggan)sangat mengenal dengan baik pelanggannya.terutama dari Kyabakurajou (Hostess, pekerja dunia hiburan) dan Fuuzokujou (Pekerja Seks Komersial). Mereka bisa menandai kedua tipe wanita ini dari penampilan dan aksesoris yang mereka kenakan. Seorang fuuzoku berpenampilan seperti wanita biasa pada umumnya dengan tas lebih kecil dibandingkan kantung belanjaan yang digunakan mereka untuk menyimpan keperluan ketika melayani para tamu mereka seperti Lotion dan lain sebagainya. Sedangkan kyabakurajou memiliki penampilan lebih mencolok, dengan rambut yang di wave dan seperti model yang sedang populer pada saat ini, diwarnai dengan warna Orange atau Brown dan make up yang penuh serta baju yang fashionable. Dan berdasarkan dari penampilan mereka, kyabakura atau Fuuzokujou Host mengambil kata-kata yang tepat untuk membujuk mereka agar datang ke Host Club. Misalnya ketika bertemu Kyabakurajou, mereka


(48)

merayu wanita-wanita ini dengan memuji penampilannya, menyatakan hal seperti “ kamu terlihat hebat, kamu pasti populer” menaikkan kepercayaan diri mereka dan membuat mereka yakin mereka tampak menarik. Untuk Fuuzokujo, mereka mengatakan “otsukaresamadeshita… kamu terlihat lelah, datang dan beristirahatlah di Host Club kami…” Host biasanya mengatakan itu untuk membuat mereka tertawa. “tawa adalah pemecah es” ujar Host Taka. Ketika wanita tertawa dengan candaan mereka dalam melakukan Kyacchi Host akan mendapat kesempatan bagus dalam berbicara dan membujuk mereka. (yamagishi, 2009: 176)

Ada tiga alasan penting kenapa para wanita pekerja dunia hiburan malam paling banyak mengunjungi Host Club, yaitu :

1. Untuk menghilangkan stress 2. Untuk berbagi pengalaman

3. Untuk bertukar peran, sebagai yang dilayani setelah mereka melayani tamu didalam pekerjaan mereka.

Kanako dalam yamagishi ( yamagishi, 2009 : 201) ialah seorang wanita 30 tahun yang di panggil mama-san karena beliau adalah pemilik kyabakura club kecil ketika di temui mengatakan, Host Club bukan untuk setiap wanita, tetapi sebenarnya untuk pekerja hiburan malam karena Host bekerja di tempat yang sama dengan mereka sehingga mereka mengenal jenis stress dan masalah wanita-wanita ini. Lalu mereka bisa menenangkan dan memberikan nasihat yang dibutuhkan wanita tersebut. Faktanya, wanita yang bekerja di Club Kanako mengunjungi Host Club termasuk dirinya yang mengunjungi Host Club sejak umur 21 tahun. Untuknya mengunjungi Host Club ialah


(49)

“saya percaya untuk menghilangkan stress, sekarang saya adalah mama-san, pemilik club yang harus mendengarkan keluh kesah junior yang bekerja di Club dan juga menenangkan mereka. Tetapi tidak ada yang bisa menenangkan dan mendengarkan keluh kesah saya.Jadi saya ingin pergi ketempat seperti Host Club untuk menghilangkan stress. Ketika kita berbicara dengan yang lain, kita akan menjadi lebih baik bukan? Teman saya tidak mengerti pekerjaan saya, pulang kerumah dalam keadaan seperti ini terkadang hal yang keterlaluan.Disaat itulah saya mengunjungi Host Club.”

Ada juga sisi buruk dari semua hal ini. Klien bisa menjadi sangat bergantung kepada Host nya, dengan kata lain pelanggan bisa jatuh cinta kepada Hostnya. Ketika seorang pelanggan menjadi sangat tergantung dengan Hostnya, dia akan mulai menghabiskan banyak uang untuk Host nya. ini adalah tujuan di balik didirikannya bisnis ini. Pelanggan akan menggunakan uang simpanan mereka untuk mengunjungi Hostnya. Para pelanggan akan menjadi sangat kecanduan dengan atmosfer Host Club dan terkadang ada pelanggan yang mencoba untuk meminta Hostnya menikahinya.

Host sendiri juga memiliki masalah serius dengan pekerjaannya.Karena pendapatan mereka bergantung dari membeli dan mengkonsumsi alkohol, banyak dari mereka yang sering jatuh sakit.Dari mual di malam hari hingga masalah kerusakan hati kerap di alami oleh Host.Hal ini disebabkan oleh konsumsi minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan setiap hari disaat mereka bekerja sebagai Host. Lebih dari itu, kerusakan fisik dan mental pun merupakan hal yang harus dihadapi oleh para Host. Tak terkecuali merupakan Hal sulit untuk seorang Host memiliki hubungan spesial di luar pekerjaannya. Mereka harus berbohong kepada


(50)

pelanggannya untuk membuat pelanggannya bahagia.Tak jarang ada pelanggan yang membuat mereka kerepotan atau marah. Jika mereka merasa marah dan frustasi terhadap pelanggan, mereka tidak boleh memperlihatkan itu secara langsung Karena itu akan berakibat buruk untuk bisnis mereka. Sejak begitu banyak pelanggan yang mengunjungi Club yang berbeda-beda dan kemudian mereka mengatakan kepada setiap Host langganannya jika pelanggan tersebut mencintai mereka, para Host menjadi curiga terhadap wanita. Dengan kata lain mereka menjadi kehilangan kepercayaan terhadap seseorang. Karena itu, bersama dengan rasa bersalah karena menyebabkan wanita menghabiskan begitu banyak uang karena mereka, banyak dari para Host yang meninggakan pekerjaan ini hanya dalam beberapa tahun saja.

2.6. Keterampilan Host

Host biasanya akan terjun langsung ke jalan-jalan untuk mencari para pelanggannya. Biasanya istilah ini disebut dengan 'kyacchu' atau 'catch'.Tetapi itu dilakukan oleh para Host pemula yang belum memiliki pengalaman.Kata kouhai (junior) dan senpai (senior) di mengerti secara berbeda di Industri ini. Karena perusahaan Jepang biasanya menggunakan sistem senioritas dengan lifelongemployment , senior berarti orang yang lebih tua secara umur, sudah lama bergabung dengan perusahaan, dan menikmati posisi yang lebih tinggi dari juniornya. Namun dalam konteks Host Club, hubungan antara senior dan junior berbeda dari pemahaman pada umumnya. Seorang senior di Host Club ialah seorang yang sudah melayani lebih lama di industri ini, tetapi ia tidak dikatakan seorang senior jika penjualan minumannya sedikit. Didalam sebuah Host Club, posisi tertinggi


(51)

berdasarkan pendapatan Host. Jika penjualan seorang Host tinggi, maka posisinya di Host Club akan tinggi. Jika seorang junior melakukannya dengan baik dia dengan mudah mendapatkan pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan senior yang memulainya lebih dahulu dibandingkan Host junior tersebut.

Host Club di bentuk untuk menjadi sebuah tempat dimana wanita muda menikmati minum, mengobrol atau bernyanyi (karaoke) dengan Host yang usianya hampir sama dengan mereka, yang berpenampilan menarik dan fashionable.

“ini tempat dimana laki-laki muda yang berpenampilang ala pop-idol atau “jhonny’s” melayani alkohol kepada wanita. Ini seperti Goukon (kencan buta) jadi ini menjadi lebih baik dikunjungi para wanita.Mereka bisa mencari laki-laki yang sesuai dengan tipe mereka. (yamagishi, 2009 : 160)


(52)

BAB III

FENOMENA HOST CLUB DI JEPANG DEWASA INI

3.1. Pengaruh Host Club terhadap perusahaan

Pada dasarnya Host Club ialah sebuah tempat untuk menjual minuman yang di kelola oleh seorang pemilik yang bekerja sama dengan perusahaan minuman dan pusat dunia hiburan malam, bahkan adakalanya dengan yakuza. Kontrol yakuza cukup besar pada kontruksi danindustri entertaiment,termasuk studio film,klub malam,dan.olahraga.profesional.(http://www.academia.edu/2472671/yakuza_mafia_J epang?login=&email_was_taken=true)

Host bekerja di perusahaan Host Club sebenarnya untuk menjual minuman-minuman yang diperdagangkan oleh Host Club yang di sponsori oleh perusahaan-perusahaan minuman untuk meningkatkan penjualan minuman karena di Host Club minuman-minuman beralkohol dijual dengan harga yang jauh lebih tinggi. Karena itu untuk menjual habis minuman tersebut, perusahaan minuman dan Host Club bekerjasama mempekerjakan Host untuk menarik para pelanggan dengan menawarkan companionship (hubungan pertemanan) kepada pelanggan dengan menghibur atau menemani mengobrol untuk meningkatkan penjualan minuman. Semakin banyak Host mampu menggaet para pelanggan dan menghibur mereka maka semakin banyak minuman yang terjual, semakin banyak minuman yang terjual maka semakin tinggi ranking yang di peroleh oleh Host yang bersangkutan yang akan menambah bonus untuknya dan juga untuk Host Club tempatnya bekerja. Perusahaan


(53)

akan memperpanjang kerja sama terhadap Host Club yang mampu menjual minuman mereka dan menyertakan bonus didalamnya. Semakin banyak produksi minuman maka semakin banyak pekerja yang dibutuhkan untuk menjual atau mempromosikan minuman tersebut, dalam pembahasan ini tentunya semakin banyak Host yang dibutuhkan untuk menjual minuman dan tentu ini merupakan peluang pekerjaan untuk para pencari kerja dan Host Club yang membutuhkan banyak Host untuk membantu penjualan minuman.

Keuntungan terhadap perusahaan sendiri tentunya ialah semakin meningkatnya produksi minuman-minuman yang akan semakin menambah keuntungan perusahaan minuman tersebut. Gencarnya promosi yang dilakukan oleh para Host terhadap pelanggannya juga semakin menguntungkan perusahaan karena semakin banyak promosi yang dilakukan Host, semakin banyak orang yang akan membeli minuman tersebut.

Kesimpulannya ialah dengan keberadaan Host Club ini meningkatkan penjualan minuman dari perusahaan – perusahaan minuman yang bekerja sama dengan Host Club. Semakin banyak Host menjual minuman kepada pelanggannya akan meningkatkan pendapatan didalam Host Club dan perusahaan minuman, serta menaikkan produksi minuman di perusahaan minuman di Jepang.

3.2. Pengaruh Host Club terhadap Masyarakat

Pengaruh Host Club terhadap masyarakat tentu terbagi menjadi pengaruh negatif dan positif.Pengaruh positifnya ialah keberadaan Host Club bisa menjadi hiburan bagi masyarakat Jepang khususnya wanita yang membutuhkan teman untuk


(54)

mengobrol, bertukar pikiran atau sekedar teman menari.Untuk melepaskan penat setelah bekerja dan meringankan pikiran ketika sedang di timpa masalah berat.

Namun sisi negatifnya Host Club juga bisa menguras keuangan pelanggan dengan harga yang berkali lipat lebih mahal dibandingkan dengan membeli minuman di toko-toko minuman biasa.Terkadang ada juga Host yang sengaja memasang tarif yang sangat mahal untuk menjerat pelanggannya dalam hutang.

Kepopuleran Host Club juga mendatangkan inspirasi bagi para sastrawan yang ingin mengangkat tema Host Club kedalam karya mereka. seperti karya berikut ini :

a) Fiksi

Ada banyak karya fiksi Jepang, seperti drama TV, novel, video game, manga dan anime yang mengangkat tema tentang Host Club dan Hostess sebagai contohnya Club 9, Bloodhound dan yang bertema ringan seperti Ouran High School Host Club. Ini ditujukan untuk khalayak umum, dan menceritakan bagaimana Host Club diterima di masyarakat sebagai bagian dari kehidupan masyarakat di Jepang. Karya tentang Host Club bahkan meluas hingga ke fiksi non-Japanese, sebagai contoh novel bergenre kriminal, Tokyo (2000) oleh penulis Inggris Mo Hayder, yang memiliki karakter utama seorang Hostess yang berasal dari Inggris yang bekerja sebagai Hostess di Jepang. Drama TV Amerika menampilkan episode Meet Market yang bercerita tentang Host Club versi Las Vegas.Novel Dreaing Pachinko karya Isaac Adamson memiliki karakter bernama Miyuki yang bekerja sebagai Hostess eksklusif di Ginza.Seri petualangan game Yakuza mengizinkan pemain memasuki Hostess


(55)

Club. Sekuel game nya memungkinkan pemain menjadi seorang Host atau mengelola sebuah Hostess Club. Rosa Kato membintangi drama TV Jepang Asahi yang berjudul Jotei dimana ia memainkan peran seorang gadis miskin yang dikeluarkan dari sekolah yang terdorong untuk menjadi Hostess dan menjadi Hostess nomor satu di Tokyo setelah ibunya meninggal karena kanker. Keiko Kitagawa dalam filmnya yang berjudul Hitsudan Hostess memerankan seorang gadis bisu yang membuktikan kemampuannya untuk membahagiakan orang dengan menjadi seorang Hostess nomor satu di Ginza. Film Korea yang berjudul Beastie Boy yang bercerita tentang dua orang pemuda, Seung-woo dan Jae-Hyun yang bercerita tentang dua orang laki-laki yang menjadi Host di dalam distrik mewah di kota Seoul. (http://en.wikipedia.org/wiki/Host_and_hostess_clubs)

b) Non-fiksi

Ada beberapa majalah fashion dan gaya hidup seperti Koakuma Ageha, yang menjadikan model majalahnya adalah Host dan Hostess asli dan merupakan salah satu majalah fashion dengan penjualan tertinggi di Jepang.

Tahun 1995 dokumentasi Shinjuku Boys oleh Kim Longinotto mendeskripsikan sebuah Host Club di Tokyo dikelola secara eksklusif oleh wanita yang berpenampilan sebagai seorang pria

Tokyo Girls adalah sebuah film documenter tahun 2000 dimana empat wanita kanada berbagi pengalaman mereka bekerja sebagai Hostess di Jepang.

The Great Happiness Space : Tale of an Osaka Love Thief adalah film documenter tentang sebuah Host Club di Osaka.


(56)

Japanese di saluran televise Inggris Channel 5 mengunjungi sebuah Host Club di Osaka..dan..mencoba..menjadi..seorang..Host..selama..satu..malam.(http://en.wikiped ia.org/wiki/Host_and_hostess_clubs)

Salah satu kesalahpahaman paling umum masyarakat terhadap para Host ialah mereka beranggapan kalau Host merupakan pekerjaan yang menjual seks terhadap pelanggannya, hal ini didukung dengan image para Host yang terkesan seperti „pria nakal‟. Karena seringkali Host muncul di majalah yang mengangkat tema seksual. Sebuah edisi majalah di tahun 2010 mengangkat tema dengan merayu wanita dengan seks yang elegan, yang membuat artikel tersebut menjadi sebuah kesalah pahaman karena kalimat “ pastikan dia merasa seperti anda mencintainya‟‟ (MK Jan, 2010: 85) hal ini menyebabkan Host Club dihubungkan dengan sebuah bisnis seks yang disebut dengan makura sabisu (pillow service) sebuah istilah untuk hubungan antara Host dan pelanggannya. kesalahpahaman ini lebih jauh lagi terjadi di barat yang mengartikan istilah Host sebagai Gigolo, yang mereka katakan itu adalah sebuah bahasa eksklusif untuk mengatakan sebuah praktek prostitusi lelaki. Artikel lain mengatakan mereka adalah rent boy (pria sewaan) suatu istilah yang dipakai untuk ditujukan kepada prostitusi laki-laki untuk pelanggan laki-laki. Dan geisha guys (lelaki geisha) perbandingan untuk wanita penghibur Jepang yang juga telah disalahartikan sebagai pelacur di media Barat.

Hubungan seks di sebuah Host Club bukannya tidak ada. Tapi itu bukanlah bagian dari pekerjaan para Host. Faktanya, disebuah Club ada seorang Host yang terancam di Drop Out karena berselingkuh dengan seorang pelanggan. (Stutts, 2012 : 82) di Host Club, seks sering di bicarakan, tetapi tidak untuk di praktekkan.


(57)

Ada dua situasi utama yang menyebabkan interaksi ini terjadi. Yang pertama ada Host yang berpengalaman dalam berhubungan seks, atau melakukannya karena ia ingin melakukan hal itu dan tidak ingin loyalitasnya terhadap pelanggan berkurang. Terutama berlaku jika ia adalah orang yang boros dan suka menghambur-hamburkan uangnya sehingga ia membutuhkan uang tambahan dari pelanggannya dengan melakukan hubungan tersebut. Host yang berpengalaman mengatakan kalau hal ini bukanlah mendeskripsikan seorang Host dan itu adalah Host terburuk, Host yang tidur dengan pelanggannya untuk menjaga mereka agar tetap tertarik dengan Host yang bersangkutan bukanlah seorang Host sejati. Situasi lainnya adalah ketika Host dan pelanggan saling tertarik satu sama lain. Seorang Host muda, yang terpikat oleh pelanggan menjelaskan jika hubungan mereka terjadi secara spontan akibat pengaruh alkohol.Lalu setelah mereka berhubungan seks, pelanggan tersebut ingin menjadi kekasih dari Host muda tersebut dan tidak ingin lagi datang ke Club. Lalu kemudian hal ini menyebabkan situasi keuangan dari Host muda ini akan mengikis dan peringkatnya di Host Club akan menurun.

Ada lagi yang berpendapat bahwa Host tidak berpendidikan dan hanya melakukan pekerjaan semacam ini karena mereka tidak mau atau tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya.Dari semua pendapat negatif, asumsi bahwa Host tidak memiliki pendidikan adalah yang paling berat.Walaupun bisa ditemukan Host yang baru tamat sekolah menengah atas atau bahkan bekerja untuk membayar biaya kuliah, sebagian besar Host memang tidak lulus sekolah atau kuliah. Menurut survey, dari 27 orang Host hanya satu orang yang menerima ijazah perguruan tinggi.Ini telah menciptkan sebuah image kemalasan di pikiran masyarakat, yang


(1)

tindakan yang lebih illegal. “kita tidak bisa menjadikan polisi sebagai musuh kita”, kata Tuan Jo. (Yamagishi 2009 :180)


(2)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1Kesimpulan

1. Host Club ialah tempat hiburan yang unik dimana kumpulan dari para pria yang di sebut Host bekerja melayani pelanggan wanita untuk menemani mengobrol, menyanyi, menari dan minum bersama, dan merupakan bagian dari Mizushobai, yaitu pusat hiburan malam di Jepang yang menawarkan Companionship (hubungan pertemanan).

2. Pada umumnya kebanyakan Host akan menolak untuk berhubungan seks dengan pelanggannya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut, Host yang telah berhubungan seks dengan pelanggan biasanya akan mengalami penurunan peminat dalam tempatnya bekerja, dan akan mempengaruhi ranking Host tersebut. Lalu ada juga Host Club yang menerapkan peraturan untuk tidak memperbolehkan Hostnya berhubungan lebih jauh dengan pelanggannya untuk menjaga nama baik Host Club tersebut.

3. Host bekerja di perusahaan Host Club sebenarnya untuk menjual minuman-minuman yang diperdagangkan oleh Host Club yang di sponsori oleh perusahaan-perusahaan minuman untuk meningkatkan penjualan minuman karena di Host Club minuman-minuman beralkohol dijual dengan harga Sembilan kali lipat lebih tinggi dari harga normal.


(3)

4. Bayaran Host biasanya tergantung dari berapa banyaknya penjualan minuman yang dihasilkan para Host ketika minum-minum bersama pelanggannya. semakin banyak Host minum semakin banyak para pelanggan menghabiskan uangnya untuk membeli minuman untuk biaya sewa para Host. Dengan demikian penjualan minuman di Host Club meningkat dan perusahaan minuman akan memberikan bonus kepada Host Club sebagai imbalan karena penjualan minuman yang meningkat membuat produksi minuman menjadi meningkat pula.

5. Sebagian masyarakat yang tidak mengerti tentang pekerjaan Host sebenarnya banyak yang berpendapat negatif. Seperti menganggap kalau Host Club adalah tempat yang menjual jasa seksual dan mengatakan kalau Host adalah orang-orang yang suka memeras wanita, namun bagi sebagian masyarakat lain Host Club dianggap berjasa untuk menghibur wanita kesepian. Karena kepopulerannya mulai banyak muncul karya sastra dan dokumentasi yang mengangkat tema Host Club.

6. Karena Host Club mempekerjakan Host diluar jam kerja dan di bawah umur, serta mendatangkan tamu yang di bawah umur, pemerintah melarang Host Club beroperasi di luar jam kerja dan mengharuskan pemilik Host Club membayar pajak untuk kelangsungan Host Club.


(4)

4.2 Saran

1. Untuk membuat masyarakat semakin memahami tentang keberadaan dan pekerjaan Host Club sebenarnya, sebaiknya para peneliti budaya Jepang lebih banyak berfous kepada penelitan tentang Host Club ini guna mempublikasikan kepada masyarakat fungsi sebenarnya dari Host Club. 2. Sebagai jembatan untuk penulis lainnya agar penelitian tentang Host Club ini

dilanjutkan sebagai karya ilmiah untuk mengetahui salah satu budaya masyarakat Jepang saat ini.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aida, Takeshi. 2002. Hosuto ga akasu īonna no hōsoku [The King of Host’s principle ofattractive women]. Tokyo: Kōdansha.

____________. 2004. Hosuto ou Aida ryū tenkamuteki no keieijutsu.[strategi manajemen aida, sang raja Host]. Tokyo: Kawade shobōshinsha.

Abdurrahman, Dudung. 1999. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu.

Azwar, Saifuddin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Koentjaraningrat. 1976. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Kuswarno, Engkus. 2009. Fenomenologi (fenomena pengemis kota bandung). Bandung: Widya Padjadjaran.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif (Cetakan Ke-23). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, M. Arif. 2001. Metode Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Situmorang, Hamzon. 2009. Ilmu Kejepangan I (Edisis Revisi). Medan: USU Press.

Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Rajawali.

Schutz, Alfred dalam John Wild dkk. 1967. The Phenomenology of the Social World. Illinois: Northon University Press.


(6)

Stutts, Jacklyn. 2012.Japanese Host Boys : Seeking individuality, gaining social isolation : Mary Baldwin College.

Yamagishi,Reiko. 2009.The host club industry. Department of Sociology National University of Singapore

_______________. 2009. a promised land for man: the rising popularity of host in contemporary Japanese society. Department of Sociology National University of Singapore.

http://www.academia.edu/2472671/yakuza_mafia_Jepang?login=&email_was_taken =true

http://artikata.com/arti-90605-host.html www. Wikipedia.com

zainabzilullah.wordpress.com/2013/01/20/pemikian-fenomenologi-menurut-edmund-husserl